Anda di halaman 1dari 25

Fungsi dan Cara Kerja Metabolisme

Andreas Elbert*

10 2010 108

Pendahuluan

Dalam kehidupan makhluk hidup sehari-hari, akan terjadi suatu reaksi metabolisme di
dalam tubuh. Metabolisme terbagi menjadi dua proses, yakni anabolisme dan katabolisme.
Didalam tubuh, proses tersebut dapat menggunakan energy dan dapat menghasilkan energy.
Energi yang diperoleh tubuh didapat dari makanan yang disediakan oleh alam.

*Andreas Elbert
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
Goblinddz@yahoo.com
1
Indetifikasi Istilah : -

Rumusan Masalah : Seorang anak balita yang kurus dalam kondisi lemah karena
kelaparan

Analisis Masalah :

Balita Kurus, Lemah dan


kelaparan
Hormon : Insulin

Glukagon

Gizi

Makronutrien Mikronutrien

Karbohidrat Protein Lemak Vitamin Mineral

Metabolisme Energi

Pembentukan Energi
Hipotesis : Balita tersebut lemah dan kelaparan karena kekurangan energy

Sasaran Pembelajaran :

 Mengetahui makronutrien
 Mengetahui mikronutrien
 Mengetahui metabolism energy
 Mengetahui pembentukan energy
 Mengetahui hormon insulin dan glukagon

Makanan dan Gizi :

Makanan adalah bahan nabati dan hewani yang layak masuk ke dalam tubuh. Dalam
makanan, terkandung zat gizi. Zat gizi adalah kandungan kimiawi dalam makanan yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Banyak sekali peran zat
gizi, antara lain untuk membentuk dan memelihara jaringan, untuk sumber tenaga, untuk
mengatur sistem dalam tubuh, serta melindungi tubuh dari serangan penyakit.

Berdasarkan fungsinya, zat gizi digolongkan menjadi 3, yaitu sebagai sumber energi
(karbohidrat, lemak, protein), untuk pertumbuhan, mempertahankan jaringan dan sebagai
pengatur metabolisme dalam tubuh (mineral, vitamin, air).

Zat gizi berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh digolongkan menjadi dua, yaitu
zat gizi makro/makronutrien (karbohidrat, protein, lemak, air) dan zat gizi mikro/mikronutrien
(vitamin dan mineral). Zat gizi berdasarkan sumbernya adalah dari nabati dan hewani. Sangat
penting bagi kita untuk mencukupi kebutuhan akan zat gizi. Bila kita kekurangan atau kelebihan
zat tersebut, tentu akan menimbulkan efek yang tidak baik bagi kesehatan seperti PEM atau
Obesitas.
3

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama. 1 gram karbohidrat dapat menghasilkan


energi sebesar 4 kalori. Fungsi karbohidrat bagi tubuh adalah penghasil energi, cadangan tenaga
bagi tubuh, pemberi rasa kenyang, dan pencegah timbulnya pemecahan protein tubuh yang
berlebihan.

Ada dua jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks (Polisakarida, oligosakarida) dan
karbohidrat sederhana (monosakarida, disakarida). Dalam tubuh, karbohidrat kompleks
memerlukan waktu yang relatif lama untuk dicerna. Sedangkan karbohidrat sederhana, dapat
dengan mudah diserap dan digunakan oleh tubuh.

Serat tergolong dalam karbohidrat yang tidak dapat dicerna sehingga tidak memiliki nilai
gizi. Akan tetapi, serat sangat membantu fungsi pencernaan dan memberikan perlindungan
terhadap beberapa penyakit.

Sumber karbohidrat nabati yang sering dikonsumsi adalah serealia (seperti beras, jagung,
sorghum, gandum) dan umbi-umbian (seperti ketela pohon, ubi jalar, talas, kentang). Sedangkan
sumber karbohidrat hewani biasanya terdapat pada jaringan otot dan hati yang tersimpan dalam
bentuk glikogen. Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit busung lapar
(merasmus), terutama pada anak-anak.

2. Protein

Protein merupakan komponen terbesar di dalam tubuh setelah air. Oleh karena itu,
makanan yang mengandung protein sangat diperlukan tubuh. Protein merupakan rantai asam
amino yang diperlukan oleh tubuh, antara lain untuk
 membangun sel-sel jaringan tubuh manusia, khususnya berperan penting dalam masa
pertumbuhan anak dan remaja
 memperbaiki sel-sel yang telah rusak
4
 menyediakan bahan untuk pembuatan plasma kelenjar yang diperlukan dalam proses
metabolisme dalam tubuh
 sebagai cadangan energi, setiap gram protein dapat menghasilkan energi sebesar 4 kalori.
 menjaga keseimbangan asam basa dalam darah

Asam amino terbagi dua, yaitu esensial dan non esensial. Asam amino esensial
dapat dibentuk sendiri oleh tubuh manusia. Sedangkan asam amino non esensial tidak
dapat dibentuk oleh tubuh manusia, sehingga harus diperoleh dari makanan sehari-hari.
Yang termasuk asam amino esensial adalah lisin, leusin, isolusin, teronin, metionin,
valin, penilalanin, histidin, dan ariginin. Histidin esensial bagi anak-anak.

Protein dapat diperoleh dari makanan nabati maupun hewani, seperti telur,
daging, ikan, susu, serealia, dan kacang-kacangan. Sebagian besar sumber protein hewani
biasanya memiliki jenis asam amino esensial yang lebih lengkap dan daya cerna protein
yang lebih baik dibandingkan sumber protein nabati. Kita dianjurkan untuk
mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang berbeda agar kebutuhan asam amino
terpenuhi secara lengkap.

Kekurangan konsumsi protein pada anak-anak dapat menyebabkan terganggunya


pertumbuhan badan si anak. Bila hal ini tidak segera teratasi maka dapat menyebabkan
kwashiorkor.1

Lemak :

Lemak terbentuk dari 95% asam lemak & gliserol. Lemak merupakan sumber energi
selain karbohidrat dan protein. Per gram lemak menghasilkan energi sebesar 9 kalori.
5

Lemak berperan sebagai sumber cadangan energi, sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin
ADEK, memberikan cita rasa pada makanan, menjaga letak organ-organ dalam tubuh, serta
untuk mengatur suhu tubuh.

Ada dua jenis asam lemak berdasarkan kejenuhannya, yaitu asam lemak jenuh dan asam
lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh, kurang baik bagi kesehatan. Biasanya banyak terdapat pada
bahan pangan hewan, seperti daging, telur, susu, dan keju. Asam lemak tak jenuh, dapat
menurunkan resiko penyakit jantung koroner. Biasanya terdapat pada ikan, minyak kedelai, dan
minyak jagung.

Kelebihan lemak pada seseorang dapat menyebabkan obesitas, meningkatkan resiko


terkena jantung koroner dan stroke. Kekurangan lemak, dapat mengganggu metabolisme pada
tubuh karena beberapa zat gizi dapat dicerna bila tersedia lemak yang cukup.

Mikronutrien :

Mikronutrien adalah zat gizi (nutrien) yang diperlukan oleh tubuh manusia selama
hidupnya dalam jumlah kecil untuk melaksanakan fungsi-fungsi fisiologis, tetapi tidak dapat
dihasilkan sendiri oleh tubuh. Mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral yang tidak dapat
dibuat oleh tubuh tetapi dapat diperoleh dari makanan.

Mikronutrien diperlukan tubuh terus-menerus dalam jumlah kecil biasanya kurang dari
100 mikrogram per hari. Berbeda dengan makronutrien (seperti karbohidrat, protein, lemak)
yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah besar.

Meskipun diperlukan dalam jumlah kecil, namun keberadaanya dalam tubuh sangat
esensial. Kekurangan mikronutien tertentu dalam tubuh dapat berakibat ancaman serius bagi
kesehatan. Defisiensi atau kekurangan vitamin A misalnya dapat menyebabkan kebutaan dan
menghambat pertumbuhan.
6

1. Vitamin
Mikronutrien berupa vitamin yaitu:

 Vitamin A (retinol)
 Vitamin B kompleks: vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niacin),
vitamin B5 (asam pantotenat), Kelompok Vitamin B6: piridoksin, piridoksal, dan
piridoksamin, vitamin B7 (biotin), vitamin B8 (asam adenilat), vitamin B9 (asam folat),
vitamin B12 (kobalamin)

 Kolin

 Inositol

 Vitamin C (asam askorbat)

 Vitamin D

 Vitamin E (tokoferol)

 Vitamin K

 Biotin

 Karotenoid: alfa karoten, beta karoten, kriptosantin, lutein, likopen, zeaksantin

2. Makromineral
Mikronutrien berupa makromineral yaitu:
kalsium, klor, magnesium, fosfat, kalium, natrium, besi.

3. Mineral Kelumit (Trace Mineral)


Mikronutrien berupa mineral kelumit yaitu:
boron, kobal, klor, krom, tembaga, fluor, yodium, besi, mangan, molibden, selenium, seng.
4. Asam Organik
Mikronutrien berupa asam organik yaitu:
asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam malat, kolin, taurin.

7
Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat adalah derivat aldehid atau keton dari alkohol polihidris atau senyawa lain
yang menghasilkan derivat tersebut pada hidrolisinya. Karbohidrat dikelompokkan menjadi:
1. Monosakarida, tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa karbohidrat yang lain tanpa
kehilangan sifat-sifat sebagai karbohidrat. Misalnya: gliserol, ribose, galaktosa, dan fruktosa.
2. Disakarida, jika dihidrolisis menjadi 2 molekul monosakarida. Misalnya: maltose, sukrosa,
laktosa dan trehalosa.
3. Olisakarida, jika dihidrolis menghasilkan sampai 10 molekul monosakarida. Misalnya:
raffinosa.
4. Polisakarida, jika dihidrolisis menghasilkan lebih dari 10 molekul monosakarida. Misalnya:
amilum, dekstran, dekstrin, glikogen, selulosa, galaktan, dll.

Pencernan karbohidrat kompleks dimulai dalam mulut dengan amilase saliva yang
menghidrolisis pati (amylase, amilo pectin, glikogen) menjadu unit-unit yang lebih kecil dan
sebagian menjadi disakarida. Dari sana, sudah sangat sedikit pemecahan karbohidrat kompleks
sampai mencapai usus kecil bagian atas, dimana banyak terjadi pencernaan karbohidrat. Enzim
pancreas dan intestine, terutama amlas pancreas, mereduksi kompleks karbohidrat menjadi unit-
unit dimerik maltose (glukosa-glukosa). Sintesis amylase penkreas diatur oleh insulin dan proses
ini akan terganggu pada saat menderita diabetes. Kemudian enzim-enzim disakarida (sukrosa dan
laktosa) menjadi heksosa-heksosa penyusunnya. Unit heksosa tersebut diserap ke dalam mukosa
intestine seperti proses pemecahan disakarida dan diangkat dari tempat pemecahan tersebut ke
hati melalui peredaran darah portal.

Penyerapan beberapa monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) terjadi dalam


proses yang membutuhkan energy melibatkan inklinasi kimiawi Na+ ekstraselular melintasi
brush border, pompa Na+. Antara gukosa dan galaktosa berkompetisi untuk system
pengangkutan yang sama. Disakarida, sucrose diserap secara bersama atau lebih cepat sebagai
glukosa dan fruktosa pada saat dipecah dalam brush border sel mukosa intestine.2

8
Oleh karena kebiasaan mukosa intestine mengambil mono dan disakarida maka konsumsi
gula-gula ini dan banyak karbohidrat lain akan meningkatkan kadar glukosa, fruktosa, dan
galaktosa plasma dengan cepat dan secara nyata. Hal ini akan menghasilkan suatu seri aktivitas
adaptasi guna mempertahankan homeostasis plasma. Memakan beberapa bahan makanan yang
mengandung karbohidrat kompleks (polimerik) yang dapat dicerna tidak akan mengubah
konsentrasi gukosa darah scara cepat, hal ini kemungkinan di sebabkan oleh pencernan pati yang
lebih lamban oleh amylase saliva dan pancreas. Akibatnya aktivitas adaptasi yan gkurang drastic
(trmasuk sekersi insulin) mungkin diperlukan kalau karohidrat yang dimakan dalam bentuk pati
dengan gula.

Masuknya glukosa ke dalam darah, meningkatkan kadar glukosa darah, yang


menyebabkan tersekresinya insulin dari pancreas dan menurunkan sekresi glucagon. Selanjutnya
menyebabkan peningkatan pengambilan glukosa oleh hati, urat daging dan jaringan lemak. Juga
merangsang sintesis glikogen dalam hati dan urat daging dengan jalan mengurangi produksi
cyclic Adenin Monofosfat (cAMP) dan proses fosforilasi atau sintesis glukogen terbatas secara
fisik, oleh karena sifat molekul glikogen yang sangat voluminous (terhidrasi) dan diperkirakan
bahwa tidak lebih dari 10-15 jam setara energy glukosa dapat disimpan dalam hati (sekitar 100
g). dalam kondisi pengambilan atau konsumsi glukosa maksimal ada kemungkinan lebih banyak
lagi glikogen (sekitar 0,5 kg) yang diencerkan dalam massa jaring yang lebih besar, disimpan
dalam urat daging.
Kelebihan glukosa akan dikonversi menjadi asam-asam lemak dan tigliserida terutama
oleh hati dan jaringan lemak. Trigliserida yang terbentuk dalam hati dibebaskan ke plasma
sebagai Very Low Density Lipoprotein (VLDL) yang akan diambil oleh jaringan lemak untuk
disimpan.
9
Jalur Metabolisme Karbohidrat :

 Glikolisis : glukosa dimetabolisme menjadi piruvat (aerob)menghasilkan energi


(8ATP)atau laktat (anerob)menghasilkan (2 ATP). selanjutnya Asetil-KoA > siklus Krebs
> fosforilasi oksidatif > rantai respirasi > CO2 + H2O (30 ATP)

 Glikogenesis :proses perubahan glukosa menjadi glikogen. Di Hepar : untuk


mempertahankan kadar gula darah, sedangkan di Otot : kepentingan otot sendiri.

 Glikogenolisis : proses perubahan glikogen menjadi glukosa.

 HMP Shunt : hasil ribosa untuk sintesis nukleotida, asam nukleat dan equivalent
pereduksi (NADPH) (biosintesis asam lemak dll.)

 Glukoneogenesis : senyawa non-karbohidrat (piruvat, asam laktat, gliserol, asam amino


glukogenik) > glukosa

Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi


molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling universal
yang kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh
bentuk organisme. Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul
glukosa dibandingkan dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan
dalam senyawa organik berupa adenosine triphosphate atau yang lebih umum dikenal dengan
istilah ATP dan NADH.

Lintasan glikolisis yang paling umum adalah lintasan Embden-Meyerhof yang pertama
kali ditemukan oleh Gustav Embden, Otto Meyerhof.

10
Gambar 1. Glikolisis dan SAS (http://www.sman7ptk.sch.id/bank/?page_id=249)

Gambar 2. Siklus Embden Meyerhof (http://themedic


respirasi.albiochemistrypage.org/glycolysis.html)

11
Oksidasi Piruvat :

Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang
terjadi di dalam mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang berbeda yang
bekerja secara berurutan di dalam suatu kompleks multienzim yang berkaitan dengan membran
interna mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat
dehidrogenase dan analog dengan kompleks alfa-keto glutarat dehidrogenase pada siklus asam
sitrat.
Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Krebs. Jalur ini juga merupakan
konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari senyawa non karbohidrat
menjadi karbohidrat.4

Siklus Asam Sitrat / Krebs :

Gambar 3. Siklus Asam Sitrat (http://agritechlovers.blogspot.com/2011/05/siklus-krebs.html)

12
Metabolisme Lemak :

Macam Lemak

 Lemak biologis yang terpenting: lemak netral (trigliserida), fosfolipid, steroid


 Asam lemak:

1. Asam palmitat: CH3(CH2)14-COOH


2. Asam stearat: CH3(CH2)16-COOH
3. Asam oleat: CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH

 Trigliserida: ester gliserol + 3 asam lemak


 Fosfolipid: ester gliserol + 2 asam lemak + fosfat
 Steroid: kolesterol dan turunanya (hormon steroid, asam lemak dan vitamin)

Absorpsi

 Lemak diet diserap dalam bentuk: kilomikron → diabsorpsi usus halus masuk ke limfe
(ductus torasikus) → masuk darah
 Kilomikron dalam plasma disimpan dalam jaringan lemak (adiposa) dan hati
 Proses penyimpananya: kilomikron dipecah oleh enzim lipoprotein lipase (dalam
membran sel) → asam lemak dan gliserol
 Didalam sel asam lemak disintesis kembali jadi trigliserida (simpanan lemak)

Lemak Plasma

 Asam lemak bebas (FFA= free fatty acid) → ada dalam plasma darah dan terikat dengan
albumin
 Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid → dalam plasma berbentuk lipoprotein

1. Kilomikron
2. VLDL: very low density lipoprotein
3. IDL: intermediate density lipoprotein
4. LDL: low density lipoprotein
5. HDL: high density lipoprotein
13

Asam Lemak Bebas

 Bila lemak sel akan digunakan untuk energi → simpanan lemak (trigliserida) dihidrolisis
menjadi asam lemak dan gliserol (oleh enzim lipase sel)
 Asam lemak berdiffusi masuk aliran darah sebagai asam lemak bebas (Free Fatty Acid)
dan berikatan dengan albumin plasma

Fase Metabolisme

Ada 3 fase:

1. β oksidasi
2. Siklus Kreb
3. Fosforilasi Oksidatif

Beta Oksidasi

 Proses pemutusan/perubahan asam lemak → asetil co-A


 Asetil co-A terdiri 2 atom C → sehingga jumlah asetil co-A yang dihasilkan = jumlah
atom C dalam rantai carbon asam lemak : 2
 Misal: asam palmitat (C15H31COOH) → β oksidasi → asetil co-A

Siklus Krebs

 Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2


 Proses ini terjadi didalam mitokondria
 Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses
pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis
 Oksaloasetat berasal dari asam piruvat
 Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloasetat
14

Fosforilasi Oksidatif

 Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb ditangkap oleh
ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP
 Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi
dalam proses rantai respirasi
 Fosforilasi oksidatif → proses merubah ADP → ATP (dengan menngunakan energi hasil
reaksi H2 + O2 → H2O + E)

Insulin4 :

Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans kelenjar
pankreas. Insulin menstimulasi pemasukan asam amino kedalam sel dan kemudian
meningkatkan sintesa protein. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah
penggunaan lemak sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel
untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen di dalam sel otot
dan hati. Insulin endogen adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas, sedang insulin eksogen
adalah insulin yang disuntikan dan merupakan suatu produk farmasi.

Indikasi terapi dengan insulin :


Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh
sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.

Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak
dapat mengendalikan kadar glukosa darah.

15


Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard
akut atau stroke.

DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin bila diet saja
tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.


Ketoasidosis diabetik.


Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.


Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen
tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap akan
memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati
normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan
insulin.


Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.


Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.3

Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

1. Insulin kerja singkat


Yang termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin / CZI ). Saat ini dikenal 2
macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang ada antara lain :
Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai
puncak setelah 1– 3 macam dan efeknya dapat bertahan samapai 8 jam.
2. Insulin kerja menengah
Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn ( NPH ),MonotardÒ, InsulatardÒ. Jenis
ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat
bertahan sampai dengan 24 jam.

16

3. Insulin kerja panjang


Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat
penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar 24 – 36 jam. Preparat:
Protamine Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard

4. Insulin infasik (campuran)


Merupakan kombinasi insulin jenis singkat dan menengah. Preparatnya: Mixtard 30 / 40

Pemberian insulin secara sliding scale dimaksudkan agar pemberiannya lebih efisien dan tepat
karena didasarkan pada kadar gula darah pasien pada waktu itu. Gula darah diperiksa setiap 6
jam sekali.

Dosis pemberian insulin tergantung pada kadar gula darah, yaitu :

 Gula darah < 60 mg % = 0 unit


 Gula darah < 200 mg % = 5 – 8 unit

 Gula darah 200 – 250 mg% = 10 – 12 unit

 Gula darah 250 - 300 mg% = 15 – 16 unit

 Gula darah 300 – 350 mg% = 20 unit

 Gula darah > 350 mg% = 20 – 24 unit


Efek metabolik terapi insulin:

 Menurunkan kadar gula darah puasa dan post puasa.


 Supresi produksi glukosa oleh hati.

 Stimulasi utilisasi glukosa perifer.

 Oksidasi glukosa / penyimpanan di otot.

17

 Perbaiki komposisi lipoprotein abnormal.


 Mengurangi glucose toxicity.

 Perbaiki kemampuan sekresi endogen.

 Mengurangi Glicosilated end product.

Cara pemberian insulin :


Insulin kerja singkat :

 IV, IM, SC
 Infus ( AA / Glukosa / elektrolit )

 Jangan bersama darah ( mengandung enzim merusak insulin )

Insulin kerja menengah / panjang :

 Jangan IV karena bahaya emboli.

Saat ini juga tersedia insulin campuran (premixed) kerja cepat dan kerja menengah.
Cara penyuntikan insulin :
Insulin umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan). Pada keadaan khusus
diberikan intramuskular atau intravena secara bolus atau drip. Insulin dapat diberikan tunggal
(satu macam insulin kerja cepat, kerja menengah atau kerja panjang) tetapi juga dapat diberikan
kombinasi insulin kerja cepat dan kerja menengah, sesuai dengan respons individu terhadap
insulin, yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah harian.

18

Lokasi penyuntikan juga harus diperhatikan benar, demikian pula mengenai rotasi tempat suntik.
Apabila diperlukan, sejauh sterilitas penyimpanan terjamin, semprit insulin dan jarumnya dapat
dipakai lebih dari satu kali oleh pasien yang sama. Harus diperhatikan kesesuaian kosentrasi
insulin (U40, U100) dengan semprit yang dipakai. Dianjurkan dipakai konsentrasi yang tetap.

Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen yang kemudian diikuti oleh daerah lengan,
paha bagian atas bokong. Bila disuntikan secara intramuskular dalam maka penyerapan akan
terjadi lebih cepat dan masa kerja akan lebih singkat. Kegiatan jasmaniyang dilakukan segera
setelah penyuntikan akan mempercepat onset kerja dan juga mempersingkat masa kerja.

Indikasi pemberiaan insulin pada pasien DM lanjut usia seperti pada non lanjut usia, uyaitu
adanya kegagalan terapi ADO, ketoasidosis, koma hiperosmolar, adanya infeksi ( stress ) dll.
Dianjurkan memakai insulin kerja menengah yang dicampur dengan kerja insulin kerja cepat,
dapat diberikan satu atau dua kali sehari.

Kesulitan pemberiaan insulin pada pasien lanjut usia ialah karena pasien tidak mau menyuntik
sendiri karena persoalnnya pada matanya, tremor, atau keadaan fisik yang terganggu serta
adanya demensia. Dalam keadaan seperti ini tentulah sangat diperlukan bantuan dari
keluarganya.
Efek samping penggunaan insulin :

 Hipoglikemia
 Lipoatrofi

 Lipohipertrofi

19

 Alergi sistemik atau lokal


 Resistensi insulin

 Edema insulin

 Sepsis

Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling berbahaya dan dapat terjadi bila
terdapat ketidaksesuaian antara diet, kegiatan jasmani dan jumlah insulin. Pada 25-75% pasien
yang diberikan insulin konvensional dapat terjadi Lipoatrofi yaitu terjadi lekukan di bawah kulit
tempat suntikan akibat atrofi jaringan lemak. Hal ini diduga disebabkan oleh reaksi imun dan
lebih sering terjadi pada wanita muda terutama terjadi di negara yang memakai insulin tidak
begitu murni. Lipohipertrofi yaitu pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat suntikan
akibat lipogenik insulin. Lebih banyak ditemukan di negara yang memakai insulin murni.
Regresi terjadi bila insulin tidak lagi disuntikkan di tempat tersebut.
20
Glukagon5 :

Glukagon (glucagon) adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang berguna
untuk meningkatkan kadar glukosa darah.Glukagon memiliki efek yang berkebalikan dengan
insulin. Insulin dikenal sebagai hormon yang menurunkan kadar glukosa darah.Pankreas
melepaskan glukagon bila kadar gula darah (glukosa) terlalu rendah. Glukagon menyebabkan
hati mengubah cadangan glikogen menjadi glukosa yang kemudian dilepaskan ke aliran
darah.Glukagon dan insulin merupakan bagian dari sistem umpan balik yang membuat kadar
glukosa darah berada pada tingkatan yang stabil.

Gambar 4. Sel Alfa dan Beta Langerhans


(http://biologigonz.blogspot.com/2010/05/pancreas.html)
21

Daftar Pustaka :

1. Tortora GJ. Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. 12th ed. New
Jersey: Wiley; 2009.

2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC; 2004.

3. Mader SS, Longenbaker S. Understanding human anatomy & physiology. 5th ed.
New York: McGraw Hill Companies; 2004.

4. Faller A, Schuenke M. The human body introduction to structure and function.


New York: Thieme; 2004. p. 336-361

5. Mescher AL. Basic histology text & atlas. 12th ed. New York: Mc Graw Hill;
2010. p. 335-9.

Anda mungkin juga menyukai