Ating Sudradjat
Pengertian :
Safety
Keselamatan
merupakan suatu
kondisi bebas dari
cedera atau bahaya Health
atau suatu perasaan Kesehatan
takut akan terjadi merupakan
kecelakaan, cedera Environment
suatu kondisi
maupun resiko
sehat secara Suatu
bahaya keadaan
fisik maupun sekeliling
mental tempat
ataupun kerja/
sosial organisasi/
perusahaan
beroperasi
Alasan K3
Adanya kecelakan kerja (occupational accident) dan
penyakit akibat kerja (occupational diseases) dan atau
penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work
related diseases) menelan korban berupa :
Jiwa
Kerugian materi baik bagi pekerja maupun pengusaha
Mengganggu proses operasi produksi
Merusak lingkungan
Definisi K3
Secara filosofi
K3 merupakan pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan :
tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik jasmani
maupun rohani,
hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur
dan sejahtera;
Secara keilmuan
K3 adalah suatu ilmu pengetahuan yang penerapannya
diarahkan dalam upaya untuk mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dll
Aspek Dasar
Unsur-unsur kegiatan kerja dari suatu sistem operasi
yang berinteraksi dengan lingkungan dan akan
berpengaruh langsung pada keselamatan dan
kesehatan.
Unsur-unsur yang berpotensi memiliki dampak
terhadap setiap perubahan lingkungan, keselamatan
dan kesehatan baik yang menguntungkan maupun
merugikan, baik secara keseluruhan maupun
sebagian.
Tujuan K3
Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat
kerja
Menjamin agar setiap sumber daya dapat dipakai
secara aman dan efisien
Menjamin proses opeasi berjalan lancar
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman,
sejahtera dan produktif serta penyerasian lingkungan
Landasan Hukum
UUD 1945, yang dijabarkan dalam pasal 27 ayat 2, dengan tegas
menyebutkan bahwa ” Setiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, ini mengandung
dimensi yang cukup luas diantaranya perlindungan tenaga kerja
UU No. 12 Tahun 1948, tentang Kerja yang mengandung materi
perlindungan terhadap tenaga kerja, seperti :
o Menyangkut Pekerja Anak dan Orang Muda
o Menyangkut Pekerjaan Orang Wanita
o Menyangkut waktu kerja dan waktu istirahat
o Mengenai tempat kerja dan perumahan pekerja
UU No. 14 tahun 1969, lembaran Negara tahun 1969 No. 55,
Tambahan Lembaran Negara No 2912 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja, sesungguhnya
dimotivasi oleh kesadaran, bahwa buruh/tenaga kerja merupakan
salah satu modal utama dan pelaksanaan pembangunan nasional.
UU No 1 Tahun 1970, Lembaran Negara tahun 1970 nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara No. 2918 tentang Keselamatan Kerja, pada dasarnya
merupakan payung dari semua perturan perundang-undangan K-3 di Indonesia.
UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Setiap orang berhak memperoleh
derajat kesehatan yang optimal dan setiap orang berkewajiban untuk ikut serta
dalam pemeliharaan dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,
keluarga dan lingkungan
UU No 3 tahun 1992 , yang mendeskripsikan definisi tentang apa itu Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
UU. No. 13 tahun 2003, Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 No. 39
tentang ketenagakerjaan yang lahir dari kesadaran pemerintah, bahawa peran
dan kedudukan tenaga kerja dalam pelaksanaan pembangunan nasional sangat
penting.
PERMENNAKER 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K-3, Sistem
manajemen k3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan yang dibutuhkan bagi implementasi kebijakan k3 untuk
mengendalikan risiko dalam kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif
PERMENAKER 02/M/1992 Tentang Tatacara Penunjukan, Kewajiban Dan
Wewenang Ahli K3
Masalah Pelaksanaan K-3
Masyarakat pekerja :
Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar (upah dan
tunjangan kesejahteraan).
K3 belum menjadi tuntutan pekerja,
Pengusaha :
Menekankan penghematan ongkos dan meningkatkan
efisiensi, untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Dan K3 dipandang sebagai beban biaya operasional
tambahan.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan kerja
TENAGA
KERJA
Kesehatan Keselamatan
PROSES
BAHAN ALAT
Lingkungan
Kecelakaan Kerja
KECELAKAAN
Adalah Akibat Dari Rangkaian Sebab-akibat
(DOMINO EFFECTS)
SUMBER BAHAYA
KECELAKAAN
Korban / Kerugian
Definisi Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja
Kejadian yang tidak diduga sebelumnya yang dapat
mengakibatkan gangguan terhadap suatu proses pekerjaan yang
telah direncanakan
Klasifikasi Kecelakaan :
Insiden tanpa kerusakan tidak ada yang cidera
Insiden diikuti kerusakan tidak ada yang cidera
Kecelakaan berakibat luka ringan
Kecelakaan berakibat luka berat
Kecelakaan Berakibat Cacat tetap
Kecelakaan berakibat Kematian
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata rantai
sebab-akibat (Domino Squen)
Personal and
Job Factors
Lack of Insident
Control Unsafe Act /
Unsafe Condition Losses
Tindakan tdk Kecelakaan
Kerugian
Lemahnya Faktor manusia aman /
Pengendalian dan pekerjaan kondisi tdk
aman
LACK OF CONTROL
Accident / Incident
Standar program tidak sesuai dengan norma-
Costs / Lost
norma K-3 ,Standar tidak spesifik
Pelaksanaan program tidak terarah
2 3 4 5 6
Stress
Injury / Damage / Fatality
Personal and Job Factors
Salah motivasi
Accident / Incident
Job Factor :
Kurang koordinasi dan pengawasan
2 3 4 5 6
Kesalahan dalam Sistem maintenance
Kesalahan dalam Engineering and design
Kurang pengelolaan terhadap peralatan
Salah penggunaan
UNSAFE ACT / UNSAFE CONDITION
Costs / Lost
pengamanan, kelembaban, kebisingan,
temperatur, kurangnya APD, dll.)
4 5 6
Accident/Incident
Injury / Damage / Fatality
• INCIDENT (Insiden) :
Tidak diinginkan ( Nyaris
Costs / Lost
Kecelakaan )
• ACCIDENT (Kecelakaan)
5 6
Injury / Damage / Fatality
Costs / Lost
6
Cost / Loss
1
6
Sumber Penyebab Utama Kecelakaan
Faktor perorangan
Kurang keterampilan, pengetahuan, motivasi, ketidak
siapan secara fisik dan mental
Faktor pekerjaan
Ketidakadaan atau kurang baiknya standar, prosedur
operasi, perencanaan, pemakaian abnormal, terjadi
substandar, dll.
Contoh : Penyebab Kecelakaan
Faktor terjadi kecelakaan :
Peralatan dan material yang tak aman
Penggunaan peralatan rusak, bahan kimia berbahaya, dll
Kondisi tak aman
Areal terkontaminasi, suhu terlalu tinggi, tidak teratur, kotor dl.
Tingkah laku pekerja
Lalai, ceroboh, meremehkan, tidak melaksanakan prosedur, tidak disiplin,
dll.
Manajemen
Kurang koordinasi, tidak terencana dengan baik, tidak peduli, tidak ada atau
kurang pengawasan, penggunaan prosedur yang tidak benar, kurang
antisipasi bahaya, kurang penegakkan disiplin kerja, dll.
Contoh Upaya Proteksi Kecelakaan
Upaya proteksi melalui :
Pencegahan dan pengurangan kecelakaan melalui penggunaan APD, displin
kerja, ketaatan terhadap aturan kerja dan prosedur dll
Pencegahan, pengurangan dan pemadaman kebakaran, melalui tata kelola
tempat kerja yang teratur, pelatihan, penyiapan peralatan dll.
Pencegahan dan pengurangan bahaya peledakan melalui
penempatan/penyimpanan material sesuai aturan dll.
Memberi kesempatan jalan penyelamatan diri melalui penyiapan rute evakuasi,
pemberian rambu-rambu dan petunjuk, dll
Good housekeeping melalui penataan tempat kerja yang teratur, rapi, resik,
terawat, dan bersih
Perbaikan berbagai apek sanitasi
Sistem Maintenance dan pengamanan yang baik
Penggunaan standar dll
Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja :
Meninggal
4.142 Orang
3,68 %
18,64 %
20.970 Orang
77,68 % Cacat Tetap
5.400 orang
10 % Cacat
Sebagian
Kecelakaan Kerja Tahun 2003
1% 317 orang
Cacat Total
2% 1.049 orang
Meninggal
87 % Kecelakaan
Ringan
45.234 orang
TEORI GUNUNG ES ACCIDENT COSTS
(ICE BERG) Injury & Illness Costs
$1
Biaya Medis
Ganti rugi (biaya-biaya yang diasuransikan)
Dilakukan pengawasan
Dilakukan audit Oleh Oleh Pegawai Pengawas
Auditor independent
Program K3
Pemasangan rambu-rambu K3
Pemakaian saran/alat-alat K3 (APD, dll)
Sarana/alat pengaman
- Pagar pengaman
- Tali run ling (pembatas)
- Plat form
- Jaring pengaman, dll.
Kebersihan arel kerja
“HAZARD”
Adalah suatu obyek dimana
terdapat energi, zat atau kondisi
kerja yang potensial dapat
mengancam keselamatan
hampir putus
putus
INSIDENT
ACCIDENT
Strategi Pengendalian
“safe operation
system”
Ref: UU, Pert, Standar
Pengertian P 3 K
P3K adalah merupakan pertolongan pertama yang
harus segera diberikan kepada korban yang
mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak
dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke
tempat rujukan.
MAKSUD DAN TUJUAN
P3K dimaksudkan :
Memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum
pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter
atau petugas kesehatan lainnya.
•Protective respirators.
•Dust mask.
Gloves. •Gas mask.
•Breathing equipment.
•Supplied-air respirator.
Clothing, Safety belts.
Footwear.
Structure of safety helmets
(at the time of falls)
5.Shock-absorbing liner 4.Ring string
(Polystyrene foam core)
1.Outer shell
2.Hammock
3.Head band
6.Chin strap
Structure of Safety Helmet
(against flying or falling objects)
LINDUNGI BELAKANG KEPALA
AWAS
!
Aduh biyung !!
BENTURAN
Safety Belts dengan shock absorber
Belt
Buckle
A shock absorber
Hook
Harness Safety belt
Personal Protective Equipment
(PPE/APD)
QUALIFICATION
CERTIFIED :
QUALITY MANAGEMENT SYSTEM ASSESSMETS, IRCA-UK
OHSAS 18001 ADVANCED LEAD AUDITOR, SGS - Q S A
(AUSTRALIA)
ADVANCED EMS AUDITING FOR QUALITY & ENVIROMENTAL
PROFESSIONALS,
(SGS - BRITISH QULITY FOUNDATION)
AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, terdaftar di
depnakertrans
Pengertian
alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan yang
fungsinya mengisolasi tenaga kerja dari bahaya di
tempat kerja
Syarat APD
Enak dipakai
Tidak mengganggu kerja
Memberikan perlindungan yang
efektif terhadap bahaya
Kekurangan dalam
penggunaan APD :
1. Kemampuan perlindungan yang tak
sempurna karena: APD perlu
dipelihara dan
Memakai APD yang tak tepat
dikontrol
Cara pemakaian APD yang salah penggunaannya
APD tak memenuhi persyaratan yang
diperlukan
2. Sering APD tidak dipakai karena dirasa
kurang nyaman Karena APD :
• sangat sensitif terhadap
perubahan tertentu
mempunyai masa kerja
tertentu seperti kanister,
filter dan penyerap
dapat menularkan
penyakit bila dipakai
berganti-ganti
Klasifikasi APD :
alat pelindung kepala, berdasarkan fungsinya :
topi pengaman (safety helmet), untuk melindungi kepala dari
benturan atau pukulan benda-benda
topi/tudung, untuk melindungi kepala dari api, uap-uap korosif,
debu, kondisi iklim yang buruk
tutup kepala, untuk menjaga kebersihan kepala dan rambut atau
mencegah lilitan rambut dari mesin dan lain-lain
Perlengkapan lain seprti : kacamata/google, penutup muka,
penutup telinga,respirator dan lain-lain
pelindung telinga, jenisnya : sumbat telinga (ear plug) dan
tutup telinga (ear muff )
Sumbat telinga :
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan
frekuensi untuk bicara biasa (komunikasi) tidak terganggu
Sumbat telinga dapat terbuat dari : karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin,
kapas
Tutup telinga
Atenuasinya :
Pada frekuensi 2800-400 Hz sampai 42 dB
Untuk frekuensi biasa, 25-30 dB
Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat
telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB,
karena hantaran suara melalui tulang masih ada
pelindung muka dan mata, untuk melindungi dari :
Lemparan benda-benda kecil
Lemparan benda-benda panas
Pengaruh cahaya
Pengaruh radiasi tertentu
(material yang digunakan ; gelas/kaca biasa, plastik
pelindung pernapasan, berfungsi untuk memberikan
perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya di udara
tempat kerja seperti ; kekurangan oxigen, pencemaran oleh
partikel (debu, kabut, asap, dan uap logam), pencemaran
oleh gas atau uap
pakaian kerja
sarung tangan
pelindung kaki
Sebelum memilih alat pelindung pernafasan yang sesuai,
ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan :
Bentuknya bermacam-macam:
Sarung tangan (gloves)
Mitten: sarung tangan dengan ibu jari terpisah sedang jari lainnya menjadi
satu.
Hand pad: melindungi telapak tangan
Sleeve : untuk pergelangan tangan sampai lengan, biasanya digabung
dengan sarung tangan
3. Untuk mencegah tergelincir, dipakai sol anti slip luar dari karet alam atau
sintetik dengan bermotif timbul (permukaannya kasar)
6. Sepatu atau sandal yang beralaskan kayu, baik dipakai pada tempat kerja
yang lembab, lantai yang panas
9. Untuk bekerja dengan logam cair atau benda panas, ujung celana tidak boleh
dimasukkan ke dalam sepatu karena cairan logam atau bahan yang panas
dapat masuk ke dalam sepatu
Langkah-langkah penentuan APD
Identifikasi dan analisis potensi bahaya yang dapat terjadi
Menentukan jumlah APD yang diperlukan
Memilih kualitas yang akan digunakan, kualitas seperti :
Memberikan perlindungan terhadap bahaya
Ringan
Dapat dipakai secara flexible
Tidak menimbulkan bahaya
Tidak mudah rusak
Sesuai standar
Adanya kemudahan dalam pemeliharaannya
Kemudahan suku cadang
Tidak membatasi gerak
Bentuk menarik