Latar Belakang : Perkembangan teknologi canggih menyebabkan terjadinya revolusi industri yang
dan Identifikasi berperan dalam mengubah kondisi dunia saat ini, juga berperan dalam
Masalah peningkatan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja terkait dengan
kemajuan pesat teknologi yang mulai diterapkan untuk produksi secara besar-
besaran. (Tarwaka, 2012).
Sumber daya manusia merupakan salah satu modal utama dalam suatu
organisasi, dimana dapat memberikan kontribusi yang tidak ternilai dalam
strategi pencapaian tujuan organisasi. (Syamsuddinnor, 2014).
Kecelakaan kerja di sektor industri berdasarkan data Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) sepanjang tahun 2017 tercatat 1877 kasus kecelakaan
(BPJS Ketenagakerjaan, 2018)
1. Latar Belakang : Penyebab langsung (immediate cause) dikategorikan menjadi 2 yaitu
dan Identifikasi substandard practices dan substandard conditions.
Masalah
substandard practices berdasarkan studi pendahuluan pekerja di perusahaan ini
cenderung belum patuh terhadap penggunaan APD terutama pada saat mereka
merasa tidak diawasi sehingga mereka bisa bebas untuk tidak mentaati
peraturan yang ada. kelalaian akan penggunaan APD dan pelanggaran terhadap
prosedur kerja
4 Tujuan Penelitian Tujuan umum : menganalisis faktor yang berhubungan dengan insiden
kecelakaan kerja berdasarkan teori ILCI (Internasional Loss Control Institute)
pada pekerja di PT Wijaya Karya Beton, Tbk Pabrik Produk Beton Kejapanan
Pasuruan.
Tujuan khusus :
1. Mengidentifikasi kebijakan K3, SOP pekerjaan, peran dan tanggungjawab
2. Menganalisis hubungan karakteristik individu pekerja yang meliputi usia,
masa kerja, tingkat pendidikan, pengetahuan K3, motivasi kerja dengan
insiden kecelakaan kerja
3. Mengidentifikasi jenis kejadian insiden kecelakaan kerja pekerja
4. Menganalisis hubungan faktor kerja dengan insiden kecelakaan kerja
5. Menganalisis hubungan substandar practices pekerja dengan insiden
kecelakaan
6. Menganalisis hubungan substandar conditions pekerja dengan insiden
kecelakaan kerja
The International Loss Control Institute (ILCI) merupakan teori penyebab kecelakan yang dikembangkan oleh Bird dan
Germain. kecelakaan terdiri atas loss (kerugian akibat kecelakaan kerja), insiden, penyebab langsung, penyebab
dasar, serta kurangnya kontrol dari pihak manajemen. (Buku Practical Loss Control Leadership)
1. Loss Kerugian dapat terjadi pada orang, properti, proses, atau lingkungan.
(kerugian) 1. kematian, cidera kualitas hidup dan waktu dari pekerja, biaya kesehatan dan rehabilitasi.
2. biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan alat produksi, kerusakan alat produksi.
3. gangguan produksi, peningkatan tingkat cacat, peningkatan penggunaan bahan baku.
4. masyarakat disekitar perusahaan yang terkena dampaknya.
2. Incident kontak dengan sumber energi yang melebihi batas.
(Insiden) Cat : Bila tidak sampai melebihi tersebut maka tahapan kecelakaan kerja tersebut berhenti dan
tidak ada kerugian yang muncul, dan disebut sebagai incident bukan accident.
menabrak sesuatu, ditabrak oleh objek yang bergerak, jatuh pada permukaan lebih rendah
(termasuk kejatuhan objek), jatuh pada permukaan sama (terpeleset), dll
3. Immediate substandard acts dan substandard condition.
Causes 1. Substandard acts : mengoperasikan peralatan tanpa wewenang, gagal mengamankan, gagal
(Penyebab memberi peringatan, mengoperasikan dengan kecepatan salah, membuat alat keselamatan
Langsung) tidak dapat dioperasikan, tidak menggunakan alat pelindung diri, tidak menggunakan APD
dengan benar, menggunakan peralatan yang rusak, menggunakan peralatan yang salah,
pemuatan yang tidak benar, penempatan yang tidak benar, posisi tubuh tidak tepat, melakukan
perbaikan mesin saat beroperasi,bekerja saat berada dipengaruh minuman keras atau obat.
2. Substandard conditions : Pengamanan yang tidak memadai APD yang tidak memadai Peralatan
atau material rusak Sistem peringatan yang tidak memadai Bahaya kebakaran dan ledakan
Housekeeping yang buruk Pajanan bising Pajanan radiasi Pajanan temperatur tinggi atau
temperatur rendah.
4. Basic Causes (Penyebab Dasar) penyebab dasar dari gejala yang timbul serta sebagai alasan
tindakan dan kondisi berbahaya bisa terjadi.
1. Faktor personal : Pengetahuan, Kemampuan fisik,
Kemampuan mental, Tekanan fisik, Tekanan psikologi,
Motivasi.
2. Faktor kerja : Leadership and supervision, Engineering,
Purchasing, Maintenance, Tool and Equipment, Work
Standard, Wear and Tear, Abuse and Misuse.
Unsafe : perilaku yang dilakukan oleh pekerja yang menyimpang dari prinsip keselamatan atau
Action tidak sesuai dengan prosedur kerja yang berisiko untuk timbulnya masalah.
Menurut The Human Factors Analysis and Classification System–HFACS tindakan tidak
aman (Unsafe Act) diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu Kelalaian yang tidak
disengaja (Error) dan Pelanggaran yang disengaja terhadap prosedur atau aturan yang
berlaku (Violation).
1. Kelalaian yang tidak disengaja (Error) : lupa urutan prosedur kerja, tugas yang terfiksasi
dan aktivasi yang tidak disengaja terhadap tombol pengendali.
2. Pelanggaran yang disengaja terhadap prosedur atau aturan yang berlaku (Violation) :
Individu mengendarai kendaraan melebihi batas yang diijinkan oleh peraturan. Hal ini
sering terjadi.
Unsafe : Unsafe condition meliputi antara lain adalah kebisingan. Menurut Peraturan Menteri
Condition Kesehatan RI No. 718 Tahun 1987 mendefinisikan kebisingan adalah terjadinya bunyi
mengganggu, yang sangat tidak diinginkan yang hingga dapat membahayakan kesehatan.
Menurut (Tarwaka, 2008), beberapa sebab pemaparan kebisingan antara lain dapat
menyebabkan kelelahan, meningkatnya tingkat stress hingga merasa cepat marah, berat
di bagian kepala dan mengalami sulit tidur, mengalami gangguan reaksi psikomotoris,
mudah kehilangan konsentrasi, sulit berkomunikasi atau mengalami gangguan
komunikasi antara lawan jenis, dan yang terakhir dapat berdampak pada penurunan
performa kerja yang kemudian dapat berdampak pada produktivitas kerja.
Kemudian iklim kerja, Iklim atau cuaca kerja dapat berpengaruh kepada produktivitas
pekerja. Menurut Permenkes No. 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan
Kesehatan kerja Perkantoran, suhu ruang tempat kerja yang nyaman adalah berkisar
23˚C, apabila suhu sudah mencapai (>32˚C) dapat mengakibatkan menurunnya energi
dari pekerja yang disebabkan oleh dehidrasi, sehingga dapat mengganggu pekerja dalam
pengambilan keputusan, perasaan sulit untuk berpikir atau tidak bisa berkonsentrasi,
mengganggu koordinasi syaraf dan monotoris, serta membuat seseorang lebih emosional
(Kemenkes RI, 2016).
Insiden Kecelakaan Kerja
Setiap insiden melibatkan transfer energi yang tidak diinginkan, berikut adalah beberapa jenis kontak
energi yang umum terjadi dalam insiden.
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
9. Faktor Kerja faktor yang tercermin pada proses kerja organisasi. Wawancara, 1. Baik : 1 Nominal
Faktor kerja ini meliputi (Leadership and supervision, lembar kuisioner 2. Buruk : 2
Engineering, Purchasing, Maintenance, Tool and
Equipment, Work Standard, Wear and Tear, Abuse and
Misuse). Loss Causation Model, Bird and German,
1985 dalam Buku Practical Loss Control Leadership)
10. Substandard Tindakan yang menyimpang dari biasanya yang diakui Wawancara, 1. Tindakan aman : < Nominal
practices aman untuk melakukan pekerjaan dan hal ini lembar kuisioner 11
meningkatkan kemungkinan accident. Tindakan tidak 2. Tindakan tidak
aman dibagi dua yaitu aspek pelanggaran/violation dan aman : >11
aspek kelalaian/error. (dalam The Human Factors
Analysis and Clasification System-HFACS)
11. Substandard Persepsi pekerja mengenai terganggu atau tidak Wawancara, 1. Terganggu Nominal
conditions dengan faktor lingkungan kerja ditempat kerja mereka lembar kuisioner 2. Tidak tergamggu
yang meliputi kebisingan, iklim kerja. Loss Causation
Model, Bird and German, 1985 dalam Buku Practical
Loss Control Leadership)
Variabel Dependen
12. Incident Kejadian incident kecelakaan kerja yang belum sampai Wawancara, 1. Ya, pernah Nominal
Kecelakaan menimbulkan hilang waktu kerja selama 2x24 jam yang lembar kuisioner mengalami
Kerja pernah dialami oleh pekerja incident
kecelakaan kerja
2. Tidak pernah
mengalami
incident
kecelakaan kerja
7. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik : 1. Data primer : dikumpulkan melalui pengisian kuisioner oleh responden (umur,
pengumpulan masa kerja, pendidikan, kemudian tentang pengetahuan K3, motivasi kerja, faktor
data kerja, substandar practices dan substandar conditions pekerja serta insiden
kecelakaan kerja)
2. Data sekunder : diperoleh dari catatan, dokumen dari PT Wijaya Karya Beton, Tbk
Pabrik Produk Beton Kejapanan Pasuruan serta data-data yang mendukung data
hasil penelitian.
Instrumen : lembar kuesioner. Pada saat observasi juga dilengkapi dengan bantuan lembar
penelitian checklist dan kamera untuk pendokumentasian.
• Kuesioner mengenai data diri responden meliputi: usia, pendidikan, masa kerja.
• Kuisioner motivasi kerja berdasarkan teori dua faktor (internal dan eksternal)
Herzberg 2008. terdiri dari 11 pertanyaan (faktor internal) yang meliputi prestasi,
tanggung jawab, pengakuan, pertumbuhan serta pekerjaan itu sendiri.
Lanjutan instumen penelitian
Instrumen : • Kuisioner faktor kerja terdiri dari 39 pertanyaan meliputi leadership and
penelitian supervision, engineering, purchasing, maintenance, tool and equipment, work
standar, wear and tear, ause and misuse berdasarkan loss causation model, dalam
buku practical loss control leadership Bird and German, 1985.
Analisis data : 1. Analisis deskriptif, mengetahui karakteristik responden melalui uji deskriptif
karakteristik individu serta mengetahui gambaran Karakteristik pekerja,
pengetahuan pekerja tentang K3, motivasi kerja, faktor kerja (work factors),
substandar practices, substandar condition, insiden kecelakaan kerja.
4 Jenis kecelakaan kerja seperti apa yang sering anda alami? Misalnya : kejatuhan materal, terpeleset, terjepit, terbentur
(Silahkan isi sebanyak mungkin)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
dst.
TIDAK
NO PERNYATAAN KELUHAN SUBJEKTIF TERGANGGU
TERGANGGU
Anda merasa terganggu dengan kondisi
1
kebisingan di lingkungan tempat kerja Anda