Anda di halaman 1dari 22

Integrasi Ilmu dalam Kehidupan

Masyarakat

Oleh: Amirullah, MA.


(Kepala Devisi Integrasi Ilmu dan Pengembangan Tradisi Pemikiran LPP AIK UHAMKA)
Definisi Masyarakat
• Istilah masyarakat berasal dari akar kata bahasa Arab,
yakni syaraka yang berarti ikut serta atau berpartisipasi.
Kata Koentjaraningrat (1990:143), pada praktiknya, kata
masyarakat ini yang paling lazim dipakai untuk menyebut
kesatuan-kesatuan hidup manusia.
• Oleh karena itu, masyarakat dapat didefinisikan sebagai
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan
yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama
(Koentjaraningrat, 1990:146).
Istilah Masyarakat dalam Islam
Menurut Quraish Shihab (1996:319), ada beberapa kata yang digunakan
oleh Alquran untuk menunjuk istilah masyarakat atau kumpulan
manusia, antara lain qawm, ummah, syu’ub, dan qabail. (lihat al-
hujurat:13)
• Syu’ub (bangsa) adalah masyarakat yang menjadi cabang dari
masyarakat lainnya.
• Qabail (suku) adalah sekumpulan individu manusia yang memilih
tujuan dan kiblat yang satu dalam hidup mereka.
• qawm (kaum) adalah kelompok yang dibangun atas dasar
menegakkan individu dengan berserikat, bersatu dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan (Nanih Machendrawaty, 2001:7).
• Adapun untuk menunjuk masyarakat yang disatukan oleh agama,
maka istilah yang dianggap cocok adalah //ummah// (umat). Karena
umat sering diartikan para penganut atau pengikut suatu agama
(Machendrawaty, 2001:7).
Unsur Masyarakat
Secara sosiologis masyarakat itu setidaknya
memiliki empat unsur pokok. Yakni:
• manusia yang hidup bersama
• bercampur untuk waktu yang cukup lama
• mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu
kesatuan
• mereka merupakan suatu sistem hidup bersama
yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono
Soekanto, 2001:26).
SYARAT TERWUJUDNYA
INTEGRASI SOSIAL
Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat terwujudnya
integrasi sosial adalah sebagai berikut.
• Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi
kebutuhan-kebutuhan di antara mereka. Hal itu berarti kebutuhan
fisik dan sosial mereka dapat terpenuhi oleh sistem sosial.
Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut menyebabkan setiap
anggota masyarakat saling menjaga keterikatan antara satu dengan
yang lainnya.
• Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama
mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan
pedoman dalam hal-hal yang dilarang menurut kebudayaan.
• Norma-norma dan nilai sosial itü berlaku cukup lama, tidak mudah
berubah, dan dijalankan secara konsisten oleh seluruh anggota
masyarakat.
DUA ALASAN MENGAPA INTEGRASI DALAM
KEHIDUPAN SOSIAL ADALAH KENISCAYAAN

1. Alasan Keindonesiaan
2. Alasan Keagamaan/ajaran Islam
Pertama: Alasan Keindonesiaan
• Sebagaimana fakta yang kita ketahui, kita adalah bangsa yang
multikultural.
- 17.480 buah pulau,
- 1.340 suku bangsa,
- Jumlah kepercayaan dan tradisi 7.894
- 6 Agama yang di dalamnya memiliki keragaman pemahaman
- 617 bahasa daerah di Indonesia
• Adanya keragaman seperti ini jika tidak disikapi dengan
kedewasaan dan kebijaksanaan kita sebagai warga bangsa, dapat
menjadi sumber konflik dan perpecahan serius.
• Karena itu Harga sebuah kerukunan bagi masyarakat plural dan
heterogen seperti Indonesia sangatlah mahal
Kedua: Alasan Perintah Ajaran Islam

Realitas
Sunnatullah

Prinsip
Toleransi

Prinsip Adil Beragama


kepada antara sikap
sesama eksklusif dan
manusia Inklusif
Prinsip Pertama: Keberagaman
Sunatullah

َ َ َ َ َّ
ُ‫• يَأيُّ َها ٱلناسُ ِإنا َخلقُنَكم ِمن ذكرُ َوأنثىُ َو َجعَلنَكم‬ َّ َ َٰٓ
ُ‫ٱّلل أَتقَىكم‬
َُِّ ‫عن َُد‬ُِ ُ‫ن أَك َر َمكم‬
َُّ ‫ارفُ َٰٓواُ ِإ‬
َ َ‫ل ِلتَع‬ َُ ‫شعوبٗ ا َوقَبَا َٰٓ ِئ‬
ُ‫ع ِليمُ َخ ِبير‬ َ ‫ٱّلل‬ َُّ ‫ِإ‬
ََُّ ‫ن‬
• 13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. al-Hujurat: 13)
‫ل َمن‬ُُّ ‫ض‬
ِ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ك‬
ِ َ ‫ل‬ ‫و‬
َ ٗ
ُ
‫ة‬ ‫د‬
َ ‫ح‬ِ ‫و‬ ُ
‫ة‬ٗ
َ ‫ٱّلل لَ َجعَلَكمُ أ َّم‬
َُّ ‫شا َٰٓ َُء‬َ ُ‫• َولَو‬
ُ‫ع َّما كنتم‬
َ ‫ن‬ َُّ ‫ۡٔل‬ ُ‍ ‫شآَٰءُ َُولَت‬
َ َ‫شآَٰءُ َويَه ِدي َمن ي‬ َ َ‫ي‬
َُ ‫تَع َمل‬
‫ون‬
• 93. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia
menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah
menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan
ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.
(Qs. An-Nahl: 93)
Prinsip Kedua: Adil kepada sesama
manusia, meskipun diluar agamanya

ُ‫ّلل ش َه َُدآَٰ َُء ِبٱل ِقۡ ِطُ َو َل‬


َُِّ ِ ‫ين‬َُ ‫ين َءا َمنواُ كونواُ قَ َّو ِم‬ َُ ‫• َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّ ِذ‬
‫وا ٱع ِدلواُ ه َُو‬ ُ ‫ل تَعُ ِدل‬ َُّ َ ‫ى أ‬ َُٰٓ َ‫عل‬
َ ُ‫ش‍ُنَٔ َٔانُ قَوم‬ َ ُ‫يَج ِر َمنَّكم‬
َُ ‫ٱّلل َخ ِبيرُ ِب َما تَع َمل‬
‫ون‬ ََُّ ‫ن‬ َّ ُ‫أَق َربُ ِللتَّق َوىُ َوٱتَّقوا‬
َُّ ‫ٱّللَُ ِإ‬
• 8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena
Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Qs. al-Maidah: 8)
Prinsip Ketiga: Prinsip Toleransi

ِٓ َّ ‫وت َوي ۡؤ ِم ٓن بِٱ‬
‫ّلل‬ ِٓ ‫ّي ٱ ٓلر ۡشدٓ ِم َٓن ٱلۡغ د َِٓي فَ َمن يَ ۡكفٓ ۡرٓ بِٱ َّلط َّٰ غ‬ ِٓ ‫َٓل ا إ ۡك َرإَٓه ِ ٓف ٱ د ِل‬
َٓ َّ ‫ين قَد ت َّ َب‬
ٓ‫ّلل َ َِسيعٓ عَ ِلي‬ ٓ َّ ‫فَ َق ِ ِٓد ٱ ۡس َت ۡم َس َكٓ بِٱلۡع ۡر َوِٓة ٱلۡوثۡ َقىٓ َٓل ٱن ِف َصا َٓم لَهَآ َوٱ‬
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Qs. Al-
Baqarah: 256)
ٓ ِ ‫ك َ أل ا َم َٓن َمن ِ ٓف ٱ ۡ أٓل ۡر‬
ٓ‫ض ُكه ۡٓم َ َِجي ًعآ أٱفَٓٱأنتَٓ ت ۡك ِرهٓ ٱلنَّ َاس‬ َٓ ‫َولَ ۡٓو َشا آَء َرب‬
َٓ ‫ّت يَكونوإٓ م ۡؤ ِم ِن‬
‫ّي‬ ٓ َّ ‫َح‬
• 99. Dan jikalau Tuhanmu menghendaki,
tentulah beriman semua orang yang di
mukabumi seluruhnya. Maka apakah kamu
(hendak) memaksa manusia supaya mereka
menjadi orang-orang yang beriman
semuanya? (Qs. Yunus: 99)
‫شا َٰٓ َُء فَليؤُ ِمن َو َمن‬َ ‫ق ِمن َّر ِبك ُم فَ َمن‬ ُُّ ‫ل ٱل َح‬ ُِ ‫• َوق‬
َُ ‫َارا أ َ َحا‬
ُ‫ط ِب ِهم‬ ً ‫ن‬ ‫ين‬
ُ
َ ‫م‬
ِ ‫ل‬
ِ َّ
‫لظ‬ ‫ل‬
ِ ‫َا‬ ‫ن‬ ‫د‬َ ‫ت‬ ‫ع‬َ ‫شا َٰٓ َُء فَليَكفرُ ِإنَّاُ َٰٓ ُأ‬َ
ُ‫ۡ َرا ِدق َها‬
• 29. Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya
dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa
yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya
Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. (Qs.
Al-Qahfi [18]: 29)
Diantara makna Laa ikraha fiddin

Ayat laa ikraha fiddin memberi jaminan kepada seluruh


manusia perihal kebebasan menganut kepercayaan dan
keyakinan yang dipercayainya. Hikmah luhur dibalik
kebebasan ini adalah: Pertama, Allah Swt. Ingin
memuliakan dan menghormati kehendak, pikiran dan
perasaan manusia. Kedua, Allah swt menghendaki agar
setiap orang merasakan kedamaian. Ketiga, Allah Swt.
Menghendaki (ingin disembah dengan tulus)
Piagam Madinah Dokumen Pertama/Modern
tentang Integrasi Sosial
• Piagam Madinah ini terdiri dari 47 point penting. Misalnya:
- pada point 2 disebutkan: “Mereka adalah satu komunitas (ummah) dengan
mengenyampingkan semua manusia”;
- Pasal 39: “Yatsrib akan menjadi tempat suci bagi orang-orang yang
menyepakati dokumen ini”;
- Pasal 44: “Pihak yang bertikai bertanggungjawab untuk membantu pihak
lain melawan serangan apapun terhadap Yatsrib”;
- Pasal 45 a: “Jika mereka diminta untuk membuat perdamaian atau
menegakkannya, mereka harus melakukan itu; dan jika mereka menuntut
hal serupa terhadap orang-orang beriman, mereka juga harus
melakukannya, kecuali apabila dalam situasi pertempuran demi agama.”

Yatsrib atau Madinah, adalah negara milik bersama, baik penduduk asli
maupun pendatang. Karenanya, Robert N. Bellah, sosiolog lulusan Harvard
University, Amerika Serikat, tak canggung menilai Piagam Madinah sebagai
konstitusi pertama dan termodern yang pernah dibuat di zamannya.
Memahami Piagam Madinah dalam
Konteks Integrasi Sosial
• Diantara isi dari piagam Madinah ini di antaranya:
• Pertama, kaum Muslimin dari kalangan Quraisy dan Yatsrib (Madinah), juga
siapa pun yang mengikuti dan berjihad bersama mereka, adalah satu umat.
• Kedua, semua muslim, meskipun berbeda suku, sama-sama harus membayar
‘aql (sejumlah uang tebusan yang harus dibayarkan karena yang
bersangkutan melakukan pembunuhan atau melukai orang lain) dan menebus
para tawanan mereka dengan cara yang makruf dan adil di antara kalangan
orang-orang mukmin.
• Ketiga, sesungguhnya orang-orang mukmin tidak meninggalkan
(mengabaikan) seseorang yang menanggung utang di antara mereka untuk
memberinya uang tebusan atau aql.
• Keempat, sesungguhnya orang-orang mukmin yang bertakwa harus melawan
orang-orang yang melampaui batas atau melakukan kejahatan besar berupa
kezaliman, dosa, permusuhan, atau kerusakan di antara kaum Mukminin
sendiri, walaupun ia adalah anak salah seorang di antara mereka.
Lanjut
• Kelima, seorang mukmin tidak boleh membunuh mukmin yang lain demi membela
orang kafir. Seorang mukmin juga tidak boleh membantu orang kafir untuk
menyerang sesama mukmin.
• Keenam, sesungguhnya kata damai bagi kaum Mukminin adalah satu. Seorang
mukmin tidak boleh berdamai tanpa orang mukmin yang lain, dalam berperang di
jalan Allah, kecuali jika dilakukan atas kesetaraan dan keadilan antara mereka.
• Ketujuh, dzimmah Allah adalah satu. Dia melindungi mukmin yang lemah. Orang
mukmin adalah wali bagi mukmin yang lainnya di hadapan seluruh umat manusia.
• Kedelapan, seorang mukmin yang telah mengikrarkan piagam ini, juga beriman
kepada Allah dan hari Akhir, tidak dihalalkan membantu atau melindungi seorang
pendosa. Siapa saja yang membantu atau melindungi seorang pendosa, pada hari
kiamat ia dilaknat dan dimurkai Allah. Tidak ada tebusan yang dapat
membebaskannya dari laknat dan murka-Nya.
• Kesembilan, orang-orang Yahudi harus mengeluarkan belanja bersama orang-orang
mukmin selama mereka masih dalam kondisi perang.
Lanjut
• Kesepuluh, orang-orang Yahudi Bani ‘Auf adalah satu umat dengan orang-
orang mukmin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum Muslimin
agama mereka. Kecuali orang yang melakukan perbuatan aniaya dan
durhaka. Orang semacam ini hanya menghancurkan diri dan keluarganya
sendiri.
• Kesebelas, orang-orang Yahudi berkewajiban menanggung nafkah mereka
sendiri, dan kaum Muslimin pun berkewajiban menanggung nafkah mereka
sendiri. Di antara mereka harus ada tolong-menolong dalam menghadapi
siapa pun yang hendak menyerang pihak yang mengadakan perjanjian ini.
• Kedua belas, jika di antara orang-orang yang mengakui perjanjian ini terjadi
perselisihan yang dikhawatirkan menimbulkan kerusakan, perkara itu
dikembalikan kepada Allah dan Muhammad Rasulullah.
• Ketiga belas, siapa pun yang tinggal di dalam kota Madinah ini,
keselamatannya tetap terjamin, kecuali yang berbuat kezaliman dan
melakukan kejahatan.
• Keempat belas, sesungguhnya Allah melindungi apa yang tercantum di
dalam Piagam ini. Sesungguhnya Allah melindungi siapa pun yang berbuat
kebaikan dan bertakwa.
Pluralitas Sosial Masyarakat
Madinah

Negara Madinah berasal dari tiga golongan penduduk.


• Pertama, kaum Muslim yang terdiri atas kaum Muhajirin
dan Anshar. Mereka adalah kelompok mayoritas.
• Kedua, kaum musyrik, yaitu orang-orang yang berasal
dari suku Aus dan Khazraj yang belum masuk Islam.
Kelompok ini merupakan golongan minoritas.
• Ketiga adalah kaum Yahudi yang berasal dari tiga
kelompok. Satu kelompok tinggal di dalam kota Madinah,
yaitu Bani Qainuqa. Dua kelompok lainnya tinggal di luar
kota Madinah, yaitu Bani Nadhir dan Bani Quraizhah.
Konstitusi Madinah dan
Masyarakat Ideal
Melalui Piagam Madinah yang oleh sejarawan mutakhir
disebut sebagai Konstitusi Madinah—Rasulullah SAW
berupaya memperkenalkan konsep negara ideal yang
diwarnai dengan:
• wawasan keterbukaan
• partisipasi
• kebebasan (terutama di bidang agama serta ekonomi) dan
• tanggung jawab sosial-politik secara bersama.

#Piagam Madinah adalah contoh model integrasi sosial


dalam Islam
Closing: 4 Macam Ukhuwah
dalam Islam
1. Ukhuwwah 'ubudiyyah atau saudara kesemakhlukan dan
kesetundukan kepada Allah.
2. Ukhuwwah insaniyyah (basyariyyah) dalam arti seluruh
umat manusia adalah bersaudara, karena mereka semua
berasal dari seorang ayah dan ibu. Rasulullah Saw. juga
menekankan lewat sabda beliau, “Jadilah kalian hamba Allah
yang bersaudara. Hamba-hamba Allah semuanya
bersaudara.”
3. Ukhuwwah wathaniyyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan
dalam keturunan dan kebangsaan.
4. Ukhuwwah fi din Al-Islam, persaudaraan antar sesama
Muslim. Rasulullah Saw. bersabda, “Kalian adalah sahabat-
sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang
sesudah (wafat)-ku.” (M. Quraish Shihab)

Anda mungkin juga menyukai