Anda di halaman 1dari 26

Nama : Siska

Karim NIM
:B0217327
Kelas : B

TUGASI

SDKI:

A. Dx. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi


Defenisi : Kelebihan atau kekurangan oksigen dan/atau eliminasi
carbondioksida pada membrane alveolus-kapiler
 Penyebab:
1. Ketidakseimbanganventilasi-perfusi
2. Perubahan membrane Alveolus-kapiler
 Gejala dan TandaMayor
 Subjektif
1. Dyspnea
 Objektif:
1. PCO2meningkat/menurun
2. PO2menurun
3. Takikardia
4. PH arterimeningkat/menurun
5. Bunyi nafastambahan
 Gejala dan tandaMinor
 Subjektif
1. Pusing
2. Penglihatankabur
 Objektif:
1. Sianosis
2. Diaphoresis
3. Gelisah
4. Nafas cupinghidung
5. Pola nafasabnormal
6. Warna kulitabnormal
7. Kesdaranmenurun
 Kondisi klinisterkait
1. Penyakit paru obstruktifkronis
2. Gagal jantungkongesif
3. Asma
4. Pneumonia
5. Tuberculosisparu
6. Penyekit membra hialin
7. Asfiksia
8. PPHN
9. Prematuritas
10. Infeksi salurannafas

SLKI:

1. Pertukaran gas
Defenisi: oksigenasi dan/atau elimiansi karbondioksida pada membrane
alveolus-kapiler dalam batasnormal.
Setelah dilakukan perawatan selama 2 X 24 jam diharapkan pasien dapat
mengalami keseimbangan pertukaran gas.

 Kriteriahasil:
 Tingkat kesadaranmeningkat
 Dispnuemenurun
 Bunyi nafas tambahanmenurun
 Pusingmenurun
 Diaphoresismenurun
 Gelisahmenurun
 Nafas Cuping hidungmenurun
 PO2membaik
 PO2membaik
 Takikardiamembaik
 PH arterimembaik
 Sianosismembaik
 Pola nafasmembaik
 Warna kulitmembaik

SIKI:

1. Pemantauan respirasi

Defenisi : mengumpulkan dan menganalisis data untuk memastikan


kepatenan jalan nafas dan ketidak efektifan pertukarangas

Tindakan

 Observasi:
 Monitor frekuensi,irama, kedalaman dan upayanapas
 Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes, biot,ataksik)
 Monitor kemampuan batukefektif
 Monitor adanya produksisputum
 Monitor adanya sumbatan jalannapas
 Palpasi kesimetrisan ekspensiparu
 Auskultasi bunyinapas
 Monitor saturasioksigen
 Monitor nilaiAGD
 Monitor hasil x-raytoraks
 Terapeautik:
 Alur, interval pemantauan respirasi sesuai kondisipasien
 Dokumentasikan hasilpemantauan
 Edukasi;
 Jelaskan tujuan dan prosedurpemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jikaperlu
2. TerapiOksigen

Defenisi : memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan mengatasi


kondisi kekurangan oksigen jaringan

Tindakan:

 Observasi
 Monitor kecepatan aliranoksigen
 Mmonitor posisi alatoksigen
 Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastukan fraksi yang diberikan
cukup
 Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. Oksimetri, analisa gas darah) jikaperlu
 Monitor kemampuan melepaskan oksigen saatmakan
 Monitor tanda-tandahipoventilasi
 Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen danalektasis
 Monitor tingkat kecemasan akibat terapioksigen
 Monitor intergritas mukosa hidung akibat pemasanganoksigen
 Terapeutik:
 Bersihkan secret pada mulut, hidung dan trakea jikaaperlu
 Pertahankan kepatenan jalannafas
 Siapkan dan atur peralatan pemberianoksigen
 Berikan 0ksigentambahan
 Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
 Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitaspaasien
 Edukasi:
 Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigendirumah
 Kolaborasi:
 Kolaborasi penetuan dosisoksigen
 Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atautidur

3. Dukunganventilasi

Defenisi : memfasilitasi dalam mempertahankan pernafasan spontan untuk


memaksimalkan pertukaran gas di peru-paru
Tindakan

 Observasi:
 Identifikasi adanya kelelahan otot bantunafas
 Identifikasi efek perubahan posisi terhadap statuspernafasan
 Monitor status respirasi dan oksigenisasi (mis. Frekwensi dan kedalaman
nafas, penggunaan otot baantu nafas, bunyi nafas taambahan, saturasi
oksigen)
 Terapeutik:
 Pertahankan kepatenan jalannafas
 Berikan posisi semi fowler ataufowler
 Fasilitasi mengubah posisi senyamanmungkin
 Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mis. Nasal canul, masker wajah,
masker rebreathing atau nonrebreathing)
 Gunakan bag-valve mask, jikaperlu
 Edukasi:
 Ajarkan melakukan teknik relaksasi nafasdalam
 Ajarkan mengubah posisi secaramandiri
 Ajarkan teknik batukefektif
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronchodilator, jikaperlu

SDKI:

B. Dx.2 Gangguan Ventilasi Spontan b.d Kelelahan OtotPernafasan


Defenisi : penurunan cadangan energy yang mengakibatkan individu tidak
mampu bernafas secara adekuat
Penyebab:
 Gangguanmetabolism
 Kelelahan ototpernafasan
 Gejala dan tandamayor
Sujektif

 Dyspnea
 objektif
 penggunaan otot bantu nafasmeningkat
 volume tidalmenurun
 POC2meningkat
 PO2menurun
 SaO2menurun
 Gejala dan tandaminor

Subjektif :-

Objektif:

 Gelisa
 Takikardia

 Kondisi KlinisTerkait
1. Penyakit paru obstruktif
2. Asma
3. Cederakepala
4. Gagalnafas
5. Bedahjantung
6. ARDS
7. PPHN
8. Prematuritas
9. Infeksi salurannafas

SLKI:

1. Ventilasi spontan

Defenisi : keadekuatan cadangan energy untuk mendukung individu mampu


bernafas secara adekuat
Setelah dilakukan perawatan 2 X 24 Jam diharapkan cadangan energy dapat
adekuat sehingga pasien mampu bernafas dengan adekuat.

 KriteriaHasil
 Volume tidalmeningkat
 Dispnuemenurun
 Penggunaan otot bantu nafasmenurun
 Gelisamenurun
 PCO2membaik
 PO2membaik
 Takikardiamembaik

SIKI:

1. Dukunganventilasi

Defenisi : memfasilitasi dalam mempertahankan pernafasan spontan untuk


memaksimal,kan pertukaran gas di paru-paru.

 Observasi:
 Identifikasi adanya kelelahan otot bantunafas
 Identifikasi efek perubahan posisi terhadap statuspernafasan
 Monitor status respirasi dan oksigenisasi (mis. Frekwensi dan kedalaman
nafas, penggunaan otot baantu nafas, bunyi nafas taambahan, saturasi
oksigen)
 Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalannafas
 Berikan posisi semi fowler ataufowler
 Fasilitasi mengubah posisi senyamanmungkin
 Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mis. Nasal canul, masker wajah,
masker rebreathing atau nonrebreathing)
 Gunakan bag-valve mask, jikaperlu
 Edukasi:
 Ajarkan melakukan teknik relaksasi nafasdalam
 Ajarkan mengubah posisi secaramandiri
 Ajarkan teknik batukefektif
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronchodilator, jikaperlu

2. Pemantauan Respirasi

Defenisi : mengumpulkan dan menganalisis data untuk memastikan


kepatenan jalan nafas dan ketidakefektifan pertukarangas

Tindakan

 Observasi
 Monitor frekwensi, irama, kedalaman, dan upayanafas
 Monitor polanafas
 Monitor kemampuan batukefektif
 Monitor adanya produksisputum
 Monitor adanya sumbatan jalannafas
 Palpasi kesimetrisan ekspansiparu
 Auskultasi bunyinafas
 Monitor saturasioksigen
 Monitor nilaiAGD
 Monitor hasil X-raytoraks
 Terapeutik
 Atur interval pemantauan respiraasi sesuai kondisipasien
 Dokumentasikan hasilpemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jikaperlu

3. Perawatan TiraBaring

Defenisi : meningkatkan kenyamanan dan keamanan serta mencegah


komplikasi pasien yang menjalani tiara baring

Tindakan:
 Obsevasi
 Monitor kondisikulit
 Monitor kompluikasi tirah baring ( mis. Kehilangan massa otot, sakit
punggung, konstipasi, stress, depresi, kebingungan, perubahan irama tidur,
infeksi saluran kemih, sulit buang air kecil,pneumonia)
 Terapeutik
 Tempatkan pada kasur terapeutik, jikaperlu
 Posisikan senyamanmungkin
 Pertahankan sepray tetap kering dan tidakkusut
 Pasangsiderails
 Posisikan tempat tidur dekat dengan nurse station, jikaperlu
 Dekatkan posisi meja tempattidur
 Berikan latihan gerak aktif danpasif
 Pertahankan kebersihanpasien
 Fasilitasi pemenuhan kebutuhansehari-hari
 Ubah posisi setip 2jam
 Edukasi
 Jelaskan tujuan dilakukan tirahbaring

SDKI:

C. Dx. Resiko aspirasi

Defenisi : beresiko mengalami masuknya sekresi gastriotestinal, sekresi


orofaring, benda cair atau padat, kedalam saluran trakeobronkhial akibat disfungsi
mekanisme protektif saluran nafas

 Faktor resiko
1. Penurunan tingkatkesadaran
2. Penurunan refleks muntah ataubatuk
3. Gangguanmenelan
4. Disfagia
5. Kerusakan mobilitasfisik
6. Peningkatan residulambung
7. Peningkatan tekananintragastrik
8. Penurunan mobilitasgastrointestinal
9. Perlambatan pengosonganlambung
10. Terpasang selangnasogatik
11. Terpasang trakeostomi efek agenfarmakaologis
12. Ketidakmatangan koordinasi menghisap, menelan danbernafas

 Kondisi klinisterkait
1. Cederakepala
2. Stroke
3. Cedera medullaspinalis
4. Penyekit Parkinson
5. Keracunan obat danalcohol
6. Pembesaranuterus
7. Miesteniagrafis
8. Fistulatrakeosofagus
9. Sclerosismultiple
10. Atresiaesophagus
11. Laringomalasia
12. Prematuritas

SLKI:

1. TingkatAspirasi
Defenisi : kondisi masuknya partikel cairan atau padat kedalam paru-paru
Setelah dilakukan perawatan 2 X 24 jam diharapkan pasien mampu mengatasi
kondisi masuknya partikel cairan atau padat kedalam paru-paru

 Kriteriahasil:
1. Tingkat kesadaranmeningkat
2. Kemampuan menelan meningkat
3. Kebersihan mulutmeningkat
4. Dispnuemenurun
5. Kelemahan ototmenurun
6. Akumulasi sektretmenurun
7. Wheezingmenurun
8. Batukmenurun
9. Penggunaan otot aksesorismenurun
10. Sianosismenurun
11. Gelisamenurun
12. Frekwensi nafasmembaik

SIKI:

1. Manajemen JalanNafas
Defenisi : mengidentifikasi dan mengolah kepatenan jalan nafas
Tindakan
 Observasi:
 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usahanapas)
 Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
 Monitor sputum(jumlah,warna,aroma)
 Terapeautik:
 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
thurst jika curiga traumaservikal)
 Posisikan semifowler
 Biarkan minum airhangat
 Lakukan fisoterapi dada, jikaperlu
 Lakukan penghisapan lendir, kurang dari 15menit
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapanendotrakeal
 Keluarkan sumbatan benda padat dengan porselMcGill
 Berikan oksigen jikaperlu
 Edukasi:
 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidakkontraindikasi
 Ajarkan teknik batukefektif
 Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jikaperlu
2. Pencegahanaspirasi

Defenisi: mengidentifikasi dan mengurangi resiko masuknya pertikel makanan


atau cairan kedalam paru-paru

Tindakan:

 Obsevasi
1. Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah, dan kemampuanmenelan
2. Monitor statuspernafasan
3. Monitor bunyi nafas, terutama setelahmakan/minum
4. Periksa residu gaster sebelum memberi asupanoral
5. Perikasa kepatenan selang nasogatrik sebelum memberi asupanoral
 Terapeutik:
1. Posisikan semi fowler (30-45 derajad) 30 menit sebelum memberi asupan
oral
2. Pertahankan posisi semi powler (30-45 derajad) pada pasien tidaksadar
3. Pertahankan kepatenan jalannafas
4. Pertahankan pengembangan balon endotrakealtube
5. Lakukan penghisapan jalan nafas, jika produksi secretmeningkat
6. Sediakan suctiondiruangan
7. Hindari memberi makanan melalui selang gastrointestinal, jika residu
banyak
8. Berikan makanan dengan ukuran kecil danlunak
9. Berikan obat oral dalam bentukcair
10. Anjurkan makan secaraperlahan
11. Ajarkan strategi mencegahspirasi
12. Ajarkan teknik menguyah atau menelan, jikaperlu
TUGAS II

A. DIANGNOSA KEPERAWATAN PADA PENYAKIT DIABETESKETOASIDOSIS


SDKI:
a. Dx. Ketidakstabilan Kadar GlukosaDarah
Defenisi: variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang normal

 Penyebab:
Hiperglikemia
1. Disfungsipankreas
2. Resistensiinsulin
3. Gangguan toleransi glukosadarah
4. Gangguan glukosa darahpuasa
 Tanda dan gejalamayor

Subjektif:

1. Lelah atau lesu


Objektif:

1. Kadar glukosa dalam darah/urinetinggi

 Tanda dan gejalahminor

Objektif:

1. Mulut kering
2. Hausmeningkat
Subjektif

1. Jumlah urinemeningkat

 Kondisi klinisterkait:
1. Diabetesmellitus
2. Ketoasidosisdiabetic
3. Hipoglikemia
4. Hiperglikemia
5. Diabetesgestasional
6. Penggunaankorticosteroid
7. Nutrisi parenteraltotal

SIKI:
1. ManajemenHiperglikemia

Defenisi: mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah diatas normal

Tindakan:

 Observasi
 Identifikasi kemungkinan penyebabhiperglikemia
 Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat ( mis.
Penyekit kekambuhan)
 Monitor kadar gluosa darah, jikaperlu
 Monitor tanda dan gejalahhiperglikemia
 Monitor intake dan outputcairan
 Monitor keton urine, kadar analisa gaas darah, elektrolit, tekanan darah,
ortostatik dan frekwensinadi
 Terapeutik
 Berikan asupan cairanoral
 Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejalah hiperglikemia tetap ada
ataumemburuk
 Fasilitaasi ambulasi jika ada hipotensiortostatik
 Edukasi:
 Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250
mg/dl
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah secaramandiri
 Anjurkan kepatuhan terhadap diet danolahraga
 Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jikaperlu
 Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. Pengguaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian karbohidrat dan bantuan profesional
kesehatan)
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberianinsulin
 Kolaborasi pemberian cairanIV
 Kolaborasi pemberiankallum

2. Edukasi Diet

Defenisi: mengajarkan jumlah, jenis dan jadwal asupan makan yang


diprogramkan

Tindakan:

 Observasi:
 Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerimainformasi
 Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini dan masalalu
 Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang
diprogramkan
 Identifikasi ketebatasan finansial untuk menyediakanmakanan
 Terapeutik:
 Persiapkan materi, media dan alatperaga
 Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikankesehataan
 Berikan kesempatan pasien dan keluargabertanya
 Sediakan rencana makan tertulis, jikaperlu
 Edukasi:
 Jelaskan tujuan keptuhaan diet terhadapkesehatan
 Informasikan makanan yang diperbolehkan dandilarang
 Informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jikaperlu
 Anjurkan mempertahankan posisi semi fowler (30-45 derajad) 20-30
menit setelahmakan
 Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan diet yang
diprogaramkan
 Anjurkan melakukan olahraga sesuaitoleransi
 Ajarkkan cara membaca label dan memilih makanan yangsesuai
 Ajarkan cara merencanakan makanan yang sesuaiprogram
 Rekomendasikan resep makanan yang sesuai dengan diet, jikaperlu
 Kolaborasi:
 Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jikaperlu

SLKI:

b. Kestabilan Kadar GlukosaDarah

Defenisi: kadar glukosa darah berada pada rentang normal

Setelah dilakukan perawatan 2 X 24 jam diharapkan kadar glukosa pasien


dapat dalam keadaan rentang normal

 Kriteriahasil:
1. koordinasi kesdaranmeningkat
2. mengantukmenurun
3. pusingmenurun
4. keluhan laparmenurun
5. gemetarmenurun
6. berkeringat menurun
7. mulut keringmembaik
8. rasa hausmenurun
9. kesulitan berbicaramenurun
10. kadar glukosa darahmembaik
11. palpitasimembaik
12. perilakumembaik
13. jumlah urine dalam keadaannormal
SDKI:

SIKI:
fenisi: beresiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
B. Re
si
ko  Factorresiko:
De a. Ketidakmampuan menelanmakanan
fis b. Ketidakmampuan mencarnamakanan
itN c. Ketidakmampuan mengabsorbsinutrient
utr d. Peningkatan kebutuhanmetabolisme
isi e. Factor ekonomi (mis. Finansial tidakmencukupi)
De f. Factor psikologis (mis. Stress, keengganan untukmakan)

1. Manajemen gangguanmakan
Defenisi: mengidentifikasi dan mengelola diet yang buruk, olahraga
berlebihan dan/atau pengeluaran cairan secaraberlebihan
TIndakan
 Observasi
 Monitor masukan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhankalori.
 Terapeutik
 Timbang BB secararutin
 Lakukan kontrak perilaku ( mis. Target BB, tanggungjawabperilaku)
 Diskusikan perilaku makanan dan jumlah aktivitaas fisik (termsuk olahraga
yangsesuai)
 Damping ke kamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahkan kembali
makanan
 Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan perubahan
perilaku
 Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuaikontrak
 Rencanakan program pengobatan untuk perawatandirumah
 Edukasi
 Aanjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi pemicu
pengeluaranmakanan
 Ajarkan pengaturan diet yangtepat
 Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian masalah perilaakumakan
 Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentaang target BB, kebutuhan kalori dan
pemilihanmakanan

2. ManajemenNutrisi
Defenisi: mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbaang
Tindakan
 Observasi
 Identifikasi statusnutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransimakanan
 Identifikasi makanan ynagdisukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenisnutrient
 Identifikasi perlunya penggunaan selangnasogetrik
 Monitor asupanmakanan
 MonitorBB
 Monitor hasil pemeriksaanlab.
 Terapeutik
 Lakukan oralhygen sebelum makan, jikaperlu
 Fasilitasi menentukan pedomandiet
 Sajikan makan secara menarik dan suhu yangsesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegahkonstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggiprotein
 Berikan suplemen makanan, jikaperlu
 Hentkan pemberian makanan melalui selang nasogetrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
 Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jikaperlu
 Ajarkan diet yangdiprogramkan
 Kolaborasi
 Kolaborsi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antimetik), jikaaperlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan jikaperlu
SLKI:

a. Status Nutrisi
Defenisi : keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Setelah dilakukan perawatan selama 2 X 24 jam diharapkkan kebutuhan
metabolisme tubuh pasien dapat terpenuhi
Kriteria hasil
 Porsi makan yang dihabiskanmeningkat
 Kekuatan otot menguyahmeningkat
 Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisimembaik
 Pengetahuan tentang standar nutrisi yang tepatmeningkat
 Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan kesehatan
meningkat
 Perasaan cpat kenyangmenurun
 Nyeri abdomenmenurun
 Rambut rontok berkurang
 Diaremenurun
 BBmembaik
 IMTmembaik
 Nafsu makanmembaik
 Bising ususmembaik
 Membrane mukosamembaik
TUGAS III

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN HIPOGLIKEMIA

SDKI:
a. Dx. Ketidakstabilan Kadar GlukosaDarah
Defenisi: variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang normal
 Penyebab:
 Penggunaan insulin atau obat glikemikoral
 Hiperinsulinemia
 Disfungsihati
 Disfungsi ginjalkronik
 Efek agenfarmakologis
 Tindakan pembedahanneoplasma
 Gangguan metabolicbawaan
 Gejalah dan tandamayor

Subjektif

 Mengantuk
 Pusing

Objektif
 Gangguankoordinasi
 Kadar glukosa dalamdarah/urine
 Tanda dan gejalahminor

Subjektif

 Palpitasi
 Mengeluhlapar

Objektif
 Gemetar
 Kesadaranmenurun
 Perilakuaneh
 Sulit berbicara
 Berkeringat
 Kondisi klinisterkait
SIKI:
 Diabetesmellitus
 Ketoasidosisdiabetic
 Hipoglikemia
 Hiperglikemia
 Diabetesgestasional
 Penggunaankorticosteroid
 Nutrisi parenteraltotal

a. ManajemenHipoglikemia

Defenisi: mengidentifukasi dan mengelola kadar glukosa darah rendah

Tindakan:

 Observasi:
1. Identifikasi tanda dan gejalahhipoglikemia
2. Identifikasi kemungkinan penyebabhipoglikemia
 Terapeutik:
1. Berikan karbohidrat sederhana, jikaperlu
2. Berikan glucagon, jikaperlu
3. Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuaidiet
4. Pertahankaan kepatenan jalannafas
5. Pertahankan akses IV, jikaperlu
6. Hubungi layananan medis darurat, jikaperlu
 Edukasi:
1. Anjurkan membawwa karbohidrat sederhana setiapsaat
2. Anjurkan memakai identitas darurat yangtepat
3. Anjurkan monitor kadar glukosadarah
4. Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes tentang
penyesuaian programpengobatan

SLKI:

a. Kestabilan Kadar GlukosaDarah


Defenisi: kadar glukosa darah berada pada rentang normal

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam, diharapkan kadar


glukosa darah pasien tesebut dapat dalam keadaan rentang normal

 Kriteriahasil:
 koordinasi kesdaranmeningkat
 mengantukmenurun
 pusingmenurun
 keluhan laparmenurun
 gemetarmenurun
 berkeringat menurun
 mulut keringmembaik
 rasa hausmenurun
 kesulitan berbicaramenurun
 kadar glukosa darahmembaik
 palpitasimembaik
 perilakumembaik
 jumlah urine dalam keadaannormal

SDKI:

b. Pola Nafas TidakEfektif


1. Dx Pola Nafas Tidakefektif
Defenisi : inspirasi/ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang tidak
adekuat
 Penyebab:
1. Depresi pusatpernafasan
2. Hambatan upaya nafas (mis. Nyeri saat bernafas, kelemahan otot
pernafasan)
3. Deformitas dindingdada
4. Deformitas tulangdada
5. Gangguanneuromuscular
6. Gangguan neurologis (mis. EEG positif, cedera kepala, gangguankejang)
7. Imaturitasneurologis
8. PenurunanEnergi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansiparu
11. Sindromhipoventilasi
12. Kerusakan inervasidiafragma
13. Cedera pada medullaspinalis
14. Efek agenfarmakologis
15. Kecemasan
 Gejala dan TandaMayor
Subjektif
 Dyspnea

Objektif

 Gangguan otot bantupernapasan


 Fase ekspirasimemanjang
 Pola nafas abnormal (mis. Takipnea, bradipnea, hperventilas,kussmaul)
 Gejalah dan tandaminor
Objektif
 Ortopnea

Objektif

 Pernapasanpursed-lip
 Pernapasan cupinghidung
 Diameter toraks posterior-anteriormeningkat
 Ventilasi semenitmenurun
 Kapasitas vitalmenurun
 Tekanan ekspirsimenurun
 Tekanan inspirasimenurun
 Ekskursi dadaberubah
 Kondisi klinisterkait
 Depresi sistem sarafpusat
 Cederakepala
 Trouma thoraks
 Stroke
 Kuadriplegia
 Intoksikasialcohol

SIKI:

a. Manajemen JalanNafas
Defenisi : mengidentifikasi dan mengolah kepatenan jalan nafas
Tindakan
 Observasi:
 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usahanapas)
 Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
 Monitor sputum(jumlah,warna,aroma)
 Terapeautik:
 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
thurst jika curiga traumaservikal)
 Posisikan semifowler
 Biarkan minum airhangat
 Lakukan fisoterapi dada, jikaperlu
 Lakukan penghisapan lendir, kurang dari 15menit
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapanendotrakeal
 Keluarkan sumbatan benda padat dengan porselMcGill
 Berikan oksigen jikaperlu
 Edukasi:
 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidakkontraindikasi
 Ajarkan teknik batukefektif
 Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jikaperlu

b. Pemantauan Respirasi
Defenisi : mengumpulkan dan menganalisis data untuk memastikan kepatenan jalan
nafas dan keefektifan pertukaran gas
Tindakan:
 Observasi
 Monitor frekwensi, irama, kedalaman, dan upayanafas
 Monitor polanafas
 Monitor kemampuan batukefektif
 Monitor adanya produksi sputum
 Monitor adanya sumbatan jalannafas
 Palpasi kesimetrisan ekspansiparu
 Auskultasi bunyinafas
 Monitor saturasioksigen
 Monitor nilaiAGD
 Monitor hasil X-raytoraks
 Terapeutik
 Atur interval pemantauan respiraasi sesuai kondisipasien
 Dokumentasikan hasilpemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jikaperlu

SLKI:

a. Pola nafas
Defenisi : inspirasi/atau ekspirasi yang memberikan ventilasi yang adekuat
Setelah dilakukan keperawatan selama 2 X 24 jam, diharapkan pola nafa
pasien dapat adekuat
 Kriteriahasil
 Ventilasi sement meningkat
 Kapasitas vitalmeningkat
 Tekanan ekspirasimembaik
 Tekanan inspirasimembaik
 Dispneamenurun
 Penggunaan otot bantu nafasmenurun
 Pemanjangan fase ekspirasimenurun
 Pernapasan cuping hidungmeurun
 Frekwensi nafasmembaik
 Kedalam nafasmembaik
 Ekskursi dadamembaik

Anda mungkin juga menyukai