Anda di halaman 1dari 14

Darsita S.

: Penggunaan Kalimat Bahasa … 245

Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia oleh Mahasiswa


Penutur Bahasa Asing
Darsita S

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan kesalahan pemakaian kalimat
dalam tulisan-tulisan mahasiswa asing yang belajar di Pusat Pengembangan
Bahasa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; mendeskripsikan
beberapa aspek kesalahan yang dominan, dan 3) faktor-faktor penyebab
terjadinya kesalahan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif
dengan sampel tugas-tugas harian membuat karangan oleh mahasiswa asing
Pusat Pengembangan Bahasa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta teknik samping yang diterapkan dalam kajian ini adalah teknik sampel
purposif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah model analisis
interaktif yang mencakupi empat dimensi, yakni pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi. Penelitian ini berkesimpulan bahwa: pertama
unsur-unsur linguistik yang mengalami kesalahan berbahasa yang kerap terjadi
dalam teks karangan mahasiswa asing terjadi dalam empat kategori kesalahan,
yaitu: kesalahan ejaan; pembentukan kata, aspek sintaksis dan aspek semantik.
Kedua, penggunaan tanda baca.

Kata kunci:struktur kalimat, pembentukan kata, kesalahan ejaan, dan semantic

Abstract
The aim of this research are namely: 1) to describe the error of Indonesian
language in writing sentences by the foreign college students of center for
language development Syarif Hidayatullah State Islamic University; 2) to
describe the most errors, and 3) to find several factors of error. This research is
a qualitative descriptive with a sample foreign college student sentences text of
center for language development Jakarta State Islamic University. The sampling
technique used was purposive sampling. Data collection technique used was
document analysis. Data analysis technique use is the interactive analytical
model that includes four dimensions, such as data collection; data reduction,
data presentation and verification. The conclusion of this study is such as
follows. Firstly, the linguistic elements of language errors that often occur in the
college student sentence texts are divided into four errors such as: spellings
error, word formation or morphology, syntax and semantics. Secondly, the most
error in the text of foreign college students is the punctuation errors.

Keyword: sentence structure; word formation, spelling error, semantic


246 Al-Turāṡ Vol. XX, No. 2, Juli 2014

A. Pendahuluan para mahasiswa asing, di Pusat


Pengembangan Bahasa (disingkat PPB
Universitas Islam Negeri Syarif
UIN Jakarta) khususnya ditinjau dari
Hidayatullah Jakarta merupakan salah
aspek struktur kalimat perlu mendapat
satu pendidikan tinggi, yang banyak
perhatian, sebab di dalam
dijadikan tempat tujuan untuk
penggunaannya mereka tidak lepas dari
memperdalam ilmu di berbagai bidang
kesalahan.
ilmu pengetahuan, baik oleh para
Kesalahan erbahasa Indonesia yang
mahasiswa Indonesia maupun mahasiswa
menjadi objek kajian ini didasarkan atas
asing yang berasal dari berbagai negara
tiga alasan yaitu, pertama kesalahan
di dunia. Bahasa Indonesia di universitas
berbahasa Indonesia yang dilakukan oleh
ini merupakan salah satu bahasa yang
para mahasiswa penutur bahasa asing itu
memegang peranan penting untuk
dapat memberikan informasi kepada
menyampaikan ilmu pengetahuan.
pengajar bahasa Indonesia, khususnya di
Situasi itu sejalan dengan Undang-
PPB UIN Jakarta tentang perkembangan
Undang No. 24 tahun 2009 pasal 29 ayat
belajar bahasa Indonesia oleh mahsiswa
1 yang mengemukakan bahwa “Bahasa
penutur bahasa asing itu; kedua,
Indonesia wajib digunakan sebagai
kesalahan berbahasa itu dapat
bahasa pengantar pendidikan nasional”.
memberikan informasi mengenai cara
Pernyataan dalam undang-undang
bahasa itu dipelajari; ketiga kesalahan
tersebut mengindikasikan bahwa
berbahasa itu dapat menjadi wahana bagi
penguasaan bahasa Indonesia wajib
pembelajar bahasa Indonesia untuk
dimiliki oleh para mahasiswa untuk
memahami kaidah-kaidah bahasa
berkomunikasi, baik lisan maupun
Indonesia yang menjadi bahasa sasaran
tulisan.
mereka untuk dipelajari; keempat
Mahasiswa penutur bahasa asing
kesalahan berbahasa itu dapat
yang menuntut ilmu di berbagai fakultas
menginformasikan proses pemerolehan
yang ada di Universitas Islam Negeri
bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua
Syarif Hidayatullah Jakarta (selanjutnya
bagi mahasiswa penutur bahasa asing.
disingkat UIN Jakarta) belajar bahasa
Setyawati (2010) sebagaimana
Indonesia sebagai bahasa asing. Dalam
dikutip oleh Anjarsari dkk (2013)
konteks ini dipahami bahwa kebanyakan
mengutarakan bahwa kesalahan
orang asing dapat dikategorikan belajar
berbahasa dapat terjadi karena adanya
bahasa Indonesia sebagai strategi
banyak hal, misalnya 1) pengaruh bahasa
pemerolehan bahasa kedua (second
ibu, 2) kekurangpahaman pemakai
language acquisition). Sebab, para
bahasa terhadap bahasa yang dipakainya,
mahasiswa asing tersebut pada dasarnya
3) dan pengajaran bahasa yang kurang
sudah memiliki bahasa pertama atau
sempurna.1 Selanjutnya, Kushartanti
bahasa ibu (mother tongue) dan
(2005) dalam Anjarsari (2013)
menguasai bahasa nasional di negara
mengemukakan bahwa kontak bahasa
mereka masing-masing, sebelum mereka
dapat menjadi faktor penyebab terjadinya
belajar bahasa Indonesia. Artinya, para
kesalahan berbahasa, sebab kontak
mahasiswa asing itu hampir semuanya
bahasa berdampak kepada terbentuknya
adalah dwibahasawan (bilingual).
Realitas tersebut menggambarkan 1
Anjarsari Nurvita, Sarwiji Suwandi dan Slamet
bahwa mahasiswa asing yang kuliah di Mulyono. “Analisis Kesalahan Pemakaian
perguruan tinggi ini perlu menguasai dan Bahasa Indonesia dalam Karangan Mahasiswa
menggunakan bahasa Indonesia. Dengan Penutur Bahasa Asing di Universitas Sebelas
demikian, mereka harus mempelajari Maret” dalam BASARA Jurnal Bahasa Sastra
bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia dan Pengajarannya Vol 2 Nomor 1
April 2013 (Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Indonesia sebagai bahasa kedua oleh Press, 2013), hal 2
Darsita S. : Penggunaan Kalimat Bahasa … 247

masyarakat dwibahasa atau multibahasa.2 Berangkat dari pemahaman


Mahasiswa penutur bahasa asing di mengenai keterampilan menulis sebagai
dalam kajian ini diasumsikan sebagai tersebut di atas, maka masalah dasar
dwibahasawan atau multibahasawan. yang diangkat di dalam penelitian ini
Dengan demikian, kesalahan bahasa adalah menyangkut keterampilan
seorang dwibahasawan dapat saja terjadi menulis di kalangan mahasiswa penutur
dibeberapa aspek keterampilan bahasa asing di PPB UIN Jakarta.
berbahasa, seperti keterampilan Mengapa harus keterampilan menulis?
menyimak, berbicara, membaca maupun Keterampilan menulis secara akademik
menulis. Kesalahan dapat terjadi baik utamanya di dalam keterampilan menulis
dari segi linguistik maupun non struktur kalimat oleh para mahasiswa
linguistik. Dari aspek linguistik, asing terdapat kesalahan, bila ditinjau
misalnya kesalahan yang terjadi pada dari beberapa tataran linguistik.
tataran fonologi, morfologi, sintaksis, Pertanyaan dasar yang dapat diajukan
semantik, sedangkan dari aspek non adalah: Bagaimana kesalahan berbahasa
linguistik terjadi pada makna dan isi. dalam tataran kalimat itu dapat terjadi?
Kajian ini berfokus kepada satu Pertanyaan dasar ini dapat diperinci
keterampilan berbahasa, yaitu menjadi beberapa pertanyaan yang lebih
keterampilan menulis, khususnya spesifik, yang berkaitan dengan struktur
menulis kalimat berbahasa Indonesia, kalimat bahasa Indonesia, yaitu:
khususnya dalam menulis tulisan bersifat 1. Bagaimana ejaan bahasa Indonesia
akademik. Ada beberapa alasan digunakan oleh mahasiswa penutur
keterampilan menulis dijadikan fokus bahasa asing?
kajian, yaitu: 2. Bagaimana pembentukan kata
1. Keterampilan menulis merupakan bahasa Indonesia yang ditulis oleh
kegiatan menyampaikan gagasan, mahasiswa penutur bahasa asing?
perasaan maupun pengalaman 3. Bagaimana bentuk struktur kalimat
kepada orang lain, secara bahasa Indonesia yang ditulis oleh
produktif, teratur, cermat, dan teliti mahasiswa penutur bahasa asing?
menggunakan bahasa tertulis; 4. Bagaimana kandungan makna
2. Melalui keterampilan menulis, kalimat bahasa Indonesia yang
gagasan dapat disampaikan secara ditulis oleh mahasiswa penutur
jelas, runtut dan logis; bahasa asing?
3. Keterampilan menulis dapat Empat masalah kesalahan
menggambarkan penggunaan diksi, berbahasa Indonesia sebagaimana
atau perilaku pemilihan kata-kata tersebut di atas, dalam kajian ini
yang tepat, kemudian menyusun dianalisis dari taksonomi kategori
kata-kata tersebut dalam kalimat- linguistik yaitu dari kategori penggunaan
kalimat yang baik; unsur segmental khusus pada ejaan,
4. Keterampilan menulis merupakan morfologi, sintaksis. Ditinjau dari tataran
kegiatan yang menunjukkan non unsur segmental atau non linguistik
kemampuan menguntai kata-kata adalah tinjauan makna atau semantik.
menjadi sebuah kalimat, kemudian
kalimat-kalimat itu dirangkai 2. Tujuan Penelitian
menjadi sebuah alinea. Sehubungan dengan masalah
yang diutarakan di atas, maka yang
B. Pembahasan menjadi tujuan dalam penelitian ini
1. Permasalahan Penelitian adalah:
1. Membuat deskripsi
2
Ibid. penggunaan ejaan bahasa
248 Al-Turāṡ Vol. XX, No. 2, Juli 2014

Indonesia yang ditulis oleh pengajaran bahasa Indonesia untuk


mahasiswa penutur bahasa penutur asing.
asing;
2. Mengidentifikasi semua 4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka
pembentukan kata bahasa Teoretis
Indonesian yang ditulis oleh 1. Tinjauan Pustaka
mahasiswa penutur bahasa Penelitian tentang kesalahan
asing; berbahasa Indonesia oleh para
3. Membuat deskripsi setiap mahasiswa asing sudah banyak
bentuk struktur kalimat dilakukan oleh para peneliti terdahulu,
bahasa Indonesia yang ditulis antara lain Nugraha (2000), mengkaji
oleh mahasiswa penutur kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia
bahasa asing; oleh pembelajar bahasa Indonesia
4. Mengidentifikasi dan sebagai bahasa Asing di Universitas
mendeskripsi kandungan Sanata Darma Yogyakarta. Di dalam
makna kalimat bahasa penelitiannya itu Nugraha memusatkan
Indonesia yang ditulis oleh perhatiannya kepada kesalahan
mahasiswa penutur bahasa berbahasa pada tataran pembentukan
asing. kalimat. Hasil penelitian itu menjelaskan
bahwa para pembelajar ketika menulis
3. Manfaat Penelitian kalimat dalam bahasa sasaran yang
Manfaat penelitian ini diarahkan dipelajarinya dalam hal ini bahasa
pada dua kategori manfaat, yaitu: 1. Indonesia, mendapat pengaruh dari
manfaat teoretis dan 2. manfaat praktis. bahasa pertamanya. Bahasa pertama
1. Manfaat Teoretis memiliki pengeruh yang kuat terhadap
Secara teoretis hasil penelitian ini keterampilan bahasa menulis bahasa
diharapkan dapat memberikan manfaat kedua atau bahasa sasaran yang
bagi perkembangan ilmu linguistik serta dipelajari.
dapat memberikan sumbangan pikiran Selanjutnya, Anjarsari
bagi pengembangan pengajaran bahasa (2013), melakukan penelitian tentang
Indonesia, terutama asecara khusus bagi kesalahan pemakaian bahasa Indonesia
mahasiswa asing yang mempelajari dalam karangan mahasiswa penutur
bahasa Indonesia secara akademik. bahasa asing di Universitas Sebelas
2. Manfaat Praktis Maret, dalam penelitian itu ditemukan
Secara praktis penelitian ini dapat bahwa para mahasiswa asing sering
menumbuhkan minat para pengajar melakukan kesalahan berbahasa ketika
bahasa Indonesia untuk penutur asing mereka menulis kalimat pada saat
untuk menemukan dan mengkaji lebih membuat karangan. Kesalahan berbahasa
mendalam lagi kesalahan berbahasa yang menjadi temuan utamanya adalah
Indonesia oleh para mahasiswa asing, kesalahan menggunakan ejaan, tata
sehingga metode pengajaran dapat urutan kata dalam kalimat.
dilakukan lebih tepat dan cermat. Widawati (2013) melakukan
Diharapkan penelitian ini bermanfaat penelitian tentang kesalahan penggunaan
untuk mengungkapkan sejumlah imbuhan dalam bahasa Indonesia oleh
kesalahan berbahasa Indonesia yang mahasiswa asing di Bandung
kerap dilakukan oleh para mahasiswa International School. Kesalahan
asing. Pada akhirnya, penelitian ini penggunaan bahasa Indonesia yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap ditemukakan dalam karangan siswa asing
pembaca yang berminat dalam bidang Bandung Internasional School itu
dipaparkan sebagai berikut: 1) kesalahan
Darsita S. : Penggunaan Kalimat Bahasa … 249

struktur kalimat bahasa Indonesia yang


diakibatkan oleh ketidaklengkapan
kalimat, yaitu kalimat tidak bersubjek, 2)
susunan kata dalam kalimat tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia, 3) salah
menggunakan kata bentukan khususnya
pada afiksasi
2. Kerangka Teoretis
1) Struktur Kalimat Bahasa
Indonesia
Verhaar (1981)3 mengemukakan
struktur kalimat bahasa Indonesia
memiliki empat pola dasar sebagai
berikut:
(1) Kalimat dibagi atas subyek
dan predikat; lalu predikat
dibagi lebih lanjut atas
predikat verbal, objek dan
keterangan; keterangan dibagi
lagi atas beberapa macam
keterangan, misalnya
keterangan waktu, keterangan
tempat, dls. Diagram berikut
dapat menolong memahami
pembagian tersebut:

3
Verhaar, J.W.M. Pengantar Linguistik.
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
1981), hal 75-76
250 Al-Turāṡ Vol. XX, No. 2, Juli 2014

subjek p r e d i k a t
predikat verbal obyek
keterangan tempat keterangan waktu dst
(2) Kalimat dibagi atas subyek, predikat, dan keterangan; lalu keterangan dibagi
lagi atas obyek dan keterangan wsaktu, tempat. Diagramnya sebagai berikut:

subyek predikat p e l e n g k a p
obyek k e t e r a n g a n
Keterangan waktu Keterangan tempat dst

(3) Kalimat dibagi atas subyek, predikat dan pelengkap, lalu pelengkap dibagi
lagi atas obyek dan keterangan, dan keterangan dibagi lagi atas keterangan
waktu, keterangan tempat dan seterusnya, begini diagram itu:

subyek predikat p e l e n g k a p
obyek k e t e r a n g a n
Keterangan waktu Keterangan tempat dst

(4) Kalimat dibagi atas suyek, predikat, obyek dan keterangan, sedang
keterangan itu sendiri, dibagi lagi atas keterangan tempat, keterangan waktu
dan seterusnya, begini diagram itu:

subyek predikat obyek k e t e r a n g a n


keterangan tempat keterangan waktu dst

Verhaar (1981) mengemukakan y at e k ga L T


bahwa pembagian no (1) agak jarang e k u n ) )
ditemukan dahulu, tetapi dewasa ini ada k
beberapa teori yang mirip dengan
pembagian tersebut. No (2), (3) dan (4) Keterangan ( ) menandakan unsur
agak sering dijumpai dalam buku-buku bahasa yang terletak di dalam kurung itu
tatabahasa Indonesia. bersifat manasuka, maksudnya boleh ada
Ramlan (2001)4 menjelaskan boleh tidak ada.
bahwa pola kalimat dalam bahasa
Indonesia memiliki pola dua macam
yaitu: 1) kalimat berklausa; 2) kalimat
tidak berklausa. Kalimat yang berklausa
ialah kalimat yang terdiri dari satu
bahasa yang berupa kluasa. Klausa
memiliki struktur pola sebagai berikut:

S Pr O P Ke →S P ( ( (
u ed b el ter O P K
b ik y a an ) E E

4
Ramlan, M. Sintaksis. (Yogyakarta: CV Karyono,
2001), hal 21-23
Darsita S. : Penggunaan Kalimat Bahasa … 251

Sugono (1993)5 menguraikan kelompok kata sifat, dsb; tidak


ciri-ciri S, P, O, Pel, dan Ket dengan dapat menjadi subjek dalam
penjelasan sebagai berikut: kalimat pasif.
(1) Subjek merupakan jawaban atas (5) Keterangan memberikan
pertanyaan apa atau siapa, informasi tentang tempat, waktu,
disertai kata ini/itu (takrif), dan cara, alat, sebab, akibat, dsb;
dapat diperluas yang disertai memiliki keleluasaan posisi
frasa atau klausa. Subjek tidak (akhir, awal atau menyisip di
didahului oleh kata depan (di, antara S, dan P), didahului kata
dalam ke, kepada pada, dengan depan (seperti di, ke, dari, dalam,
dsb). Subjek berupa kata benda pada, kepada, dan dengan) atau
atau kelas kata lain yang kata penghububg (untuk
memiliki salah satu cirri subjek di keterangan yang berupa anak
atas. kalimat), berupa kata, kelompok
(2) Predikat merupakan jawaban kata (frasa berpreposisi), atau
atas pertanyaan mengapa atau anak kalimat.
bagaimana, dapat disertai kata
pengingkar tidak dan bukan, 2) Kendala Penutur Bahasa Asing
dapat disertai kata-kata seperti Mempelajari Bahasa Indonesia
ingin, hendak, mau, akan, sudah, Secara teoretis linguistis
belum, dan sedang. Berupa kata dikemukakan bahwa ada beberapa
kerja atau kelompok kata kerja, kendala yang dihadapi oleh penutur
kata benda atau kelompok kata bahasa asing ketika mempelajari bahasa
benda, kata sifat atau kelompok Indonesia. Ada beberapa kendala yang
kata sifat, kata bilangan atau dihadapi penutur bahasa asing ketika
kelompok kata bilangan. mempelajari bahasa Indonesia, kendala-
(3) Objek terdapat dalam kalimat kendala tersebut adalah:
transitif, langsung mengikuti 1. Kandungan makna yang
predikat (kata kerja transitif), terdapat dalam struktur
tidak didahului oleh kata depan, kalimat bahasa Indonesia
tidak didahului oleh kata masih kurang dipahami;
merupakan ialah, atau adalah, 2. Pemahaman terhadap konsep
dapat menjadi subjek kalimat struktur kalimat bahasa
pasif (dalam oposisi aktif) dan Indonesia masih samar-
berupa kata benda, kelompok samar;
kata benda, atau anak kalimat. 3. Satuan-satuan linguistik yang
(4) Pelengkap melengkapi makna menjadi unsur pembangun
kata kerja (predikat), terdapat kalimat bahasa Indonesia
dalam kalimat yang berpredikat belum dikuasai;
kata kerja, hanya menempati 4. Kerancuan pemahaman
posisi setelah predikat, tidak terhadap posisi fungsi
didahului kata depan. Pelengkap kategori dan peran dalam
berupa kata benda atau kelompok sebuah kalimat;
kata benda, kata sifat atau 5. Penggunaan bahasa Indonesia
masih dipengaruhi kebiasaan
penggunaan bahasa ibu;
5
Sugono, D. “Kalimat Dalam Bahasa Indonesia”. 6. Struktur pola kalimat bahasa
Makalah disampaikan dalam Penataran Indonesia berbeda dengan
Penyuluhan Bahasa Indonesia. Jakarta (24 Mei –
14 Juni 1993).
252 Al-Turāṡ Vol. XX, No. 2, Juli 2014

struktur kalimat bahasa ibu dalam peneltian ini didasarkan pada


mereka; sudut pandang linguistik.8
7. Penguasaan kosa kata dan 4) Afiksasi dalam Bahasa
proses pembentukannya Indonesia
belum diketahui; Ramlan (2001) mengemukakan
8. Penguasaan membaca buku- afiks adalah suatu satuan gramatik yang
buku kebahasaan masih terikat di dalam satu kata merupakan
6
kurang. unsur yang bukan kata dan bukan pokok
kata, yang memiliki kesanggupan
3) Kesalahan Sintaksis melekat pada satuan-satuan lain untuk
Kendala-kendala sebagaimana membentuk ata atau pokok kata baru.9
tersebut di atas merupakan akar Chaer menjelaskan bahwa afisasi
kesalahan berbahasa yang sering adalah proses pembubuhan afiks pada
dilakukan oleh mahasiswa penutur sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam
bahasa asing. Kesalahan sintaksis atau proses ini tercakup unsur-unsur berupa:
kesalahan menggunakan struktur kalimat 1) bentuk dasar; 2) imbuhan dan 3)
bahasa Indonesia adalah kesalahan atau makna gramatikal yang dihasilkan.
penyimpangan struktur frase, klausa, Kesalahan morfologi adalah
atau kalimat serta kkketidaktepatan kesalahan memilih afiks, kesalahan
pemakaian artikel. menggunakan kata ulang, kesalahan
Richard (1997) mengemukakan menyusun kata majemuk, dan kesalahan
bahwa sumber kesalahan berbahasa ada memilih bentuk kata.
tiga kategori. Pertama, kesalahan
interferensi terjadi sebagai akibat dari 5. Metodologi Penelitian
penggunaan elemen-elemen dari suatu Penelitian ini menggunakan
bahasa ketika memproses bahasa lain. pendekatan penelitian kualitatif, dengan
Kedua, kesalahan intralingual terjadi jenis penelitian studi kasus, metode yang
akibat belum pahamnya kaidah bahasa; digunakan adalah etnolinguistik.
ketiga, kesalahan sering terjadi ketika Prosedur penelitian ini menghasilkan
pembelajar bahasa mencoba membangun data deskriptif dengan tahap-tahap
hipotesis tentang bahasa sasaran penelitian dan teknik-teknik sebagai
berdasarkan pengelamannya yang berikut:
7
terbatas mengenai bahasa sasaran. 1. Tempat dan Waktu Penelitian
Dulay (1982) mengemukakan ada Lokasi penelitian dilakukan di
empat tolok ukur yang dapat dijadikan Pusat Pengembangan Bahasa UIN Syarif
landasan untuk mengklasifikasikan Hidayatullah Jakarta. Dipilihnya lokasi
kesalahan berbahasa. Keempat tolok ini karena peneliti terlibat langsung
ukur itu adalah: 1. Linguistik; 2. Siasat dalam pengajaran dan penggunaan
permukaan; 3. Komparatif; dan 4. Efek bahasa Indonesia dalam setiap interaksi
komunikatif. Atas dasar itulah, analisis sosial, baik di luar maupun di dalam
kesalahan berbahasa yang digunakan kelas.
Penelitian dimulai pada bulan Juli
6
Hidayat, K. “Kendala-kendala Penguasaan 2013 sampai bulan Oktober 2013
Struktur Kalimat Bahasa Indonesia bagi sebagai masa penjajagan. Kemudian
Mahasiswa Asing pada Jurusan Pandidikian dilanjutkan kembali bulan Januari 2014
Bahasa dan Sastra Indonesia di PPBS UPI untuk menghimpun data yang
Bandung”, diakses dari
http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/kosadihidayat
8
.htm Dulay, H., Burt M and Krashen S. Language Two.
7
Richards, J. Error Analysis: Perspectives on (New York: Oxford University Press), 277-278pp
9
Second Language Acquisition. (London: Ramlan. M. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif.
Longman, 1997) 126-136pp (Yogyakarta: CV Karyono, 2001), hal 55
Darsita S. : Penggunaan Kalimat Bahasa … 253

berlangsung terus sampai bulan April pelaksanaannya teknik ditentukan oleh


2014. adanya alat yang dipakai. Metode yang
2. Subjek Penelitian dipergunakan dalam pengumpulan data
Subjek penelitian yaitu mahasiswa adalah metode simak dengan teknik
penutur bahasa asing dari berbagai dasar penyadapan, kemudian dilanjutkan
angkatan dan program studi. Dengan dengan teknik pengamatan terlibat
demikian, semua mahasiswa penutur dengan menggunakan teknik catat.10
bahasa asing yang belajar bahasa
Indonesia di PPB UIN Jakarta ditetapkan 5. Metode Analisis Data
informan kunci. Untuk menggali data Data yang telah terkumpul berupa
dan infromasi, digunakan sejumlah hasil karangan tertulis yang dibuat oleh
informan. Informan yang dipilih mahasiswa penutur bahasa asing
harusmemenuhi syarat berikut: 1. dianalisis menggunakan kerangka
Mahasiswa penutur bahasa asing yang analisis etnografik yang dikemukakan
belajar bahasa Indonesia di PPB UIN oleh Spradely (1979)11, metode analisis
Jakarta; 2. Sudah mengikuti kegiatan ini meliputi: 1) analisis ranah (domain
belajar bahasa Indonesia selama tiga analysis), dipakai untuk menjelaskan
bulan. Subjek penelitian yang dijadikan sistem klasifikasi atau sistem kategori
informan diwawancara dengan teknik satuan bahasa baik secara morfologi
purposive sampling. Wawancara maupun sintaksis beserta hubungan
mendalam (in dept interview) dilakukan semantiknya; 2) analisis taksonomi
terhadap beberapa mahasiswa penutur dipakai untuk menganalisis pola-pola
bahasa asing serta pengajar bahasa afiksasi, pola struktur kalimat yang
Indoneisa untuk Penutur Asing (BIPA) difokuskan kepada struktur internal dari
untuk memperoleh informasi tentang setiap kalimat di dalam karangan
berbagai penyebab terjadinya kesalahan eksposisi ataupun deskripsi. Pada
berbahasa itu. akhirnya keseluruhan analisis ini
diharapkan dapat menghasilkan suatu
3. Sumber Data gambaran mengenai pola-pola kalimat
Sumber data yang digunakan di bahasa Indonesia yang dibuat oleh
dalam penelitian ini berupa dokumen, mahasiswa penutur bahasa asing serta
berupa karangan eksposisi dan deskripsi kesalahan yang terdapat di dalamnya.
yang diperoleh pada saat selesai
pengajaran di kelas. Setiap pekerjaan
berupa karangan eksposisi dan deskripsi 6. Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang ditulis oleh mahasiswa penutur 1. Kesalahan Sintaksis: Struktur
asing adalah sumber data. Setiap kelas Kalimat Bahasa Indonesia
terdiri dari 10 mahasiswa. Penelitian ini Beberapa data yang menunjukkan
dilakukan di dua kelas, mereka berasal kesalahan struktur kalimat yang didaspati
dari Thailand, Turki, Myanmar, Kanada, dalam karangan mahasiswa penutur
dan Somalia. bahasa asing di PPB UIN Jakarta adalah
sebagai berikut:
4. Metode Pengumpulan Data Data 1
Penggunaan istilah metode di sini 1. Dan matahari tidak menyinari di
dibedakan dari istilah teknik. Menurut
Sudaryanto (1993) metode dan teknik 10 Sudaryanto. Metode Linguistik Bagian Pertama
adalah “cara” dalam suatu upaya. Ke Arah Memahami Metode Linguistik.
Metode adalah cara yang harus (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
dilaksanakan, teknik adalah cara 11 1993), hal 133-136.
Spradley, J.P. Merode Etnografi. (Yogyakarta:
melaksanakan metode. Dalam Tiara Wacana, 1997), hal 139-272 .
254 Al-Turāṡ Vol. XX, No. 2, Juli 2014

malam hari Predikat (P) dan Objek (O). Prep ialah di,
2. Saya tidak membersihkan di ket tempat ialah timur tengah, P ialah
halaman mengalami, O ialah kendala perdamaian.
3. Paman tidak pergi di ladang Kata di- tidak tepat diletakkan di awal
4. Setiap hari senin mereka jam 7.00 kalimat.
am sudah harus sampai ke kampus Kalimat no. (9) memiliki pola
untuk pergi kuliah Keterangan waktu (ket waktu) + modal +
5. Dan setiap sore mengerjakan Predikat (P) dan keterangan tempat (ket
perkerjaan rumah tempat). Ket waktu ialah besok, modal
6. Menyiksa diri sendiri tidak masuk ialah akan, P ialah berangkat, ket tempat
hospital ialah ke Yogya. Kalimat ini tidak
7. Dia mulut saya memiliki subjek. Kalimat no. (10)
8. Di timur tengah mengalami memiliki pola Keterangan waktu (ket
kendala perdamaian waktu) + adverbia + Predikat (P) dan
9. Besok akan berangkat ke Yogya keterangan tempat (ket tempat). Ket
10. Sebelum margib selalu ada di waktu ialah sebelum magrib, adverbial
dalam masjid frekuensi ialah selalu, P ialah ada, ket
(Sumber data: mahasiswa asal tempat ialah di dalam masjid. Kalimat ini
Thailand, Pengajaran BIPA PPB tidak memiliki subjek.
UIN Jakarta, tahun 2013) Kalimat no. (6) terdiri dari P
ialah menyiksa, O ialah diri sendiri,
Kalimat no. 1 menunjukkan Pengingkaran ialah tidak, ket tempat
kesalahan penggunaan kata depan yang ialah masuk hospital. Kalimat ini tidak
terletak di depan subjek. Tata aturan memiliki subjek, dan tidak menggunakan
kalimat bahasa Indonesia, subjek tidak kata depan ke- sebagai keterangan tujuan
didahului kata depan. kalimat no.2 yang menyatakan tujuan dari P. Selain
diindikasikan memiliki pola S ialah saya, itu, penggunaan kata hospital
P ialah tidak membersihkan, keterangan menunjukkan keterbatasan daria segi
tempat ialah di halaman. Kalimat ini kosa kata. Kalimat no. (7) terdiri dari S
tidak memiliki Objek yang menyatakan ialah dia, O adalah mulut dan posesif
apa yang dibersihkan di halaman. adalah saya. Kalimat ini tidak memiliki
Kalimat no.3 memiliki pola S ialah P.
paman, P ialah tidak pergi. Frase di
ladang meskipun menyatakan keterangan Data 2
tempat yang menyatakan tujuan dalam 1. Saya baru satu bulan di Indonesia.
konteks kalimat itu tidak tepat, Belum kemana-mana. Belum ada
seharusnya ke ladang. banyak teman. Belum cocok
Kalimat yang tertera pada makanan. Sudah ke pasar dan
data 1 dengan nomor (5), (6), (8), (9) kampus saja. Belum banyak tempat
dan (10) merupakan kalimat yang tidak dan bahasa sulit.
memiliki subjek. Kalimat no. (5) (Sumber data: mahasiswa asal
diidentifikasi hanya memiliki pola Turki, Pengajaran BIPA PPB UIN
Preposisi (Prep) + Keterangan Waktu Jakarta, tahun 2013)
(ket waktu) + Predikat (P) dan Objek 2. Sekarang di Jakarta amat macet dan
(O). Prep ialah dan, ket waktu ialah crowded. Dimana-mana banyak
setiap sore, P ialah mengerjakan, O ialah kendaraan dan orang. Kalaupun
pekerjaan rumah. Kata dan tidak tepat harus ke kampus berangkat harus
diletakkan di awal kalimat. Kalimat no. pagi. Oleh karena itu kecemasan
(8) memiliki pola Preposisi (Prep) + saya mahasiswa di sini bahwa
Keterangan tempat (ket tempat) + bangun siang bisa berbahaya untuk
Darsita S. : Penggunaan Kalimat Bahasa … 255

masuk kampus Teks pada data 2 no. 2 terdiri dari


(Sumber data: mahasiswa asal empat buah kalimat yaitu: Sekarang di
Somalia, Pengajaran BIPA PPB Jakarta amat macet dan crowded (1).
UIN Jakarta, tahun 2014) Dimana-mana banyak kendaraan dan
3. Amar suka sate ayam. Amar suka orang (2). Kalaupun harus ke kampus
teh manis. Setelah makan Amar berangkat harus pagi (3). Oleh karena
suka rokok. itu kecemasan saya mahasiswa di sini
(Sumber data: mahasiswa asal bahwa bangun siang bisa berbahaya
Myanmar, Pengajaran BIPA PPB untuk masuk kampus (4). Kalimat (1)
UIN Jakarta, tahun 2013) merupakan kalimat yang secara
struktural di dahului oleh adverbia kala
Teks pada data 2 no.1 terdiri dari atau keterangan waktu yaitu sekarang,
Saya baru satu bulan di Indonesia. (1) kemudian diikuti preposisi di- yang
Belum ke mana-mana. (2) Belum banyak diikuti oleh keterangan tempat yaitu
teman. (3) Belum cocok makanan (4). Jakarta. Kalimat no. 1 mengalami
Sudah pergi ke pasar dan kampus kesalahan karena subjek Jakarta
saja.(5) Belum banyak tahu tempat dan didahului oleh preposisi di- . seharusnya
bahasa masih sulit (6). Teks tersebut kalimat itu berbunyi: Sekarang, Jakarta
terdiri dari enam buah kalimat. Kalimat amat macet. Kalimat ini menjadi kalimat
(1) merupakan kalimat bebas sebagai yang dapat berdiri sendiri, tetapi kalimat
kalimat yang berdiri sendiri, tetapi (2) adalah kalimat sudah terikat dengan
kalimat (2) adalah kalimat sudah terikat teks tersebut, pada kalimat itu terdapat
dengan teks tersebut, pada kalimat itu kesalahan, yakni Subjek tidak ada,
terdapat kesalahan penggunaan kata seharusnya kalimat itu berbunyi: Jakarta
depan yang secara ejaan harus di pisah banyak terdapat kendaraan dan orang di
penulisan kalimat bebas itu seharusnya: mana-mana tempatnya. Penggunaan kata
Saya belum ke mana-mana; kalimat no. 3 depan yang secara ejaan harus dipisah.
terdapat kesalahan yaitu tidak terdapat Kalimat no. 3 Kalaupun harus ke
predikat (P) yang seharusnya diisi oleh kampus berangkat harus pagi adalah
memiliki, seharusnya kalimat itu menjadi kalimat yang kehilangan subjek dan tidak
kalimat bebas sebagai berikut: Saya menggunakan tanda baca koma (,).
belum memiliki banyak teman; demikian Kalimat ini didahului oleh konjugasi
pula pada kalimat no. 4 tidak terdapat persyaratan yaitu konjugasi yang
predikat yaitu belum merasa, jadi menyatakan syarat untuk keadaan atau
seharusnya: Saya belum merasa cocok peristiwa yang terjadi pada kluasa utama
dengan makanan yang ada di Indonesia; dalam sebuah kalimat. Seharusnya
hal yang sama juga terjadi pada kalimat kalimat no 3 berbunyi: Kalaupun saya ke
no. 5. Pada kalimat itu tidak terdapat kampus, harus berangkat pagi.
predikat, yaitu pergi, dan preposisi ke- , Kalimat no. 4 terdapat kesalahan
adverbia jumlah yaitu beberapa penggunaan tanda baca yang tidak ada
seharusnya kalimat itu menjadi Saya setelah konjugasi penyimpulan: oleh
sudah pergi beberapa tempat penting karena itu, konjugasi penyimpulan ini
antara lain ke pasar dan ke kampus saja; memiliki fungsi untuk menghubungkan
kalimat no. 6 tidak terdapat S ialah saya penyimpulan isi kalimat yang disebutkan
dan P ialah mengetahui dan memahami pada kalimat no 1 dan 2. Pola bahwa
sehingga kalimat itu seharusnya Saya bangun siang bisa berbahaya untuk
masih belum banyak mengetahui tempat masuk kampus, pada klausa ini tidak
dan saya belum memahami bahasa terdapat subjek setelah kata bahwa.
Indonesia karena bahasa itu sulit. Sebagai konjugasi penjelasan kata bahwa
aturan penggunaanya, subjek
256 Al-Turāṡ Vol. XX, No. 2, Juli 2014

ditempatkan di belakang kata bahwa itu. 2. Kesalahan dalam Ranah Morfologi


Seharusnya, kalimat ini berbunyi: Oleh 1. Adik saya tidak mau perokok
karena itu, kecemasan saya sebagai 2. Ahmad pepanggil kepada temannya
seorang mahasiswa di sini, bahwa saya untuk jumpa besok
kalau bangun siang bisa berbahaya (Sumber data: mahasiswa S2 asal
untuk masuk kampus. Secara semantik, Thailand, Pengajaran BIPA PPB
kalimat ini bermakna: Seorang UIN Jakarta, tahun 2013)
mahasiswa perlu rajin bangun pagi agar
tidak terlambat masuk ke kampus untuk Pada kalimat no. 1
dapat mengikuti perkuliahan. (1). Adik tidak mau
saya perokok
Teks pada data 2 no. 3 terdiri dari : Amar S P
suka sate ayam. Amar suka teh manis.
Setelah makan Amar suka rokok. Teks Kalimat (1) ini terjadi kesalahan
pada data 2 no. 3 terdapat tiga buah secara morfologis. Kata perokok terdiri
kalimat: Amar suka sate ayam. (1) Amar dari dua morfem yaitu morfem terikat
suka jus mangga. (2) Setelah makan yaitu pe- dan morfem bebas yaitu rokok .
Amar suka rokok.(3). Kalimat (1), (2), Kesalahan yang terjadi adalah kesalahan
dan (3) merupakan kalimat yang pembentukan kata dengan struktur
mengandung kesalahan penggunaan nomina berprefiks pe- yang menduduki
adverbial suka, apabila ditinjau dari fungsi predikat dalam kalimat no (1) itu.
struktur kalimat yang bersifat formal. Pdahal, dalam bahasa Indonesia predikat
Dalam bahasa Indonesia adverbial suka ditandai dengan prefiks me-; prefiks di-;
digunakan untuk menyatakan “keinginan atau prefiks ber-. Fungsi Predikat (P)
terhadap sesuatu’, secara structural, kata tidak ditandai dengan prefiks pe-. Jadi,
suka seharusnya ditempatkan di sebelah kalimat no (1) dapat diberi contoh
kiri kata berkategori verba. Pada contoh sebagai berikut:
kalimat (1), (2) dan (3) dikategorikan (1) Adik tidak
sebagai ragam nonformal sebab kata saya merokok
suka tidak diikuti oleh verba. Pada S P
contoh tersebut, sebenarnya terjadi 1a. Adik tidak mau rokok
pelesapan verba, umpamanya, antara: saya ditawari
kata suka dan sate ayam, antara suka dan S P O
jus mangga, antara suka dan rokok , 1b. Adik tidak rokok
demikianlah alasan untuk mengatakan saya berjualan
kalimat itu sebagai ragam nonformal. S P O
Untuk kalimat no. (3) terjadi kesalahan
penggunaan tanda baca, seharusnya Imbuhan berupa awalan atau
setelah frase: setelah makan diletakkan prefiks me-; di-; dan ber-; merupakan
koma (,). Klausa: Amar suka rokok imbuhan-imbuhan pembentuk verba
sesudah kata suka seharusnya bukan kata yang dalam struktur kalimat berfungsi
berkategori nomina, tetapi kata sebagai predikat.
berkategori verba.
Jadi, untuk dapat dikategorikan sebagai Demikian pula pada kalimat no.
ragam formal, tiga kalimat tersebut (2) Ahmad pepanggil kepada temannya
menjadi Amar suka makan sate ayam; untuk jumpa besok.
Dia suka minum jus mangga dan setelah (2). Ahmad pepanggil kepada
makan, Amar suka merokok temannya untuk
jumpa besok
S P
Darsita S. : Penggunaan Kalimat Bahasa … 257

Imbuhan pe- dalam bahasa Kesalahan pada data 3 adalah


Indonesia memiliki hanya satu fungsi, pemakaian kata depan dan penggunaan
yaitu berfungsi sebagai pembentuk kata kalimat tidak efektif serta struktur
benda dan secara umum imbuhan ini kalimat yang tidak padu, kesalahan
menyatakan makna melakukan tersebut tentu diakibatkan dari pengaruh
pekerjaan yang tersebut pada bentuk bahasa ibu. Berdasarkan temuan tersebut,
dasarnya. Contoh penari, petani, pelajar, dapat diketahui bahasa mahasiswa
pemberi, pelari, pemasak, pengajar. penutur bahasa asing belum dapat
Imbuhan yang seharusnya melekat pada memakai kata depan, kalimat efektif dan
kata dasar panggil ‘mengundang untuk struktur kalimat secara tepat yang sesuai
datang’, seperti contoh di atas adalah dengan kaidah dalam bahasa Indonesia.
imbuhan me-. Kata kepada pada klausa Pada kalimat no (1) pada data 3, yaitu:
pepanggil kepada temannya untuk …. Di banyak panas oleh karenanya
jumpa besok, dihilangkan menjadi hujan tidak menyinari bumi… terjadi
Ahmad memanggil temmnya untuk kesalahan semantik pada kata menyinari,
jumpa besok. seharusnya dapat dipakai kata
Kesalahan pemakaian bahasa menyirami. Demikian pula, pada kalimat
Indonesia dalam bidang morfologi yang no (2) … di depan di sana ada dijual
ditemukan dalam penelitian ini antara makanan murah … data 3 pada
lain: kesalahan pemakaian afiks, umumnya kesalahan dapat terjadi karena
kesalahan pemenggalan kata, kesalahan penguasaan kosa kata beserta makna kata
penulisan kata ulang, dan kesalahan itu dalam bahasa Indonesia yang
penulisan kata bentukan seperti kata dipahami oleh mahasiswa penutur bahasa
pepanggil; berambil; penaruh asing yang masih terbatas. Jadi, mereka
seharusnya petaruh; penggulat; perjalan hanya menuliskan sesuai dengan apa
kaki, dalam data penelitian ini. yang mereka ingat atau sejauh yang
berdasarkan temuan tersebut, dapat mereka ketahui untuk dapat menuliskan
ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa penggunaan bahasa Indonesia mahasiswa
penutur bahasa asing belum dapat penutur bahasa asing itu masih
menggunakan afiks secara tepat, begitu memerlukan latihan yang cukup banyak
pula dengan penulisan kata bentukan menggunakan kosa kata dalam kalimat
dan penulisan kata ulang. tunggal maupun kalimat kompleks serta
3. Kesalahan dalam Ranah Semantik waktu belajar antara rentang 6 bulan
Data 3 sampai satu tahun. Aspek kesalahan
Contoh Temuan berbahasa Indonesia oleh mahasiswa
1. …. Di banyak panas oleh karenanya penutur bahasa asing di PPB UIN Jakarta
hujan tidak menyinari bumi… dapat diartikan sebagai upaya mahasiswa
2. Di depan, di sana ada dijaul penutur bahasa asing ini untuk belajar
makanan murah …. bahasa Indonesia lebih mendalam lagi.
3. Jakarta kota-kota yang paling-paling
macet… C. Penutup
4. Mereka petulis Indonesian yang Hasil penelitian ini secara ringkas
paling paling saya suka… dapat dikemukakan bahwa: kesalahan
5. Saya paham di Indonesia bahasa berbahasa yang sering dilakukan oleh
sedikit, pakaian, musiman, banyak mahasiswa penutur bahasa asing dalam
makanan… menulis kalimat bahasa Indonesia
(Sumber data: mahasiswa asal Turki, dibedakan dalam beberapa aspek yaitu,
Pengajaran BIPA PPB UIN Jakarta, kesalahan pada aspek penggunaan ejaan,
tahun 2013)
258 Al-Turāṡ Vol. XX, No. 2, Juli 2014

pembentukan kata, khusus pada afiksasi,


tata urutan kalimat yang dapat Ramlan, M. 2001. Morfologi Tinjauan
menyebabkan perbedaan makna, serta Deskriptif. Yogyakarta: CV
pemahaman tentang makna suatu kata Karyono.
yang idgunakan dalam suatu konteks
kalimat. Jadi, ada tiga tataran penting Ramlan, M. 2001. Sintaksis.
dari aspek linguistik yang perlu Yogyakarta: CV Karyono.
mendapat perhatian yaitu morfologi,
sintaksis dan semantik. Sudaryanto. 1993. Metode Linguistik
Bagian Pertama Ke Arah
Daftar Pustaka Memahami Metode Linguistik.
Yogyakarta: Gadjah Mada
Anjarsari Nurvita, Sarwiji Suwandi dan
University Press.
Slamet Mulyono. 2013. “Analisis
Kesalahan Pemakaian Bahasa
Tarigan, Henri Guntur. 1988.
Indonesia dalam Karangan
Pengajaran Analisis Kesalahan
Mahasiswa Penutur Bahasa Asing di
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Universitas Sebelas Maret” dalam
BASARA Jurnal Bahasa Sastra
Verhaar, J.W.M. 1981. Pengantar
Indonesia dan Pengajarannya Vol.
Linguistik. Yogyakarta: Gadjah
2, Nomor 1 April 2013. Surakarta:
Mada University Press.
Universitas Sebelas Maret Press.

Cahyaningrum, W.T. 2010. “Analisis


Kesalahan Berbahasa Pada Karya Sumber Rujukan On Line
Tulis Siswa Kelas XI SMA Negeri I
Hidayat, K. “Kendala-kendala
Andong”. Surakarta: Fakultas
Penguasaan Struktur Kalimat
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Bahasa Indonesia bagi
Universitas Negeri Solo.
Mahasiswa Asing pada Jurusan
Pandidikian Bahasa dan Sastra
Dulay, H. Burt M and Krashen S. 1982.
Indonesia di Program Pendidikan
Langugae Two. New York: Oxford
Bahasa dan Sastra UPI
University Press.
Bandung”, diakses dari
http://www.ialf.edu/kipbipa/paper
Ellis, Rod. 1995. The Study of Second
s/kosadihidayat.htm
Language Acquisition. Oxford:
Oxford University Press.

Anda mungkin juga menyukai