Anda di halaman 1dari 7

Nama : Diah Alya Nur’aini

NIM : 1804015304
Kelas : 6F
Mata Kuliah : Metode Penelitian
Dosen Pengampu : Ibu Siska

RINGKASAN

1. Nama Penyaji : Nur Sabila Bleszinky


Judul : HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP
KONTROL GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RS
BUDHI ASIH JAKARTA TIMUR

Latar belakang :
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit serius kronis yang terjadi ketika
pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat
menggunakan insulin secara efektif. (World Health Organization 2016).
Prevalensi DM berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) mencapai
10,9%; prevalensi toleransi glukosa terganggu (TGT) mencapai 30,8% dan prevalensi
glukosa darah puasa terganggu (GDPT) mencapai 26,3%.

Permasalahan : Bagaimanakah hubungan tingkat kepatuhan minum obat terhadap tingkat


kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di RSUD Budhi Asih Jakarta Timur?

Tujuan : Adapun tujuan penelitian ini yaitu bagaimanakah hubungan tingkat kepatuhan
minum obat terhadap tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di RSUD
Budhi Asih Jakarta Timur.

Kriteria inklusi dan eksklusi :


Inklusi:
1. Laki-laki dan perempuan yang berusia >18 tahun.
2. Terdiagnosis oleh dokter menderita diabetes melitus tipe 2
3. Pasien DM tipe 2 yang menggunakan obat antidiabetes oral dalam waktu minimal 2
bulan sebelumnya atau lebih
4. Bersedia mengikuti penelitian
5. Mampu berkomunikasi
Eksklusi:
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Pasien dengan komplikasi
2. Pasien hamil
3. Pasien buta fisik, tuli, bisu, gangguan jiwa

Teknik pengambilan : Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik


purpose sampling atau non probability sampling. Purpose sampling merupakan teknik
pengambilan sampel yang peneliti inginkan yaitu sampel yang sesuai dengan kriteria
inklusi. Penggumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner MMAS-8 yang akan
diberikan kepada responden. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang
kemudian akan diolah dan dianalisis secara univariat dengan distribusi frekuensi dan
bivariat pada uji Spearman rank (Spearman Rho).

Instrumen : instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa kuisioner


MMAS-8 (The 8-Item Medication Adherence Scale) dan data rekam medis. Kuisioner
berupa pasien DM tentang kepatuhan pasien minum obat Anti Diabetes oral.

Hipotesis : Ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kontrol gula darah pada
pasien diabetes mellitus di RSUD Budhi Asih Jakarta Timur.

Metode Penelitian :
Desain Penelitian : Metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional
Populasi : Semua pasien diabetes mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD Budhi Asih
Jakarta Timur periode April – Juni 2021
Sampel : Semua pasien diabetes mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD Budhi Asih
Jakarta Timur periode April-Juni 2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

2. Nama Penyaji : Reza Gitta Deviyolanda


Judul : PENGARUH PENGGUNAAN BENTONIT SEBAGAI BASIS TERHADAP
SIFAT FISIK MASKER CLAY EKSTRAK KULIT PUTIH SEMANGKA (Citrullus
lanatus Schard)

Latar Belakang : Kulit putih semangka mengandung sitrulin yang merupakan suatu
antioksidan dan bermanfaat bagi kesehatan. Kulit putih semangka dapat digunakan sebagai
bahan campuran masker wajah karena memiliki banyak kegunaan. Masker clay memiliki
keunggulan dapat mengurangi jumlah minyak, mudah diaplikasikan dan waktu kering
lebih cepat. Penggunaan mineral clay pada masker adalah 10 – 40 %

Permasalahan : Apakah pengaruh penggunaan bentonit sebagai basis terhadap sifat fisik
masker clay ekstrak kulit putih semangka (Citrullus lanatus Schard)?

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh penggunaan bentonit sebagai basis terhadap sifat
fisik masker clay ekstrak kulit putih semangka.

Hipotesis : Penggunaan bentonit sebagai basis dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan
masker clay ekstrak kulit putih semangka (Citrullus lanatus Schard).

Metode Penelitian (hewan, dosis, alat utama, bahan, dll) :


Alat : Timbangan Analitik, plat KLT, erlenmeyer, gelas ukur, oven, beaker glass, ayakan
mesh no.100, alu dan lumpang, objek glass, pipet, kaca arloji, pH meter dan viskometer
Brookfield.
Bahan : Ekstrak kulit putih semangka (Citrullus lanatus Schard), Standar Sitrulin,
bentonit, xanthan gum, nipagin, propilenglikol, sodium lauril sulfat, TEA, aquadest,
butanol, asam asetat dan ninhidrin 0,2%.

Rancangan Formula Masker Clay :

Bahan F1% F2% F3% F4% F5% Fungsi


Ekstrak Kulit Putih 3 3 3 3 3 Zat Aktif
Semangka
Bentonit 10 15 20 25 30 Mineral Clay
Xhantan Gum 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 Pengental
Propilenglikol 7 7 7 7 7 Pembasah
Sodium Lauril 2 2 2 2 2 Zat Pembersih
Sulfat
Tea 2 2 2 2 2 Penyangga Ph
Metil Parabe 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 Pengawet
Metiair Suling Ad Ad Ad Ad Ad 100 Pelarut
100 100 100 100

Evaluasi Masker :
Uji Organoleptis : Masker diamati secara visual penampilan fisiknya meliputi bentuk,
warna dan bau (Fauziah 2018).
Uji Homogenitas : Masker dioleskan diatas objek glass, lalu arahkan ke cahaya. Hasil tdk
boleh adanya butiran kasar yg terlihat (Fauziah 2018).
Pengujian pH : 1g sediaan masker dilarutkan dg aquadest, lalu elektroda yg telah
dikalibrasi dicelupkan ke dim larutan masker (Fauziah 2018)
Uji Daya Sebar : 1g sediaan masker diletakkan di cawan petri, dimana bagian atasnya
dibebani dg anak timbangan 1g, 2g dan 5g. Masing-masing diberi rentang 1-2 menit, lalu
ukur diameter penyebaran pd setiap penambahan beban (Fauziah 2018).
Uji Viskositas & Sifat Alir : Sampel dimasukkan ke dim beaker glass, lalu viskositas
diukur menggunakan viskometer Brookfield dengan menggunakan spindle dan kecepatan
yang sesuai. Data viskositas di catat dan ditentukan sifat alinya.

Pembuatan Masker Clay :

1. Siapkan alat dan timbang bahan-bahan yg diperlukan


2. Mesh no.100 Ayak bentonit
3. Bentonit + air panas > diamkan 24 jam, lalu (+) Propilenglikol, aduk ad homogen
(Basis I)
4. Xanthan gum + Aquadest digerus cepat ad seluruh xanthan gum melarut
5. SLS + Aquadest
6. Nipagin + air
7. Campurkan Basis I, xanthan gum, SLS dan nipagin >> gerus ad homogen
8. (+) TEA untuk mencapai pH yang diinginkan >> gerus ad homogen
9. Ekstrak Kulit Putih Semangka (+) Ekstrak kulit putih semangka, gerus ad terbentuk
pasta homogen. (+) sisa aquadest, aduk.
10. Masukkan wadah >> Evaluasi masker
3. Nama Penyaji : Shifa

Judul : PENGARUH PEMBUATAN KAOLIN SEBAGAI BASIS TERHADAP SIFAT


FISIK MASKER CLAY EKSTRAK KULIT PUTIH

Latar belakang : Masker clay digunakan untuk mengabsorpsi kelebihan sebum dan
penghilang sumbatan pada pori-pori . Kulit putih semangka (Citrullus lanatus Schrad)
mengandung zat-zat yang berguna bagi kesehatan kulit yaitu sitrulin, antioksidan alami.
Pada pembuatan masker clay dibutuhkan bahan dasar yang akan digunakan salah satunya
adalah kaolin. Konsentrasi kaolin pada formulasi masker clay ialah 10-40%. Kenaikan
penggunaan kaolin yang semakin tinggi maka viskositas masker akan
meningkat.Berdasarkan penelitian Ndruru K (2018), bawasanya ekstrak kulit semangka
dapat difomulasikan sebagai bahan sediaan pembuatan masker wajah dengan baik pada
konsentrasi 3% dan tidak menyebabkan iritasi atau efek samping lainnya dengan pH
berkisar 6,5. Berdasarkan penjelasan tersebut, pada penelitian ini digunakan kaolin dengan
konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25%, 30% dan zat aktif ekstrak kulit putih semangka
(Citrullus lanatus Schrad) dengan konsentrasi 3%.

Permasalahan : Apakah pengaruh penggunaan kaolin sebagai basis terhadap sifat fisik
sediaan masker clay ekstrak kulit putih semangka (Citrullus lanatus Schrad)?

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh penggunaan kaolin sebagai basis terhadap sifat fisik
masker clay ekstrak kulit putih semangka (Citrullus lanatus Schrad).

Hipotesis : Penggunaa kaolin sebagai basis dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan
masker clay ekstrak kulit putih semangka(Citrullus lanatus Schrad).

Metode Penelitian (hewan, dosis, alat utama, bahan, dll) :


Metodologi Penelitian
Tempat : Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisika, Laboratorium Kimia
Terpadu Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Jakarta Timur.
Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi: Timbangan Analitik (OHAUS),
pipet, cawan porselen, erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass, alu dan lumpang, kaca arloji,
objek glass, plat KLT, oven, pH (LaMotte), viskometer Brookflied dan wadah .
Bahan : Bahan yang digunakan adalah ekstrak kulit putih semangka (Citrullus lanatus
Schrad) dan larutarn standar sitrulin, kaolin, xantan gum, propilenglikol, sodium lauril
sulfat, TEA, metil paraben, air suling, butanol, asam asetat, larutan ninhidrin 0,2%, etanol.
Waktu : Penelitian dilakukan dari bulan Desember 2020-Juli 2021

Rancangan Formula Masker Clay :

Bahan F1% F2% F3% F4% F5% Fungsi


Ekstrak Kulit Putih 3 3 3 3 3 Zat Aktif
Semangka
Bentonit 10 15 20 25 30 Mineral Clay
Xhantan Gum 1 1 1 1 1 Pengental
Propilenglikol 7 7 7 7 7 Pembasah
Sodium Lauril 2 2 2 2 2 Zat Pembersih
Sulfat
Tea 2 2 2 2 2 Penyangga Ph
Metil Parabe 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 Pengawet
Metiair Suling Ad Ad Ad Ad Ad 100 Pelarut
100 100 100 100

Evaluasi :
UJI Organoleptis Sediaan : Uji organoleptis dilakukan dengan cara pengamatan terhadap
karakteristik bau, warna dan konsistensi dari sediaan masker clay (Fauziah Dw 2018).
Uji Homogenitas : Sediaan masker clay dioleskan secara merata diatas kaca transparan,
kaca tersebut diarahkan ke cahaya, Setelah itu hasil dilihat dari permukaan kaca bahwa
sediaan tidak boleh adanya terlihat butiran kasar (Fauziah Dw 2018).
Uji pH : Masukkan 1 gram sediiaan ke dalam pot obat dan dilarutkan air suling. Kemudian
elektroda yang telah dikalibrasi menggunakan larutan dapar ph 4 dan pH 7 siap untuk
dicelupkan kewadah sampai menunjukkan hasil pH sediaan (Fauziah Dw 2018).
Uji Daya Sebar : Letakkan 1 gram sediaan diatas kaca arloji lalu dibebani dengan anak
timbangan 1 gram, 2 gram dan 5 gram. Pada masing-masing rentang waktu selama 1-2
menit, diukur diameter penyebaran pada setiap penambahan beban (Fauziah Dw 2018).
Uji Viskositas : Siapkan sediaan didalam beaker glass. Kemudian diukur viskositasnya
menggunakan viskometer Brookflied, pada spindel dengan kecepatan yang disesuaikan.

Pembuatan Masker Clay :


1. Siapkan alat dan bahan
2. Kaolin diayak dengan ayakan no.100.
3. Timbang bahan- bahan yang diperlukan
4. Kaolin + propilenglikol (basis 1).
5. Larutkan xanthan
6. gum + air gerus cepat ad seluruh xantan gum melarut
7. Larutkan sodium lauril sulfat + air didalam cawan
8. Larutkan nipagin + air
9. Campurkan basis 1 + xantan gum+ SLS + nipagin gerus ad homogen
10. Tambahkan TEA untuk mencapai pH yang diinginkan gerus ad homogen
11. Masukkan ekstrak kulit putih semangka gerus ad terbentuk pasta + sisa air gerus ad
homogen
12. Masukkan kedalam wadah tertutup dan lakukan uji evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai