Anda di halaman 1dari 28

PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN AGEN AGEN

INFEKSIUS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

ILMU DASAR KEPERAWATAN II


Yang dibina oleh Ns.Luh Titi Handayani, S.Kep., M.kes

Oleh :

Akhmad Ferdy Firmansyah 1711011006

PRORAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2020
VIRUS

A. Pengertian virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus dibedakan dari agen infeksius yang lain, karena ukurannya yang kecil (dapat
melewati membran filter bakteri) serta sifatnya sebagai parasit intraseluler obligat,
yang mutlak memerlukan sel inang untuk hidup, tumbuh, dan bermultiplikasi. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat
yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang
digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur
hidupnya. Virus merupakan kesatuan yang mengandung asam nukleat DNA atau
RNA dan mengandung protein selubung (coat rotein). Kadang virus tertutup oleh
envelope dari lipid, protein, dan karbohidrat yang mengelilingi asam nukleat virus.
Virus mungkin juga memiliki membran lipid bilayer (atau kapsul) tapi diperoleh dari
sel inang, biasanya dengan tunas melalui membran sel inang. Jika terdapat membran,
virus berisi satu atau lebih protein virus untuk bertindak sebagai ligan untuk reseptor
pada sel inang.
B. Struktur virus
Rentang ukuran virus dari diameter 20 nanometer, seperti Parvoviridae, sampai
beberapa ratus nanometer panjangnya, seperti Filoviridae. Semua virus mengandung
genom asam nukleat (RNA atau DNA) dan selaput protein pelindung/coat protein
disebut kapsid. Asam nukleat virus berupa DNA atau RNA, beruntai tunggal/single
strand (ss), ataupun beruntai ganda/double strand (ds), sehingga dikenal dengan
kelompok virus ssRNA, dsRNA, ssDNA, dan dsDNA. Asam nukleat virus dapat
berbentuk linear maupun sirkuler.

Kapsid (coat protein) adalah susunan protein yang mengelilingi asam nukleat virus.
Struktur kapsid sangat ditentukan oleh asam nukleat virus. Kapsid tersusun atas
subunitsubnit protein yang disebut kapsomer. Genom asam nukleat ditambah selaput
protein pelindung yang disebut nukleokapsid yang mungkin memiliki ikosahedral,
heliks, atau kompleks simetri.

Pada beberapa virus, kapsid ditutupi oleh sampul (envelope) yang umumnya terdiri
atas kombinasi antara lipid, protein, dan karbohidrat. Sampul atau selaput (envelope)
dapat ditutupi oleh struktur serupa paku (spike) yang merupakan kompleks
karbohidrat protein. Virus mendapatkan pembungkus dengan tunas melalui membran
sel inang. Spike berperan pada proses perlekatan virus pada sel inang. Virus dengan
kapsid yang tidak tertutup envelop disebut virus telanjang (non envelope virus). Pada
virus ini, kapsid melindungi asam nukleat virus dari enzim nuklease dalam cairan
biologis inang dan mendukung perlekatan virus pada sel inang yang peka.
C. Morfologi virus
Terdapat beberapa tipe virus berdasarkan arsitektur kapsidnya
1. Virus heliks
Subunit protein dapat berinteraksi satu sama lain dan dengan asam nukleat
membentuk melingkar, struktur seperti pita. Virus yang dipelajari dengan
heliks simetri terbaik adalah virus tanaman non-envelop, virus mosaik
tembakau. Sifat heliks virus ini cukup jelas dalam mikrograf elektron
pewarnaan negatif karena virus membentuk struktur seperti batang kaku.

2. Virus polihedral Virus ini terdiri atas banyak sisi, kapsid berbentuk
ikosahedron, polihedron reguler dengan 20 permukaan triangular dan 20
sudut. Contoh: adenovirus, poli virus.
3. Virus bersampul (enveloped) Virus berbentuk bulat. Bila virus heliks dan
polihedral ditutupi oleh envelope, maka virus ini disebut virus heliks
bersampul atau virus pihedral bersampul. Contoh virus ini adalah virus
influenza, virus rabies, dan virus herpes simpleks (polihedral bersampul).
4. Virus kompleks Memiliki struktur yang kompleks, contoh bakterifage, kapsid
berbentuk polihedral dengan tail sheat berbentuk heliks dan poxovirus, kapsid
berbentuk tidak jelas dengan protein selubung (coat protein) di sekeliling asam
nukleat.
D. Reproduksi virus
Virus hanya dapat berkembang biak pada sel atau jaringan hidup. Oleh karena itu,
virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi. Cara
reproduksi virus disebut proliferasi atau replikasi. Tahapan multiplikasi virus terdiri
atas:
1) Adsorpsi (penyerapan)
Adsorpsi merupakan interaksi spesifik virus dan inang. Terdapat reseptor
khusus yang memperantarai pengenalan virus oleh sel inang. Ligan pada virus
akan dikenali oleh reseptor ada inang dan menempel pada reseptor sel inang
dapat berupa pili, flagella, komponen membran atau protein pengikat pada
bakteriofag. Pada virus influensa, ligan berupa glikoprotein dan pada eritrosit
dan virus polio, ligan berupa lipoprotein.
2) Perasukan dan pelepasan selubung
Perasukan dan pelepasan selubung merupakan tahap lanjut setelah virus
menemel pada permukaan sel inang. Pada bakteriofag, perasukan berlangsung
melalui ekor fag yang berkontraksi sehingga terjadi cengkraman pada bagian
ekor membran sel bakteri. Selaput ekor berkontraksi dan DNA virus masuk
melalui pori-pori pada ujung ekor.
3) Replikasi dan sintesis komponen virus
Replikasi dan sintesis komponen virus bagi virus DNA didahului dengan
replikasi DNA, sedangkan pada virus RNA didahului dengan complementary
DNA (cDNA).
4) Perakitan
Perakitan virus pada virus DNA berlangsung di dalam nukleus, sedangkan
pada virus RNA berlangsung dalam sitoplasma sel inang.
5) Pelepasan
Pelepasan virus dapat melalui lisis (pecahnya sel) ataupun fagositosis dengan
mekanisme yang berlawanan (virus dilepas melalui pertunasan pada bagian
tertentu membran sel). Bakteriofag yang merupakan virus penginfeksi bakteri
(Gambar 1.15). Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua
macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Replikasi tersebut baru dapat
dilakukan ketika virus ini telah masuk ke dalam sel inangnya(bakteri).

Gambar 1.14 bakteriofa (salvo,2012)

Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan
reproduksi. Sedangkan pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri
tetapi virus berintegrasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau
berkembangbiak virus pun ikut membelah (Gambar 1.15). Pada prinsipnya cara
perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan yang
berlangsung pada bakteriofage, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.
Bakteriofag termasuk ke dalam ordo Caudovirales. Salah satu contoh bakteriofag
adalah T4 virus yang menyerang bakteri Eschericia coli (E. coli), merupakan bakteri
yang hidup pada saluran pencernaan manusia. Perbedaan virus dengan bakteriofag
adalah bahwa virus hidup dan berkembang biak baik dalam mikroorganisme yang
multisel, sedangkan bakteriofag hidup dan berkembang biak dalam organisme satu
sel.
E. Infeki virus pada manusia.
Beriku ini contoh contoh viris yan merugikan manusia, antara lain :
1. Virus DNA Hepadnaviridae: virus hepatitis B penyebab penyakit hepatitis B
Adenoviridae: virus herpes penyebab herpes simplex type 1 and 2, varicella
zoster Herpesviridae: virus (chicken pox, shingles),Epstein Barr virus
(infectious mononucleosis), cytomegalovirus

2. Virus RNA
(a) Picornaviridae: enteroviruses, rhinoviruses, coxsackie virus, poliovirus,
hepatitis A virus;
(b) Caliciviridae: western equine encephalitis virus (WEE), eastern equine
encephalitis virus (EEE), dan Venezuelan equine;
(c) Rhabdoviridae: rabies virus, vesicular stomatitis virus, Mokola virus,
Duvenhage virus; Paramyxoviridae: parainfluenza viruses, mumps virus,
measles virus, respiratory syncytial virus.

Penyakit manusia akibat virus. Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan
oleh virus, antara lain: influenza, cacar air, hepatitis, polio, dan AIDS. Penyebab
influenza adalah virus orthomyxovirus yang berbentuk seperti bola. Virus influenza
ditularkan lewat udara dan masuk ke tubuh manusia melalui alat pernapasan. Cacar air
disebabkan oleh virus Herpesvirus varicellae. Virus ini mempunvai DNA ganda dan
menyerang sel diploid manusia. Hepatitis (pembengkakan hati) disebabkan oleh virus
hepatitis. Ada 3 macam virus hepatitis, yaitu: hepatitis A, B, dan C (non-A, non-B),
D, E, G, dan H. Gejalanya adalah demam, mual, muntah, perubahan warna kulit, dan
selaput lendir menjadi kuning. Virus hepatitis A cenderung menimbulkan hepatitis
akut, sedangkan virus hepatitis B cenderung menimbulkan hepatitis kronis. Polio
disebabkan oleh poliovirus. Serangan poliovirus menyebabkan lumpuh bila virus
menginfeksi selaput otak (meningitis) dan merusak sel saraf yang berhubungan
dengan saraf tepi. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah penurunan
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus). Virus HIV adalah virus kompleks yang rnempunvai 2 molekul RNA di dalam
intinya. Virus tersebut diduga kuat berasal dari virus kera afrika yang telah mengalami
mutasi. Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus
(yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada
manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan. Juga
ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga
sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit
psikiatris pada manusia. Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia
menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan
meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di
laboratorium.

BAKTERI

A. Pengertian bakteri
Bakteri merupakan mikroba uniseluler termasuk kelas Schizomycetes. Susunan sel
bakteri terdiri dari : struktur eksternal dan struktur internal bakteri

Gambar sel bakteri (Ryan Kenneth, 2004)

a) Struktur Eksternal Bakteri


Struktur eksternal bakteri meliputi glikokaliks, flagela, filamen aksial, fimbria, dan
pili. Glikokaliks (selubung gula) adalah substansi yang mengelilingi sel atau
digambarkan sebagai kapsul. Kapsul ini merupakan struktur yang sangat terorganisasi
dan tidak mudah dihilangkan. Ketebalan kapsul bervariasi dan fungsinya bagi bakteri,
antara lain: sebagai perlekatan bakteri pada permukaan, pelindung sel bakteri terhadap
kekeringan, perangkap nutrisi, dan proteksi bakteri. Kapsul melindungi bakteri
patogen dari fagositosis sel inang dan pada spesies tertentu berperan pada virulensi.
Sebagian besar material kapsul diekskresikan oleh bakteri ke dalam media
pertumbuhannya sebagai lapisan lendir (slime). Fungsi lapisan lendir pada bakteri
adalah untuk melindungi bakteri dari pengaruh lingkungan yang membahayakan,
misalnya antibiotik dan kekeringan. Lapisan lendir dapat memperangkap nutrisi dan
air, memungkinkan bakteri menempel pada permukaan halus untuk proses bertahan
pada proses sterilisasi kimiawi menggunakan klorin, iodin, dan bahan kimia lainnya.
Pada beberapa kasus, keseluruhan material kapsul dapat dilepaskan dari permukaan
sel dengan cara menggojlok atau melakukan homogenisasi suspensi (larutan) bakteri.
Pada akhirnya kapsul dapat dipisahkan dari media pertumbuhan bakteri sebagai
lapisan lendir.

Flagela merupakan filamen yang mencuat dari sel bakteri dan berfungsi untuk
pergerakan bakteri. Flagela berbentuk panjang dan ramping. Panjang flagela pada
umumnya beberapa kali panjang sel dengan garis tengah berkisar 12-30µm. Ada 5
macam tipe bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagelnya (Gambar 1.2), yaitu
atrikus (bakteri yang tidak memiliki flagela), monotrikus (1 flagela), lofotrikus (1
lebih flagela pada satu ujung sel), amfrikus (sekelompok flagela pada masing-masing
ujung sel), dan peritrikus (flagela menyebar diseluruh permukaan sel).

Gambar 1.2. Escherichia coli dengan multi flangela(Ryan Kenneth, 2004)

Filamen aksial (endoflagela) adalah kumpulan benang yang muncul pada ujung sel di
bawah selaput luar sel dan berpilin membentuk spiral di sekeliling sel. Rotasi filamen
menimbulkan pergerakan selaput luar sel dan memungkinkan arah gerak bakteri
berbentuk spiral. Contohnya pada Treponema pallidum dan Leptospira interragants.

Fimbria (jamak: fimbriae) termasuk golongan protein yang disebut lektin yang dapat
mengenali dan terikat pada residu gula khusus pada polisakarida permukaan sel. Hal
ini menyebabkan bakteri berfimbria cenderung saling melekat satu sama lain atau
melekat pada sel hewan. Fimbria umumnya menyebar diseluruh permukaan sel.
Kemampuan organisme tertentu seperti Niesseria gonorrhoeae dan enterotoksin
Escherichia coli (GAMBAR1.2) untuk menimbulkan penyakit berkaitan dengan
fimbria yang dimilikinya. Mutasi yang menyebabkan fimbria akan diikuti hilangnya
sifat virulens. Fimbria N. Gonorrgoeae memungkinkan bakteri membentuk koloni
pada membran mukosa sehingga menimbulkan penyakit
Gambar 1.3 E.coli dengan fimbria (salvo,2012)

Pili (tunggal pilus) secara morfologis sama dengan fimbria, umumnya pili lebih
panjang. Pili berperan khusus dalam transfer molekul genetik (DNA) dari satu bakteri
ke bakteri lainnya pada peristiwa konjugasi. Karena fungsinya yang spesifik pada
transfer DNA bakteri, maka pili disebut sebagai pili seks.

Dinding sel. Dinding sel bakteri merupakan struktur kompleks dan berfungsi sebagai
penentu bentuk sel, pelindung sel dari kemungkinan pecah ketika tekanan air di dalam
sel lebih besar, serta pelindung isi sel dari perubahan lingkungan di luar sel. Tebal
dinding sel bakteri berkisar 10-23 nµ dengan berat berkisar 20% berat kering bakteri.
Dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan (dikenal murein), yang menyebabkan
kakunya dinding sel.

Bakteri dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan pewarnaan dengan


pewarnaan Gram, bakteri Gram positif tetap diwarnai dengan kristal violet pada
pencucian, Gram negatif tidak. Semua bakteri memiliki membran sel dimana
fosforilasi oksidatif terjadi (karena tidak ada mitokondria). Di luar membran sel
adalah dinding sel yang kaku dan melindungi sel dari lisis osmotik. Pada bakteri
Gram positif mengandung banyak lapisan peptidoglikan yang membentuk struktur
tebal dan kaku, dan asam teikoat (techoic acid) yang mengandung alkohol (gliserol
atau ribitol) dan fosfat. Dinding sel bakteri Gram negatif mengandung satu atau
beberapa lapis peptidoglikan dan membran luar, tidak mengandung asam teikoat, dan
karena hanya mengandung sejumlah kecil peptidoglikan, maka dinding sel bakteri
Gram negatif relatif lebih tahan terhadap kerusakan mekanis. Bakteri Gram negatif
memiliki membran luar tambahan. Membran luar adalah hambatan utama dalam
permeabilitas bakteri Gram negatif. Ruang antara membran dalam dan luar dikenal
sebagai ruang periplasmic. Bakteri Gram negatif menyimpan enzim degradatif dalam
ruang periplasma. Bakteri Gram positif kekurangan ruang periplasmic, melainkan
mereka mengeluarkan exoenzymes dan melakukan pencernaan ekstraseluler.
Pencernaan diperlukan karena molekul besar tidak dapat dengan mudah melintasi
membran luar (jika ada) atau membran sel

b) Struktur Internal sel bakteri


Struktur di dalam sel bakteri disebut struktur internal sel bakteri. Di dalam
dinding sel bakteri terdapat sitoplasma yang merupakan substansi yang menempati
ruang sel bagian dalam. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai enzim, air (80%),
protein, karbohidrat, asam nukleat, dan lipid yang membentuk sistem koloid yang
secara optik bersifat homogen.

Membran plasma (inner membrane) adalah struktur tipis di sebelah dalam


dinding sel dan menutup sitoplasma sel. Membran plasma tersusun atas fosfolipid
berlapis ganda dan protein, membentuk model mosaik cairan. Membran plasma
berfungsi sebagai sekat selektif material yang ada di dalam dan di luar sel. Materi
yang melewati membran plasma yakni makromolekul dan mikromolekul. Membran
plasma juga berfungsi memecah nutrien dan memproduksi energi. Pada beberapa
bakteri, pigmen, dan enzim yang terlibat dalam fotosintesis ditemukan pada membran
plasma yang melipat ke arah sitoplasma (kromotofor atau tilakoid).
Pergerakan material mikromolekul melewati membran plasma dapat
berlangsung satu arah (synport) maupun saling berlawanan (antiport) serta melalui
beberapa proses transport aktif dan pasif. Proses pasif (passive transport) meliputi
difusi sederhana, difusi dipermudah, dan osmosis). Pergerakan makromolekul
melewati membran plasma terjadi melalui proses endositosis yaitu pengangkutan
makromolekul ke dalam sel, eksositosis yaitu pengangkutan makromolekul ke luar
sel, dan pertunasan (budding).

Ribosom. Daerah inti (daerah nukleid) adalah daerah yang mengandung bakteri,
ribosom yang berperan pada sintesa protein, badan inklusi yang merupakan organel
penyimpan nutrisi, dan ensdospora (resting sel) yaitu struktur dengan dinding tebal
dan lapisan tambahan pada dinding sel bakteri yang dibentuk di sebelah dalam
membran sel. Endospora berfungsi sebagai pertahanan sel bakteri terhadap panas
ekstrim, kondisi kurang air dan paparan bahan kimia serta radiasi. Hanya ada dua
genus bakteri dengan kemampuan membentuk struktur khusus berupa endospora
yakni Bacillus dan Clostridium yang bersifat Gram positif. Endospora terbentuk
selama kondisi lingkungan tidak memungkinkan bakteri pembentuknya bertahan
hidup. Apabila kondisi lingkungan kembali memungkinkan untuk hidup endospora
akan berkecambah dan menjadi sel bakteri vegetatif yang berkembang biak secara
normal. Struktur endospora terdiri atas inti, kortek, dan selubung (coat).

Proses pembentukan endospora dalam sel vegetatif dikenal proses sporulasi


atau sporogenesis. Proses sporulasi dimulai dengan replikasi kromosom bakteri, dan
sebagian membran sitoplasma menonjol ke arah dalam dan terpisah membentuk
septum bakal spora. Septum bakal spora ini merupakan membran lapis ganda yang
mengelilingi kromosom dan sitoplasma. Selanjutnya terbentuk dinding tebal
peptidoglikan diantara dua lapis membran dan selubung spora (protein) mengelilingi
sisi luar membran. Selubung protein inilah mengakibatkan adanya resistensi
endospora terhadap berbagai bahan kimia. Ketika endospora masak, dinding sel
vegetatif hancur, sehingga sel mati, dan endospora dilepaskan. Endospora kembali ke
bentuk vegetatif melalui germinasi yang dipacu oleh tekanan fisik atau kerusakan
kimia pada selubung endospora. Selanjutnya enzim endospora akan memecah lapisan
tambahan yang mengeliligi endospora, air memasuki sel dan proses metabolisme
kembali aktif.

B. Klasifikasi bakteri
Klasifikasi bakteri didasarkan pada berbagi ciri, antara lain: bentuk bakteri,
kemampuan membentuk spora, cara memproduksi energi (anaerobik dan aerobik),
dan reaksi terhadap pewarnaan Gram (Gram positif/negatif). Pewarnaan Gram
ditemukan oleh Christian Gram (1884) seorang bakteriologist Denmark. Mula-mula
sel diwarnai dengan pewarna ungu yang disebut violet kristal. Kemudian preparat
diberi alkohol atau aseton, yang mencuci violet kristal dari sel-sel Gram negatif.
Untuk dapat melihatnya perlu penggunaan warna tandingan dengan warna lain
(misalnya merah jambu safranin). Bakteri yang tidak luntur warnanya oleh alkohol
disebut Gram positif (Gambar 1.4).

Gambar 1.4 skema pewarnaan gram (Ryan Kenneth, 2004)

C. Morfologi bakteri

Ada tiga macam bentuk dasar bakteri, yaitu: bentuk bulat (tunggal: coccus,
jamak: cocci), bentuk batang atau silinder (tunggal: baccilus, jamak: baccili), dan
spiral yaitu berbentuk batang melengkung atau melingkar-lingkar (Gambar 1.5).
Gambar 1.5. Bentuk- bentuk bakteri (Ryan Kenneth, 2004)

a) Bentuk bulat (kokus)


Bentuk kokus umumnya bulat atau oval. Bila kokus membelah diri, sel-sel dapat tetap
melekat satu sama lain. Bentuk kokus dapat dibedakan lagi menjadi:
i) Mikrokokus (bulat satu-satu);
ii) Diplokokus (bulat berpasangan dua-dua);
iii) Streptokokus (cocci yang membelah namun tetap melekat membentuk struktur
menyerupai rantai);
iv) Tetrakokus (cocci yang membelah tersusun empat sel dan membentuk bujur
sangkar); dan
v) Staphylokokus (cocci yang membelah pada banyak bidang dan membentuk
kumpulan menyerupai buah anggur)

b) Bentuk batang

Bakteri bentuk batang (Gambar 1.6) atau bacili membelah hanya melalui
sumbu pendeknya dan sebagian besar bacilli tampak sebagai batang tunggal.
Diplobacilli muncul dari pasangan bacilli setelah pembelahan dan streptobacilli
muncul dalam bentuk rantai, serta beberapa bacilli menyerupai cocci disebut
coccobacilli.
Gambar 1.6. Bentuk bakteri basil (Ryan Kenneth, 2004)

c) Bentuk spiral
Bentuk spiral bakteri memiliki satu atau lebih lekukan atau tidak dalam bentuk lurus.
Bakteri berbentuk spiral dibedakan menjadi beberapa jenis. Bakteri yang berbentuk
batang melengkung menyerupai koma disebut vibrio. Bakteri yang berpilin kaku
disebut spirilla, sedangkan bakteri yang berpilin fleksibel disebut spirochaeta.

Umumnya bentuk bakteri memiliki hanya satu bentuk (monomorfik), namun ada
bakteri tertentu yang memiliki banyak bentuk (pleimorfik). Pada bakteri terdapat
membran sel yang melekuk ke dalam disebut involusi. Contoh bentuk involusi
terdapat pada bakteri asam cuka (Acetobacter sp.) yaitu adanya bentuk seperti gada,
bentuk tak teratur atau benang. Bentuk ini disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti
temperatur inkubasi, faktor makanan, umur, dan faktor lainnya yang tidak
menguntungkan bakteri.

Peranan bakteri dalam kehidupan


1) Bakteri menguntungkan
Bakteri pengurai. Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta
sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat
dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain
yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam
mineralisasi di alam. Dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-
sampah organik. Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia,
berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12,
dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan
berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selusosa
rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
Bakteri penghasil antibiotik. Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme
lain. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah: a) Bacillus brevis,
menghasilkan terotrisin, b) Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin, c) Bacillus
polymyxa, menghasilkan polimixin
2) Bakteri merugikan
Bakteri perusak makanan. Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan.
Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa toksin
(racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia. Contoh: Clostridium
botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan.
Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe
bongkrek. Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan.
Bakteri patogen. Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit
pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Kokus Gram-positif: Streptococcus pyogenes
penyebab nyeri tenggorokan dan demam reumatik, Streptococcus agalactiae penyebab
meningitis pada neunatus dan penumonia. Kokus Gram negatif: Neisseriae
meningitidis penyebab meningitis dan septikemia, N. Gonorrhoeae merupakan agen
penyebab uretritis. Bacilus Gram positif: Bacillus anthracis penyebab penyakit
anthraks, dan clostridia penyebab gangrene, tetanus, kolitis pseudomembranosa dan
botulismus.
JAMUR

A. Pengertian jamur
Jamur adalah tumbuh-tumbuhan berbentuk sel atau benang bercabang, mempunyai
dinding dari selulosa atau kitin atau keduanya, mempunyai protoplasma yang
mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil dan berkembang biak
secara aseksual, seksual, atau keduanya. Ada 100.000-200.000 spesies tergantung
bagaimana jamur diklasifikasikan, dan sekitar 300 spesies jamur diketahui patogen
terhadap manusia.

Jamur menggunakan enzim untuk mengubah dan mencerna zat organik, seperti hewan
dan sebagian besar kuman, untuk hidupnya memerlukan zat organik sebagai sumber
energi, sehingga jamur disebut sebagai jasad yang bersifat heterotrop. Hal ini berbeda
dengan tumbuh-tumbuhan yang besifat autotrop karena berklorofil sehingga dapat
membentuk karbohidrat dari air dan karbon dioksida dengan bantuan sinar matahari.
Jamur menggunakan enzim untuk mengubah zat organik untuk pertumbuhannya
sehingga jamur merupakan saprofit atau parasit.

Jamur yang penting dalam kesehatan ada empat filum, yaitu:


a. Ascomycota, reproduksi seksual dalam kantong (saccus) disebut ascus dengan
menghasilkan ascopspora.
b. Basidiomycota, reproduksi seksualdalam kantong disebut basidium
dengan menghasilkan basidiospora.
c. Zygomycota, reproduksi seksual dengan gamet dan reproduksi aseksual
dengan pembentukan zygospora.
d. Mitosporic Jamur (Fungi Imperfecti), tidak ada bentuk yang dikenali
reproduksi seksual. Termasuk jamur yang paling patogen.

B. Morfologi jamur
Jamur mencakup:
1. khamir atau ragi, yaitu sel-sel yang berbentuk bulat, lonjong atau memanjang
yang berkembang biak membentuk tunas dan membentuk koloni yang basah
atau berlendir; dan
2. kapang, yang terdiri atas sel-sel memanjang dan bercabang yang disebut hifa.
Anyaman dari hifa, baik yang multiseluler atau senositik, disebut miselium.
Bentuk miselium bercabang dan pola percabangan ini membantu identifikasi
morfologi. Kapang membentuk koloni yang menyerupai kapas atau padat.
Bentuk kapang atau khamir tidak mutlak karena terdapat jamur yang dapat
membentuk kedua sifat tersebut dalam keadaan yang berbeda dan disebut
sebagai jamur yang dimorfik.

Spora dapat dibentuk secara aseksual atau seksual. Spora seksual disebut
talospora (thallospora), yaitu spora yang langsung dibentuk dari hifa reprodukitf.
Spora yang termasuk talospora adalah: blatospora, artrospora, klamidospora,
aleuriospora, dan sporangiospora. Spora seksual dibentuk oleh dua sel atau hifa.
Spora seksual antara lain: zigospora, oospora, askospora, dan basidiospora.

C. Penyakit akibat jamur


Fungi ada yang berguna dan ada yang merugikan. Penyakit yang disebabkan jamur
pada manusia disebut mikosis. Ada empat jenis penyakit mikotik, yaitu:
1. Hipersensitivitas, reaksi alergi terhadap jamur dan spora.
2. Mikotoksikosis, keracunan manusia dan hewan oleh
produk makanan yang terkontaminasi oleh jamur yang
memproduksi racun dari substrat biji-bijian.
3. Misetismus, menelan toksin (keracunan jamur).
4. Infeksi, invasi jaringan dengan respon host.

Sebagian besar jamur patogen tidak menghasilkan racun tetapi menyebabkan


modifikasi fisiologis selama infeksi parasit (misalnya: peningkatan tingkat
metabolisme, modifikasi jalur metabolisme, dan modifikasi struktur dinding sel).

Infeksi jamur atau mycoses diklasifikasikan berdasarkan derajat keterlibatan jaringan


dan cara masuk ke dalam host, yaitu:

1. Superficial, infeksi kulit, rambut, dan kuku.


2. Subkutan, infeksi terbatas pada dermis, jaringan bawah kulit atau struktur
yang berdekatan.
3. Sistemik, infeksi dalam organ internal.
4. Oportunistik, menyebabkan infeksi hanya di immunocompromised.

Mikosis superfisialis yaitu mikosis yang menyerang bagian-bagian dari kulit dan
mukosa, terutama corium, kuku, dan rambut.

a. Mikosis Superfisial
Mikosis superfisial (kulit) biasanya terbatas pada lapisan luar kulit, rambut,
dan kuku, serta tidak menyerang jaringan hidup. Jamur tersebut disebut
dermatofit. Dermatofita atau lebih tepat jamur keratinophilic, menghasilkan
enzim ekstraseluler (keratinases) yang mampu menghidrolisis keratin.
b. Ekologi
Dermatofit (berarti tanaman kulit) menyebabkan infeksi pada manusia
memiliki sumber-sumber yang berbeda dan cara penularannya, yaitu:
a. Antropofilik, biasanya dikaitkan dengan hanya manusia. Penularan
dari manusia ke manusia adalah melalui kontak dekat atau melalui
benda-benda yang terkontaminasi.
b. Zoofilik, ini biasanya berhubungan dengan hewan. Penularan ke
manusia melalui kontak dekat dengan binatang (kucing, anjing, sapi)
atau dengan produk yang terkontaminasi.
c. Geophilic, ini biasanya ditemukan di dalam tanah dan ditularkan
kepada manusia oleh paparan langsung.Pengetahuan tentang spesies
dermatofita dan sumber infeksi sangat penting bagi pengobatan yang
tepat pada klien dan pengendaliannya. Invasi oleh organisme zoofilik
atau geophilic dapat menyebabkan penyakit radang pada manusia.
c. Distribusi Geografis
Dermatofit terjadi di seluruh dunia, namun beberapa spesies secara geografis
distribusinya terbatas.
d. Agen Penyebab
Ada 3 genera jamur, yaitu Tricophyton, Microsporum, dan Epidermophyton.
PARASIT

A. Pengertian parasit
Parasit adalah organisme yang hidupnya menumpang (mengambil makanan dan
kebutuhan lainnya) dari makhluk hidup lain. Organisme yang ditumpangi atau
mendukung parasit disebut host atau inang atau tuan rumah. Parasitisme adalah
hubungan timbal balik antara satu organisme dengan organisme lain untuk
kelangsungan hidupnya, dimana salah satu organisme dirugikan oleh organisme
lainnya. Parasitologi medis adalah ilmu yang mempelajari tentang semua organisme
parasit pada manusia. Parasit yang termasuk dalam parasitologi medis ialah protozoa,
cacing, dan beberapa arthropoda. Menurut tempat hidupnya di tubuh manusia, parasit
dibedakan menjadi endoparasit dan ektoparasit.
1. Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh manusia, misalnya: di
dalam darah, otot dan usus, contohnya Plasmodium sp.
2. Ektoparasit adalah parasit yang hidup menempel pada bagian luar kulit dan
kadang- kadang masuk ke dalam jaringan di bawah kulit, misalnya Sarcoptes
scabei.

Sedangkan menurut tingkat ketergantungannya, parasit dibedakan menjadi obligat parasit dan
fakultatif parasit.

1. Obligat parasit adalah parasit yang tidak bisa hidup bila tidak menumpang
pada host, misalnya Plasmodium spp.
2. Fakultatif parasit adalah parasit yang dalam keadaan tertentu dapat hidup
sendiri di alam, tidak menumpang pada host, misalnya Strongyloides
stercoralis.
3. Parasit tidak permanen adalah parasit yang hidupnya berpindah-pindah dalam
satu tuan rumah ke tuan rumah yang lain. Contoh: nyamuk, kutu busuk.

Menurut derajad parasitisme, parasit dibagi menjadi:

1. Komensalisme adalah hubungan dimana suatu organisme mendapat


keuntungan dari jasad lain akan tetapi organisme tersebut tidak dirugikan.
2. Mutualisme adalah hubungan dua jenis organisme yang keduanya mendapat
keuntungan
3. Simbiosis adalah hubungan permanen antara dua organisme dan tidak dapat
hidup terpisah.
4. Pemangsa (predator) adalah parasit yang membunuh terlebih dahulu
mangsanya dan kemudian memakannya

Sebagian besar parasit yang hidup pada tubuh host tidak menyebabkan penyakit
(parasit non-patogen), namun dalam parasitologi medis kita akan fokus pada parasit
(patogen) yang menyebabkan penyakit pada manusia. Host (inang) adalah tempat
hidup parasit. Ada beberapa macam host, antara lain:
1. Host definitif yaitu host tempat parasit hidup tumbuh menjadi dewasa dan
berkembang biak secara seksual.
2. Host perantara adalah tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang
siap ditukarkan kepada host (manusia).
3. Host reservoir adalah hewan yang mengandung parasit yang menjadi
sumber infeksi bagi manusia.
4. Host paratenik adalah hewan yang mengandung stadium infektif parasit, dan
stadium infektif ini dapat ditularkan menjadi dewasa pada host definitif.

Hubungan parasit dengan host dan menimbulkan gejala penyakit disebut infeksi.
Penyakit yang disebabkan oleh parasit disebut parasitosis. Vektor adalah spesies
(umumnya serangga) yang dapat menularkan parasit pada manusia dan hewan.
Setelah dijelaskan tentang berbagai jenis hubungan antara host dan parasit, berikut
ini akan diperlihatkan efek yang dibawa parasit ke host dan reaksi yang
berkembang pada tubuh host karena invasi parasit.

Pengaruh Parasit pada Host


Kerusakan yang dihasilkan parasit patogenik dalam jaringan host dapat dijelaskan
dalam dua cara berikut, yaitu:
a. Efek langsung parasit terhadap host
cedera mekanik, dapat ditimbulkan oleh tekanan parasit akibat pertumbuhan
yang lebih besar, misalnya: kista hidatidosa menyebabkan penyumbatan
saluran. efek merusak dari zat beracun pada Plasmodium falciparum,
menghasilkan zat beracun yang dapat menyebabkan kerasnya dan gejala
lainnya.pengambilan nutrisi, cairan, dan metabolit oleh parasit dapat
menghasilkan penyakit melalui persaingan dengan host untuk mendapatkan
nutrisi.
b. Efek tidak langsung parasit pada host
Reaksi imunologis, kerusakan jaringan dapat disebabkan oleh respons
imunologi host, misalnya: sindrom nefritis setelah infeksi Plasmodium.
Proliferasi berlebihan dari jaringan tertentu karena invasi oleh beberapa
parasit dapat juga menyebabkan kerusakan jaringan pada manusia, misalnya
fibrosis hati setelah pengendapan ovum dari Schistosoma.
Setelah dijelaskan tentang berbagai efek yang dibawa parasit pada tubuh host
karena invasi parasit, berikut ini dijelaskan tentang parasit dalam kesehatan
pada bahasan konsep dasar parasitologi berikut ini.

Penularan Parasit
Penularan parasit tergantung pada sumber atau reservoir infeksi, dan cara
penularannya.
1. Sumber infeksi
I. Manusia
II. Manusia merupakan sumber atau perantara terbesar infeksi parasitik
(contohnya taeniasis, amoebiasis, dan lain-lain). Suatu kondisi dimana
infeksi ditularkan dari satu orang ke orang lain disebut antroponisis.
III. Hewan
IV. banyak penyakit parasit, hewan berperan sebagai sumber infeksi.
Suatu keadaan dimana infeksi ditularkan dari hewan ke manusia
disebut zoonosis (misalnya, hidatidiasis).
2. Cara Penularan
Penularan parasit dari satu host ke host yang lain, disebabkan oleh bentuk
parasit tertentu dikenal sebagai stadium infeksi. Stadium infeksi pada
berbagai parasit ditularkan dari satu host ke host yang lain dalam beberapa
cara berikut:
a. Rute oral. Konsumsi makanan, air, sayuran atau tempat yang
terkontaminasi oleh stadium infeksi parasit. Cara penularan ini pada
beberapa parasit dikenal sebagai rute fecal oral (misalnya kista Giardia
intestinalis dan Entamoeba histolytica, telur Ascaris lumbricoides, dan
Trichuris trichura.
a) Mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang. Infeksi dapat
ditularkan secara oral bila konsumsi daging mentah atau setengah
matang yang mengandung parasit infektif (misalnya: daging babi
mengandung selulosa cysticercus, tahap larva Taenia solium).
Mengkonsumsi ikan dan kepiting yang kurang matang atau mentah.
Infeksi juga dapat ditularkan dengan konsumsi ikan dan kepiting
mentah atau setengah matang yang mengandung stadium infektif
parasit (misalnya: kepiting mengandung stadium parasit infektif,
kepiting atau udang air tawar mengandung metasercaria
Paragonimus westermani, ikan mengandung metaserkaria Clonorchis
sinensis, dan lain lain).
b) Mengkonsumsi air mentah atau belum matang. Infeksi dapat
ditularkan lewat makanan mentah atau air belum masak yang
menyembunyikan bentuk parasit infektif (misalnya: air kacang dada,
dll mengandung metaserkaria pada Fasciolopsis buski dan Fasciola
hepatica).
1) Penetrasi kulit dan membran mukosa Infeksi ditransmisikan dengan:
a) Penetrasi kulit oleh larva filaria (filariformy larva) pada cacing
tambang. Strongyloides stercoralis yang kontak dengan tanah
tercemar feces.
b) Tusukan kulit oleh serkaria pada Schistosoma japonicum, S.
Mansoni, dan S. haematobium yang kontak dengan air yang
terinfeksi. Bagian kulit yang dipenetrasi adalah bagian kulit yang
tipis, misalnya: di daerah jari jemari, kulit perianal, dan kulit
perineum.
2) Inokulasi vektor arthropoda
Infeksi juga dapat ditularkan dengan inokulasi ke dalam darah melalui
nyamuk, seperti pada penyakit malaria dan filariasis.
3) Kontak seksual
Trichomoniais dapat ditularkan melalui kontak seksual. Entamoebiasis
dapat ditularkan melalui kontak seksual anal oral, seperti pada kalangan
homoseksual.
RIKETSIA

A. Pengertian riketsia
Rickettsia adlaah genus bakteri gram-negatif. Rickettsia bersifat paarasit intraseluler
obligat, dan dapat menyebabkan penyakit rickettsia. Menjadi penyakit intra seluler
obligat, kelangsungan hidup rickettsia tergantung pada entri, pertumbuhan, dan
replikasi dalam sitoplasma dari eukariotik sel inang (sel endotel biasanya). Metode
perkem,bangan rickettsia dalam embrio ayam ditemukan oleh Emest William
Foodpasture dan Koleganya di Universitas Vanderbit tahun 1930-an
B. Morfologi rickettsia
Berdasarkan morfologi dinding selnya menunjukkan bahwa bakteri ini merupakan
bakteri gram negatif berbentuk basil. Rickketsia merup[pakan genus organisme non-
meotile, tidak memiliki bentuk spora, termasuk bakteri pleomorfik yang dapat
berbentuk coccus maupun batang. Bakteri ini memiliki membran luar dan lapisan
muiren yang tipis. Muiren merupakan polimer yang ditemukan pada dinding sel
dalam organisme prokariotik. Lipoposakarida yang merupakan ciri bakteri gram
negatif dapat ditemukan jelas pada membran lainnya.

Rickettsia dapat berukuran batang kokoid atau pleomorf. Rickettsia bersifat gram
negatif, berukuran 1-o,3 mikron, merupakan parasit intraseluler obligat kecuali
Rochalimeae quintana yang dapat hidup dalam pembenihan tanpa sel.
Kelangsungan hidup rickettsia tergantung pada entri, pertumbuhan, dan replikasi
dalam sitoplasma dari eukariotik sel inang (sel endotel biasanya. Karena itu rickettsia
tidak dapat hidup dalam lingkungan nutrisi buatan dan tumbuh baik dalam jaringan
atau embrio budaya (biasanya, embrio ayam yang digunakan)
Di masa lalu rickettsia ditempatkan di suatu tempat antara virus dan bakteri. Namun,
tidak seperti Chlamydia, Mycoplasma, dan Ureaplasma, orgasme rickketsia memiliki
dinding sel yang mirip dengan lainnya bakteri gram negatif, mayoritas bakteri
Rickettsia rentan terhadap antibiotik dari kelompok tetrasiklin.
C. Mtabbolisme rickettsia
a. Enzim
Rickettsia mempunyai enzim yang penting untuk metabolisme. Dapat
mengoksidasi asam piruvat, suksinat dan glutamat serta mengubah asam
menjadi asam apartat
Rickettsia juga dapat tumbuh dalam biakal sel. Seperti, bakteri, perbandingan
kadar RNA dan DNA pada rickettsia 3,5 adalah 3,5 : 1. Dinding sel serupa
dengan dinding sel kuman gram negatif ynag terdiri dari peptidoglikan yang
mengandung asam muramat.
b. Pertumbuhan
Meskipun sangat kecil dan selalu terdapat didalam sel, rickketsia bukanlah
termasuk virus melainkan golongan bakteri. Rickettsia mempunyai sifat-sifat
yang bsama dengan sifat sifat bakteri yaiu mengandung asam nukleat yang
terdiri dari RNA dan DNA, berkembang bika dengan pembelahan biner,
dinding sel mengandung mukopeptida, mempunyai ribosom, mempunyai
enzim yang aktif pada metabolisme, dihambat oleh obat-obat anti bakteri dan
dapat membentuk ATP sebagai sumber energi.
Spesies rickettsia dibawa oleh beberapa jenis parasit seperti kutu dan dapat
menyebabkan penyakit seperti thypus, rickettsialpox, Bountonneuse fever
dan rocky mountain spotted fever pada tubuh manusia
c. Pemeliharaan
Jika disimpan pada suhu 0 C rickettsia akan kehilangan aktivitas biologiknya
yang serupa aktivitas hemolitik dan respirasinya, toksitasis dan
infektivitasnya. Semua aktivitas tersebut dapat dipulihkan jika ditambahkan
Nicotinamida adenine dicnucleatide (NAD).aktivitass biologiknya juga dapat
hilang jika disimpan pada suhu 30 C kecuali jika ditambahkan glutamat,
piruvat atau ATP.
Rickettsia tumbuh dalam berbagai bagian dari sel. Rickettsia prowazekii dan
rickettsia typhi tumbuh dalam sitoplasma sedangkan golongan penyebab
stopped fever tumbuh dalam inti sel.
Pada umumnya rickettsia dapat dimatikan dengan cepat pada pemanasan dan
pengeringan atau oleh bahan bahan bakterisid. Rickettsia mudah mati jika
disimpan pada suhu kamar tetapi dalam tinja serangga yang telah mengering
dpata tetap terinfeksi selama berbulan bulan meskipun suhu kamr. Penyebab
fever tahan terhadap tindakan pasteurisasi pada suhu 60 C selama 30 menit.
CLAMIDIA

A. Pengertian clamidia
Chlamydia adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang paling sering dijumpai di
Australia, terutama di antara orang muda yang berumur antara 15 – 25 tahun. Ini
disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan dapat menjadi serius pada wanita
dan laki-laki.
B. Penularan Clamidia
Chlamydia disebabkan oleh bakteri dan dapat ditularkan melalui seks tanpa pelindung
pada vagina, mulut atau dubur . Wanita hamil dapat menularkan Chlamydia pada
janin, menyebabkan infeksi mata dan paru-paru yang serius. Bila Anda menderita
Chlamydia, juga akan menjadi mudah tertular dan menularkan HIV. Kesulitannya
adalah kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa mereka mengidap Chlamydia
karena mereka tidak merasa atau melihat ada yang salah. Tanpa mereka ketahui
mereka dapat menularkan Chlamydia pada pasangan mereka
C. Tanda dan gejala
Ingat, kebanyakan gadis dan wanita yang mengidap chlamydia tidak merasakan
tanda-tanda sedikitpun.
 Rasa terbakar atau sakit sewaktu mengeluarkan air seni
 Keluaran vagina yang tidak biasa
 Rasa sakit pada perut bagian bawah
 Rasa sakit sewaktu melakukan seks
 Pendarahan yang tidak biasa atau bercak di antara waktu haid

Tanpa pengobatan dini, wanita dan gadis dapat menderita infeksi pada serviks,
kandungan dan tuba fallopian. Ini disebut dengan Pelvic Inflammatory Diseases
(Penyakit Peradangan Pelvis).

Tuba Fallopian (yang membawa telur ke kandungan) dapat berparut bahkan dapat
tersumbat. Hal ini juga mencegah telur yang sudah dibuahi masuk ke dalam
kandungan, dan menyebabkan kehamilan ektopik (di mana telur tumbuh di tuba
fallopian) yang memerlukan pembedahan dan dapat menyebabkan kematian.

Ingat, kebanyakan anak laki-laki dan pria yang mengidap chlamydia tidak merasakan
tanda apapun.

Tanda yang lain :

 Keluaran keputihan atau kuning dari penis


 Rasa terbakar atau sakit sewaktu mengeluarkan air seni
 Iritasi atau pedih disekitar uretra (lubang penis)

Tanpa pengobatan dini, lelaki dapat menderita prostatitis (infeksi dan pembengkakan
pada kelenjar prostat), epididymitis (pembengkakan zakar) dan mandul.
DIARE

A. Pengertian diare
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari.Secara klinis penyebab diare dapat
dikelompokan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi disebabkan oleh bakteri, virus
atau invasi parasit, malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab
lainya (DEPKES RI, 2011).
B. Etiologi diare
Diare terjadi karena adanya Infeksi (bakteri, protozoa, virus, dan parasit) alergi,
malabsorpsi, keracunan, obat dan defisiensi imun adalah kategori besar penyebab
diare. Pada balita, penyebab diare terbanyak adalah infeksi virus terutama Rotavirus
(Permatasari, 2012). Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak
dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin
yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit
dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan
keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina
propria serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan malabsorpsi. Dan
bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami
invasi sistemik. Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan
besar yaitu infeksi (disebakan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorbsi,
alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya (DEPKES RI, 2011).
Penyebab diare sebagian besar adalah bakteri dan parasit, disamping sebab lain seperti
racun, alergi dan dispepsi (Djamhuri, 1994).
1. Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70-80%). Beberapa
jenis virus penyebab diare akut antara lain Rotavirus serotype 1,2,8, dan 9
pada manusia, Norwalk Virus, Astrovirus, Adenovirus (tipe 40,41), Small
bowel structure virus, Cytomegalovirus.
2. Bakteri Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Enteropathogenic E.coli (EPEC).
Enteroaggregative E.coli (EaggEC), Enteroinvasive E coli (EIEC),
Enterohemorragic E.coli (EHEC), Shigella spp., Camphylobacterjejuni
(Helicobacter jejuni), Vibrio cholera 01, dan V. Cholera 0139, salmonella
(non-thypoid).
3. Parasit
Protozoa, Giardia lambia, Entamoeba histolityca, Balantidium coli,
Cryptosporidium, Microsporidium spp., Isospora belli, Cyclospora
cayatanensis.
4. Heliminths
Strongyloides sterocoralis, Schitosoma spp., Capilaria philippinensis,
Trichuris trichuria.
5. Non Infeksi Malabsorbsi, Keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas,
imonodefisiensi, obat dll.
C. Klasifikasi diare
1. Diare akut
Diare akut adalah diare yang terjadinya mendadak dan berlangsung kurang
dari 2 minggu. Gejalanya antara lain: tinja cair, biasanya mendadak, disertai
lemah dan kadang-kadang demam atau muntah. Biasanya berhenti atau
berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Diare akut dapat terjadi
akibat infeksi virus, infeksi bakteri, akibat makanan.
2. Diare kronis
Diare kronis adalah diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal
diare. Berdasarkan ada tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi 2 yaitu diare
spesifik dan diare non spesifik. Diare spesifik adalah diare yang disebabkan
oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit. Diare non spesifik adalah diare yang
disebabkan oleh makanan (Wijaya, 2010). Diare kronik atau diare berulang
adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran tinja yang
berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik secara terus
menerus atau berulang, dapat berupa gejala fungsional atau akibat suatu
penyakit berat. Tanda-tanda diare kronik seperti: demam, berat badan
menurun, malnutrisi, anemia, dan meningginya laju endap darah. Demam
disertai defense otot perut menunjukan adanya proses radang pada perut. Diare
kronik seperti yang dialami seseorang yang menderita penyakit crohn yang
mula-mula dapat berjalan seperti serangan akut dan sembuh sendiri.
Sebaliknya suatu serangan akut seperti diare karena infeksi dapat menjadi
berkepanjangan. Keluhan penderita sendiri dapat diarahkan untuk
memebedakan antara diare akut dengan diare kronik.

Berdasarkan banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat
dibagi menjadi :

1. Diare tanpa dehidrasi


Pada tingkat diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi karena frekuensi
diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.
2. Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%)
Pada tingkat diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau lebih,
kadangkadang muntah, terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu
makan menurun, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih normal
atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam batas normal.
3. Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%)
Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi, kencing yang kurang
atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun besar
menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir dan mulut serta
kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa pengisian kapiler
memanjang (≥ 2 detik) dengan kulit yang dingin yang dingin dan pucat.
4. Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%)
Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan
biasanya pada keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan pulsasi yang
melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak ada penghasilan
urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung, tidak ada produksi air
mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai apatis, kesadarannya
menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat memanjang (≥ 3 detik)
dengan kulit yang dingin dan pucat (Kliegman et al, 2006)
DEMAM TIFOID

A. Pengertian
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh salmonella thypi (nurarif & kusuma). Tifoid termasuk infeksi
sistemik dengan gejala yang khas demam. Adapun demam yang di alami oleh pasien
yang menderita penyakit ini umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang
meningkat (sangat tinggi) maik turun. Hal ini terjadi pada sore dan malam hari
sedangkan di pagi hari hampir tidak terjadi demam. Hal inilah yang biasanya tidak di
sadari oleh penderita maupun keluarga penderita (dinkes, 2013)
B. Etiologi
Penyebab demam tifoid adalah kuman salmonella typhi, salmonella paratyphii
A,salmonella parathypi B, wujudnya berupa basil gram negative, bergerak dengan
rambut getar, tidak berspora. Kuman tumbuh pada suasana fakulatif anaerob pada
suhu 15-41 C dan pH 6-8 (ardiansyah, 2012)
C. Manifestasi klinis
1. Masa inkubasi rata rata 10-14 hari
2. Demam meninggi sampai seminggu pertama
3. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor dan koma
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 bertahan selama 2-3 hari
5. Nyeri kepala, nyeri perut
6. Kembung, mual, muntah, diare, konstipasi
7. Batuk
8. Epistaksis
9. Pusing, brakikardi, nyeri otot
10. Lidah berselaput (kotor ditengah, tepian ujung merah serta tremor)
11. Hematomegali
12. Gangguan mental berupa samnolen, delirium atau psikosis

(nurarif & Kusuma 2015)

Minggu Keluhan Gejala Patologi


Minggu pertama Panas berlangsung Gangguan saluran Bakterimia
insidious, tipe cerna
panas steplader
yang mencapai 29-
40 C, menggigil
nyeri kepala
Minggu kedua Rash, nyeri Rose spot, Vaskulitis,
abdomen, diare, splenomegali, hiperplasi pada
atau konstipasi, hepatomegali prayer’s patches
delirium nodul tifoid pada
limpa dan hati
Minggu ketiga Komplikasi : Melena, ilius, Ulserasi pada
perdarahan saluran ketegangan prayer’s patches,
cerna, perforasi, abdomen, koma nodul tifoid pada
syok limpa dan hari
Minggu keempat Keluhan menurun Tampak sakit Kolelitasi, carrier
berat, kakeksia kronik

Komplikasi demam thpoid terbagi atas 2 yaitu :

1. Komplikasi intestinal
Perdarahan usus, perforasi usus.
2. Komplikasi ekstra intestinal
Typoid encepalogi, miningitis pneumonia, endocarditis.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. Padoli, SKp., M.Kes. 2016. Mikrobiologi dan parasitologi keperawatan.


2. KEMENKES RI 2006. Pedoman pengendalian demam tifoid. Jakarta 19 mei 2006
3. Communicable Disease Control Directorate Department of Health. Chlamydia
Western Australia April 2013
4. Nova Pramestuti. RICKETTSIA. Loka Litbang P2B2 Banjarnegara. Vol. 7, No. 01,
Jun 2011 : 29-30

Anda mungkin juga menyukai