Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ MASALAH KEPRIBADIAN”

DI SUSUN OLEH:

NAMA : HAERIL
NIM : B10120165

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah
memberika saya taufig dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah
ini yang berjudul “KEPRIBADIAN”. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya
yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang
benderang. Di dalam penyusunan makalah ini saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada ibu Dr. Hj. Rosmawaty, M.Si selaku dosen pembimbing kami beserta
semua pihak yang telah membantu di dalam proses penyusunan makalah ini.
Saya menyadari didalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu dengan rendah hati saya mengharapkan saran dan kritik yang
membangun. Dan saya mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat umumnya
bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR....................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 5
C. Tujuan................................................................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepribadian.....................................................................................7-9
B. Ciri-ciri Kepribadian........................................................................................ 9-11
C. Teori Kepribadian dan Fungsinya....................................................................11
D. Faktor yang mempengaruhi Teori Kepribadian.............................................11-13
B. Perkembangan Kepribadian..............................................................................14
C. Teori kerpibadian behavior………………………………………………….15-16
D. Teori kepribadian humanistic……………………………………………….16-18
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................19
B. Saran................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori psikologi kepribadian bersifat deskriptif dalam wujud
penggambaran organisasi tingkah laku secara sistematis dan mudah
dipahami. Tidak ada tingkah laku yang terjadi begitu saja tanpa alasan, pasti
ada faktor-faktor anteseden, sebab-musabab, pendorong, motivator,
sasaran-tujuan, dan atau latar belakangnya.

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, tempramen,


ciri-ciri khas dan perilaku seseorang. Sikap perasaan, ekspresi, dan
tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan
pada situasi tertentu. Kepribadian dideskripsikan dalam istilah sifat yang
ditunjukkan oleh seseorang. Disamping itu kepribadian diartikan dengan ciri-
ciri yang menonjol pada diri individu.

Kepribadian dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor keturunan dan


faktor lingkungan. Faktor keturunan menunjukkan pada genetika individu,
sedangkan faktor lingkungan memberi pengaruh cukup besar terhadap
pembentukkan karakter lingkungan dimana seseorang tumbuh dan
dibesarkan.

Mengapa manusia berperilaku seperti yang mereka perlihatkan? Apakah


manusia bisa memilih kepribadian mereka? Apa yang menyebabkan adanya
persamaan dan perbedaan di antara manusia? Apa yang membuat perilaku
manusia dapat diprediksi? Apakah ada kekuatan tersembunyi di alam bawah
sadar kita? Apakah perilaku seseorang lebih banyak dipengaruhi faktor
keturunan atau lingkungan?

Kita harus mempelajari kepribadian, karena kepribadian adalah bagian


dari jiwa yang membangung keberadaan manusia menjadi satu kesatuan.
Memahami kepribadian, berarti memahami diri, aku, self, diri sendiri, sebagai
manusia.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kepribadian?


2. Apa ciri-ciri kepribadian?
3. Bagaimana teori keribadian dan fungsinya?
4. Apa yang factor dari kepribadian ?
5. Bagaimana perkembangan kerpibadian?
6. Bagaimana teori kerpibadian behaviorsme?
7. Bagaimana teori kepribadian humanistik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian kepribadian.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang ciri-ciri keribadian.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang teori kepribadian dan fungsinya.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang factor kepribadian.
5. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan kepribadian,
6. Uuntuk mengetahui dan memahami teori kerpibadian behaviorsme.
7. Untuk mengetahui dan memahami teori kepribadian humanistic.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepribadian
1. Tinjauan secara Etimologis
Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan
dengan personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang
berarti topeng dan personare, yang artinya menembus. Istilah topeng berkenaan
dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara
pada jaman Yunani kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan
diperkuat dengan gerak-
gerik dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan
tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton.
Dari sejarah pengertian kata personality tersebut, kata persona yang
semua berarti topeng, kemudian diartikan sebagai pemaiannya
sendiri, yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam topeng tersebut.
Dan sekarang ini istilah personality oleh para ahli dipakai untuk menunjukkan
suatu atribut tentang individu, atau untuk menggambarkan
apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.

2. Definisi-definisi Kepribadian
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan
paradigma yang merekla yakini dan focus analisis dari teori yang mereka
kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak variasi definisi
sebanyak ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikemukakan beberapa
ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian.

a. GORDON W.W ALLPORT


Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a
man really is.” Tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak
memadai lalu dia merevisi definisi tersebut (Soemadi Suryabrata, 2005:240) Defi
nisi yang kemudian dirumuskan oleh Allport adalah:
“Personality is the dynamic organization within the individual of
those psychophysical systems that determine his unique
adjustments to his environment” (Singgih Dirgagunarso, 1998 : 11).

Pendapat Allport di atas bila diterjemahkan menjadi : Kepribadian


adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang men
entukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

b. KRECH dan CRUTCHFIELD


David Krech DAN Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya yang berjud
ul Elelemnts of Psychology merumuskan definsi
kepribadian sebagai berikut : “Personality is the integration of all of
an individual’s characteristics into a unique organization that determines,
and is modified by, his attemps at adaption to his
continually changing environment.”
(Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik individu ke
dalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang
dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang berubah terus-menerus)

c. ADOLF HEUKEN, S.J. dkk.


Adolf Heuken S.J. dkk. dalam bukunya yang berjudul Tantangan
Membina Kepribadian (1989 : 10), menyatakan sebagai berikut.
“Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan,
perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani,
mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini
telah ditatanya dalam caranya yang khas di bawah beraneka
pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya,
dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana
dikehendakinya”.

Berdasarkan definisi dari Allport, Kretch dan Crutchfield, serta Heuken


dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai berikut.
Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari
aspek psikis, seperti : inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dst.
serta aspek fisik, seperti : bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dst.
Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan
lingkungannya yang mengalami perubahan secara terus-
menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas atau unik. Kepribadian bersi
fat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan
tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap. Kepribadian terwujud berkenaan
dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu.

B. Ciri-Ciri Kepribadian
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang
menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini,
Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat
dan tidak sehat, sebagai berikut :

a. Kepribadian yang sehat

-Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya
tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya.

-Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi
kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak
mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.

-Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai


keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi
sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh
prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak
mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.

-Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya


untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

-Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan
diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

-Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi


situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif
(merusak)
-Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan
kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar
paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan
kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.

-Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain,


memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan
bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya,
merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya
dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain,
karena kekecewaan dirinya.

-Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki
sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.

-Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang


berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.

-Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh


faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih
sayang).

b. Kepribadian yang tidak sehat

-Mudah marah (tersinggung)


-Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
-Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
-Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau
terhadap binatang
- Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah
diperingati atau dihukum
- Kebiasaan berbohong
- Hiperaktif
- Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
- Senang mengkritik/mencemooh orang lain
- Sulit tidur
- Kurang memiliki rasa tanggung jawab
- Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang
bersifat organis)
- Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
- Pesimis dalam menghadapi kehidupan
- Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

C. TEORI KEPRIBADIAN DAN FUNGSINYA.


Teori kepribadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu
sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia (Hall Lindzey, 1970).
Adapun fungsi-fungsi yang harus dimiliki oleh setiap teori kepribadian adalah :
1. Fungsi Deskriptif (menguraikan atau menerangkan)
Fungsi deskriptif ini menjadikan suatu teori kepribadian bisa mengorganisasi
dan menerangkan tingkah laku atau kejadian-kejadian yang dialami individu secara
sistematis.
2. Fungsi Prediktif (meramalkan)
Fungsi prediktif ini menjadikan suatu teori kepribadian bisa meramalkan tingkah
laku, kejadian, atau akibat-akibat yang belum muncul pada diri individu.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KEPRIBADIAN.

1. Faktor-faktor historis masa lampau


Teori kepribadian telah dikenai pengaruh oleh semua faktor yang
mempengaruhi psikologi. Dari sekian banyak faktor historis yang berkaitan dan
menghasilkan psikologi, diantaranya terdapat empat faktor utama yang
berpengaruh langsung atas pembentukan teori kepribadian. Empat faktor tersebut
adalah :

a. Pengobatan Klinis Eropa.


Pengobatan klinis Eropa dapat dikatakan memiliki arti penting bagi teori
kepribadian karena peranannya dalam menciptakan iklim intelektual yang
memungkinkan Freud mengembangkan psikoanalisanya yang unik, yang mana
teori psikoanalisa tersebut merupakan salah satu aliran yang utama dan besar
pengaruhnya dalam psikologi modern.

b. Psikometrik
Psikometrik (pengukuran psikologi) digunakan untuk mengukur fungsi-
fungsi psikologis manusia seperti kecerdasan, bakat, minat, motif-motif dan trait-
trait kepribadian.
c. Behaviorisme
Behaviorisme adalah salah satu aliran dalam psikologi, didirikan pada tahun
1913 oleh John B. Watson (1878-1958).
Pengaruh atau peranan behaviorisme dalam pembentukan teori kepribadian
terletak pada upaya dan anjuran-anjurannya untuk memandang dan meneliti
tingkah laku secara objektif. Penelitian-penelitian yang digunakan oleh para
behavioris melalui penggunaan eksperimen sebagai metodenya dan menggunakan
hewan sebagai objek percobaannya. Hal tersebut menjadikan behaviorisme
tampil sebagai penyumbang yang besar bagi terciptanya konsep-konsep tentang
teori kepribadian yang bisa di uji ketepatannya secara empiris, juga menciptakan
teknik terapi baru yang dikenal dengan istilah behavior therapy.

d. Psikologi Gestalt
Psikologi gestalt adalah salah satu aliran psikologi yang didirikan pada tahun
1912 oleh Max Wertheimer (1880-1943) bersama-sama dengan Wolfgang Kohler
(1887-1967) dan Kurt Koffka (1886-1941). Yang mana ketiga tokoh tersebut
berasal dari Jerman.
Prinsip utama dari psikologi gestalt adalah prinsip bahwa suatu gejala atau
fenomena harus dan hanya bisa dimengerti sebagai suatu totalitas (keseluruhan).
Prinsip ini menentang elementalisme, yaitu paham yang mempelajari kesadaran
dan tingkah laku manusia dengan cara memecah-mecahnya ke dalam elemen-
elemen atau bagian-bagian. Prinsip gestalt ini dikenal dengan sebutan prinsip
holistik dengan para tokohnya yaitu Alfred Adler, Kurt Goldstein, Gordon Allport,
Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Prinsip kedua dari psikologi gestalt adalah prinsip bahwa fenomena adalah data
yang mendasar bagi psikologi. Prinsip ini sejalan dengan prinsip filsafat dan
psikologi fenomenologi yang mengatakan bahwa fenomena harus dilihat apa
adanya, tanpa ada pengaruh atau campur tangan apapun dari pengamat. Implikasi
dari prinsip ini bisa ditemukan pada teori kepribadian dan teknik terapi Rogers.
Selain dua prinsip tersebut, masih banyak tema penting yang terdapat pada
psikologi gestalt yang menjadikan psikologi gestalt sebagai suatu aliran yang unik
dan berpengaruh. Tetapi dalam bab ini hanya dua prinsip yang dapat dan perlu
diungkapkan.
2. Faktor-faktor Kontemporer
Faktor-faktor kontemporer yang mempengaruhi teori kepribadian itu
berasal dari dalam maupun luar psikologi. Dari dalam psikologi faktor-faktor itu
muncul berupa perluasan dalam area atau bidang studi. Contohnya seperti
psikologi lintas budaya, studi tentang proses-proses kognitif, motivasi, dll.
Dari luar psikologi, faktor kontemporer yang berpengaruh tehadap teori
kepribadian sangatllah banyak. Sebagai contoh ialah pengaruh filsafat
eksistensialisme. Yaitu aliran filsafat yang menekankan kebebasan, penentuan diri
dan keberubahan manusia ini meninggalkan jejaknya yang nyata pada pemikiran
para teoris kepribadian yang berada dibawah payung eksistensial.

3. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian

a. Faktor keturunan
Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Beberapa factor biologis yang penting seperti system
syaraf, watak, seksual dan kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit tertentu.

b. Faktor lingkungan fisik (geografis)


Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-
sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya
budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat.

c. Faktor lingkungan social


1) Faktor keluarga, dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan
saudaranya
2) Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus
ditegaskan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya.
3) Faktor kebudayaan yang berbeda-beda, perbedaan kebudayaan dalam setiap
masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di
daerah pantai, pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota.
4) Kebudayaan dan Pengaruhnya terhadap kepribadian sudah tertanam ke dalam
jiwa seseorang anak sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak melalui proses
sosialisasi.
E. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Teori psikoanalisa mengenai perkembangan kepribadian berlandaskan dua
premis, pertama, premis bahwa kepribadian individu dibentuk oleh berbagai jenis
pengalaman masa kanak-kanak awal. Kedua, energy seksual (libido) ada sejak
lahir dan kemudian berkembang melalui serangkaian tahapan psikoseksual yang
bersumber pada proses-proses naluriah organism.
Freud menyatakan bahwa pada manusia terdapat tiga fase atau tahapan
perkembangan psikoseksual yang kesemuanya menentukan bagi pembentukan
kepribadian. Tiga fase tersebut adalah :

1. Fase Oral
Fase oral adalah fase pertama yang berlangsung pada perkembangan
kehidupan individu. pada fase ini, daerah erogen yang paling penting dan paling
peka adalah mulut yakni berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dasar akan
makanan atau minuman. Stimulasi atau perangsangan atas mulut merupakan
tingkah laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan.

2. Fase Anal
Fase anal dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga kehidupan. Pada
fase ini energy liibidal dialihkan dari mulut ke daerah dubur,serta kesenangan dan
kepuasan diperoleh dengan tindakan mempermainkan atau menahan kotoran
(faeces). Pada fase ini pula, seorang anak diperkenalkan kepada aturan-aturan
kebersihan yang disebut toilet training.

3. Fase Falik
Fase falik ini berlangsung pada tahun keempat atau kelima, yakni suatu
fase ketika energi libido sasarannya dialihkan dari daerah dubur kedaerah alat
kelamin. Pada fase ini anak mulai tertarik pada alat kelaminnya sendiri dan
mempermainkannya dengan maksud untuk memperoleh kepuasan lainnya.
A. KEPRIBADIAN DALAM TEORI BEHAVIORSME.

1. Tentang Otonomi Manusia


Skinner menolak seluruh penguraian tingkah laku yang didasarkan pada
keberadaan agen hipotesis yang terdapat dan menentukan diri manusia seperti self,
ego dan sebagainya. Menurut Skinner mekanisme mentalistik dan intrapsikis itu
bersumber pada pemikiran animisme. Skinner menentang anggapan mengenai
adanya “agen internal” dalam diri manusia yang menjadikan manusia memiliki
otonomi atau kemandirian dalam bertingkah laku.
Keberadaan manusia otonom itu bergantung pada pengetahuan kita, dan
dengan sendirinya akan kehilangan status dan tidak diperlukan lagi apabila kita
mengetahui lebih banyak tentang tingkah laku. Skinner berpendapat bahwa kita
tidak perlu mencoba untuk menemukan apa itu kepribadian, keadaan jiwa,
perasaan, sifat-sifat, rencana, tujuan, sasaran atau prasyarat-prasyarat lain dari
manusia otonom dalam rangka memperoleh pemahaman mengenai tingkah laku
manusia.

2. Penolakan atas penguraian fisiologis-genetik


Skinner tidak percaya bahwa jawaban akhir dari pertanyaan-pertanyaan
psikologi akan bisa ditemukan dalam laboratorium ahli fisiologi. Penolakan
Skinner atas penguraian atau konsepsi-konsepsi fisiologis-genetik dari tingkah laku
itu sebagian besar berlandaskan alasan bahwa penguraian semacam itu tidak
memungkinkan kontrol tingkah laku.

3. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan tingkah laku


Skinner beranggapan bahwa seluruh tingkah laku ditentukan oleh aturan-
aturan, bisa diramalkan dan bisa dibawa kedalam kontrol lingkungan atau bisa
dikendalikan. Menurut Skinner, ilmu pengetauan tentang tingkah laku manusia,
yakni psikologi, pada dasarnya tidak berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya
yang berorientasi kepada data yang bertujuan untuk meramalkan dan
mengendalikan fenomena yang dipelajri (dalam psikologi Skinner, fenomena yang
dipelajari adalah tingkah laku).

4. Kepribadian menurut perspektif behviorisme


Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh
perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab
tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu point dimana faktor-faktor
lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama menghasilkan akibat atau
tingkah laku yang khas pula pada individu tersebut.
Bagi Skinner, studi tentang kepribadian ditujukan kepada penemuan pola yang
khas dari kaitan antara tingkah laku organism dan konsekuensi-konsekuensi yang
diperkuatnya.

B. KEPRIBADIAN DALAM TEORI HUMANISTIK


Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang mempermasalahkan manusia
sebagai individu yang dan sebagai problema yang unik dengan keberasaannya.
Menurut aliran eksistensialisme, manusia adalah hal yang-mengada-dalam dunia
(being in the word) dan menyadari penuh akan keberadaannya.
Para filsuf eksistensialisme percaya bahwa setiap individu mengalami
kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau wujud dari
keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya itu.
Sejumlah tokoh dari eksistensialisme ini adalah Soren Kierkegarrd, Nietzsche,
Karls Jaspers, Martin Heidegger, Sartre, Merleau-Ponty, Camus, Binswanger,
Medard Boss dan Viktor Frankl.
Eksistensialisme ini menarik bagi para ahli psikologi humanistik. Para ahli
humanistic pun menekankan bahwa individu adalah penentu bagi tingkah laku dan
pengalamannya sendiri. Manusia adalah agen yang sadar, beabas meilih atau
menentukan setiap tindakannya.
Konsep penting lainnya bagi psikologi humanistik yang diambil dari
eksistensialisme adalah konsep kemenjadian (becoming). Menurut konsep ini,
manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu yang
lain dari sebelumnya.

 AJARAN-AJARAN DASAR PSIKOLOGI HUMANISTIK

1. Individu sebagai keseluruhan yang integral


Salah satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah
ajarannya bahwa manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang
integral, khas dan terorganisasi.

2. Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan


Para psikologi humanistic mengingatkan tentang adanya perbedaan antara
manusia dengan hewan. Maslow menegaskan bahwa penyelidikan manusia dengan
hewan tidak relevan bagi upaya memahami tingkah laku manusia karena
mengabaikan ciri-ciri yang khas pada manusia.
3. Pembawaan baik manusia
Psikologi humanistik memiliki anggapan bahwa manusia itu pada dasarnya
adalah baik. Kekuatan jahat atau merusak yang ada pada manusia itu adalah hasil
dari lingkungan yang buruk, bukan merupakan bawaan.

4. Potensi kreatif manusia


Salah satu prinsip dari psikologi humanistic adalah bahwa potesnsi kreatif
merupakan potensi umum yang ada pada manusia. Maslow juga menemukan
bahwa kebanyakan orang yang kehilangan kreativitasnya menjadikan mereka ”tak
berbudaya”

5. Penekanan pada kesehatan psikologis


Psikologi humanistik memandang self-fulfillment sebagai tema yang utama
dalam hidup manusia. Suatu tema yang tidak akan ditemukan pada teori lain yang
berlandaskan studi atas individu yang mengalami gangguan.

 TEORI KEBUTUHAN BERTINGKAT

Menurut maslow, bagi manusia kepuasan itu bersifat sementara. Jika suatu
kebutuhan telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan lain akan menutut
pemuasa,. begitu setersunya. Berdasarkan ciri demikian, Maslow mengajukan
gagasan bahwa kebutuhan yang ada pada manusia adalah merupakan bawaan dan
tersusun menurut tingkatan (bertingkat). Kebutuhan yang tersusun bertingkat itu
dirinci kedalam lima tingkat kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan akan cinta dan memiliki
4. Kebutuhan akan rasa harga diri, dan
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Menurut Maslow, ke butuhan yang ada di tingkat dasar pemuasannya lebih
mendesak dari pada kebutuhan yang ada di atasnya. Susunan kebutuhan dasar yang
bertingkat itu merupakan organisasi yang mendasari manusia. Dengan melihat
kebutuhan individu tersebut, kita bisa melihat kualitas perkembangan kepribadian
individu tersebut. Semakin individu itu mampu memuaskan kebutuhannya yang
tinggi, maka individu itu akan semakin semakin mampu mencapai individualitas,
matang dan berjiwa sehat.
Maslow mengingatkan bahwa dalam pemuasan kebutuhan itu tidak sselalu
kebutuhan yang ada di bawah lebih penting atau didahulukan dari kebutuhan yang
ada diatasnya. Tetapi tentu saja hal tersebut merupakan suatu kekecualian, karena
secara umum kebutuhan yang lebih rendah pemuasannya lebih mendesak dari pada
kiebutuhan yang lebih tinggi.

 MOTIF KEKURANGAN DAN MOTIF PERTUMBUHAN

Maslow membagi motif-motif manusia kedalam dua kategori, yakni


motif kekurangan (deficite motive) dan motif pertumbuhan (growth motive).
Motif-motif kekurangan menyangkut kebutuhan fisiologis dan rasa aman..
sasaran utama dari motif kekurangan ini adalah mengatasi peningkatan
tegangan organismik yang dihasilkan oleh keadaan kekurangan. Motif-motif
kekurangan ini menjadi penentu yang mendesak bagi tingkah laku individu. ia
mengajukan lima criteria atau ciri dari motof kekurangan, yakni :
1. Ketiadaan pemuasnya membuat sakit
2. Adanya atau kehadiran pemuasnya mencegah sakit
3. Perbaikan atau pengadaan pemuasnya meyembuhkan sakit
4. Di bawah kondisi memilih, pemenuhan motif kekurangan akan diutamakan
5. Motif-motif kekurangan tidak begitu dominan pada orang sehat
Berbeda dengan motif kekurangan, motif pertumbuhan adalah motif
yang mendorong individu untuk mengungkapkan potensi-potensinya. Arah dari
motif pertumbuhan ini adalah memperkaya kehidupan dengan memperbanyak
belajar dan pengalaman dan karenanya juga member semangat hidup.
Maslow mengemukakan bahwa motif-motif pertumbuhan pada manusia
adalah nalurian dan inheran. Karena itu motif pertumbuhan harus terpuaskan
apabila kesehatan psikologis ingin terpelihara dan perkembangan yang
maksimal ingin dicapai.jika tidak terpuaskan, maka individu tersebut akan sakit
secara “psikologi”, “penyakit” tersebut oleh Maslow disebut metapatologi.
BAB VII
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan


berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam
istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.

Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan


tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh
Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan
hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi
yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian
yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan
caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci
dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964)
mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang
bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan
dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara
keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma)
lingkungan.

B. SARAN

Demi kesumpurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan


dan saran yang bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancaran dan
kesumpurnaan penulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/
http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner/
http://belajarpsikologi.com/teori-pengembangan-kepribadian/
http://stikunsap.forumotion.net/t5-teori-perkembangan-kepribadian-sullivan
http://www.pinasthika.co.id/index.php/the-community/106-konsep-kepribadian-menurut-kurt-
lewin

Anda mungkin juga menyukai