Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN PROPOSAL

Sulaman Nareh merupakan salah satu karya kesenian yang menjadikannya sebagai
identitas Kota Pariaman Sumatera Barat karena hasil karya sulaman nareh ini hanya ada di
Kota Pariaman tepatnya di Nareh Pariaman. Wabah covid-19 yang melanda seluruh dunia
yang berdampak pada seluruh sektor pemerintahan maka hal ini secara tidak langsung juga
berdampak bagi para pengrajin khususnya para pengrajin di Kota Pariaman. Dimana
pemasukan utama dari para pengrajin ini adalah ketika banyaknya pemesanan untuk
pelaminan pada saat pernikahan tapi pandemi menyebabkan pemerintah mengeluarkan aturan
untuk tidak mengadakan acara pernikahan terlebih dahulu sehingga berdampak pada
pemasukan para pengrajin Sulaman Naras ini.

Melalui kegiatan pengabdian ini maka Tim Pengabdi mempunyai inovasi baru kepada
pengrajin Sulaman Naras ini dengan mencoba membimbing dan menghasilkan karya bersama
para pengrajin tanpa menghilangkan identitas dari Kota Pariaman sendiri, yakni dengan
menghasilkan masker berbentuk Sulaman Naras mengingat pada kondisi sekarang masker
menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Kata_kunci_1; Sulaman Naras_kunci2; Kota Pariaman_kunci3; Masker

1. ANALISIS SITUASI
Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini mau tidak mau memberikan dampak
terhadap berbagai sektor. Pada tataran ekonomi global, pandemi COVID-19 memberikan
dampak yang sangat signifikan pada perekonomian domestik negara-bangsa dan
keberadaan UMKM. Kajian yang dibuat oleh Kementrian Keuangan menunjukkan bahwa
pandemi COVID-19 memberikan implikasi negatif bagi perekonomian domestik seperti
penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat, penurunan kinerja perusahaan,ancaman
pada sektor perbankan dan keuangan serta eksistensi UKM. Pada aspek konsumsi dan
daya beli masyarakat, pandemi ini menyebabkan banyak tenaga kerja berkurang atau
bahkan kehilangan pendapatannya sehingga berpengaruh pada tingkat konsumsi dan daya
beli masyarakat terutama mereka yang ada dalam kategori pekerja informal dan pekerja
harian. Dampak ini juga dirasakan oleh salah satu UKM yakni Sulaman Indah “Tiga
Saudara” yang berada di Kota Pariaman Sumatera Barat.
Kota Pariaman Sumatera Barat terkenal dengan ciri khasnya adalah Sulaman Naras
yang menjadi identitas dari Kota Pariaman sendiri dan sudah terkenal sampai ke luar
Provinsi Sumatera Barat. Seperti namanya Sulaman Naras ini berasal dari Desa Naras
yakni sekitar 5 km dari Kota Pariaman tepatnya berada di Kecamatan Pariaman Utara.
Luas Wilayah Desa Naras ini lebih kurang 1,04 km2 dengan jumlah penduduk ± 1.770
Jiwa. Pada umumnya pekerjaan penduduk adalah pengrajin sulaman naras, perlengkapan
pelaminan, pedagang dan PNS (Data Kelurahan Naras, 2019).
Sulaman Indah “Tiga Saudara” merupakan salah salah satu jenis UKM yang berada di
Kota Pariaman dengan mempertahankan identitas Kota Pariaman melalui Sulaman
Narasnya yang disajikan dalam bentuk Selendang Kepala Peniti, Baju Penganten, Bantal
Kursi dan Kaca, Hiasan Dinding dan lain-lain. Sulaman Indah “Tiga Saudara” ini sudah
dibangun sejak tahun 1995 dan dipimpin oleh Yetti yang didirikan dirumah sendiri,
dengan pemasaran hanya dari mulut ke mulut. UKM ini menggunakan beberapa orang
tenaga kerja yang dinamakan “Anak Jaik” (Anak Jahit) yang telah dilatih secara mandiri
oleh ibu Yetti tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Adiputra et al (2014) bahwa
hampir seluruh pengrajin yang melakukan usahanya secara mandiri dengan melibatkan
ibu-ibu rumah tangga lainnya sebagai pekerjaan sampingan untuk membantu menambah
pendapatan keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah pengabdi lakukan kepada
Pimpinan Sulaman Indah “Tiga Saudara” , maka persoalan mitra yang paling mendasar
adalah :
a. Bahan yang digunakan
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Sulaman Naras ini adalah berupa dari
bahan habis sekali pakai dan alat bantu dalam proses penyulaman. Bahan dasar yang
digunakan adalah berupa bahan satin, bahan sutra, bahan beludru, bahan taveta, bahan
organza. Sulaman ini menggunakan benang emas, benang perak, benang pengikat,
benang ros. Alat yang digunakan dalam menyulam ini adalah Ram, dan Pamedangan.
Bahan-bahan didapatkan dengan membeli dari Kota Bukittinggi atau berupa pesanan ke
Jakarta. Pimpinan mengatakan hanya membeli bahan sesuai pesanan saja karena takut
utk menstok bahan baku mengingat pesanan sudah sangat jarang pada saat ini.

b. Manajemen
Manajemen yang dilakukan oleh Ibu Yetti selaku pimpinan belum teratata dengan rapi.
Ibu Yetti memperkejakan 4 orang “anak jaik” tergantung dengan pesanan yang ada 2
orang bertugas untuk menyulam dan membordir. 1 orang membantu dia dalam
membuat pola untuk setiap sulaman diminta. Untuk pembayaran gaji pimpinan mitra
memberlakukan untuk setiap sulaman yang dihasilkan oleh “anak jaik” dengan variasi
harga yang berbeda-beda untuk setiap masing-masing sulamannya.
c. Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan oleh Mitra adalah masih dari mulut ke mulut sesuai
permintaan dari konsumen. Pesanan bisa dalam jumlah besar dan dalam jumlah kecil.
Dalam jumlah besar biasanya permintaan berasal dari Jasa Pelaminan berupa baju
penganten, tabir (hiasan dinding) dan hiasan pelaminan. Pesanan skala kecil berasal
dari permintaan untuk pembuatan selendang, sarung bantal dan meja berupa sulaman
dan dikombinasi dengan kaca, dan bahan dasar kain baju yang sudah disulam. Namun
sejak wabah corona melanda di awal tahun 2020 dimana pemerintah mengeluarkan
aturan Pertemuan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang otomatis membuat pesanan jatuh
merosot tajam karena tidak ada lagi pesta pernikahan yang secara tidak langsung juga
berpengaruh pada pendapatan dari Sulaman Indah “Tiga Saudara”
Pimpinan mengatakan tidak pernah memanfaatkan teknologi dalam pemasaran hasil
sulaman karena memang tidak mengerti bagaimana caranya.
d. Distribusi dan Produksi
Sejak wabah corona melanda, secara tidak langsung berpengaruh besar terhadap
distribusi dan jumlah produksi dari Sulaman Indah “Tiga Saudara” ini. Karena
pemilik biasanya mendistribusikan ke usaha- usaha pelaminan. Namun gelaran pesta
resepsi pernikahan sudah ada larangan sejak pandemi ini. Menyebabkan distribusi dari
hasil sulaman dari mitra mengalami hambatan.

1. Hasil Produksi dari Mitra Sulaman Indah “Tiga Saudara”


a. Selendang Yang digunakan oleh Pengantin atau Bundo Kanduang

b. Tabiah (Hiasan untuk menutup dinding pada saat pesta perkawinan)

c. Sarung Bantal Kursi dan Meja


d. Baju Penganten Wanita Adat Pariaman
2. PERMASALAHAN MITRA
Berdasarkan analisis situasi maka dapat disimpulkan permasalahan mitra utama adalah :
1. Distribusi dan Produksi
- Sangat merosotnya jual beli sulaman sehingga secara tidak langsung berpengaruh
pada proses distribusi dan produksi dari mitra itu sendiri. Hal ini juga memberikan
dampak ekonomi baik dari mitra maupun dari si “anak jaik”(karyawan) karena
pendapatan mereka tergantung dari jumlah sulaman yang diproduksi.
- Hasil karya sulaman yang berupa perlengkapan pelaminan, selendang, alas bantal
meja ini yang tidak lagi menjadi prioritas didukung oleh kebijakan PSBB pada
masa pandemi sehingga acara pernikahan pun diberikan aturan sehingga
berkurang proses produksi sulaman yang dihasilkan oleh mitra yang secara tidak
langsung mempengaruhi ekonomi dari para pengrajin sulaman Naras
2. Pemasaran
Mitra mengakui kesulitan dalam melakukan pemasaran dengan memanfaatkan
teknologi, karena selama ini pemasaran dilakukan dari mulut ke mulut serta
mengantarkannya ke berbagai daerah. Hal ini mungkin dikarenakan hasil sulaman
yang dihasilkan oleh mitra bersifat terikat sebagai contoh mitra menghasilkan karya
sulaman berupa untuk persiapan pelaminan saja. Sementara sejak wabah corona
diberlakukan social distancing sehingga gelaran pesta pernikahan juga dibatasi
Dan ini menjadi permasalahan tersendiri bagi mitra karena terkendalanya cara
pemasaran.

3. SOLUSI PERMASALAHAN

Solusi dan Target Luaran


a. Upaya yang dilakukan oleh pengabdi terhadap permasalahan mitra adalah :
1. Memberikan inovasi kepada mitra tanpa mengurangi ciri khas dari Sulaman Naras itu
sendiri. Dimana sebelumnya mitra menghasilkan sulaman berbentuk selendang,
perlengkapan pelaminan dan bahan dasar kain. Pengabdi ingin menginovasi menjadi
pembuatan masker yang diberikan Sulaman Naras yang menjadi identitas dari Kota
Pariaman. Mengingat sekarang di masa pandemi covid 19 ini masker menjadi hal
yang utama, maka dengan itu pengabdi ingin mengambil celah dengan membuat
masker yang diberikan sulaman. Maka pengabdi bersama tim ingin mengajarkan
kepada mitra cara pembuatan masker dengan tetap memberikan sentuhan Sulaman
Naras. Pengabdi juga akan memberikan kepada mitra bahan-bahan baku dalam
pembuatan masker sulaman ini.
2. Dari segi pemasaran, pengabdi akan mengatur dari manajemen mitra dan
mengajarkan bagaimana cara memasarkan dengan memanfaatkan teknologi yang ada
sekarang ini.Mulai dari bagaimana cara promosinya sampai cara pemasarannya.
b. Jenis Luaran Mitra
Target luaran yang direncanakan dari kegiatan pengabdian ini adalah :
1. Publikasi di jurnal intenasional
2. Publikasi pada media massa cetak
3. Peningkatan daya saing (SDM, bahan baku, proses produksi, produk pemasaran
ekspor
4. Peningkatan kualitas manajemen mitra (tingkat penggunaan IT, kelengkapan
standar, prosedur pengelolaan
5. Peningkatan kesejahteraan masyarakat (penyerapn tenaga kerja, peningkatan
pendapatn)
6. Peningkatan nilai asset dan omset mitra
7. Model : berupa modifikasi desain baru sulaman dan bordir pada aplikasi produk
yang bervariasi
8. Jasa : berupa pengetahuan dan ketrampilan dengan penggalian ide-ide kreatif
tentang modifikasi desain yang dapat meningkatkan nilai estetika dan visual
produk
9. Metode : pembimbingan dan pelatihan tentang desain kreatif sehingga
menghasilkan produk terbaru
10. Produk : Berupa barang yang diperlukan saat wabah ini tanpa menghilangkan ciri
khas dari Sulaman Naras itu sendiri

4. METODE PELAKSANAAN
 Metode dan Tahapan dalam Penerapan Teknologi
a. Identifikasi Kebutuhan
Yang dibutuhkan oleh UKM sebagai Mitra Sulaman Indah “Tiga Saudara” adalah
inovasi dalam pembuatan hasil produksi agar tetap bisa dibutuhkan dan digunakan
terutama pada masa pandemi covid 19 ini. Selanjutnya mitra juga membutuhkan
cara pemasaran dengan menggunakan Teknologi agar Sulaman Naras ini lebih
dikenal dengan berbagai daerah dengan menrgetkan sasaran pasar tidak hanya dari
dalam negeri saja tapi juga dari luar negeri.
b. Perancangan
Tim pengabdi bersama mitra terlebih dahulu akan merancang jenis kain yang akan
dijadikan sebagai masker lalu juga merancang model sulaman yang dibuat pada
masker. Selanjutnya pengabdi bersama mitra merancang logo dari produk yang
akan kita pasarkan dengan menggunakan resolusi Industri 4.0 ini.Dan mencoba
mencari celah untuk pasar penjualan.
c. Pembuatan
Selanjutnya masuk pada tahap pembuatan. Pengabdi akan melatih dan
mengajarkan mitra cara membuat masker yang sesuai dengan standar kesehatan.
Dengan membuat masker 3 lapis, dan diluarannya akan diberikan sulaman-
sulaman Naras yang menjadi idnetitas dari Kota Pariaman. Dan pengabdi juga
menekankan kepada mitra bahwa ada beberapa kain tertentu yang bisa dijadikan
sebagai masker mengingat bagaimana daya saring dari bahan kain tersebut. Dan
memberikan sentuhan sulaman Naras sebelum masker diberikan lapisan agar
sesuai dengan standar kesehatan
d. Pendampingan Operasional
Selanjutnya pengabdi akan melakukan pendampingan operasional kepada mitra
agar mitra bisa menjalankan UKM secara mandiri nantinya
e. Implementasi Teknologi
Implementasi teknologi yang akan digunakan oleh pengabdi bersama mitra adalah
dari segi pemasaran dengan bantuan teknologi berbasis Era Revolusi Industri 4.0
dan modifikasi dari pola yg digunakan.
 Deskripsi Produk Teknologi yang akan diImplementasikan
Pengabdi bersama dengan tim akan membuat inovasi dalam hasil karya dari Sulaman
Naras ini dengan pembuatan masker dengan menggunakan sulaman Naras, sehingga
menghasilkan produk yang lebih tepat guna dan bernilai tinggi sesuai dengan kondisi
seperti sekarang tanpa menghilangkan konteks dari identitas Kota Pariaman berupa
Sulaman Naras. Masker merupakan salah satu bentuk APD yang biasanya digunakan
untuk keperluan perlindungan dari penularan penyakit infeksi saluran pernapasan.
Corona virus memiliki ukuran diameter sekitar 0,05-0,3 micron. Proses pembuatan
masker nantinya akan dilatih dan diajarkan oleh tim kepada mitra. Karena tidak
semua jenis kain mempunyai daya saring yang bagus, ada standar kain sendiri dalam
pembuatan masker ini. Selanjutnya pengabdi akan memasarkan dengan
memanfaatkan teknologi Era Industri 4.0 dimulai dari memperbaharui logo mitra
agar bisa lebih menarik konsumen dalam pemasaran. Kemudian pengabdi akan
memberikan sebuah gadget smartphone kepada mitra serta mengajarkan mitra
bagaimana penggunaannya dalam media promosi. Promosi utama yang dilakukan
adalah berupa media sosial. Pengabdi dan mitra nanti juga akan difasilitasi oleh Dinas
Koperindag dalam pemasaran produk
 Prosedur Kerja
Cara pembuatan masker dengan motif sulaman ini adalah terlebih dahulu
menggunakan mesin jahit dalam penjahitan maskernya. Bahan : Kain katun, kain kaus
atau katun untuk bagian depan, kain bahan taslan untuk lapisan pertama smpai lapisan
ketiga, karet elastis.
Cara pembuatan : ukur panjang kain sesuai ukuran wajah (anak-anak dan dewasa),
masker harus menutup hidung, mulut hingga kebawah dagu, bentangkan kain
kemudian tambahkan kain berbahan taslan berfungsi sebagai filter sebanyak 3 lapis.
Lipat menjadi tiga lipatan lalu sisipkan karet pada kedua sisi kain, lipat bagian ujung
kain tepat dimana karet disematkan, satukan bagian ujung yang satu dengan ujung
yang satunya lagi agar kain rapat, Tarik kedua ujung bagian atas dan bawah dari
masker. Setelah pembuatan masker dilanjutkan dengan proses penyulaman. Dimulai
dari pembuatan pola dan proses penyulaman.
 Partisipasi Mitra
Dalam kegiatan pengabdian ini partisipasi mitra adalah sebagai lembaga
penyelenggaraan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan menyediakan lokasi dan
pekerja (anak jait) untuk turut serta dalam proses perencanaan hingga uji coba.
 Evaluasi pelaksanaan Program dan Keberlanjutan Program
Pelaksaan program akan dievaluasi oleh pengabdi berdasarkan hasil karya masker
berupa sulaman uang dihasilkan oleh mitra. Program akan dilanjutkan dengan
mengadakan bentuk pelatihan dan workshop
5. Jadwal Pelaksanaan

Bulan Pelaksanaan
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Kegiatan
Survey awal ke lokasi UKM
Pengumpulan Data terkait UKM
Persiapan kegiatan pengabdian
Menyiapkan persiapan kelapangan
Koordinasi dengan Balai Latihan kerja Kementerian
Ketenagakerjaan Padang
2. Pelaksanaan
Pengenalan ke kelompok sasaran
Mengadakan pertemuan dengan aparat terkait
Melaksanakan pembimbingan dan sosialisasi
Memantau dan monitoring keberlanjutan
3. Pelaporan
Membuat Laporan pelaksanaan
Seminar /Diskusi terbuka/ hasil Kegiatan
Pengiriman laporan kegiatan
Publish hasil pengabdian

6. Peta Lokasi Mitra

Lokasi Mitra bertempat di Naras Kota Pariaman atau tepatnya 72km dari STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang. Waktu tempuh ke lokasi mitra sekitar 100menit
perjalanan.

Anda mungkin juga menyukai