Oleh
Kelas :B
KUPANG
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan judul “Diabetes Melitus pada Sistem Tubuh”
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
1.1 LatarBelakang............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................4
2.1 Definisi............................................................................................4
2.2 Model Penularan DBD..................................................................4
2.3 Ciri-Ciri Nyamuk DBD..................................................................5
2.4 Gejala dan Tanda...........................................................................6
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................8
3.1 Surveilans DBD...............................................................................8
3.2 Riwayat Alamiah Penyakit............................................................8
3.3 Diagnosis..........................................................................................9
3.4 Pencegahan......................................................................................9
3.5Pengobatan.....................................................................................11
BAB IV PENUTUP.............................................................................13
4.1 Kesimpulan...................................................................................13
4.2 Saran..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakan
Surveilans epidemiologi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam
mendukung pengendalian dan penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak
menular, tanpa terkecuali pada kegiatan penanggulangan penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD).
Demam Berdarah Dengue atau yang lebih dikenal dengan DBD merupakan salah
satu jenis penyakit akut. Penderita DBD jika tidak segara mendapatkan pertolongan akan
dapat menyebabkan kematian. Kasus DBD di Indonesia masih menjadi perhatian utama
mengingat angka penderita ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selain
itu, masih banyak warga yang menganggap DBD merupakan penyakit sepele sehingga
sering dianggap remeh.
Virus Dengue di temukan di daerah tropis dan subtropis kebanyakan di wilayah perkotaan
dan pinggiran kota di dunia ini (Kemenkes RI, 2018). Penyakit DBD pertama kali di kenal di Filipina
pada tahun 1953. Sindromnya secara etiologis berhubungan dengan virus dengue ketika serotipe 2,3
dan 4 diisolasi dari pasien di Filipina pada tahun 1956, 2 tahun kemudian virus dengue dari berbagai
tipe diisolasi dari pasien selama epidemik di Bangkok, Thailand. Selama tiga dekade berikutnya,
demam berdarah ditemukan di Kamboja, Cina, India, Indonesia,Laos, Malaysia, Maldives, Myanmar,
Singapura, Sri Lanka, Vietnam, dan beberapa negara kepulauan Pasifik (WHO, 1999)
Sebelum Tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD
menjadi penyakit endemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika,
Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DBD.
Kasus di seluruh Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat melebihi1,2 Juta pada tahun 2008 dan
lebih dari 3,2 juta pada tahun 2015 ( WHO, 2015).
Baru-baru ini jumlah kasus yang dilaporkan terus meningkat. Pada Tahun 2015, 2,35 juta
kasus demam berdarah dilaporkan di Amerika, di mana 10.200 kasus didiagnosis menderita demam
berdarah parah yang menyebabkan 1.181 kematian. Pada tahun 2018, demam berdarah juga di
laporkan di Bangladesh, Kamboja, India, Myanmar, Malaysia, Pakistan, Filipina, Thailand, dan Yaman.
Diperkirakan 500.000 orang terkena demam berdarah berat memerlukan rawat inap setiap tahun,
dengan perkiraan 2,5% kasus kematian setiap tahunnya. Secara umum, terjadi penurunan kasus
kematian sebesar 28% yang tercatat antara tahun 2010 dan 2016 dengan peningkatan yang
signifikan dalam manajemen kasus melalui peningkatan kapasitas di negara tersebut (WHO, 2018).
Sedangkan kasus DBD di Indonesia pertama kali di temukan di Surabaya pada tahun 1986
dengan jumlah kasus sebanyak 58 penduduk. Hingga pada tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah
provinsi dan kota yang endemis DBD, dari dua kota dan provinsi menjadi 32 provinsi dan 382 kota
dengan jumlah kasus 158.912 penduduk (Kemenkes RI dalam Divy dkk, 2018). Indonesia tahun 2013
mencatat angka insiden (AI) sebesar 45,85% per 100.000 penduduk atau 13.031 kasus.