Kehadiran 80%
(tidah hadir mengikuti kuliah, agar memberitahukan
secara tertulis kepada dosen: sakit, keperluan pribadi,
pekerjaan, dll)
- Kuis/tugas 20%
- UTS 40%
- UAS 40%
Ergonomika
Studi mengenai hubungan antara manusia dengan
pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus
dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta
lingkungan kerjanya.
Yang perlu disesuaikan adalah mesin-mesin dan lingkungan
kerjanya terhadap karakteristik para karyawan, bukan
sebaliknya.
Pencegahan Cedera dan Penyakit yang Terkait
dengan Pekerjaan
Menyadarkan para karyawan mengenai bahaya-bahaya
yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.
Memasang alat-alat kontrol produksi.
Menyusun prosedur-prosedur kerja yang aman.
Mendorong penggunaan alat-alat
pengaman/pelindung yang layak.
Tentang Stres
Stres adalah reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan
yang diberikan padanya.
Stres mempengaruhi orang-orang dengan cara yang
berbeda-beda dan dengan demikian merupakan kondisi
yang sangat bergantung pada individu.
Peristiwa-peristiwa tertentu bisa membuat seseorang
mengalami stres yang sangat tinggi tapi tidak bagi
orang yang lain.
Pengaruh stres tidaklah selalu negatif. Stres ringan
dalam kenyataannya meningkatkan produktivitas dan
bisa sangat membantu dalam mengembangkan ide-ide
kreatif.
Akibat Potensial Stres
Meskipun setiap orang hidup dalam jumlah stres tertentu, jika stres
tersebut cukup parah dan berlangsung cukup lama, stres itu bisa
membahayakan.
Stres bisa menyebabkan absensi berlebihan, penggunaan alkohol atau
obat-obatan lainnya secara berlebihan, kinerja yang buruk, atau
bahkan kesehatan yang begitu buruk.
Stres parah yang berkepanjangan berhubungan dengan penyakit-
penyakit mematikan, seperti penyakit jantung, depresi, gangguan
sistem kekebalan, alkoholisme, dan kecanduan obat; ditambah sakit
kepala harian, nyeri punggung, makan berlebihan, dan penyakit-
penyakit mengganggu lainnya yang dimunculkan tubuh sebagai
reaksinya.
Faktor Penyebab Stres
Faktor-Faktor Organisasional:
Budaya Perusahaan
Pekerjaan Itu Sendiri
Kondisi Kerja
Faktor-Faktor Pribadi:
Keluarga
Masalah Finansial
Lingkungan Umum
Mengelola Stres
Olah raga
Mengikuti kebiasaan diet yang sehat
Tahu kapan berhenti sejenak (Relaksasi)
Menempatkan situasi yang penuh stres dalam perspektif yang
berbeda
Menemukan seseorang yang mau mendengar
Membangun keteraturan dalam hidup
Kenali keterbatasan diri
Bersikap toleran
Mencari waktu luang di luar pekerjaan
Menghindari kendali semu
Evaluasi Program Keselamatan
& Kesehatan
Keberhasilan sebuah program keselamatan dan
kesehatan bisa dilihat dari beberapa indikator berikut
ini:
Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait
dengan pekerjaan, baik secara kuantitatif (frekuensi
kejadian) maupun kualitatif (berat- ringannya
cedera/penyakit).
Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat
terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit yang
disebabkan pekerjaan.
Keselamatan (Safety):Perlindungan
terhadap pekerja agar tidak terluka
akibat kecelakaan kerja
Contoh
Carpal Tunnel Syndrome : tekanan pada syaraf karena
penyempitan pembuluh tempat syaraf tsb akibat
gerakan/posisi tertentu yang berulang
• Memahami philosophy K3
• Mampu mengidentifikasi sumber
potensi bahaya (Hazard)
• Mampu melakukan tindakan
pengendalian sumber bahaya
Tujuan Safety
1. Mengamankan suatu sistem kegiatan/
pekerjaan mulai dari input, proses
maupun output. Kegiatan yang dimaksud
bisa berupa kegiatan produksi di dalam
industri maupun diluar industri seperti di
sektor publik dan yang lainnya.
2. Selain itu penerapan program safety juga
diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan (well-being)
ILO dalam resolusinya menyatakan ada 3 prinsip dasar K3,
yaitu :
1. Pekerjaan harus dilakukan di lingkungan kerja yang
aman dan sehat
2. Kondisi kerja harus konsisten dengan kesejahteraan
pekerja dan martabat manusia
3. Pekerjaan harus menawarkan kemungkinan nyata
untuk pencapaian pribadi, pemenuhan diri dan
pelayanan kepada masyarakat
Points of concern (titik perhatian)
1. Penerapan prinsip-prinsip sains
2. Pemahaman pola resiko
3. Ruang lingkup ilmu K3 cukup luas baik didalam maupun diluar
industri
4. K3 merupakan multidisiplin profesi
5. Ilmu-ilmu dasar yang terlibat dalam keilmuan K3 adalah fisik, kimia,
biologi, dan ilmu-ilmu perilaku
6. Area garapan: industri, transportasi, penyimpanan dan pengelolaan
material, domestik dan kegiatan lainnya seperti rekreasi
Pengertian Dasar
ILO/WHO
Joint Safety and Health Committee
(Komite Bersama Keselamatan dan Kesehatan)
Philosophy
Upaya atau pemikiran dan
penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya
dan budaya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
“ACCIDENT PREVENTION”
"PENCEGAHAN KECELAKAAN"
Hazard (bahaya)
Suatu Kondisi Dengan Potensi untuk Menyebabkan
Cedera, Kerusakan atau gangguan Operasi
“HAZARD”
Adalah suatu obyek dimana terdapat
energi, zat atau kondisi kerja yang
potensial dapat mengancam
keselamatan
Hazard dapat berupa:
bahan-bahan, bagian-bagian mesin,
bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.
“HAZARD”
Adalah sumber bahaya potensial yang
dapat menyebabkan kerusakan
(harm)
ACCIDENT
DEFINISI INSIDEN
Suatu keadaan/kondisi,
bilamana pada saat itu
sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan
terjadinya
accident/kecelakaan.
Definisi Kecelakaan
Kejadiannya tiba-tiba;
Tidak diduga dan
Tidak dikehendaki,
Mengganggu proses
bahkan menimbulkan
kerugian
“RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.
Risk care
PENILAIAN RESIKO
Adalah pelaksanaan metode-metode
untuk menganalisa tingkat resiko dan
mempertimbangkan resiko tersebut dalam
tingkat bahaya (danger) dan
mengevaluasi apakah sumber bahaya itu
dapat dikendalikan secara memadai serta
mengambil langkah-langkah yang tepat.
KEMUNGINAN TERJADI
KEPARAHAN
SULIT TERJADI JARANG SERING
SERIOUS SEDANG TINGGI TINGGI
SEDANG RENDAH SEDANG TINGGI
RINGAN RENDAH RENDAH SEDANG
Kesehatan (Health)
Derajat/tingkat keadaan
fisik dan psikologi dari setiap
individu
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja
Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik
-Fisik
-Kimia
-Mental
-Biologi
-Ergonomi
-Psikologi
Kapasitas kerja
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
1. Safety Hazard (keselamatan) 1. Health Hazard (kesehatan)
• Mekanik • Fisik
• Elektrik • Kimia
• Kinetik • Biologi
• Bahan menyala • Ergonomi
meledak Pelepasan • Psikososial
membakar Tdk
korosi disengaja
2. Konsekuensi kecil 2. Konsekuensi
• kecelakaan Cidera besar • Terpapar kontak penyakit
fatal mendadak, menahun, kanker dan
Aset rusak dampak terhadap masyarakat umum
(reaksi jangka panjang)
• Mendadak, dramatis, bencana
(reaksi mendadak) 3. Konsentrasi kepedulian
• lingkungan (bahan • Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Proses • Titik berat pd
• paparan • Sepertinya kurang
• peralatan, fasilitas, kerusakan asset,
• Jam kerja urgent (laten)
alat2 fatality
• Alat pelindung diri • Prinsip pendekatan
• Latihan kerja • Sepertinya urgen
• Pendidikan • Pengkajian
• penjagaan (bahaya mendadak)
• Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan • Utk
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
memperkecil
pelatihan • Utk memperkecil
kepaparan
resiko
Piramida Kasus Kecelakaan
1
Kec. Fatal
Data yang
10
Kec. Ringan dilaporkan
30 dan
Kerusakan Alat
tercatat
600
Nyaris Kecelakaan
10.000
Sumber Bahaya
Tiga Penyebab Dasar
Kebijakan & Keputusan Manajemen Kesehatan yang Buruk
Faktor Pribadi Dasar penyebab
Faktor lingkungan
Tindakan Kondisi
Penyebab tak langsung
Tak aman tak aman
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN> KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN
KERUGIAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
ACCIDENT KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
•Identification of work.
Elemen program dan aktivitas untuk mencapai hasil
•Standard.
Penetapan standar kinerja
•Measurement.
Pengukuran kinerja, pencatatan & pelaporan
•Evaluation.
Evaluasi kinerja dengan mengukur dan membanding
•Commendation and Correction.
Penyempurnaan terus menerus
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja (Menurut ILO)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik & teknologi
Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
Penyelanggaraan pengawasan & pemantauan
pelaksanaan K3
STANDARISASI
Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan
pelaksanaan K3
INSPEKSI/PEMERIKSAAN
Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat
kerja masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja (Menurut ILO)
RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
Riset/penelitian untuk menunjang tingkat
kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik & teknologi
PENDIDIKAN & LATIHAN
Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi Tenaga Kerja
PERSUASIF
Cara penyuluhan & pendekatan di bidang K3,
bukan melalui penerapan & pemaksaan melalui
sanksi-sanksi
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja (Menurut ILO)
ASURANSI
Insentif finansial untuk meningkatkan
pencegahan kecelakaan dengan pembayaran
premi yang lebih rendah terhadap perusahaan
yang memenuhi syarat K3
HAZARD KONTROL
KESELAMATAN KERJA
ANONDHO WIJANARKO
Keselamatan Kerja 1
LATAR BELAKANG KESELAMATAN KERJA
KECELAKAAN INDUSTRI KIMIA
Keselamatan Kerja 2
KECELAKAAN
Banyak potensi bahaya bahan-bahan kimia (risiko)
INDUSTRI KIMIA
Kematian atau cidera pribadi
Potensi kekuatan tinggi dari ledakan yang terjadi
Kerugian Finansial terjadi setelah kecelakaan bencana (kerugian, kerusakan atau
perusakan properti selain dari produk itu sendiri)
Perawatan kesehatan– kesalahan paparan yg terus menerus (dampak)
$1.35BN
$1.4BN
$1.2BN
$950M
$1BN
$800M
$600M $440M
$400M $300M
$110M
$200M
$0
'98 '99 '00 '01 '02*
* 02 kerugian melebihi $50M termasuk:
Gas, plant fire, Kuwait $150M
Refinery fire, Japan $ 75M
Power station flood, Washington State $ 70M
Keselamatan Kerja 3
FLIXBOROUGH, UK (1974) SIKLOHEKSAN
ledakan awan uap
(28 mati, 104 cidera
3000 dievakuasi)
Keselamatan Kerja 4
PIPER ALPHA (1988) (167 mati)
Keselamatan Kerja 5
PHILLIPS 66, PASADENA, TX 1989 (KEBOCORAN ISOBUTANA)
Keselamatan Kerja 6
PENDEKATAN KONSEP (1999) - KOH + NH2OH (5 mati)
Keselamatan Kerja 7
LEDAKAN AMMONIUM NITRAT, TOULOUSE, FRANCE (2001)
Keselamatan Kerja 8
Seveso, Italy (1976) – unit herbicida, reaksi keluar,pelepasan
kimia, 447 cidera, masalah kesehatan jangka panjang,
$50,000,000
Bhopal, India (1984) - unit pesticide , pelepasan kimia, 2,500 mati,
200,000 cidera, $250,000,000
Chernobyl, USSR (1986) – reactor nuklir, 31 mati, 237 cidera,
masalah kesehatan jangka panjang, $3,000,000,000.
Basle, Switzerland (1986) – kebakaran gudang kimia, 0 mati, 0
cidera, masalah lingkungan.
Keselamatan Kerja 9
PERATURAN KESELAMATAN KERJA
Keselamatan Kerja 10
PREVENTION OF MAJOR
INDUSTRIAL ACCIDENTS
(PENCEGAHAN KECELAKAAN INDUSTRI UTAMA)
Keselamatan Kerja 11
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 12
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 13
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 14
ILO CODE OF PRACTISE
Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi
Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus
melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang
berwenang
Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus
disiapkan oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang
disain dan cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen
keselamatan kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya
dari instalasi secara sistematis, teridentifikasi dan
terdokumentasi serta informasi tentang bahaya kecelakaan
dan ketentuan keadaan darurat yang akan mengurangi
dampak dari kecelakaan yang akan terjadi.
Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi
beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang
berkepentingan.
Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada
instalasi beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan
kepada pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan
pekerjaan dan pengendalian dalam keadaan darurat.
Keselamatan Kerja 15
ILO CODE OF PRACTISE
Audit Instalasi beresiko tinggi
Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang
ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di wilayah instalasi itu berada
Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang
memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat
beracun
Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi
dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun
Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi
pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya
Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran
keselamatan kerja yang digunakan dalam identifikasi
kemungkinan terjadinya bahaya untuk menjamin validitas hasil
audit itu sendiri
Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari
keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul
dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri.
Keselamatan Kerja 16
ILO CODE OF PRACTISE
Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada
instalasi beresiko tinggi meliputi:
Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk
penggunaan komponen peralatan bermutu tinggi
Pemeliharaan pabrik secara rutin
Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku
Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik
Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti
dengan perbaikan atau penggantian komponen peralatan yang
dibutuhkan
Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya
Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang
dapat digunakan dalam kondisi darurat
Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen
peralatan, pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan
manusia dan manajemen, pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar
instalasi, bencana alam, tindakan kejahatan dan sabotase
Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru
Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap
pekerja pada instalasi tersebut
Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal
atau bekerja di sekitar lokasi instalasi industri
Keselamatan Kerja 17
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 18
ILO CODE OF PRACTISE
HAZOP (contoh Bahaya dan Analisis Risiko)
Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada
pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan
operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi
industri baru
Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain
instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan
potensial yang terjadi serta potensi bahayanya
Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin
ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang
berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus
Keselamatan Kerja 19
ILO CODE OF PRACTISE
Perencanaan Keadaan Darurat
Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya
Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial
On site emergency (di lokasi)
Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari
kecelakaan besar yang potensial
Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam
jumlah yang cukup
Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi
industri yang akan secepatnya diperbaiki
Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan
dengan pihak berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya,
komunikasi internal dan eksternal instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat
pengelola gawat darurat
Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internal-
eksternal yang memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat
penunjuk arah dan pengukur kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap
pekerja, ...
Off site emergency (di luar lokasi)
Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui
kebijakan, peraturan atau perundangan.
Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan
penanganannya terkait dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan
Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan
besar yang potensial
Keselamatan Kerja 20
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 21
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
Keselamatan Kerja 22
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
3 unsur keberlakuan UU
Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.
Adanya sumber-sumber bahaya kerja di tempat itu.
Keselamatan Kerja 23
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
Keselamatan Kerja 24
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
Lingkungan
Sifat pekerjaan
Cara kerja
Proses produksi
Keselamatan Kerja 25
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
Keselamatan Kerja 26
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
Keselamatan Kerja 27
HAZARD MANAGEMENT
Manajemen kebahayaan
Keselamatan Kerja 28
Latar Belakang
Kecelakaan industri terutama disebabkan oleh HUMAN
FAILURE, di mana sering ditemukan faktor manusia dalam
penelusuran sebab terjadinya kecelakaan. Pencegahan
kecelakaan harus menempati perhatian yang khusus dalam
fungsi manajerial secara keseluruhan.
Keselamatan Kerja 30
ANALISA KESELAMATAN KERJA
Hazard Material Communication
Pengenalan bahan bahaya kepada para pekerja sehingga mampu melakukan tindakan
yang sesuai untuk menanganinya.
Analisa HAZOP
Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi yang berhubungan dengan proses
yang secara langsung mengancam keselamatan pekerja produksi/penyebab masalah
operasi.
Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi.
Identifikasi secara engineering & procedural safeguards yang sebelumnya telah dibuat.
Evaluasi kelayakan engineering & procedural procedural safeguards.
Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi tambahan jika diperlukan.
Keselamatan Kerja 31
ASPEK PENTING KESELAMATAN
KERJA DALAM KEGIATAN INDUSTRI
KESELAMATAN KERJA SANGATLAH PENTING DALAM INDUSTRI, KARENA
BEBERAPA ASPEK BERIKUT:
Produktivitas
Kecelakaan dalam industri akan menghambat produksi atau bahkan
menghentikannya. Dengan demikian, akan terjadi loss of man-hour dan loss of
material.
Investasi
Kecelakaan dalam industri akan berakibat terhadap infrastruktur maupun mesin dan
peralatan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, akan terjadi loss of asset, di mana
aset yang semula diharapkan dapat membantu produksi hingga jangka waktu lama
akan berkurang atau habis.
IMEJ PERUSAHAAN
Kecelakaan dalam industri menimbulkan masalah kepercayaan terhadap lingkungan
serta proses industri yang dijalankan perusahaan. Masalah ini berkaitan dengan
kepercayaan investor untuk tetap menanamkan modalnya, kepercayaan pelanggan
untuk tetap membeli, serta kepercayaan karyawan terhadap manajemen perusahaan.
Keselamatan Kerja 32
PENGENALAN BAHAN BERBAHAYA
Keselamatan Kerja 33
US Department of Transportation Regulation
Hazardous Material
bahan berbahaya
Keselamatan Kerja 34
US Department of Transportation Regulation
Keselamatan Kerja 37
U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA)
Departemen Tenaga Kerja AS Keselamatan dan Administrasi Kesehatan (OSHA)
Keselamatan Kerja 38
Material Safety Data Sheet (MSDS)
Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS)
dirancang untuk menyediakan tenaga kerja
dan personel darurat dengan prosedur yang
tepat untuk menangani atau bekerja dengan
zat tertentu. MSDS termasuk informasi
seperti data fisik (titik leleh, titik didih, titik
nyala dll), toksisitas, efek kesehatan,
pertolongan pertama, reaktivitas,
penyimpanan, pembuangan, peralatan
pelindung, dan prosedur tumpahan /
kebocoran. Ini adalah penggunaan khusus
jika terjadi tumpahan atau kecelakaan lain.
Keselamatan Kerja 39
Material Safety Data Sheet (MSDS)
Tujuan :
Keselamatan Kerja 40
Bagian dari MSDS dan detailnya
OSHA menentukan informasi yang akan
dimasukkan pada MSDS, tetapi tidak
meresepkan format yang tepat untuk MSDS.
Formulir MSDS yang tidak wajib (lihat OSHA
Form 174 pada halaman 6 dari panduan ini)
yang memenuhi persyaratan Standar
Komunikasi Bahaya telah diterbitkan dan
dapat digunakan sebagaimana adanya atau
diperluas sesuai kebutuhan. MSDS harus
dalam bahasa Inggris dan harus
menyertakan setidaknya informasi berikut.
Keselamatan Kerja 41
Bagian dari MSDS dan
detailnya
BAGIAN I. IDENTITAS BAHAN KIMIA
BAGIAN II. BAHAN BERBAHAYA
BAGIAN III. KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA
BAGIAN IV. DATA BAHAYA API DAN LEDAKAN
BAGIAN V. DATA REAKTIVITAS
BAGIAN VI. BAHAYA KESEHATAN
BAGIAN VII. TINDAKAN PENANGANAN DAN
PENGGUNAAN YANG AMAN
BAGIAN VIII. MENGENDALIKAN TINDAKAN
Keselamatan Kerja 42
MATERIAL SAFETY DATA SHEET
NAMA PRODUK : 5 STAR Acetone
KODE PRODUK : #5910 (GALLON)
Keselamatan Kerja 43
BAGIAN III – KARAKTERISTIK FISIK
BENTUK FISIK : CAIR
WARNA : TANPA WARNA
BAU : ACETONE
AMBANG BAU : 13 ppm
SPESIFIK GRAVITY @ 20C/68F (WATER=1) : 0.79
DENSITAS UAP (AIR=1) : 2.0
LAJU PENGUAPAN (n-butil asetat=1) : 5.7
LAJU PENGUAPAN (dietil eter=1) : 2.1
TITIK DIDIH : 56C/133F.
TITIK LELEH : -94C/-137F.
Ph (keasaman0 : TIDAK TERAPLIKASI
KELARUTAN DALAM AIR : SEMPURNA
TITIK NYALA (TANDA TERTUTUP) : -20C/-4F
BATAS MELEDAK MINIMAL AT 25C/77F : 2.8 VOLUME %
BATAS MELEDAK MAKSIMAL AT 24C/75F : 13.2 VOLUME %
TEMPERATUR OTOMATIS NYALA (ASTM D 2155) : 538C/1000F
SENSITIVITAS BENTURAN MEKANIK : INSENSITIF
SENSITIVITAS DAYA LEPAS STATIS : MATERI INI TIDAK SESUAI UNTUK
AKUMULASI DAYA STATIK YANG BISA
BERTINDAK SEBAGAI SUMBER IGNITOR
Keselamatan Kerja 44
BAGIAN IV – DATA BAHAYA API DAN LEDAKAN
TITIK NYALA (dengan penutup) -20oC/-4oF. BATAS JUMLAH PENYALAAN: 2.8%-13.2%
MEDIA PEMADAMAN: semprotan air, kimia kering, CO2, busa alkohol
TATA CARA PENCEGAHAN KHUSUS: Pakailah alat bantu pernapasan dan pakaian pelindung diri. GUNAKAN AIR
DENGAN HATI-HATI. Api bisa dengan mudah disebarkan oleh penggunaan air di daerah di mana air tidak dapat
dikandung. Gunakan semprotan air untuk menjaga agar wadah yang terkena api tetap dingin. Air mungkin tidak
efektif dalam melawan api.
PRODUK BAHAYA KEBAKARAN: Karbon Dioksida, Karbon Monoksida BAHAYA KEBAKARAN DAN LEDAKAN YANG
TIDAK BIASA: Sangat mudah terbakar. Uap dapat menyebabkan nyala api atau menyala secara eksplosif. Uap dapat
menempuh jarak yang cukup jauh ke sumber penyulutan dan nyala kembali. Cegah cadangan uap atau gas ke
konsentrasi eksplosif.
Keselamatan Kerja 45
BAGIAN VI – DATA BAHAYA KESEHATAN
EFEK PAPARAN: Pengalaman manusia dan data hewan yang luas menunjukkan bahwa aseton memiliki toksisitas rendah.
Namun, jumlah konsumsi yang sangat besar atau menghirup konsentrasi uap yang sangat tinggi dapat menyebabkan
iritasi, mual, muntah, kebingungan, kantuk, kejang dan koma dengan kemungkinan cedera hati dan ginjal. Berdasarkan
data hewan dan hubungan struktur-aktivitas, produk ini TIDAK diharapkan menyebabkan kerusakan sistem saraf.
RESIKO KESEHATAN PERNAFASAN DAN GEJALA PAPARAN : Konsentrasi uap yang tinggi dapat menyebabkan kantuk
dan iritasi.
RESIKO KESEHATAN KONTAK KULIT/MATA DAN GEJALA PAPARAN : Mata: Menyebabkan iritasi mata. Namun, menyiram
mata dengan air segera akan meminimalkan efek iritasi. Konsentrasi uap yang tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata.
Kulit: Kontak yang lama atau berulang dapat menyebabkan kekeringan, keretakan atau iritasi.
RESIKO KESEHATAN PERCERNAAN DAN GEJALA PAPARAN : Diharapkan bahaya konsumsi rendah.
KLASIFIKASI KARSINOGENITAS:
International Agency for Research on Cancer (IARC)/Badan penelitian Internasional untuk Kanker : tak tercantum
American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH)/ : tak tercantum
National Toxicology Program (NTP)/ program toksikologi nasional : tak tercantum
Occupational Safety & Health Administration (OSHA)/ Administrasi Keselamatan & Kesehatan Kerja : tak tercantum
Kimia (s) tunduk pada persyaratan pelaporan Bagian 313 atau Judul III dari Amandemen Superfund dan Reauthorization
ACT (SARA) 1986 dan 40 CFR Bagian 372: TIDAK ADA
SARA (USA) Bagian 311 dan 312 klasifikasi bahaya: Bahaya kebakaran, bahaya kesehatan sedang (akut).
KONDISI MEDIS YANG DIJELASKAN SECARA UMUM DENGAN PAPARAN : Jangan gunakan produk ini jika Anda memiliki
masalah paru-paru atau pernapasan kronis.
PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA DAN DARURAT :
PERNAFASAN: Pindah ke udara segar. Perlakukan secara simtomatik. pertolongan medis jika gejala berlanjut.
MATA: Segera bilas dengan air setidaknya 15 menit. Jika mudah dilakukan, lepaskan lensa kontak. Dapatkan perawatan
medis. Dalam kasus iritasi dari paparan udara, pindah ke udara segar. Dapatkan pertolongan medis jika gejala berlanjut
KULIT: Cuci dengan sabun/air. Hapus pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan pertolongan medis jika gejala
muncul. Cuci pakaian yg terkontaminasi sebelum digunakan kembali.
TERTELAN: Segera cek medis Keselamatan Kerja 46
BAGIAN VII - TINDAKAN PENANGANAN DAN PENGGUNAAN YANG AMAN
LANGKAH YG DIAMBIL DALAM MASALAH BAHAN YG TERCECER/TUMPAH: hilangkan semua sumber nyala
(percikan api , nyala api dan permukaan panas) Hindari menghirup uap. Area ventilasi. Hapus dengan alat
penyerap inert dan non percikan.
METODE BUANGAN LIMBAH: Dibuang sesuai dengan peraturan negara bagian, federal dan lokal. Jangan
membakar wadah tertutup.
LANGKAH YG DIAMBIL DALAM PENANGANAN DAN PENYIMPANAN: Simpan wadah tertutup rapat di tempat
yang sejuk dan kering, berventilasi baik jauh dari semua sumber api yang mungkin. Simpan sejumlah besar
bahan dalam bangunan yang dirancang untuk penyimpanan cairan yang mudah terbakar.
TINDAKAN LAINNYA: Karyawan harus dilatih dalam tindakan keamanan yang harus diambil ketika
menggunakan produk ini.
BAGIAN VIII – TINDAKAN KONTROL
PROTEKSI RESPIRATOR: Hindari menghirup uap/semprotan kabut. Kenakan respirator yg dipasang dengan
benar yg disetujui oleh NIOSH/MSHA (TC-23c) untuk digunakan dengan cat selama aplikasi dan sampai semua
uap habis. Di daerah terbatas, atau di mana operasi semprot berkelanjutan khas, atau tidak cocok respirator
yang tepat tidak mungkin, pakai respirator udara bertekanan positif yang disediakan (TC-19c). Dalam semua
kasus, respirator mengikuti petunjuk untuk penggunaan respirator. Jangan biarkan siapapun tanpa
perlindungan di area tersebut.
VENTILASI: Berikan ventilasi yg cukup untuk menjaga kontaminan di bawah persyaratan OSHA yg berlaku.
SARUNG TANGAN: Sarung tangan neoprene tahan terhadap pelarut organik yg direkomendasikan.
PROTEKSI MATA: Gunakan kacamata pengaman yg dirancang untuk melindungi dari percikan cairan..
PROTEKSI PAKAIAN/PERALATAN LAINNYA : Baju tahan api direkomendasikan.
PRAKTEK KERJA / HIGIENIK: Cuci mata pada pancuran shower di tempat kerja direkomendasikan. Cuci tangan
sebelum makan dan merokok.
Keselamatan Kerja 47
BAGIAN IX – SANGKALAN (DISCLAIMER)
Informasi yang terkandung dalam lembar data keselamatan ini adalah informasi dari pemasok kami dan sumber lain.
Itu diyakini dapat diandalkan. Data ini tidak dapat dianggap sebagai jaminan atau representasi yang mana
perusahaan ini mengambil tanggung jawab hukum.
Kami menghargai minat Anda pada Produk Star Autobody Bintang 5! Untuk informasi lebih lanjut tentang ini dan
Produk Autobody Bintang 5 lainnya atau untuk lokasi Distributor Bintang 5 terdekat Anda, hubungi kami di:
5 STAR AUTOBODY PRODUCTS
9419 E. San Salvador Drive Suite #104 Scottsdale, AZ 85258
Phone: 480-451-4451
Keselamatan Kerja 48
PERALATAN KESELAMATAN KERJA
Keselamatan Kerja 49
PERALATAN KESELAMATAN KERJA
SEPATU KERJA
BAJU KERJA/JAS/JAKET
SARUNG TANGAN KERJA
KACAMATA PENGAMAN
TOPI KESELAMATAN (HELM)
HELM PENGELASAN
ALAT PEMADAM KEBAKARAN
Keselamatan Kerja 50
PERALATAN KESELAMATAN KERJA
TABIR PENGELASAN
PELINDUNG MUKA
PENUTUP TELINGA (EARPLUG)
PERALATAN PERLINDUNGAN PERNAPASAN
ALAT BANTU NAPAS
HELM ABBRASIVE BLASTING
Keselamatan Kerja 51
EMERGENCY PLANNING
PERENCANAAN DARURAT
Keselamatan Kerja 52
PERENCANAAN DARURAT
Serangkaian prosedur untuk
menangani situasi tak terduga yang
tiba-tiba.
Tujuannya adalah mengurangi
kemungkinan konsekuensi dari
keadaan darurat
Mencegah fasilitas dan cedera
Mengurangi kerusakan pada bangunan,
stok, dan peralataN
Mempercepat kembalinya operasi
normal
Keselamatan Kerja 53
Penilaian Kerentanan
Prediksi kemunculan keadaan darurat
dengan beberapa tingkat kepastian dengan
langkah-langkah berikut:
Temukan bahaya mana yang menjadi ancaman
bagi perusahaan tertentu
Rekaman insiden masa lalu dan pengalaman
kerja bukan hanya sumber informasi yang
berharga
Luas pengetahuan tentang bahaya teknologi dan
alam dengan berkonsultasi dengan departemen
pemadam kebakaran, perusahaan asuransi,
konsultan teknik dan departemen pemerintah.
Keselamatan Kerja 54
Technological Hazards
Bahaya Teknologikal
Api
Ledakan
Runtuhan bangunan
Tumpahan cairan mudah menyala
Pelepasan agen biologis berbahaya atau
bahan beracun yang tidak disengaja
Kegiatan teroris lainnya
Paparan radiasi peng-ion
Hilangnya daya listrik
Hilangnya pasokan air
Kehilangan komunikasi
Keselamatan Kerja 55
Natural Hazards
bahaya alami
Banjir
Gempa bumi
Tornado
Badai angin parah lainnya
Salju atau badai es
Temperatur ekstrem yang parah (dingin
atau panas)
Penyakit Pandemik
Keselamatan Kerja 56
Occured Hazards
terjadinya bahaya
Keselamatan Kerja 57
Identified major impact
Dampak besar yang teridentifikasi
Keselamatan Kerja 59
Needed resources consideration
Diperlukan pertimbangan sumber daya
Suplai medis
Peralatan alat bantu komunikasi
Pembangkit listrik
Respirator
Peralatan deteksi kimia dan radiasi
Peralatan mobil
Pakaian pelindung darurat
Perlengkapan pemadam kebakaran
Ambulans
Peralatan penyelamatan
Personil Terlatih
Keselamatan Kerja 60
Elemen Rencana Darurat
Semua kemungkinan keadaan darurat,
konsekuensi, tindakan yg diperlukan,
prosedur tertulis dan sumber yg tersedia
Daftar lengkap personil termasuk nomor
telepon rumah, tugas/tanggung jawab
dan responsibilitas
Denah lantai
Peta skala besar yang menunjukkan
jalur evakuasi dan servis layanan
(seperti gas dan saluran air)
Keselamatan Kerja 61
Pedoman umum untuk rencana
darurat di tempat kerja
Objektif, ringkasan singkat berisi tujuan
rencana:
Untuk mengurangi cedera manusia dan kerusakan
properti dalam keadaan darurat
Untuk menentukan anggota staf yang dapat
melaksanakan rencana tersebut
Untuk mengidentifikasi dengan jelas siapa saja
anggota staf yang harus berada di tempat setiap
saat ketika tempat tersebut ditempati
Untuk menunjukkan dengan jelas tingkat
kewenangan personil di atas
Keselamatan Kerja 62
Organisasi darurat/emergensi
Organisasi darurat dipimpin oleh koordinator
darurat
Individu yang ditunjuk dan dilatih bertindak
sebagai Koordinator Darurat sebagai kunci
dalam memastikan bahwa tindakan yang
cepat dan efisien diambil untuk
meminimalkan kerugian, dan memiliki
kemungkinan untuk menarik karyawan yg
tidak bekerja untuk membantu
Tugas khusus, tanggung jawab, wewenang
dan sumber organisasi darurat harus
didefinisikan secara jelas.
Keselamatan Kerja 63
Tanggung jawab Organisasi darurat
Melaporkan keadaan darurat
Mengaktifkan rencana darurat
Dengan asumsi perintah menyeluruh
Menjalin komunikasi
Mengingatkan staf
Langkah evakuasi
Memberi peringatan pada agensi eksternal
Konfirmasi evakuasi selesai
Mengingatkan penduduk luar kemungkinan risiko
Meminta bantuan eksternal
Mengkoordinasikan kegiatan berbagai kelompok
memberitahu saudara korban
Memberikan bantuan medis
Memastikan pemadaman darurat ditutup
Terdengar semuanya dgn jelas
memberitahu media
Keselamatan Kerja 64
organisasi bantuan eksternal yg Tersedia
Dinas pemadam kebakaran
Tim mobil pemadam
Layanan ambulans
Departemen Kepolisian
Perusahaan telepon
Rumah sakit
Perusahaan utilitas
Industri terdekat
Agensi pemerintahan
Keselamatan Kerja 65
Koordinasi yang direncanakan sebelumnya
Simulasi koordinasi yang direncanakan sebelumnya
diperlukan untuk menghindari pertentangan tanggung
jawab seperti pemadam kebakaran, polisi, layanan
ambulans, regu penyelamat dan tim pertolongan
pertama yang harus berada di tempat kejadian
secara bersamaan. Sebuah rantai komando yang
ditentukan sebelumnya dalam situasi seperti itu
diperlukan untuk menghindari kesulitan organisasi.
Dalam keadaan tertentu, agensi luar dapat menerima
perintah
Keselamatan Kerja 66
Komunikasi
Merencanakan pusat kendali darurat
dengan fasilitas komunikasi alternatif
Menyediakan semua personil dengan
tanggung jawab pelaporan atau
peringatan dengan daftar nomor telepon
saat ini dan alamat orang-orang yang
mungkin harus dihubungi
Pertahankan komunikasi antara personil
kunci selama situasi darurat
Keselamatan Kerja 67
Prosedur darurat
Prosedur rencana komprehensif untuk
menangani keadaan darurat menuju
pencegahan bencana
Menentukan faktor-faktor prosedur darurat
yang dibutuhkan
Tingkat kedaruratan
Ukuran organisasi
Kemampuan organisasi dalam situasi darurat
Respon langsung dari bantuan luar
Tata letak fisik dari tempat
Jumlah struktur menentukan prosedur yang
dibutuhkan
Keselamatan Kerja 68
Elemen Prosedur Umum
Persiapan pra-darurat
Ketentuan untuk mengingatkan
Staf evakuasi
Penanganan korban
Relokasi personil dengan keterampilan
khusus untuk penanganan darurat
Keselamatan Kerja 69
Perintah evakuasi
Rute evakuasi yang teridentifikasi, sarana alternatif
untuk melarikan diri, buat ini diketahui oleh semua staf,
jaga rute agar tidak terhalang
Tentukan lokasi aman bagi staf untuk mengumpulkan
jumlah anggota kepala untuk memastikan bahwa setiap
orang telah meninggalkan zona bahaya. Tugasi individu
untuk membantu karyawan yang mudah digotong dalam
keadaan darurat
Melaksanakan perawatan yg terluka dan mencari yg
hilang bersamaan dengan upaya penanggulangan
darurat
Menyediakan sumber alternatif bantuan medis ketika
fasilitas normal mungkin berada di zona bahaya
Berisi sejauh mana kerugian properti harus dimulai
hanya ketika keselamatan semua staf dan tetangga
yang berisiko telah ditetapkan dengan jelas
Keselamatan Kerja 70
Prosedur Pengujian dan Revisi
Latihan dan berlatih dapat dilakukan untuk melatih semua/
bagian penting seperti rencana evakuasi
Latihan tahunan skala penuh akan membantu dalam
mempertahankan tingkat kemahiran yang tinggi
Pengetahuan tentang tanggung jawab individu dapat dievaluasi
melalui tes kertas atau wawancara
Tinjauan menyeluruh dan segera setelah setiap latihan, latihan
atau setelah keadaan darurat yang sebenarnya akan
menunjukkan area yang memerlukan perbaikan
Merevisi ketika kekurangan telah diketahui, dan harus ditinjau
setidaknya setiap tahun
Perubahan dalam infrastruktur pabrik, proses, material yang
digunakan dan personil kunci adalah kesempatan untuk
memperbarui rencana
Keselamatan Kerja 71
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO
Keselamatan Kerja 72
BAHAYA
Situasi fisik yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan pada
manusia, kerusakan pada aset,
kerusakan pada lingkungan dan
kombinasi yang terjadi diantaranya
Keselamatan Kerja 73
RESIKO
Keselamatan Kerja 74
Parameter dalam memperhitungkan TINGKAT
KEMUNGKINAN BAHAYA (contoh)
Berpengalaman,
Tanpa
memiliki
Tingkat pengalaman,
kemampuan
kemampuan tidak pernah Kurang
yang baik dan
pelaksana melakukan berpengalaman
sering
pekerjaan pekerjaan
melakukan
sebelumnya
pekerjaan itu
Keselamatan Kerja 75
Parameter dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA
Keselamatan Kerja 76
HAZARD ANALYSIS
ANALISIS BAHAYA
Keselamatan Kerja 77
HAZARD ANALYSIS
analisis kebahayaan
Hazard Analysis
Daily and Special Activity Whole Plant Application Plant Operation Application
Keselamatan Kerja 78
HIRA
Keselamatan Kerja 79
PT Pertamina (Persero)
Kilang UP VI Balongan
Residue Catalytic Cracking (RCC) Unit
Keselamatan Kerja 80
HIRA pada Kilang UP VI Balongan
Pengisian Katalis
SOP yang jelas
katalis ke tumpah Pencemaran
catalyst dan lingkungan M L M dan pekerja yang L
terlatih
storage tercecer
Inspeksi dan
monitoring rutin
pada perpipaan
Pengambilan Pencemaran dengan indikator
kerosene dari Kebocoran lingkungan,
DTU dan/atau pipa kebakaran H H H baik. M
ARHDM dan ledakan Sistem pemadam
kebakaran yang
baik di sekitar
unit
Keselamatan Kerja 81
HAZID
Identifikasi bahaya (Hazard Indentification), analisa
pencegahan terjadinya bahaya pada instalasi
industri/pabrik yang DILAKUKAN DENGAN
MEMPERHATIKAN KESELURUHAN ASPEK YANG ADA
DIDALAMNYA
Keseluruhan aspek dari instalasi industri/pabrik itu adalah:
Data informasi instalasi industri (PFD, P&ID, Lay Out,
data meteorologi, data sosial kultural masyarakat
sekitar, catatan peristiwa)
Lokasi (fasilitas operasi, fasilitas pendukung)
Keselamatan Kerja 82
Parameter HAZID dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA
Keselamatan Kerja 83
Parameter HAZID dalam memperhitungkan FREKUENSI
BAHAYA (TINGKAT KEMUNGKINAN BAHAYA)
TIDAK
PALING MUNGKIN
MUNGKIN
Diantara 1 s/d 10
Frekuensi Lebih dari 10 kali Kurang dari 1 kali
kali dalam 10
Bahaya dalam 10 tahun dalam 10 tahun
tahun
Keselamatan Kerja 84
PT PUPUK SRIWIJAYA
PUSRI-II Urea Plant
Keselamatan Kerja 85
HAZID pada Urea Plant PUSRI
POTENSI EFEK FREKUENSI
LOKASI DESKRIPSI PENYEBAB PENCEGAHAN
BAHAYA BAHAYA BAHAYA
Pengadaan unit
Tekanan dan
Tempat tinggal pemadam
suhu terlalu
Perumahan karyawan PUSRI Ledakan besar, kebakaran,
yang terletak di luar
tinggi pada
kebakaran
PARAH MUNGKIN pengadaan alat
karyawan proses
area Pabrik detektor
operasi
kebakaran
Keselamatan Kerja 86
HAZOP
Hazard Operability Study (Studi Operabilitas Bahaya)
Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada
pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan
operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi
industri baru
Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain
instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan
potensial yang terjadi serta potensi bahayanya
Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin
ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang
berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus
Keselamatan Kerja 87
PUSRI Urea Plant
Ammonia Unit
101-B Primary Reformer
Karbondioksida
Urea Plant
Udara
Air Compressor
Secondary Reformer
101-B
Methanator
Absorber
Regenerator
Steam
P-27
Keselamatan Kerja 88
HAZOP pada Urea Plant PUSRI
Lokasi No Gambar Kata Parameter Potensi Bahaya Pencegahan
Panduan Utama
101-B AOP-03- No No Flow Reformer meledak, FI-91,FRC-3, FI-8,
Primary /04-X6-PF- plant shutdown FICA-19,FI-10,FRC-2
Reformer 0103
Keselamatan Kerja 89
BONTANG LNG PLANT
Keselamatan Kerja 90
OUTLINE (garis besar)
PENDAHULUAN
KOTA BONTANG
BONTANG LNG PLANT
PT BADAK NGL
PROSES PRODUKSI DI BONTANG LNG PLANT
KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN DAN
LINGKUNGAN
ANALISA KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
ANALISA KESELAMATAN KERJA
HIRA
HAZID
HAZOPS
KESIMPULAN
Keselamatan Kerja 91
KOTA BONTANG
Geografis, keadaan dan SDA
Terletak di pantai timur propinsi
Kalimantan Timur
Daerahnya dilalui garis
khatulistiwa dan dikelilingi hutan
tropis basah dan juga hutan
mangroove
Beriklim tropis basah
Curah hujan cukup tinggi (2000-
3000 mm/tahun)
Terdapat kawasan hutan lindung
alami dengan pantai yang bersih
Sumber daya alam terbesar
berupa gas alam dan bahan baku
pupuk yang saat ini merupakan
komoditas ekspor utama
Keselamatan Kerja 92
Penduduk dan sosial masyarakat
Penduduk bontang terdiri dari suku bugis, banjar, kutai, dayak,
madura, dll
Jumlah penduduk pada 2002 tercatat 106.225 jiwa
Tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi
Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan, wiraswasta,
petani dan nelayan
Tingkat kesehatan masyarakat cukup baik
Keselamatan Kerja 93
Bontang LNG Plant
Bontang LNG Plant Terletak di Bontang
Selatan
Bermula dari ditemukannya cadangan gas
raksasa di lapangan badak oleh Huffco
pada 1972
Bontang LNG plant selesai dibangun dan
langsung memulai produksinya dengan 2
train yaitu train A dan B pada tahun 1977
Saat ini Bontang LNG Plant memiliki 8 train
yaitu A – H
Kapasitas produksi saat ini 22 juta ton
LNG/tahun dan 1.2 juta ton LPG/tahun
Hasil produksi hampir seluruhnya diekspor
ke Jepang, Korea dan Taiwan
Saat ini, hampir seluruh pekerjanya
sebagian besar orang Indonesia
Keselamatan Kerja 94
Bontang LNG Plant
Keselamatan Kerja 95
Produksi Bontang LNG
Plant
Tahun Produksi LNG Pengapalan Produksi LPG Pengapalan
(tons) LNG (tons) LPG
1977 713.729 12 - -
1978 3.332.043 58 - -
1979 3.257.282 57 - -
1980 4.155.302 72 - -
1981 4.076.656 71 - -
1982 4.263.888 74 - -
1983 4.476.952 78 - -
1984 7.298.748 125 - -
1985 7.399.474 129 - -
1986 7.067.191 126 - -
1987 6.966.899 123
- -
1988 8.063.054 145 52.744 1
Keselamatan Kerja 96
Produksi Bontang LNG Plant
(Continued)
1991 10.985.525 197 509.686 16
Keselamatan Kerja 97
PT Badak NGL
Nama PT badak diambil dari nama
lapangan gas raksasa di daerah
badak
Didirikan pada 26 November 1974
Pada awalnya merupakan
perusahaan nonprofit dengan
pemegang saham Pertamina, Vico
dan Jilco
Merupakan operator Bontang LNG
Plant
Sangat memperhatikan aspek
keselamatan kerja dan lingkungan
Melakukan program bina masyarakat
Keselamatan Kerja 98
Penghargaan-penghargaan yang telah diterima
PT Badak NGL (COMPANY IMAGE)
British Safety 2
Penghargaan Bintang Lima
Council 6
Pedang Kehormatan
USA 7
Penghargaan Kehormatan
”ISO14001 accreditation”
”Safety Award”
Instansi
”Zero Accident” 1
Internasional
”ISO 9001 version 2000 for Quality
Management System”
Keselamatan Kerja 99
Proses Produksi di Bontang LNG Plant
HIRA
Jenis kegiatan yang di buat HIRA:
a.Pembersihan Storage Tank
b.Pemasangan Instalasi Listrik
c.Pemasangan dan fitting pipa
d.Pengecekan alat (pemanas, indikator,
Heat exchanger,dll)
e.Pengangkutan bahan baku dan produk
Safety shoes
Pembersihan Sisa atau boot
tangki Tergelincir L H M L
minyak dengan grip
penyimpanan
khusus
... ...
*Gaji karyawan
Depan dinilai sudah
+Hancurnya
gedung terlalu rendah
gedung Selalu
Kantor Kantor dengan kondisi
karena terjadi PARAH: memperhati-
utama, utama bahan-bahan
bentrok Dapat kan
2. gedung terjadi kebutuhan pokok TIDAK
dengan warga terjadi kebutuhan
serbagu- pemogo- yang terus naik. MUNGKIN
setempat, bisa fatality rakyat kecil
na kan *pencemaran
pula terjadi
kerja/de- lingkungan tempat
kebakaran
mo tinggal warga oleh
limbah pabrik atau
kebocoran gas.
PALING:
Karena
Seluruh +Kebanjiran daerah
*Tempat PARAH:
fasilitas (dapat Bontang Membuat
penampungan air Karena
operasi menyebab- adalah waduk, DAM,
Unit (DAM) rusak, plant shut
dan kan alat-alat daerah membuang
3. keseluruh curah hujan down
pendu- DAM rusak) beriklim sampah
an terlalu tinggi kerugian
kung plant +Penyakit tropik pada
dengan intensitas perusaha-
kebanji- +Plant Shut basah tempatnya
yang besar an besar
ran Down dengan
curah hujan
yang tinggi
Peremajaan
+Dapat terjadi PARAH:
tank,
ledakan Fatality
Fasilitas Keboco- *Korosi, bencana pemerikasaan
karena kerugian
tangki ran tangki alam seperti TIDAK rutin,
4. LNG/LPG produk
penyimpa penyimpa gempa bumi MUNGKIN penyimpanan
mudah yang hilang
nan LNG/ nan hebat, banjir storage tank di
meledak, serta image
LPG gedung atau
+kematian perusaha-
ruangan tertutup
an turun
Pressure
Regulator +Kebakaran
Peremajaan
pd tangki *Tidak rutin dan ledakan PARAH:
fasilitas yang
Fasilitas tidak memeriksa besar (karena Fatality
sudah rusak,
tangki berfungsi keadaan tangki tekanan kerugian
TAK rutin
penyimpa dengan khususnya terlalu tinggi dalam
MUNGKIN memeriksa
nan LNG/ baik Pressure shg suhunya jumlah
tekanan pada
LPG sehingga Regulator. lebih tinggi besar
tangki
tekanan daripada suhu
tidak ignitation)
terkontrol
Memeriksakan
Kebocoran
*Korosi, adanya pompa secara
Fasilitas pompa
fraksi uap +Kerugian rutin,
kilang atau
(gelembung- materi yang pengecekan dan
minyak pompa
5. gelembung udara) terbuang, KECIL pengauditan
kecil tidak dapat PALING
pada aliran inlet pompa yang kondisi pompa,
(Fasilitas bekerja
pompa sehingga rusak menutup aliran
pendu- dengan
pompa rusak ke pompa dan
kung baik
mengaktifkan
operasi)
bypass line
Fasilitas +Gangguan
kilang *Suhu operasi produksi, Membeli
minyak Kerusakan terlalu tinggi turbin rusak boiler dengan
TAK
kecil boiler melebihi suhu (tidak dapat KECIL pertaha-nan
5 MUNGKIN
(Fasilitas maksimal boiler berfungsi yang tinggi
pendu- secara
kung maksimal)
operasi)
Sebelum
+Kualitas LNG
masuk LNG
*Amine yang turun karena
plant amine
mengabsorb CO2 adanya Major:
mengalami
Utilitas terkontaminasi kontaminan Image
proses
utama sehingga kadar dapat perusahaan
CO2 pemurnian
CO2 yang dapat menyebab- turun,
absorber terlebih
diserap kecil, feed kan kerusakan kerugian TAK
mengalami dahulu,
gas tercemar alat lain asset MUNGKIN
kerusa-kan pemeriksa-an
*Korosi lebih +Pd P dan T (absorber
rutin
besar dari korosi yang terlalu dan alat-
temperatur
allowance tinggi alat lain)
dan tekanan
absorber (3,2mm) absorber
indikator dan
dapat meledak
kontroler
Amine
regenerato
r tidak *Korosi, kadar +Masih
dapat CO2 yang adanya
berfungsi diabsorb amine kandungan Peremajaan
dengan terlalu besar CO2 pada alat, adanya
Utilitas TAK
baik sehingga larutan LNG/LPG KECIL regenerator
utama MUNGKIN
sehingga MDEA tidak (kualitas bertahap
regenerasi teregenerasi LNG/LPG
amine dengan baik turun)
tidak
dapat
dilakukan
Kerusakan
feed dryer
sehingga *Korosi lebih Adanya
Utilitas kandung- besar daripada aliran recycle
utama an korosi yg di produk untuk
+Turunnya
outletnya ijinkan (1,5mm), pengurangan
mutu LNG, KECIL TAK
masih tekanan kerja kadar air
LPG MUNGKIN
mengan- lebih besar lagi, adanya
dung daripada tekanan T dan P
kadar H2O kerja maksimum controler
cukup
tinggi
*Penyumbatan
Adanya partikel endapan,
kebocoran korosi, kekentalan
pipa aliran aliran fluida terlalu +Pencemaran
Pengecekan
outlet besar sehingga lingkungan
KECIL rutin sesuai
mercury dapat menjadi oleh limbah MUNGKIN
dengan SOP
(hg) penyumbatan hg
removel pipa
vessel
Selalu
Kerusakan
+Kerugian mengaudit
scrub *Alat pengontrol
alat (scrub secara rutin
column dan indikator T BESAR:
column T dan P
sehingga dan P pada volum Dapat
mahal), indikator,
metana tidak berfungsi terjadi plant
produk LNG memilih
tidak dapat dengan baik shut down TAK
tidak dapat material
dipisah- sehingga operator karena MUNGKIN
diperoleh scrub column
kan dari dapat melakukan LNG tidak
(tidak dapat yang tahan
fraksi kesalahan operasi dihasilkan
terpisah dari korosi dan
berat column
fraksi lain) tekanan
lainnya
tinggi
DEETHANI
ZER (C2),
DEPROPA +Kerugian
Selalu
NIZER (C3), sangat besar
DEBUTANI mengaudit
karena dapat
ZER (C4) *Korosi, sudah secara rutin T
terjadi plant
column, waktunya untuk dan P
shut down
scrub diganti (telah lama BESAR: indikator,
(karena
column dipakai dengan Produk memilih
pemisahan TAK
overhead perawatan yang gagal material
C2, C3, C4, MUNGKIN
condenser minim), T dan P dihasilkan scrub column
C5+ dari fraksi
(C5+) tidak indikator dan yang tahan
hidrokarbon
berfungsi regulator rusak korosi dan
lain tidak
dengan tekanan
dapat
baik tinggi
dilakukan
+Kerugian
Heat
*Suhu air besar karena PARAH:
exchan-ger
pendingin tidak tidak terbentuk Jika sampai Sistem
rusak
cukup rendah LNG, LPG. terjadi pendinginan
sehingga
untuk Gas C1-C5 ledakan TAK bertahap dari
C1, C2,
mendinginkan gas dengan P dapat MUNGKIN media
C3, C4, C5
alam menjadi LNG tinggi dpt menimbulka pendingin
tidak dapat
dan LPG menimbulk-an n fatality
dicairkan
ledakan
Kapal *Kecerobohan
+Pencemaran
karam armada kapal
lingkungan PARAH: Memenuhi
sehingga dalam
(banyak ikan, Efek besar SOP
7. Muatan tank pengoperasian
hewan, pada MUNGKIN pengopera-
kapal LNG/LPG kapal pengangkut
tumbuhan laut lingkungan sian kapal
tumpah ke *Iklim (badai,
mati)
lautan hujan keras)
BESAR:
Kebocoran +Kerugian
Tingkat
pipa *Korosi, tekanan besar Pengecekan
pencemara
pengang- gas terlalu besar terutama secara rutin
8. Fasilitas n
kut gas sehingga dapat karena MUNGKIN dan auditing
perpipaan lingkungan
alam dari terjadi blow out terbuangnya operasi
yang cukup
badak field gas alam
tinggi
PARAH:
+Kerugian
Karena
besar
Kebocoran LNG dan
terutama Pengecekan
pipa *Korosi, tekanan LPG dapat
karena secara rutin
pengang- cairan dan friksi mencema-ri TAK
terbuangnya dan auditing
kut LNG, yang besar daerah MUNGKIN
LPG, LNG operasi
LPG pemukim-
+Pencema-
an dan
ran
sumber air
lingkungan
minum
Alat-alat
pengo-lah
Selalu
limbah
mengaudit
tidak
secara rutin
berfungsi BESAR:
T dan P
dengan *Alat-alat tersebut Pence-
indikator,
Unit baik sudah fatique, maran
+Pencemaran memilih
9. pengolaha sehing-ga fracture sudah lingkungan TAK
lingkungan material unit
n limbah limbah waktunya mence-mari MUNGKIN
pengolah-an
yang keremajaan daerah
limbah yang
dibuang pemukiman
tahan korosi
dapat
dan tekanan
mence-
tinggi
mari
lingkungan
5Y-6
DRY
FLARE A
5HV-3 5Y-4 AR K 5FV-2
B/D 5TV-2
5ESDV- 21
AG AJ
10"
AF AH
B/D
2" 2"
5TV-1A 5C-2
5ESDV- 20
5C-1 5HV-6
5LV-7
5PV-17
AE AC AD AB
5ESDV- 22 LNG
5ESDV-1
TO
20" STG
5Y-3A/B
From 5HV-14
4E-9 5HV-5
5Y-1
5HV-21 5G-1A/B
12" LTSS
5TV-1B 5HV-44
B/D REINJ.
4"
66"
4C-7 B/D FG
FEED
GAS Zbn June 2001
Tek.
Flash Sis. shutdown jika
drum tekanan 5C-1 tidak
separat 5ESDV- 20, m’cukupi.
kecil or 5c-1
Aliran PI&FI, FI pada pipa aliran
turun; LI &LC masuk.
Level PI di dalam flash
turun drum 5C-1
Tek
flash 5ESDV-20, FI dan
drum 5ESDV-20, FIC pada pipa
B’lebih separat FI&FIC, LI aliran masuk 5C-
or 5C-1 &LIT, PI 1PI dan LI di
naik;Lev dalam 5C-1
el naik
Instalasi
4”-fg - inhibit,
5esdv-21,
Tdk Dipasang
2 bo3- Aliran ME tdk
ada Pi pada pipa
202 dpt
bekerja
5ESDV-21,
Tek MHE 5E-
5ESDV-21, PI &PIC pd
Ber- 1 naik,
PI&PIC, pipa;
lebih Suhu MHE TI&TIC TI pd MHE
naik
5E-1
TI &PI pd
Suhu MHE MHE
5ESDV-21, TI
5E-1 naik;
Tekanan Naik &TIC, 5E-1PIC dan
Tek MHE
PI &PIC 5ESDV pd
5E-1 naik
pipa
bor
Separator Gas NLG
Compresor 2
produksi
PLN
sumur Separator Gas
atsmosferik Compresor 1
Proses Produksi
Booster Gas
Compresor
Tanker
Pompa
Crude Oil
Udara Helikopter
Dibuat prosedur standar & larangan
Air Kapal
Dibuat standar penggunaan (pemeriksaan
awal & pembatasan, check-in, naik ke kapal,
jika ada hambatan cuaca)
Keselamatan Kerja 147
Analisa Keselamatan Kerja
Analisa KK di BP:
JSA (Job Safety Analysis)
HAZOP
K platform:
KA
K Process (proses K)
K Compression (tekanan K) yang terhubung
dengan Uniform Complex (seragam
kompleks)
Keselamatan Kerja 150
Metodologi Studi
Kolom Kepala Deskripsi
No (nomor) Nomor yang direferensi
First Aid
Very Low
(single
(sangat <$0.1 <1 bbls spill M L L
injury/cedera
rendah)
perorangan)
Keselamatan Kerja 152
Tingkat Resiko
Low Priority (prioritas rendah)
resiko tidak serius & aktifitas yang direkomendasi
tidak digunakan untuk modifikasi besar).
Medium Priority (prioritas sedang)
resiko cukup signifikan & aktifitas yang
direkomendasikan perlu investigasi lanjut untuk dapat
solusi terbaik.
High Priority (prioritas tinggi)
resiko signifikan & berhubungan dengan desain /
filosofi keselamatan. Aktifitas dilakukan segera untuk
dapat solusi optimal & implementasi dilaksanakan
secepat mungkin.
Personnel Safety
No Flow More Level Composition
(keselamatan
(Tanpa Aliran) (level bertambah) (komposisi)
individu)
Less Pressure
Less Flow Corrosion/Erosion External Factors
(tekanan
(aliran berkurang) (korosi/erosi) (faktor luar)
berkurang)
More Pressure
More Flow (tekanan Instrumentation Operations
(aliran bertambah) bertambah) (instrument) (operasi)
Pemanasan Awal
Kolom Destilasi
Produk
Reduced Crude
(pengurangan minyak mentah)
Keselamatan Kerja 163
Aspek Keselamatan Material (bahan)
Potensi
Material Penanganan
Bahaya
• Iritasi mata
• Iritasi saluran • Jika terkena mata, segera basuh dengan air
Crude Oil pernapasan • Jika tertelan jangan dimuntahkan, segera hubungi dokter
(bahan baku) • Iritasi kulit • Bawa korban ke udara segar jika terhirup
• Gangguan • Jika terbakar, padamkan dengan dry chemical, CO2, water spray
syaraf
Menggunakan
Iritasi mata M L L L
google
Pengecekan
1 berkala kondisi
operasi
Menggunakan
masker full
Keracunan gas
M L M face dan L
bocor
respiratory
mask
mengecek
Keracunan sisa
Mengganti kondisi pipa
gas yang masih
2 sambungan H M M dan memakai L
terperangkap di
pipa yang dilas respiratory
pipa
mask
Memastikan
Percikan api tidak ada gas
H M M L
mengenai gas yang tersisa di
pipa
Corrosion inhibitor
Likely (penghambat)
Major
Korosi Kebocoran (mungki maintanance
(besar)
n) /perawatan secara
berkala
Unlikely Pengecekan
Pondasi Major berkala
Pipa-pipa (tak
piperack rubuh
berjatuh-an (besar) mungki Renovasi piperack
Pipe- karena korosi
Tempat n) (rak pipa)
rack
meletakkan
2 (rak
kumpulan
pipa)
pipa Fire alarm (alarm)
Unlikely
Fire extinguisher
Pipa Major (tak
Keba-karan (pemadam api)
terbakar (besar) mungki
water sprinkle
n)
(penyiram air)
Penyumbatan Beban
No (tidak Furnace FC dan LC,
pada aliran furnace
ada) meledak TC LALL
masuk berlebih
Furnace (tungku)
Flow
1 (alira
n)
More Hasil
(bertamb Bukaan valve Pemanasan
pemanasan
ah) /keran terlalu di furnace TC LAHH
kurang
besar tidak optimal
sempurna
Kolom
Less
Aliran bahan destilasi
Suhu (berkurang Crude kurang panas TC
bakar kecil bekerja
)
berat
Aliran
masuk
Temperatur furnace Beban kerja furnace
Less furnace PC PI
menurun bertambah
berku-
rang
Pressure
(tekanan)
Aliran
masuk
Temperatur furnace
More furnace Kerusakan furnace PC PI
meningkat
bertam-
bah
• Pompa
• Kompresor
• Heat Exchanger
• Reaktor (Hidrogenasi)
• Separator
• Degasser
H2
Cooler Cooler
pump P3
Hasil Hasil2
C2 C3
Fatty P2 Fatty P4
alcohol alcohol2
Analisa Hazops (pompa)
1
1. TIPE BAHAN KIMIA
BAHAN KIMIA
YANG MUDAH TERBAKAR
2
BAHAN CAIR DINYATAKAN
MUDAH TERBAKAR
TITIK NYALA > 21 O C
DAN < 50 O C
PADA TEKANAN 1 ATM
3
BAHAN CAIR DINYATAKAN
SANGAT MUDAH TERBAKAR
4
BAHAN GAS DINYATAKAN
MUDAH TERBAKAR
TITIK DIDIH < 20 O C
PADA TEKANAN 1 ATM
5
BAHAN MUDAH TERBAKAR
DIKLASSIFIKASIKAN
ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR
ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR
GASMUDAH TERBAKAR
6
ZAT PADAT MUDAH
TERBAKAR
BELERANG (SULFUR)
FOSFOR
KERTAS/RAYON
HIDRIDA LOGAM
KAPAS
7
ZAT CAIRMUDAH
TERBAKAR
DALAM INDUSTRI A.L. :YI PELARUT
ETER
ALKOHOL
ASETON
BENZENA HEKSAN
DLL
8
BERAT JENIS PELARUT
ORGANIK
PERLU DIPERHATIKAN
LEBIH RINGAN DR AIR DAN TIDAK
LARUT DALAM AIR BENZENA, BENSIN,
HEKSAN, BILA TERBAKAR
BERBAHAYA JIKA DISIRAM DENGA N
AIR.
9
GAS MUDAH TERBAKAR
GAS ALAM
ASETILEN
HIDROGEN
ETILEN OKSIDA
10
BAHAN KIMIA MUDAH
MELEDAK
1. ASETILEN 1. N- NITRO
2. DIAZO 2. AZIDA
3. DIAZONIUM
3. NITROZO
4. N- LOGAM BERAT
4. NITRO 5. HIDROKSIL AMONIUM
5. ALKIL POLINITRO 6. PERKHLORIL
6. OKSIM 7. PEROKSIDA
7. AZO 8. DAN OZON
8. N- NITROSO
11
12
SELAIN ITU ADA DEBU DAN
CAMPURAN EKSPLOSIF
DEBU KARBON DLM INDUSTRI
BATUBARA
ZAT WARNA DIAZO PADA PABRIK
TEKSTIL
MAGNESIUM PADA PABRIK BAJA
13
EKSPLOSIF DPAT TERJADI
KRN CAMPURAN BAIK DALAM
REAKTOR MAUPUN PENYIMPANAN
14
BAHAN KIMIA REAKTIF THD
AIR
BILA BEREAKSI DENGAN AIR AKAN
MENGELUARKAN PANAS DAN GAS
YANG MUDAH TERBAKAR. MISAL :
ALKALI (Na, K); ALKALI TANAH (Ca)
LOGAM HALIDA ANHIDRAT
(ALUMUNIUM TRIBROMIDA)
CaO
SULFURIL CHLORIDA
15
16
BAHAN KIMIA REAKTIF
TERHADAP ASAM
MENGHASILKAN PANAS DAN GAS
YANG MUDAH TERBAKAR ATAU GAS2
YANG BERACUN DAN KOROSIF
MIS : KClO3
KMnO4
Cr2O3
17
BAHAN KIMIA KOROSIF
BAHAN YANG KARENA REAKSI KIMIA
DAPAT MERUSAK LOGAM
18
19
BAHAN KIMIA IRITAN
BAHAN YANG KARENA REAKSI KIMIA
DAPAT MENIMBULKAN KERUSAKAN
ATAU PERADANGAN /SENSITISASI BILA
KONTAK DENGAN PERMUKAAN
TUBUH YANG LEMBAB,SPT KULIT,
MATA DAN PERNAFASAN.BAHAN
IRITAN PADA UMUMNYA ADALAH
BAHAN KOROSIF.
20
21
BAHAN IRITAN MENURUT
BENTUK ZAT
BAHAN IRITAN PADAT. MISAL : NaOH, FENOL
BAHAN IRITANCAIR. MISAL : ASAM SULFAT, ASAM
FORMAT.
BAHAN IRITAN GAS.
MISAL : GAS AMAT LARUT DLM AIR. (AMONIAK,
FORMALDEHIDE)
GAS DG KELARU TAN SEDANG : SULFUR DIOKSIDA
GAS DG KELARUTAN KECIL,MERUSAK ALAT
PERNAFASAN BAGIAN DALAM
22
BAHAN KIMIA BERACUN
BAHAN KIMIA YANG DALAM JUMLAH KECIL
MENIMBULKAN KERACUNAN PADA
MANUSIA ATAU MAKHLUK HIDUP LAINNYA
DINYA TAKAN BERACUN JIKA : PEMAPARAN
MELALUI MULUT LD 50 > 25 ATAU 200
MG/KG.BERAT BADAN, ATAU PEMAPARAN
MELALUI KULIT LD 50 >25 ATAU 400 MG/KG
BB ATAU MELALUI PERNAFASAN LD 50 > 0,5
MG/L ATAU 2 MG/L
23
24
BAHAN KIMIA KARSINOGENIK
BAHAN LAIN YANG DAPAT MENGUBAH
STRUKTUR GENETIK MANUSIA.SPT
KANKER, MUTAGENESIS.
25
GAS BERTEKANAN
BAHAN INI ADALAH BAHAN GAS YANG
DISIMPAN DALAM TEKANAN TINGGI,
BAIK GAS YANG DITEKAN, GAS CAIR,
ATAU GAS YANG DILARUTKAN DALAM
PELARUT DENGAN TEKANAN
26
27
BAHAN KIMIA OKSIDATOR
ADALAH BAHAN KIMIA YANG MUNGKIN
TIDAK TERBAKAR, TETAPI DAPAT
MENGHASILKAN OKSIGEN YANG DAPAT
MENYEBABKAN KEBAKARAN PADA BAHAN-
BAHAN LAINNYA.
BAHAN KIMIA OKSIDATOR BERSIFAT
EKSPLOSIF KARENA SANGAT REAKTIF ATAU
TIDAK STABIL.ATAU MAMPU
MENGHASILKAN OKSIGEN DALAM REAKSI
ATAU PENGURAIANNYA SHG
MENIMBULKAN KEBAKARAN.
28
29
2. IDENTIFIKASI BAHAYA
BAHAN KIMIA
IDENTIFIKASI AWAL : DATA YANG
DITERIMA OLEH PIHAK GUDANG,
BAHAN KIMIA YANG BIASA
DIPERGUNAKAN OLEH SUATU TEMPAT
KERJA, PROSES YANG ADA.
30
IDENTIFIKASI AWAL
NAMA BAHAN KIMIA
APA KONDISI FISIKNYA?
APAKAH BERACUN
APAKAH MENYEBABKAN AKUT?
APAKAH MENYEBABKAN KRONIS?
APAKAH MASUK MELALUI SALURAN MAKANAN ?
APAKAH MASUK MELALUI SALURAN PERNAFASAN?
APAKAH MELALUI ABSORBSI?
APAKAH KADAR TOKSISITAS DAPAT SEGERA DITENTUKAN ?
BERAPA NAB (MAC) NYA?
31
BERAPAKAH
DENSITAS UAPNYA?
TEKANAN UAP?
TITIK BEKU?
SPESIFIC GRAVITY?
TITIK BEKU?
KELARUTAN DALAM AIR
32
APA BAHAN YANG
INKOMPATIBILITAS
BAHAN KIMIA YANG BEREAKSI HEBAT
DENGAN BAHAN KIMIA LAIN.
33
LANGKAH-LANGKAH
IDENTIFIKASI SPT SKEMA
BERIKUT :
Evaluasi bahaya pendahuluan
APA BAHANNYA
APAPROSESNYA TELUSURI LITERATUR PUBLIKASI
APA PRODUK INTERMEDIATNYA TELUSURI PENGALAMAN
APA PRODUK AKHIRNYA NDUSTRI YANG ADA
APA LIMBAHNYA
34
A
A
APAKAH BAHAYANYA ?
TIDAK HANYA
LANGSUNG BERBHAYA
BAHAYA MEMPENGARUHI
MEMBAHAYAKAN STLH WKT TTP MEMILIKI FISIOLOGI DAN
KEHIDUPAN
YG LAMA EFEK KES. PSIKOLOGI
36
MENURUT KEPUTUSAN MENAKER No.
187/Men/1999 MSDS HARUS BERISI TTG :
1. IDENTITAS BAHAN DAN PERUSAHAAN
2. KOMPOSISI BAHAN
3. IDENTIFIKASI BAHAYA
4. TINDAKAN P3K
5. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
6. TINDAKAN THD TUMPAHAN DAN KEBOCORAN
7. PENYIMPANAN DAN PENANGANAN BAHAN
8. PENGENDALIAN PEMAJANAN DAN APD
9. SIFAT2 FISIKA DAN KIMIA
10. REAKTIFITAS DAN STABILITAS
11. INFORMASI TOKSIKOLOGI
12. INFORMASI EKOLOGI
13. PEMBUANGAN LIMBAH
14. PENGANGKUTAN
15. PERATURAN PERUNDANG2AN
16. INFORMASI LAIN YANG DIPERLUKAN
37
KEP MENAKER TSB JUGA
MEMUAT
NAMA PRODUK
IDENTIFIKASI BAHAYA
TANDA BAHAYA DAN ARTINYA
URAIAN RESIKO DAN PENANGGULANGANNYA
TINDAKAN PENCEGAHAN
INSTRUKSI DALAM HAL TERKENA/TERPAPAR
INSTRUKSI KEBAKARAN
INSTRUKSI KEBOCORANDAN TUMPAHAN
INSTR. PENGISIAN DAN PENYIMPANAN
REFERENSI
NAMA, ALAMAT, DAN NO TELP. PABRIK PEMBUAT ATAU
DISTRIBUTOR
38
PENGELOLAAN
1. PENGENDALIAN SAAT PEMBELIAN,
2. PENYIMPANAN, DAN SUPLAI.
3. PENGENDALIAN DI PROSES PRODUKSI DAN
PENUNJANG PROSES PROD.
4. PENGENDALIAN LIMBAH BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DAN BERACUN.
5. APD.
39
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
SAAT PEMBELIAN,
PENYIMPANAN, DAN SUPLAI
40
PENERIMAAN
HAL YANG PALING ESENSI BAHAN KIMIA YANG DITERIMA SAMA
DENGAN BAHAN YANG DIORDER.
KESALAHAN PENERIMAAN BAHAN KIMIA DAPAT MRP SUMBER
KECELAKAAN (MIS. BAHAN KIMIA YG INKOMPATIBEL DG BAHAN
KIMIA YANG BIASANYA DIGUNAKAN.
KESALAHAN PENERIMAAN JUGA PERNAH TERJADI PADA TRUK
TANKER DALAM CUACA BURUK DAN TIDAK MEMETUHI ATURAN
YANG BERLAKU YANG MEMBERIKAN ASAM SULFAT KE TANGKI
LARUTAN NATRIUM BISULFAT YG MENYEBABKAN TERJADINYA
EVOLUSI SHG MENGHASILKAN GAS SULFUR DIOKSIDA . UNTUK
MENGHINDARINYA TANGKI DAN SELANG PENERIMA HARUS DIBERI
LABEL. YANG MEMADAI.
LPG DIKIRIM ADA YG DLM BTK TABUNG ADA YANG DIKIRIM DALAM
KUANTITAS BESAR (BULK STORAGE) SPT TRUK TANGKI LPG.
PEMINDAHAN DARI TRUK KE TANGKI DAPAT MENGAKIBATKAN
FRIKSI PADA SELANG PENGHUBUNG. FRIKSI MEMBENTUK LISTRIK
STATIS, YANG PADA KEADAAN TERTENTU AKAN MEMICU
TERJADINYA KEBAKARAN. UNTUK MENGHINDARI HAL TSB MAKA
PADA SELANG HARUS DIBERI PENTANAHAN AYAU GROUNDED.
YAITU SELANG DIBERI KLEM YANG MENGIKAT KABEL LISTRIK YANG
DISALURKAN KE TANAH.
41
PENYIMPANAN
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA TERGANTUNG
PADA BBRP FAKTOR BUKAN PADA BIAYA
DAN RUANG YANG ADA DAN
REKOMENDASI YANG UMUM ADALAH
BAHAN KIMIA HARUS DILETAKKAN DI
TEMPAT
1. YANG DINGIN,
2. KERING,
3. VENTILASI BAIK,
4. DAN BANGUNANNYA MEMILIKI SISTEM
DRAINASE YANG BAIK
42
CARA PENYIMPANAN PAKET ATAU KONTAINER HARUS
DITENTUKAN. MAKSIMUM KETINGGIAN 3 DRUM. (STACK)
SISTEM HRS DIBUAT UNTUK PROSES YANG BERKELANJUTAN
PADA STOK, YAITU FISRT IN – FIRST OUT, SHG MEMBATASI
KOROSI YANG TERJADI DI WADAH ATAU PADA BBRP KASUS
MENAIKKAN TEKANAN DRUM AKIBAT TINGGINYA JUMLAH
YANG DISIMPAN
APAPUN METODENYA, BAHAN KIMIA TIDAK BOLEH
DILETAKKAN DI LANTAI, ATAU DI LAPANGAN TERBUKA.
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA HARUS MENGANTISIPASI
TERJADINYA KEBOCORAN, SEHINGGA DIPERLUKAN
PERALATAN YANG MEMADAI. TINGKAT PENGAMANAN
TERTIERY CONTAINMENT. TINGKAT PERTAMA (FISRT
CONTAINMENT ADALAH WADAH BAHAN KIMIA BERBAHAYA,
BAIK DALAM BENTUKDRUM BESAR, KECIL, ATAU BOTOL.
TINGKAT KEDUA ADALAH SECONDARY CONTAINMENT
ADALAH DUDUKAN DRUM YANG MEMILIKI TEMPAT UNTUK
MENAMPUNG KEBOCORAN BAHAN KIMIA DAN TEMPAT
TERSEBUT DAPAT DIKERINGKAN (DRAIN) MELALUI KRAN
YANG TERDAPAT DI WADAH DUDUKAN TERSEBUT.
43
44
45
4. KLASIFIKASI BAHAYA
KLASIFIKASI NFPA (NATIONAL FIRE
PROTECTION ASSOCIATION )
1. KESEHATAN (NFPA HEALTH
HAZARDS)
2. MUDAH TERBAKAR (NFPA
FLAMMABILITY HAZARDS)
3. REAKTIVITAS (NFPA REACTIVITY
HAZARDS)
46
47
TINGKAT BAHAYA THD KES YANG
DILAMBANGKAN DG WARNA BIRU
4 = BHAN YANG DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN
PADA KETERPAAN JANGKA PENDEK ATAU YANG
DAPAT MENIMBULKAN LUKA FATAL MESKIPUN
ADA PERTOLONGAN DG SEGERA
3 = BHN YANG DAPAT MENIMBULKAN AKIBAT
SERIUS PADA KETERPAAN JANGKA PENDEK,
MESKIPUN ADA PERTOLONGAN SEGERA
2 = BAHAN YANG PADA KETERPAAN INTENSIF ATAU
TERUS MENERUS DAPAT MENIMBULKAN LUKA
MESKIPUN TIDAK ADA PERTOLONGAN SEGERA.
1 = BAHAN YANG TIDAK BERBAHAYA MESKIPUN
KENA API
0 = BAHAN YANG TIDAK BERBAHAYA MESKIPUN
KENA API
48
1 REACTIVITY
49
KLASIFIKASI FLAMMABILITY
4 = BAHAN YANG SEGERA MENGUAP DALAM
UDARA NORMAL DAN DAPAT TERBAKAR
DENGAN CEPAT
3 = BAHAN CAIR ATAU PADAT YANG DAPAT
DINYALAKAN PADA SUHU BIASA
2 = BAHAN YANG PERLU SEDIKIT
DIPANASKAN
1 = BAHAN YANG PERLU DIPANASKAN
SEBELUM DIBAKAR
0 = BAHAN YANG TAK DAPAT DIBAKAR
50
BAHAYA REAKTIVITAS
REAKTIVITAS ADALAH UKURAN DERAJAT KEMUDAHAN
DALAM MELEPASKAN ENERGI DENGAN SENDIRINYA ATAU
AKIBAT KONTAK DENGAN AIR ATAU BAHAN LAIN. DERAJAT
BAHAYA DILAMBANGKAN WARNA KUNING.
4 : BAHAN YANG DENGAN MUDAH DAPAT DILEDAKKAN ATAU
MELEDAK PADA SUHU DAN TEKANAN BIASA ATAU SENSITIF
THD PENGARUH MEKANIK ATAU PANAS.
3 : BAHAN YG MUDAH MELEDAK, TTPI MEMERLUKAN SUMBER
PENYEBAB YANG KUAT, SPT SUHU TINGGI.
2 : BAHAN YANG TIDAK STABIL DAN MENGHASILKAN REAKSI
HEBAT, TETAPI TIDAK MELEDAK.
1 : BAHAN YANG STABIL PADA KEADAAN NORMAL, TETAPI
TIDAK STABIL PADA SUHU TINGGI.
0 : BAHAN YANG STABIL DAN JUGA TIDAK REAKTIF MESKIPUN
KENA API ATAU PADA SUHU TINGGI.
51
KLASSIFIKASI HIMS (HAZARDOUS
MATERIAL IDENTIFICATION SYSTEM)
52
KLASSIFIKASI LAIN
SELAIN KLASIFIKASI NFPA DAN HIMS ,
DALAM DOKUMEN BAHAN KIMIA
DIPERGUNAKAN PULA KODE RESIKO
(RISK =R) DAN KODE KESELAMATAN (
SAFETY = S)
53
PENGKODEAN RESIKO
R1 : EKSPLOSIF BILA KERING
R2 : EKSPLOSIF BILA KENA BENTURAN,
GESEKAN, ATAU SUMBER API.
R3 : RESIKO TINGGI TERHADAP EKSPLOSIF
BILA KENA BENTURAN, GESEKAN, DAN
SUMBER API.
R4 : MEMBENTUK SENYAWA METAL YANG
EKSPLOSIF
R 35 : PENYEBAB KEBAKARAN YANG PARAH
PADA KULIT.
DLL
54
PENGKODEAN KESELAMATAN
S1 : JAGA SELALU TERTUTUP
S2 : JAGA DARI ANAK2
S3 : JAGA DALAM SUHU DINGIN
S4 : JAUHKAN DARI PUSAT KEHIDUPAN
S5 : JAGA ISI DALAM SUATU BAHAN TERTENTU
S6 : JAGA DALAM GAS INERT CAIR
S24 : JAGA KONTAK DG KULIT
S25 : JAGA KONTAK DEGAN MATA
S26 : BILA KENA MATA, CUCI DG AIR DAN PERGI KE
DOKTER
DLL………….
55
CONTOH PENGGUNAAN KODE :
TRICHLOROACETIC ACID
R : 35 S : 24/25/26
56
5. APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
PENGENDALIAN SECARA TEKNIS YAITU
PENGENDALIAN LANGSUNG PADA
SUMBERNYA MRP ALTERNATIF
PERTAMA
ALTERNATIF TERAKHIR ADALAH
PEMAKAIAN APD
57
MACAM-MACAM ALAT
PELINDUNG DIRI
A. PAKAIAN KERJA
UNTUK PANAS RADIASI, HARUS DILAPISI DENGAN BAHAN YANG
BISA MEREFLEKSI PANAS, MISALNYA ALUMUNIUM
PAKAIAN KERJA UNTUK PANAS KONVEKSI, TERBUAT DARI
KATUN YANG MUDAH MENYERAP KERINGAT
PAKAIAN KERJA UNTUK RADIASI
MENGION HARUS DILAPISI DENGAN TIMBAL
PAKAIAN KERJA TAHAN BAHAN KIMIA, TERBUAT DARI KARET
ATAU PLASTIK
PAKAIAN YANG BERSIFAT SEBAGAI ISOLASI TERHADAP PANAS
MISALNYA WOOL, KATUN, ASBES (TAHAN SAMPAI 500 O C)
58
ALAT PELINDUNG KEPALA
SAFETY HELMET : DIPAKAI UNTUK
MELINDUNGI KEPALA DARI BAHAYA
KEJATUHAN, TERBENTUR DAN TERPUKUL
BENDA KERAS DAN TAJAM.
BAHAN : PLASTIK, BAKELITE
HOOD (TUTUP KEPALA)
DIPAKAI UNTUK MELINDUNGI KEPALA
DARI BAHAN KIMIA, PANAS RADIASI
TERBUAT DARI ASBES ATAU KAIN YANG
DILAPISI ALUMUNIUM
HAT/CAP TOPI YANG DIPAKAI UNTUK
MELINDUNGI KEPALA DARI KOTORAN.
59
60
61
62
63
1
PERKEMBANGAN PENANGANAN K3
ERA SEBELUM REV. SESUDAH REV.
KET ZAMAN MODERN
INDUSTRI INDUSTRI
- LOSS - ANALISA
CONTROL SISTEM
PERANAN AHLI TIDAK ADA INSPEKTUR K3 INSPEKTUR K3 ADV/ - ANALISA
K3 MANAGER RESIKO
- SAFETY ENG. - ANALISA
- AHLI ERG BAHAYA
KONSEP LACK OF
- SEBAB NASIB UNSAFE UNSAFE LACK OF
CONTROL
- INSIDEN (ACT OF GOD) CONDITION ACTS SYSTEM
MGT
1900
WORK
COMPESATION LAW
(EROPA & AS)
REV. 1930 1960 1980
INDUSTRI HEINRICH
TEORI DOMINO
1910 AUDIT K3 2
VR … UU NO 1 TH 1970
JENJANG KEBUTUHAN MANUSIA
ABRAHAM MASLOW
I PHYSIOLOGICAL NEEDS
(KEBUTUHAN FISIK)
3
Definisi K-3
Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, baik jasmani maupun
rohani,
- hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dan
sejahtera;
• Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit, dll
(ACCIDENT PREVENTION)
4
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
5
Keselamatan (Safety)
6
Kesehatan (Health)
7
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke tingkat
yang memadai, dan ini adalah
lawan dari bahaya (danger).
8
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
9
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada
saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident.
10
DEFINISI ACCIDENT
11
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
12
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material
• Terlambat dan ganguan produksi
$5 HINGGA $50 • Biaya legal hukum
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: • Pengeluaran biaya untuk penyediaan
KERUSAKAN PROPERTI fasilitas dan peralatan gawat darurat
(BIAYA YANG TAK • Sewa peralatan
DIASURANSIKAN) • Waktu untuk penyelidikan
13
TENAGA
KERJA
KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES
BAHAN ALAT
LINGKUNGAN
14
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances Flammable • Ergonomics
Explosive Accidental • Psychosocial
Combustible release
Corrosive
2. Konsekuensi Minor 2. Konsekuensi
• Accident Injuries Mayor • Terpapar kontak penyakit
Fatal mendadak, menahun, kanker dan
Assets Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd
• Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset,
• Work hours urgent (laten)
tools fatality
• PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen
• Pendidikan • Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak)
• Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan • Utk
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
memperkecil
pelatihan • Utk memperkecil
kepaparan
15
resiko
Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan
dan tercatat Kecelakaan Ringan
Kerusakan Properti
Nyaris Celaka
• Perbuatan &
Kondisi Tidak
Aman
• Bahaya
16
PERKEMBANGAN
1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
17
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)
BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CONTROL CAUSES LOSSES
18
( H.W. HEINRICH, 1931)
ENVIRON
PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY
MENT
SOCIAL
ENVIRON FAULT UNSAFE
MENT OF ACT/
PERSON UNSAFE
CONDITIO
N
19
( FRANK BIRD JR, 1970 )
Lack of SYMPTOM
ORIGIN CONTACT Loss
Control
LACK OF
CONTROL BASIC IMMEDIATED
INCIDENT INJURY /
CAUSES CAUSES / ACCIDEN
DAMAGE
20
( ILCI model - Bird & German, 1985 )
Inadequate
Program Personal Substandard Contact People
Factors Acts With
Inadequate Property
Standard Job Substandard Energy or Process
Conditions Substance
Inadequate Factors (Profit)
Compliance
21
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN> KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN
22
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
KERUGIAN
23
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
26
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
l KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
27
PENCEGAHAN KECELAKAAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
ADALAH : ILMU DAN SENI (SCIENCE & ART)
ILMU : - UNIVERSAL
- SISTEMATIKA
- DAPAT DIPELAJARI
- KEBENARAN DAPAT
DIPERTANGGUNG JAWABKAN
28
THE STEP OF ACCIDENT PREVENTION
APPLICATION OF REMEDY
V EDUCT.
SUPERVISION
ENGINEER
ANALYSIS
III CAUSES
•
•
FREQ. SEVERITY
OPERATION,
TOOLS
FACT FINDING
II SURVEY, INSPT. INVEST
ORGANIZATION
I SAFT. DIR
MGT SUPPORT
SAFT. ENG
29
KEPNER - TREGOE
DECISION
CHOOSE
ANALYSIS
POTENTIAL
PROBLEM
PROBLEM
ANALYSIS
ANALYSIS
PROBLEM EXECUTE
MEASURE
30
MANAGEMENT OVERSIGHT RISK TREE (MORT)
BY JOHNSON
DECISION
ANALYSIS ACTION
PROBLEM
MEASUREMENT
31
INSPECTION SYSTEM
INPUT OUTPUT
PROCESS
COLLECT & ANALYZE DATA SELECT REMEDY APPLY REMEDY MONITOR RESULTS
SELECTED, IMPRO
ANALYSIS OFF ALL DATA LEADS TO DISCOVERY OF SYSTEM VE STRENGTHEN WE MEASURE
WEAKNESS IN THE AREAS OF : CONTROLS RESULTS
COMMUNICATING
• MANAGEMENT PRINCIPLES POICY RESPONSI- FREQUENCY RATE
ASSISTS THEM
POLICY, RESPONSIBILITY, ORG. STRUCTURE BILITY SYSTEMS SEFERITY RATE
COACHING
ACCOUNTIBILITY, STAFF & RELATIONSHIPS ACCOUNTIBILITY DOLLAR LOSSES
MONITOR RESULTS
INSPECTIONS INSURANCE RATE
MONITOR EFFORT
• CONTROLS SELECTION
MEASURING
SELCTION & PLACEMENT, PROCEDURES PLACEMENT WE MEASURE
DEFINING RESPONS-
MEASUREMENT, TARINING, INSPECTION TRAINING PERFORMANCE
IBILITY
SUPERVISION
FIXING ACCOUNTI-
• PROCEDURES, STANDARDS, METHODE EDUCATION ACTIVITIES
BILITY
MAINTINING, PROTECTIVE EQUIPMENT MOTIVATION TASK COMPLETED
ACC. REPORT & INVESTIGATION MEDICAL TRAINING COMPLTD
CONTROLS OF SPECIFIC EXPOSURE MAINTENANCE
ACC. ANALYSIS ETC.
33
MANAGEMENT CONTROL
SYSTEM (ASSE)
PENGEMBG. PENC
PENGK.
IDENTIFIKASI KEC. & PROSEDUR KOM. INFO
EFEKTIFITAS
MASALAH KEC. PENGENDALIAN PENC. KEC.
RUGI
PENGEND
34
M.C.S. (DAN PATTERSEN)
FILOSOFI KEJADIAN &
PENCEGAHAN KEC.
PENDEKATAN DASAR
PENCEGAHAN KEC.
PENGUMPULAN
DATA
38
IDENTIFIKASI
SUMBER BAHAYA
TEORI KECELAKAAN
1. PURE CHANCE THEORY - ACT OF GOOD
2. ACCIDENT PRONE THEORY - KECENDERUNGAN
3. THREE MAIN FACTORS THEORY - MAN, PERALATAN, LINGK.
4. TWO FACTORS THEORY - UNSAFE ACT & CONDITION
5. HUMAN FACTOR THEORY - ATTITUDE
39
ALUR IDENTIFIKASI
DATA SISTEM
IDENTIFIKASI BAHAYA
PENETAPAN
RESIKO
RESIKO DAPAT
DITERIMA
SISTEM
DIOPERASIKAN
40
METODE IDENTIFIKASI BAHAYA
1. SISTEM MONITORING / CHECKLIST
2. SAFETY REVIEW
3. PRELEMINARY HAZARD ANALYSIS (PHA)
4. HAZARD OPERABILITY STUDIES (HAZOPS)
5. FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
6. INSPEKSI
7. HUMAN ERROR ANALYSIS
8. DAN LAIN-LAIN SEPERTI JSA, JSO
UNTUK : PERALATAN
MATERIAL
PROSEDUR
42
PRELIMNARY HAZARD ANALYSIS
(PHA)
43
INSPECTION
TUJUAN : - MEMPEROLEH GAMBARAN INTEGRITAS INSTALASI
- INVESTIGASI KERUSAKAN
- BANTUAN MANAJEMEN
- PERTIMBANGAN AWAL & PERIODIK BAGI SAFETY
LINGKUP : - PROSES
- SPARE PART & MATERIAL
- MODIFIKASI, REPAIR
- PERLUASAN INSTALASI
- EVALUASI SUPPLIER
44
Kesehatan dan keselamatan
Kerja dan Lingkungan
Hidup
(K3LH)
Kesehatan dan Keselamatn Kerja
Pengertian K3:
Keselamatan yang berkaitan dengan mesin,
pesawat alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan,
cacat, dan kematian sebagai akibat dari
kecelakaan kerja
Tujuan K3
Melindungi tenaga kerja atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi dan produktivitas nasional
Menjamin keselamatan setiap orang lain yang
berada di tempat kerja tersebut
Memeliharan sumber produksi agar dapat
digunakan secara aman dan efisien
Pengertian Kecelakaan
Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur
kesengajaan) dan tidak diharapkan karena
mengakibatkan kerugian, baik material
maupun penderitaan bagi yang mengalaminya.
Sabotase atau kriminal merupakan tindakan di
luar lingkup kecelakaan yang sebenarnya
Kerugian akibat kecelakaan Kerja
5K
Kerusakan
Kekacauan Organisasi
Kematian
Klasifikasi Kecelakaan
1. Menurut jenis kecelakaan
- Terjatuh
- Tertimpa benda jatuh
- Tertumbuk atau terkena benda
- Terjepit oleh benda
- Gerakan yang melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena sengatan arus listrik
- Tersambar petir
- Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
- Lain-lain
Klasifikasi Kecelakaan (2)
2. Menurut sumber atau Penyebab Kecelakaan
a. Dari mesin
b. Alat angkut dan alat angkat
c. Bahan/zat berbahaya dan radiasi
d. Lingkungan kerja
Klasifikasi Kecelakaan (3)
3. Menurut Sifat Luka atau Kelainan
Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar,
keracunan mendadak, akibat cuaca, dsb
Pencegahan Kecelakaan
Kecelakaan dapat dihindari dengan:
1. Menerapkan peraturan perundangan dengan
penuh disiplin
2. Menerapkan standarisasi kerja yang telah
digunakan secara resmi
3. Melakukan pengawasan dengan baik
4. Memasang tanda-tanda peringatan
5. Melakukan pendidikan dan penyuluhan
kepada masyarakat
Penanggulangan Kecelakan
a. Penanggulangan Kebakaran
b. Penanggulangan Kebakaran akibat Instalasi
Listrik dan Petir
c. Penanggulangan Kecelakaan di dalam lift
d. Penanggulangan Kecelakaan terhadap zat
berbahaya
Penanggulangan Kebakaran
Jangan membuang puntung rokok yang masih
menyala di tempat yang mengandung bahan
yang mudah terbakar
Hindarkan sumber-sumber menyala di tempat
terbuka
Hindari awan debu yang mudah meledak
Perlengkapan Pemadam Kebakaran
Alat-alat pemadam kebakaran dan
penanggulangan kebakaran terdiri dari dua
jenis:
1. Terpasang tetap di tempat
2. Dapat bergerak atau dibawa
Alat pemadam kebakaran yang
terpasang tetap
1. Pemancar air otomatis
2. Pompa air
3. Pipa-pipa dan slang untuk aliran air
4. Alat pemadam kebakaran dengan bahan
kering CO2 atau busa
Penanggulangan kecelakaan akibat
Instalasi Listrik dan Petir
Buat instalasi listrik sesuai dengan aturan yang
berlaku
Gunakan sekering/MCB sesuai dengan ukuran yang
diperlukan
Gunakan kabel yang berstandar keamanan yang baik
Ganti kabel yang telah usang atau acat pada instalasi
atau peralatan listrik lain
Hindari percabangan sambungan antar rumah
Lakukan pengukuran kontinuitas penghantar, tahanan
isolasi, dan tahanan pentanahan secara berkala
Gunakan instalasi penyalur petir sesuai standar
Penanggulangan Kecelakaan di
dalam Lift
Pasang rambu-rambu dan petunjuk yang mudah
dibaca oleh pengguna jika terjadi keadaan darurat
Jangan memberi muatan lift melebihi kapasitasnya
Jangan membawa sumber api terbuka di dalam lift
Jangan merokok dan membuang puntung rokok di
dalam lift
Jika terjadi pemutusan aliran listrik, maka lift akan
berhenti di lantai terdekat dan pintu lift segera
terbuka sesaat setelah berhenti. Segera keluar dari lift
dengan hati-hati
Penanggulangan Kecelakaan thd Zat
Berbahaya
Pengertian bahan berbahaya:
Bahan-bahan yang selama pembuatannya,
pengolahannya, pengangkutannya,
penyimpanannya dan penggunaannya dapat
menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi,
mati lemas, keracunan, dan bahaya-bahaya
lainnya terhadap gangguan kesehatan orang yang
bersangkutan dengannya atau menyebabkan
kerusakan benda atau harta kekayaan.
Jenis bahan berbahaya
1. Bahan-bahan eksplosif
2. Bahan-bahan yang mengoksidasi
3. Bahan-bahan yang mudah terbakar
4. Bahan-bahan beracun
5. Bahan korosif
6. Bahan-bahan radioaktif
Tindakan Pencegahan
Pemasangan label dan tanda peringatan
Pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan
harus sesuai dengan ketentuan dan aturan yang
ada
Simpanlah bahan-bahan berbahaya di tempat
yang memenuhi syarat keamanan bagi
penyimpanan bahan tersebut
Simbol-simbol Tanda Bahaya
Tugas: cari simbol-simbol bahaya untuk:
Bahaya ledakan
Bahaya oksidasi
Bahaya kebakaran
Bahaya beracun
Bahaya pencemaran lingkungan
Bahaya iritasi
Bahaya radiasi ion
Tugas dikirim via e-mail file attachment ke
ulya.rosyeda@gmail.com
Batas Deadline: pekan depan
Pendekatan Keselamatan Lain
a. Perencanaan
b. Ketatarumahtanggaan yang baik dan teratur:
LABEL KETERANGAN
Air yang dapat diminum.
Air Boiler.
Air Pendingin.
Air Lainnya.
Gas Bertekanan.
6 (enam) kode warna dan label (tanda) perpipaan
standar ANSI
LABEL KETERANGAN
Pipa Pemadam Kebakaran.
LABEL KETERANGAN
Bahan Mudah Menyala (Bahan
Bakar).
Bahan Beracun.
Bahan Korosif.
Adapun ukuran label (tanda) berbeda-beda menurut
ukuran pipa sebagaimana ada pada tabel di bawah :
Simbol Kemasan
Tabung Gas Bertekanan
AWDSASD
(CxHy)
PERINGATAN !!!
BAHAN PENYEBAB IRITASI
Gunakan sarung tangan karet saat menggunakan bahan. Selau tutup
rapat kemasan dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Simpan
kemasan di tempat yang sejuk.
JIKA TERKENA KULIT : Segera basuh dengan air yang banyak.
Lihat Data Keselamatan Bahan untuk penggunaan produk secara
aman
PT. XKMW, Jln. Kicau-kicau 14, Ronorawe 22098
Contoh Penerapan Label :
TOXFLAM
(CxHyOz)
BAHAYA !
BAHAN BERACUN & MUDAH TERBAKAR
Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah penggunaan.
Hindarkan dari sumber api. Selalu tutup rapat kemasan.
JIKA TERTELAN : Segera hubungi dokter dan Rumah
Sakit.
JIKA TERBAKAR : Gunakan Media CO2 & Tepung Kimia
Kering.
Lihat Data Keselamatan Bahan untuk penggunaan produk
secara aman
PT. XKMW, Jln. Kicau-kicau 14, Ronorawe 22098
Contoh Pemasangan Label Kemasan Bahan (Material)
Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) :
Label (Tanda/Simbol) Transportasi Bahan
(Material) Berbahaya / B3
Label Transportasi Bahan/Material
Berbahaya (B3 | Bahan Beracun &
Berbahaya) secara umum merujuk
pada U.S Department of
Transportation (DOT) atau
Departement Transportasi Amerika
Serikat.
Label (plakat) secara umum dipasang
pada kendaraan pengangkut juga
pada kemasan paket baik itu
transportasi darat, udara dan laut
ataupun transportasi khusus lainnya.
Secara umum terdapat 9 (sembilan)
Klasifikasi Bahan (Material)
Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya
Plakat Kelas
Kelas 1 – Mudah Meledak :
1.1–Bahaya Peledakan Besar (Seluruh Muatan).
1.2–Bahaya Serpihan Ledakan.
1.3-Bahaya Api Ledakan.
2.3–Gas Beracun.
Kelas 5 – Oksidator :
5.1–Oksidator.
5.2–Oksidator Organik.
Plakat Kelas
Kelas 6 – Beracun :
6.1–Bahan Beracun.
6.2–Menyebabkan Infeksi.
Plakat Kelas
Kelas 7 – Radioaktif
Plakat Kelas
Kelas 8 – Korosif
Plakat Kelas
TENAGA PERALATAN,
MESIN DAN
KERJA INSTALASI
ORGANISASI
PERUSAHAAN
MANAJEMEN
BANGUNAN &
SARANA BAHAN
KESEJAHTE- ENERGI
RAAN
ts@utps-k3/2001
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RISIKO KECELAKAAN KERJA
TENAGA
KERJA
PAK Kec. Kerja
KESEHATAN KESELAMATAN
APD APM
PROSES
BAHAN ALAT
POLUSI
LINGKUNGAN
NAB
ts@utps-k3/2005
Biaya dari Kecelakaan Kerja berkaitan dengan :
ts@utps-k3
Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan
(Permenaker No. PER-03/MEN/1998)
Pasal 2
1. Pengurus/pengusaha wajib melaporkan tiap
kecelakaan yg terjadi dalam tempat kerja yg
dipimpinnya.
2. - Kecelakaan Kerja.
- Kebakaran atau peledakan atau
bahaya pembuangan limbah.
- Kejadian berbahaya lainnya.
Kecelakaa
Pasal 3
n Pengurus/pengusaha yg
sudah/belum mengikut
sertakan pekerjaannya dlm
program Jamsostek (UU 3/92).
Laporan meliputi
I. DATA UMUM
A. Identitas Perusahaan
B. Informasi Kecelakaan
C. Keterangan lain
Kecelakaan
Pasal 5
1. Pengurus/pengusaha yg telah mengikut sertakan pekerjaannya dlm
program Jamsostek pelaporannya sesuai Permenaker No. PER-
05/MEN/1993.
2. Pengurus/pengusaha yg belum mengikut sertakan pekerjaannya
dlm program Jamsostek pelaporannya sesuai Permenaker No. PER-
04/MEN/1993.
PEMERIKSAAN KECELAKAAN
Kecelakaan
Lapor
I. DATA UMUM :
A. Identitas Perusahaan
1. Nama Perusahaan : PT. Tanpa Usaha
2. Alamat Perusahaan : Jl. Kecil No. 1 Jkt (12510)
3. Nama Pengurus : Pulan
4. Alamat Pengurus : Jl. Lingkar No. 2 C. Lain-lain
Jkt (12510) 1. P2K3/Ahli K3 : Ada/Tidak*
2. KKB/PP : Ada/Tidak*
B. Informasi Kecelakaan 3. Program Jamsostek : Ada/Tidak*
1. Tmp, Tgl, Jam Kec : Jl. Kecil No. 1 Jkt (12510) 4. Unit Kerja SPSI : Ada/Tidak*
2. Sumber Laporan : Kanti (Satpam Prsh), telpon 5. Jml TK : 2000 org
3. Tgl Diterima Laporan : 10 Maret 2003 6. Asuransi lainnya : Jiwasraya
4. Tgl Pemeriksaan : 13 Maret 2003
5. Atasan Langsung Korban : Antik
6. Saksi-saksi : Kun, Mar, Won
Lampiran II : PER MEN NO. 03/MEN/1998
II. DATA KORBAN
Kode A
1. Jumlah : ………… org A
(_________________) (_________________)
Data korban
A1 = Jml Korban Laki-laki
A2 = Jml Korban Perempuan
A3 = Umur
A3.1 = krg 10 th
A3.2 = 11 s/d 20 th
A3.3 = 21 s/d 30 th
A3.4 = 31 s/d 40 th
A3.5 = 41 s/d 50 th
A3.6 = diatas 50 th
Akibat Kecelakaan
A4 = Jml Korban Mati
A5 = Jml korban yg luka berat
A6 = jml korban yg luka ringan
Bagian Tubuh Yang Cidera
A7 = Kepala
A8 = Mata
A9 = Telinga
A10 = Badan
A11 = Lengan
A12 = Tangan
A13 = Jari Tangan
A14 = Paha
A15 = Kaki
A16 = Jari Kaki
A17 = Organ Tubuh Bagian Dalam
1. Kondisi yang berbahaya
I. DATA UMUM :
A. Identitas Perusahaan
1. Nama Perusahaan : PT. Tanpa Usaha
2. Alamat Perusahaan : Jl. Kecil No. 1 Jkt (12510)
3. Nama Pengurus : Pulan
4. Alamat Pengurus : Jl. Lingkar No. 2 C. Lain-lain
Jkt (12510) 1. P2K3/Ahli K3 : Ada/Tidak*
2. KKB/PP : Ada/Tidak*
B. Informasi PAK 3. Program Jamsostek : Ada/Tidak*
1. Tmp, Tgl, Jam Kec : Jl. Kecil No. 1 Jkt (12510) 4. Unit Kerja SPSI : Ada/Tidak*
2. Sumber Laporan : Kanti (Satpam Prsh), telpon 5. Jml TK : 2000 org
3. Tgl Diterima Laporan : 10 Maret 2003 6. Asuransi lainnya : Jiwasraya
4. Tgl Pemeriksaan : 13 Maret 2003
5. Atasan Langsung Korban : Antik
6. Saksi-saksi : Kun, Mar, Won
Lampiran III : PER MEN NO. 03/MEN/1998
II. DATA KORBAN
A. Identitas
Kode A
1. Nama : ……………………
2. Nip : ……………………
3. Jenis Kelamin : ……………………
4. Jabatan : ……………………
5. Unit/Bagian Kerja : ……………………
6. Lama Bekerja : ……………………
B. Riwayat Pekerjaan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………… (Bila perlu dibuat lampiran tersendiri)
C. Riwayat Penyakit
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………… (Bila perlu dibuat lampiran tersendiri)
IV. KESIMPULAN
Penderita / TK tsb diatas menderita PAK :
Diagnosis :
(_________________) (_________________)
Pengertian
1. Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yg tidak dikehendaki
dan tdk diduga semula yg menimpa tenaga kerja dan orang
lain ditempat kerja
2. Penyakit akibat kerja ialah penyakit yg diidap oleh tenaga
kerja dan orang lain yg disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja
3. Kejadian berbahaya lain (near misses) ialah suatu kejadian yg
potensial yg dpt menyebabkan kecelakaan kerja
4. Analisa Kecelakaan Kerja ialah hasil pengkajian terhadap
suatu kecelakaan dan atau gabungan kecelakaan yg
dilakukan utk menemukan sebab utama kecelakaan sehingga
dpt diberikan syarat –syarat perbaikan agar kejadian
kecelakaan yg sejenis tdk terulang kembali, sekaligus dpt
ditetapkan subyek hukum yg bertanggung jawab terhadap
kecelakaan tsb
ts@utps-k3
Pemeriksaan Kecelakaan
Kantor Depnaker akan memerintahkan Peg. Pengawas utk
melakukan pemeriksaan & pengkajian kec sesuai per-uu-an
ketenagakerjaan
Menggunakan formulir lap pemeriksaan & pengkajian yi
lamp II utk Kec Kerja, lamp III utk PAK, lamp IV utk
peledakan, kebakaran & bahaya pemb limbah serta lamp V
utk bahaya lainnya
Kepala Kandepnaker pada setiap bulannya menyusun analisis
lap kecelakaan dgn menggunakan formulir sesuai lamp VI
dan meneruskan ke kantor wilayah
Tujuan pengkajian serta analisis statistik kec adalah utk
mengetahui angka FR & SR guna penetapan kebijakan lbh
lanjut
Kantor wilayah akan membuat analisis dgn menggunakan
lamp VII dan mengirimkan ke pusat
Pusat akan menyusun analisis lap FR & SR kec tkt nasional
ts@utps-k3
Memuat tentang kejadian kec dikaitkan dgn sektor
industri yaitu :
• Jumlah Kec
• Jumlah Korban ( Laki-laki atau Perempuan)
• Umur korban
kurang dr 10 thn
antara 11 s/d 20 thn
antara 21 s/d 30 thn
-
antara 31 s/d 40 thn
antara 41 s/d 50 thn Reward Discipline
lebih dari 51 thn
-
Tingkat Kekerapan Cidera :
Jumlah kecelakaan yang tercatat x 1.000.000
A. Untuk Kerugian Dari Anggota Badan Karena Cacat Tetap atau Menurut
Ilmu Bedah
1. Tangan dan Jari-jari
Amputasi seluruh Jari-jari (hari)
atau sebagian dari
tulang Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking
Ruas ujung 300 100 75 60 50
Ruas tengah - 200 150 120 100
Ruas pangkal 600 400 300 240 200
Telapak (antara jari-
jari dan pergelangan) 900 600 500 450 -
3. Lengan
Catatan : Untuk setiap luka ringan dengan tidak ada amputasi tulang kerugian
hari kerja adalah sebesar jumlah hari sesungguhnya selama si korban
tidak mampu bekerja.
INVESTIGASI
Hasilnya
Tindakan perbaikan
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt
kemajuan pelak K3
INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt
kemajuan bid K3 sesuai perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas
pengetahuan & ketrampilan K3 bagi TK
PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3,
bukan melalui penerapan & pemaksaan
melalui sanksi-sanksi
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3
PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA
• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
KOMPENSASI KECELAKAAN
Dasar Hukum :
1. UU No. 3 Tahun 1992 ttg Jamsostek
2. PP No. 14 Tahun 1993 ttg Penyel. Program
Jamsostek
3. Permen No. 01/Men/1981
4. Permen No. 04/Men/1993
5. Permen No 05/Men/1993
6. Permen No. 01/Men/1998
7. Permen No. 03/Men/1998
8. Permen No 150/Men/1999
TUJUAN UU NO. 3 TAHUN 1992
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian
Upah
1. Lengan kanan dr sendi bahu ke bwh 40
2. Lengan kiri dr sendi bahu ke bwh 35
3. Lengan kanan dr atau dr atas siku ke bwh 35
4. Lengan kiri dr atau dr atas siku ke bwh 30
5. Tangan kanan dr atau dr atas pergelangan ke bwh 32
6. Tangan kiri dr atau dr atas pergelangan ke bwh 28
7. Kedua belah kaki dr pangkal paha ke bwh 70
8. Sebelah kaki dr pangkal paha ke bwh 35
9. Kedua belah kaki dr mata kaki ke bwh 50
10.Sebelah kaki dr mata kaki ke bwh 25
11.Kedua belah mata 70
12.Sebelah mata atau diplopia pd penglihatan dekat 35
Macam Cacad Tetap Sebagian % x Upah
13. Pendengaran pd kedua belah telinga 40
14. Pendengaran pd sebelah telinga 20
15. Ibu jari tangan kanan 15
16. Ibu jari tangan kiri 12
17. Telunjuk tangan kanan 9
18. Telunjuk tangan kiri 7
19. Salah satu jari lain tangan kanan 4
20. Salah satu jari lain tangan kiri 3
21. Ruas pertama telunjuk kanan 4,5
22. Ruas pertama telunjuk kiri 3,5
23. Ruas pertama jari lain tangan kanan 2
24. Ruas pertama jari lain tangan kiri 1,5
25. Salah satu ibu jari kaki 5
26. Salah satu jari telunjuk kaki 3
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian
Upah
27. Salah satu jari kaki lain 2
28. Terkelupasnya kulit kepala 10-30
29. Impotensi 30
30. Kaki memendek sebelah : Kurang dr 5 cm 10
5 – 7,5 cm 20
7,5 atau lebih 30
31. Penurunan daya dengar kedua belah telinga stp 10 Db. 6
32. Penurunan daya dengar sebelah telinga stp 10 Db. 3
33. Kehilangan daun telinga sebelah 5
34. Kehilangan kedua belah daun telinga 10
35. Cacad hilangnya cuping hidup 30
36. Perforasi sekat rongga hidung 15
37. Kehilangan daya penciuman 10
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian
Upah
38. Hilangnya kemampuan kerja phisik
50% – 70% 40
25% – 50% 20
10% – 25% 5
39. Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70
40. Kehilangan sebgn fungsi penglihatan stp kehilangan
efisiensi tajam penglihatan 10% 7
41. Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda,
maka efisiensi penglihatan binokuler dgn rumus
kehilangan eff penglihatan (3 x % eff penglihatan
terbaik) + % eff penglht terburuk. Setiap kehilangan
eff tajam penglihatan 10% 7
42. Kehilangan penglihatan warna 10
43. Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 7
PERMEN TK.02/MEN/80 TENTANG
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
DALAM PENYELENGGARAAN KETENAGA KERJAAN
SYARAT
a. > 500 TK : KLINIK, FULL TIME
b. 200 – 500 : KLINIK, SEKALI / 2 HARI
BAHAYA TINGGI : - a.
c. 100 – 200 : KLINIK, SEKALI / 3 HARI
BAHAYA, TINGGI : - b.
d. < 100 TK : - KOLEKTIF
- SENDIRI
KEP.PRES 22/1993
PENYAKIT AKIBAT KERJA
PENGERTIAN :
AKIBAT PEKERJAAN
SELAMA KERJA
KAITAN DNG ISTIRAHAT/WAKTU KERJA
BIASANYA KRONIS
TAK MENULAR/MENULAR
KEP.PRES 22/1993
31 KELOMPOK PENYAKIT AKIBAT KERJA
PP 14/1993 TTG JAMSOSTEK
TERDIRI DARI:
• PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA
• PROGRAM JAMINAN KEMATIAN
• PROGRAM JAMINAN HARI TUA
• PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
• Pemahaman tentang potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang diperlukan dalam
penanganan bahan kimia adalah kepentingan utama dalam mencegah paparan bahan
kimia dan kecelakaan.
Rute masuk
• Inhalasi ke paru-paru.
• efek korosif juga dapat terjadi pada saluran pernapasan dalam kasus
inhalasi dan di saluran pencernaan dalam kasus menelan.
oksidan
• Oksidan adalah bahan kimia yang terurai mudah dalam kondisi tertentu untuk
menghasilkan oksigen.
• asam perklorat , Jika dibiarkan kering pada kayu atau bahan yang mudah
• eter yang telah berusia dan dikeringkan untuk kristal sangat tidak stabil dan
berpotensi meledak.
bahan kimia beracun
• Bensol adalah contoh dari racun kronis yang dapat menyebabkan kerusakan
setelah berulang atau panjang paparan jangka.
Jenis racun - Target organ / jaringan - contoh
• Bahan kimia ini bereaksi ketika mereka datang dalam kontak dengan kelembaban
atau air.
• Selalu memesan kuantitas terkecil yang mungkin kimia. Hal ini akan
mengurangi bahaya dan limbah kimia.
• Rincian bahan kimia baru harus dimasukkan dalam persediaan laboratorium dan
disimpan dalam suatu area tertentu.
• Sebuah tumpahan atau kebakaran yang melibatkan kontainer besar akan sulit untuk
• Bahan kimia harus tidak ditempatkan tanpa pandang bulu di rak penyimpanan.
Mereka harus dikelompokkan berdasarkan kompatibilitasnya.
Penyimpanan bahan kimia
• bahan kimia yang terpisah dalam kelompok-kelompok yang kompatibel dan toko
abjad dalam kelompok kompatibel.
Penyimpanan bahan kimia
• Dalam hal terjadi kerusakan tidak disengaja atau aktivitas seismik, bahan kimia
yang tidak kompatibel yang disimpan di dekat dapat mencampur untuk memulai api,
asap berbahaya atau ledakan.
Penyimpanan bahan kimia
• Untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh melampaui batas tidak menyimpan bahan
kimia di rak-rak yang lebih tinggi dari 1,5 meter (dari tingkat lantai).
• Menyimpan botol lebih berat atau lebih besar pada rak yang lebih rendah.
• Harus ada tempat penyimpanan tetap untuk setiap bahan kimia dan sama
harus dikembalikan ke lokasi setelah digunakan.
Penyimpanan bahan kimia
• Bahan kimia tidak boleh terkena panas atau sinar matahari langsung.
• Panas dan sinar matahari dapat menurunkan bahan kimia, memburuk wadah
penyimpanan dan label.
Penyimpanan bahan kimia
• penjaga pelek harus tetap di tepi rak untuk mencegah botol dari
jatuh.
Penyimpanan bahan kimia
• bahan kimia yang mudah terbakar tidak boleh disimpan di puncak bangku.
• pelarut yang mudah terbakar tidak boleh dibiarkan terbuka dalam wadah atau gelas.
• Sama harus disimpan dan ditangani jauh dari sumber api dan oksidan.
Penyimpanan bahan kimia
• Bench puncak tidak boleh digunakan sebagai tempat penyimpanan untuk mencegah kekacauan.
Simpan hanya botol kimia yang untuk segera digunakan di puncak bangku.
• Semua botol kimia harus tertutup rapat setelah digunakan dan tidak boleh
ditempatkan di tepi bangku atau rak dari mana mereka bisa jatuh.
Penanganan bahan kimia
rumus kimia atau bentuk pendek tidak boleh digunakan untuk botol
pelabelan kimia.
Label harus menyertakan nama lengkap bahan kimia, pictogram bahaya dan
deskripsi singkat tentang bahaya dan tindakan pencegahan yang harus diambil.
Penanganan bahan kimia
Persediaan bahan kimia yang disimpan harus diperiksa setidaknya setiap tahun.
• Pakailah sarung tangan yang sesuai saat menangani bahan kimia. Memeriksa semua sarung
• Ketika memanaskan tabung reaksi atau peralatan lainnya, tidak pernah menunjuk ke arah diri
• Encer asam pekat dan basa dengan perlahan-lahan menuangkan asam atau basa
ke dalam air sambil diaduk.
• Menjaga area kerja bersih dan rapi. Mempertahankan rumah tangga yang baik
membantu untuk mencegah kecelakaan.
Tindakan pengamanan
• mantel Store, tas dan barang-barang pribadi lainnya di suatu area tertentu, bukan pada
puncak bangku.
• Tidak pernah panas bahan mudah terbakar dengan api terbuka. Gunakan air mandi.
tindakan darurat
• Semua percikan kimia pada kulit harus segera memerah di bawah air
mengalir.
• Perawatan harus diambil untuk mencegah pencampuran bahan kimia yang tidak