Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling di MI/SD


Mata Kuliah: Bimbingan Konseling MI/SD
Dosen Pengampu: Muhammad Fajar, M.Pd.I

Disusun oleh:
1. Rizqi Nur Rokhmah 2318198
2. Rizki Agustina 2319020
3. Annisa Rahma 2319143

KELAS A
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Konsep Dasar Bimbangan dan Konseling di MI/SD ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bimbingan Konseling MI/SD.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Fajar, M.Pd.I selaku
dosen Bimbingan Konseling MI/SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Penulis
tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca dari makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Saya berharap supaya makalah yang telah saya buat ini mampu
memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Pekalongan, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling di MI/SD


Konsep adalah suatu pernyataan prinsip-prinsip umum yang didukung
oleh data untuk menjelaskan suatu fenomena. Konsep yang baik harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Jelas artinya dapat dipahami dan tidak mengandung
pertentangannya di dalamnya.
2. Komprehensif artinya dapat menjelaskan fenomena secara
menyeluruh.
3. Eksplisit artinya setiap penjelasan didukung oleh bukti yang dapat
diuji.
4.  Parsimonius artinya menjelaskan data secara sederhana tetapi
jelas.
5. Dapat menurunkan penelitian yang bermanfaat.
Menurut Abu Ahmadi (1991), bahwa bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki
mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri,
memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa
depan yang lebih baik.
Prayitno dan Erman Amti (2004), Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa
orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa
bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu
atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-
kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam
kehidupannya.
Chiskolm dalam Mc Daniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994),
mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap
individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa bimbingan atau guidance adalah Proses
pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu
memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan
menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma
kehidupan ( agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna
(berbahagia, baik secara personal maupun sosial).
Sementara itu, pengertian konseling lebih mengarah pada suatu
hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam
mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus
yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu
untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan
keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi
yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat.
Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah
dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam
Prayitno 2004).
Jones (Insano, 2004) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu
hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien.
Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun
kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk
membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang
lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi
dirinya.
Dengan demikian Konseling dapat kita simpulkan sebagai suatu proses
interaksi antara konselor dengan klien/konseli baik secara langsung (tatap
muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam
rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau
memecahkan masalah yang dialaminya.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dirumuskan bahwa
Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut
konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta
dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,
sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat
merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan
hidup.
Bimbingan dan konseling di MI/SD adalah upaya pemberian bantuan
kepada individu (peserta didik/siswa) yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya sehingga mereka
sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan SD, keluarga, dan masyarakat serta
kehidupan pada umumnya.1

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling di MI/SD


Secara umum tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dasar adalah
untuk membantu para siswa agar dapat mencapai tahap perkembangan
optimal. Secara akademis pelayanan ini bertujuan agar setiap siswa
memperoleh kesesuaian antara kemampuan dan jurusan (program studi) yang
dipilihnya dan dapat mencapai prestasi kerja secara optimal.
Depdikbud juga menyatakan bahwa tujuan layanan bimbingan
konseling di MI/SD adalah untuk membantu siswa dalam memenuhi
kebutuhan perkembangan, meliputi aspek sosial, pribadi, pendidikan dan karir
sesuai tuntutan lingkungan.
Ngalimun menyatakan bahwa “tujuan bimbingan dan konseling yang
merujuk kepada perkembangan individu, ialah membantu agar tercapai tahap
perkembangannya secara optimal”. Prayitno dan Erman Amti dalam Irham
dan Novan menyatakan bahwa “tujuan bimbingan dan konseling secara umum
adalah membantu peserta didik mengembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan, potensi, latar belakang yang dimilki, dan
tuntutan kondisi zaman”.2

1
Anisatia, “Konsep Dasar BK di SD” (http://anisatiulfa.blogspot.com/2013/04/konsep-dasar-
bk-di-sd.html?m=1, Diakses pada 04 Maret 2021, 03:57)
Secara khusus, layanan bimbingan di MI/SD bertujuan untuk membantu
siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek
pribadi sosial, pendidikan dan akrir sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dalam
aspek pribadi sosial layanan bimbingan memambantu siswa agar dapat:
1. Memiliki pemahaman diri
2. Mengembangkan sifat positif
3. Membantu pilihan kegiatan secara sehat
4. Mampu menghargai orang lain
5. Memiliki rasa tanggung jawab
6. Mengembangkan keterampilan hubungan atar pribadi
7. Menyelesaikan masalah
8. Membuat keputusan secara baik
Dalam aspek perkembangan pendidikan, layanan bimbingan membantu
siswa agar dapat:
1. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar
2. Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan
3. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan
kemampuannya
4. Meemiliki keterampilan untuk menghadapi ujian
Dalam aspek perkembangan karier, layanan bimbingan membantu
siswa agar dapat:
1. Mengenali macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis
pekerjaan
2. Mennetukan cita-cita dan merencanakan masa depan
3. Mengeksplorasi arah pekerjaan
4. Menyesuaiakan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis
pekerjaan.
Bimbingan dan konseling di sekolah dasar dalam pengembangan
kehidupan sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:
1. Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan
2. Membiasakan untuk berperilaku baik
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar

2
Ngalimun, Bimbingan Konseling di SD/MI Suatu Pendekatan Proses, (Yogyakarta: Aswaja
Presindo,2014), hlm.13.
4. Memelihara kesehatan jasmanai dan rohani
5. Memberikan kemampuan untuk belajar, dan membentuk
kepribadian yang mantap dan mandiri
6. Pengembangan sebagai anggota masyarakat mencakup:
a. Memperkuat kesadara hidup beragama dalam masyarakat
b. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup
c. Memberikan pengetahuan dan keterampilam dasar yang
diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan
bermasyarakat.
7. Pengembangan sebagai warga negara mencakup upaya untuk:
a. Mengembangkan perhatian dan pengetahuan hak dan
kewajiban sebagai wrga negara RI
b. Menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan
bangsa dan negara
c. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.3
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat membantu para siswa
mencapai tujuan yang diinginkan, membantu peserta didik meningkatkan
pencapaian akademik dan mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka,
agar mereka dapat menghasilkan perubahan positif dalam dirinya sendiri.
Selain itu, melalui pelayanan bimbingan dan konseling, para peserta didik di
sekolah juga berpeluang untuk menyatakan perasaan dan berbagai masalah
yang mereka hadapi dengan gurunya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan bimbingan dan
konseling adalah upaya membantu individu atau dalam hal ini peserta didik
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Dengan
layanan bimbingan dan konseling peserta didik dapat memperoleh bantuan
sesuai kebutuhan dan mampu mencapai tahap perkembangannya tanpa
mengalami masalah yang cukup berarti.
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling di MI/SD

3
Myra Apriany Lestari, Bimbingan Konseling di SD (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020),
hlm. 8-9.
Fungsi layanan bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah yaitu
(1) fungsi pencegahan, (2) pemahaman, (3) pengentasan, (4) pemeliharaan, (5)
penyaluran, (6) penyesuaian, (7) pengembangan, dan (8) perbaikan, serta (9)
advokasi.
1. Fungsi Pencegahan
Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling
bertujuan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa
sehingga terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Misalnya memberikan arahan kepada siswa
untuk menyalurkan hobi bermain musik dan mengikutsertakan
siswa dalam perlombaan musik tingkat MI/SD daripada bermain
game tanpa ada interaksi sosial dengan teman seusianya.
Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat dilakukan adalah
layanan orientasi, layanan pengumpulan data, layanan kegiatan
kelmpok, layanan bimbingan karier. Layanan tersebut bertujuan
untuk mencegah terhadap timbulnya masalah.
2. Fungsi Pemahaman
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling
dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri
klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya
oleh klien itu sendiri dan oleh pihak – pihak yang membantunya
(pembimbing). Bebrapa hal yang harus dijelaskan pada klien
adalah mengenai pemahaman tentang klien, pemahaman tentang
masalah klien dan pemahaman tentang lingkungan.
3. Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan adalah fungsi bimbingan dan konseling
yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai
permasalahan yang dialami peserta didik. Walaupun fungsi
pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun bisa saja
peserta didik masih menghadapi masalah-masalah tertentu, dan di
sinilah fungsi perbaikan itu berperan.
4. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan adalah fungsi layanan bimbingan dan
konseling di sekolah yang diberikan kepada peserta didik agar
dapat memelihara dan mengembangkan keseluruhan aspek
pribadinya.
Dalam hal ini tentunya memelihara dan mengembangkan aspek
yang bersifat positif seperti bakat, minat, serta keterampilan dirinya
yang dikembangkan secara mantap,terarah, dan berkelanjutan.
Misalnya saja penjurusan dan penempatan siswa pada program –
program akademik tertentu dan kegiatan kurikuler serta
ekstrakurikuler sesuai minat, bakat, dan kemmapuan siswa.
5. Fungsi Penyaluran
Setiap siswa berhak memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan diri sendiri sesuai dengan keadaan pribadinya
masing – masing yang meliputi bakat, minat, kecakapan, cita – cita
dan lain sebagainya. Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan
konseling berupaya mengenali masing – masing siswa secara
perorangan, selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan kea rah
kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya
perekmbangan yang optimal. Antara lain bentuk kegiatan tersebut
adalah : (1) pemilihan sekolah lanjutan, (2) memperoleh jurusan
yang tepat, (3) penyusunan program belajar, (4) pengembangan
bakat dan minat, (5) perencanaan karier.
6. Fungsi Penyesuaian
Fungsi ini membantu terciptanya penyesuaian antara siswa
dengan lingkungannya. Dengan kata lain, fungsi ini membantu
siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan
lingkungannya.
Fungsi penyesuaian memiliki dua arah layanan bimbingan dan
konseling. Pertama bantuan kepada siswa agar dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekolah atau madrasah. Kedua, bantuan
dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan
keadaan masing – masing siswa. Dalam arah kedua ini, lingkungan
yang disesuaikan dengan keadaan siswa.4
D. Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling di MI/SD

4
Tohirin, Bimbingam dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) Edisi
Revisi (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 36-47.
E. Peran Guru Kelas dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling di MI/SD

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Apriany, Myra. 2020. Bimbingan Konseling di SD/MI. Yogyakarta: CV Budi Utama.


Anisatia. 2013. "Konsep Dasar BK di SD", ( HYPERLINK
"http://anisatiulfa.blogspot.com/2013/04/konsep-dasar-bk-di-sd.html?m=1"
http://anisatiulfa.blogspot.com/2013/04/konsep-dasar-bk-di-sd.html?m=1 , di akses pada
tanggal 04 Maret 2021 pukul 03:57.

Ngalimun. 2014. Bimbingan dan Konseling di SD/MI. Yogyakarta: Aswaja Presindo.

Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis


Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai