1_Juli 2017
Aji Prasetyo
Abstrak
Uang sebagai alat tukar banyak menghilangkan kesulitan yang terdapat dalam sistem
barter. Barter hanya bisa dilakukan oleh dua belah pihak yang sama-sama
membutuhkan barang yang ditukarkan. Namun, dengan adanya uang sebagai alat
tukar yang diakui seluruh masyarakat, maka dapat menjadi alat tukar untuk berbagai
keperluan oleh banyak pihak. Islam memandang uang hanyalah sebagai alat tukar,
bukan komoditas atau barang dagangan. Uang adalah flow concept, karenanya
harus selalu berputar dalam perekonomian. Islam tidak mengenal konsep time value
of money sebagaimana dikenal dalam konsep uang konvensional. Dalam konsep
ekonomi Islam selanjutnya, uang dikatakan milik masyarakat (money is public
goods). Karena sebagai milik umum, maka uang harus dapat digunakan masyarakat
tanpa ada hambatan dari orang lain. Sistem moneter dalam ekonomi Islam harus
mendukung terhadap fungsi uang sebagai alat tukar dan menghindarkan dari
terjadinya penumpukan uang. Sistem moneter pada dasarnya merupakan bagian dari
kebijakan ekonomi makro suatu negara dengan usaha mengendalikan keadaan
ekonomi makro agar dapat berjalan secara baik melalui pengaturan jumlah uang
beredar.
Kata Kunci: Uang, Sistem Moneter, Ekonomi Islam
Page | 104
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo
Page | 105
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo
(zakat, infak dan sadaqah). Sifat-sifat tidak penawaran uang. Sasaran yang ingin
baik ini juga mempunyai imbas yang tidak dicapai adalah memelihara kestabilan nilai
baik terhadap kelangsungan perekonomian. uang yang mencerminkan stabilitas harga
Oleh karenanya Islam melarang yang pada akhirnya akan mempengaruhi
penumpukan/penimbunan harta dan realisasi pencapaian tujuan pembangunan
memonopoli kekayaan (Takiddin, 2014: suatu negara (Rahardja dan Manurung,
209). 2004: 255).
Menurut Nawawi (2005: 390- Dalam sistem moneter
391), dalam teori moneter, penimbunan konvensional, instrumen yang dijadikan
uang berarti memperlambat perputaran alat kebijakan moneter pada dasarnya
uang yang jelas akan memperkecil ditunjukkan untuk mengendalikan uang
terjadinya transaksi dan berakibat pada beredar di masyarakat adalah bunga.
lesunya perekonomian. Menyimpan uang Sementara dalam Islam tidak
bukanlah berarti ditimbun sendiri. Islam memperkenankan instrumen bunga eksis di
sebetulnya mendorong investasi, bukan pasar. Fokus kebijakan moneter Islam
menimbun uang. Dalam keadaan harga- lebih tertuju pada pemeliharaan
harga barang stabil, menyimpan kekayaan berputarnya sumber daya ekonomi.
dalam bentuk uang lebih menguntungkan Dengan demikian, secara sederhana para
dari pada menyimpannya dalam bentuk regulator harus memastikan tersedianya
barang. Namun dalam realitasnya harga- usaha-usaha ekonomi dan produk
harga selalu mengalami kenaikan yang keuangan syariah yang mampu menyerap
pesat, sehingga nilai uang terus mengalami potensi investasi masyarakat. Dengan
kemerosotan. Maka kekayaan yang berupa begitu, waktu memegang uang oleh setiap
uang akan mengalami penurunan nilai. pemilik dana akan ditekan seminimal
Dalam keadaan seperti ini berarti uang mungkin, di mana waktu tersebut
bukanlah alat penyimpan kekayaan yang sebenarnya menghambat velocity. Dengan
baik. Menyimpan kekayaan lebih tepat kata lain, penyediaan regulasi berupa
dalam bentuk investasi seperti dalam peluang usaha, produk-produk keuangan
bentuk tabungan di bank, saham, obligasi, syariah serta ketentuan lainnya berkaitan
maupun dalam bentuk rumah. dengan arus uang di masyarakat akan
Atas dasar hal tersebut, maka semakin meningkatkan velocity dalam
sistem moneter dalam ekonomi Islam harus perekonomian (Chapra, 2000: 20).
mendukung terhadap fungsi uang sebagai Perbedaan utama sistem moneter
alat tukar dan menghindarkan dari Islam secara konseptual, sistem moneter
terjadinya penumpukan uang. Sistem Islam kontemporer dan sistem moneter
moneter pada dasarnya merupakan bagian konvensional ditunjukkan dalam tabel
dari kebijakan ekonomi makro suatu berikut:
negara dengan usaha mengendalikan Tabel 1. Perbedaan Sistem
keadaan ekonomi makro agar dapat Moneter Konvensional, Islam Konseptual
berjalan secara baik melalui pengaturan dan Islam Kontemporer
jumlah uang beredar. No Konvensional Islam Islam
Konseptual Kontemporer
Konsep Sistem Moneter Islam 1 Sistem Uang Sistem Sistem Uang
Konsep sistem moneter mencakup Fiat Uang Fiat-
kebijakan moneter yang diberlakukan oleh Islam - full fully backed
suatu negara. Kebijakan moneter itu bodied money
2 Fractional 100 Fractional
sendiri merupakan instrumen bank sentral
Reserve Percent Reserve
yang sengaja dirancang sedemikian rupa Banking Reserve Banking
untuk mempengaruhi variabel-variabel System Banking
finansial seperti suku bunga dan tingkat System
Page | 106
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo
Page | 107
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo
Page | 108
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo
Bila berpijak pada sejarah dan pedagang kecil yang tidak tahu menahu
logika umum, maka tidak mustahil gerakan mengapa harga barang naik, akhirnya juga
ekonomi syariah bila tidak segera harus ikut menaikkan harga barang
dilakukan perubahan orientasi akan dagangannya bila tidak ingin merugi.
menimbulkan dampak buruk bagi
perekonomian dan menimbulkan citra Peran Uang dalam Sistem Moneter
negatif bagi ekonomi syari’ah. Dalam Islam di Indonesia
kondisi seperti itu, bukan tidak mungkin Dalam sistem moneter ekonomi,
para pelaku dan tokoh ekonomi syariah pengaturan jumlah uang beredar diatur
akan dipersalahkan oleh banyak pihak. dengan cara menambah atau mengurangi
Lebih celaka lagi kalau masyarakat pada jumlah uang yang beredar. Kebijakan
akhirnya kehilangan kepercayaan dan kita moneter dapat digolongkan menjadi dua,
semua kehilangan kesempatan untuk yaitu: Pertama, kebijakan Moneter
membuktikan apa yang selama ini kita Ekspansif (Monetary Expansive Policy)
yakini dan kita kembangkan dengan penuh yaitu suatu kebijakan yang bertujuan
antusias. menambah jumlah uang yang beredar.
Kini belum terlambat untuk Kedua, kebijakan Moneter Kontraktif
mengubah orientasi gerakan ekonomi (Monetary Contractive Policy) atau
syariah menuju keseimbangan. Oleh kebijakan uang ketat (tight money policy)
karena itu, semua pihak, sesuai dengan yaitu kebijakan yang bertujuan mengurangi
peran masing-masing dapat melakukan jumlah uang yang beredar. Dalam sistem
aksi berbagai kegiatan bisnis sektor riil. moneter Islam, posisi dan fungsi bank
Kegiatan sektor riil yang bisa mempunyai perbedaan yang mendasar.
dikembangkan cukup banyak antara lain, Lembaga perbankan syari’ah mempunyai
sektor agribisnis, mini market, konveksi, sifat universal dan multi guna serta tidak
pabrik segala kebutuhan ummat Islam, semata-mata merupakan bank komersil. Ia
seperti pabrik susu, pabrik odol, sabun, merupakan perpaduan antara bank
shampo dan ratusan jenis kebutuhan komersial, bank investasi, investasi
masyarakat lainnya. Dalam kepercayaan dan institusi pengelola
mengembangkan sektor riil ini, diperlukan investasi (invesment-management
kordinasi yang baik dengan semua pihak institutions), yang berorientasi pada
yang terkait, seperti bank sentral, investasi modal. Dengan pola ini maka
masyarakat ekonomi syari’ah, bankir perbankan syariah akan jauh dari perlilaku
syari’ah, para akademisi, pengusaha dan borrowing short dan lending long. Karena
ulama. itu ia kokoh terhadap ancaman krisis
Para ahli ekonomi moneter dibanding perbankan konvensional.
kontemporer menyimpulkan bahwa yang Berdasar fakta itu pula, maka kedudukan
menjadi pemicu terjadinya krisis adalah bank sentral dalam konteks ekonomi Islam
deviasi dalam sektor keuangan yang harus dapat melakukan suatu kebijakan
memainkan aktivitas spekulasi. Sektor yang dapat melancarkan perekonomian riil
keuangan dalam praktek ini terlepas dari secara seimbang (Soekarno, 2015).
sektor riil. Kekacauan di sektor ini
mengakibatkan kekacauan di sektor riil Simpulan
(produksi, perdagangan dan jasa). Harga- Pada dasarnya, Islam memandang
harga barang dan jasa naik, bukan karena uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan
hukum permintaan dan penawaran (supply komoditas atau barang dagangan. Uang
and demand), tapi karena suku bunga adalah flow concept, karenanya harus
perbankan naik, tarjadinya depresiasi selalu berputar dalam perekonomian. Islam
rupiah atau bahkan karena faktor tidak mengenal konsep time value of
psikologis seperti yang diakui oleh paa money sebagaimana dikenal dalam konsep
Page | 109
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017
Aji Prasetyo
Page | 110