DISUSUN
YONANDA ZAHRA
DIFA AULIA RIZKY
ALYA KHOIRUNNISA
YASTIKA AYUDHIA L
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal yang berjudul “Gambaran
Status Gizi dan Jenis Penyakit Pada Anak Yang Tidak ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Posyandu Mangga 3 Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar”. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Ashari Rasjid, SKM, MS, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar.
2. H. Mustamin, SP, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Makassar dan sekaligus sebagai Pembimbinng Utama yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian
3. Manjilala, S.G, M.Gizi sebagai Pembimbing Pendamping yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian proposal ini.
4. DR. Nadimin, SKM, M.Kes sebagai penguji yang telah banyak memberikan saran dalam
penyelesaian proposal ini.
5. Seluruh staf dosen dan staf administrasi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar yang
telah memberikan bantuan moril bagi penulis, baik dalam proses pendidikan maupun dalam
penyusunan proposal ini.
6. Sahabat-sahabatku yang telah menemaniku dalam suka maupun duka, yang memberiku cinta
dan kebanggaan hidup yang tidak bisa penulis ungkapkan dengan kata-kata.
Teristimewa dari lubuk hati yang dalam, penulis menghanturkan terima kasih kepada
keluargaku khususnya Ayah dan Bunda tercinta atas segala doa dan pengorbanan yang
diberikan, baik moril maupun kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
proposal ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
terkhusus bagi penulis.
Makassar, juni 2019
P e n u l i s
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................... ...... 4
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan
dan minuman lain. ASI dianjurkan 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005).
Manfaat dari pemberian ASI Eksklusif sangat luar biasa. Bagi bayi, makanan dengan
kandungan gizi yang paling sesuai untuk kehidupan bayi, melindungi dari berbagai infeksi
dan memberikan hubungan kasih sayang yang mendukung semua aspek perkembangan bayi,
termasuk kesehatan dan kecerdasan bayi. Bagi ibu, member ASI secara Eksklusif dapat
mengurangi pendarahan pada saat persalinan, menunda kesuburan dan meringankan beban
ekonomi (Roesli, 2008).
Program Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) khususnya ASI Eksklusif
merupakan program prioritas pemerintah, karena manfaatnya yang luas terhadap status gizi
dan bayi. Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 33 tahun 2012 juga menjelaskan kewajiban
bagi setiap ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.
Masih rendahnya cakupan pemberian ASI antara lain dapat disebabkan beberapa
faktor antara lain : perubahan social budaya, faktor fisik ibu, faktor kurangnya petugas
kesehatan, meningkatkan promosi PASI, dan penerangan yang salah dari petugas kesehatan.
Tidak adanya dukungan dari keluarga, terutama suami dalam memberikan ASI,
kekurangtahuan ibu terhadap manfaat pemberian ASI dan rendahnya tingkat pendidikan ibu
dapat menjadi penyebab rendahnya tingkat pemberian ASI Eksklusif ini (Seswita, 2005).
Kekurangan dan kelebihan gizi sama-sama berdampak negative, kekurangan gizi
berhubungan erat dengan lambatnya pertumbuhan tubuh (terutama pada anak), daya tahan
tubuh yang terendah sehingga mudah sakit, kurangnya kecerdasan dan produktifitas yang
rendah, adapun kelebihan gizi ditandai dengan kelebihan berat badan dan gemuk beresiko
terkena berbagai penyakit kronis/degenerative (Kurniasih, 2010).
Memberikan susu formula terlalu awal sebelum usia 6 bulan, akan berdampak kurang
baik terhadap kesehatan bayi seperti gangguan pencernaan, konstipasi, batuk, diare, elergi
dan lain sebagainya (Indriyani, 2008).
Data DHS (Demographic Health Survey) 2007 mencatat 32,4% ASI eksklusif 24 jam
sebelum interview, ibu-ibu desa lebih banyak yang ASI eksklusif. Ibu-ibu yang
berpendidikan SMA lebih sedikit (40,2%) yang ASI eksklusif disbanding yang tidak
berpendidikan (56%). Data yang menarik dari DHS bahwa ibu-ibu yang melahirkan ditolong
oleh petugas kesehatan terlatih ASI eksklusif lebih sedikit (42,7%) daripada ibu-ibu yang
tidak ditolong tenaga kesehatan (54,7%) (USAID Indonesian Nutrition Assessment
Report, 2010 ).
Responden yang mengalami gizi kurang ini karena terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi status gizi bayi yang tidak diberi ASI eksklusif yaitu ASI yang tidak cukup
untuk kebutuhan tumbuh kembang bayi dan dalam pemberian susu formula
karena fisiologi pencernaan bayi belum matur sehingga bayi kurang asupan nutrisi (Indiarti,
2008).
Mengingat masih banyaknya ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif maka
diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada ibu
yang nifas dengan cara memberikan pengetahuan tentang ASI eksklusif seperti sosialisasi,
dan bimbingan secara menyeluruh dan efektif. Sehingga peneliti tertarik untuk “Mengetahui
Gambaran Status Gizi Balita dan Jenis Penyakit Pada Anak Yang Tidak ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Posyandu Mangga 3 Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar Pada Bayi Usia
0 – 6 Bulan” yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2019.
B. Analisis Situasi
Keadaan lingkungan di wilayah Kerja Posyandu Mangga 3 Kelurahan Paccerakkang
Kota Makassar sudah muali tercemar dengan banyaknya polusi udara yang disebabkan oleh
asap kendaraan maupun pabrik di sekitar wilayah tersebu serta sebagian besar para ibu tidak
memberikan asupan ASI eksklusif kepada anaknya yang berusia 6-11 dan menggantinya
dengan susu formula. Hal tersebut menyebabkan balita usia 6-11 bulan terkena beberapa
dampak penyakit diantaranya yaitu ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan diare.
Beberapa bayi yang terkena dampak penyakit tersebut biasanya dirujuk ke puskesmas
setempat.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Meningkatkan status gizi dan dan pencegahan jenis penyakit pada bayi yang tidak
ASI eksklusif dan ibu menyusui di Wilayah Posyandu Mangga 3 Kelurahan Paccerakkang
Kota Makassar
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pelayanan posyandu di Wilayah Posyandu Mangga 3 Kelurahan Paccerakkang
Kota Makassar.
b. Mencegah jenis penyakit yang diderita bayi 6 – 11 bulan yang tidak mendapatkan ASI
Eksklusif.
c. Meningkatkan status gizi pada bayi 6-11 bulan dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6-11 bulan.
Sedangkan kelemahan dari indikator BB/U yaitu interprestasi status gizi dapat keliru
apabila terdapat pembekakan atau oedema, data umur yang akurat sering sulit diperoleh
terutama di Negara-negara yang sedang berkembang, kesalahan pada saat pengukuran karena
pakaian anak tidak dilepas/dikoreksi dan anak yang bergerak terus, masalah social budaya
setempat yang mempengaruhi orang tua untuk tidak mau menimbang anaknya karena
dianggap sebagai barang dagangan.
2) Jenis Kelamin
Beberapa hasil penelitian dalam Lismartina (2000) menjelaskan bahwa jenis kelamin
merupakan faktor gizi internal yang menentukan kebutuhan gizi sehingga pada gilirannya ada
keterkaitan antara jenis kelamin dengan keadaan gizi.
Menurut penelitan Sudati dalam Lismartina (2000), dari hasil analisis data Susenas
1986 didapatkan bahwa prevalensi gizi kurang pada anak laki- laki lebih banyak
dibandingkan pada anak perempuan. Perbedaan tersebut belum dapat dijelaskan secara pasti
antara faktor genetik atau dalam hal perawatan/ pemberian makan.
3) Berat Lahir
Faktor yang berpengaruh terhadap daya tahan tubuh salah satunya adalah berat badan
lahir. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah, akan beresiko kematian lebih tinggi
dibadingkan bayi dengan berat lahir yang normal, pada bulan bulan pertama kelahiran karena
pembentukkan zat anti kekebalan tubuh kurang sempurna sehingga lebih mudah terserang
penyakit infeksi terutama saluran pernafasan dan pneumonia (Molyneux, 1996).
1. 2. Diare
2. 1) Definisi Diare
Diare merupakan suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk
dan konsistensi tinja yang cair dan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 kali dalam
sehari), namun tak selamanya mencret dikatakan diare. Misalnya pada bayi yang yang kurang
dari sebulan, yang bisa buang air hingga lima kali sehari dan fesesnya lunak (Masri, 2004).
Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa diare merupakan mekanisme
perlindungan tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang
merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun banyaknya cairan yang dikeluarkan bersama
tinja akan mengakibatkan dehidrasi yang dapat berakibat kematian.
Oleh karena itu, diare tidak boleh dianggap sepele, keadaan
ini harus dihadapi dengan serius mengingat cairan yang banyak keluar dari tubuh, sedangkan
tubuh manusia pada umumnya 60% terdiri dari air. Sebab itu bila seorang menderita diare
berat, maka dalam waktu singkat saja tubuh penderita sudah kelihatan sangat kurus.
Sedangkan diare menurut Prabu (2002) merupakan
simtom, jadi bukan penyakit sama halnya dengan demam panas, bukan suatu penyakit tapi
merupakan gejala dari suatu penyakit tertentu, contoh : malaria, radang paru-
paru, influinza, dan lain-lain.
2) Faktor penyebab diare
a. Faktor Infeksi
a) Infeksi enternal, infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak. Infeksi enternal yaitu sebagai berikut :
i. Infeksi
bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
ii. Infeksi virus : Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adeno-
virus, Rotavirus dan lain-lain.
iii. Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides), protozoa (Entamoeba
histolytica, Giandia lamblia, Trichomonas hominis), jamur (Candida albicans).
b) Infeksi parenteral adalah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media
akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun. parenteral
merupakan infeksi di luar usus yang memacu aktivitas saraf parasimpatis sehingga
dapat mempengaruhi saluran cerna berupa peningkatan sekresi sehingga terjadi diare.
b. Faktor Malabsorbsi
A. Dasar Pemikiran
Pemberian ASI Eksklusif mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanagan bayi.
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian tanpa makanan dan minuman lain.
ASI dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan yang memberikan dampak positif
terhadap status gizi balita diantaranya daya tahan tubuh balita terhadap penyakit infeksi lebih
baik dan status gizi juga akan sesuai dengan usianya. Sebaliknya bila pemberian ASI
eksklusif tidak terpenuhi maka akan berpengaruh pada status gizi balita dan daya tahan tubuh
balita dan perkembangan status gizi balita karena dapat memberikan dampak negatif pasa
balita.
B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk melihat gambaran status gizi dan
jenis penyakit pada anak yang tidak ASI Eksklusif di Wilayah Posyandu Mangga 3
Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar.
2. Sampel
Sampel adalah bayi yang tidak ASI eksklusif di Posyandu Mangga 3 Kelurahan
Paccerakkang Kota Makassar.
3. Cara Pengambilan Sampel
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan kriiteria
sebagai berikut :
a. Bayi yang tidak ASI Eksklusif
b. Bersedia menjadi responden
c. Bayi yang berumur 6 – 11 bulan