Anda di halaman 1dari 570

Pembobotan Nilai

Kehadiran 80%
(tidah hadir mengikuti kuliah, agar memberitahukan
secara tertulis kepada dosen: sakit, keperluan pribadi,
pekerjaan, dll)
- Kuis/tugas 20%
- UTS 40%
- UAS 40%

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 2


PUSTAKA
 Chemical Process Safety Fundamental With
Application. , Second Ed., 2002., Daniel A. Crowl dan
Joseph F. Louvar., Prentice Hall International Series.

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 3


Pembahasan
 Arti Safety and Health
 Jenis Kecelakaan Fisik
 UU ttg perlindungan keselamatan/kesehatan
 Job Hazard analysis&Ergonomics
 Kekerasan dalam lingkungan kerja dan tindakan
pencegahan
 Program Kesehatan Perusahaan

SAP 11 MSDM 2008 4


Safety Programs
Keberhasilan program keselamatan (safety) diperlukan
beberapa bahan sebagai syarat. Bahan-bahan tersebut
adalah :
 System (sistem)
 Atitude (sikap)
 Fundamentals (dasar)
 Experience (pengalaman)
 Time (waktu)
 You (diri sendiri)

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 5


Definisi
 Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di mana
para karyawan terlindungi dari cedera yang
disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang
berhubungan dengan pekerjaan.

 Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para


karyawan terbebas dari berbagai penyakit fisik
dan emosional yang disebabkan oleh pekerjaan.
Perlunya Menjalankan Program
Keselamatan Kerja
 Mencegah kerugian fisik dan finansial yang bisa
diderita karyawan.
 Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas
perusahaan.
 Menghemat biaya premi asuransi.
 Menghindari tuntutan hukum.
Fokus Program Keselamatan
Kerja
 Program keselamatan kerja difokuskan pada dua
aspek:
 Perilaku Kerja:
 Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan kerja
 Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan
keselamatan kerja, mulai dari manajemen puncak hingga
karyawan level terendah
 Menekankan tanggung jawab para manajer dalam
melaksanakan program keselamatan kerja
 Kondisi Kerja:
 Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang
aman, misalnya dengan penyediaan alat-alat pengaman
Beberapa Teknik dalam Program Keselamatan
dan Kesehatan
 Analisis Bahaya Pekerjaan
 Proses yang dirancang untuk mempelajari dan menganalisis
sebuah tugas dan bahaya-bahaya potensial yang bisa timbul
dari pelaksanaan tugas tersebut.
 Selanjutnya dirumuskan langkah-langkah kerja yang lebih
aman guna mencegah bahaya-bahaya potensial tersebut.

 Ergonomika
 Studi mengenai hubungan antara manusia dengan
pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus
dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta
lingkungan kerjanya.
 Yang perlu disesuaikan adalah mesin-mesin dan lingkungan
kerjanya terhadap karakteristik para karyawan, bukan
sebaliknya.
Pencegahan Cedera dan Penyakit yang Terkait
dengan Pekerjaan
 Menyadarkan para karyawan mengenai bahaya-bahaya
yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.
 Memasang alat-alat kontrol produksi.
 Menyusun prosedur-prosedur kerja yang aman.
 Mendorong penggunaan alat-alat
pengaman/pelindung yang layak.
Tentang Stres
 Stres adalah reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan
yang diberikan padanya.
 Stres mempengaruhi orang-orang dengan cara yang
berbeda-beda dan dengan demikian merupakan kondisi
yang sangat bergantung pada individu.
 Peristiwa-peristiwa tertentu bisa membuat seseorang
mengalami stres yang sangat tinggi tapi tidak bagi
orang yang lain.
 Pengaruh stres tidaklah selalu negatif. Stres ringan
dalam kenyataannya meningkatkan produktivitas dan
bisa sangat membantu dalam mengembangkan ide-ide
kreatif.
Akibat Potensial Stres
 Meskipun setiap orang hidup dalam jumlah stres tertentu, jika stres
tersebut cukup parah dan berlangsung cukup lama, stres itu bisa
membahayakan.
 Stres bisa menyebabkan absensi berlebihan, penggunaan alkohol atau
obat-obatan lainnya secara berlebihan, kinerja yang buruk, atau
bahkan kesehatan yang begitu buruk.
 Stres parah yang berkepanjangan berhubungan dengan penyakit-
penyakit mematikan, seperti penyakit jantung, depresi, gangguan
sistem kekebalan, alkoholisme, dan kecanduan obat; ditambah sakit
kepala harian, nyeri punggung, makan berlebihan, dan penyakit-
penyakit mengganggu lainnya yang dimunculkan tubuh sebagai
reaksinya.
Faktor Penyebab Stres
 Faktor-Faktor Organisasional:
 Budaya Perusahaan
 Pekerjaan Itu Sendiri
 Kondisi Kerja
 Faktor-Faktor Pribadi:
 Keluarga
 Masalah Finansial
 Lingkungan Umum
Mengelola Stres
 Olah raga
 Mengikuti kebiasaan diet yang sehat
 Tahu kapan berhenti sejenak (Relaksasi)
 Menempatkan situasi yang penuh stres dalam perspektif yang
berbeda
 Menemukan seseorang yang mau mendengar
 Membangun keteraturan dalam hidup
 Kenali keterbatasan diri
 Bersikap toleran
 Mencari waktu luang di luar pekerjaan
 Menghindari kendali semu
Evaluasi Program Keselamatan
& Kesehatan
 Keberhasilan sebuah program keselamatan dan
kesehatan bisa dilihat dari beberapa indikator berikut
ini:
 Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait
dengan pekerjaan, baik secara kuantitatif (frekuensi
kejadian) maupun kualitatif (berat- ringannya
cedera/penyakit).
 Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat
terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit yang
disebabkan pekerjaan.
Keselamatan (Safety):Perlindungan
terhadap pekerja agar tidak terluka
akibat kecelakaan kerja

Kesehatan (Health) : Pekerja


terbebas dari penyakit fisik dan
mental

SAP 11 MSDM 2008 16


Jenis Kecelakaan

 Overexertion(pekerjaan yg terlalu keras)


 jatuh di tingkat yg sama,
 reaksi tubuh krn jatuh dll,
 jatuh ke level yg lebih bawah,
 kejatuhan benda

SAP 11 MSDM 2008 17


UU yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan
dan keselamatan kerja di Indonesia
Pasal 86 UU no 13/2003
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
 a. keselamatan dan kesehatan kerja;
 b. moral dan kesusilaan; dan
 c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
 Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja.
 Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
Pasal 87 UU no 13/2003
 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
 Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

SAP 11 MSDM 2008 18


Keselamatan :
Efek ekonomi langsung/tdk langsung
Langsung : biaya perawatan dan
penyembuhan,kehilangan(anggota
tubuh) bahkan kematian
Kehilangan sumber keuangan
Tdk langsung:
produktivitas,pergantian,premi asuransi
lebih tinggi,tanggung jawab sosial
SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 19
Tercapainya Program Keselamatan Kerja

 Didukung dari Manajemen Puncak


 Pelatihan memadai dalam masa Orientasi
mengenai keselamatan
 Pekerja yang sadar akan perlunya ‘safety’ dalam
bekerja
 Lingkungan dan tempat kerja yang aman

SAP 11 MSDM 2008 20


Job Hazard analysis(analisi bahaya pekerjaan):
 Proses untuk mempelajari dan menganalisa
suatu jenis pekerjaan kemudian membagi
pekerjaan tsb ke dalam langkah-langkah
menghilangkan bahaya yang mungkin
terjadi
 Perlu keikutsertaan pekerja,ahli /insinyur
keselamatan di bidangnya ,serta investigasi
kecelakaan (bila sampai terjadi)

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 21


Ergonomics (ilmu membuat kerja menjadi mudah)
 Study untuk mempelajari interaksi manusia
dengan usaha
kerja,peralatan,perlengkapan,dan
lingkungan fisik

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 22


Repetitive Stress Injuries: suatu kondisi yang
disebabkan terlalu banyak tekanan pada
persendian akibat melakukan suatu gerakan
berulang

Contoh
 Carpal Tunnel Syndrome : tekanan pada syaraf karena
penyempitan pembuluh tempat syaraf tsb akibat
gerakan/posisi tertentu yang berulang

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 23


Kekerasan dalam lingkungan kerja scr fisik
dan mental
 Karena jenis kerja: supir taxi dan polisi yang
bekerja shift malam,pegawai pompa
bensin,penjual minuman keras,pelayanan
publik
 Krn berkaitan dengan cash (uang)
 Perusahaan kurang menjaga kemungkinan
celah kejahatan (kriminal biasa dan
kejahatan kerah putih/oknum)
SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 24
Tindakan pencegahan
 Dilarang membawa senjata tajam ke tempat kerja
dan tempat parkir
 Pemeriksaan kesehatan fisik dan jiwa
 Peraturan yang tidak memberi toleransi bagi
pegawai yang melakukan kekerasan
 Peraturan yang mewajibkan pegawai melapor
adanya kejanggalan
 Kerjasama dengan psikiater/dokter jika ada
emergensi
 Panic button (tombol panic)
 Melatih reception/manager melihat sesuatu yang
bahaya

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 25


Faktor- Faktor Penyebab Stress
Faktor organisasi: budaya perusahaan (mis CEO
otoriter vs dibiarkan berkompetisi) , pekerjaan
sendiri(mis manager yang harus mem phk),
kondisi kerja (terlalu penuh, ribut, kurang cahaya,
kotor, mesin rusak terus menerus)

Faktor Pribadi: keluarga (2 orang tua bekerja,


perceraian, sakit dlm waktu lama, dll),keuangan.

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 26


Program Sadar Kesehatan Perusahaan
 Olahraga
 Kebiasaan makan yang baik
 Menempatkan stress dengan perspektif bijaksana
 Adanya kemampuan menerima ‘curhat’
 Menasehatkan ‘struktur’ dalam hidup,mampu
melihat keterbatasan diri
 Keseimbangan kerja dan keluarga
 Insentif bagi yang sehat

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 27


Penyalahgunaan Zat alkohol dan obat2an
Cara penanganan:
-Pemeriksaan rutin tanpa pemberitahuan
- Tidak ada kompromi dengan hal2 yang merusak dan
penurunan kinerja(absen,sering berubah mood,tidak
rapi,kurang koordinasi,psikomotor berkurang)

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 28


Program Keselamatan global
Persiapan kerangka kebijakan dan prinsip keselamatan
dimanapun perusahaan beroperasi a.l dengan
mengerti situasi dan budaya setempat terhadap:
 Paparan bahan kimia (bagi pekerja dan penduduk
sekitar)
 Penanganan kecelakaan kerja (ditempat,fasilitas
kesehatan di negara tetangga terdekat)

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 29


Referensi
 Mondy,R Wayne .Human Resource Management,10th
ed,NewJersey:Pearson International,2008.bab 10
 Mondy bab 10

SAP 11 MSDM 2008 Ananda Sekarbumi 30


Tujuan Pembelajaran

• Memahami philosophy K3
• Mampu mengidentifikasi sumber
potensi bahaya (Hazard)
• Mampu melakukan tindakan
pengendalian sumber bahaya
Tujuan Safety
1. Mengamankan suatu sistem kegiatan/
pekerjaan mulai dari input, proses
maupun output. Kegiatan yang dimaksud
bisa berupa kegiatan produksi di dalam
industri maupun diluar industri seperti di
sektor publik dan yang lainnya.
2. Selain itu penerapan program safety juga
diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan (well-being)
ILO dalam resolusinya menyatakan ada 3 prinsip dasar K3,
yaitu :
1. Pekerjaan harus dilakukan di lingkungan kerja yang
aman dan sehat
2. Kondisi kerja harus konsisten dengan kesejahteraan
pekerja dan martabat manusia
3. Pekerjaan harus menawarkan kemungkinan nyata
untuk pencapaian pribadi, pemenuhan diri dan
pelayanan kepada masyarakat
Points of concern (titik perhatian)
1. Penerapan prinsip-prinsip sains
2. Pemahaman pola resiko
3. Ruang lingkup ilmu K3 cukup luas baik didalam maupun diluar
industri
4. K3 merupakan multidisiplin profesi
5. Ilmu-ilmu dasar yang terlibat dalam keilmuan K3 adalah fisik, kimia,
biologi, dan ilmu-ilmu perilaku
6. Area garapan: industri, transportasi, penyimpanan dan pengelolaan
material, domestik dan kegiatan lainnya seperti rekreasi
Pengertian Dasar
ILO/WHO
Joint Safety and Health Committee
(Komite Bersama Keselamatan dan Kesehatan)

Occupational Health and Safety (Kesehatan dan


keselamatan Kerja)
adalah promosi dan pemeliharaan tingkat kesejahteraan
fisik, mental dan sosial tertinggi dari semua pekerja di
semua pekerjaan; pencegahan di antara pekerja
keberangkatan dari kesehatan yang disebabkan oleh
kondisi kerja mereka; perlindungan pekerja dalam
pekerjaan mereka dari risiko yang dihasilkan dari faktor-
faktor yang merugikan kesehatan; penempatan dan
pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan peralatan fisiologis dan psikologisnya
dan untuk meringkas adaptasi kerja ke manusia dan setiap
orang ke pekerjaannya.
Pengertian Dasar
OSHA
(Occupational Safety and Health Administration, USA)

Occupational Health and Safety (Kesehatan dan


keselamatan Kerja)
menyangkut penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam
memahami sifat risiko terhadap keselamatan orang dan
properti baik di lingkungan industri maupun non industri.
Ini adalah profesi multi-disiplin berdasarkan fisika,
kimia, biologi dan ilmu perilaku dengan aplikasi di
bidang manufaktur, transportasi, penyimpanan, dan
penanganan bahan berbahaya dan kegiatan domestik
dan rekreasi.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Philosophy
Upaya atau pemikiran dan
penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya
dan budaya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Suatu ilmu pengetahuan dan


Keilmuan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat
kerja, dll.

“ACCIDENT PREVENTION”
"PENCEGAHAN KECELAKAAN"
Hazard (bahaya)
Suatu Kondisi Dengan Potensi untuk Menyebabkan
Cedera, Kerusakan atau gangguan Operasi
“HAZARD”
Adalah suatu obyek dimana terdapat
energi, zat atau kondisi kerja yang
potensial dapat mengancam
keselamatan
Hazard dapat berupa:
bahan-bahan, bagian-bagian mesin,
 bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.
“HAZARD”
Adalah sumber bahaya potensial yang
dapat menyebabkan kerusakan
(harm)

Hazard dapat berupa bahan-


bahan kimia, bagian-bagian mesin,
bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.
HARM
Adalah kerusakan atau bentuk
kerugian berupa kematian, cidera,
sakit fisik atau mental, kerusakan
properti, kerugian produksi,
kerusakan lingkungan atau kombinasi
dari kerugian-kerugian tadi.
Jenis Potensi Bahaya
(Hazard)
(Hazard)  Physical (fisik)
 Chemical (kimia)
 Electrical (listrik)
 Mechanical (mekanik)
 Physiological (fisiologi)
 Biological (biologi)
 Ergonomic (ergonomi)
PENGERTIAN

Aman (safe) adalah suatu


kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke tingkat
yang memadai dan ini adalah
lawan dari bahaya (danger).
“DANGER”
Suatu kondisi yang telah
teridentifikasi melalui
pemeriksaan/pengujian/analisis
disimpulkan telah menunjukkan
melampaui batas aman.

Danger adalah lawan dari aman


atau selamat.
DANGER
hampir putus
putus INSIDEN

ACCIDENT
DEFINISI INSIDEN

Suatu keadaan/kondisi,
bilamana pada saat itu
sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan
terjadinya
accident/kecelakaan.
Definisi Kecelakaan
Kejadiannya tiba-tiba;
Tidak diduga dan
Tidak dikehendaki,
Mengganggu proses
bahkan menimbulkan
kerugian
“RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.

The chance of loss or gain


Untuk menentukan resiko membutuhkan
perhitungan antara konsekuensi/dampak
yang mungkin timbul dan probabilitas,
yang biasanya disebut sebagai
tingkat resiko (level of risk).
“RISK”

Risk care
PENILAIAN RESIKO
Adalah pelaksanaan metode-metode
untuk menganalisa tingkat resiko dan
mempertimbangkan resiko tersebut dalam
tingkat bahaya (danger) dan
mengevaluasi apakah sumber bahaya itu
dapat dikendalikan secara memadai serta
mengambil langkah-langkah yang tepat.
KEMUNGINAN TERJADI
KEPARAHAN
SULIT TERJADI JARANG SERING
SERIOUS SEDANG TINGGI TINGGI
SEDANG RENDAH SEDANG TINGGI
RINGAN RENDAH RENDAH SEDANG
Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan
fisik dan psikologi dari setiap
individu
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja
Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik
-Fisik
-Kimia
-Mental
-Biologi
-Ergonomi
-Psikologi
Kapasitas kerja
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
1. Safety Hazard (keselamatan) 1. Health Hazard (kesehatan)
• Mekanik • Fisik
• Elektrik • Kimia
• Kinetik • Biologi
• Bahan  menyala • Ergonomi
 meledak Pelepasan • Psikososial
 membakar Tdk
 korosi disengaja
2. Konsekuensi  kecil 2. Konsekuensi
• kecelakaan  Cidera  besar • Terpapar  kontak  penyakit
 fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Aset  rusak dampak terhadap masyarakat umum
(reaksi jangka panjang)
• Mendadak, dramatis, bencana
(reaksi mendadak) 3. Konsentrasi kepedulian
• lingkungan (bahan • Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Proses • Titik berat pd
• paparan • Sepertinya kurang
• peralatan, fasilitas, kerusakan asset,
• Jam kerja urgent (laten)
alat2 fatality
• Alat pelindung diri • Prinsip pendekatan
• Latihan kerja • Sepertinya urgen
• Pendidikan • Pengkajian
• penjagaan (bahaya mendadak)
• Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan • Utk
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
memperkecil
pelatihan • Utk memperkecil
kepaparan
resiko
Piramida Kasus Kecelakaan
1
Kec. Fatal
Data yang
10
Kec. Ringan dilaporkan
30 dan
Kerusakan Alat
tercatat
600
Nyaris Kecelakaan

10.000
Sumber Bahaya
Tiga Penyebab Dasar
Kebijakan & Keputusan Manajemen Kesehatan yang Buruk
Faktor Pribadi Dasar penyebab
Faktor lingkungan

Tindakan Kondisi
Penyebab tak langsung
Tak aman tak aman

Rilis Energi dan/atau KECELAKAAN


Bahan Berbahaya yang
Cedera pribadi
Tidak direncanakan
Kerusakan properti
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB ACCIDENT
KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG (Kontak)

PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN> KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
ACCIDENT KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KERUGIAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
ACCIDENT KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit, tangkap, jebak diantara obyek besar
INSIDEN

 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk


 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
ACCIDENT KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN  PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN
SEBAB LANGSUNG

TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG


 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 TERPAPAR RADIASI
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
ACCIDENT KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN/KEPEMIMPINAN


PSIKOLOGI TIDAK LAYAK SEBAB DASAR
 ENGINEERING
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK  PENGADAAN (PURCHASING)
LAYAK  KURANG PERALATAN
 STRESS FISIK ATAU PSIKOLOGI  MAINTENANCE
 STRESS MENTAL  STANDAR KERJA
 KURANG PENGETAHUAN  SALAH PAKAI/SALAH
 KURANG KEAHLIAN MENGGUNAKAN
 MOTIVASI TIDAK LAYAK
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
ACCIIDENT KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 PROGRAM TIDAK SESUAI


LACK OF CONTROL

 STANDARD TIDAK SESUAI


 KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
ACUAN STANDARISASI
01. UNDANG-UNDANG PEMERINTAH
R.I. NO.1/1970 TENTANG K3
02. PERATURAN MENTERI TERKAIT
03. KODE PRAKTEK
04. PANDUAN KORPORASI
05. PERATURAN PERUSAHAAN
PENGENDALIAN KERUGIAN

KONTROL KONTROL KONTROL

PRA-KONTAK KONTAK POS-KONTAK


Subsitusi &
minimisasi Menerapkan
Pengembangan dan peninjauan sistem energi, Rencana
manajemen, pelatihan, penetapan barricade, Penanggulangan
program dan memeliharanya perbaikan Darurat
permukaan objek
penyebab
AKTIVITAS PENGENDALIAN

•Identification of work.
Elemen program dan aktivitas untuk mencapai hasil
•Standard.
Penetapan standar kinerja
•Measurement.
Pengukuran kinerja, pencatatan & pelaporan
•Evaluation.
Evaluasi kinerja dengan mengukur dan membanding
•Commendation and Correction.
Penyempurnaan terus menerus
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja (Menurut ILO)

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik & teknologi
Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
Penyelanggaraan pengawasan & pemantauan
pelaksanaan K3

STANDARISASI
Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan
pelaksanaan K3

INSPEKSI/PEMERIKSAAN
Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat
kerja masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja (Menurut ILO)
RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
Riset/penelitian untuk menunjang tingkat
kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik & teknologi
PENDIDIKAN & LATIHAN
Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi Tenaga Kerja
PERSUASIF
Cara penyuluhan & pendekatan di bidang K3,
bukan melalui penerapan & pemaksaan melalui
sanksi-sanksi
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja (Menurut ILO)

ASURANSI
Insentif finansial untuk meningkatkan
pencegahan kecelakaan dengan pembayaran
premi yang lebih rendah terhadap perusahaan
yang memenuhi syarat K3

PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dalam upaya memenuhi syarat-syarat K3 di
tempat kerja
Prinsip Dasar Pengendalian Kecelakaan

Tugas resiko, Tindakan &


identifikasi & Pengendalian
analisa potensi bahaya
bahaya

HAZARD KONTROL
KESELAMATAN KERJA
ANONDHO WIJANARKO

Program Studi Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Keselamatan Kerja 1
LATAR BELAKANG KESELAMATAN KERJA
KECELAKAAN INDUSTRI KIMIA

Keselamatan Kerja 2

KECELAKAAN
Banyak potensi bahaya bahan-bahan kimia (risiko)
INDUSTRI KIMIA
 Kematian atau cidera pribadi
 Potensi kekuatan tinggi dari ledakan yang terjadi
 Kerugian Finansial terjadi setelah kecelakaan bencana (kerugian, kerusakan atau
perusakan properti selain dari produk itu sendiri)
 Perawatan kesehatan– kesalahan paparan yg terus menerus (dampak)
$1.35BN
$1.4BN
$1.2BN
$950M
$1BN
$800M
$600M $440M
$400M $300M
$110M
$200M
$0
'98 '99 '00 '01 '02*
* 02 kerugian melebihi $50M termasuk:
Gas, plant fire, Kuwait $150M
Refinery fire, Japan $ 75M
Power station flood, Washington State $ 70M

Keselamatan Kerja 3
FLIXBOROUGH, UK (1974) SIKLOHEKSAN
ledakan awan uap
(28 mati, 104 cidera
3000 dievakuasi)

Keselamatan Kerja 4
PIPER ALPHA (1988) (167 mati)

Keselamatan Kerja 5
PHILLIPS 66, PASADENA, TX 1989 (KEBOCORAN ISOBUTANA)

(23 mati, 125 cidera


1300 dievakuasi)

Keselamatan Kerja 6
PENDEKATAN KONSEP (1999) - KOH + NH2OH (5 mati)

Keselamatan Kerja 7
LEDAKAN AMMONIUM NITRAT, TOULOUSE, FRANCE (2001)

Keselamatan Kerja 8
Seveso, Italy (1976) – unit herbicida, reaksi keluar,pelepasan
kimia, 447 cidera, masalah kesehatan jangka panjang,
$50,000,000
Bhopal, India (1984) - unit pesticide , pelepasan kimia, 2,500 mati,
200,000 cidera, $250,000,000
Chernobyl, USSR (1986) – reactor nuklir, 31 mati, 237 cidera,
masalah kesehatan jangka panjang, $3,000,000,000.
Basle, Switzerland (1986) – kebakaran gudang kimia, 0 mati, 0
cidera, masalah lingkungan.

Keselamatan Kerja 9
PERATURAN KESELAMATAN KERJA

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970


PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Per.05/MEN/1996 TENTANG
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
ILO CODE OF PRACTISE, PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL
ACCIDENTS

Keselamatan Kerja 10
PREVENTION OF MAJOR
INDUSTRIAL ACCIDENTS
(PENCEGAHAN KECELAKAAN INDUSTRI UTAMA)

ILO CODE OF PRACTISE (ILO kode praktek)


Geneva, International Labour Orgasnization, 1991
ISBN 92-2-107101-4

Keselamatan Kerja 11
ILO CODE OF PRACTISE

 Peraturan/standar ILO berupa panduan praktis yang ditetapkan di


industri dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan
besar seiring dengan kenaikan produksi, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya
 Tujuan panduan praktis adalah untuk memberikan arahan tentang
pengaturan administasi, hukum dan sistem teknis untuk
pengendalian instalasi bersiko tinggi yang dilakukan dengan
memberikan perlindungan kepada pekerja, masyarakat dan
lingkungan dengan mencegah terjadinya kecelakan besar yang
mungkin terjadi dan meminimalisasikan dampak dari kecelakaan
tersebut
 Penerapan panduan praktis dilakukan pada instalasi beresiko
tinggi yang diidentifikasikan dengan keberadaan zat-zat
berbahaya yang membutuhkan perhatian tinggi.

Keselamatan Kerja 12
ILO CODE OF PRACTISE

 Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya


menurut panduan praktis:
 Industri kimia dan petrokimia
 Industri penyulingan minyak
 Instalasi penyimpanan gas alam cair (LNG)
 Instalasi penyimpanan gas dan cairan yang mudah terbakar
 Gudang bahan-bahan kimia
 Instalasi penyulingan air bersih dengan menggunakan klorin
 Industri Pupuk dan Pestisida
 Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya diluar
cakupan panduan praktis:
 Instalasi Nuklir
 Pangkalan Militer (instalasi biologi, nuklir dan kimia serta pusat
persenjataaan)

Keselamatan Kerja 13
ILO CODE OF PRACTISE

 Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau


sementara, yang menyimpan, memproses atau memproduksi zat-
zat berbahaya dalam bentuk dan jumlah tertentu menurut
peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi penyebab
terjadinya kecelakaan besar.
 Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas
ambang terjadinya kecelakaan besar
 Bahan kimia sangat beracun : metil isosianat, Posgen

 Bahan kimia beracun: akrilonitril, ammonia, klorin, sulfur


dioksida, hidrogen sulfida, hidrogen sianida, karbon disulfida,
hidrogen fluorida, hidrogen klorida, sulfur trioksida
 Gas dan cairan mudah terbakar

 Bahan peledak: ammonium nitrat, nitroglicerin, C4, PETN, TNT

Keselamatan Kerja 14
ILO CODE OF PRACTISE
 Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi
 Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus
melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang
berwenang
 Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus
disiapkan oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang
disain dan cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen
keselamatan kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya
dari instalasi secara sistematis, teridentifikasi dan
terdokumentasi serta informasi tentang bahaya kecelakaan
dan ketentuan keadaan darurat yang akan mengurangi
dampak dari kecelakaan yang akan terjadi.
 Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi
beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang
berkepentingan.
 Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada
instalasi beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan
kepada pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan
pekerjaan dan pengendalian dalam keadaan darurat.

Keselamatan Kerja 15
ILO CODE OF PRACTISE
 Audit Instalasi beresiko tinggi
 Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang
ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di wilayah instalasi itu berada
 Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang
memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat
beracun
 Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi
dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun
 Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi
pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya
 Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran
keselamatan kerja yang digunakan dalam identifikasi
kemungkinan terjadinya bahaya untuk menjamin validitas hasil
audit itu sendiri
 Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari
keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul
dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri.

Keselamatan Kerja 16
ILO CODE OF PRACTISE
 Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada
instalasi beresiko tinggi meliputi:
 Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk
penggunaan komponen peralatan bermutu tinggi
 Pemeliharaan pabrik secara rutin
 Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku
 Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik
 Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti
dengan perbaikan atau penggantian komponen peralatan yang
dibutuhkan
 Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya
 Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang
dapat digunakan dalam kondisi darurat
 Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen
peralatan, pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan
manusia dan manajemen, pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar
instalasi, bencana alam, tindakan kejahatan dan sabotase
 Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru
 Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap
pekerja pada instalasi tersebut
 Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal
atau bekerja di sekitar lokasi instalasi industri

Keselamatan Kerja 17
ILO CODE OF PRACTISE

 Analisa Bahaya dan Resiko meliputi:


 Identifikasi bahan beracun, reaktif dan eksplosif yang
disimpan, diproses atau diproduksi
 Identifikasi kegagalan potensial yang dapat menyebabkan
kondisi pengoperasian abnormal dan menimbulkan
kecelakaan
 Analisa konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi terhadap
pekerja dan masyarakat sekitar
 Tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan

Keselamatan Kerja 18
ILO CODE OF PRACTISE
 HAZOP (contoh Bahaya dan Analisis Risiko)
 Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada
pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan
operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
 Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi
industri baru
 Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
 Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain
instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan
potensial yang terjadi serta potensi bahayanya
 Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin
ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang
berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus

Keselamatan Kerja 19
ILO CODE OF PRACTISE
 Perencanaan Keadaan Darurat
 Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya
 Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial
 On site emergency (di lokasi)
 Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari
kecelakaan besar yang potensial
 Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam
jumlah yang cukup
 Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi
industri yang akan secepatnya diperbaiki
 Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan
dengan pihak berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya,
komunikasi internal dan eksternal instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat
pengelola gawat darurat
 Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internal-
eksternal yang memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat
penunjuk arah dan pengukur kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap
pekerja, ...
 Off site emergency (di luar lokasi)
 Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui
kebijakan, peraturan atau perundangan.
 Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan
penanganannya terkait dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan
 Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan
besar yang potensial

Keselamatan Kerja 20
ILO CODE OF PRACTISE

 Konsultan Keselamatan Kerja


Tugas dan wewenang:
 Membuat analisa bahaya dan resiko serta mempersiapkan
laporan keselamatan kerja bekerjasama dengan manajemen
audit
 Menetapkan garis besar disain dan operasi instalasi industri
yang aman, serta pengaplikasiannya dalam desain peralatan,
proses kendali, pengoperasian secara manual, ...
 Menganalisa konsekuensi dari kecelakan potensial dengan
permodel dampak potensialnya
 Menetapkan penanganan keadaan darurat on site dan
perencanaan keadaan darurat off site
 Melakukan pelatihan pada pekerja

Keselamatan Kerja 21
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

Keselamatan Kerja 22
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 3 unsur keberlakuan UU
 Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
 Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.
 Adanya sumber-sumber bahaya kerja di tempat itu.

 Pengawasan Keselamatan Kerja


 Pengawasan secara langsung dilakukan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.
 Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh
manajemen puncak yang hanya melakukan audit
terhadap usaha perbaikan dari hasil pelaporan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.

Keselamatan Kerja 23
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA mengatur


keselamatan kerja disegala tempat kerja baik itu di darat,
laut dan udara dalam wilayah NKRI

 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan untuk


mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya
peledakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja
dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
dan pemberian alat-alat pelindung kepada pekerja terutama
untuk pekerjaan yang memiliki resiko tinggi serta
membantu terciptanya lingkungan kerja yang kondusif
seperti penerangan tempat kerja, kebersihan, sirkulasi
udara serta hubungan yang serasi antara pekerja,
lingkungan kerja, peralatan dan proses kerja.

Keselamatan Kerja 24
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 Sumber bahaya kerja diidentifikasikan terkait erat dengan:


 Kondisi mesin, pesawat, alat kerja serta peralatan
lainnya
 Bahan berbahaya (Explosive, Flameable, Poison)

 Lingkungan

 Sifat pekerjaan

 Cara kerja

 Proses produksi

Keselamatan Kerja 25
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA berisi petunjuk


teknis mengenai apa yang harus dilakukan oleh dan kepada
pekerja untuk menjamin keselamatan pekeja itu sendiri,
keselamatan umum dan produk yang dihasilkan karena
begitu banyak proses yang dilakukan dengan
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menyebabkan perubahan resiko pekerjaan
yang dihadapi pekerja di tempat kerjanya.

Keselamatan Kerja 26
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 Pengawasan Keselamatan Kerja


 Monitoring dan pengambil keputusan tindakan
perbaikan keselamatan kerja
 Tindakan perbaikan keselamatan kerja (Continuous
Improvement) seperti perbaikan cara dan proses kerja,
pemeriksaan rutin kesehatan pekerja, retribusi
keselamatan kerja.

Keselamatan Kerja 27
HAZARD MANAGEMENT
Manajemen kebahayaan

Keselamatan Kerja 28
Latar Belakang
 Kecelakaan industri terutama disebabkan oleh HUMAN
FAILURE, di mana sering ditemukan faktor manusia dalam
penelusuran sebab terjadinya kecelakaan. Pencegahan
kecelakaan harus menempati perhatian yang khusus dalam
fungsi manajerial secara keseluruhan.

 Bagian manajemen kekhususan (insinyur, teknisi, perancang,


field operator, lembaga pelatihan) sering kurang menghargai
kebutuhan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip pencegahan
terhadap kecelakaan di dalam lingkup kerja mereka. Metode
yang tidak aman merupakan proporsi tertinggi dari penyebab
terjadi kecelakaan. Keselamatan harus menjadi bagian yang
integral dari pelaksanaan industri manapun, dan harus menjadi
bahan pertimbangan sejak tahap perancangan, tahap
perencanaan produksi, serta pelatihan operator.
Keselamatan Kerja 29
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Tanggung jawab manajemen sebuah perusahaan yang berkaitan dengan
keselamatan kerja dalam kegiatan industri
Tanggung jawab Ekonomi
Biaya kecelakaan akibat kecelakaan dalam pabrik berimbas langsung pada hasil produksi dan
keselamatan pekerja lapangan, merugikan perusahaan, penanam saham, karyawan secara
keseluruhan dan pelanggan.
Biaya memperkenalkan dan mempertahankan organisasi keselamatan kerja untuk mengurangi
serta mengeliminasi kecelakaan.
Tanggung jawab terhadap Sumber Daya Manusia
Kewajiban untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, menyediakan proses kerja
yang aman dalam rangka produksi maksimal.
Kewajiban untuk mengambil langkah-langkah eliminasi kondisi tidak aman yang dapat berakibat
terjadinya luka, kematian, stress, dan hal lainnya yang terjadi pada setiap karyawan maupun
keluarganya
Tanggung jawab Legislatif
Memastikan terpenuhinya undang-undang mengenai kecelakaan industri, keamanan terhadap
kesehatan dan kebakaran. Undang-undang ini terutama untuk melindungi karyawan dan
masyarakat secara umum, dan tidak hanya untuk melindungi bisnis yang dijalankan perusahaan.

Keselamatan Kerja 30
ANALISA KESELAMATAN KERJA
Hazard Material Communication
Pengenalan bahan bahaya kepada para pekerja sehingga mampu melakukan tindakan
yang sesuai untuk menanganinya.

Analisa HIRA (Hazard Identification and Risk Assesstment)


Identifikasi bahaya dan kajian resiko kegiatan dalam proses operasi dan produksi
dipilah-pilah menjadi sub kegiatan yang lebih kecil dan spesifik.

JSA (Job Safety Analysis)


Varian dari analisa HIRA, JSA dilakukan apabila suatu aktivitas melakukan
pemasangan terhadap suatu peralatan tertentu dalam fasilitas operasi sebuah
pabrik/industri proses.

Analisa HAZID (Hazard Identification)


Proses pengidentifikasian terhadap bahaya yang mungkin terjadi secara umum pada
fasilitas operasi sebuah pabrik/ industri.

Analisa HAZOP
Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi yang berhubungan dengan proses
yang secara langsung mengancam keselamatan pekerja produksi/penyebab masalah
operasi.
Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi.
Identifikasi secara engineering & procedural safeguards yang sebelumnya telah dibuat.
Evaluasi kelayakan engineering & procedural procedural safeguards.
Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi tambahan jika diperlukan.

Keselamatan Kerja 31
ASPEK PENTING KESELAMATAN
KERJA DALAM KEGIATAN INDUSTRI
KESELAMATAN KERJA SANGATLAH PENTING DALAM INDUSTRI, KARENA
BEBERAPA ASPEK BERIKUT:
Produktivitas
Kecelakaan dalam industri akan menghambat produksi atau bahkan
menghentikannya. Dengan demikian, akan terjadi loss of man-hour dan loss of
material.
Investasi
Kecelakaan dalam industri akan berakibat terhadap infrastruktur maupun mesin dan
peralatan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, akan terjadi loss of asset, di mana
aset yang semula diharapkan dapat membantu produksi hingga jangka waktu lama
akan berkurang atau habis.
IMEJ PERUSAHAAN
Kecelakaan dalam industri menimbulkan masalah kepercayaan terhadap lingkungan
serta proses industri yang dijalankan perusahaan. Masalah ini berkaitan dengan
kepercayaan investor untuk tetap menanamkan modalnya, kepercayaan pelanggan
untuk tetap membeli, serta kepercayaan karyawan terhadap manajemen perusahaan.

Keselamatan Kerja 32
PENGENALAN BAHAN BERBAHAYA

Keselamatan Kerja 33
US Department of Transportation Regulation

Hazardous Material
bahan berbahaya

Bahan yang mudah terbakar, eksplosif,


korosif, beracun, radioaktif atau jika
mudah terurai menjadi oksigen pada
suhu tinggi.

Keselamatan Kerja 34
US Department of Transportation Regulation

Corrosive Materials bahan korosif


 Bahan-bahan yang membangkitkan proses
kimia yang mengubah mineral dan logam
menjadi produk yang tidak diinginkan

 Asam (HCl, H2SO4, ClSO3H, HF, HCOOH,


CHCOOH) agen oksidasi (HClO4, H2SO4 ,
HNO3) Higroskopi (H2SO4), Alkali/basa
(KOH, NaOH)
Keselamatan Kerja 35
US Department of Transportation Regulation
Toxic Materials bahan beracun
 Bahan yang, setelah memasuki tubuh manusia
mampu menghasilkan penyakit atau kematia
 Faktor toksisitas terdiri dari (1) Kuantitas bahan (2) laju
dan tingkat di mana bahan diserap ke dalam aliran darah
melalui pembuluh darah, pernafasan, rongga perut, otot,
lapisan kulit, mulut atau pencernaan(3) laju dan tingkat
dimana material secara biologis diubah dalam tubuh
menjadi pemecahan produk.
 Racun logam berat (Arsenik, timbal, garam mercuri), gas
beracun (sulit nafas (CO, HCN, NO), iritan (NO2, H2S, SO2)
Anestetik (dietil eter, N2O2)), pestisida organik (insektisida
Aldrin, DDT, Parathion, klordan, Diazinon, Dieldrine,
Lindans, Malathion, Metosiklor, karbil)
 Proteksinya : (1) Resirkulasi oksigen (2) kebutuhan tekanan
udara/O2 (3) Resirkulasi otomatis pembentukan oksigen (4)
gunakan pakaian yg terbuat dari bahan anti bahan beracun
Keselamatan Kerja 36
US Department of Transportation Regulation

Explosive Materials bahan mudah meledak


 Bahan dalam bentuk senyawa atau campuran
senyawa yang tiba-tiba mengalami transformasi
kimia yang sangat cepat dengan produksi
simultan sejumlah besar panas dan gas (CO, CO2,
N2, uap, O2) dan selalu didampingi oleh kejutan
vigoros dan terkait kebisingan (brisance)

 Nitrogliserin, TNT, timbal trinitroresorsianat


(timbal stipanat), timbal azida Pb(N3)2, merkuri
fulminat (Hg(CNO)2, siklonit (RDX), tetryl,
pentraerythritol tetranitrate (PETN), dinamit

Keselamatan Kerja 37
U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA)
Departemen Tenaga Kerja AS Keselamatan dan Administrasi Kesehatan (OSHA)

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)


LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (MSDS)

Keselamatan Kerja 38
Material Safety Data Sheet (MSDS)
 Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS)
dirancang untuk menyediakan tenaga kerja
dan personel darurat dengan prosedur yang
tepat untuk menangani atau bekerja dengan
zat tertentu. MSDS termasuk informasi
seperti data fisik (titik leleh, titik didih, titik
nyala dll), toksisitas, efek kesehatan,
pertolongan pertama, reaktivitas,
penyimpanan, pembuangan, peralatan
pelindung, dan prosedur tumpahan /
kebocoran. Ini adalah penggunaan khusus
jika terjadi tumpahan atau kecelakaan lain.

Keselamatan Kerja 39
Material Safety Data Sheet (MSDS)

 Tujuan :

Disiapkan oleh Produsen Kimia atau


Importir untuk menggambarkan
karakteristik produk dan untuk
memberikan informasi mengenai
potensi bahaya

Keselamatan Kerja 40
Bagian dari MSDS dan detailnya
OSHA menentukan informasi yang akan
dimasukkan pada MSDS, tetapi tidak
meresepkan format yang tepat untuk MSDS.
Formulir MSDS yang tidak wajib (lihat OSHA
Form 174 pada halaman 6 dari panduan ini)
yang memenuhi persyaratan Standar
Komunikasi Bahaya telah diterbitkan dan
dapat digunakan sebagaimana adanya atau
diperluas sesuai kebutuhan. MSDS harus
dalam bahasa Inggris dan harus
menyertakan setidaknya informasi berikut.

Keselamatan Kerja 41
Bagian dari MSDS dan
detailnya
 BAGIAN I. IDENTITAS BAHAN KIMIA
 BAGIAN II. BAHAN BERBAHAYA
 BAGIAN III. KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA
 BAGIAN IV. DATA BAHAYA API DAN LEDAKAN
 BAGIAN V. DATA REAKTIVITAS
 BAGIAN VI. BAHAYA KESEHATAN
 BAGIAN VII. TINDAKAN PENANGANAN DAN
PENGGUNAAN YANG AMAN
 BAGIAN VIII. MENGENDALIKAN TINDAKAN

Keselamatan Kerja 42
MATERIAL SAFETY DATA SHEET
NAMA PRODUK : 5 STAR Acetone
KODE PRODUK : #5910 (GALLON)

BAGIAN I – IDENTIFIKASI MANUFAKTUR


MANUFAKTUR UNTUK : 5-Star Autobody Products
ALAMAT : 9419 E. San Salvador Drive \x{2013} Suite 4 Scottsdale, AZ 85258
TELP DARURAT : Chemtrec (800)424-9300
TELP INFORMASI : (480) 451-4451
KELAS BAHAN BAHAYA : Paint, Flammable Liquid UN 1090

BAGIAN II – BAHAN BERBAHAYA


KOMPONEN TERLAPOR NOMOR CAS TEKANAN UAP PERSEN BERAT
mm Hg @ temp
*ACETONE 67-64-1 185mm Hg @ 68 F 100%
* Menunjukkan bahan kimia beracun) tunduk pada persyaratan pelaporan Bagian 313 Judul III dan 40 CFR 372.

Keselamatan Kerja 43
BAGIAN III – KARAKTERISTIK FISIK
BENTUK FISIK : CAIR
WARNA : TANPA WARNA
BAU : ACETONE
AMBANG BAU : 13 ppm
SPESIFIK GRAVITY @ 20C/68F (WATER=1) : 0.79
DENSITAS UAP (AIR=1) : 2.0
LAJU PENGUAPAN (n-butil asetat=1) : 5.7
LAJU PENGUAPAN (dietil eter=1) : 2.1
TITIK DIDIH : 56C/133F.
TITIK LELEH : -94C/-137F.
Ph (keasaman0 : TIDAK TERAPLIKASI
KELARUTAN DALAM AIR : SEMPURNA
TITIK NYALA (TANDA TERTUTUP) : -20C/-4F
BATAS MELEDAK MINIMAL AT 25C/77F : 2.8 VOLUME %
BATAS MELEDAK MAKSIMAL AT 24C/75F : 13.2 VOLUME %
TEMPERATUR OTOMATIS NYALA (ASTM D 2155) : 538C/1000F
SENSITIVITAS BENTURAN MEKANIK : INSENSITIF
SENSITIVITAS DAYA LEPAS STATIS : MATERI INI TIDAK SESUAI UNTUK
AKUMULASI DAYA STATIK YANG BISA
BERTINDAK SEBAGAI SUMBER IGNITOR

Keselamatan Kerja 44
BAGIAN IV – DATA BAHAYA API DAN LEDAKAN
TITIK NYALA (dengan penutup) -20oC/-4oF. BATAS JUMLAH PENYALAAN: 2.8%-13.2%
MEDIA PEMADAMAN: semprotan air, kimia kering, CO2, busa alkohol
TATA CARA PENCEGAHAN KHUSUS: Pakailah alat bantu pernapasan dan pakaian pelindung diri. GUNAKAN AIR
DENGAN HATI-HATI. Api bisa dengan mudah disebarkan oleh penggunaan air di daerah di mana air tidak dapat
dikandung. Gunakan semprotan air untuk menjaga agar wadah yang terkena api tetap dingin. Air mungkin tidak
efektif dalam melawan api.
PRODUK BAHAYA KEBAKARAN: Karbon Dioksida, Karbon Monoksida BAHAYA KEBAKARAN DAN LEDAKAN YANG
TIDAK BIASA: Sangat mudah terbakar. Uap dapat menyebabkan nyala api atau menyala secara eksplosif. Uap dapat
menempuh jarak yang cukup jauh ke sumber penyulutan dan nyala kembali. Cegah cadangan uap atau gas ke
konsentrasi eksplosif.

BAGIAN V – DATA REAKTIVITAS


STABILITAS : Stabil
KETIDAKCOCOKAN : Bahan dapat bereaksi hebat dengan oksidator kuat, asam kuat.
POLIMERISASI BERBAHAYA : Tidak akan terjadi

Keselamatan Kerja 45
BAGIAN VI – DATA BAHAYA KESEHATAN
EFEK PAPARAN: Pengalaman manusia dan data hewan yang luas menunjukkan bahwa aseton memiliki toksisitas rendah.
Namun, jumlah konsumsi yang sangat besar atau menghirup konsentrasi uap yang sangat tinggi dapat menyebabkan
iritasi, mual, muntah, kebingungan, kantuk, kejang dan koma dengan kemungkinan cedera hati dan ginjal. Berdasarkan
data hewan dan hubungan struktur-aktivitas, produk ini TIDAK diharapkan menyebabkan kerusakan sistem saraf.
RESIKO KESEHATAN PERNAFASAN DAN GEJALA PAPARAN : Konsentrasi uap yang tinggi dapat menyebabkan kantuk
dan iritasi.
RESIKO KESEHATAN KONTAK KULIT/MATA DAN GEJALA PAPARAN : Mata: Menyebabkan iritasi mata. Namun, menyiram
mata dengan air segera akan meminimalkan efek iritasi. Konsentrasi uap yang tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata.
Kulit: Kontak yang lama atau berulang dapat menyebabkan kekeringan, keretakan atau iritasi.
RESIKO KESEHATAN PERCERNAAN DAN GEJALA PAPARAN : Diharapkan bahaya konsumsi rendah.
KLASIFIKASI KARSINOGENITAS:
International Agency for Research on Cancer (IARC)/Badan penelitian Internasional untuk Kanker : tak tercantum
American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH)/ : tak tercantum
National Toxicology Program (NTP)/ program toksikologi nasional : tak tercantum
Occupational Safety & Health Administration (OSHA)/ Administrasi Keselamatan & Kesehatan Kerja : tak tercantum
Kimia (s) tunduk pada persyaratan pelaporan Bagian 313 atau Judul III dari Amandemen Superfund dan Reauthorization
ACT (SARA) 1986 dan 40 CFR Bagian 372: TIDAK ADA
SARA (USA) Bagian 311 dan 312 klasifikasi bahaya: Bahaya kebakaran, bahaya kesehatan sedang (akut).
KONDISI MEDIS YANG DIJELASKAN SECARA UMUM DENGAN PAPARAN : Jangan gunakan produk ini jika Anda memiliki
masalah paru-paru atau pernapasan kronis.
PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA DAN DARURAT :
PERNAFASAN: Pindah ke udara segar. Perlakukan secara simtomatik. pertolongan medis jika gejala berlanjut.
MATA: Segera bilas dengan air setidaknya 15 menit. Jika mudah dilakukan, lepaskan lensa kontak. Dapatkan perawatan
medis. Dalam kasus iritasi dari paparan udara, pindah ke udara segar. Dapatkan pertolongan medis jika gejala berlanjut
KULIT: Cuci dengan sabun/air. Hapus pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan pertolongan medis jika gejala
muncul. Cuci pakaian yg terkontaminasi sebelum digunakan kembali.
TERTELAN: Segera cek medis Keselamatan Kerja 46
BAGIAN VII - TINDAKAN PENANGANAN DAN PENGGUNAAN YANG AMAN
LANGKAH YG DIAMBIL DALAM MASALAH BAHAN YG TERCECER/TUMPAH: hilangkan semua sumber nyala
(percikan api , nyala api dan permukaan panas) Hindari menghirup uap. Area ventilasi. Hapus dengan alat
penyerap inert dan non percikan.
METODE BUANGAN LIMBAH: Dibuang sesuai dengan peraturan negara bagian, federal dan lokal. Jangan
membakar wadah tertutup.
LANGKAH YG DIAMBIL DALAM PENANGANAN DAN PENYIMPANAN: Simpan wadah tertutup rapat di tempat
yang sejuk dan kering, berventilasi baik jauh dari semua sumber api yang mungkin. Simpan sejumlah besar
bahan dalam bangunan yang dirancang untuk penyimpanan cairan yang mudah terbakar.
TINDAKAN LAINNYA: Karyawan harus dilatih dalam tindakan keamanan yang harus diambil ketika
menggunakan produk ini.
BAGIAN VIII – TINDAKAN KONTROL
PROTEKSI RESPIRATOR: Hindari menghirup uap/semprotan kabut. Kenakan respirator yg dipasang dengan
benar yg disetujui oleh NIOSH/MSHA (TC-23c) untuk digunakan dengan cat selama aplikasi dan sampai semua
uap habis. Di daerah terbatas, atau di mana operasi semprot berkelanjutan khas, atau tidak cocok respirator
yang tepat tidak mungkin, pakai respirator udara bertekanan positif yang disediakan (TC-19c). Dalam semua
kasus, respirator mengikuti petunjuk untuk penggunaan respirator. Jangan biarkan siapapun tanpa
perlindungan di area tersebut.
VENTILASI: Berikan ventilasi yg cukup untuk menjaga kontaminan di bawah persyaratan OSHA yg berlaku.
SARUNG TANGAN: Sarung tangan neoprene tahan terhadap pelarut organik yg direkomendasikan.
PROTEKSI MATA: Gunakan kacamata pengaman yg dirancang untuk melindungi dari percikan cairan..
PROTEKSI PAKAIAN/PERALATAN LAINNYA : Baju tahan api direkomendasikan.
PRAKTEK KERJA / HIGIENIK: Cuci mata pada pancuran shower di tempat kerja direkomendasikan. Cuci tangan
sebelum makan dan merokok.
Keselamatan Kerja 47
BAGIAN IX – SANGKALAN (DISCLAIMER)
Informasi yang terkandung dalam lembar data keselamatan ini adalah informasi dari pemasok kami dan sumber lain.
Itu diyakini dapat diandalkan. Data ini tidak dapat dianggap sebagai jaminan atau representasi yang mana
perusahaan ini mengambil tanggung jawab hukum.
Kami menghargai minat Anda pada Produk Star Autobody Bintang 5! Untuk informasi lebih lanjut tentang ini dan
Produk Autobody Bintang 5 lainnya atau untuk lokasi Distributor Bintang 5 terdekat Anda, hubungi kami di:
5 STAR AUTOBODY PRODUCTS
9419 E. San Salvador Drive Suite #104 Scottsdale, AZ 85258
Phone: 480-451-4451

Keselamatan Kerja 48
PERALATAN KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Kerja 49
PERALATAN KESELAMATAN KERJA

SEPATU KERJA
BAJU KERJA/JAS/JAKET
SARUNG TANGAN KERJA
KACAMATA PENGAMAN
TOPI KESELAMATAN (HELM)
HELM PENGELASAN
ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Keselamatan Kerja 50
PERALATAN KESELAMATAN KERJA

TABIR PENGELASAN
PELINDUNG MUKA
PENUTUP TELINGA (EARPLUG)
PERALATAN PERLINDUNGAN PERNAPASAN
ALAT BANTU NAPAS
HELM ABBRASIVE BLASTING

Keselamatan Kerja 51
EMERGENCY PLANNING
PERENCANAAN DARURAT

Keselamatan Kerja 52
PERENCANAAN DARURAT
 Serangkaian prosedur untuk
menangani situasi tak terduga yang
tiba-tiba.
 Tujuannya adalah mengurangi
kemungkinan konsekuensi dari
keadaan darurat
 Mencegah fasilitas dan cedera
 Mengurangi kerusakan pada bangunan,
stok, dan peralataN
 Mempercepat kembalinya operasi
normal
Keselamatan Kerja 53
Penilaian Kerentanan
 Prediksi kemunculan keadaan darurat
dengan beberapa tingkat kepastian dengan
langkah-langkah berikut:
 Temukan bahaya mana yang menjadi ancaman
bagi perusahaan tertentu
 Rekaman insiden masa lalu dan pengalaman
kerja bukan hanya sumber informasi yang
berharga
 Luas pengetahuan tentang bahaya teknologi dan
alam dengan berkonsultasi dengan departemen
pemadam kebakaran, perusahaan asuransi,
konsultan teknik dan departemen pemerintah.

Keselamatan Kerja 54
Technological Hazards
Bahaya Teknologikal

 Api
 Ledakan
 Runtuhan bangunan
 Tumpahan cairan mudah menyala
 Pelepasan agen biologis berbahaya atau
bahan beracun yang tidak disengaja
 Kegiatan teroris lainnya
 Paparan radiasi peng-ion
 Hilangnya daya listrik
 Hilangnya pasokan air
 Kehilangan komunikasi
Keselamatan Kerja 55
Natural Hazards
bahaya alami

 Banjir
 Gempa bumi
 Tornado
 Badai angin parah lainnya
 Salju atau badai es
 Temperatur ekstrem yang parah (dingin
atau panas)
 Penyakit Pandemik

Keselamatan Kerja 56
Occured Hazards
terjadinya bahaya

Kemungkinan satu peristiwa memicu


orang lain harus dipertimbangkan
 Ledakan dapat menyebabkan
kebakaran dan menyebabkan
kerusakan
 Gempa bumi dapat memulai semua
peristiwa yang dicatat dalam daftar
bahaya kimia dan fisik

Keselamatan Kerja 57
Identified major impact
Dampak besar yang teridentifikasi

 Peristiwa berurutan (mis. Kebakaran


setelah ledakan)
 Evakuasi
 jumlah orang yg luka dan tewas
 Kerusakan unit infrastruktur
 Hilangnya catatan atau dokumen penting
 Kerusakan peralatan
 Gangguan kerja
Keselamatan Kerja 58
Required actions
aksi yg diperlukan

 Deklarasikan keadaan darurat


 Bunyikan peringatan
 Evakuasi zona bahaya
 Tutup mati wilayah utama
 Panggilan pertolongan pertama
 Prakarsai operasi penyelamatan
 Data korban
 Lawan dan padamkan api

Keselamatan Kerja 59
Needed resources consideration
Diperlukan pertimbangan sumber daya

 Suplai medis
 Peralatan alat bantu komunikasi
 Pembangkit listrik
 Respirator
 Peralatan deteksi kimia dan radiasi
 Peralatan mobil
 Pakaian pelindung darurat
 Perlengkapan pemadam kebakaran
 Ambulans
 Peralatan penyelamatan
 Personil Terlatih
Keselamatan Kerja 60
Elemen Rencana Darurat
 Semua kemungkinan keadaan darurat,
konsekuensi, tindakan yg diperlukan,
prosedur tertulis dan sumber yg tersedia
 Daftar lengkap personil termasuk nomor
telepon rumah, tugas/tanggung jawab
dan responsibilitas
 Denah lantai
 Peta skala besar yang menunjukkan
jalur evakuasi dan servis layanan
(seperti gas dan saluran air)
Keselamatan Kerja 61
Pedoman umum untuk rencana
darurat di tempat kerja
 Objektif, ringkasan singkat berisi tujuan
rencana:
 Untuk mengurangi cedera manusia dan kerusakan
properti dalam keadaan darurat
 Untuk menentukan anggota staf yang dapat
melaksanakan rencana tersebut
 Untuk mengidentifikasi dengan jelas siapa saja
anggota staf yang harus berada di tempat setiap
saat ketika tempat tersebut ditempati
 Untuk menunjukkan dengan jelas tingkat
kewenangan personil di atas

Keselamatan Kerja 62
Organisasi darurat/emergensi
 Organisasi darurat dipimpin oleh koordinator
darurat
 Individu yang ditunjuk dan dilatih bertindak
sebagai Koordinator Darurat sebagai kunci
dalam memastikan bahwa tindakan yang
cepat dan efisien diambil untuk
meminimalkan kerugian, dan memiliki
kemungkinan untuk menarik karyawan yg
tidak bekerja untuk membantu
 Tugas khusus, tanggung jawab, wewenang
dan sumber organisasi darurat harus
didefinisikan secara jelas.
Keselamatan Kerja 63
Tanggung jawab Organisasi darurat
 Melaporkan keadaan darurat
 Mengaktifkan rencana darurat
 Dengan asumsi perintah menyeluruh
 Menjalin komunikasi
 Mengingatkan staf
 Langkah evakuasi
 Memberi peringatan pada agensi eksternal
 Konfirmasi evakuasi selesai
 Mengingatkan penduduk luar kemungkinan risiko
 Meminta bantuan eksternal
 Mengkoordinasikan kegiatan berbagai kelompok
 memberitahu saudara korban
 Memberikan bantuan medis
 Memastikan pemadaman darurat ditutup
 Terdengar semuanya dgn jelas
 memberitahu media
Keselamatan Kerja 64
organisasi bantuan eksternal yg Tersedia
 Dinas pemadam kebakaran
 Tim mobil pemadam
 Layanan ambulans
 Departemen Kepolisian
 Perusahaan telepon
 Rumah sakit
 Perusahaan utilitas
 Industri terdekat
 Agensi pemerintahan
Keselamatan Kerja 65
Koordinasi yang direncanakan sebelumnya
 Simulasi koordinasi yang direncanakan sebelumnya
diperlukan untuk menghindari pertentangan tanggung
jawab seperti pemadam kebakaran, polisi, layanan
ambulans, regu penyelamat dan tim pertolongan
pertama yang harus berada di tempat kejadian
secara bersamaan. Sebuah rantai komando yang
ditentukan sebelumnya dalam situasi seperti itu
diperlukan untuk menghindari kesulitan organisasi.
Dalam keadaan tertentu, agensi luar dapat menerima
perintah

Keselamatan Kerja 66
Komunikasi
 Merencanakan pusat kendali darurat
dengan fasilitas komunikasi alternatif
 Menyediakan semua personil dengan
tanggung jawab pelaporan atau
peringatan dengan daftar nomor telepon
saat ini dan alamat orang-orang yang
mungkin harus dihubungi
 Pertahankan komunikasi antara personil
kunci selama situasi darurat

Keselamatan Kerja 67
Prosedur darurat
 Prosedur rencana komprehensif untuk
menangani keadaan darurat menuju
pencegahan bencana
 Menentukan faktor-faktor prosedur darurat
yang dibutuhkan
 Tingkat kedaruratan
 Ukuran organisasi
 Kemampuan organisasi dalam situasi darurat
 Respon langsung dari bantuan luar
 Tata letak fisik dari tempat
 Jumlah struktur menentukan prosedur yang
dibutuhkan

Keselamatan Kerja 68
Elemen Prosedur Umum
 Persiapan pra-darurat
 Ketentuan untuk mengingatkan
 Staf evakuasi
 Penanganan korban
 Relokasi personil dengan keterampilan
khusus untuk penanganan darurat

Keselamatan Kerja 69
Perintah evakuasi
 Rute evakuasi yang teridentifikasi, sarana alternatif
untuk melarikan diri, buat ini diketahui oleh semua staf,
jaga rute agar tidak terhalang
 Tentukan lokasi aman bagi staf untuk mengumpulkan
jumlah anggota kepala untuk memastikan bahwa setiap
orang telah meninggalkan zona bahaya. Tugasi individu
untuk membantu karyawan yang mudah digotong dalam
keadaan darurat
 Melaksanakan perawatan yg terluka dan mencari yg
hilang bersamaan dengan upaya penanggulangan
darurat
 Menyediakan sumber alternatif bantuan medis ketika
fasilitas normal mungkin berada di zona bahaya
 Berisi sejauh mana kerugian properti harus dimulai
hanya ketika keselamatan semua staf dan tetangga
yang berisiko telah ditetapkan dengan jelas
Keselamatan Kerja 70
Prosedur Pengujian dan Revisi
 Latihan dan berlatih dapat dilakukan untuk melatih semua/
bagian penting seperti rencana evakuasi
 Latihan tahunan skala penuh akan membantu dalam
mempertahankan tingkat kemahiran yang tinggi
 Pengetahuan tentang tanggung jawab individu dapat dievaluasi
melalui tes kertas atau wawancara
 Tinjauan menyeluruh dan segera setelah setiap latihan, latihan
atau setelah keadaan darurat yang sebenarnya akan
menunjukkan area yang memerlukan perbaikan
 Merevisi ketika kekurangan telah diketahui, dan harus ditinjau
setidaknya setiap tahun
 Perubahan dalam infrastruktur pabrik, proses, material yang
digunakan dan personil kunci adalah kesempatan untuk
memperbarui rencana

Keselamatan Kerja 71
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO

Keselamatan Kerja 72
BAHAYA
 Situasi fisik yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan pada
manusia, kerusakan pada aset,
kerusakan pada lingkungan dan
kombinasi yang terjadi diantaranya

Keselamatan Kerja 73
RESIKO

 RESIKO ADALAH KOMBINASI DARI EFEK BAHAYA


DAN TINGKAT KEMUNGKINANNYA

Resiko = Efek Bahaya x Tingkat Kemungkinan Bahaya


 Efek bahaya bersifat tetap terdiri atas HIGH,
MEDIUM dan LOW
 Tingkat kemungkinan bahaya terdiri atas
HIGH, MEDIUM dan LOW

Keselamatan Kerja 74
Parameter dalam memperhitungkan TINGKAT
KEMUNGKINAN BAHAYA (contoh)

PARAMETER HIGH MEDIUM LOW

Frekuensi Setiap kali Satu kali selama


Sekali dalam 10
timbulnya pekerjaan itu pekerjaan itu
s/d 100
bahaya dilakukan dilakukan

Frekuensi Hampir setiap Sekali dalam 10 Sekali dalam


timbulnya efek kali pekerjaan s/d 100 100 atau lebih
bahaya dilakukan

Berpengalaman,
Tanpa
memiliki
Tingkat pengalaman,
kemampuan
kemampuan tidak pernah Kurang
yang baik dan
pelaksana melakukan berpengalaman
sering
pekerjaan pekerjaan
melakukan
sebelumnya
pekerjaan itu

Keselamatan Kerja 75
Parameter dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA

PARAMETER HIGH MIDDLE LOW


Kematian Luka menengah,
Sumber Daya
Cacat, disfungsi tubuh tubuh masih dapat Luka ringan
Manusia
Luka berat melakukan kerja

Kerusakan besar pada Kerusakan yang Kerusakan kecil,


peralatan menyebabkan tidak
Aset
menurunnya mempengaruhi
Produksi terhenti tingkat Produksi produksi

Alat proteksi tidak ada Alat proteksi


Berada dalam tersedia dengan
Alat proteksi
Alat Proteksi lingkungan dengan cukup, instalasi
minim
keberadaan zat mudah terisolasi dengan
terbakar baik

Ketersediaan Lebih dari 30


Kurang dari 1 menit Antara 1-30 menit
waktu evakuasi menit

Keselamatan Kerja 76
HAZARD ANALYSIS
ANALISIS BAHAYA

 Identifikasi kejadian yang tidak diinginkan,


yang mengarah pada materialisasi bahaya
 Analisis mekanisme dimana kejadian yang
tidak diinginkan bisa terjadi
 Perkiraan luasnya, besarnya dan
kegemaran relatif dari setiap efek
berbahaya

Keselamatan Kerja 77
HAZARD ANALYSIS
analisis kebahayaan

Hazard Analysis

HIRA HAZID HAZOP


Hazard Identification Hazard Identification Hazard and
and Risk Assesment Operability Study

Daily and Special Activity Whole Plant Application Plant Operation Application

Keselamatan Kerja 78
HIRA

 Identifikasi Bahaya dan Kajian Resiko (Hazard Identification and


Risk Assesment), analisa yang dilakukan pada AKTIVITAS HARIAN
DAN KHUSUS suatu instalasi industri
 Tahapan HIRA
 Pemilahan kegiatan yang akan dilakukan menjadi sub kegiatan
yang lebih kecil dan spesifik
 Identifikasi potensi bahaya untuk setiap sub kegiatan
 Determinasi resiko yang mungkin terjadi (efek bahaya dan
tingkat kemungkinannya)
 Determinasi cara pencegahan dan penanggulangan terhadap
resiko bahaya
 Kesimpulan potensi bahaya dan resiko yang dihadapi untuk
setiap kegiatan
 Kesimpulan untuk keseluruhan pekerjaan

Keselamatan Kerja 79
PT Pertamina (Persero)
Kilang UP VI Balongan
Residue Catalytic Cracking (RCC) Unit

Keselamatan Kerja 80
HIRA pada Kilang UP VI Balongan

Efek Tingkat Tingkat


Jenis Potensi Penanggulangan Resiko
Efek Resiko
Kegiatan Bahaya Bahaya Kemungkinan dan pencegahan Akhir
Bahaya

Pemeliharaan Patah tulang, Pemakaian


reaktor dan disfungsi safety helm
kolom utama
terjatuh
tubuh dan H H H Pemakaian tali M
pada RCC kematian pengaman

Pengisian Katalis
SOP yang jelas
katalis ke tumpah Pencemaran
catalyst dan lingkungan M L M dan pekerja yang L
terlatih
storage tercecer

Inspeksi dan
monitoring rutin
pada perpipaan
Pengambilan Pencemaran dengan indikator
kerosene dari Kebocoran lingkungan,
DTU dan/atau pipa kebakaran H H H baik. M
ARHDM dan ledakan Sistem pemadam
kebakaran yang
baik di sekitar
unit

Keselamatan Kerja 81
HAZID
 Identifikasi bahaya (Hazard Indentification), analisa
pencegahan terjadinya bahaya pada instalasi
industri/pabrik yang DILAKUKAN DENGAN
MEMPERHATIKAN KESELURUHAN ASPEK YANG ADA
DIDALAMNYA
 Keseluruhan aspek dari instalasi industri/pabrik itu adalah:
 Data informasi instalasi industri (PFD, P&ID, Lay Out,
data meteorologi, data sosial kultural masyarakat
sekitar, catatan peristiwa)
 Lokasi (fasilitas operasi, fasilitas pendukung)

 Resiko (SDM, lingkungan, aset, imej)

 Faktor Pemicu Bahaya (proses operasi, transportasi,


geografis dan meteorologi, sosial kultural)
 Potensi Bahaya (kebakaran dan ledakan besar,
tenggelam, pencemaran lingkungan)

Keselamatan Kerja 82
Parameter HAZID dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA

PARAMETER MINOR MAJOR PARAH

Sumber Daya Kecelakaan tidak


Tidak ada kecelakaan Kecelakaan fatal
Manusia fatal

Kerugian diantara Kerugian lebih


Kerugian lebih rendah
Aset US$ 100’000 s/d besar dari US$
dari US$ 100’000
1’000’000 1’000’000

Tidak ada kerusakan


lingkungan Kerusakan kecil Kerusakan besar
Lingkungan
pada lingkungan pada lingkungan

Keselamatan Kerja 83
Parameter HAZID dalam memperhitungkan FREKUENSI
BAHAYA (TINGKAT KEMUNGKINAN BAHAYA)

TIDAK
PALING MUNGKIN
MUNGKIN
Diantara 1 s/d 10
Frekuensi Lebih dari 10 kali Kurang dari 1 kali
kali dalam 10
Bahaya dalam 10 tahun dalam 10 tahun
tahun

Keselamatan Kerja 84
PT PUPUK SRIWIJAYA
PUSRI-II Urea Plant

Keselamatan Kerja 85
HAZID pada Urea Plant PUSRI
POTENSI EFEK FREKUENSI
LOKASI DESKRIPSI PENYEBAB PENCEGAHAN
BAHAYA BAHAYA BAHAYA

Pengadaan unit
Tekanan dan
Tempat tinggal pemadam
suhu terlalu
Perumahan karyawan PUSRI Ledakan besar, kebakaran,
yang terletak di luar
tinggi pada
kebakaran
PARAH MUNGKIN pengadaan alat
karyawan proses
area Pabrik detektor
operasi
kebakaran

Tekanan dan Pengecekan


Unit pembuatan NH3 suhu terlalu secara rutin
Unit Ledakan besar,
dan CO dari udara, tinggi pada
kebakaran
PARAH MUNGKIN Pengadaan
Ammonia gas alam dan steam proses indikator tekanan
operasi dan suhu

Tekanan dan Pengecekan


suhu terlalu secara rutin
Unit pembuatan Urea Ledakan besar,
Unit Urea dari NH3 dan CO
tinggi pada
kebakaran
PARAH MUNGKIN Pengadaan
proses indikator tekanan
operasi dan suhu

Unit pemenuhan Tekanan dan Pengecekan


Unit Gas kebutuhan tenaga suhu terlalu secara rutin
Ledakan besar,
Turbine listrik untuk pabrik, tinggi pada
kebakaran
PARAH MUNGKIN Pengadaan
Generator kantor dan proses indikator tekanan
perumahan operasi dan suhu
Unit penghasil steam Pengecekan
Tekanan dan
Unit utama untuk secara rutin
suhu terlalu
berbagai proses, Ledakan besar,
Pembangkit digunakan pada
tinggi pada
kebakaran
PARAH MUNGKIN Pengadaan
Steam proses indikator tekanan
ammonia, urea dan
operasi dan suhu
utility plant

Unit Unit tempat


Kebocoran
pengolahan limbah Pencemaran Pengecekan
Pengolahan cair hasil proses
Proses
lingkungan
PARAH MUNGKIN secara rutin
Limbah Operasi
produksi

Keselamatan Kerja 86
HAZOP
 Hazard Operability Study (Studi Operabilitas Bahaya)
 Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada
pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan
operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
 Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi
industri baru
 Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
 Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain
instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan
potensial yang terjadi serta potensi bahayanya
 Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin
ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang
berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus

Keselamatan Kerja 87
PUSRI Urea Plant
Ammonia Unit
101-B Primary Reformer
Karbondioksida
Urea Plant
Udara

Air Compressor

Secondary Reformer

101-B

Methanator

Primary Reformer Furnace


Shift Converter

Absorber
Regenerator

Steam

P-27

Keselamatan Kerja 88
HAZOP pada Urea Plant PUSRI
Lokasi No Gambar Kata Parameter Potensi Bahaya Pencegahan
Panduan Utama
101-B AOP-03- No No Flow Reformer meledak, FI-91,FRC-3, FI-8,
Primary /04-X6-PF- plant shutdown FICA-19,FI-10,FRC-2
Reformer 0103

More More Flow Tekanan tinggi FI-91,FRC-3, FI-8,


FICA-19,FI-10,FRC-2,
PRA-43

Less Less Flow Reaksi tak terjadi, FI-91,FRC-3, FI-8,


temperatur tinggi FICA-19,FI-10,FRC-2

More More Reformer meledak PDIA-53, PDIA-55,


Pressure PRA-43

More Temperature Merusak katalis, TI-I-77 – TI-I-85, TI-I-3,


reaktor meledak TI-I-117

Keselamatan Kerja 89
BONTANG LNG PLANT

Keselamatan Kerja 90
OUTLINE (garis besar)
PENDAHULUAN
 KOTA BONTANG
 BONTANG LNG PLANT
 PT BADAK NGL
PROSES PRODUKSI DI BONTANG LNG PLANT
KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN DAN
LINGKUNGAN
ANALISA KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
ANALISA KESELAMATAN KERJA
HIRA
HAZID
HAZOPS

KESIMPULAN

Keselamatan Kerja 91
KOTA BONTANG
Geografis, keadaan dan SDA
 Terletak di pantai timur propinsi
Kalimantan Timur
 Daerahnya dilalui garis
khatulistiwa dan dikelilingi hutan
tropis basah dan juga hutan
mangroove
 Beriklim tropis basah
 Curah hujan cukup tinggi (2000-
3000 mm/tahun)
 Terdapat kawasan hutan lindung
alami dengan pantai yang bersih
 Sumber daya alam terbesar
berupa gas alam dan bahan baku
pupuk yang saat ini merupakan
komoditas ekspor utama

Keselamatan Kerja 92
Penduduk dan sosial masyarakat
 Penduduk bontang terdiri dari suku bugis, banjar, kutai, dayak,
madura, dll
 Jumlah penduduk pada 2002 tercatat 106.225 jiwa
 Tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi
 Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan, wiraswasta,
petani dan nelayan
 Tingkat kesehatan masyarakat cukup baik

Keselamatan Kerja 93
Bontang LNG Plant
 Bontang LNG Plant Terletak di Bontang
Selatan
 Bermula dari ditemukannya cadangan gas
raksasa di lapangan badak oleh Huffco
pada 1972
 Bontang LNG plant selesai dibangun dan
langsung memulai produksinya dengan 2
train yaitu train A dan B pada tahun 1977
 Saat ini Bontang LNG Plant memiliki 8 train
yaitu A – H
 Kapasitas produksi saat ini 22 juta ton
LNG/tahun dan 1.2 juta ton LPG/tahun
 Hasil produksi hampir seluruhnya diekspor
ke Jepang, Korea dan Taiwan
 Saat ini, hampir seluruh pekerjanya
sebagian besar orang Indonesia

Keselamatan Kerja 94
Bontang LNG Plant

Keselamatan Kerja 95
Produksi Bontang LNG
Plant
Tahun Produksi LNG Pengapalan Produksi LPG Pengapalan
(tons) LNG (tons) LPG

1977 713.729 12 - -
1978 3.332.043 58 - -
1979 3.257.282 57 - -
1980 4.155.302 72 - -
1981 4.076.656 71 - -
1982 4.263.888 74 - -
1983 4.476.952 78 - -
1984 7.298.748 125 - -
1985 7.399.474 129 - -
1986 7.067.191 126 - -
1987 6.966.899 123
- -
1988 8.063.054 145 52.744 1

1989 8.064.536 147 385.080 11

1990 9.799.297 178 465.263 13

Keselamatan Kerja 96
Produksi Bontang LNG Plant
(Continued)
1991 10.985.525 197 509.686 16

1992 11.789.147 211 582.134 15

1993 12.149.872 214 680.650 23

1994 14.107.104 249 785.895 23

1995 13.707.104 240 733.251 17

1996 15.214.927 245 945.040 21

1997 15.621.658 294 961.132 20

1998 16.413.427 309 976.305 25

1999 18.497.258 340 1.058.065 25

2000 20.588.062 380 931.120 21

2001 21.383.543 408 1.154.159 26

2002 20.219.962 356 906.057 20

Keselamatan Kerja 97
PT Badak NGL
 Nama PT badak diambil dari nama
lapangan gas raksasa di daerah
badak
 Didirikan pada 26 November 1974
 Pada awalnya merupakan
perusahaan nonprofit dengan
pemegang saham Pertamina, Vico
dan Jilco
 Merupakan operator Bontang LNG
Plant
 Sangat memperhatikan aspek
keselamatan kerja dan lingkungan
 Melakukan program bina masyarakat

Keselamatan Kerja 98
Penghargaan-penghargaan yang telah diterima
PT Badak NGL (COMPANY IMAGE)

Diberikan Oleh: Penghargaan Jumlah

British Safety 2
Penghargaan Bintang Lima
Council 6
Pedang Kehormatan

USA 7
Penghargaan Kehormatan

Patra Karya Raksatama 2


Pemerintah RI Patra Karya Nirbhaya Karya Utama 1
Patra Adikarya Bhumi Utama 2

”ISO14001 accreditation”
”Safety Award”
Instansi
”Zero Accident” 1
Internasional
”ISO 9001 version 2000 for Quality
Management System”

Keselamatan Kerja 99
Proses Produksi di Bontang LNG Plant

Keselamatan Kerja 100


Sumber-sumber gas alam
 VICO
Lapangan mutiara, sambera, badak dan nilam
 TOTAL INDONESIA
Lapangan tambora, tunu, senipah, bekapai, handil dan peciko
 UNOCAL INDONESIA
Lapangan attaka dan west seno

 Gas-gas dari sumur-sumur tsb dialirkan menuju bontang LNG Plant


dengan pipa transmisi 36” dan 42” dan tiba pada Bontang LNG
Plant pada tekanan sekitar 47 kg/cm2
 Sebelum dialirkan ke setiap train sebagai feed gas, gas alam
tersebut terlebih dahulu dilewatkan ke Knock Out Drum untuk
menjalani proses pemisahan awal

Keselamatan Kerja 101


Komposisi Feed Gas
N2 0,12 %
CO2 5,80 %
C1 83,7 %
C2 4,95 %
C3 3,30 %
iC4 0,70 %
nC4 0,80 %
iC5 0,30 %
nC5 0,20 %
C6 0,13 %

Keselamatan Kerja 102


Produk Bontang LNG Plant
Komposisi LNG :
C1 min 85 %
N2 max 1 %
C4 max 2 %
C5+ max 0,1 %
H2S max 0,025 ppbw / 100 ScF
Sulfur max 1,3 gr / 100 ScF
Densitas min 453 kg / m3

Keselamatan Kerja 103


Produk Bontang LNG Plant
(Continue..)
Komposisi LPG Propana :
C2 max 1,86 %
C3 min 96,25 %
C4 max 1,89 %
Komposisi LPG butana :
C3 max 4,64 %
C4 min 94,84 %
C5+ max 0,88 %

Keselamatan Kerja 104


Keselamatan kerja, kesehatan
dan lingkungan
Bahan baku dan produk yang terlibat
 CH4/fuel gas
 C3H8/propane
 C2H4/ethylene
 C3H6/propylene
 nC4H10/butane
 C5H12-C11H24/kondensat
 (C6H14 - C12H26)/nafta
 N2
 CO2
 Hg
 Sulfur

Keselamatan Kerja 105


Masalah lingkungan
Sumber pencemar :
 Limbah gas (CO2 , SOx , NOx ,dll)
 Limbah cair (Limbah Hg, C5+,dll)
 Limbah padat (partikulat, Smog, dll)
Dampak negatif dari beberapa aspek:
 biologis : *. flora dan fauna
*. manusia
 fisika kimia : #. kualitas udara
#. iklim makro
#. kualitas air
 Sosial ekonomi : +. Demonstrasi warga
+. Perkelahian

Keselamatan Kerja 106


Pengendalian pencemaran lingkungan
Cara yang dapat digunakan dalam pencegahan pencemaran
limbah adalah dengan melakukan pencegahan pencemaran
pada “sumber pencemar” di dalam area pabrik, seperti:

1. Penyempurnaan meode proses serta peralatan yang


dipakai
2. Menjaga kebersihan dari tumpahan/ceceran bahan kimia
serta ceceran lainnya
3. Menambah unit pemanfaatan hasil samping
4. Penggunaan kembali air buangan proses (daur ulang)
serta usaha-usaha lainnya yang tidak menimbulkan
gangguan terhadap peralatan manusia/karyawan serta
lingkungan.

Keselamatan Kerja 107


ANALISA KESELAMATAN KERJA

HIRA
Jenis kegiatan yang di buat HIRA:
a.Pembersihan Storage Tank
b.Pemasangan Instalasi Listrik
c.Pemasangan dan fitting pipa
d.Pengecekan alat (pemanas, indikator,
Heat exchanger,dll)
e.Pengangkutan bahan baku dan produk

Keselamatan Kerja 108


Tabel HIRA
Aktivitas Potensi Efek Tingkat Frekuensi Resiko Pencegahan Resiko
bahaya bahaya efek bahaya akhir
bahaya

Safety shoes
Pembersihan Sisa atau boot
tangki Tergelincir L H M L
minyak dengan grip
penyimpanan
khusus

Cairan Keracun Masker, alat


M H M bantu L
Pembersih an pernapasan

... ...

Keselamatan Kerja 109


HAZID
Lokasi yang dibahas pada HAZID
1. Fasilitas sumur
2. Kantor utama, gedung serba guna
3. Unit keseluruhan
4. Fasilitas tangki penyimpanan LNG/LPG
5. Fasilitas kilang minyak kecil
6. Fasilitas utama
7. Muatan kapal
8. Fasilitas perpipaan
9. Unit Pengolahan Limbah

Keselamatan Kerja 110


HAZID
POTENSI EFEK FREKUENSI
Lokasi Deskripsi Penyebab PENCEGAHAN
No
BAHAYA BAHAYA BAHAYA

+Plant shut PARAH: Peremajaan


*Korosi, kavitasi down (gas Kerugian Kompressor,
atau karena tidak dapat besar pengecekan
adanya diambil dari karena alat secara
kandungan air dalam tanah) Plant shut rutin,
1. Kebocora
yang cukup +Kebakaran down, menyiapkan
Fasilitas Kompre- TIDAK
banyak pada gas (karena gas Dapat aliran bypass
sumur sor MUNGKIN
alam akibat suhu alam mudah berakibat agar tidak
dan tekanan gas meledak) kematian sampai Plant
turun (kompressor +Pencema- bila terjadi Shut Down
rusak) ran ledakan (PSD)
lingkungan besar

*Gaji karyawan
Depan dinilai sudah
+Hancurnya
gedung terlalu rendah
gedung Selalu
Kantor Kantor dengan kondisi
karena terjadi PARAH: memperhati-
utama, utama bahan-bahan
bentrok Dapat kan
2. gedung terjadi kebutuhan pokok TIDAK
dengan warga terjadi kebutuhan
serbagu- pemogo- yang terus naik. MUNGKIN
setempat, bisa fatality rakyat kecil
na kan *pencemaran
pula terjadi
kerja/de- lingkungan tempat
kebakaran
mo tinggal warga oleh
limbah pabrik atau
kebocoran gas.

Keselamatan Kerja 111


POTENSI EFEK FREKUENSI
No Lokasi Deskripsi Sebab
BAHAYA BAHAYA PENCEGAHAN
BAHAYA

PALING:
Karena
Seluruh +Kebanjiran daerah
*Tempat PARAH:
fasilitas (dapat Bontang Membuat
penampungan air Karena
operasi menyebab- adalah waduk, DAM,
Unit (DAM) rusak, plant shut
dan kan alat-alat daerah membuang
3. keseluruh curah hujan down
pendu- DAM rusak) beriklim sampah
an terlalu tinggi kerugian
kung plant +Penyakit tropik pada
dengan intensitas perusaha-
kebanji- +Plant Shut basah tempatnya
yang besar an besar
ran Down dengan
curah hujan
yang tinggi

Peremajaan
+Dapat terjadi PARAH:
tank,
ledakan Fatality
Fasilitas Keboco- *Korosi, bencana pemerikasaan
karena kerugian
tangki ran tangki alam seperti TIDAK rutin,
4. LNG/LPG produk
penyimpa penyimpa gempa bumi MUNGKIN penyimpanan
mudah yang hilang
nan LNG/ nan hebat, banjir storage tank di
meledak, serta image
LPG gedung atau
+kematian perusaha-
ruangan tertutup
an turun

Keselamatan Kerja 112


POTENSI EFEK FREKUENSI
No Lokasi Deskripsi Sebab
BAHAYA BAHAYA PENCEGAHAN
BAHAYA

Pressure
Regulator +Kebakaran
Peremajaan
pd tangki *Tidak rutin dan ledakan PARAH:
fasilitas yang
Fasilitas tidak memeriksa besar (karena Fatality
sudah rusak,
tangki berfungsi keadaan tangki tekanan kerugian
TAK rutin
penyimpa dengan khususnya terlalu tinggi dalam
MUNGKIN memeriksa
nan LNG/ baik Pressure shg suhunya jumlah
tekanan pada
LPG sehingga Regulator. lebih tinggi besar
tangki
tekanan daripada suhu
tidak ignitation)
terkontrol

Memeriksakan
Kebocoran
*Korosi, adanya pompa secara
Fasilitas pompa
fraksi uap +Kerugian rutin,
kilang atau
(gelembung- materi yang pengecekan dan
minyak pompa
5. gelembung udara) terbuang, KECIL pengauditan
kecil tidak dapat PALING
pada aliran inlet pompa yang kondisi pompa,
(Fasilitas bekerja
pompa sehingga rusak menutup aliran
pendu- dengan
pompa rusak ke pompa dan
kung baik
mengaktifkan
operasi)
bypass line

Keselamatan Kerja 113


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI EFEK FREKUENSI PENCEGAHAN
No BAHAYA BAHAYA
BAHAYA

Fasilitas +Gangguan
kilang *Suhu operasi produksi, Membeli
minyak Kerusakan terlalu tinggi turbin rusak boiler dengan
TAK
kecil boiler melebihi suhu (tidak dapat KECIL pertaha-nan
5 MUNGKIN
(Fasilitas maksimal boiler berfungsi yang tinggi
pendu- secara
kung maksimal)
operasi)

Valve/ka- +Plant Shut


Fasilitas tup macet Down (tidak
kilang Ada aliran
(aliran ada aliran
minyak BESAR: bypass atau
tidak dapat atau aliran
kecil *Korosi, friksi dapat aliran cabang
dibuka tidak dapat
(Fasilitas terlalu besar terjadi Plant MUNGKIN yang dapat
atau ditahan
pendu- Shut Down digunakan
ditutup sehingga
kung pada plant
dengan menimbul-kan
operasi) baik) kerusakan alat
lain)

Keselamatan Kerja 114


POTENSI EFEK
No Lokasi Deskripsi Cause
BAHAYA BAHAYA
FREKUENSI PENCEGAHAN
BAHAYA
+Kualitas
produk LNG
Kebocoran
*KOD (knock out turun, BESAR:
knock out
drum) mengalami kemungki-nan Image Peremajaan
drum
fracture atau terjadi perusaha- alat KOD dan
sehingga
fatique karena kerusakan alat an turun, TAK pemeriksa-an
6. Utilitas kondesat
pemakaian yang lain krn masih kerugian MUNGKIN secara rutin
utama liquid tidak
terus menerus adanya material sesuai
terpisah
dengan perawatan kondesat yang dengan SOP
dari feed
yang minim liquid terbuang
gas

Sebelum
+Kualitas LNG
masuk LNG
*Amine yang turun karena
plant amine
mengabsorb CO2 adanya Major:
mengalami
Utilitas terkontaminasi kontaminan Image
proses
utama sehingga kadar dapat perusahaan
CO2 pemurnian
CO2 yang dapat menyebab- turun,
absorber terlebih
diserap kecil, feed kan kerusakan kerugian TAK
mengalami dahulu,
gas tercemar alat lain asset MUNGKIN
kerusa-kan pemeriksa-an
*Korosi lebih +Pd P dan T (absorber
rutin
besar dari korosi yang terlalu dan alat-
temperatur
allowance tinggi alat lain)
dan tekanan
absorber (3,2mm) absorber
indikator dan
dapat meledak
kontroler

Keselamatan Kerja 115


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI EFEK FREKUENSI PENCEGAHAN
No BAHAYA BAHAYA
BAHAYA

Amine
regenerato
r tidak *Korosi, kadar +Masih
dapat CO2 yang adanya
berfungsi diabsorb amine kandungan Peremajaan
dengan terlalu besar CO2 pada alat, adanya
Utilitas TAK
baik sehingga larutan LNG/LPG KECIL regenerator
utama MUNGKIN
sehingga MDEA tidak (kualitas bertahap
regenerasi teregenerasi LNG/LPG
amine dengan baik turun)
tidak
dapat
dilakukan

Kerusakan
feed dryer
sehingga *Korosi lebih Adanya
Utilitas kandung- besar daripada aliran recycle
utama an korosi yg di produk untuk
+Turunnya
outletnya ijinkan (1,5mm), pengurangan
mutu LNG, KECIL TAK
masih tekanan kerja kadar air
LPG MUNGKIN
mengan- lebih besar lagi, adanya
dung daripada tekanan T dan P
kadar H2O kerja maksimum controler
cukup
tinggi

Keselamatan Kerja 116


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI EFEK FREKUENSI PENCEGAHAN
No BAHAYA BAHAYA
BAHAYA

*Penyumbatan
Adanya partikel endapan,
kebocoran korosi, kekentalan
pipa aliran aliran fluida terlalu +Pencemaran
Pengecekan
outlet besar sehingga lingkungan
KECIL rutin sesuai
mercury dapat menjadi oleh limbah MUNGKIN
dengan SOP
(hg) penyumbatan hg
removel pipa
vessel

Selalu
Kerusakan
+Kerugian mengaudit
scrub *Alat pengontrol
alat (scrub secara rutin
column dan indikator T BESAR:
column T dan P
sehingga dan P pada volum Dapat
mahal), indikator,
metana tidak berfungsi terjadi plant
produk LNG memilih
tidak dapat dengan baik shut down TAK
tidak dapat material
dipisah- sehingga operator karena MUNGKIN
diperoleh scrub column
kan dari dapat melakukan LNG tidak
(tidak dapat yang tahan
fraksi kesalahan operasi dihasilkan
terpisah dari korosi dan
berat column
fraksi lain) tekanan
lainnya
tinggi

Keselamatan Kerja 117


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI EFEK FREKUENSI PENCEGAHAN
No BAHAYA BAHAYA
BAHAYA

DEETHANI
ZER (C2),
DEPROPA +Kerugian
Selalu
NIZER (C3), sangat besar
DEBUTANI mengaudit
karena dapat
ZER (C4) *Korosi, sudah secara rutin T
terjadi plant
column, waktunya untuk dan P
shut down
scrub diganti (telah lama BESAR: indikator,
(karena
column dipakai dengan Produk memilih
pemisahan TAK
overhead perawatan yang gagal material
C2, C3, C4, MUNGKIN
condenser minim), T dan P dihasilkan scrub column
C5+ dari fraksi
(C5+) tidak indikator dan yang tahan
hidrokarbon
berfungsi regulator rusak korosi dan
lain tidak
dengan tekanan
dapat
baik tinggi
dilakukan

+Kerugian
Heat
*Suhu air besar karena PARAH:
exchan-ger
pendingin tidak tidak terbentuk Jika sampai Sistem
rusak
cukup rendah LNG, LPG. terjadi pendinginan
sehingga
untuk Gas C1-C5 ledakan TAK bertahap dari
C1, C2,
mendinginkan gas dengan P dapat MUNGKIN media
C3, C4, C5
alam menjadi LNG tinggi dpt menimbulka pendingin
tidak dapat
dan LPG menimbulk-an n fatality
dicairkan
ledakan

Keselamatan Kerja 118


POTENSI EFEK FREKUENSI
No Lokasi Deskripsi Sebab
BAHAYA BAHAYA BAHAYA
PENCEGAHAN

Kapal *Kecerobohan
+Pencemaran
karam armada kapal
lingkungan PARAH: Memenuhi
sehingga dalam
(banyak ikan, Efek besar SOP
7. Muatan tank pengoperasian
hewan, pada MUNGKIN pengopera-
kapal LNG/LPG kapal pengangkut
tumbuhan laut lingkungan sian kapal
tumpah ke *Iklim (badai,
mati)
lautan hujan keras)

BESAR:
Kebocoran +Kerugian
Tingkat
pipa *Korosi, tekanan besar Pengecekan
pencemara
pengang- gas terlalu besar terutama secara rutin
8. Fasilitas n
kut gas sehingga dapat karena MUNGKIN dan auditing
perpipaan lingkungan
alam dari terjadi blow out terbuangnya operasi
yang cukup
badak field gas alam
tinggi

PARAH:
+Kerugian
Karena
besar
Kebocoran LNG dan
terutama Pengecekan
pipa *Korosi, tekanan LPG dapat
karena secara rutin
pengang- cairan dan friksi mencema-ri TAK
terbuangnya dan auditing
kut LNG, yang besar daerah MUNGKIN
LPG, LNG operasi
LPG pemukim-
+Pencema-
an dan
ran
sumber air
lingkungan
minum

Keselamatan Kerja 119


EFEK
No Lokasi Des-kripsi Sebab POTENSI FREKUENSI
BAHAYA
BAHAYA PENCEGAHAN
BAHAYA

Alat-alat
pengo-lah
Selalu
limbah
mengaudit
tidak
secara rutin
berfungsi BESAR:
T dan P
dengan *Alat-alat tersebut Pence-
indikator,
Unit baik sudah fatique, maran
+Pencemaran memilih
9. pengolaha sehing-ga fracture sudah lingkungan TAK
lingkungan material unit
n limbah limbah waktunya mence-mari MUNGKIN
pengolah-an
yang keremajaan daerah
limbah yang
dibuang pemukiman
tahan korosi
dapat
dan tekanan
mence-
tinggi
mari
lingkungan

Keselamatan Kerja 120


HAZOPS
PLANT-5 : LIQUEFACTION SYSTEM
5HV-18
From
TO 2K-1
3E-12
5PV-15
LTSS
5PV-13A
B/D
8" 6"
5PV-2

5Y-5 8" 5TV-45


5ESDV-2
B/D LPG TO
5HV-2 PLT-17
Q E
5E-2
2" LTSS
2"
5PSV-13A/
5EDPV- 1 B
B/D

5Y-6
DRY
FLARE A
5HV-3 5Y-4 AR K 5FV-2
B/D 5TV-2
5ESDV- 21
AG AJ
10"
AF AH
B/D

2" 2"
5TV-1A 5C-2
5ESDV- 20

B/D 5-E-1 B/D

5C-1 5HV-6

5LV-7
5PV-17
AE AC AD AB
5ESDV- 22 LNG
5ESDV-1
TO
20" STG
5Y-3A/B
From 5HV-14
4E-9 5HV-5
5Y-1
5HV-21 5G-1A/B
12" LTSS

4HV-11 5Y-2 B/D


5HV-4

5TV-1B 5HV-44
B/D REINJ.
4"
66"
4C-7 B/D FG
FEED
GAS Zbn June 2001

Keselamatan Kerja 121


Tabel HAZOPS
Kata Par. Potensi
No No Aliran Pencegahan Ket.
Panduan Utama Bahaya
1. 8”-FG- Aliran Tidak Flash 5ESDV-20, Sistem
BO3-201 ada drum PI & FI shutdown
separator jika tidak
5C-1 ada
kosong, aliran
Instalasi masuk
inhibit 5C-1.
FI dan PI
dipasang
pada
pipa
aliran
masuk.
Keselamatan Kerja 122
No Kata Par. Potensi
No Pencegahan Keterangan
Aliran Panduan Utama Bahaya

Tek.
Flash Sis. shutdown jika
drum tekanan 5C-1 tidak
separat 5ESDV- 20, m’cukupi.
kecil or 5c-1
Aliran PI&FI, FI pada pipa aliran
turun; LI &LC masuk.
Level PI di dalam flash
turun drum 5C-1

Tek
flash 5ESDV-20, FI dan
drum 5ESDV-20, FIC pada pipa
B’lebih separat FI&FIC, LI aliran masuk 5C-
or 5C-1 &LIT, PI 1PI dan LI di
naik;Lev dalam 5C-1
el naik

Keselamatan Kerja 123


No Kata Par. Potensi
No Pencegahan Keterangan
aliran panduan Utama bahaya
Suhu
flash
drum 5esdv-20, TI di dalam
Temp Naik naik; Ti&tic 5C-1
Tek. Flash
drum naik
Suhu
flash
drum 5esdv-20, TI di dalam
Turun turun; Ti&tic 5C-1
Tek. Flash
dum turun

Instalasi
4”-fg - inhibit,
5esdv-21,
Tdk Dipasang
2 bo3- Aliran ME tdk
ada Pi pada pipa
202 dpt
bekerja

Keselamatan Kerja 124


No Kata Par. Potensi
No Pencegahan Keterangan
Aliran Panduan Utama Bahaya

Tek MHE 5E- 5ESDV-21 & PI


1 turun, 5ESDV-21, Dipasang pd
Aliran Kecil
Suhu MHE PI, TI &TIC pipa;
turun TI pd MHE 5E-1

5ESDV-21,
Tek MHE 5E-
5ESDV-21, PI &PIC pd
Ber- 1 naik,
PI&PIC, pipa;
lebih Suhu MHE TI&TIC TI pd MHE
naik
5E-1

Keselamatan Kerja 125


No Kata Par. Potensi
No Pencegahan Keterangan
Aliran Panduan Utama Bahaya

TI &PI pd
Suhu MHE MHE
5ESDV-21, TI
5E-1 naik;
Tekanan Naik &TIC, 5E-1PIC dan
Tek MHE
PI &PIC 5ESDV pd
5E-1 naik
pipa

Suhu MHE TI & PI pd


5E-1 5ESDV-21, MHE
Turun turun; TI&TIC, 5E-1PIC dan
Tek MHE PI&PIC 5ESDV-22
5E-1 turun pada pipa

Keselamatan Kerja 126


Kesimpulan
 Keselamatan kerja merupakan salah satu aspek
yang harus diperhatikan demi kelancaran proses
produksi suatu perusahaan.
 Perusahaan juga perlu memperhatikan aspek
kesehatan dan lingkungan
 PT Badak NGL sebagai salah satu perusahaan
pengolah gas alam, sudah memiliki standar
keselamatan dan kesehatan kerja yang baik.
 Mari kita bersama mewujudkan tempat kerja yang
selamat dan sehat

Keselamatan Kerja 127


KESELAMATAN KERJA
British Petroleum Indonesia

Keselamatan Kerja 128


Profil Perusahaan
BP Internasional adalah grup petroleum dan
petrokimia terbesar di dunia
Operasinya global, >100,000 karyawan serta
strongholds di Eropa, Amerika Utara &
Selatan, Australasia & Afrika.
Saat ini bisnis BP sedang berkembang di
bidang gas & tenaga, serta pengembangan
solar
Keuntungan tahun 2001 adalah sebesar
US$13 milyar

Keselamatan Kerja 129


Profil Perusahaan (Cont’d)
Grup BP beroperasi di Indonesia, sejak tahun
1971.
Hulu  eksplorasi & produksi, bahan kimia,
gas, energi & sumber daya terbaharui
Hilir serta penyulingan & pemasaran
BP adalah operator minyak dan gas lepas
pantai terbesar di Indonesia, serta pemasok
utama gas alam pulau Jawa.

Keselamatan Kerja 130


Profil Perusahaan (Cont’d)
Aktivitas hulu dan hilir dipusatkan di Jakarta.

Operasi hulu di lapangan paling besar


berlokasi di pulau Pagerungan (Jawa Timur)
dan Jawa Barat. Aktivitas lainnya (kimia,
solar, pelumas) juga terkonsentrasi di pulau
Jawa.

BP Indonesia mempekerjakan 1540


karyawan dengan mayoritas (93%) penduduk
Indonesia.

Keselamatan Kerja 131


Konsumen

bor
Separator Gas NLG
Compresor 2
produksi

PLN
sumur Separator Gas
atsmosferik Compresor 1

Proses Produksi
Booster Gas
Compresor

Tanker
Pompa

Crude Oil

Keselamatan Kerja 132


Aspek Kesehatan
Utilitas Lain dalam Proses
Asbes
Silika
Uap logam
NORM
Radiasi Ion
Glikol
Hidrokarbon Aromatik
Hidrogen Sulfida
Metanol
Aspisiates

Keselamatan Kerja 133


Standar Kerja di BP
Fasilitas
Panas
Masuk Ruangan Tertutup
Isolasi Energi
Pembukaan & Pemasangan tutup
Peralatan Safety yang di Non-aktifkan
Pemberian Tag dan Penandaan

Keselamatan Kerja 134


Standar Masuk Ruangan
Tertutup
Mengenali bahaya dengan tepat:
 Mengunjungi lokasi kerja, identifikasi bahaya.
 Menyusun JSA
 Gas Tester yang disetujui harus digunakan
untuk memeriksa adanya kekurangan/kelebihan
oksigen dan udara beracun.
Melakukan pengawasan, penjagaan dan tindakan
termasuk tindakan darurat untuk mengevakuasi
guna melindungi personil yang terlibat dalam tugas
tersebut.
Mengkoordinasikan semua izin dan prosedur
keselamatan yang perlu termasuk kerja panas dan
atau isolasi energi.

Keselamatan Kerja 135


Cont’d
Pelatihan untuk Masuk Ruang Tetutup
 AGT (Authorized Gas Testers)
 Tim penyelamat akan menerima peralatan
perlindungan perorangan (PPE) dan peralatan
penyelamatan (termasuk perangkat BA, Breathing
Apparatus) dan dilatih cara penggunaannya.
Mereka harus dilatih oleh anggota tim kebakaran.
 Personil yang baru tidak boleh menangani tugas
diatas kecuali jika sedang dalam pelatihan dan
didampingi oleh personil yang kompeten yang
mengenal bahaya-bahaya masuk ruang tertutup.

Keselamatan Kerja 136


Prosedur Tagging dan Lagging
Menetapkan persyaratan tagging dan
flagging untuk mencegah terjadinya cedera
akibat kecelakaan dengan cara memastikan
bahwa semua personil mengetahui bahwa
katup-katup atau peralatan dalam keadaan
tidak normal.
Tagging dan flagging  elemen visual untuk
mengingatkan personil akan adanya
peralatan yang tidak pada tempatnya/terisolir.
Bendera
Tag
Keselamatan Kerja 137
Aspek Lingkungan
Limbah berbahaya dan beracun
Limbah yang tidak Berbahaya
Limbah rumah tangga

Keselamatan Kerja 138


Limbah Bahan Berbahaya &
Beracun (Limbah B3)
Lumpur bor, pelarut, zat asam, baterai, berbagai macam
bahan kimia komersial, logam berat, lumpur minyak
(sludge), bahan-bahan yang mudah terbakar, meledak,
reaktif, menyebabkan infeksi, dan/atau bahan-bahan
korosif.
Penanganan:
 Tidak boleh dibuang langsung ke dalam air, tanah/ke
udara.
 Pihak-pihak yang menghasilkan limbah B3 harus
menjamin bahwa limbah tersebut diproses,
diolah/dibuang sebagaimana mestinya.
 Tidak boleh disimpan lebih dari 90 hari dan hanya di
kawasan yang memenuhi standar-standar tertentu.
 Pengiriman limbah B3 harus dilakukan ke fasilitas
pengolahan yang disetujui.
 Aktivitas penanganan limbah B3 harus dilaporkan
kepada Bagian HSE.Keselamatan Kerja 139
Limbah yang tidak Berbahaya
Saringan molekular yang digunakan dalam
penyerapan air, drum yang tidak bisa
digunakan yang telah dibersihkan
sebagaimana mestinya, kaleng-kaleng
aerosol yang kosong, semen sisa, material
packing, bola lampu neon, sebagian besar
bahan penyerap/kain kotor.

Keselamatan Kerja 140


Limbah Rumahtangga
Limbah Padat
 Semua limbah yang bisa terurai secara alamiah
boleh dikirim ke lahan penimbunan / dijadikan
kompos. (contoh: sisa makanan, sampah)

 Semua limbah tidak bisa terurai secara alamiah


harus dibuang ke lahan penimbunan tanah yang
sehat dan diizinkan. (contoh: plastik, gelas, kaleng
logam, besi tua)

Keselamatan Kerja 141


(cont’d)
Limbah cair
 Limbah sanitasi (limbah manusia dan grey water
dari pencucian dan dapur) harus diolah dalam
septic tank atau sistem pengolahan lain yang
sesuai sebelum dibuang.
 Limbah cair rumahtangga/kantor bisa terjadi dari
larutan detergen pencuci bekas yang sudah
lama/tidak digunakan, thinner, toner, dsb.
 Cairan ini tidak boleh dibuang langsung ke air
permukaan dan pada umumnya tidak boleh
dikeluarkan melalui tempat pencucian piring atau
saluran pembuangan lain.
Keselamatan Kerja 142
Aspek Keselamatan
PPE (Personal Protective Equipment)/APD
Penggunaan peralatan & instalasi lain
Transportasi (udara & air)

Keselamatan Kerja 143


PPE / APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
Topi keselamatan (helm)
Sepatu kerja tertutup
Sarung tangan kerja
Kacamata pengaman
Helm pengelasan
Tabir pengelasan
Pelindung muka
Penutup telinga (earplug)
Peralatan perlindungan pernapasan
Breathing apparatus (Alat bantu napas bertekanan)
Alat bantu napas
Abbrasive blasting (penutup muka blasting)
Keselamatan Kerja 144
Penggunaan Peralatan/Fasilitas
Scaffold (Perancah)
Pelindung jatuh
 Sabuk, tali peredam kejut (self retracting
lifeline,
 sambungan angker, & penyangga angker
Tangga
Rigging (tali-temali)
Penanganan & pengambilan sampel
berbahaya
Keselamatan Kerja 145
Perancah (Scaffold)
 Pastikan ground/decking cukup untuk menahan beban
 Semua tiang standar vertical dibangun tegak lurus
terhadap ground
 Punya ikat depan & samping
 Ada pagar pengaman
 Tempat berpijak terbuat dari scaffold boards, papan /
batangan besi
 Tangga akses kencang
 Terlindung dari angin (clamp logam)
 Personil memakai life jacket & sabuk keselamatan
 Memberi tanda peringatan & batas

Keselamatan Kerja 146


Transportasi
Transportasi juga merupakan potensi
bahaya peraturan & prosedur

Udara Helikopter
Dibuat prosedur standar & larangan

Air Kapal
Dibuat standar penggunaan (pemeriksaan
awal & pembatasan, check-in, naik ke kapal,
jika ada hambatan cuaca)
Keselamatan Kerja 147
Analisa Keselamatan Kerja
Analisa KK di BP:
JSA (Job Safety Analysis)

Hanya dilakukan bila suatu pekerjaan akan


dilakukan.

HAZOP

Keselamatan Kerja 148


HAZOP
Tujuan dilakukan HAZOP :
 Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi
yang berhubungan dengan proses yang secara
langsung mengancam keselamatan pekerja
produksi/penyebab masalah operasi.
 Menentukan keseriusan dampak masalah
teridentifikasi.
 Identifikasi secara engineering & procedural
safeguards yang sebelumnya telah dibuat.
 Evaluasi kelayakan engineering & procedural
procedural safeguards.
 Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi
tambahan jika diperlukan.

Keselamatan Kerja 149


Ruang Lingkup Studi
(HAZOP cont’d)
Dilakukan pada 4 platform Seragam Kompleks:
U Flow (laju U)
UB
UWA
UW Flow (laju UW)

K platform:
KA
K Process (proses K)
K Compression (tekanan K) yang terhubung
dengan Uniform Complex (seragam
kompleks)
Keselamatan Kerja 150
Metodologi Studi
Kolom Kepala Deskripsi
No (nomor) Nomor yang direferensi

Guide Word / Deviation Kata-kata panduan yang dijadikan


(panduan tulis/deviasi) standard untuk menganalisis dan
menentukan potensi masalah
Possible Causes Penyebab atau masalah yang
(penyebab kemungkinan) teridentifikasi
Possible Consequences Deskripsi konsekuensi dampak yang
(konsekuensi kemungkinan) mungkin terjadi dari penyebab
Tersebut
Type (tipe) Jenis masalah yang terlibat
termasuk operasional, keselamatan,
keuangan dan peraturan
Safeguard (menjaga) Deskripsi petunjuk keselamatan
Recommendations / Comments Deskripsi kegiatan yg direkomendasi
(rekomendasi/komentar)
Action Party ( aksi ) Bagian yang bertanggung jawab
atas kejadian
Keselamatan Kerja 151
Probability (kemungkinan)

Matriks Tingkat Resiko High /H Medium/M Low /L


(tinggi) (sedang) (rendah)
< 1 in
1000,
 1 in 10, 1 in 10 –
Potensial Consequences extremely
Likely 1000,
(konsekuensi potensial) unlikely
(mungkin) (kadang’’)
(sangat tak
mungkin)
Hazard Personnel Asset Environment
(bahaya) (individu) (rugi) (Lingkungan)
Multiple
Very High
Fatality
(sangat >$5 1K-10K bbls spill H H H
(banyak
tinggi)
mati)
Single
High
Fatality $0.5-$5 100-1K bbls spill H H H
(tinggi)
(sedikit mati)
Permanent
Medium Disability $0.1-
15-100bbls spills H M M
(sedang) (cacat $0.5
permanen)
Minor Injuries
Low $0.001-
(cedera 1-15 bbls spill M M L
(rendah) $0.1
ringan)

First Aid
Very Low
(single
(sangat <$0.1 <1 bbls spill M L L
injury/cedera
rendah)
perorangan)
Keselamatan Kerja 152
Tingkat Resiko
 Low Priority (prioritas rendah)
resiko tidak serius & aktifitas yang direkomendasi
tidak digunakan untuk modifikasi besar).
 Medium Priority (prioritas sedang)
resiko cukup signifikan & aktifitas yang
direkomendasikan perlu investigasi lanjut untuk dapat
solusi terbaik.
 High Priority (prioritas tinggi)
resiko signifikan & berhubungan dengan desain /
filosofi keselamatan. Aktifitas dilakukan segera untuk
dapat solusi optimal & implementasi dilaksanakan
secepat mungkin.

Keselamatan Kerja 153


Kata Panduan
Kata Panduan Kata Panduan Kata Panduan Kata Panduan

Personnel Safety
No Flow More Level Composition
(keselamatan
(Tanpa Aliran) (level bertambah) (komposisi)
individu)
Less Pressure
Less Flow Corrosion/Erosion External Factors
(tekanan
(aliran berkurang) (korosi/erosi) (faktor luar)
berkurang)
More Pressure
More Flow (tekanan Instrumentation Operations
(aliran bertambah) bertambah) (instrument) (operasi)

Reverse Flow Less Temperature Relief Maintenance


(aliran berbalik) (suhu berkurang) (gambar timbul) (perbaikan)

Misdirected Flow More Temperature Personnel Safety Drawing


(aliran salah arah) (suhu bertambah) (keselamatan individu) (gambaran)

Less Level Contaminants Relief


(level berkurang) (kontaminan) (gambar timbul)

Keselamatan Kerja 154


Analisa Kerugian
SDM (sumber daya manusia)
Semua pembayaran kesehatan karyawan
ditangggung penuh oleh perusahaan.
Jika kecelakaan kerja terjadi di tempat kerja maka
perusahaan menyediakan alat pengangkutan korban
menuju rumah sakit, semua biaya pengobatan dan
perawatan ditangggung sampai dapat bekerja
kembali.
Jika pekerja tidak dapat bekerja / cacat karena
kecelakaan, meninggal karena kecelakaan /
meningggal mendadak di tempat kerja maka
perusahaan memberikan santunan untuk pekerja dan
atau keluarganya sebesar 72 x Upah.

Keselamatan Kerja 155


Aset
Semua peralatan yang dimiliki perusahaan
diasuransikan.
Jika kecelakaan tidak besar maka perusahan
memperbaiki sendiri.
Lingkungan
Jika terjadi kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh kecelakan maupun operasi perusahaan, maka
perusahaan berusaha memenuhi kewajiban sesuai
dengan klaim yang ada.
Produktivitas
Perusahaan langsung menghentikan aktifitas
produksi jika terjadi kecelakaan.
Selain itu warning kecil pun juga menjadi perhatian
utama. Sangat memungkinkan jika suatu warning
kecil dapat menghentikan operasi produksi.
Keselamatan Kerja 156
KILANG UNIT PENGOLAHAN V
PERTAMINA BALIKPAPAN

Keselamatan Kerja 157


Sejarah dan latar belakang
 1897 → ditemukan sumber minyak di Sanga, Tarakan,
Samboja, dan Bunyu
 1946 → direnovasi karena hancur dalam PD II,
membangun PMK I & II, Wax Plant, HVU I
 1997 → PMK I & II diganti menjadi CDU V, dan HVU I
menjadi HVU III
 Crude Oil berasal dari Minas, Tanjung Sepinggan, Badak,
Handil, Bekapai, Arjuna, Attaka, dll. Kadang-kadang
berasal dari luar negeri : Jabiru, Chalyst,
Crude(Auatralia), dan Tapis crude(Malaysia)
 Produk → motor gasoline, kerosene, avtur, solar, minyak
diesel, fuel oil, Heavy Naphta, LPG, wax

Keselamatan Kerja 158


IKHTISAR KILANG
KILANG BALIKPAPAN I
 Crude Distillation Unit (Unit Distilasi Minyak Mentah)
 Unit Penyulingan Hampa (HVU III)
 Wax Plant (unit wax)
 Dehydration Plant (unit dehidrasi)
KILANG BALIKPAPAN II
 Hydroskimming Complex (HSC) / sederhana (skim)
 Hydrocracking Complex (HCC) / perengkahan (crack)

Keselamatan Kerja 159


PLANT PENUNJANG (unit penunjang)
 Fuel Gas System, Plant 15
(sistem b.bakar gas, unit 15)
 Flare System, Plant 19
(sistem suar, unit 19)
 Caustic Soda Plant, Plant 25
( unit soda api, unit 25)
 BFW (boiled feed water) and Steam, Plant 31
(umpan air boiler dan kukus, unit 31)
 Cooling Water System, Plant 32
(Sistem air pendingin, unit 32)
 Air and Nitrogen Plant, Plant 35
(unit udara/nitrogen, unit35)

Keselamatan Kerja 160


CRUDE OIL (MINYAK BUMI)
 Secara fisik merupakan cairan yang mengandung gas, cairan,
dan elemen-elemen padat yang terlarut di dalamnya
 Terbentuk dari peristiwa dekomposisi (pembusukan) berbagai
macam hewan dan tumbuhan jutaan tahun yang lalu
 Umumnya bercampur dengan air garam dan gas alam, yang
membentuk 3 lapisan
 Dipergunakan luas sebagai bahan bakar
 Berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi 4 golongan utama :
1. Senyawa golongan parafin
2. Senyawa golongan naphten
3. Senyawa golongan aromatik
4. Senyawa golongan olefin

Keselamatan Kerja 161


PROSES Minyak Mentah

Pemanasan Awal

Desalter (penghilangan garam)

Crude heater (pemanasan)

Kolom Destilasi

Produk

Keselamatan Kerja 162


Kerosin
HGO LGO
(heavy (light gas
gas oil) oil)
/minyak /minyak
gas berat gas ringan
Produk

Overhead vapor Overhead Liquid


(uap air di atas) (cairan di atas)

Reduced Crude
(pengurangan minyak mentah)
Keselamatan Kerja 163
Aspek Keselamatan Material (bahan)

Potensi
Material Penanganan
Bahaya

• Iritasi mata
• Iritasi saluran • Jika terkena mata, segera basuh dengan air
Crude Oil pernapasan • Jika tertelan jangan dimuntahkan, segera hubungi dokter
(bahan baku) • Iritasi kulit • Bawa korban ke udara segar jika terhirup
• Gangguan • Jika terbakar, padamkan dengan dry chemical, CO2, water spray
syaraf

Keselamatan Kerja 164


Material
Potensi Bahaya Penanganan
produk

• Pada konsentrasi uap yang • Segera cuci dengan air


tinggi dapat menyebabkan • Jika terhirup segera beri udara
LPG (liquified
iritasi dan rasa terbakar pada segar dan perawatan medis
Petroleum
mata dan kulit. • Jika terjadi kebakaran gunakan
gas)/ gas
• Jika terhirup dapat fire extinguisher, dry chemical,
minyak bumi yg
menyebabkan sesak dada, CO2atau water spray
dicairkan
pusing, mual dan pingsan • Jauhkan LPG dari sumber api
atau panas

Keselamatan Kerja 165


• Segera cuci kulit yang terkena iritasi dengan
• Menyebabkan iritasi pada kulit jika
air sabun.
Kerosene mengalami kontak yang lama dan
• Jika tertelan jangan muntahkan dengan
berulang.
paksa, beri perawatan medis.
• Berakibat fatal jika terbawa dalam
• Segera padamkan api yang timbul dengan
respirasi dan menyebabkan iritasi
menggunakan extinguisher CO2, dry chemical,
pada saluran kemih serta diare
foam atau water spray.

Keselamatan Kerja 166


• Iritasi ringan pada mata dan kulit
• Jika tertelan dapat merusak paru- • Segera basahi mata dengan air dan untuk
paru dan saluran pernafasan kulit gunakan air sabun (jika terjadi iritasi).
Light • Jika terhirup segera beri udara segar
• Kontak terlalu lama danberulang
Naptha dapat menyebabkan kanker kulit • Jika tertelan jangan muntahkansecara
(ringan) paksa, segera beri perawatan medis
dan merusak sistem saraf
pheripheral Jauhkan dari sumber api dan panas

Keselamatan Kerja 167


• Iritasi ringan jika terkena mata dan • Basahi mata atau kulit yang terkena iritasi
kulit. dengan air bersih.
heavy • Jika tertelan atau terhirup • Jika terhirup segera beri udara segar dan
Naptha menyebabkan batuk, cegukan, sesak jika tertelan segera beri perawatan medis.
(berat) nafas, sakit kepala, mual dan tidak • Jika terjadi kebakaran segera padamkan
sadarkan diri (jika tertelan dalam menggunakan dry chemical, CO2, foam atau
jumlah besar) water spray.

Keselamatan Kerja 168


• Segera basahi mata dengan air dan
Gas Oil • Iritasi ringan pada mata dan kulit untuk kulit gunakan air sabun (jika
(minyak • Jika tertelan dapat merusak terjadi iritasi).
gas) paru-paru dan saluran pernafasan • Jika terhirup segera beri udara segar
• Jika tertelan jangan muntahkan secara
paksa, segera beri perawatan medis

Keselamatan Kerja 169


Lindungan Lingkungan
 Effluent Water Treatment Plant
(Instalasi Pengolahan Air Limbah)
 Elevatic Flare Stack (kenaikan
tumpukan suar)
 Alat Peredam Kebisingan
 Incinerator ( pembakar)

Keselamatan Kerja 170


HIRA (HAZARD IDENTIFICATION AND
RISK ASSESMENT)
 Merupakan identifikasi resiko terhadap suatu
kegiatan
 Contoh kegiatan yang diidentifikasi antara
lain:
- Pengecekan berkala kondisi operasi oleh
operator lapangan
- Memperbaiki pompa
- Mengganti sambungan pipa yang dilas

Keselamatan Kerja 171


Hazard potency Tingkat
Tingkat Resiko
No Jenis kegiatan (potensi efek Resiko Pencegahan
kemungkinan akhir
bahaya) bahaya

Menggunakan
Iritasi mata M L L L
google

Pengecekan
1 berkala kondisi
operasi
Menggunakan
masker full
Keracunan gas
M L M face dan L
bocor
respiratory
mask

mengecek
Keracunan sisa
Mengganti kondisi pipa
gas yang masih
2 sambungan H M M dan memakai L
terperangkap di
pipa yang dilas respiratory
pipa
mask

Keselamatan Kerja 172


Panas yang Menyiapkan
besar dari fire
M M M L
percikan api extiguisher
las yang cocok
Mengganti
sambungan
pipa yang
dilas

Memastikan
Percikan api tidak ada gas
H M M L
mengenai gas yang tersisa di
pipa

Keselamatan Kerja 173


Hazid (Hazard Identification)
 Merupakan proses identifikasi bahaya
yang mungkin terjadi terhadap plant
yang mencakup setiap bagian plant
tersebut
 Contoh bagian plant yang diidentifikasi
resiko bahaya yang mungkin terjadi
adalah storage tank (tangki penyimpan)
dan pipe rack (rak pipa)

Keselamatan Kerja 174


Hazard Hazard Hazard
Loca- Prevention
Description Cause potency effect frequency
No tion (pencegahan
(deskripsi) (penyebab) (potensi (efek (frekuensi
(lokasi) )
bahaya) bahaya) bahaya)

Kelebihan Major Likely


kapasitas LC, FC, PC
(besar) (mungkin)
Storage (overload)
tank
Tempat (tank
penyimpan- penyimp
1 an bahan anan)
baku atau Tangki
Konstruksi
produk pecah
Unlike ly tahan gempa
Severe
Gempa bumi (tak dan
(fatal) pemasangan
mungkin)
seismograf

Keselamatan Kerja 175


 Fire alarm (alarm)
Tangki Unlikely
 Fire extinguisher
terbakar Severe (tak
Keba-karan (pemadam api)
dan (fatal) mungki
meledak  water sprinkle
n)
(penyiram air)

 Corrosion inhibitor
Likely (penghambat)
Major
Korosi Kebocoran (mungki  maintanance
(besar)
n) /perawatan secara
berkala

Unlikely  Pengecekan
Pondasi Major berkala
Pipa-pipa (tak
piperack rubuh
berjatuh-an (besar) mungki  Renovasi piperack
Pipe- karena korosi
Tempat n) (rak pipa)
rack
meletakkan
2 (rak
kumpulan
pipa)
pipa  Fire alarm (alarm)
Unlikely
 Fire extinguisher
Pipa Major (tak
Keba-karan (pemadam api)
terbakar (besar) mungki
 water sprinkle
n)
(penyiram air)

Keselamatan Kerja 176


HAZOPS
(Hazard and Operability Study)
 Merupakan proses identifikasi bahaya
yang mungkin terjadi terhadap suatu
bagian pemrosesan pada pabrik
 Dilakukan pada saat sebelum
membangun pabrik, akan mengganti
salah satu atau lebih alat
 Parameter dasar HAZOPS adalah
flow(aliran), temperature(suhu),
pressure(tekanan)

Keselamatan Kerja 177


Deviasi
(penyimpangan)
Peralatan
Pence
No

Para Penyebab Akibat Implikasi Ket.


Kata gahan
me-
panduan
ter

Penyumbatan Beban
No (tidak Furnace FC dan LC,
pada aliran furnace
ada) meledak TC LALL
masuk berlebih
Furnace (tungku)

Flow
1 (alira
n)
More Hasil
(bertamb Bukaan valve Pemanasan
pemanasan
ah) /keran terlalu di furnace TC LAHH
kurang
besar tidak optimal
sempurna

Keselamatan Kerja 178


Penyumbatan
Bercampurnya Kerusakan
Reverse pada pipa Pengecekan
aliran crude panas pada PC
(fatal) keluaran berkala
dan dingin furnace
furnace

Kolom
Less
Aliran bahan destilasi
Suhu (berkurang Crude kurang panas TC
bakar kecil bekerja
)
berat

Keselamatan Kerja 179


Komponen ringan
Crude terlalu panas
menguap
Aliran
bahan
More bakar TC
terlalu
besar Pemborosan biaya
Beban panas furnace bahan bakar
berlebih

Aliran
masuk
Temperatur furnace Beban kerja furnace
Less furnace PC PI
menurun bertambah
berku-
rang
Pressure
(tekanan)
Aliran
masuk
Temperatur furnace
More furnace Kerusakan furnace PC PI
meningkat
bertam-
bah

Keselamatan Kerja 180


KESIMPULAN
 Analisisidentifikasi bahaya suatu pabrik
perlu dilakukan untuk menjamin
keselamatan para pekerja dan investasi
pabrik.
 Peningkatan kinerja pabrik sangat
ditentukan oleh keselamatan dan
kesehatan kerja.

Keselamatan Kerja 181


KESELAMATAN KERJA
PT Ecogreen Oleochemicals

Keselamatan Kerja 182


PT Ecogreen Oleochemicals
PT Ecogreen Oleochemical
 Profil Perusahaan
•Profil
Diagram Alir Proses
Perusahaan
 Reaksi-Reaksi
• Diagram Alir Proses
 Analisa Keselamatan Kerja
• Reaksi-Reaksi
 Aspek Kesehatan dan Lingkungan
• Analisa Keselamatan Kerja
• Aspek Kesehatan, Keselamatan dan
Lingkungan
Lokasi Pabrik
PT Ecogreen Oleochemicals berlokasi
di Kabil, Pulau Batam, Propinsi Riau,
Indonesia, sekitar 20 km sebelah
tenggara Singapura. Daerah Kabil
terietak di tepi laut. bagian tenggara
Pulau Batam dengan rata-rata suhu
udara 29°C dan kelembaban sekitar
85%.

Keselamatan Kerja 184


Lokasi Pabrik
Tata Letak Pabrik
Area pabrik dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu area proses dan area non
proses: Pada area proses ditempatkan
peralatan dan bangunan untuk proses
produksi, termasuk utilitas, tank farm,
pusat pengendali (control center), serta
pengemasan, pcngisian truk tanki, dan
gudang penyimpanan produk

Keselamatan Kerja 186


Kapasitas
 Di Indonesia, plant saturated fatty alcohol
milik Ecogreen yang pertama adalah di
Medan dengan kapasitas 30,000 MT/tahun
mulai beroperasi secara komersial pada
tahun 1991. Tiga tahun kemudian plant kedua
didirikan di Batam dengan kapasitas 60,000
MT/tahun untuk fatty alcohol, 9,000MT/tahun
untuk gliserin dan 6,000 MT untuk metilester

Keselamatan Kerja 187


BAHAN BAKU
 Minyak dan lemak nabati
 Minyak kernel kelapa sawit (CPO)
 Minyak Kelapa (coconut oil)

Keselamatan Kerja 188


Produk dan Pemasaran
Berbagai macam produk yang diproduksi :
 Indonesia : saturated fatty alcohol, short-
chain fatty acid dan gliserin.
 Jerman : sorbitol powder dan liquid, primary
fatty amines, unsaturated fatty alcohol dan
specialty ester.
 Singapura : natural alcohol dan nonyl phenol
ethoaylates.

Keselamatan Kerja 189


Diagram Alir Proses Pabrik

Keselamatan Kerja 190


Reaksi Trans-esterifikasi

Keselamatan Kerja 191


Reaksi Dehidrogenasi

Keselamatan Kerja 192


Analisa Keselamatan Kerja
 Analisa HIRA
 Analisa HAZID
 Analisa HAZOPS

Keselamatan Kerja 193


Analisa HIRA(lanjutan)

Keselamatan Kerja 194


Analisa HAZID

Keselamatan Kerja 195


Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja 196


Analisa HAZID(lanjutan)

Keselamatan Kerja 197


Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja 198


Analisa HIRA

Keselamatan Kerja 199


Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja 200


Analisa Hazops

• Pompa

• Kompresor
• Heat Exchanger
• Reaktor (Hidrogenasi)
• Separator
• Degasser

Keselamatan Kerja 201


cooler

H2

Cooler Cooler

pump P3

Hasil Hasil2

C2 C3
Fatty P2 Fatty P4
alcohol alcohol2
Analisa Hazops (pompa)

Keselamatan Kerja 203


Analisa Hazops (kompresor)

Keselamatan Kerja 204


Keselamatan Kerja 205
Keselamatan Kerja 206
Keselamatan Kerja 207
Keselamatan Kerja 208
Aspek Kesehatan, Keselamatan
Kerja dan Lingkungan
Aspek Kesehatan
 Bahan baku (minyak kelapa & kelapa
sawit) : tidak berbahaya
 Produk (fatty alkohol) : tidak
berbahaya

Keselamatan Kerja 209


Aspek Keselamatan Kerja :
Pembentukan Panitia Pembina
Keselamatan Kerja (P2K3) untuk
membuat program jangka pendek dan
jangka panjang demi kepentingan masa
depan dan keselamatan kerja seluruh
komponen PT Ecogreen
Oleochemicals.

Keselamatan Kerja 210


Dasar Pembentukan P2K3 :
1. Setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas perusahaan.
2. Setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja perlu terjamin pula keselamatannya.
3. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien.
4. Perlu diadakan segala daya upaya untuk
membina norma-norma perlindungan kerja.
Keselamatan Kerja 211
Program-Program P2K3 :
 Pemenuhan kelengkapan klinik khusus di
PT Ecogreen Oleochemicals
 Membenahi hydran yang ada di dalam
maupun diluar areal pabrik
 Mengadakan pengecekan tabung
pemadam secara berkala rutin.
 Membuat layout area yang dianggap
berbahaya
 Mengadakan training pemadaman
kebakaran kepada seluruh karyawan.
Keselamatan Kerja 212
Perlengkapan Umum
Keselamatan
 Sarung tangan
 Wearpak
 Masker
 Goggle
 Alat pemadam kebakaran
 Denah evakuasi dan posisi alat
pemadam

Keselamatan Kerja 213


Aspek Lingkungan

- Sebagian besar bahan bersifat alami :


aman
- Gas yang dibuang : CO & CO2

Keselamatan Kerja 214


K3 BAHAN-BAHAN KIMIA

1
1. TIPE BAHAN KIMIA
BAHAN KIMIA
YANG MUDAH TERBAKAR

 BAHAN MUDAH TERBAKAR ADALAH


BAHAN YANG MUDAH BEREAKSI
DENGAN OKSIGEN DAN
MENIMBULKAN KEBAKARAN

2
BAHAN CAIR DINYATAKAN
MUDAH TERBAKAR
 TITIK NYALA > 21 O C
 DAN < 50 O C
 PADA TEKANAN 1 ATM

3
BAHAN CAIR DINYATAKAN
SANGAT MUDAH TERBAKAR

 TITIK NYALA < 21 O C


 TITIK DIDIH > 20 O C
 PADA TEKANAN 1 ATM

4
BAHAN GAS DINYATAKAN
MUDAH TERBAKAR
 TITIK DIDIH < 20 O C
 PADA TEKANAN 1 ATM

5
BAHAN MUDAH TERBAKAR
DIKLASSIFIKASIKAN
 ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR
 ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR
 GASMUDAH TERBAKAR

6
ZAT PADAT MUDAH
TERBAKAR
 BELERANG (SULFUR)
 FOSFOR
 KERTAS/RAYON
 HIDRIDA LOGAM
 KAPAS

7
ZAT CAIRMUDAH
TERBAKAR
 DALAM INDUSTRI A.L. :YI PELARUT
 ETER
 ALKOHOL
 ASETON
 BENZENA HEKSAN
 DLL

8
BERAT JENIS PELARUT
ORGANIK
PERLU DIPERHATIKAN
 LEBIH RINGAN DR AIR DAN TIDAK
LARUT DALAM AIR BENZENA, BENSIN,
HEKSAN, BILA TERBAKAR
BERBAHAYA JIKA DISIRAM DENGA N
AIR.

9
GAS MUDAH TERBAKAR
 GAS ALAM
 ASETILEN
 HIDROGEN
 ETILEN OKSIDA

10
BAHAN KIMIA MUDAH
MELEDAK
1. ASETILEN 1. N- NITRO
2. DIAZO 2. AZIDA
3. DIAZONIUM
3. NITROZO
4. N- LOGAM BERAT
4. NITRO 5. HIDROKSIL AMONIUM
5. ALKIL POLINITRO 6. PERKHLORIL
6. OKSIM 7. PEROKSIDA
7. AZO 8. DAN OZON
8. N- NITROSO

11
12
SELAIN ITU ADA DEBU DAN
CAMPURAN EKSPLOSIF
 DEBU KARBON DLM INDUSTRI
BATUBARA
 ZAT WARNA DIAZO PADA PABRIK
TEKSTIL
 MAGNESIUM PADA PABRIK BAJA

13
EKSPLOSIF DPAT TERJADI
KRN CAMPURAN BAIK DALAM
REAKTOR MAUPUN PENYIMPANAN

 OKSIDATOR: KClO3, NaNO3, ASAM


NITRAT, KMnO4, CrO3
 REDUKTOR :KARBON, BELERANG,
ETANOL, GLISEROL, HIDRAZIN

14
BAHAN KIMIA REAKTIF THD
AIR
 BILA BEREAKSI DENGAN AIR AKAN
MENGELUARKAN PANAS DAN GAS
YANG MUDAH TERBAKAR. MISAL :
ALKALI (Na, K); ALKALI TANAH (Ca)
 LOGAM HALIDA ANHIDRAT
(ALUMUNIUM TRIBROMIDA)
 CaO
 SULFURIL CHLORIDA

15
16
BAHAN KIMIA REAKTIF
TERHADAP ASAM
 MENGHASILKAN PANAS DAN GAS
YANG MUDAH TERBAKAR ATAU GAS2
YANG BERACUN DAN KOROSIF
 MIS : KClO3
 KMnO4
 Cr2O3

17
BAHAN KIMIA KOROSIF
 BAHAN YANG KARENA REAKSI KIMIA
DAPAT MERUSAK LOGAM

18
19
BAHAN KIMIA IRITAN
 BAHAN YANG KARENA REAKSI KIMIA
DAPAT MENIMBULKAN KERUSAKAN
ATAU PERADANGAN /SENSITISASI BILA
KONTAK DENGAN PERMUKAAN
TUBUH YANG LEMBAB,SPT KULIT,
MATA DAN PERNAFASAN.BAHAN
IRITAN PADA UMUMNYA ADALAH
BAHAN KOROSIF.

20
21
BAHAN IRITAN MENURUT
BENTUK ZAT
 BAHAN IRITAN PADAT. MISAL : NaOH, FENOL
 BAHAN IRITANCAIR. MISAL : ASAM SULFAT, ASAM
FORMAT.
 BAHAN IRITAN GAS.
MISAL : GAS AMAT LARUT DLM AIR. (AMONIAK,
FORMALDEHIDE)
GAS DG KELARU TAN SEDANG : SULFUR DIOKSIDA
GAS DG KELARUTAN KECIL,MERUSAK ALAT
PERNAFASAN BAGIAN DALAM

22
BAHAN KIMIA BERACUN
 BAHAN KIMIA YANG DALAM JUMLAH KECIL
MENIMBULKAN KERACUNAN PADA
MANUSIA ATAU MAKHLUK HIDUP LAINNYA
 DINYA TAKAN BERACUN JIKA : PEMAPARAN
MELALUI MULUT LD 50 > 25 ATAU 200
MG/KG.BERAT BADAN, ATAU PEMAPARAN
MELALUI KULIT LD 50 >25 ATAU 400 MG/KG
BB ATAU MELALUI PERNAFASAN LD 50 > 0,5
MG/L ATAU 2 MG/L

23
24
BAHAN KIMIA KARSINOGENIK
 BAHAN LAIN YANG DAPAT MENGUBAH
STRUKTUR GENETIK MANUSIA.SPT
KANKER, MUTAGENESIS.

25
GAS BERTEKANAN
 BAHAN INI ADALAH BAHAN GAS YANG
DISIMPAN DALAM TEKANAN TINGGI,
BAIK GAS YANG DITEKAN, GAS CAIR,
ATAU GAS YANG DILARUTKAN DALAM
PELARUT DENGAN TEKANAN

26
27
BAHAN KIMIA OKSIDATOR
 ADALAH BAHAN KIMIA YANG MUNGKIN
TIDAK TERBAKAR, TETAPI DAPAT
MENGHASILKAN OKSIGEN YANG DAPAT
MENYEBABKAN KEBAKARAN PADA BAHAN-
BAHAN LAINNYA.
 BAHAN KIMIA OKSIDATOR BERSIFAT
EKSPLOSIF KARENA SANGAT REAKTIF ATAU
TIDAK STABIL.ATAU MAMPU
MENGHASILKAN OKSIGEN DALAM REAKSI
ATAU PENGURAIANNYA SHG
MENIMBULKAN KEBAKARAN.

28
29
2. IDENTIFIKASI BAHAYA
BAHAN KIMIA
 IDENTIFIKASI AWAL : DATA YANG
DITERIMA OLEH PIHAK GUDANG,
BAHAN KIMIA YANG BIASA
DIPERGUNAKAN OLEH SUATU TEMPAT
KERJA, PROSES YANG ADA.

30
IDENTIFIKASI AWAL
 NAMA BAHAN KIMIA
 APA KONDISI FISIKNYA?
 APAKAH BERACUN
APAKAH MENYEBABKAN AKUT?
APAKAH MENYEBABKAN KRONIS?
APAKAH MASUK MELALUI SALURAN MAKANAN ?
APAKAH MASUK MELALUI SALURAN PERNAFASAN?
APAKAH MELALUI ABSORBSI?
APAKAH KADAR TOKSISITAS DAPAT SEGERA DITENTUKAN ?
BERAPA NAB (MAC) NYA?

31
BERAPAKAH
 DENSITAS UAPNYA?
 TEKANAN UAP?
 TITIK BEKU?
 SPESIFIC GRAVITY?
 TITIK BEKU?
 KELARUTAN DALAM AIR

32
APA BAHAN YANG
INKOMPATIBILITAS
 BAHAN KIMIA YANG BEREAKSI HEBAT
DENGAN BAHAN KIMIA LAIN.

1. APAKAH BAHAN MUDAH TERBAKAR ?


2. TIPE PEMADAM API YANG HARUS
DIGUNAKAN
3. ALAT PELINDUNG DIRI APA YANG HARUS
DIGUNAKAN ?
4. SISTEM PENCEGAHAN LAIN ?

33
LANGKAH-LANGKAH
IDENTIFIKASI SPT SKEMA
BERIKUT :
 Evaluasi bahaya pendahuluan
APA BAHANNYA
APAPROSESNYA TELUSURI LITERATUR PUBLIKASI
APA PRODUK INTERMEDIATNYA TELUSURI PENGALAMAN
APA PRODUK AKHIRNYA NDUSTRI YANG ADA
APA LIMBAHNYA

APAKAH HAL INI MENIMBULKAN MASALAH

JIKA TIDAK  BERHENTI JIKA YA =KIMIA ? FISIKA ? BIOLOGI ?

34
A
A

APAKAH BAHAYANYA ?

TIDAK HANYA
LANGSUNG BERBHAYA
BAHAYA MEMPENGARUHI
MEMBAHAYAKAN STLH WKT TTP MEMILIKI FISIOLOGI DAN
KEHIDUPAN
YG LAMA EFEK KES. PSIKOLOGI

APAKAH TERUTAMA DIPERTIMBANGKAN


MUNGKIN ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
PROSES DILANJUTKAN
DLM BTK SKR U.JANGKA PENDEK
PERTIMBANGAN STRATEGI KAJANG
APAKAH PENGE
TEMPORER YG EFEKTIF DPT
DILAKUKAN DG CEPAT
YA APAKAH PERLU EVALUASI SISTEMIK

TIDAK - PROSES DIHENTIKAN


TIDAK -TAHAP PENGENDALIAN YA-PENILAIAN
35
3. MATERIAL SAFETY DATA
SHEET (MSDS)
 ADALAH DOKUMEN TENTANG SATU
BAHAN KIMIA YANG HARUS ADA
PADA INDUSTRI YANG MEMBUAT ,
MENYIMPAN, ATAU
MENGGUNAKANNYA, YANG
MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG
BAHAN KIMIA TSB.

36
MENURUT KEPUTUSAN MENAKER No.
187/Men/1999 MSDS HARUS BERISI TTG :
1. IDENTITAS BAHAN DAN PERUSAHAAN
2. KOMPOSISI BAHAN
3. IDENTIFIKASI BAHAYA
4. TINDAKAN P3K
5. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
6. TINDAKAN THD TUMPAHAN DAN KEBOCORAN
7. PENYIMPANAN DAN PENANGANAN BAHAN
8. PENGENDALIAN PEMAJANAN DAN APD
9. SIFAT2 FISIKA DAN KIMIA
10. REAKTIFITAS DAN STABILITAS
11. INFORMASI TOKSIKOLOGI
12. INFORMASI EKOLOGI
13. PEMBUANGAN LIMBAH
14. PENGANGKUTAN
15. PERATURAN PERUNDANG2AN
16. INFORMASI LAIN YANG DIPERLUKAN

37
KEP MENAKER TSB JUGA
MEMUAT
 NAMA PRODUK
 IDENTIFIKASI BAHAYA
 TANDA BAHAYA DAN ARTINYA
 URAIAN RESIKO DAN PENANGGULANGANNYA
 TINDAKAN PENCEGAHAN
 INSTRUKSI DALAM HAL TERKENA/TERPAPAR
 INSTRUKSI KEBAKARAN
 INSTRUKSI KEBOCORANDAN TUMPAHAN
 INSTR. PENGISIAN DAN PENYIMPANAN
 REFERENSI
 NAMA, ALAMAT, DAN NO TELP. PABRIK PEMBUAT ATAU
DISTRIBUTOR

38
PENGELOLAAN
1. PENGENDALIAN SAAT PEMBELIAN,
2. PENYIMPANAN, DAN SUPLAI.
3. PENGENDALIAN DI PROSES PRODUKSI DAN
PENUNJANG PROSES PROD.
4. PENGENDALIAN LIMBAH BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DAN BERACUN.
5. APD.

39
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
SAAT PEMBELIAN,
PENYIMPANAN, DAN SUPLAI

 TERDAPAT BEBERAPA MACAM BAHAN


KIMIA TIDAK BOLEH DIGUNAKAN KARENA
MEMBUAT PENIPISAN OZON YANG
DISEPAKATI DALAM KONVENSI GENEWA.
BAHAN2 TSB A.L. PCB DAN CCl4
 BAHAN KIMIA YANG TIDAK BOLEH DIPAKAI
DALAM PERUSH. HRS DIKARANTINA

40
PENERIMAAN
 HAL YANG PALING ESENSI BAHAN KIMIA YANG DITERIMA SAMA
DENGAN BAHAN YANG DIORDER.
 KESALAHAN PENERIMAAN BAHAN KIMIA DAPAT MRP SUMBER
KECELAKAAN (MIS. BAHAN KIMIA YG INKOMPATIBEL DG BAHAN
KIMIA YANG BIASANYA DIGUNAKAN.
 KESALAHAN PENERIMAAN JUGA PERNAH TERJADI PADA TRUK
TANKER DALAM CUACA BURUK DAN TIDAK MEMETUHI ATURAN
YANG BERLAKU YANG MEMBERIKAN ASAM SULFAT KE TANGKI
LARUTAN NATRIUM BISULFAT YG MENYEBABKAN TERJADINYA
EVOLUSI SHG MENGHASILKAN GAS SULFUR DIOKSIDA . UNTUK
MENGHINDARINYA TANGKI DAN SELANG PENERIMA HARUS DIBERI
LABEL. YANG MEMADAI.

 LPG DIKIRIM ADA YG DLM BTK TABUNG ADA YANG DIKIRIM DALAM
KUANTITAS BESAR (BULK STORAGE) SPT TRUK TANGKI LPG.
PEMINDAHAN DARI TRUK KE TANGKI DAPAT MENGAKIBATKAN
FRIKSI PADA SELANG PENGHUBUNG. FRIKSI MEMBENTUK LISTRIK
STATIS, YANG PADA KEADAAN TERTENTU AKAN MEMICU
TERJADINYA KEBAKARAN. UNTUK MENGHINDARI HAL TSB MAKA
PADA SELANG HARUS DIBERI PENTANAHAN AYAU GROUNDED.
YAITU SELANG DIBERI KLEM YANG MENGIKAT KABEL LISTRIK YANG
DISALURKAN KE TANAH.
41
PENYIMPANAN
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA TERGANTUNG
PADA BBRP FAKTOR BUKAN PADA BIAYA
DAN RUANG YANG ADA DAN
REKOMENDASI YANG UMUM ADALAH
BAHAN KIMIA HARUS DILETAKKAN DI
TEMPAT
1. YANG DINGIN,
2. KERING,
3. VENTILASI BAIK,
4. DAN BANGUNANNYA MEMILIKI SISTEM
DRAINASE YANG BAIK

42
 CARA PENYIMPANAN PAKET ATAU KONTAINER HARUS
DITENTUKAN. MAKSIMUM KETINGGIAN 3 DRUM. (STACK)
 SISTEM HRS DIBUAT UNTUK PROSES YANG BERKELANJUTAN
PADA STOK, YAITU FISRT IN – FIRST OUT, SHG MEMBATASI
KOROSI YANG TERJADI DI WADAH ATAU PADA BBRP KASUS
MENAIKKAN TEKANAN DRUM AKIBAT TINGGINYA JUMLAH
YANG DISIMPAN
 APAPUN METODENYA, BAHAN KIMIA TIDAK BOLEH
DILETAKKAN DI LANTAI, ATAU DI LAPANGAN TERBUKA.
 PENYIMPANAN BAHAN KIMIA HARUS MENGANTISIPASI
TERJADINYA KEBOCORAN, SEHINGGA DIPERLUKAN
PERALATAN YANG MEMADAI. TINGKAT PENGAMANAN
TERTIERY CONTAINMENT. TINGKAT PERTAMA (FISRT
CONTAINMENT ADALAH WADAH BAHAN KIMIA BERBAHAYA,
BAIK DALAM BENTUKDRUM BESAR, KECIL, ATAU BOTOL.
 TINGKAT KEDUA ADALAH SECONDARY CONTAINMENT
ADALAH DUDUKAN DRUM YANG MEMILIKI TEMPAT UNTUK
MENAMPUNG KEBOCORAN BAHAN KIMIA DAN TEMPAT
TERSEBUT DAPAT DIKERINGKAN (DRAIN) MELALUI KRAN
YANG TERDAPAT DI WADAH DUDUKAN TERSEBUT.

43
44
45
4. KLASIFIKASI BAHAYA
 KLASIFIKASI NFPA (NATIONAL FIRE
PROTECTION ASSOCIATION )
1. KESEHATAN (NFPA HEALTH
HAZARDS)
2. MUDAH TERBAKAR (NFPA
FLAMMABILITY HAZARDS)
3. REAKTIVITAS (NFPA REACTIVITY
HAZARDS)

46
47
TINGKAT BAHAYA THD KES YANG
DILAMBANGKAN DG WARNA BIRU
 4 = BHAN YANG DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN
PADA KETERPAAN JANGKA PENDEK ATAU YANG
DAPAT MENIMBULKAN LUKA FATAL MESKIPUN
ADA PERTOLONGAN DG SEGERA
 3 = BHN YANG DAPAT MENIMBULKAN AKIBAT
SERIUS PADA KETERPAAN JANGKA PENDEK,
MESKIPUN ADA PERTOLONGAN SEGERA
 2 = BAHAN YANG PADA KETERPAAN INTENSIF ATAU
TERUS MENERUS DAPAT MENIMBULKAN LUKA
MESKIPUN TIDAK ADA PERTOLONGAN SEGERA.
 1 = BAHAN YANG TIDAK BERBAHAYA MESKIPUN
KENA API
 0 = BAHAN YANG TIDAK BERBAHAYA MESKIPUN
KENA API

48
1 REACTIVITY

49
KLASIFIKASI FLAMMABILITY
 4 = BAHAN YANG SEGERA MENGUAP DALAM
UDARA NORMAL DAN DAPAT TERBAKAR
DENGAN CEPAT
 3 = BAHAN CAIR ATAU PADAT YANG DAPAT
DINYALAKAN PADA SUHU BIASA
 2 = BAHAN YANG PERLU SEDIKIT
DIPANASKAN
 1 = BAHAN YANG PERLU DIPANASKAN
SEBELUM DIBAKAR
 0 = BAHAN YANG TAK DAPAT DIBAKAR

50
BAHAYA REAKTIVITAS
 REAKTIVITAS ADALAH UKURAN DERAJAT KEMUDAHAN
DALAM MELEPASKAN ENERGI DENGAN SENDIRINYA ATAU
AKIBAT KONTAK DENGAN AIR ATAU BAHAN LAIN. DERAJAT
BAHAYA DILAMBANGKAN WARNA KUNING.
 4 : BAHAN YANG DENGAN MUDAH DAPAT DILEDAKKAN ATAU
MELEDAK PADA SUHU DAN TEKANAN BIASA ATAU SENSITIF
THD PENGARUH MEKANIK ATAU PANAS.
 3 : BAHAN YG MUDAH MELEDAK, TTPI MEMERLUKAN SUMBER
PENYEBAB YANG KUAT, SPT SUHU TINGGI.
 2 : BAHAN YANG TIDAK STABIL DAN MENGHASILKAN REAKSI
HEBAT, TETAPI TIDAK MELEDAK.
 1 : BAHAN YANG STABIL PADA KEADAAN NORMAL, TETAPI
TIDAK STABIL PADA SUHU TINGGI.
 0 : BAHAN YANG STABIL DAN JUGA TIDAK REAKTIF MESKIPUN
KENA API ATAU PADA SUHU TINGGI.

51
KLASSIFIKASI HIMS (HAZARDOUS
MATERIAL IDENTIFICATION SYSTEM)

MENCANTUMKAN KODE ALAT PELINDUNG


DIRI (APD)
A Safety Glasses
B Safety Glasses and Gloves
C Safety Glasses and Gloves, and an apron
D face shield, Gloves, and an apron
E Safety galsses, gloves, and a dust respirator
F Safety galsses, gloves, apron and a dust respirator
Dan lain-lain

52
KLASSIFIKASI LAIN
 SELAIN KLASIFIKASI NFPA DAN HIMS ,
DALAM DOKUMEN BAHAN KIMIA
DIPERGUNAKAN PULA KODE RESIKO
(RISK =R) DAN KODE KESELAMATAN (
SAFETY = S)

53
PENGKODEAN RESIKO
 R1 : EKSPLOSIF BILA KERING
 R2 : EKSPLOSIF BILA KENA BENTURAN,
GESEKAN, ATAU SUMBER API.
 R3 : RESIKO TINGGI TERHADAP EKSPLOSIF
BILA KENA BENTURAN, GESEKAN, DAN
SUMBER API.
 R4 : MEMBENTUK SENYAWA METAL YANG
EKSPLOSIF
 R 35 : PENYEBAB KEBAKARAN YANG PARAH
PADA KULIT.
 DLL

54
PENGKODEAN KESELAMATAN
 S1 : JAGA SELALU TERTUTUP
 S2 : JAGA DARI ANAK2
 S3 : JAGA DALAM SUHU DINGIN
 S4 : JAUHKAN DARI PUSAT KEHIDUPAN
 S5 : JAGA ISI DALAM SUATU BAHAN TERTENTU
 S6 : JAGA DALAM GAS INERT CAIR
 S24 : JAGA KONTAK DG KULIT
 S25 : JAGA KONTAK DEGAN MATA
 S26 : BILA KENA MATA, CUCI DG AIR DAN PERGI KE
DOKTER
 DLL………….
55
CONTOH PENGGUNAAN KODE :

 TRICHLOROACETIC ACID

R : 35 S : 24/25/26

56
5. APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
PENGENDALIAN SECARA TEKNIS YAITU
PENGENDALIAN LANGSUNG PADA
SUMBERNYA MRP ALTERNATIF
PERTAMA
ALTERNATIF TERAKHIR ADALAH
PEMAKAIAN APD

57
MACAM-MACAM ALAT
PELINDUNG DIRI
A. PAKAIAN KERJA
UNTUK PANAS RADIASI, HARUS DILAPISI DENGAN BAHAN YANG
BISA MEREFLEKSI PANAS, MISALNYA ALUMUNIUM
PAKAIAN KERJA UNTUK PANAS KONVEKSI, TERBUAT DARI
KATUN YANG MUDAH MENYERAP KERINGAT
PAKAIAN KERJA UNTUK RADIASI
MENGION HARUS DILAPISI DENGAN TIMBAL
PAKAIAN KERJA TAHAN BAHAN KIMIA, TERBUAT DARI KARET
ATAU PLASTIK
PAKAIAN YANG BERSIFAT SEBAGAI ISOLASI TERHADAP PANAS
MISALNYA WOOL, KATUN, ASBES (TAHAN SAMPAI 500 O C)

58
ALAT PELINDUNG KEPALA
SAFETY HELMET : DIPAKAI UNTUK
MELINDUNGI KEPALA DARI BAHAYA
KEJATUHAN, TERBENTUR DAN TERPUKUL
BENDA KERAS DAN TAJAM.
BAHAN : PLASTIK, BAKELITE
HOOD (TUTUP KEPALA)
DIPAKAI UNTUK MELINDUNGI KEPALA
DARI BAHAN KIMIA, PANAS RADIASI
TERBUAT DARI ASBES ATAU KAIN YANG
DILAPISI ALUMUNIUM
HAT/CAP TOPI YANG DIPAKAI UNTUK
MELINDUNGI KEPALA DARI KOTORAN.

59
60
61
62
63
1
PERKEMBANGAN PENANGANAN K3
ERA SEBELUM REV. SESUDAH REV.
KET ZAMAN MODERN
INDUSTRI INDUSTRI

- LOSS - ANALISA
CONTROL SISTEM
PERANAN AHLI TIDAK ADA INSPEKTUR K3 INSPEKTUR K3 ADV/ - ANALISA
K3 MANAGER RESIKO
- SAFETY ENG. - ANALISA
- AHLI ERG BAHAYA

- DIKLAT - LOSS - PENAKARAN


- MACHINE KELOMPOK CONTROL & RESIKO
PROGRAM & BELUM GUARDING (1920-1950) SAFETY - SAFETY ENG.
- SAFETY - DIKLAT INDIV. MGT - FTA, HAZOPS
TEKNIK K3 TERORGANISIR - LOS PREV.
DEVICES (1950-1960)
- SATNDAR KK - SYSTEM
- PERAT. &
SAFETY
PENGAWASAN - HUMAN
FACT

KONSEP LACK OF
- SEBAB NASIB UNSAFE UNSAFE LACK OF
CONTROL
- INSIDEN (ACT OF GOD) CONDITION ACTS SYSTEM
MGT

1900
WORK
COMPESATION LAW
(EROPA & AS)
REV. 1930 1960 1980
INDUSTRI HEINRICH
TEORI DOMINO
1910 AUDIT K3 2
VR … UU NO 1 TH 1970
JENJANG KEBUTUHAN MANUSIA

ABRAHAM MASLOW

SELF ACTUALIZATION NEEDS


V (EKSISTENSI)

SELF ESTEEM NEEDS


IV (PENGHARGAAN / HARGA DIRI)
SOCIAL NEEDS
III (BERMASYARAKAT)
PROTECTION NEEDS
II (PERLINDUNGAN

I PHYSIOLOGICAL NEEDS
(KEBUTUHAN FISIK)

3
Definisi K-3
Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, baik jasmani maupun
rohani,
- hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dan
sejahtera;
• Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit, dll
(ACCIDENT PREVENTION)
4
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar

5
Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan


(control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)

6
Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan fisik dan


psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)

7
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke tingkat
yang memadai, dan ini adalah
lawan dari bahaya (danger).

8
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.

9
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada
saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident.

10
DEFINISI ACCIDENT

Suatu kejadian yang tidak


direncanakan, tidak
diinginkan, gangguan
terhadap pekerjaan berakibat
cedera pada manusia,
kerusakan barang, dan
pencemaran lingkungan.

11
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN

12
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material
• Terlambat dan ganguan produksi
$5 HINGGA $50 • Biaya legal hukum
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: • Pengeluaran biaya untuk penyediaan
KERUSAKAN PROPERTI fasilitas dan peralatan gawat darurat
(BIAYA YANG TAK • Sewa peralatan
DIASURANSIKAN) • Waktu untuk penyelidikan

• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang


$1 HINGGA $3 • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
BIAYA LAIN YANG atau biaya melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik

13
TENAGA
KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES

BAHAN ALAT

LINGKUNGAN

14
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd
• Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset,
• Work hours urgent (laten)
tools fatality
• PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen
• Pendidikan • Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak)
• Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan • Utk
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
memperkecil
pelatihan • Utk memperkecil
kepaparan
15
resiko
Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan
dan tercatat Kecelakaan Ringan
Kerusakan Properti

Nyaris Celaka

• Perbuatan &
Kondisi Tidak
Aman
• Bahaya

16
PERKEMBANGAN

1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German

17
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CONTROL CAUSES LOSSES

18
( H.W. HEINRICH, 1931)

ENVIRON
PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY
MENT

SOCIAL
ENVIRON FAULT UNSAFE
MENT OF ACT/
PERSON UNSAFE
CONDITIO
N

19
( FRANK BIRD JR, 1970 )

Lack of SYMPTOM
ORIGIN CONTACT Loss
Control

LACK OF
CONTROL BASIC IMMEDIATED
INCIDENT INJURY /
CAUSES CAUSES / ACCIDEN
DAMAGE

20
( ILCI model - Bird & German, 1985 )

Lack of Basic Immediate


Incident Loss
Control Causes Causes

Inadequate
Program Personal Substandard Contact People
Factors Acts With
Inadequate Property
Standard Job Substandard Energy or Process
Conditions Substance
Inadequate Factors (Profit)
Compliance

21
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN> KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985

22
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KERUGIAN

23
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

l STRUCK AGAINST menabrak/bentur benda diam/bergerak


l STRUCK BY terpukul/tabrak oleh benda bergerak
l FALL TO jatuh dari tempat yang lebih tinggi
l FALL ON jatuh di tempat yang datar
l CAUGHT IN tusuk, jepit, cubit benda runcing
l CAUGHT ON terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
INSIDEN

l CAUGHT BETWEEN terpotong, hancur, remuk


l CONTACT WITH listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
l OVERSTRESS terlalu berat, cepat, tinggi, besar
l EQUIPMENT FAILURE kegagalan mesin, peralatan
l EVIRONMENTAL RELEASE masalah pencemaran
24
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

l OPERASI TANPA OTORISASI l PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


l GAGAL MEMPERINGATKAN l APD KURANG, TIDAK LAYAK
l GAGAL MENGAMANKAN l PERALATAN RUSAK
l KECEPATAN TIDAK LAYAK
l RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
MEMBUAT ALAT PENGAMAN
SEBAB LANGSUNG
l
TIDAK BERFUNGSI l SISTEM PERINGATAN KURANG
l PAKAI ALAT RUSAK l BAHAYA KEBAKARAN
l PAKAI APD TIDAK LAYAK l KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
l PEMUATAN TIDAK LAYAK l KEBISINGAN
l PENEMPATAN TIDAK LAYAK
l TERPAPAR RADIASI
l MENGANGKAT TIDAK LAYAK
l POSISI TIDAK AMAN l TEMPERATUR EXTRIM
l SERVIS ALAT BEROPERASI l PENERANGAN TIDAK LAYAK
l BERCANDA, MAIN-MAIN l VENTILASI TIDAK LAYAK
l MABOK ALKOHOL, OBAT l LINGKUNGAN TIDAK AMAN
l GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
25
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

l KEMAMPUAN FISIK ATAU l PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK l ENGINEERING
SEBAB DASAR
l KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK l PENGADAAN (PURCHASING)
l STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI l KURANG PERALATAN
l STRESS MENTAL l MAINTENANCE
l KURANG PENGETAHUAN l STANDAR KERJA
l KURANG KEAHLIAN l SALAH PAKAI/SALAH
l MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN

26
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

l PROGRAM TIDAK SESUAI


l STANDARD TIDAK SESUAI
LACK OF CONTROL

l KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR

27
PENCEGAHAN KECELAKAAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
ADALAH : ILMU DAN SENI (SCIENCE & ART)

ILMU : - UNIVERSAL
- SISTEMATIKA
- DAPAT DIPELAJARI
- KEBENARAN DAPAT
DIPERTANGGUNG JAWABKAN

28
THE STEP OF ACCIDENT PREVENTION
APPLICATION OF REMEDY
V EDUCT.
SUPERVISION
ENGINEER

SELECT OF REMEDY • PERSONNEL


IV INSTRUCTION •
ADJUST
PLACEMENT

ANALYSIS
III CAUSES


FREQ. SEVERITY
OPERATION,
TOOLS
FACT FINDING
II SURVEY, INSPT. INVEST

ORGANIZATION
I SAFT. DIR
MGT SUPPORT
SAFT. ENG

BASIC PHILOSOHPY OF ACC. OCCURANCE & PREVENTION


ATTITUDE ABILITY KNOWLEDGE
HUMANITY INDUSTRY COUNTRY

29
KEPNER - TREGOE
DECISION
CHOOSE
ANALYSIS

POTENTIAL
PROBLEM
PROBLEM
ANALYSIS
ANALYSIS

PROBLEM EXECUTE

MEASURE
30
MANAGEMENT OVERSIGHT RISK TREE (MORT)
BY JOHNSON

DECISION

ANALYSIS ACTION

PROBLEM

MEASUREMENT
31
INSPECTION SYSTEM

INPUT OUTPUT

PROCESS

• STANDARDS • PREPARATION AND • IMPROVE WORKING


CONDITIONS
• STAFF / STATUS PRIORITES
• LOSS CONTROL / IMPROVE
• POWERS • APPROACH PRODUCTIVITY
• ADMINISTRATIVE • INSPECTION WORKING • COMPETITIVE PRICING /
IMPROVEMENT OF
FRAMEWORK CONDITION
EXPERTS / INCENTIVES
• LOGISTICS • INSPECTION FOR INVESTMENT
ENVIRONMENT • INCREASE OF
EMPLOYMENT
• ADVICE AND PUBLIC OPPORTUNITIES
RALTION • POLICY CAHNGES
STANDARDS
IMPROVEMENT 32
SAFETY MANAGEMENT PROCESS

COLLECT & ANALYZE DATA SELECT REMEDY APPLY REMEDY MONITOR RESULTS

ASKING WHATEVER • IMPROVE REMEDY


ANALYZE ACC. APLLIED THROUGH THROUGH MEASURE-
ASKING WHY • STANDAR TAK • MANAGERIAL CON
SELIDIKI CAUSES THE LINE ORGANIZA MENT OF THE LINE
CAUSES OF ACC TAHU TROLS IN THE
ACC DATA TION BY ORGANIZATION
• UJI PENGAWASAN AREA

SELECTED, IMPRO
ANALYSIS OFF ALL DATA LEADS TO DISCOVERY OF SYSTEM VE STRENGTHEN WE MEASURE
WEAKNESS IN THE AREAS OF : CONTROLS RESULTS
COMMUNICATING
• MANAGEMENT PRINCIPLES POICY RESPONSI- FREQUENCY RATE
ASSISTS THEM
POLICY, RESPONSIBILITY, ORG. STRUCTURE BILITY SYSTEMS SEFERITY RATE
COACHING
ACCOUNTIBILITY, STAFF & RELATIONSHIPS ACCOUNTIBILITY DOLLAR LOSSES
MONITOR RESULTS
INSPECTIONS INSURANCE RATE
MONITOR EFFORT
• CONTROLS SELECTION
MEASURING
SELCTION & PLACEMENT, PROCEDURES PLACEMENT WE MEASURE
DEFINING RESPONS-
MEASUREMENT, TARINING, INSPECTION TRAINING PERFORMANCE
IBILITY
SUPERVISION
FIXING ACCOUNTI-
• PROCEDURES, STANDARDS, METHODE EDUCATION ACTIVITIES
BILITY
MAINTINING, PROTECTIVE EQUIPMENT MOTIVATION TASK COMPLETED
ACC. REPORT & INVESTIGATION MEDICAL TRAINING COMPLTD
CONTROLS OF SPECIFIC EXPOSURE MAINTENANCE
ACC. ANALYSIS ETC.
33
MANAGEMENT CONTROL
SYSTEM (ASSE)

PENGEMBG. PENC
PENGK.
IDENTIFIKASI KEC. & PROSEDUR KOM. INFO
EFEKTIFITAS
MASALAH KEC. PENGENDALIAN PENC. KEC.
RUGI
PENGEND

34
M.C.S. (DAN PATTERSEN)
FILOSOFI KEJADIAN &
PENCEGAHAN KEC.

PENDEKATAN DASAR
PENCEGAHAN KEC.

PENGUMPULAN
DATA

MONITOR ANALISA DATA

PELAKSANAAN PEMILIHAN ALT.

PROGRAM JK PANJANG PROGRAM JK PENDEK


• PEMB. POLICY PERUSAHAAN • KECELAKAAN
• BENTUK MGT • INSIDEN
• BENTUK PROGRAM K3 • UNSAFE ACTS.
• MOTIVASI • UNSAFE COND’S
• TRAINING • SAFETY RULE 35
• DLL • DLL
(Menurut ILO)
¦ PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
¦ STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan
pelak K3
¦ INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3 36
(Menurut ILO)
¦ RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan
bid K3 sesuai perkemb ilmu pengetahuan, tehnik &
teknologi
¦ PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK
¦ PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan
melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi-
sanksi
37
(Menurut ILO)
¦ ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

¦ PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja

38
IDENTIFIKASI
SUMBER BAHAYA

TEORI KECELAKAAN
1. PURE CHANCE THEORY - ACT OF GOOD
2. ACCIDENT PRONE THEORY - KECENDERUNGAN
3. THREE MAIN FACTORS THEORY - MAN, PERALATAN, LINGK.
4. TWO FACTORS THEORY - UNSAFE ACT & CONDITION
5. HUMAN FACTOR THEORY - ATTITUDE

39
ALUR IDENTIFIKASI
DATA SISTEM

IDENTIFIKASI BAHAYA

PERKIRAAN KEMUNG PERKIRAAN AKIBAT


KINAN KECELAKAAN KECELAKAAN

PENETAPAN
RESIKO

RESIKO DAPAT
DITERIMA

SISTEM
DIOPERASIKAN
40
METODE IDENTIFIKASI BAHAYA
1. SISTEM MONITORING / CHECKLIST
2. SAFETY REVIEW
3. PRELEMINARY HAZARD ANALYSIS (PHA)
4. HAZARD OPERABILITY STUDIES (HAZOPS)
5. FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
6. INSPEKSI
7. HUMAN ERROR ANALYSIS
8. DAN LAIN-LAIN SEPERTI JSA, JSO

PEMILIHAN METODE TERGANTUNG :


1. MAKSUD & TUJUAN IDENTIFIKASI
2. KAPAN / PADA TAHAPAN APA
3. INFORMASI YANG DIPERLUKAN
4. KEBUTUHAN TENAGA KERJA
5. WAKTU DAN BIAYA
41
METODE IDENTIFIKASI BAHAYA
TUJUAN : - IDENTIFIKASI COMMON HAZARD
- IDENTIFIKASI KESESUAIAN STANDAR PROSEDUR

DIGUNAKAN PADA : - DESAIN, CONSTRUCTION, START UP


OPERASI, SHUT DOWN

HASIL : - UMUM  YES OR NO

UNTUK : PERALATAN
MATERIAL
PROSEDUR

42
PRELIMNARY HAZARD ANALYSIS
(PHA)

TUJUAN : IDENTIFIKASI AWAL SEBAGAI INFORMASI


TAHAP FINAL DESIGN
KAPAN : SEBELUM TAHAP DESIGN
HASIL : DAFTAR RESIKO BAHAYA BERKAITAN DENGAN
DESIGN DETAIL
SDM : 1 ATAU 2 ORANG INSINYUR (SAFETY BACKGROUND)
OBYEK : 1. BAHAN BAKU
BAHAN ½ JADI
BAHAN JADI
2. PERALATAN 4. FASILITAS
3. OPERASI 5. ALAT PENGAMAN

43
INSPECTION
TUJUAN : - MEMPEROLEH GAMBARAN INTEGRITAS INSTALASI
- INVESTIGASI KERUSAKAN
- BANTUAN MANAJEMEN
- PERTIMBANGAN AWAL & PERIODIK BAGI SAFETY

LINGKUP : - PROSES
- SPARE PART & MATERIAL
- MODIFIKASI, REPAIR
- PERLUASAN INSTALASI
- EVALUASI SUPPLIER

TAHAPAN : DESIGN, CONSTRUSTION, STARTUP & OPERATION,


SHUTDOWN

SYARAT INSPECTOR : - PUNYA BACKGROUND THEORY


- PUNYA PENGALAMAN & DAYA ANALISIS
- PENGUASAAN STANDAR & PERATURAN
- MAMPU MENJELASKAN

44
Kesehatan dan keselamatan
Kerja dan Lingkungan
Hidup
(K3LH)
Kesehatan dan Keselamatn Kerja
Pengertian K3:
 Keselamatan yang berkaitan dengan mesin,
pesawat alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
 Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan,
cacat, dan kematian sebagai akibat dari
kecelakaan kerja
Tujuan K3
 Melindungi tenaga kerja atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi dan produktivitas nasional
 Menjamin keselamatan setiap orang lain yang
berada di tempat kerja tersebut
 Memeliharan sumber produksi agar dapat
digunakan secara aman dan efisien
Pengertian Kecelakaan
 Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur
kesengajaan) dan tidak diharapkan karena
mengakibatkan kerugian, baik material
maupun penderitaan bagi yang mengalaminya.
 Sabotase atau kriminal merupakan tindakan di
luar lingkup kecelakaan yang sebenarnya
Kerugian akibat kecelakaan Kerja
5K
 Kerusakan

 Kekacauan Organisasi

 Keluhan dan Kesedihan

 Kelalaian dan Cacat

 Kematian
Klasifikasi Kecelakaan
1. Menurut jenis kecelakaan
- Terjatuh
- Tertimpa benda jatuh
- Tertumbuk atau terkena benda
- Terjepit oleh benda
- Gerakan yang melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena sengatan arus listrik
- Tersambar petir
- Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
- Lain-lain 
Klasifikasi Kecelakaan (2)
2. Menurut sumber atau Penyebab Kecelakaan
a. Dari mesin
b. Alat angkut dan alat angkat
c. Bahan/zat berbahaya dan radiasi
d. Lingkungan kerja
Klasifikasi Kecelakaan (3)
3. Menurut Sifat Luka atau Kelainan
Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar,
keracunan mendadak, akibat cuaca, dsb
Pencegahan Kecelakaan
Kecelakaan dapat dihindari dengan:
1. Menerapkan peraturan perundangan dengan
penuh disiplin
2. Menerapkan standarisasi kerja yang telah
digunakan secara resmi
3. Melakukan pengawasan dengan baik
4. Memasang tanda-tanda peringatan
5. Melakukan pendidikan dan penyuluhan
kepada masyarakat
Penanggulangan Kecelakan
a. Penanggulangan Kebakaran
b. Penanggulangan Kebakaran akibat Instalasi
Listrik dan Petir
c. Penanggulangan Kecelakaan di dalam lift
d. Penanggulangan Kecelakaan terhadap zat
berbahaya
Penanggulangan Kebakaran
 Jangan membuang puntung rokok yang masih
menyala di tempat yang mengandung bahan
yang mudah terbakar
 Hindarkan sumber-sumber menyala di tempat
terbuka
 Hindari awan debu yang mudah meledak
Perlengkapan Pemadam Kebakaran
Alat-alat pemadam kebakaran dan
penanggulangan kebakaran terdiri dari dua
jenis:
1. Terpasang tetap di tempat
2. Dapat bergerak atau dibawa
Alat pemadam kebakaran yang
terpasang tetap
1. Pemancar air otomatis
2. Pompa air
3. Pipa-pipa dan slang untuk aliran air
4. Alat pemadam kebakaran dengan bahan
kering CO2 atau busa
Penanggulangan kecelakaan akibat
Instalasi Listrik dan Petir
 Buat instalasi listrik sesuai dengan aturan yang
berlaku
 Gunakan sekering/MCB sesuai dengan ukuran yang
diperlukan
 Gunakan kabel yang berstandar keamanan yang baik
 Ganti kabel yang telah usang atau acat pada instalasi
atau peralatan listrik lain
 Hindari percabangan sambungan antar rumah
 Lakukan pengukuran kontinuitas penghantar, tahanan
isolasi, dan tahanan pentanahan secara berkala
 Gunakan instalasi penyalur petir sesuai standar
Penanggulangan Kecelakaan di
dalam Lift
 Pasang rambu-rambu dan petunjuk yang mudah
dibaca oleh pengguna jika terjadi keadaan darurat
 Jangan memberi muatan lift melebihi kapasitasnya
 Jangan membawa sumber api terbuka di dalam lift
 Jangan merokok dan membuang puntung rokok di
dalam lift
 Jika terjadi pemutusan aliran listrik, maka lift akan
berhenti di lantai terdekat dan pintu lift segera
terbuka sesaat setelah berhenti. Segera keluar dari lift
dengan hati-hati
Penanggulangan Kecelakaan thd Zat
Berbahaya
 Pengertian bahan berbahaya:
Bahan-bahan yang selama pembuatannya,
pengolahannya, pengangkutannya,
penyimpanannya dan penggunaannya dapat
menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi,
mati lemas, keracunan, dan bahaya-bahaya
lainnya terhadap gangguan kesehatan orang yang
bersangkutan dengannya atau menyebabkan
kerusakan benda atau harta kekayaan.
Jenis bahan berbahaya
1. Bahan-bahan eksplosif
2. Bahan-bahan yang mengoksidasi
3. Bahan-bahan yang mudah terbakar
4. Bahan-bahan beracun
5. Bahan korosif
6. Bahan-bahan radioaktif
Tindakan Pencegahan
 Pemasangan label dan tanda peringatan
 Pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan
harus sesuai dengan ketentuan dan aturan yang
ada
 Simpanlah bahan-bahan berbahaya di tempat
yang memenuhi syarat keamanan bagi
penyimpanan bahan tersebut
Simbol-simbol Tanda Bahaya
 Tugas: cari simbol-simbol bahaya untuk:
Bahaya ledakan
Bahaya oksidasi
Bahaya kebakaran
Bahaya beracun
Bahaya pencemaran lingkungan
Bahaya iritasi
Bahaya radiasi ion
Tugas dikirim via e-mail file attachment ke
ulya.rosyeda@gmail.com
Batas Deadline: pekan depan
Pendekatan Keselamatan Lain
a. Perencanaan
b. Ketatarumahtanggaan yang baik dan teratur:

- menempatkan barang-barang di tempat yang


semestinya
- Menjaga kebersihan lingkungan dari bahan
berbahaya
c. Pakaian Kerja
d. Peralatan Perlindungan Diri
Bentuk dan Warna untuk Simbol
Keselamatan
Pakaian Kerja
 Hindari pakaian yang terlalu longgar, banyak tali,
baju berdasi, baju sobek, kunci/gelang berantai jika
bekerja pada mesin-mesin yang bergerak
 Hindari pakaian dari bahan seluloid jika bekerja pada
bahan yang mudah meledak/terbakar
 Hindari membawa atau menyimpan di kantong baju
barang-barang yang runcing, benda tajam, bahan
mudah terbakar
Peralatan Perlindungan Diri
 Kacamata
 Sepatu
 Sarung Tangan
 Helm Pengaman
 Alat Pelindung telinga
 Alat perlindungan paru-paru
 Alat perlindungan lainnya
Organisasi Keselamatan Kerja

 Tujuan utama: mengurangi tingkat kecelakaan,


sakit, cacat dan kematian akibat kerja, dengan
lingkungan kerja yang sehat, bersih, aman dan
nyaman
 Di Amerika, organisasi keselamatan kerja bagi
pekerja swasta dibentuk dibawah OSHA
 Di Indonesia, dibentuk di bawah Direktorat
Pembinaan Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Penerapan Pengendalian Visual di
Tempat Kerja

Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya


K3 (Safety Sign)
Penerapan Pengendalian Visual di Tempat
Kerja
Contoh Penerapan Pengendalian Visual
5R di Tempat Kerja

Label (Tanda) Kode Warna Perpipaan

Label (tanda) dan Kode Warna


Perpipaan secara umum merujuk pada
standar ANSI A13.1-2007 (American
National Standards Institute) dimana
terdapat 6 (enam) kode warna dan
label (tanda) perpipaan.
6 (enam) kode warna dan label (tanda) perpipaan
standar ANSI

LABEL KETERANGAN
Air yang dapat diminum.
Air Boiler.
Air Pendingin.
Air Lainnya.

Gas Bertekanan.
6 (enam) kode warna dan label (tanda) perpipaan
standar ANSI

LABEL KETERANGAN
Pipa Pemadam Kebakaran.

Bahan Mudah Terbakar.


6 (enam) kode warna dan label (tanda) perpipaan
standar ANSI

LABEL KETERANGAN
Bahan Mudah Menyala (Bahan
Bakar).

Bahan Beracun.
Bahan Korosif.
Adapun ukuran label (tanda) berbeda-beda menurut
ukuran pipa sebagaimana ada pada tabel di bawah :

UKURAN PIPA LEBAR LABEL TINGGI HURUF


¾ inch – 1 ¼ inch 8 inch ½ inch

1 ½ inch – 2 inch 8 inch ¾ inch

2 ½ inch – 6 inch 12 inch 1 ¼ inch

8 inch – 10 inch 24 inch 2 ½ inch

> 10 inch 32 inch 3 ½ inch

Untuk pipa dengan ukuran kurang dari 3/4 inch direkomendasikan


untuk membuat tanda yang mudah dilihat secara permanen.
Label (tanda) harus :
 Mudah dilihat,
 Terdapat di setiap belokan pipa,
 Terdapat di sambungan pipa,
 Terdapat pada pipa yang melewati
dinding
 Penempatan label (tanda) dipasang
setiap interval 7 m - 15 m.
Contoh Pemasangan Label dan Kode Warna Perpipaan Pada
Sambungan Pipa
Contoh Pemasangan Label dan Kode Warna Perpipaan Pada Dinding
dan Atap Bangunan
Label (Tanda/Simbol) Kemasan
Bahan (Material) Berbahaya / B3
Label (Simbol) Kemasan Bahan
(Material) Berbahaya / B3 (Bahan
Beracun dan Berbahaya) secara
umum merujuk pada Globally
Harmonized System - United Nations
(GHS) yang diterbitkan oleh PBB
(Perserikatan Bangsa - Bangsa).

Label dipasang per satuan kemasan


bahan berbahaya ataupun paket
kemasan bahan (material) berbahaya.

Terdapat 9 (sembilan) Klasifikasi


Bahan (Material) Berbahaya / B3
(Beracun dan Berbahaya)
Simbol Kemasan Bahan
Berbahaya Bagi Lingkungan
Simbol Kemasan Bahan
Beracun
Simbol Kemasan Bahan Mudah
Meledak
Simbol Kemasan bahan Mudah
Menyala (Terbakar)
Simbol Kemasan Bahan Berbahaya
Simbol Kemasan Bahan Bagi Pernafasan | Termasuk
Oksidator Karsinogenik
Simbol Kemasan Bahan
Penyebab Iritasi (Irritant)

Simbol Kemasan
Tabung Gas Bertekanan

Simbol Kemasan Bahan


Korosif
Contoh Penerapan Label :

AWDSASD
(CxHy)

PERINGATAN !!!
BAHAN PENYEBAB IRITASI
Gunakan sarung tangan karet saat menggunakan bahan. Selau tutup
rapat kemasan dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Simpan
kemasan di tempat yang sejuk.
JIKA TERKENA KULIT : Segera basuh dengan air yang banyak.
Lihat Data Keselamatan Bahan untuk penggunaan produk secara
aman
PT. XKMW, Jln. Kicau-kicau 14, Ronorawe 22098
Contoh Penerapan Label :

TOXFLAM
(CxHyOz)

BAHAYA !
BAHAN BERACUN & MUDAH TERBAKAR
Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah penggunaan.
Hindarkan dari sumber api. Selalu tutup rapat kemasan.
JIKA TERTELAN : Segera hubungi dokter dan Rumah
Sakit.
JIKA TERBAKAR : Gunakan Media CO2 & Tepung Kimia
Kering.
Lihat Data Keselamatan Bahan untuk penggunaan produk
secara aman
PT. XKMW, Jln. Kicau-kicau 14, Ronorawe 22098
Contoh Pemasangan Label Kemasan Bahan (Material)
Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) :
Label (Tanda/Simbol) Transportasi Bahan
(Material) Berbahaya / B3
Label Transportasi Bahan/Material
Berbahaya (B3 | Bahan Beracun &
Berbahaya) secara umum merujuk
pada U.S Department of
Transportation (DOT) atau
Departement Transportasi Amerika
Serikat.
Label (plakat) secara umum dipasang
pada kendaraan pengangkut juga
pada kemasan paket baik itu
transportasi darat, udara dan laut
ataupun transportasi khusus lainnya.
Secara umum terdapat 9 (sembilan)
Klasifikasi Bahan (Material)
Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya
Plakat Kelas
Kelas 1 – Mudah Meledak :
1.1–Bahaya Peledakan Besar (Seluruh Muatan).
1.2–Bahaya Serpihan Ledakan.
1.3-Bahaya Api Ledakan.

1.4-Bahaya Ledakan Ringan.

1.5-Sensitivitas Ledakan Kecil.

1.6-Sensitivitas Ledakan Sangat Kecil.


Plakat Kelas
Kelas 2 – Gas :
2.1–Gas Mudah Terbakar.

2.2–Gas Bertekanan (Tidak Mudah Terbakar).

2.3–Gas Beracun.

2.2–Gas Korosif (Hanya di Kanada).


Plakat Kelas

Kelas 3 – Cairan/Uap Mudah Terbakar


Plakat Kelas

Kelas 4 – Padatan Mudah Terbakar :


4.1–Padatan Mudah Terbakar.

4.2–Spontan Mudah Terbakar.

4.3–Berbahaya Jika Terkena Air.


Plakat Kelas

Kelas 5 – Oksidator :

5.1–Oksidator.

5.2–Oksidator Organik.
Plakat Kelas

Kelas 6 – Beracun :

6.1–Bahan Beracun.

6.2–Menyebabkan Infeksi.
Plakat Kelas

Kelas 7 – Radioaktif
Plakat Kelas

Kelas 8 – Korosif
Plakat Kelas

Kelas 9 – Bahaya Lain :


Bahan berbahaya yang tidak termasuk kategori di atas.
Plakat Kelas

Transportasi dengan muatan lebih dari dua karakter


bahaya pada satu muatan transportasi dengan
besaran muatan yang hampir/sama besar.
Contoh Pemasangan Label :

Label (Simbol) Bahan (Material)


Berbahaya Pada Paket Kemasan
Contoh Pemasangan Label :

Label (Simbol) Bahan (Material)


Berbahaya Pada Paket Kemasan Drum
Contoh Penempatan Plakat :

Contoh Penempatan Plakat Simbol Bahan (Material) Berbahaya / B3 Pada Kendaraan


Pengangkut
Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3
(Safety Sign)
Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3
(Safety Sign)
Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3
(Safety Sign)
Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3
(Safety Sign)
LABEL, PLAKAT, RAMBU
• JIKA DIBERIKAN, JIKA DIPASANGKAN
DENGAN BENAR DAPAT MENCEGAH
DAN BAHKAN MENYELAMATKAN JIWA
DAN HARTA BENDA.
TUGAS
• Carilah Penggunaan Label dan Plakat
atau Rambu K3 disekitar lokasi anda.
Label, Plakat atau rambu yang anda
temukan, anda foto dan beri penjelasan.
KOMPENSASI
K3
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN K3

TENAGA PERALATAN,
MESIN DAN
KERJA INSTALASI

ORGANISASI
PERUSAHAAN

MANAJEMEN

BANGUNAN &
SARANA BAHAN
KESEJAHTE- ENERGI
RAAN

ts@utps-k3/2001
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RISIKO KECELAKAAN KERJA

TENAGA
KERJA
PAK Kec. Kerja
KESEHATAN KESELAMATAN
APD APM
PROSES

BAHAN ALAT
POLUSI
LINGKUNGAN
NAB
ts@utps-k3/2005
Biaya dari Kecelakaan Kerja berkaitan dengan :

• Kehilangan waktu kerja


• Kerugian-kerugian pada mesin
• Pealatan dan asset lainnya
• Kerugian-kerugian pada material dan
inventaris lainnya
• Pembayaran jangka pendek
• Premi asuransi dan pembayarannya
• Kehilangan pendapatan, dll

Biaya kecelakaan kerja = 1 – 4 % dari GNP


ts@utps-k3
TATA CARA PELAPORAN &
PEMERIKSAAN KECELAKAAN
Dasar Hukum :
1. Pasal 11 UU No. 1 Tahun 1970
2. UU No. 3 Tahun 1992 ttg Jamsostek
3. Standar Nasional Indonesia 1716-1989-E
4. American National Standar Institute (ANSI)
Z.16.1 atau Z.16.4
5. Permen No. 03/Men/1998 ttg Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
6. SK Dirjen Binawas No. Kep 84/BW/1998 ttg
Cara Pengisian Formulir Laporan & Analisis
Statistik Kecelakaan ts@utps-k3
1. Pengurus/pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yg
terjadi di tempat kerja yg dipimpinnya baik yg telah
mengikutsertakan pekerjanya kedlm program jamsostek maupun
yg belum
2. Kecelakaan adalah suatu kejadian yg tdk dikehendaki dan tdk
diduga semula yg dpt menimbulkan korban manusia atau harta
benda
3. Kecelakaan terdiri dari :
• Kecelakaan kerja
• Penyakit akibat kerja
• Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan
limbah
• Kejadian berbahaya lainnya
4. Melaporkan secara tertulis kepada Kantor Depnaker setempat
dlm waktu tdk lebih dari 2 x 24 jam sejak terjadi kec dgn
menggunakan formulir bentuk 3 KK2 A

ts@utps-k3
Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan
(Permenaker No. PER-03/MEN/1998)
Pasal 2
1. Pengurus/pengusaha wajib melaporkan tiap
kecelakaan yg terjadi dalam tempat kerja yg
dipimpinnya.
2. - Kecelakaan Kerja.
- Kebakaran atau peledakan atau
bahaya pembuangan limbah.
- Kejadian berbahaya lainnya.
Kecelakaa
Pasal 3
n Pengurus/pengusaha yg
sudah/belum mengikut
sertakan pekerjaannya dlm
program Jamsostek (UU 3/92).
Laporan meliputi
I. DATA UMUM
A. Identitas Perusahaan
B. Informasi Kecelakaan
C. Keterangan lain

II. DATA KORBAN


1. Jumlah korban
2. Nama
3. Akibat kecelakaan
4. Keterangan cidera
Laporan meliputi
III. FAKTA YANG DIBUAT
1. Kondisi yang berbahaya
2. Tindakan yang berbahaya

IV. URAIAN TERJADINYA KECELAKAAN


V. SUMBER KECELAKAAN
VI. TYPE KECELAKAAN
VII.PENYEBAB KECELAKAAN
VIII.SYARAT-SYARAT YG DIBERIKAN
IX. TINDAKAN LEBIH LANJUT
X. HAL-HAL LAIN YG PERLU DILAPORKAN
Pasal 4
1. Di laporkan secara tertulis ke Kakandepnaker/
Kakadisnaker dlm waktu  2 x 24 jam sejak
kejadian dgn formulir bentuk 3 KK2 A.
2. Dpt dilaporkan secara lisan sblm
dilaporkan scr tertulis

Kecelakaan
Pasal 5
1. Pengurus/pengusaha yg telah mengikut sertakan pekerjaannya dlm
program Jamsostek pelaporannya sesuai Permenaker No. PER-
05/MEN/1993.
2. Pengurus/pengusaha yg belum mengikut sertakan pekerjaannya
dlm program Jamsostek pelaporannya sesuai Permenaker No. PER-
04/MEN/1993.
PEMERIKSAAN KECELAKAAN

Kecelakaan
Lapor

Laporan Kec Kerja

Kakandepnaker/ - Susun analisis Lap


Riksa & Kaji Kakadisnaker Kab/kota Kec. tiap akhir bulan
Peg.Pengawas sesuai lamp VI
Formulir lap Riksa & Kaji - Sampaikan selambat-
- Lamp II utk Kec Ker Kakanwil 2nya tgl 5 bln
- Lamp III utk PAK berikutnya
depnaker/
- Lamp IV utk Peledakan,
Kebakaran dan bhy Kadisnaker Prop
- Susun analisis Lap
pembuangan limbah Kec. Tiap-tiap bulan
- Lamp V utk bhy lain MENTERI atau sesuai lamp VII
- Dirjen Binawas Susun Pejabat yg - Sampaikan segera
analisis Lap FR & SR ditunjuk
tk Nasional
Lampiran 1 : PERATURAN MENTERI
NOMOR : 03/MEN/1998
TANGGAL : 26 Pebruari 1998
LAPORAN KECELAKAAN
FORMULIR BENTUK 3
KK2 A
Wajib dilaporkan dlm 2 x BENTUK Nomor KLUI :
24 jam setelah terjadinya KK2 A No. Kecelakaan :
kecelakaan Diterima tanggal :
(Diisi oleh Petugas Kantor Depnaker)
Nomor Agenda Jamsostek :
1. Nama Perusahaan NPP
Alamat dan No. Telp Kode Pos No. Telp.
Jenis Usaha
No. Tenaga Kerja L P
No. Pendaftaran
(Bentuk KKI)
No. Akta Pengawasan
2. Nama Tenaga Kerja No. KPA
Alamat dan No. Telp Kode Pos No. Telp.
Tmp dan tgl lahir L: P:
Jenis Pekerjaan/Jab
Unit/Bag Perusahaan
3. a. Tempat Kecelakaan
b. Tanggal Kecelakaan Jam :
4. Uraian Kejadian Kec. F*)
1. Bagaimana terjadinya G*)
kecelakaan
2. Jenis Pekerjaan dan waktu
kecelakaan
3. Saksi yg melihat Kec
4. a. Sebutkan : mesin, pesawat, H*)
instalasi, alat proses, cara
kerja, bahan atau lingkung-
an yg menyebabkan
kecelakaan
b. Sebutkan : bahan, proses, E*)
lingkungan cara kerja, atau
sifat pekerjaan yg
menyebabkan PAK
5. Akibat Kecelakaan
a. Akibat yg diderita korban Meninggal Dunia Sakit Luka-luka
b. Sebutkan bagian tubuh yg sakit

c. Sebutkan jenis PAK


- Jabatan / Pekerjaan
- Lama bekerja
d. Keadaan penderita setelah
pemeriksaan pertama
1 Berobat jalan Sambil bekerja Tidak bekerja
2 Dirawat di : Alamat: Rumah sakit Puskesmas Poliklinik

6. Nama dan alamat dokter/ tenaga


medik yg memberikan
pertolongan pertama (dlm hal
penyakit yg timbul karena
hubungan kerja, nama dokter yg
pertama kali mendiagnosa)
7. Kejadian di tempat kerja yg
membahayakan K3 (misal:
kebakaran, peledakan, rubuhnya
bagian konstruksi bangunan, dll)
8. Perkiraan kerugian :
a. waktu (dlm hari – orang)
b. material
9. Upah Tenaga Kerja
a. Upah (upah pokok dan Rp.
tunjangan)
b. Penerimaan lain-lain Rp.
c. Jumlah a + b Rp.
10. Kecelakaan dicatat dlm Buku
Kecelakaan pada No. Unit
11. Kecelakaan lain-lain yg perlu

*) Jika perlu dapat ditambah Dibuat dengan


sesungguhnya

Nama dan tanda tangan Jabatan Tanggal


pimpinan perusahaan

 Warna Putih, Merah dan Merah Jambu ke


Kandep Tenaga Kerja Setempat
 Warna kuning untuk arsip perusahaan
 Warna Hijau dan Biru untuk Badan
Penyelenggara / PT. Jamsostek (Persero)
Lampiran II : PERATURAN MENTERI
NOMOR : 03/MEN/1998
TANGGAL : 26 Pebruari 1998
LAPORAN PEMERIKSAAN DAN PENGKAJIAN KECELAKAAN KERJA
KANDEP TENAGA KERJA : ……………… NO. : ………
KANWIL DEPNAKER : …………….. KLUI : ………

I. DATA UMUM :
A. Identitas Perusahaan
1. Nama Perusahaan : PT. Tanpa Usaha
2. Alamat Perusahaan : Jl. Kecil No. 1 Jkt (12510)
3. Nama Pengurus : Pulan
4. Alamat Pengurus : Jl. Lingkar No. 2 C. Lain-lain
Jkt (12510) 1. P2K3/Ahli K3 : Ada/Tidak*
2. KKB/PP : Ada/Tidak*
B. Informasi Kecelakaan 3. Program Jamsostek : Ada/Tidak*
1. Tmp, Tgl, Jam Kec : Jl. Kecil No. 1 Jkt (12510) 4. Unit Kerja SPSI : Ada/Tidak*
2. Sumber Laporan : Kanti (Satpam Prsh), telpon 5. Jml TK : 2000 org
3. Tgl Diterima Laporan : 10 Maret 2003 6. Asuransi lainnya : Jiwasraya
4. Tgl Pemeriksaan : 13 Maret 2003
5. Atasan Langsung Korban : Antik
6. Saksi-saksi : Kun, Mar, Won
Lampiran II : PER MEN NO. 03/MEN/1998
II. DATA KORBAN
Kode A
1. Jumlah : ………… org A

Laki-laki : ………… org A1


Perempuan : ………… org A2

2. Nama : a . ……………… Umur : ……… thn


b . ……………… Umur : ……… thn
c.*

3. Akibat Kec : Mati : ……… org A4


Luka Berat : ……… org A5
luka Ringan: ……… org A6

Tnp Korban: ……… jam org yg hilang


Jml Kerugian: Rp. ……………

4. Bagian Tubuh Yang Cidera


a. …………………………………………………
b. …………………………………………………
Lampiran II : PER MEN NO. 03/MEN/1998
III. FAKTA YANG DI DAPAT
1. Kondisi Yang Berbahaya 2. Tindakan Yang Berbahaya
a. ……………… a. ………………
b. ……………… b. ………………
c. ……………… c. ………………
d. dst d. dst

IV. URAIAN TERJADINYA KECELAKAAN


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………… *(Bila perlu dibuat lampiran tersendiri)

V. SUMBER KECELAKAAN Kode B

VI. TYPE KECELAKAAN Kode C

VII. PENYEBAB KECELAKAAN


1. Kondisi Yang Berbahaya Kode D

2. Tindakan Yang Berbahaya Kode E


Lampiran II : PER MEN NO. 03/MEN/1998

VIII. SYARAT YANG DIBERIKAN


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………… (Bila perlu dibuat lampiran tersendiri)

IX. TINDAKAN LEBIH LANJUT


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………… (Bila perlu dibuat lampiran tersendiri)

X. HAL-HAL LAIN YANG PERLU DILAPORKAN


Jumlah jam kerja/hari : …………………………………… jam
Jumlah jam orang yang hilang : …………………………………… jam orang

Mengetahui : ……tmp……, …tgl… …bln… …th…


Kepala Kantor Pegawai Pengawas
Departemen Tenaga Kerja

(_________________) (_________________)
Data korban
A1 = Jml Korban Laki-laki
A2 = Jml Korban Perempuan
A3 = Umur

A3.1 = krg 10 th
A3.2 = 11 s/d 20 th
A3.3 = 21 s/d 30 th
A3.4 = 31 s/d 40 th
A3.5 = 41 s/d 50 th
A3.6 = diatas 50 th

Akibat Kecelakaan
A4 = Jml Korban Mati
A5 = Jml korban yg luka berat
A6 = jml korban yg luka ringan
Bagian Tubuh Yang Cidera

A7 = Kepala
A8 = Mata
A9 = Telinga
A10 = Badan
A11 = Lengan
A12 = Tangan
A13 = Jari Tangan
A14 = Paha
A15 = Kaki
A16 = Jari Kaki
A17 = Organ Tubuh Bagian Dalam
1. Kondisi yang berbahaya

D1 = Pengaman yang tidak sempurna


D2 = Peralatan/bhn yang tidak sempurna
D3 = Kecacatan ketidak sempurnaan/kondisi atau
keadaan yang tidak semestinya
D4 = Pengaturan, prosedur yang tidak aman
D5 = Penerangan yang tidak sempurna
D6 = Ventilasi tidak sempurna
D7 = Iklim kerja yang tidak aman
D8 = Tekanan udara yg tdk aman tinggi/rendah
D9 = Getaran yang berbahaya
D10 = Bising (suara melebihi NAB)
D11 = Pakaian, perlengkapan yang tidak aman
D12 = Lain-lain (bergerak/berputar terlalu cepat)
2. Tindakan yang berbahaya

E1 = Melakukan pekerjaan tanpa wewenang lupa mengamankan


memberi tanda/peringatan
E2 = Bekerja dengan cepat
E3 = Membuat alat pengaman tidak berfungsi (melepaskan,
mengubah)
E4 = Memakai peralatan yg tidak aman
E5 = Memuat, membongkar, menempatkan, mencampur,
menggabungkan dsb dgn tidak aman
E6 = Mengambil posisi/sikap tubuh yg tdk aman
E7 = Bekerja pd proyek yg berputar/berbahaya (membersihkan,
mengatur, memberi pelumas)
E8 = Mengalihkan perhatian, menggangu,sembrono, dan
mengagetkan.
E9 = Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan
E10 = Lain-lain
SUMBER BAHAYA

B1 = Mesin B10 = Peralatan Listrik


B2 = Penggerak Mula & Pompa B11 = Bahan Kimia
B3 = Lift B12 = Debu Berbahaya
B4 = Pesawat Angkat B13 = Radiasi Bahan Radio Aktif
B5 = Conveyor B14 = Faktor Lingkungan
B6 = Pesawat Angkut B15 = Bhn Mudah Terbakar & Benda Panas
B7 = Alat Transmisi Mekanik B16 = Binatang
B8 = Perkakas Kerja Tangan B17 = Permukaan Kondisi Kerja
B9 = Pesawat Uap & Bejana B18 = Lain-lain
Lampiran III : PERATURAN MENTERI
NOMOR : 03/MEN/1998
TANGGAL : 26 Pebruari 1998
LAPORAN PEMERIKSAAN DAN PENGKAJIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
KANDEP TENAGA KERJA : ……………… NO. : ………
KANWIL DEPNAKER : …………….. KLUI : ………

I. DATA UMUM :
A. Identitas Perusahaan
1. Nama Perusahaan : PT. Tanpa Usaha
2. Alamat Perusahaan : Jl. Kecil No. 1 Jkt (12510)
3. Nama Pengurus : Pulan
4. Alamat Pengurus : Jl. Lingkar No. 2 C. Lain-lain
Jkt (12510) 1. P2K3/Ahli K3 : Ada/Tidak*
2. KKB/PP : Ada/Tidak*
B. Informasi PAK 3. Program Jamsostek : Ada/Tidak*
1. Tmp, Tgl, Jam Kec : Jl. Kecil No. 1 Jkt (12510) 4. Unit Kerja SPSI : Ada/Tidak*
2. Sumber Laporan : Kanti (Satpam Prsh), telpon 5. Jml TK : 2000 org
3. Tgl Diterima Laporan : 10 Maret 2003 6. Asuransi lainnya : Jiwasraya
4. Tgl Pemeriksaan : 13 Maret 2003
5. Atasan Langsung Korban : Antik
6. Saksi-saksi : Kun, Mar, Won
Lampiran III : PER MEN NO. 03/MEN/1998
II. DATA KORBAN

A. Identitas
Kode A
1. Nama : ……………………
2. Nip : ……………………
3. Jenis Kelamin : ……………………
4. Jabatan : ……………………
5. Unit/Bagian Kerja : ……………………
6. Lama Bekerja : ……………………
B. Riwayat Pekerjaan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………… (Bila perlu dibuat lampiran tersendiri)
C. Riwayat Penyakit
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………… (Bila perlu dibuat lampiran tersendiri)

D. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja


a. Dilakukan / tdk dilakukan *)
b. Kelalaian yang ditemukan
E. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
a. Dilakukan / tdk dilakukan *)
b. Kelalaian yang ditemukan
Lampiran III : PER MEN NO. 03/MEN/1998

F. Pemeriksaan Kesehatan Sekarang


Kelalaian Yang Ditemukan
1. Keluhan Penderita : ……………………
2. Mental : ……………………
3. Fisik : ……………………
4. Laboratorium : ……………………
5. ECG : ……………………
6. Rontgen : ……………………
7. Patologi Anatomi : ……………………

G. Pemeriksaan Tambahan/Biologi Monitoring


(Pengukuran kadar bhn kimia penyebab sakit di dlm tubuh TK misalnya kadar dlm
urin, darah, dsb, dan hasil tes/pemeriksaan fungsi organ tubuh tertentu akibat
pengaruh bhn kimia tsb misalnya tes fungsi paru-paru, dsb)

III. FAKTA YANG DIDAPAT


Hasil riksa LK dan cara kerja
1. Faktor LK yg dpt mempengaruhi thdp sakit penderita :
 Faktor Fisik : ………………………..
 Faktor Kimia : ………………………..
 Faktor Biologi : ………………………..
 Faktor Psikososial : ………………………..
Lampiran III : PER MEN NO. 03/MEN/1998

2. Faktor cara kerja yg dpt mempengaruhi thdp sakit penderita :


 Peralatan Kerja : ………………………..
 Proses Produksi : ………………………..
 Ergonomi : ………………………..
3. Upaya Pengendalian
 Alat Pelindung Diri : ………………………..
 Ventilasi : ………………………..
 Dll : ………………………..

IV. KESIMPULAN
Penderita / TK tsb diatas menderita PAK :
Diagnosis :

V. CACAT AKIBAT KERJA


PAK tsb diatas menimbulkan/tdk menimbulkan :
a. Cacat fisik/mental *) :
b. Kehilangan kemampuan kerja :
VI. TINDAKAN LEBIH LANJUT

Mengetahui : ……tmp……, …tgl… …bln… …th…


Kepala Kantor Pegawai Pengawas
Departemen Tenaga Kerja

(_________________) (_________________)
Pengertian
1. Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yg tidak dikehendaki
dan tdk diduga semula yg menimpa tenaga kerja dan orang
lain ditempat kerja
2. Penyakit akibat kerja ialah penyakit yg diidap oleh tenaga
kerja dan orang lain yg disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja
3. Kejadian berbahaya lain (near misses) ialah suatu kejadian yg
potensial yg dpt menyebabkan kecelakaan kerja
4. Analisa Kecelakaan Kerja ialah hasil pengkajian terhadap
suatu kecelakaan dan atau gabungan kecelakaan yg
dilakukan utk menemukan sebab utama kecelakaan sehingga
dpt diberikan syarat –syarat perbaikan agar kejadian
kecelakaan yg sejenis tdk terulang kembali, sekaligus dpt
ditetapkan subyek hukum yg bertanggung jawab terhadap
kecelakaan tsb

ts@utps-k3
Pemeriksaan Kecelakaan
 Kantor Depnaker akan memerintahkan Peg. Pengawas utk
melakukan pemeriksaan & pengkajian kec sesuai per-uu-an
ketenagakerjaan
 Menggunakan formulir lap pemeriksaan & pengkajian yi
lamp II utk Kec Kerja, lamp III utk PAK, lamp IV utk
peledakan, kebakaran & bahaya pemb limbah serta lamp V
utk bahaya lainnya
 Kepala Kandepnaker pada setiap bulannya menyusun analisis
lap kecelakaan dgn menggunakan formulir sesuai lamp VI
dan meneruskan ke kantor wilayah
 Tujuan pengkajian serta analisis statistik kec adalah utk
mengetahui angka FR & SR guna penetapan kebijakan lbh
lanjut
 Kantor wilayah akan membuat analisis dgn menggunakan
lamp VII dan mengirimkan ke pusat
 Pusat akan menyusun analisis lap FR & SR kec tkt nasional
ts@utps-k3
Memuat tentang kejadian kec dikaitkan dgn sektor
industri yaitu :
• Jumlah Kec
• Jumlah Korban ( Laki-laki atau Perempuan)
• Umur korban
 kurang dr 10 thn
 antara 11 s/d 20 thn
 antara 21 s/d 30 thn
-
 antara 31 s/d 40 thn
 antara 41 s/d 50 thn Reward Discipline
 lebih dari 51 thn

• Akibat (Mngl, Luka Berat atau Luka Ringan)


• Keterangan Cidera/bagian tubuh yg cidera
* Kepala * Mata
* Telinga * Badan
* Lengan * Tangan
* Jari tangan * Paha
* Kaki * Jari kaki
* Organ tubuh bagian dalam
• Sumber Kecelakaan / Cidera (18) yaitu benda /
- keadaan yg berhubungan langsung sbg penyebab
kecelakaan
• Type/Corak Kecelakaan (10) yaitu cara kontak dr
korban dgn sumber cidera atau proses gerakan
• Kondisi yang berbahaya (12)
• Tindakan yang berbahaya (10)
• Jumlah jam orang yg hilang pada kec
• Jumlah kerugian material
• Tingkat Keparahan (Severity Rate-SR)
• Tingkat Kekerapan (Frequency Rate-FR)

-
Tingkat Kekerapan Cidera :
Jumlah kecelakaan yang tercatat x 1.000.000

Jumlah jam kerja

Tingkat Keparahan Cidera :

Jumlah hari kerja yang hilang x 1.000.000

Jumlah jam kerja


Tingkat Kekerapan Kerusakan
Properti:

Jumlah kasus yang terjadi x 1.000.000

Jumlah jam kerja

Tingkat Keparahan Kerusakan


Properti:
Nilai kerugian x 1.000.000

Jumlah jam kerja


Konversi Hari Kerja Hilang karena Cacat Anatomis atau Cacat
Fungsi dan Kematian Akibat Kecelakaan Kerja

A. Untuk Kerugian Dari Anggota Badan Karena Cacat Tetap atau Menurut
Ilmu Bedah
1. Tangan dan Jari-jari
Amputasi seluruh Jari-jari (hari)
atau sebagian dari
tulang Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking
Ruas ujung 300 100 75 60 50
Ruas tengah - 200 150 120 100
Ruas pangkal 600 400 300 240 200
Telapak (antara jari-
jari dan pergelangan) 900 600 500 450 -

Tangan sampai pergelangan 3000


2. Kaki dan Jari-jari
Jari-jari lainnya
Amputasi seluruh atau sebagian dari tulang Ibu Jari (hari)
(hari)
Ruas ujung 150 35
Ruas tengah - 75
Ruas pangkal 300 150

Telapak (antara jari-jari dan pergelangan) 600 350

Kaki sampai pergelangan 3000

3. Lengan

Tiap bagian dari pergelangan sampai siku 3600 hari


Tiap bagian dari atas siku sampai sambungan bahu 4500 hari
4. Tungkai
Tiap bagian di atas mata kaki sampai lutut 3000 hari
Tiap bagian di atas lutut sampai pangkal paha 4500 hari
B. Kehilangan Fungsi
Satu mata 1800 hari

Kedua mata dalam satu kasus kecelakaan 6000 hari

Satu telinga 600 hari


Kedua telinga dalam satu kasus kecelakaan 3000 hari

C. Lumpuh Total dan Mati


Lumpuh total yang menetap 6000 hari
Mati 6000 hari

Catatan : Untuk setiap luka ringan dengan tidak ada amputasi tulang kerugian
hari kerja adalah sebesar jumlah hari sesungguhnya selama si korban
tidak mampu bekerja.
INVESTIGASI

• INVESTIGASI MERUPAKAN BAGIAN YANG PENTING


DARI PENCEGAHAN KECELAKAAN
• IDENTIFIKASI DARI SUATU KASUS KECELAKAAN
DAPAT MEMBANTU PENCEGAHAN TERHADAP
KECELAKAAN YANG SEJENIS
• INVESTIGASI DAPAT JUGA MENIMBULKAN HASIL
YANG TIDAK SESUAI JIKA HASILNYA TIDAK
DISEBAR LUASKAN DAN DIDISKUSIKAN DENGAN
PENGAWAS LINI ATAU PIMPINAN UNIT
Penyelidikan Kecelakaan
Dilaksanakan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut :

Siapa yang mendapat luka / kecelakaan


Kapan kecelakaan terjadi
Dimana kecelakaan terjadi
(on the job atau off the job)
Apa yang terjadi & apa faktor-faktor
pendukungnya
Kenapa kecelakaan itu terjadi (kronologis)

Hasilnya
Tindakan perbaikan
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
 STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt
kemajuan pelak K3
 INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
 RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt
kemajuan bid K3 sesuai perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
 PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas
pengetahuan & ketrampilan K3 bagi TK
 PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3,
bukan melalui penerapan & pemaksaan
melalui sanksi-sanksi
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
 ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3
 PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA
• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
KOMPENSASI KECELAKAAN
Dasar Hukum :
1. UU No. 3 Tahun 1992 ttg Jamsostek
2. PP No. 14 Tahun 1993 ttg Penyel. Program
Jamsostek
3. Permen No. 01/Men/1981
4. Permen No. 04/Men/1993
5. Permen No 05/Men/1993
6. Permen No. 01/Men/1998
7. Permen No. 03/Men/1998
8. Permen No 150/Men/1999
TUJUAN UU NO. 3 TAHUN 1992

1. MEMBERIKAN KETENANGAN KERJA


2. MENJAMIN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA
DAN KELUARGANYA
3. MEMPUNYAI DAMPAK POSITIF TERHADAP
USAHA PENINGKATAN DISIPLIN DAN
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
KOMPENSASI KECELAKAAN

Besarnya Jaminan Kecelakaan Kerja


• STMB 4 bln 100 % x upah sebulan, 4 bln kedua 75 % x
upah sebulan dan bulan seterusnya 50 % x upah sebulan
• Cacad sebagian utk selama-lamanya dibayarkan sekaligus dgn
besarnya % sesuai tabel x 70 bln upah
• Cacad total utk selama-lamanya dibayarkan sekaligus dgn
besarnya 70 % x 70 bln upah
• Cacd kekurangan fungsi dibayarkan sekaligus dgn besarnya
santunan % berkurangnya fungsi x % sesuai tabel x 70 bln
upah
• Santunan kematian dibayarkan sekaligus sebesar 60 % x 70
bln upah, sekurang-kurangnya sebesar Jaminan Kematian
(Rp. 5 jt) + biaya pemakaman sebesar Rp. 1.000.000,-
KOMPENSASI KECELAKAAN

Pengobatan dan Perawatan sesuai dgn biaya yg


dikeluarkan :
• Dokter
• Obat
• Operasi
• Rontgen, Laboratorium
• Perawatan Puskesmas, RSU Klas I
• Gigi
• Mata
• Jasa tabib/sinshe/tradisional yg telah mendpt ijin resmi dr
instansi yg berwenang
Persentase Santunan Cacat Tetap Sebagian dan Cacat Lain-lainnya

%x
Macam Cacad Tetap Sebagian
Upah
1. Lengan kanan dr sendi bahu ke bwh 40
2. Lengan kiri dr sendi bahu ke bwh 35
3. Lengan kanan dr atau dr atas siku ke bwh 35
4. Lengan kiri dr atau dr atas siku ke bwh 30
5. Tangan kanan dr atau dr atas pergelangan ke bwh 32
6. Tangan kiri dr atau dr atas pergelangan ke bwh 28
7. Kedua belah kaki dr pangkal paha ke bwh 70
8. Sebelah kaki dr pangkal paha ke bwh 35
9. Kedua belah kaki dr mata kaki ke bwh 50
10.Sebelah kaki dr mata kaki ke bwh 25
11.Kedua belah mata 70
12.Sebelah mata atau diplopia pd penglihatan dekat 35
Macam Cacad Tetap Sebagian % x Upah
13. Pendengaran pd kedua belah telinga 40
14. Pendengaran pd sebelah telinga 20
15. Ibu jari tangan kanan 15
16. Ibu jari tangan kiri 12
17. Telunjuk tangan kanan 9
18. Telunjuk tangan kiri 7
19. Salah satu jari lain tangan kanan 4
20. Salah satu jari lain tangan kiri 3
21. Ruas pertama telunjuk kanan 4,5
22. Ruas pertama telunjuk kiri 3,5
23. Ruas pertama jari lain tangan kanan 2
24. Ruas pertama jari lain tangan kiri 1,5
25. Salah satu ibu jari kaki 5
26. Salah satu jari telunjuk kaki 3
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian
Upah
27. Salah satu jari kaki lain 2
28. Terkelupasnya kulit kepala 10-30
29. Impotensi 30
30. Kaki memendek sebelah : Kurang dr 5 cm 10
5 – 7,5 cm 20
7,5 atau lebih 30
31. Penurunan daya dengar kedua belah telinga stp 10 Db. 6
32. Penurunan daya dengar sebelah telinga stp 10 Db. 3
33. Kehilangan daun telinga sebelah 5
34. Kehilangan kedua belah daun telinga 10
35. Cacad hilangnya cuping hidup 30
36. Perforasi sekat rongga hidung 15
37. Kehilangan daya penciuman 10
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian
Upah
38. Hilangnya kemampuan kerja phisik
50% – 70% 40
25% – 50% 20
10% – 25% 5
39. Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70
40. Kehilangan sebgn fungsi penglihatan stp kehilangan
efisiensi tajam penglihatan 10% 7
41. Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda,
maka efisiensi penglihatan binokuler dgn rumus
kehilangan eff penglihatan (3 x % eff penglihatan
terbaik) + % eff penglht terburuk. Setiap kehilangan
eff tajam penglihatan 10% 7
42. Kehilangan penglihatan warna 10
43. Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 7
PERMEN TK.02/MEN/80 TENTANG
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
DALAM PENYELENGGARAAN KETENAGA KERJAAN

PEMERIKSAAN AWAL (SEBELUM KERJA):


 KONDISI KESEHATAN PRIMA
 TAK ADA PENYAKIT MENULAR
 FIT
 K3 YBS DAN TK LAIN
PEMERIKSAAN BERKALA ( 1 TAHUN SEKALI ):
 DETEKSI DINI PEROBAHAN – DIKENDALIKAN
 TINDAK LANJUT
PEMERIKSAAN KHUSUS
KEWAJIBAN PENGURUS:
 PEKERJAAN/T.K TERTENTU – DUGAAN
 PERAWATAN > 2 MINGGU
 RENTAN
 PERMEN TK RI NO. PER 02/MEN/80 (lanjutan)
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA DLM.
PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA
PENGURUS MEMBUAT RENCANA DAN PELAPORAN
LAPORAN < 2 BULAN
UNIT DI DLM/DILUAR PERSH

 PERMEN NAKER RI NO.PER.01/MEN/76


WAJIB LATIHAN HIPERKES BAGI DOKTER
PERUSAHAAN
 PERMEN TK RI NO. PER. 01/MEN/81
KEWAJIBAN MELAPOR P.A.K
HASIL PEMERIKSAAN KES
2 x 24 JAM
KEPRES 22/93 – 31 MACAM
(PENY.YANG TIMBUL KARENA HUB. KERJA
PENY.AKIBAT KERJA)
 KEPMEN TK. KEP : 333/MEN/1989
DIAGNOSIS DAN PELAPORAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA
PERMEN MENAKERTANS NO 03/MEN/1982 TTG

PELAYANAN KESEHATAN KERJA


 USAHA-USAHA PREVENTIF / KURATIF
 OLEH DOKTER (MEN I/70)
 KEWAJIBAN PENGURUS
 PENYELENGGARAAN (SENDIRI-KOLEKTIF)
 PENYELENGGARAAN :
 Σ TENAGA KERJA
 RESIKO BAHAYA

SYARAT
a. > 500 TK : KLINIK, FULL TIME
b. 200 – 500 : KLINIK, SEKALI / 2 HARI
BAHAYA TINGGI : - a.
c. 100 – 200 : KLINIK, SEKALI / 3 HARI
BAHAYA, TINGGI : - b.
d. < 100 TK : - KOLEKTIF
- SENDIRI
KEP.PRES 22/1993
 PENYAKIT AKIBAT KERJA

 PENGERTIAN :
 AKIBAT PEKERJAAN
 SELAMA KERJA
 KAITAN DNG ISTIRAHAT/WAKTU KERJA
 BIASANYA KRONIS
 TAK MENULAR/MENULAR

 KEP.PRES 22/1993
 31 KELOMPOK PENYAKIT AKIBAT KERJA
 PP 14/1993 TTG JAMSOSTEK
TERDIRI DARI:
• PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA
• PROGRAM JAMINAN KEMATIAN
• PROGRAM JAMINAN HARI TUA
• PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

 KEPMEN TK NO KEP 187/1999 TTG


PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT
KERJA (bahan dasar,1/2 jadi, hasil utama )
• PENYEDIAAN DAN PENYAMPAIAN MSDS & LABEL
• PENETAPAN POTENSI BAHAYA
• KEWAJIBAN PENGURUS DAN PENGUSAHA
• PENUNJUKAN PETUGAS K3 KIMIA DAN AHLI K3 KIMIA
PMPerburuhan 7 tahun 1964
Sanitasi dan penerangan

 MENGHINDARKAN POTENSI BAHAYA


KECELAKAAN KERJA DAN PAK
 KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
 PENERANGAN MEMENUHI STANDAR
 FAKTOR KIMIA
 FAKTOR FISIKA

PERMEN NAKER 05/1996 TENTANG SMK3


•Penerapan SMK3
•Audit SMK3
KIMIA KESELAMATAN
pengantar

• berbagai bahan kimia yang digunakan di laboratorium penelitian dari Institute,


masing-masing dengan bahaya yang melekat sendiri.

• Pemahaman tentang potensi bahaya dan tindakan pencegahan yang diperlukan dalam
penanganan bahan kimia adalah kepentingan utama dalam mencegah paparan bahan
kimia dan kecelakaan.
Rute masuk

Rute utama masuknya bahan kimia ke dalam tubuh manusia adalah:

• Inhalasi ke paru-paru.

• Penyerapan melalui kulit membran / luka di kulit.

• Proses menelan melalui mulut ke dalam sistem pencernaan.


corrosives

• Contoh umum adalah asam sulfat, asam nitrat, kalium


hidroksida (kaustik kalium), natrium hidroksida (soda
kaustik), brom dan fenol.

• zat korosif menyebabkan luka bakar yang merusak pada jaringan


dengan tindakan kimia di lokasi kontak.

• efek korosif juga dapat terjadi pada saluran pernapasan dalam kasus
inhalasi dan di saluran pencernaan dalam kasus menelan.
oksidan

• Contoh umum termasuk hidrogen peroksida, asam nitrat,


asam perklorat, asam sulfat, klorat, kromat, nitrat,
peroksida, permanganates dan pikrat.

• Oksidan adalah bahan kimia yang terurai mudah dalam kondisi tertentu untuk
menghasilkan oksigen.

• Mereka dapat menyebabkan kebakaran untuk membakar keras.

• Oksidan tidak harus disimpan dengan mudah terbakar.


flammables

• zat yang mudah terbakar adalah mereka yang mudah


terbakar dan terbakar di udara.

• Uap dilepaskan dari cairan yang mudah terbakar adalah bahaya


kebakaran umum di laboratorium.

• Tingkat bahaya yang berhubungan dengan cairan yang mudah terbakar


tergantung pada flash point, batas mudah terbakar dan suhu pengapian.
bahan kimia berpotensi meledak

• Bahan kimia ketika mengalami panas, dampak, atau gesekan,


mengalami perubahan kimiawi yang cepat, berkembang volume
besar gas yang menyebabkan peningkatan mendadak tekanan.

• Panas, cahaya, shock mekanik dan tertentu katalis dapat memulai


reaksi ledakan.

• Mengejutkan zat yang membahayakan termasuk acetylides, azides,


nitrogen triiodida, nitrat organik, senyawa nitro, garam perklorat dan
peroksida organik.
bahan kimia berpotensi meledak

• asam perklorat , Jika dibiarkan kering pada kayu atau bahan yang mudah

terbakar lainnya, akan meledak dan menyebabkan kebakaran pada

dampak atau gesekan.

• asam pikrat dan pikrat diledakkan oleh panas dan


dampaknya.

• eter yang telah berusia dan dikeringkan untuk kristal sangat tidak stabil dan
berpotensi meledak.
bahan kimia beracun

• bahan kimia beracun menghasilkan efek merugikan atau


mematikan pada kontak dengan sel-sel tubuh karena sifat
kimianya.

• Efek racun tergantung pada tingkat paparan dan toksisitas


melekat bahan kimia yang.

• Tingkat paparan ditentukan oleh dosis, durasi dan frekuensi


paparan dan rute eksposur.
bahan kimia beracun

• efek racun dari bahan kimia yang mungkin terjadi setelah


tunggal (akut) paparan atau jangka panjang paparan berulang
(kronis).

• Contoh racun akut sodiumcyanide, natrium azida dan dimetil


merkuri .

• Bensol adalah contoh dari racun kronis yang dapat menyebabkan kerusakan
setelah berulang atau panjang paparan jangka.
Jenis racun - Target organ / jaringan - contoh

• Neurotoksin (sistem saraf) - merkuri (logam, anorganik dan


organik), xylene, karbon disulfida, n-heksana, trichloroethylene.

• Hematotoxins (darah) - karbon monoksida, nitrat senyawa


amina aromatik.

• Hepatotoxins (liver) - kloroform, dinitrobenzene

• Nefrotoksin (ginjal) - kadmium, merkuri, karbon tetraklorida

• Dermatotoxins (kulit) - Pelarut organik


bahan kimia piroforik

• Oksidasi cepat dari bahan kimia piroforik oleh oksigen atau


uap air di udara menyebabkan senyawa yang menyala secara
spontan.

Contoh: butil litium.


Air bahan kimia reaktif

• Bahan kimia ini bereaksi ketika mereka datang dalam kontak dengan kelembaban
atau air.

• Contohnya termasuk lithium, natrium, kalium, aluminium bromida,


kalsium oksida, sulfur trioksida dan fosfor pentaklorida.
Pengurutan bahan kimia

• Selalu memesan kuantitas terkecil yang mungkin kimia. Hal ini akan
mengurangi bahaya dan limbah kimia.

• Memahami sifat berbahaya dari bahan kimia yang akan dibeli.

• Bila memungkinkan, membeli bahan kimia yang kurang berbahaya.


Penerimaan bahan kimia

• paket diterima harus diperiksa untuk memastikan bahwa


kontainer berada dalam kondisi baik.

• Rincian bahan kimia baru harus dimasukkan dalam persediaan laboratorium dan
disimpan dalam suatu area tertentu.

• Tanggal penerimaan dan tanggal penggunaan pertama harus dicatat pada


botol peroksida membentuk bahan kimia.
Penerimaan bahan kimia

• Pastikan bahwa Lembar Data


Keselamatan Bahan (MSDS)
diperoleh dengan bahan kimia dan
sudah tersedia untuk referensi.
Penyimpanan bahan kimia

• Saham massal harus disimpan di gedung yang terpisah.

• Sebuah tumpahan atau kebakaran yang melibatkan kontainer besar akan sulit untuk

mengatasi bila dibandingkan dengan yang melibatkan botol kecil.

• Bahan kimia harus tidak ditempatkan tanpa pandang bulu di rak penyimpanan.
Mereka harus dikelompokkan berdasarkan kompatibilitasnya.
Penyimpanan bahan kimia

• bahan kimia yang terpisah dalam kelompok-kelompok yang kompatibel dan toko
abjad dalam kelompok kompatibel.
Penyimpanan bahan kimia

• Dalam hal terjadi kerusakan tidak disengaja atau aktivitas seismik, bahan kimia
yang tidak kompatibel yang disimpan di dekat dapat mencampur untuk memulai api,
asap berbahaya atau ledakan.
Penyimpanan bahan kimia

Kelompok kimia berikut harus dipisahkan dengan menyimpan mereka di berbagai


lemari / rak atau dengan menyediakan penahanan sekunder (nampan).

• Oksidan, termasuk peroksida


• asam
• basa
• bahan yang mudah terbakar
• racun reproduksi
• karsinogen

Setiap incompatibles dalam kelompok di atas harus disimpan secara terpisah.


Penyimpanan bahan kimia

• Untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh melampaui batas tidak menyimpan bahan

kimia di rak-rak yang lebih tinggi dari 1,5 meter (dari tingkat lantai).

• Memperbaiki rak ke dinding untuk mencegah kejatuhannya.


Penyimpanan bahan kimia

• Menyimpan botol lebih berat atau lebih besar pada rak yang lebih rendah.

• Menyimpan bahan kimia yang mudah terbakar di lemari keselamatan yang


disetujui.

• Harus ada tempat penyimpanan tetap untuk setiap bahan kimia dan sama
harus dikembalikan ke lokasi setelah digunakan.
Penyimpanan bahan kimia

• bahan kimia beracun atau bau-bauan harus disimpan dalam lemari


berventilasi.
Penyimpanan bahan kimia

• Bahan kimia tidak boleh terkena panas atau sinar matahari langsung.

• Panas dan sinar matahari dapat menurunkan bahan kimia, memburuk wadah
penyimpanan dan label.
Penyimpanan bahan kimia

• Bahan kimia harus tidak disimpan di lokasi di mana mereka dapat


menjatuhkan.
Penyimpanan bahan kimia

• penjaga pelek harus tetap di tepi rak untuk mencegah botol dari
jatuh.
Penyimpanan bahan kimia

• bahan kimia yang mudah terbakar tidak boleh disimpan di puncak bangku.

• Setelah digunakan mereka harus segera dipindahkan ke kabinet


keamanan.

• pelarut yang mudah terbakar tidak boleh dibiarkan terbuka dalam wadah atau gelas.

• Sama harus disimpan dan ditangani jauh dari sumber api dan oksidan.
Penyimpanan bahan kimia

• bahan kimia yang mudah terbakar tidak boleh


disimpan dalam lemari es domestik.

• Uap dapat bocor keluar dari botol dan


membentuk campuran udara dan uap yang
mudah terbakar.

• Bohlam atau termostat dapat menjadi sumber


pengapian.

• bahan kimia yang mudah terbakar harus


disimpan hanya dalam intrinsik aman lemari es
tujuan lab.
Penanganan bahan kimia

• Bench puncak tidak boleh digunakan sebagai tempat penyimpanan untuk mencegah kekacauan.
Simpan hanya botol kimia yang untuk segera digunakan di puncak bangku.

• Semua botol kimia harus tertutup rapat setelah digunakan dan tidak boleh
ditempatkan di tepi bangku atau rak dari mana mereka bisa jatuh.
Penanganan bahan kimia

rumus kimia atau bentuk pendek tidak boleh digunakan untuk botol
pelabelan kimia.

Label harus menyertakan nama lengkap bahan kimia, pictogram bahaya dan
deskripsi singkat tentang bahaya dan tindakan pencegahan yang harus diambil.
Penanganan bahan kimia

• Ini tidak akan mungkin untuk mengidentifikasi bahan


kimia dalam kasus tumpahan atau badan kontak
karena pelabelan yang tidak memadai.

• Usang label harus segera diganti


dengan yang baru. botol kimia
unlabelled dapat membuat kesulitan
pada saat pembuangan botol kimia.
Penanganan bahan kimia

Bahan kimia harus tidak disimpan dalam botol air minum.


Penanganan bahan kimia

pengangkutan bahan kimia

• Gunakan penahanan sekunder ketika


mengangkut bahan kimia.

• Ketika mengangkut beberapa kontainer,


gunakan gerobak dengan
melekat sisi rel dan nampan dengan ketentuan untuk tumpahan penahanan.

• operator botol harus digunakan saat bergerak wadah tunggal.


persediaan kimia

Persediaan bahan kimia yang disimpan harus diperiksa setidaknya setiap tahun.

cek persediaan tahunan membantu dalam banyak cara:


• Hal ini memastikan bahwa bahan kimia yang dipisahkan menurut kompatibilitasnya.

• Membuang bahan kimia kadaluarsa dan membantu untuk menghemat ruang.


• Membantu untuk cepat menemukan bahan kimia.
• Tanggal berakhirnya peroksida dapat dipantau.
• Membantu untuk mengidentifikasi botol dengan usang label atau mereka yang bocor.
tumpahan bahan kimia

Peralatan berikut ini harus dipertahankan di


laboratorium untuk menangani tumpahan
bahan kimia:

• tumpahan bahan kimia kit


• Alat pelindung diri,
misalnya, respirator cartridge kimia.
• Sendok dan dustpans
• pasir kering
tumpahan bahan kimia

Tindakan-tindakan berikut harus diambil dalam hal tumpahan bahan


kimia.

• Mengevakuasi personil non-esensial dari daerah.


• Ventilasi di area dengan membuka jendela.
• Jika bahan yang tumpah mudah terbakar, memadamkan semua api terbuka. Jangan
mengoperasikan switch listrik di dekat tumpahan.
• Hindari menghirup uap dari bahan tumpah.
• Gunakan alat pelindung diri.
• Pastikan bahwa ada jalan keluar dekat.
• Gunakan tumpahan penahanan kit untuk membersihkan tumpahan.
Tindakan pengamanan

• Jangan bekerja sendirian di laboratorium


terutama ketika melakukan prosedur
berbahaya.

• Jangan melakukan eksperimen yang


tidak sah.

• Rencanakan prosedur yang tepat


dan posisi semua peralatan sebelum
memulai percobaan apapun.
Tindakan pengamanan

• Memakai alat yang tepat pribadi pelindung, celemek laboratorium atau


mantel, kacamata keselamatan dan kaki tertutup sepatu setiap saat di
laboratorium.

• Pakailah sarung tangan yang sesuai saat menangani bahan kimia. Memeriksa semua sarung

tangan untuk cacat sebelum penggunaan.


Tindakan pengamanan

• Mengetahui lokasi peralatan darurat.

• Menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan


orang lain di laboratorium.

• Membuat orang lain di laboratorium mengetahui adanya


bahaya spesifik yang terkait dengan pekerjaan Anda.
Tindakan pengamanan

• Ketika memanaskan tabung reaksi atau peralatan lainnya, tidak pernah menunjuk ke arah diri

sendiri atau orang lain.

• Pastikan bahwa gelas telah didinginkan sebelum menyentuhnya.

• Encer asam pekat dan basa dengan perlahan-lahan menuangkan asam atau basa
ke dalam air sambil diaduk.

• Menjaga area kerja bersih dan rapi. Mempertahankan rumah tangga yang baik
membantu untuk mencegah kecelakaan.
Tindakan pengamanan

• peralatan laboratorium harus diperiksa secara teratur dan dilayani


sesuai rekomendasi produsen.
Tindakan pengamanan

• mantel Store, tas dan barang-barang pribadi lainnya di suatu area tertentu, bukan pada
puncak bangku.

• Jauhkan laci dan lemari tertutup saat tidak digunakan.

• Tidak pernah panas bahan mudah terbakar dengan api terbuka. Gunakan air mandi.
tindakan darurat

• Semua percikan kimia pada kulit harus segera memerah di bawah air
mengalir.

• pakaian yang terkontaminasi harus dibuang sementara pembilasan tubuh.


Flushing harus dilanjutkan selama minimal 15 menit.
tindakan darurat

• Mata harus segera memerah dengan jumlah berlebihan air selama


minimal 15 menit.

• Dalam kasus terjadi kontak dengan

asam fluorida, menerapkan 2,5% kalsium


glukonat gel pada kulit setelah disiram
bagian yang sakit dengan air.

Merujuk lembar data keselamatan untuk


informasi lebih lanjut.
Pembuangan bahan kimia

• Laboratorium harus memelihara berlabel Guci / kaleng untuk mengumpulkan


bahan-bahan kimia yang dikeluarkan.

• Perawatan harus diambil untuk mencegah pencampuran bahan kimia yang tidak

kompatibel saat mentransfer bahan kimia dibelanjakan.

• Harus ada minimal 2 ruang kepala inci di atas permukaan cairan


dalam wadah kimia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai