Anda di halaman 1dari 27

1.

Latar Belakang : Perkembangan teknologi canggih menyebabkan terjadinya revolusi industri yang
dan Identifikasi berperan dalam mengubah kondisi dunia saat ini, juga berperan dalam
Masalah peningkatan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja terkait dengan
kemajuan pesat teknologi yang mulai diterapkan untuk produksi secara besar-
besaran. (Tarwaka, 2012).

Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970, setiap tenaga


kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.

Sumber daya manusia merupakan salah satu modal utama dalam suatu
organisasi, dimana dapat memberikan kontribusi yang tidak ternilai dalam
strategi pencapaian tujuan organisasi. (Syamsuddinnor, 2014).
Kecelakaan kerja di sektor industri berdasarkan data Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) sepanjang tahun 2017 tercatat 1877 kasus kecelakaan
(BPJS Ketenagakerjaan, 2018)
1. Latar Belakang : Penyebab langsung (immediate cause) dikategorikan menjadi 2 yaitu
dan Identifikasi substandard practices dan substandard conditions.
Masalah
substandard practices berdasarkan studi pendahuluan pekerja di perusahaan ini
cenderung belum patuh terhadap penggunaan APD terutama pada saat mereka
merasa tidak diawasi sehingga mereka bisa bebas untuk tidak mentaati
peraturan yang ada. kelalaian akan penggunaan APD dan pelanggaran terhadap
prosedur kerja

substandar conditions antara lain faktor lingkungan kerja seperti intensitas


kebisingan dari peralatan yang ada dan iklim kerja yang yang melebihi nilai
ambang batas yang ada. berdasarkan hasil data yang didapat paparan faktor
fisik di lingkungan kerja kurang baik dibeberapa area yang ada di Perusahaan.
Seperti paparan kebisingan yang diatas 85 dBA dan iklim kerja diatas 31 derajat
sesuai dengan standar dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun
2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
2. Kajian : Peyebab insiden kecelakaan kerja teori ILCI (Buku Practical Loss Control
Masalah Leadership)

1. Faktor lack of control (Inadequate standard , Inadequate program,


Inadequate compliance)

2. Faktor karakteristik pekerja/personal (usia, masa kerja, pendidikan,


pengetahuan K3, motivasi kerja)

3. Faktor kerja (Leadership and supervision, Engineering, Purchasing,


Maintenance, Tool and Equipment, Work Standard, Wear and Tear, Abuse and
Misuse)

4. Substandar practices (kelalaian akan penggunaan APD dan pelanggaran


terhadap prosedur kerja)

5. Substandar conditions (faktor lingkungan kerja seperti intensitas kebisingan


dari peralatan yang ada dan iklim kerja yang yang melebihi nilai ambang
batas)
3 Rumusan Masalah : apakah ada hubungan antara faktor karakteristik pekerja, pengetahuan K3,
motivasi kerja, faktor kerja, substandar practices, substandar conditions
terhadap insiden kecelakaan kerja pekerja di PT Wijaya Karya Beton, Tbk
Pabrik Produk Beton Kejapanan Pasuruan?

4 Tujuan Penelitian Tujuan umum : menganalisis faktor yang berhubungan dengan insiden
kecelakaan kerja berdasarkan teori ILCI (Internasional Loss Control Institute)
pada pekerja di PT Wijaya Karya Beton, Tbk Pabrik Produk Beton Kejapanan
Pasuruan.
Tujuan khusus :
1. Mengidentifikasi kebijakan K3, SOP pekerjaan, peran dan tanggungjawab
2. Menganalisis hubungan karakteristik individu pekerja yang meliputi usia,
masa kerja, tingkat pendidikan, pengetahuan K3, motivasi kerja dengan
insiden kecelakaan kerja
3. Mengidentifikasi jenis kejadian insiden kecelakaan kerja pekerja
4. Menganalisis hubungan faktor kerja dengan insiden kecelakaan kerja
5. Menganalisis hubungan substandar practices pekerja dengan insiden
kecelakaan
6. Menganalisis hubungan substandar conditions pekerja dengan insiden
kecelakaan kerja
The International Loss Control Institute (ILCI) merupakan teori penyebab kecelakan yang dikembangkan oleh Bird dan
Germain. kecelakaan terdiri atas loss (kerugian akibat kecelakaan kerja), insiden, penyebab langsung, penyebab
dasar, serta kurangnya kontrol dari pihak manajemen. (Buku Practical Loss Control Leadership)
1. Loss Kerugian dapat terjadi pada orang, properti, proses, atau lingkungan.
(kerugian) 1. kematian, cidera kualitas hidup dan waktu dari pekerja, biaya kesehatan dan rehabilitasi.
2. biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan alat produksi, kerusakan alat produksi.
3. gangguan produksi, peningkatan tingkat cacat, peningkatan penggunaan bahan baku.
4. masyarakat disekitar perusahaan yang terkena dampaknya.
2. Incident kontak dengan sumber energi yang melebihi batas.
(Insiden) Cat : Bila tidak sampai melebihi tersebut maka tahapan kecelakaan kerja tersebut berhenti dan
tidak ada kerugian yang muncul, dan disebut sebagai incident bukan accident.
menabrak sesuatu, ditabrak oleh objek yang bergerak, jatuh pada permukaan lebih rendah
(termasuk kejatuhan objek), jatuh pada permukaan sama (terpeleset), dll
3. Immediate substandard acts dan substandard condition.
Causes 1. Substandard acts : mengoperasikan peralatan tanpa wewenang, gagal mengamankan, gagal
(Penyebab memberi peringatan, mengoperasikan dengan kecepatan salah, membuat alat keselamatan
Langsung) tidak dapat dioperasikan, tidak menggunakan alat pelindung diri, tidak menggunakan APD
dengan benar, menggunakan peralatan yang rusak, menggunakan peralatan yang salah,
pemuatan yang tidak benar, penempatan yang tidak benar, posisi tubuh tidak tepat, melakukan
perbaikan mesin saat beroperasi,bekerja saat berada dipengaruh minuman keras atau obat.
2. Substandard conditions : Pengamanan yang tidak memadai APD yang tidak memadai Peralatan
atau material rusak Sistem peringatan yang tidak memadai Bahaya kebakaran dan ledakan
Housekeeping yang buruk Pajanan bising Pajanan radiasi Pajanan temperatur tinggi atau
temperatur rendah.
4. Basic Causes (Penyebab Dasar) penyebab dasar dari gejala yang timbul serta sebagai alasan
tindakan dan kondisi berbahaya bisa terjadi.
1. Faktor personal : Pengetahuan, Kemampuan fisik,
Kemampuan mental, Tekanan fisik, Tekanan psikologi,
Motivasi.
2. Faktor kerja : Leadership and supervision, Engineering,
Purchasing, Maintenance, Tool and Equipment, Work
Standard, Wear and Tear, Abuse and Misuse.

5. Lack of Control Inadequate standard , Inadequate program, Inadequate


compliance.
Unsafe Action dan Unsafe Condition

Unsafe : perilaku yang dilakukan oleh pekerja yang menyimpang dari prinsip keselamatan atau
Action tidak sesuai dengan prosedur kerja yang berisiko untuk timbulnya masalah.
Menurut The Human Factors Analysis and Classification System–HFACS tindakan tidak
aman (Unsafe Act) diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu Kelalaian yang tidak
disengaja (Error) dan Pelanggaran yang disengaja terhadap prosedur atau aturan yang
berlaku (Violation).

1. Kelalaian yang tidak disengaja (Error) : lupa urutan prosedur kerja, tugas yang terfiksasi
dan aktivasi yang tidak disengaja terhadap tombol pengendali.
2. Pelanggaran yang disengaja terhadap prosedur atau aturan yang berlaku (Violation) :
Individu mengendarai kendaraan melebihi batas yang diijinkan oleh peraturan. Hal ini
sering terjadi.
Unsafe : Unsafe condition meliputi antara lain adalah kebisingan. Menurut Peraturan Menteri
Condition Kesehatan RI No. 718 Tahun 1987 mendefinisikan kebisingan adalah terjadinya bunyi
mengganggu, yang sangat tidak diinginkan yang hingga dapat membahayakan kesehatan.
Menurut (Tarwaka, 2008), beberapa sebab pemaparan kebisingan antara lain dapat
menyebabkan kelelahan, meningkatnya tingkat stress hingga merasa cepat marah, berat
di bagian kepala dan mengalami sulit tidur, mengalami gangguan reaksi psikomotoris,
mudah kehilangan konsentrasi, sulit berkomunikasi atau mengalami gangguan
komunikasi antara lawan jenis, dan yang terakhir dapat berdampak pada penurunan
performa kerja yang kemudian dapat berdampak pada produktivitas kerja.

Kemudian iklim kerja, Iklim atau cuaca kerja dapat berpengaruh kepada produktivitas
pekerja. Menurut Permenkes No. 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan
Kesehatan kerja Perkantoran, suhu ruang tempat kerja yang nyaman adalah berkisar
23˚C, apabila suhu sudah mencapai (>32˚C) dapat mengakibatkan menurunnya energi
dari pekerja yang disebabkan oleh dehidrasi, sehingga dapat mengganggu pekerja dalam
pengambilan keputusan, perasaan sulit untuk berpikir atau tidak bisa berkonsentrasi,
mengganggu koordinasi syaraf dan monotoris, serta membuat seseorang lebih emosional
(Kemenkes RI, 2016).
Insiden Kecelakaan Kerja

Setiap insiden melibatkan transfer energi yang tidak diinginkan, berikut adalah beberapa jenis kontak
energi yang umum terjadi dalam insiden.

1. Menghantam objek. Mencakup menabrak, menginjak, atau terlempar ke objek.


2. Ditabrak oleh objek. Hal ini terjadi ketika pekerja ditabrak oleh objek bergerak.
3. Terperangkap atau terjepit peralatan atau objek. Pekerja tertekan atau terhimpit diantara dua atau
lebih benda, atau diantara bagian benda.
4. Terjatuh ke tempat yang lebih rendah.
5. Terjatuh ditempat dengan ketinggian yang sama, misal : terpeleset, tersandung.
6. Reaksi tubuh dimana gerakan tubuh pekerja menekan atau menghimpit bagian tubuhnya. Contohnya
adalah keseleo, cedera otot.
7. Penggunaan tenaga yang berlebihan, maksudnya fisik dipaksa untuk melakukan suatu kegiatan yang
berlebihan, misal saat mengangkat barang mendorong, menarik, membawa, atau melempar.
8. Gerakan repetitif, maksudnya cedera disebabkan oleh gerakan tubuh dalam melakukan suatu
pekerjaan yang biasanya dilakukan.
1. Kerangka Konseptual

Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti

Kerangka Konseptual Penelitian (Teori ILCI. Loss Causation


Model – Bird and German 1985)
1. Jenis Penelitian : Metode pendekatan kuantitatif (Melalui wawancara dan pengisian kuisioner
serta observasi yang dilakukan oleh peneliti).
2. Rancang Bangun : Desain penelitian observational, dengan pendekatan crossectional dimana
Penelitian data yang diambil dalam satu kali waktu dalam perusahaan.
3. Lokasi dan Waktu : PT Wijaya Karya Beton, Tbk Pabrik Produk Beton Kejapanan Pasuruan pada
Penelitian bulan Desember 2019.
4. Populasi dan : 1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja di PT Wijaya Karya
Sampel Beton, Tbk Pabrik Produk Beton Kejapanan Pasuruan dengan jumlah
tenaga kerja 1000 pekerja.
2. Sampel : Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random
sampling. (88 responden)
5. Kerangka Operasional
6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Kategori Skala


Variabel Independen
1. Kebijakan K3 Penilaian serta pemehaman Wawancara dan
terhadap kebijakan K3 yang data sekunder
ditetapkan perusahaan

2. SOP Pekerjaan Penilaian serta pemahaman Wawancara dan


terhadap SOP pekerjaan yang data sekunder
ditetapkan oleh Peusahaan

3. Peran dan Penilaian serta pemahaman Wawancara dan


tanggungjawab terhadap kegiatan pengawasan data sekunder
agar pekerja bekerja sesuai
standar yang berlaku

4. Usia Usia responden dari jumlah Wawancara, > Nominal


tahun kelahiran sampai pada lembar kuisioner <
saat dilakukan
penelitian saat ini
No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Kategori Skala
5. Masa Kerja Lama kerja responden Wawancara, > Nominal
berdasarkan tahun pertama lembar kuisioner <
mulai bekerja hingga penelitian
dilakukan

6. Tingkat Pendidikan formal yang Wawancara, SD sd PT Ordinal


Pendidikan ditempuh responden lembar kuisioner

7. Pengetahuan K3 Pengetahuan mengenai kondisi Lembar kuisioner 1. Tinggi : 54-90 Nominal


aman atau selamat dari (Safety Climate 2. Rendah : 1-53
penderitaan, kerusakan atau Questionnaire
kerugian ditempat kerja (SCQ) oleh
Glendon dan
Litherland, 2001)
8. Motivasi Kerja Gerakan dari diri responden Lembar kuisioner Nilai dikategorikan Nominal
untuk mencapai tujuan tertentu dengan cut of point
yang dipengaruhi oleh prestasi, median
pengakuan, tanggungjawab, 1. Rendah < median
pertumbuhan, dan pekerjaan 2. Tinggi > median
itu sendiri Herzberg (2008)
No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Kategori Skala

9. Faktor Kerja faktor yang tercermin pada proses kerja organisasi. Wawancara, 1. Baik : 1 Nominal
Faktor kerja ini meliputi (Leadership and supervision, lembar kuisioner 2. Buruk : 2
Engineering, Purchasing, Maintenance, Tool and
Equipment, Work Standard, Wear and Tear, Abuse and
Misuse). Loss Causation Model, Bird and German,
1985 dalam Buku Practical Loss Control Leadership)
10. Substandard Tindakan yang menyimpang dari biasanya yang diakui Wawancara, 1. Tindakan aman : < Nominal
practices aman untuk melakukan pekerjaan dan hal ini lembar kuisioner 11
meningkatkan kemungkinan accident. Tindakan tidak 2. Tindakan tidak
aman dibagi dua yaitu aspek pelanggaran/violation dan aman : >11
aspek kelalaian/error. (dalam The Human Factors
Analysis and Clasification System-HFACS)
11. Substandard Persepsi pekerja mengenai terganggu atau tidak Wawancara, 1. Terganggu Nominal
conditions dengan faktor lingkungan kerja ditempat kerja mereka lembar kuisioner 2. Tidak tergamggu
yang meliputi kebisingan, iklim kerja. Loss Causation
Model, Bird and German, 1985 dalam Buku Practical
Loss Control Leadership)
Variabel Dependen

12. Incident Kejadian incident kecelakaan kerja yang belum sampai Wawancara, 1. Ya, pernah Nominal
Kecelakaan menimbulkan hilang waktu kerja selama 2x24 jam yang lembar kuisioner mengalami
Kerja pernah dialami oleh pekerja incident
kecelakaan kerja
2. Tidak pernah
mengalami
incident
kecelakaan kerja
7. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik : 1. Data primer : dikumpulkan melalui pengisian kuisioner oleh responden (umur,
pengumpulan masa kerja, pendidikan, kemudian tentang pengetahuan K3, motivasi kerja, faktor
data kerja, substandar practices dan substandar conditions pekerja serta insiden
kecelakaan kerja)
2. Data sekunder : diperoleh dari catatan, dokumen dari PT Wijaya Karya Beton, Tbk
Pabrik Produk Beton Kejapanan Pasuruan serta data-data yang mendukung data
hasil penelitian.
Instrumen : lembar kuesioner. Pada saat observasi juga dilengkapi dengan bantuan lembar
penelitian checklist dan kamera untuk pendokumentasian.

• Kuesioner mengenai data diri responden meliputi: usia, pendidikan, masa kerja.

• Kuisioner pengetahuan pekerja tentang K3 terdiri dari 18 pertanyaan dengan


Kuisioner tentang pengetahuan keselamatan kerja diukur dengan menggunakan
Safety Climate Questionnaire (SCQ) yang dibuat oleh Glendon dan Litherland, 2001
yang memuat tentang comunication and support, personal protective equipment,
work pressure, relationship, safety rules, adequacy of prosedures.

• Kuisioner motivasi kerja berdasarkan teori dua faktor (internal dan eksternal)
Herzberg 2008. terdiri dari 11 pertanyaan (faktor internal) yang meliputi prestasi,
tanggung jawab, pengakuan, pertumbuhan serta pekerjaan itu sendiri.
Lanjutan instumen penelitian
Instrumen : • Kuisioner faktor kerja terdiri dari 39 pertanyaan meliputi leadership and
penelitian supervision, engineering, purchasing, maintenance, tool and equipment, work
standar, wear and tear, ause and misuse berdasarkan loss causation model, dalam
buku practical loss control leadership Bird and German, 1985.

• Kuisioner substandar practices terdiri dari 15 pertanyaan melputi aspek kelalaian


(error) dan aspek pelanggaran (violation) menurut The Human Factors Analysis and
Classification System (HFACS)

• Kuisioner substandar condition berdasarkan persepsi pekerja mengenai terganggu


atau tidak terhadap faktor lingkungan kerja yang meliputi kebisingan dan iklim kerja
berdasarkan loss causation model, dalam buku practical loss control leadership Bird
and German, 1985.

• Kuisioner insiden kecelakaan kerja berdasarkan pernah tidaknya mengalami


insiden kecelakaan kerja dan jenis kecelakaan kerja yang pernah dialami oleh oleh
pekerja. berdasarkan loss causation model, dalam buku practical loss control
leadership Bird and German, 1985.
8. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan : 1. editing : tujuan agar data yang diperoleh merupakan informasi yang benar.
data 2. Coding : pemberian kode, untuk mempermudah agar dapat mengelompokkan data
sesuai dengan kode dan mempercepat pada saat input data ke dalam software.
3. Entry data : input ke program SPSS untuk setiap data variabel.
4. Penyajian data/laporan (tabulasi) : pembuatan tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan.

Analisis data : 1. Analisis deskriptif, mengetahui karakteristik responden melalui uji deskriptif
karakteristik individu serta mengetahui gambaran Karakteristik pekerja,
pengetahuan pekerja tentang K3, motivasi kerja, faktor kerja (work factors),
substandar practices, substandar condition, insiden kecelakaan kerja.

2. Analisis korelasi, digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas


dan variabel terikat. Analisis korelasi yang digunakan adalah uji chi squeare
contingency coefficient untuk variabel dengan skala data nominal dan uji korelasi
spearman dengan skala data ordinal dengan nilai derajat kepercayaan 95% (α =
5%),
NO PERTANYAAN PERNAH TIDAK PERNAH
1 Apakah anda pernah hampir celaka dan atau
sudah mengalami celaka saat melakukan
pekerjaan anda?

Jarang (dalam 1 Kadang-kadang Sering (mengalami Sangat Sering


bulan belum tentu (mengalami 1-2x lebih dari 2x dalam (hampir setiap hari
mengalami) dalam 1bulan) 1 bulan) mengalami)
2 Seberapa seringanda hampir celaka selama anda
bekerja di PT Wijaya Karya Beton, Tbk Pabrik
Produk Beton Kejapanan Pasuruan.
Jarang (dalam 1 Kadang-kadang Sering (mengalami Sangat Sering
bulan belum tentu (mengalami 1-2x lebih dari 2x dalam (hampir setiap hari
mengalami) dalam 1bulan) 1 bulan) mengalami)
3 Seberapa sering anda mengalami celaka selama
anda bekerja di PT Wijaya Karya Beton, Tbk
Pabrik Produk Beton Kejapanan Pasuruan.

4 Jenis kecelakaan kerja seperti apa yang sering anda alami? Misalnya : kejatuhan materal, terpeleset, terjepit, terbentur
(Silahkan isi sebanyak mungkin)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
dst.
TIDAK
NO PERNYATAAN KELUHAN SUBJEKTIF TERGANGGU
TERGANGGU
Anda merasa terganggu dengan kondisi
1
kebisingan di lingkungan tempat kerja Anda

Anda merasa terganggu dengan kondisi suhu/iklim


2
kerja di lingkungan tempat kerja anda
TIDAK
NO PERNYATAAN JARANG SERING SELALU
PERNAH
A. ASPEK KELALAIAN
1 saya melaksanakan pekerjaan meskipun tidak mempunyai
keterampilan.
2 Saya sering mengingatkan rekan kerja yang tidak memakai alat
pelindung diri (APD) karena merupakan kwajiban saya.
3 Karena tuntutan pekerjaan banyak, saya bekerja lebih cepat
untuk menghemat waktu.
4 Saya tidak pernah bekerja dengan sambil memikirkan jalan keluar
problem di rumah.
5 Saya tetap bekerja meskipun agak kelelahan untuk mengejar
uang lembur.
6 Saya tidak pernah bersenda gurau, bernyanyi dengan pekerja
yang lain untuk menghilangkan rasa bosan pada saat bekerja.
7 Saya memperbaiki peralatan kerja meskipun mesin tetap jalan
(on) karena sudah berpengalaman ratusan kali dan tidak pernah
terjadi kecelakaan.
B . ASPEK PELANGGARAN
8 Saya biasa memindahkan peralatan kerja sendirian dengan cara
dipanggul.
9 Saya bekerja sambil membiarkan petugas lain melakukan
tugas/pekerjaannya yang lokasinya tidak jauh dari tempat saya
10 Saya tidak pernah menggunakan peralatan kerja yang memang
bukan fungsinya
11 Saya tetap menaruh alat pemadam kebakaran ringan (APAR) di
sekitar tempat kerja meskipun sudah kadaluarsa dengan alasan
hemat biaya dan bisa digunakan untuk latihan kebakaran.
12 Saya memakai APD yang tidak sesuai dengan standar yang ada
di Perusahaan
13 Saya tidak memakai APD karena mengganggu saya pada saat
bekerja
14 saya tidak pernah merokok untuk menghilangkan kepenatan .
15 Saya memakai alat pelindung diri karena tidak mengganggu
aktifitas kerja saya.
TIDAK SERING
NO PENGUKURAN JARANG SERING SELALU
PERNAH SEKALI
Communication and support
1 Masalah keselamatan kerja secara terbuka dibicarakan antara para
karyawan dan para supervisor/atasan.
2 Para karyawan dapat melaporkan/menyampaikan ketika ada perubahan
antara praktek dengan rencana kerja.
3 Perubahan dalam prosedur bekerja dan pengaruhnya pada keselamatan,
dikomunikasikan secara efektif pada para karyawan.
Personal Protective Equipment
4 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) diawasi untuk mengidentifikasi area
permasalahan.
5 Karyawan diminta sarannya untuk perbaikan desain APD.
6 Penggunaan APD ditingkatkan.
Work Pressure
7 Ada jumlah karyawan yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan yang
diperlukan.
8 Jadwal waktu untuk menyelesaikan pekerjaan sudah
realistis/sesuai.
9 Beban kerja layak dan seimbang dengan kemampuan karyawan.
Relationship
10 Karyawan yakin masa depan keselamatan kerja mereka pada perusahaan ini.
11 Di perusahaan ini terdapat hubungan kerja yang baik.
12 Karyawan mempercayai manajemen.
Safety Rules
13 Aturan/prosedur keselamatan kerja selalu dilaksanakan.
14 Aturan/prosedur keselamatan kerja dapat dilaksanakan tanpa membuat
kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan.
15 Aturan/prosedur keselamatan kerja tetap dilaksanakan walaupun dalam
keadaan darurat.
Adequacy of Procedures
16 Prosedur keselamatan kerja sudah lengkap dan menyeluruh.
17 Para karyawan dengan mudah mengidentifikasi prosedur keselamatan kerja
yang berhubungan dengan tiap pekerjaan.
18 Sistem manajemen dokumentasi keselamatan kerja yang efektif memastikan
kelancaran kerja saat diperlukan.
KADANG- TIDAK
NO PERNYATAAN SELALU SERING
KADANG PERNAH
1 Saya bekerja mengikuti peraturan keselamatan yang telah
ditetapkan.
2 Saya bekerja dengan aman demi mendapatkan pengahargaan
dari perusahaan.
3 Saya mendapatkan penghargaan atas kinerja keselamatan
kerja
4 Saya merasa bersemangat dalam bekerja bila kinerja
keselamatan saya diapresiasi oleh atasan saya.
5 Saya mematuhi perlengkapan keselamatan kerja yang
ditetapkan oleh perusahaan
6 Saya melaporkan setiap tindakan tidak aman atau kecelakaan
kepada pengawas pekerjaan.
7 Pelatihan keselamatan kerja meningkatkan kemampuan dan
keterampilan saya dalam bekerja.
8 Atasan saya memberikan kesempatan menyampaikan ide dan
pendapat demi meningkatkan keselamatan kerja
9 Keselamatan kerja membuat pekerjaan saya tidak lancar
10 Saya berminat dengan pekerjaan saya walaupun menuntut
keselamatan kerja
11 Keselamatan kerja membuat saya aman sehingga saya
bekerja dengan senang, loyal, dan penuh tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai