Anda di halaman 1dari 5

Secara etimologi, definisi manajemen adalah sebuah seni mengarahkan

orang lain untuk mencapai tujuan utama sebuah organisasi atau bisnis
melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan
pengawasan sumber daya dengan cara yang efektif dan efisien.

2 1. Berhenti memerintah
Keselamatan kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh setiap pekerja. Setiap
orang yang berkerja di lapangan wajibnya memiliki Komitmen dan budaya
keselamatan kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja. Namun pada perusahaan
biasanya komitmen dan budaya keselamatan kerja diterapkan dengan cara yang
kasar, sehingga pekerja sebenarnya tidak mengerti arti Komitmen dan budaya
keselamatan kerja yang sesungguhnya. Penerapan yang kasar ini dapat berupa
sanksi dan hukuman ketika seseorang tidak mengikuti aturan keamanan kerja. Hal
ini menyebabkan pola pikir dari pekerja yang tidak dapat sampai ke tujuan aslinya
yaitu menjaga keselamatan pekerja masing masing.
2. Lakukan penyuluhan
Memberikan hukuman dan sanki memang merupakan cara yang efektif untuk
melakukan penertiban akan tetapi banyak dari orang orang yang hanya perpura pura
tertib di depan atasan dan melakukan kelalaian di waktu bebas dari pengawasan.
Hal ini tentu saja tidak baik mengingat kecelakaan kerja dapat terjadi di mana saja.
oleh karena itu hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan penyuluhan
secara rutin. Dimana di dalam penyuluhan tersebut para pegawai akan di doktrin
tentang pentingnya Komitmen dan budaya keselamatan kerja. Jika para pegawai
sudah paham akan Komitmen dan budaya keselamatan kerja maka dengan
sendirinya pegawai akan memiliki pemahaman yang benar tentang menggunakan
perangkat keselamatan bukan hanya karena takut akan atasan dan sanksi yang
berlaku.
3. Lakukan pengawasan
Setelah dilakukan penyuluhan tidak sedikit juga orang yang belum memiliki
pemahaman yang benar akan pentingnya Komitmen dan budaya keselamatan kerja,
disini peran pengawasan mejadi sangat penting, fungsi pengawasan ditujukan bagi
mereka yang masih belum paham betul dengan Komitmen dan budaya keselamatan
kerja dan mengabaikan adanya rambu rambu. Untuk mereka yang masih
membandel tentunya sanksi akan menjadi pelajaran yang tepat.
– Tempat Kerja Yang Tidak Memenuhi Standar / Syarat
Tempat kerja yang tidak memenuhi standar dan syarat kesehatan dan keselamatan
kerja dapat mengakibatkan penurunan daya produksi dan produktifitas. Selain itu
juga dapat mengakibatkan dampak yang negative bagi para pekerja itu sendiri.
Contoh : kurangnya ventilasi udara yang cukup sehingga tidak adanya pergantian
udara didalam ruangan kerja dan membuat para pekerja kekurangan oksigen dan
dapat mengakibatkan pingsan ketika sedang bekerja. Selain itu, pencahayaan dan
penerangan yang kurang dapat menggangu para pekerja dalam melaksanakan tugas
sebagai mana mestinya. Bahkan dengan pencahayaan yang terlalu berlebih juga
akan dapat merusak mata. Oleh karena itu, dalam pencahayaan harus biasa- biasa
saja, jangan sampai terlalu terang dan jangan sampai terlalu redup.
– Alat Pelindung Diri Yang Tidak Sesuai Dengan Standar Yang Telah di
Tetapkan
Perusahaan harus menyediakan Alat Pelindung Diri ( APD ) yang cukup dan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Jika Alat Pelindung Diri ( APD ) yang
disediakan tidak memenuhi standar, maka akan mengakibatkan kecelakaan yang
dapat merugikan pihak perusahaan dan para pekerja. Contoh : Helm yang digunakan
oleh para pekerja harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap benturan benda
keras. Misalkan helm tersebut tahan terhadap benturan balok maupun batu bata. Jika
helm yang digunakan tidak tahan terhadap bahan- bahan yang telah tersebut diatas
maka akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar khususnya bagi para pekerja
itu sendiri karena dapat mengakibatkan geger otak.

– Kebisingan di Tempat Kerja


Suara yang berlebihan dan dapat menggangu konsentrasi para pekerja dalam
melaksanakan tugasnya disebut dengan kebisingan. Kebisingan pada sebuah tempat
kerja memang tidak dapat dihindarkan apalagi jika bergerak dalam bidang
permesinan. Oleh karena itu pihak perusahaan harus mencari solusi yang tepat
sehingga hal tersebut dapat diatas dengan baik tanpa adanya masalah dikemudian
hari. Contoh : Untuk mencegah kebisingan, maka pihak perusahaan memberikan alat
pelindung telinga ( pendengaran ) seperti Handsfree. Adapun Handsfree yang
diberikan harus sesuai dengan standar, dimana setelah menggunakan alat tersebut
tidak akan dapat menimbulkan efek samping terhadap pendengaran.

– Waktu kerja atau Jam Terbang Yang Berlebihan


Para pekerja yang bekerja pada sebuah perusahaan harus menjaga waktu dan jam
terbangnya. Jangan terlalu memforsir pekerjaannya sehingga lupa dengan hal- hal
yang lainnya. Pihak perusahaan pun jangan memaksa para pekerjanya agar bekerja
lembur dan melebihi jam kerja seperti biasanya. Hal ini dikarenakan akan membuat
para pekerja merasa lelah dan letih sehingga tidak dapat bekerja secara maksimal.
Contoh : Para pekerja bekerja lembur sampai jam 2 malam.

– Perlakukan Yang Tidak Menyenangkan Dari Atasan


Seorang pimpinan yang baik adalah pimpinan yang dapat memanage anak buahnya
agar dapat bekerja dengan baik dan professional. Pimpinan jangan merendahkan
anak buahnya dihadapan anak buahnya yang lain karena akan membuat minder
anak buah tersebut. Dengan demikian para pekerja tidak dapat bekerja dengan baik
dan produktif. Jangan pernah membentak maupun mengunakan kekerasaan fisik
dalam mneghadapi para pekerja karena hal ini bukan mencerminkan kita sebagai
seorang pimpinan. Contoh : pimpinan menampar salah seorang pekerja di hadapan
para pekerja lainnya.
– Adanya Percampuran Bahan- Bahan Kimia
Bahan – bahan kimia sangat berbahaya bagi para pekerja, dimana jika sampai
bercampur baur antar sesama bahan kimia dapat menyebabkan keracunan dan
bahkan ledakan yang sangat dahsyat sehingga akan dapat merugikan para pekerja
itu sendiri. Contoh : Jika bahan kimia Natrium bercampur dengan H2O dapat
menyebabkan ledakan yang sangat dahsyat. Apalagi jika kadar Natriumnya cukup
tinggi dan sangat banyak.

– Membuang Sampah Sembarangan Tempat


Hal seperti ini sungguh sangat sering ditemukan di berbagai tempat kerja. Masih
banyaknya para pekerja yang kurang sadar akan pentingnya kebersihan tempat kerja.
Namun disini bukan hanya melihat dari segi kebersihan tetapi juga melihat segi
keamanan dalam melakukan pekerjaan. Jika sampai sampah- sampah tersebut tidak
dibuang pada tempatnya akan dapat menyebabkan kerugian bagi pihak perusahaan
khususnya bagi para pekerja sendiri. Sebagai contoh : jika membuang kulit pisang
dan oli bekas disembarang tempat akan menyebabkan para pekerja menjadi
terpeleset sehingga akan terjatuh. Apalagi jika sampai ada anggota tubuhnya yang
terluka, seperti patah tangan dan kaki. Dengan demikian para pekerja tidak dapat
melakasanakan tugasnya sebagaimana mestinya sehingga akan dapat menurunkan
produksi dan produktivitas dari perusahaan sehingga perusahaan akan merugi.

– Bekerja Sambil Bercanda dan Bersenda Gurau


Ini merupakan suatu perilaku yang harus dihilangkan karena dapat mengakibatkan
kejadian yang sangat fatal sehingga tidak hanya menyebabkan kerugian material,
tetapai juga dapat menyebabkan kerugian non material. Contoh : ketika para pekerja
sedang melakukan tugasnya menuangkan semen kedalam mesin pencetak, tiba- tiba
ada salah seorang pekerja lainnya mengejutkannya dari belakang sehingga secara
tidak sengaja dia tersentak hebat dan tanpa dia sadari tangannya masuk kedalam
mesin pencetak. Mungkin bisa kita tebak apa yang terjadi selanjutnya. Benar, tangan
para pekerja tersebut patah dan terputus sehingga akan dapat menyebabkan
kerugian yang sangat besar bagi para pekerja itu sendiri, dimana kerugian yang
diderita bukan merupakan kerugian material melainkan kerugian non material.

– Mengerjakan Pekerjaan Yang Tidak Sesuai Dengan Skill / Keterampilan


Dalam melaksanakan pekerjaan, kita harus menguasai bidang pekerjaan tersebut. Hal
ini dikarenakan agar dapat mencegah terjadinya kesalahan dan kecelakaan
dikemudian hari. Contoh : Seorang petugas mesin harus mampu menguasai segala
macam bagian pada mesin seperti tombol kerja alat dan mengetahui fungsinya
masing- masing. Jangan sampai salah tekan karena akan mengakibatkan kecelakaan
yang sangat fatal bagi para pekerja lainnya.
– Tidak Melaksanakan Prosedur Kerja dengan Baik
Para pekerja yang tidak melaksanakan prosedur kerja dengan baik akan dapat
menyebabkan kerugian bagi perusahaan tempat ia bekerja khususnya bagi para
pekerja itu sendiri. Contoh : para pekerja pada bagian las besi di haruskan
menggunakan kaca mata pelindung, tetapi para pekerja tersebut tidak
menghiraukannya sehingga percikan api yang berasal dari besi yang dilas mengenai
matanya dan menyebabkan kebutaan.

Kelalaian manusia (bahasa Inggris: Human error) sering kali dinyatakan sebagai faktor utama
penyebab terjadinya suatu kecelakaan. Bagi masyarakat awam, berita-berita tentang
kecelakaan transportasi dengan human error sebagai penyebabnya sering diartikan sebagai
kesalahan manusia operator sistem (misalnya masinis, pilot, dsb). Persepsi ini sebenarnya
kurang tepat, mengingat banyak faktor dan aspek lain yang dapat secara langsung maupun
tidak mendorong seorang operator melakukan tindakan yang tidak tepat. Menurut Peters,
human error adalah suatu penyimpangan dari suatu performansi standart yang telah
ditentukan sebelumnya, yang mengakibatkan adanya penundaan waktu yang tidak
diinginkan, kesulitan, masalah, insiden, kegagalan. Namun pada penyelidikan lebih
lanjut human error dapat dikategorikan juga sebagai ketidaksesuaian kerja yang bukan
hanya akibat dari kesalahan manusia, tetapi juga karena adanya kesalahan pada
perancangan dan prosedur kerja. Kesalahan yang diakibatkan oleh faktor manusia
kemungkinan disebabkan oleh pekerjaan yang berulang-ulang (repetitive work) dengan
kemungkinan kesalahan sebesar 1%. Adanya kesalahan yang terjadi yang disebabkan oleh
pekerjaan yang berulang ini sedapat mungkin harus dicegah atau dikurangi, yang tujuannya
untuk meningkatkan keandalan seseorang dengan menurunnya tingkat kesalahan yang
terjadi. Sehingga perlu dilakukan perbaikan performansi manusia untuk mengurangi laju
kesalahan. Laju kesalahan (error rate) yang besarnya 1 dalam 100 terjadi dengan
kemungkinan 1%. Apabila hal semacam ini terjadi maka dapat dikatakan bahwa kondisi
dalam keadaan baik.

1. Melakukan pekerjaan dengan tenang


Sangat bagus jika ingin melakukan pekerjaan sesuai dengan jadwal, namun jika dilakukan dengan
terbur-buru akan meningkatkan potensi kecelakaan kerja di tempat kerja. Jadi lakukanlah pekerjaan
dengan hati-hati dan rapi sehingga memudahkan pekerjaan dan lebih aman.
2. Berhati-hati saat menggunakan kendaraan kantor
Menurut OSHA, kecelakaan kerja saat berkendara menggunakan kendaraan kantor rata-rata
menyebabkan kerugian sebesar 60 miliyar dollar setiap tahunnya. Pastikan saat akan menggunakan
kendaraan kantor cek kondisi mesin dan rem secara berkala.
3. Perhatikan suhu di tempat kerja
Baik dalam pekerjaan di luar maupun dalam ruangan kalian dapat terkena cuaca yang ekstrim, baik
cuaca panas maupun dingin. Pada lokasi kerja yang dingin gunakanlah pakaian yang tebal atau
pakaian berlapis, lindungi juga kepala, kaki, tangan dan kepala. Selain itu bisa memasang mesin
pemanas di lokasi kerja. Pada lokasi kerja yang panas gunakan pakaian yang tipis dan berlindung di
lokasi yang sejuk. Selain itu bisa memasang kipas dan membenahi sistem ventilasi udara.
4. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
APD sangat penting untuk meminimalisir kecelakaan kerja sehingga gunakanlah APD dengan baik
dan benar. Contohnya sarung tangan untuk menghindari panas, penggunaan ear muff/ear plug untuk
melindungi dari kerusakan pendengaran, dan lain sebagainya.
5. Menjaga kebersihan lokasi kerja
Banyak pekerja yang tidak menyadari dampak buruk dari kebersihan lokasi kerja. Jika lokasi kerja
kotor dan barang berserakan dimana-mana maka tingkat kecelakaan kerja semakin meningkat. Maka
dari itu jagalah kebersihan dan kerapian lokasi kerja masing-masing sehingga tidak membahayakan
dirimu dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai