NIM : 1804015304
Kelas : 6F
Mata Kuliah : Metode Penelitian
Dosen Pengampu : Ibu Siska
RINGKASAN
Latar belakang :
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit serius kronis yang terjadi ketika
pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat
menggunakan insulin secara efektif. (World Health Organization 2016).
Prevalensi DM berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) mencapai
10,9%; prevalensi toleransi glukosa terganggu (TGT) mencapai 30,8% dan prevalensi
glukosa darah puasa terganggu (GDPT) mencapai 26,3%.
Tujuan : Adapun tujuan penelitian ini yaitu bagaimanakah hubungan tingkat kepatuhan
minum obat terhadap tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di RSUD
Budhi Asih Jakarta Timur.
Hipotesis : Ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kontrol gula darah pada
pasien diabetes mellitus di RSUD Budhi Asih Jakarta Timur.
Metode Penelitian :
Desain Penelitian : Metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional
Populasi : Semua pasien diabetes mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD Budhi Asih
Jakarta Timur periode April – Juni 2021
Sampel : Semua pasien diabetes mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD Budhi Asih
Jakarta Timur periode April-Juni 2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
Latar Belakang : Kulit putih semangka mengandung sitrulin yang merupakan suatu
antioksidan dan bermanfaat bagi kesehatan. Kulit putih semangka dapat digunakan sebagai
bahan campuran masker wajah karena memiliki banyak kegunaan. Masker clay memiliki
keunggulan dapat mengurangi jumlah minyak, mudah diaplikasikan dan waktu kering
lebih cepat. Penggunaan mineral clay pada masker adalah 10 – 40 %
Permasalahan : Apakah pengaruh penggunaan bentonit sebagai basis terhadap sifat fisik
masker clay ekstrak kulit putih semangka (Citrullus lanatus Schard)?
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh penggunaan bentonit sebagai basis terhadap sifat
fisik masker clay ekstrak kulit putih semangka.
Hipotesis : Penggunaan bentonit sebagai basis dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan
masker clay ekstrak kulit putih semangka (Citrullus lanatus Schard).
Evaluasi Masker :
Uji Organoleptis : Masker diamati secara visual penampilan fisiknya meliputi bentuk,
warna dan bau (Fauziah 2018).
Uji Homogenitas : Masker dioleskan diatas objek glass, lalu arahkan ke cahaya. Hasil tdk
boleh adanya butiran kasar yg terlihat (Fauziah 2018).
Pengujian pH : 1g sediaan masker dilarutkan dg aquadest, lalu elektroda yg telah
dikalibrasi dicelupkan ke dim larutan masker (Fauziah 2018)
Uji Daya Sebar : 1g sediaan masker diletakkan di cawan petri, dimana bagian atasnya
dibebani dg anak timbangan 1g, 2g dan 5g. Masing-masing diberi rentang 1-2 menit, lalu
ukur diameter penyebaran pd setiap penambahan beban (Fauziah 2018).
Uji Viskositas & Sifat Alir : Sampel dimasukkan ke dim beaker glass, lalu viskositas
diukur menggunakan viskometer Brookfield dengan menggunakan spindle dan kecepatan
yang sesuai. Data viskositas di catat dan ditentukan sifat alinya.
Latar belakang : Masker clay digunakan untuk mengabsorpsi kelebihan sebum dan
penghilang sumbatan pada pori-pori . Kulit putih semangka (Citrullus lanatus Schrad)
mengandung zat-zat yang berguna bagi kesehatan kulit yaitu sitrulin, antioksidan alami.
Pada pembuatan masker clay dibutuhkan bahan dasar yang akan digunakan salah satunya
adalah kaolin. Konsentrasi kaolin pada formulasi masker clay ialah 10-40%. Kenaikan
penggunaan kaolin yang semakin tinggi maka viskositas masker akan
meningkat.Berdasarkan penelitian Ndruru K (2018), bawasanya ekstrak kulit semangka
dapat difomulasikan sebagai bahan sediaan pembuatan masker wajah dengan baik pada
konsentrasi 3% dan tidak menyebabkan iritasi atau efek samping lainnya dengan pH
berkisar 6,5. Berdasarkan penjelasan tersebut, pada penelitian ini digunakan kaolin dengan
konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25%, 30% dan zat aktif ekstrak kulit putih semangka
(Citrullus lanatus Schrad) dengan konsentrasi 3%.
Permasalahan : Apakah pengaruh penggunaan kaolin sebagai basis terhadap sifat fisik
sediaan masker clay ekstrak kulit putih semangka (Citrullus lanatus Schrad)?
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh penggunaan kaolin sebagai basis terhadap sifat fisik
masker clay ekstrak kulit putih semangka (Citrullus lanatus Schrad).
Hipotesis : Penggunaa kaolin sebagai basis dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan
masker clay ekstrak kulit putih semangka(Citrullus lanatus Schrad).
Evaluasi :
UJI Organoleptis Sediaan : Uji organoleptis dilakukan dengan cara pengamatan terhadap
karakteristik bau, warna dan konsistensi dari sediaan masker clay (Fauziah Dw 2018).
Uji Homogenitas : Sediaan masker clay dioleskan secara merata diatas kaca transparan,
kaca tersebut diarahkan ke cahaya, Setelah itu hasil dilihat dari permukaan kaca bahwa
sediaan tidak boleh adanya terlihat butiran kasar (Fauziah Dw 2018).
Uji pH : Masukkan 1 gram sediiaan ke dalam pot obat dan dilarutkan air suling. Kemudian
elektroda yang telah dikalibrasi menggunakan larutan dapar ph 4 dan pH 7 siap untuk
dicelupkan kewadah sampai menunjukkan hasil pH sediaan (Fauziah Dw 2018).
Uji Daya Sebar : Letakkan 1 gram sediaan diatas kaca arloji lalu dibebani dengan anak
timbangan 1 gram, 2 gram dan 5 gram. Pada masing-masing rentang waktu selama 1-2
menit, diukur diameter penyebaran pada setiap penambahan beban (Fauziah Dw 2018).
Uji Viskositas : Siapkan sediaan didalam beaker glass. Kemudian diukur viskositasnya
menggunakan viskometer Brookflied, pada spindel dengan kecepatan yang disesuaikan.