Anda di halaman 1dari 7

Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No.

1_Juli 2017
Aji Prasetyo

PERAN UANG DALAM SISTEM MONETER ISLAM


Aji Prasetyo
Email: aji.estiga@gmail.com
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Abstrak
Uang sebagai alat tukar banyak menghilangkan kesulitan yang terdapat dalam sistem
barter. Barter hanya bisa dilakukan oleh dua belah pihak yang sama-sama
membutuhkan barang yang ditukarkan. Namun, dengan adanya uang sebagai alat
tukar yang diakui seluruh masyarakat, maka dapat menjadi alat tukar untuk berbagai
keperluan oleh banyak pihak. Islam memandang uang hanyalah sebagai alat tukar,
bukan komoditas atau barang dagangan. Uang adalah flow concept, karenanya
harus selalu berputar dalam perekonomian. Islam tidak mengenal konsep time value
of money sebagaimana dikenal dalam konsep uang konvensional. Dalam konsep
ekonomi Islam selanjutnya, uang dikatakan milik masyarakat (money is public
goods). Karena sebagai milik umum, maka uang harus dapat digunakan masyarakat
tanpa ada hambatan dari orang lain. Sistem moneter dalam ekonomi Islam harus
mendukung terhadap fungsi uang sebagai alat tukar dan menghindarkan dari
terjadinya penumpukan uang. Sistem moneter pada dasarnya merupakan bagian dari
kebijakan ekonomi makro suatu negara dengan usaha mengendalikan keadaan
ekonomi makro agar dapat berjalan secara baik melalui pengaturan jumlah uang
beredar.
Kata Kunci: Uang, Sistem Moneter, Ekonomi Islam

PENDAHULUAN dijadikan sebagai sebuah komoditas,


Pada perkembangan sejarahnya, sehingga uang bisa diperjualbelikan
lahirnya uang dilatarbelakangi oleh layaknya sebagai suatu komoditas. Sedang
sulitnya sistem double coincedence of want dalam konsep keuangan modern yang
yang ada di masyarakat. Untuk diajarkan oleh kaum Kapitalis dan Sosialis,
mengatasinya, maka masyarakat uang menjadi obyek perdagangan
menciptakan alat tukar berupa uang. (Takiddin, 2014).
Sebagai alat tukar, peranan uang sangat Perdagangan uang merupakan
menentukan kegiatan perekonomian. instrumen penting dalam sistem
Dengan adanya uang, orang tidak harus perekonomian. Inilah yang menjadi
mencari pembeli yang mau menukarkan perdebatan dalam sistem ekonomi Islam,
barang yang ia punya dengan yang ia apakah peran uang dalam sistem moneter
butuhkan. Dengan digunakannya uang, suatu negara dapat dikembangkan sebagai
penjual hanya perlu menukarkan obyek perdagangan. Sedangkan dalam
barangnya dengan uang dan selanjutnya ia Islam sendiri sangat tidak diperbolehkan
bisa menggunakan uang tersebut untuk jual beli uang. Sebagaimana menurut
membeli barang yang dibutuhkan yang Monzer Kahf, memberikan gambaran
dijual orang lain (Nawawi, 2013: 25). mengenai uang dan otoritas moneter.
Pada awalnya, fungsi uang Dimana uang sebagai media barter yang
memang masih pada fungsi utamanya yaitu disahkan oleh Nabi s.a.w. sebagai satuan
sebagai alat tukar. Namun dalam moneter yang menjembatani transaksi-
perkembangannya fungsi utama itu mulai transaksi agar menjadi seimbang dan adil.
mengalami pergeseran. Sistem ekonomi Uang diposisikan hanya sebagai alat tukar
kapitalis memandang fungsi uang tidak dan tidak bisa memainkan peran sebagai
hanya sebagai alat tukar, tetapi juga barang yang layak diperjual-belikan.

Page | 104
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo

Kuantitas uang memberikan pengaruh bagi hasil (musharakah dan mudharabah)


langsung terhadap berbagai transaksi bagi yang tidak dapat memproduktifkan
lainnya (Kahf, 2005: 96). hartanya, maupun melakukan qardh
Perbedaan pandangan mengenai (meminjamkan uang tanpa imbalan apa
uang dalam perekonomian antara Kapitalis, pun). Qardh secara makro akan
Sosialis, dan Islam tersebut berimplikasi memberikan manfaat tidak langsung bagi
pada penerapan sistem moneter yang perekonomian secara keseluruhan. Hal ini
berlaku di suatu negara. Hal ini disebabkan karena pemberian qardh
menimbulkan pertanyaan, ketika Islam membuat velocity of money bertambah
mempunyai prinsip utama bahwa uang cepat, yang berarti bertambahnya darah
hanya sebagai alat tukar dan tidak dapat baru bagi perekonomian sehingga
diperdagangkan, bagaimana konsep uang pendapatan nasional meningkat.
itu sendiri dapat berperan dalam Pandangan Islam selanjutnya
perekonomian khususnya pada sistem mengenai uang adalah tidak dikenalnya
moneternya. Karena bagaimanapun, di konsep time value of money sebagaimana
Indonesia sendiri telah cukup lama dikenal dalam konsep uang konvensional.
menggunakan sistem moneter Islam mengenal konsep economic value of
Kapitalis/Sosialis (Konvensional) dari pada time, artinya yag bernilai adalah waktu itu
sistem moneter Islam. sendiri. Islam memperbolehkan penetapan
harga tangguh-bayar (kredit) lebih tinggi
Pandangan Islam terhadap Uang bagi dari pada harga tunai. Hal ini dikarenakan
Perekonomian semata-mata ditahannya hak si penjual
Uang adalah satuan nilai standar barang. Demikian pula pada operasional
atau standar ukuran harga dalam transaksi perbankan, semakin panjang waktu
barang dan jasa. Uang berperan penagihan akan semakin banyak pula
menghargai secara aktual barang dan jasa. banyak pula biaya yang diperlukan bank
Uang sebagai satuan nilai memudahkan untuk administrasi maupun sumber daya
terlaksananya transaksi dalam kegiatan manusia yang mengoperasikannya
ekonomi masyarakat. Al-Ghazali (Antonio, 2001: 185-186).
berpendapat uang ibarat cermin yang Dalam konsep ekonomi Islam
berfungsi sebagai ukuran nilai yang dapat selanjutnya, uang dikatakan milik
merefleksikan harga suatu barang maupun masyarakat (money is public goods).
jasa (Nawawi, 2005: 373). Karena sebagai milik umum, maka uang
Pada dasarnya, Islam memandang harus dapat digunakan masyarakat tanpa
uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan ada hambatan dari orang lain. Pada konteks
komoditas atau barang dagangan. Oleh inilah dapat dipahami kenapa para pemikir
karena itu dalam konsep permintaan, seperti al-Ghazali (w. 1111 M), Ibnu
motifnya adalah untuk memenuhi Taymiah (1263-1328 M), Ibnu Khaldun
kebutuhan transaksi (money demand for (w. 1406M) dan al-Maqrizi (1364-1442 M)
transaction), bukan untuk spekulasi atau sangat melarang perilaku menumpuk uang
trading. Dalam pandangan Islam, uang atau menimbun komoditas kebutuhan
adalah flow concept, karenanya harus masyarakat. Hal ini disebabkan bahwa
selalu berputar dalam perekonomian. perilaku demikian akan menggangu orang
Semakin cepat uang berputar dalam lain dalam menggunakannya dan juga
perekonomian, akan semakin tinggi tingkat menjadikan perekonomian tidak stabil
pendapatan masyarakat dan akan semakin (Soekarno, 2015).
baik kondisi perekonomian. Di samping itu, penumpukan
Perputaran uang dalam uang/harta juga dapat mendorong manusia
perekonomian menurut Islam dapat cenderung pada sifat-sifat tidak baik
dilakukan dengan proses produksi, bisnis seperti tamak, rakus dan malas beramal

Page | 105
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo

(zakat, infak dan sadaqah). Sifat-sifat tidak penawaran uang. Sasaran yang ingin
baik ini juga mempunyai imbas yang tidak dicapai adalah memelihara kestabilan nilai
baik terhadap kelangsungan perekonomian. uang yang mencerminkan stabilitas harga
Oleh karenanya Islam melarang yang pada akhirnya akan mempengaruhi
penumpukan/penimbunan harta dan realisasi pencapaian tujuan pembangunan
memonopoli kekayaan (Takiddin, 2014: suatu negara (Rahardja dan Manurung,
209). 2004: 255).
Menurut Nawawi (2005: 390- Dalam sistem moneter
391), dalam teori moneter, penimbunan konvensional, instrumen yang dijadikan
uang berarti memperlambat perputaran alat kebijakan moneter pada dasarnya
uang yang jelas akan memperkecil ditunjukkan untuk mengendalikan uang
terjadinya transaksi dan berakibat pada beredar di masyarakat adalah bunga.
lesunya perekonomian. Menyimpan uang Sementara dalam Islam tidak
bukanlah berarti ditimbun sendiri. Islam memperkenankan instrumen bunga eksis di
sebetulnya mendorong investasi, bukan pasar. Fokus kebijakan moneter Islam
menimbun uang. Dalam keadaan harga- lebih tertuju pada pemeliharaan
harga barang stabil, menyimpan kekayaan berputarnya sumber daya ekonomi.
dalam bentuk uang lebih menguntungkan Dengan demikian, secara sederhana para
dari pada menyimpannya dalam bentuk regulator harus memastikan tersedianya
barang. Namun dalam realitasnya harga- usaha-usaha ekonomi dan produk
harga selalu mengalami kenaikan yang keuangan syariah yang mampu menyerap
pesat, sehingga nilai uang terus mengalami potensi investasi masyarakat. Dengan
kemerosotan. Maka kekayaan yang berupa begitu, waktu memegang uang oleh setiap
uang akan mengalami penurunan nilai. pemilik dana akan ditekan seminimal
Dalam keadaan seperti ini berarti uang mungkin, di mana waktu tersebut
bukanlah alat penyimpan kekayaan yang sebenarnya menghambat velocity. Dengan
baik. Menyimpan kekayaan lebih tepat kata lain, penyediaan regulasi berupa
dalam bentuk investasi seperti dalam peluang usaha, produk-produk keuangan
bentuk tabungan di bank, saham, obligasi, syariah serta ketentuan lainnya berkaitan
maupun dalam bentuk rumah. dengan arus uang di masyarakat akan
Atas dasar hal tersebut, maka semakin meningkatkan velocity dalam
sistem moneter dalam ekonomi Islam harus perekonomian (Chapra, 2000: 20).
mendukung terhadap fungsi uang sebagai Perbedaan utama sistem moneter
alat tukar dan menghindarkan dari Islam secara konseptual, sistem moneter
terjadinya penumpukan uang. Sistem Islam kontemporer dan sistem moneter
moneter pada dasarnya merupakan bagian konvensional ditunjukkan dalam tabel
dari kebijakan ekonomi makro suatu berikut:
negara dengan usaha mengendalikan Tabel 1. Perbedaan Sistem
keadaan ekonomi makro agar dapat Moneter Konvensional, Islam Konseptual
berjalan secara baik melalui pengaturan dan Islam Kontemporer
jumlah uang beredar. No Konvensional Islam Islam
Konseptual Kontemporer
Konsep Sistem Moneter Islam 1 Sistem Uang Sistem Sistem Uang
Konsep sistem moneter mencakup Fiat Uang Fiat-
kebijakan moneter yang diberlakukan oleh Islam - full fully backed
suatu negara. Kebijakan moneter itu bodied money
2 Fractional 100 Fractional
sendiri merupakan instrumen bank sentral
Reserve Percent Reserve
yang sengaja dirancang sedemikian rupa Banking Reserve Banking
untuk mempengaruhi variabel-variabel System Banking
finansial seperti suku bunga dan tingkat System

Page | 106
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo

3 Sistem Sistem Sistem Bagi minimum perbankan bervariasi yang


Bunga Bagi Hasil Hasil umumnya berada di sekitar 5% - 20%.
Sumber: Ascarya, et. al. (2008) Dengan sistem ini perbankan memiliki
kemampuan menciptakan jenis lain dari
Uang kertas (uang fiat) yang fiat money, yaitu uang bank (demand
digunakan dalam sistim keuangan deposits, termasuk uang elektronik),
konvensional mempunyai kelemahan. melalui penciptaan simpanan berlipat
Kelemahan utama yaitu nilai nominal uang (multiple deposit creation). Dalam hal ini
dengan nilai intrinsiknya sangat jauh uang diciptakan ketika bank memberikan
berbeda, sehingga memicu upaya orang pinjaman. Sebagai ilustrasi, jika cadangan
untuk memalsukannya. Kelemahan lain wajib ditetapkan 10%, simpanan Rp1 juta,
yaitu apabila uang kertas tersebut terbakar pertama-tama dibukukan sebagai
maka habislah uang tersebut tidak Simpanan di sisi liability dan cadangan
meninggalkan bekas lagi, dan ketiga masa tunai di sisi asset. Karena cadangan wajib
berlaku uang kertas singkat serta mudah ditetapkan 10%, maka bank dapat
rusak. memberikan pinjaman sebesar Rp9 juta,
Lain halnya dengan uang dalam sehingga total simpanan menjadi Rp10 juta
sistem Islam konseptual yaitu bersifat full (Ascarya, 2007).
bodied yang berupa uang emas (logam) Adapun dalam sistem keuangan
yang digunakan dalam Islam pada zaman ganda yang ada saat ini, hanya konsep bagi
Rasulullah seperti Dinar dan Dirham, nilai hasil saja yang menjadi pembeda antara
intrinsiknya hampir sama dengan nilai sistem moneter konvensional dan sistem
nominalnya. Uang emas atau uang logam moneter Islam. Sistem moneter Islam
tidak mudah rusak/habis meskipun dalam sistem keuangan ganda masih
terbakar. Pemilik uang tidak akan menjadi menggunakan uang fiat konvensional dan
miskin walaupun uang milik terbakar. masih menerapkan fractional reserve
Upaya pemalsuan uang logam tidak akan banking system. Karakteristik sistem bunga
berarti, karena nilai nominal dan nilai sendiri sangat berbeda dengan karakteristik
intrinsiknya hampir sama, karena itu orang sistem bagi hasil. Suku bunga sebagai
akan mengalami kerugian apabila mereka tingkat pengembalian pada sistem
memalsukannya (Amir, 2013). konvensional bisa ditetapkan kapan saja
Sementara itu, uang dalam Islam oleh otoritas perbankan dan pergerakan
kontemporer adalah fully backed money, nominalnya bisa terlihat oleh masyarakat
atau uang (biasanya dalam bentuk kertas umum, sehingga menimbulkan kegiatan
atau koin) yang nilai nominalnya di back spekulasi. Sedangkan dalam sistem bagi
up 100 persen dengan emas yang disimpan hasil yang ditetapkan adalah nisbahnya
oleh otoritas yang menerbitkannya. Dalam yang nilainya tetap sepanjang akad
penerbitan uang baru ini tidak ada daya berlaku. Sedangkan tingkat
beli baru yang diciptakan (tidak pengembaliannya mengikuti hasil yang
ada seigniorage), sehingga tidak benar-benar terjadi di lapangan. Artinya,
mengandung unsur riba. Lebih jauh lagi, return itu sendiri tidak ditetapkan secara
dalam penerbitan uang baru, biaya eksogenus oleh otoritas perbankan Syariah
pencetakan menjadi tanggungan (Ascarya, et. al., 2008).
pemerintah, sehingga tidak ada pihak yang Gagasan mengenai sistem
dirugikan karenanya. moneter Islam diusulkan oleh cendekiawan
Sedangkan fractional reserve muslim Umar Chapra melalui kebijakan-
banking system artinya bahwa bank hanya kebijakan moneter. Menurut Chapra,
diwajibkan untuk menyimpan cadangan mekanisme kebijakan moneter dalam
dalam persentase tertentu dari dana sistem moneter Islam harus mencakup
simpanan yang dihimpun. Cadangan wajib enam elemen sebagai berikut:

Page | 107
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo

1. Target pertumbuhan dalam M dan Mo 6. Teknik yang lain


M yang dimaksudkan di sini Chapra (2000: 141-150) sekali
adalah peredaran uang yang diinginkan. lagi menekankan pentingnya moral
Sedangkan M adalah uang berdaya sebagai kunci dari semua teknik yang
tinggi, atau mata uang dalam sirkulasi telah diajukan sebelumnya. Hubungan
plus deposito pada bank sentral, yang baik antara bank sentral dan bank-
sehingga pertumbuhan M dan Mo bank komersial akan mempermudah
haruslah diatur dan disesuaikan dengan proses pencapaian tujuan yang
sasaran ekonomi nasional, yang harus diinginkan.
berorientasi kepada kesejahteraan Kebijakan moneter merupakan
sosial. instrumen penting kebijakan publik
2. Saham publik terhadap deposito unjuk dalam sistem moneter ekonomi, baik
(uang giral) konvensional maupun Islam. Namun,
Sebagian dari uang giral pada perbedaan yang mendasar terletak pada
bank komersial, guna melakukan tujuan dan larangan bunga dalam Islam.
pembiayaan terhadap proyek-proyek
yang bermanfaat secara sosial dan tidak SEKTOR FINANSIAL MENGIKUTI
menggunakan prinsip bagi hasil. SEKTOR RIIL
Tujuannya untuk memobilisasikan Dalam konsep ekonomi syari’ah,
sumber daya masyarakat yang jumlah uang yang beredar bukanlah
menganggur untuk kemaslahatan sosial. variabel yang dapat ditentukan begitu saja
3. Cadangan wajib resmi oleh pemerintah sebagai variabel eksogen.
Bank-bank komersial diwajibkan Dalam ekonomi syari’ah, jumlah uang
untuk menahan suatu proporsi tertentu yang beredar ditentukan dalam
dari deposito unjuk mereka dan perekonomian sebagai variabel endogen,
disimpan di bank sentral sebagai yakni ditentukan oleh banyaknya
cadangan wajib. permintaan akan uang di sektor riil. Atau
4. Pembatas kredit dengan kata lain, jumlah uang yang
Pembatasan ini dimaksudkan beredar sama banyaknya dengan nilai
untuk menjamin bahwa penciptaan barang dan jasa dalam perekonomian.
kredit total adalah konsisten dengan Dalam ekonomi syariah, sektor
target moneter. Sebab kucuran dana finansial mengikuti pertumbuhan sektor
kepada perbankan tidak mungkin riil. Inilah perbedaan konsep ekonomi
menemui angka yang akurat terutama di syariah dengan ekonomi kapitalis. Di
pasar uang yang masih kurang dalam ekonomi kapitalis dengan jelas
berkembang. dipisahkan sektor finansial dengan sektor
5. Alokasi kredit yang berorientasi kepada riil. Maka pengembangan perbankan dan
nilai keuangan syariah saat ini jangan terjebak
Alokasi ini harus ditujukan untuk kepada paraktek kapitalisme tersebut.
realisasi maslahat sosial secara umum. Dengan demikian, apabila ummat Islam
Yaitu harus merealisasikan sasaran- Indonesia hanya sibuk mengembangkan
sasaran masyarakat Islam dan sektor perbankan dan keuangan Islam,
memaksimalkan keuntungan privat. tanpa membenahi dan
Maka haruslah dijamin bahwa alokasi menyeimbangkannya dengan pertumbuhan
tersebut akan menimbulkan produksi dan pembangunan sektor riil, maka berarti
dan distribusi yang optimal bagi barang kita telah memperaktekkan sistem
dan jasa yang dibutuhkan oleh kapitalisme, dan hal ini merupakan
masyarakat. Serta manfaatnya dapat ancaman kehancuran ekonomi syariah di
dirasakan oleh sejumlah besar kalangan masa depan.
bisnis dalam masyarakat.

Page | 108
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo

Bila berpijak pada sejarah dan pedagang kecil yang tidak tahu menahu
logika umum, maka tidak mustahil gerakan mengapa harga barang naik, akhirnya juga
ekonomi syariah bila tidak segera harus ikut menaikkan harga barang
dilakukan perubahan orientasi akan dagangannya bila tidak ingin merugi.
menimbulkan dampak buruk bagi
perekonomian dan menimbulkan citra Peran Uang dalam Sistem Moneter
negatif bagi ekonomi syari’ah. Dalam Islam di Indonesia
kondisi seperti itu, bukan tidak mungkin Dalam sistem moneter ekonomi,
para pelaku dan tokoh ekonomi syariah pengaturan jumlah uang beredar diatur
akan dipersalahkan oleh banyak pihak. dengan cara menambah atau mengurangi
Lebih celaka lagi kalau masyarakat pada jumlah uang yang beredar. Kebijakan
akhirnya kehilangan kepercayaan dan kita moneter dapat digolongkan menjadi dua,
semua kehilangan kesempatan untuk yaitu: Pertama, kebijakan Moneter
membuktikan apa yang selama ini kita Ekspansif (Monetary Expansive Policy)
yakini dan kita kembangkan dengan penuh yaitu suatu kebijakan yang bertujuan
antusias. menambah jumlah uang yang beredar.
Kini belum terlambat untuk Kedua, kebijakan Moneter Kontraktif
mengubah orientasi gerakan ekonomi (Monetary Contractive Policy) atau
syariah menuju keseimbangan. Oleh kebijakan uang ketat (tight money policy)
karena itu, semua pihak, sesuai dengan yaitu kebijakan yang bertujuan mengurangi
peran masing-masing dapat melakukan jumlah uang yang beredar. Dalam sistem
aksi berbagai kegiatan bisnis sektor riil. moneter Islam, posisi dan fungsi bank
Kegiatan sektor riil yang bisa mempunyai perbedaan yang mendasar.
dikembangkan cukup banyak antara lain, Lembaga perbankan syari’ah mempunyai
sektor agribisnis, mini market, konveksi, sifat universal dan multi guna serta tidak
pabrik segala kebutuhan ummat Islam, semata-mata merupakan bank komersil. Ia
seperti pabrik susu, pabrik odol, sabun, merupakan perpaduan antara bank
shampo dan ratusan jenis kebutuhan komersial, bank investasi, investasi
masyarakat lainnya. Dalam kepercayaan dan institusi pengelola
mengembangkan sektor riil ini, diperlukan investasi (invesment-management
kordinasi yang baik dengan semua pihak institutions), yang berorientasi pada
yang terkait, seperti bank sentral, investasi modal. Dengan pola ini maka
masyarakat ekonomi syari’ah, bankir perbankan syariah akan jauh dari perlilaku
syari’ah, para akademisi, pengusaha dan borrowing short dan lending long. Karena
ulama. itu ia kokoh terhadap ancaman krisis
Para ahli ekonomi moneter dibanding perbankan konvensional.
kontemporer menyimpulkan bahwa yang Berdasar fakta itu pula, maka kedudukan
menjadi pemicu terjadinya krisis adalah bank sentral dalam konteks ekonomi Islam
deviasi dalam sektor keuangan yang harus dapat melakukan suatu kebijakan
memainkan aktivitas spekulasi. Sektor yang dapat melancarkan perekonomian riil
keuangan dalam praktek ini terlepas dari secara seimbang (Soekarno, 2015).
sektor riil. Kekacauan di sektor ini
mengakibatkan kekacauan di sektor riil Simpulan
(produksi, perdagangan dan jasa). Harga- Pada dasarnya, Islam memandang
harga barang dan jasa naik, bukan karena uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan
hukum permintaan dan penawaran (supply komoditas atau barang dagangan. Uang
and demand), tapi karena suku bunga adalah flow concept, karenanya harus
perbankan naik, tarjadinya depresiasi selalu berputar dalam perekonomian. Islam
rupiah atau bahkan karena faktor tidak mengenal konsep time value of
psikologis seperti yang diakui oleh paa money sebagaimana dikenal dalam konsep

Page | 109
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo

uang konvensional. Islam mengenal DAFTAR PUSTAKA


konsep economic value of time, artinya yag Amir, Amri. “Redenominasi Rupiah dan
bernilai adalah waktu itu sendiri. Dalam Sistem Keuangan” dalam
konsep ekonomi Islam selanjutnya, uang https://amriamir.wordpress.com/2013/0
dikatakan milik masyarakat (money is 1/22/176/, diakses 17 Juli 2016.
public goods). Karena sebagai milik
umum, maka uang harus dapat digunakan Antonio, Syafi’i. Bank Syariah dari Teori
masyarakat tanpa ada hambatan dari orang ke Praktik. Jakarta: Gema Insani, 2001.
lain. Ascarya, Kertas kerja PPSK Bank
Dalam sistem moneter Islam tidak Indonesia, “Optimalisasi Sistem
memperkenankan instrumen bunga eksis di Moneter Ganda di Indonesia”, 2007.
pasar. Fokus kebijakan moneter Islam
Ascarya, et. al., Perilaku Permintaan Uang
lebih tertuju pada pemeliharaan
dalam Sistem Moneter Ganda di
berputarnya sumber daya ekonomi.
Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter
Dengan demikian, secara sederhana para
dan Perbankan, Juli 2008.
regulator harus memastikan tersedianya
usaha-usaha ekonomi dan produk Chapra, Umar. Sistem Moneter Islam.
keuangan syariah yang mampu menyerap Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
potensi investasi masyarakat. Kahf, Monzer. Ekonomi Islam, Telaah
Dalam sistem moneter Islam, Analitik terhadap Fungsi Sistem
posisi dan fungsi bank mempunyai Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka
perbedaan yang mendasar. Lembaga Pelajar, 2005.
perbankan syari’ah mempunyai sifat
universal dan multi guna serta tidak Nawawi, Ismail. Ekonomi Islam. Jakarta:
semata-mata merupakan bank komersil. Ia VivPress, 2015.
merupakan perpaduan antara bank . Ekonomi Moneter
komersial, bank investasi, investasi Perspektif Islam. Jakarta: VivPress,
kepercayaan dan institusi pengelola 2013.
investasi (invesment-management Rahardja, Prathama dan Mandala
institutions), yang berorientasi pada Manurung. Teori Ekonomi Makro
investasi modal. Dengan pola ini maka Suatu Pengantar. Jakarta: Fakultas
perbankan syariah akan jauh dari perlilaku Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.
borrowing short dan lending long. Karena
itu ia kokoh terhadap ancaman krisis Soekarno, Winoto. “Uang dan Kebijakan
dibanding perbankan konvensional. Moneter dalam Ekonomi Islam
Berdasar fakta itu pula, maka kedudukan (Bercermin Dari Kerentanan Sistem
bank sentral dalam konteks ekonomi Islam Moneter Kapitalis)” dalam
harus dapat melakukan suatu kebijakan amikom.ac.id/research/index.php/JM/ar
yang dapat melancarkan perekonomian riil ticle/view/663, diakses 17 Maret 2016.
secara seimbang. Takiddin, Uang dalam Perspektif Ekonomi
Islam, Salam: Jurnal Filsafat dan
Budaya Hukum, UIN Jakarta, 2014.

Page | 110

Anda mungkin juga menyukai