Makalah Ulumul Hadis Kel 5 2003
Makalah Ulumul Hadis Kel 5 2003
Disusun oleh:
KELAS E
IAIN PEKALONGAN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Ilmu Hadits Dirayah ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ulumul
Hadits. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Hadits Dirayah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Para ulama hadits itu menggunakan dua pendekatan, yaitu kritik sanad dan
matan, sehingga melahirkan teori-teori yang berkaitan dengannya. Kedua
pendekatan tersebut bukan suatu yang baru dalam pendekatan studi hadits.
Sejara garis besar menurut kajian muta’khirun ilmu hadits terbagi menjadi
dua, yaitu imu hadis dirayah dan ilmu hadis riwayah. Ilmu hadis dirayah ilmu
untuk mengetahui hakikat periwayatan, syarat-syarat, macam-macam, dan
hukum-hukumnya. Serta untuk mengetahui keadaan para rawi, baik syarat-
syaratnya, macam-macam hadis yang diriwayatkan, dan segala yang berkaitan
dengannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ilmu dirayah?
2. Apa saja dan jelaskan cabang-cabang ilmu dirayah?
3. Bagaimana objek kajian ilmu dirayah?
4. Apa Pentingnya mempelajari ilmu dirayah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu dirayah
1
2. Untuk mengetahui cabang-cabang yang ada pada ilmu dirayah
3. Untuk mengetahui objek kajian ilmu dirayah
4. Untuk mengetahui Pentingnya mempelajari ilmu dirayah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
melalui as-Sima (pendengaran), al-qiraah (pembacaan), al-wasiah
(berwasiat), al-ijazah (pemberian izin dari perawi).
3. Macam-macam periwayatan ialah membicarakan sambung dan
teputusnya periwayatan.
4. Hukum-hukum periwayatan ialah pembicaraan sekitar diterima atau
ditolaknya suatu hadits.
5. Keadaan para perawi ialah pembicaraan sekitar keadilan, kecacatan
para perawi, dan syarat-syarat mereka dalam menerima dan
meriwayatkan hadits.1
1
Asep Herdi, Memahami Ilmu Hadis, (Bandung: Tafakur, 2014), hlm37.
2
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadis,(Yogyakara:Pustaka Al-
Kautsar,2005)hlm 82-83.
4
2. Ilmu Rijal al-Hadis
Ilmu Rijal al-hadis dinamakan juga denga ilmu Tarikh Ar-Ruwwab
(Ilmu sejarah perawi) adalah ilmu yang diketuai dengan keadaan setiap
perawi hadis, dari segi kelahirannya, wafatnya, guru-gurunya, orang yang
meriwayatkan dirinya, negeri dan tanah air mereka, dan yang selain itu yag
ada hubungannya dengan sejarah perawi dan keadaan mereka. Ulama
peratam akali yang memperkenalkan dan mempelajari secara serius ilmu
ini ialah Al-Bukhori (256 H) kemudian usaha itu dilanjutkan oleh
Muhammad ibn Sa’id (230 H), selanjutnya menyusul Ibn Abd Allbar (463
H) denga kitabnya Al-Isti’ab. Pada awal abad ke-7 Hijriyah menyusul
‘Izzudin Ibn Al-Adsir (630 H), kitab ini memuat uraian tenang para
sahabat Nabi SAW. Atau Rijal Al-Hadis pada Thaqabah pertama,
meskipun didalamnya terdapat nama-nama yang bukan sahabat.3
Kegiatan penelitian ini tidak hanya ditujukan kepad apa yang ada
materi berita hadis itu saja, atau lebih dikenal matan hadis, tetapi juga
kepada berbagai hal yang berhubungan dengan istilah sanad.
3. Thabaqath
Thabaqat menurut bahasa adalah suatu kaum yang memiliki kesamaan
dalam suatu sifat. Menurut istilah muhadditsin adalah Thabaqat yaitu
suatu kaum yang hidup dalam satu masa dan memiliki
Thabaqat yaitu ilmu yang membahas tingatan para perawi, klasifikasi
para perwai atau generasi para perawi dan periode angkatnnya.
4. Ilmu Asbab al-Wurud
Ilmu yang menjelaskan tentang sebab-sebab turunnya hadis, dalam
ilmu asbab al-wurud ini akan dibahas sebab nabi menurunkan hadis dan
masa-masanya, singkatnya ilmu asbab al-wurud ialah ilmu yang mengkaji
latar belakang historis timbulnya hadis dari nabi. Menurut Muhammad
‘Ajjaj Al-Khatib, terdapat hubungan yang erat antara ilmu Al-Nasikh wa
Al-Mansukh dengan ilmu asbab wurud karena dengan mengetahui asbab
3
Alfatih Suryadilaga dkk, Ulumul Hadis, (Yogyakarta: Teras, 2013), hlm 310
5
wurud ini dapat diketahui hadis yang mana sah dan yang dinasakh, hadis
yang terdahulu dan kemudian.
Ilmu ini mempunyai kaidah-kaidah yang menerangkan tentang latar
belakang dan sebab-sebab adanya hadis.Mengetahui peristiwa yang
menjadi latar belakang disampaikannya suatu hadis sangat penting untuk
membantu mendapatkan pemahaman hadis secara sempurna.Pemahaman
hadis dilihat dari segi sabab wurud, dikalnagan ulama ada yang
mendahulukan sebab atau latar belakang tetapi ada pula yang
mendahulukan keumuman redaksi (Lafal) hadis.
4
Idri, Studi Hadits, (Jakarta: Kencana,2019),hlm56.
6
sampai kepada periwayat terakhir yang menuliskan atau membukukan
hadits tersebut oleh karyanya, tidak dibenarkan suatu rangkaian sanad
tersebut yang twerputus, tersembunyi tidak diketahui identitasnya atau
tersamar.
2. Segi kepercayaan sanand (tsiqat al-sanand), yaitu bahwa setiap perawi
yang terdapat di dalam sannad suatu hadits harus memiliki sifat hadits
atau dhabith (kuat dan cermat hafalan atau dokumentasi haditsnya).
3. Segi keselamatannya dari kejanggalan (syadz)
4. Keselamatan dari cacat (i’llat)
5. Tinggi dan rendahnya martabat suatu sanad.
5
Syuhudi Ismail, Ilmu Hadis, (Bandung: Angkasa,1991), hlm62-63
7
hadis, maupun para periwayat sekaligus menghimpun hadis dalm kitab
hadis.
3. Mengetahui kaidah-kaidah yang digunakan oleh para ulama dalam
mengklasifikasikan hadis lebih lanjut.
Kaidah dan teori-teori yang berkembang dalam ilmu hadis sangat
bervariasi yang mengakibatkan hadis-hadis dapat diklasifikasikan
kedalam beberapa kategori baik dari segi kuantitas dan kualitas sanad,
kuantitas dan kualitas matan, dan sebagainya.
4. Dapat mengetahui istilah-istilah, nilai-nilai dan kriteria hais sebagi
pedoman dalam beristinhad.
5. Dapat melakukan penelitian hadis da melakukan penilaian terhadap
kualitas hadis tertentu.
Penelitian hadis sudah dilakukan oleh para ulama semenjak dahulu dan
sampai saat ini penelitian hadis masih relevan untuk menentukan
kualitas hadis sebagai sumber ajaran islam.
6. Dapat melakukan klarifikasi kritik ulang terhadap suatu hadis yang
kualitasnya masih diperselisihkan. Tidak sedikit hadis yang dalam
rentang waktu cukup lama diperselisihkan kualitasnya dikalanagan
para ulama dan memerlukan klarifikasi sebab serta kritik ulang
sehingga diketahui suatu hadis yang sesungguhnya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu hadis dirayah adalah ilmu pengetahuan tentang rawi dan yang
diriwayatkan atau sanad dan matannya baik juga berkaitan dengan
pengetahuan tentang syarat-syarat periwayahan, amacam-macamnya atau
hukum-hukumnya, obyek atau sasaran ilmu hadis dirayah adalah sanad
dan matan hadis, sehubungannya dengan kesahihan, hasan, dhaifnya.
Ilmu hadits dirayah inilah yang pada masa selanjutnya secara umum
dikenal dengan Ulumul Hadits, Mushthalah al-Hadits, atau Ushul Al-
Hadits. Keseluruhan nama tersebut meskipun bervariasi, namun
mempunyai arti dan tujuan yang sama, yaitu Ilmu yang membahasa
tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan perwai (sanad) dan
marwi (matan) suatu hadits, dari segi diterima , dan ditolaknya. Para ulama
membagi Ilmu hadits dirayah ini kepada beberapa macam, berdasarkan
kepada permasalahan yang dibahas padanya, seperti pembahasan tentang
pembagian Hadits Shahih, Hasan, dan Dhaif, serta macaam-macamnya,
pembahasan tentang tata cara penerimaan (tahammul) dan periwayatan
(adda’) hadits, pembahasan al-jarih dan al-ta’dil serta tingkatan-
tingkatannya, pembahasan tentang perawi, latar belakang kehidupannya,
dan pengklasifikasiannya antara yang tsiqat dan dha’if, dan pembahasa
lainnya
B. Saran
9
Umat islam agar kiranya untuk lebih memahami ulumul hadis lebih
mendalam agar bertambah pula iman kita. Dan mengamalkan ajaran-
ajaran yang terkandung dalam Al-Quran dan Al- Hadis.
10
DAFTAR PUSTAKA
Syaikh, A.-Q. (2005). Pengantar Studi Ilmu Hadis. Yogyakarta: Pustaka Al-
Kausar.
11