Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kecelakaan atau cidera dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan siapa saja. Menurut
Andun Sudijandoko (2000: 31) cidera tersebut ditandai dengan adanya rasa sakit,
pembengkakan, kram, memar, kekakuan dan adanya pembatasan gerak sendi serta
berkurangnya kekuatan pada daerah yang mengalami cidera tersebut. Sebelum ke Rumah
Sakit, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah evaluasi awal tentang keadaan
umum penderita, untuk menentukan apakah ada keadaan yang menancam kelangsungan
hidupnya.
Leher merupakan bagian dari kolom fleksibel yang panjang, yang dikenal sebagai kolom
atau tulang punggung tulang belakang, yang membentang melalui sebagian besar tubuh.
Tulang belakang leher (daerah leher) terdiri dari tujuh tulang (C1 – C7 vertebra), yang
dipisahkan satu sama lain oleh diskus invertebralis.
Cedera servikal merupakan penyebab yang paling sering dari kecacatan dan kelemahan
setelah trauma. Tulang servikalis terdiri dari 7 tulang yaitu C1 atau atlas, C2 atau axis, C3,
C4, C5, C6 dan C7. Benturan keras atau benda tajam yang mengenai tulang servikal ini tidak
hanya akan merusak struktur tulang saja namun dapat menyebakan cedera pada medulla
spinalis apabila benturan yang disebabkan ini sampai pada bagian posterior tulang servikal.
Struktur tulang servikal yang rusak dapat menyebabkan pergerakan kepala menjadi
terganggu. Sedangkan apabila mengenai serabut saraf spinal dapat menghambat impuls
sensorik dan motorik tubuh.
Cidera leher dapat terjadi selama kecelakaan kendaraan bermotor, peristiwa traumatis
lainnya, atau olahraga. Kecelakaan merupakan penyebab kematian ke empat, setelah penyakit
jantung, kanker dan stroke, tercatat ±50 meningkat per 100.000 populasi tiap tahun, 3%
penyebab kematian ini karena trauma langsung medulla pinalis, 2% karena multiple trauma.
Insidensi trauma pada laki- laki 5 kali lebih besar dari perempuan. Ducker dan Perrot
melaporkan 40% spinal cord injury disebabkan kecelakaan lalu lintas, 20% jatuh, 40% luka
tembak, sport, kecelakaan kerja. Lokasi fraktur atau fraktur dislokasi cervical paling sering
pada C2 diikuti dengan C5 dan C6 terutama pada usia decade 3.
Trauma/fraktur pada servikal C1 dan C2 dapat menyebakan dislokasi atlanto-servikalis
sehingga kepala tidak dapat melalakukan gerakan mengangguk dan apabila menembus
ligamentum posterior dan mencederai medulla spinalis maka pusat ventilasi otonom akan
terganggu. Cedera pada C3-C5 menyebabkan gangguan pada otot pernapasan dan cedera
pada C4-C7 mengakibatkan kelemahan pada ekstremitas (qudriplegia).
Karena sangat pentingnya peranan tulang servikalis pada fungsional tubuh manusia maka
evaluasi dan pengobatan pada cedera servikal memerlukan pendekatan yang terintegrasi.
Diagnosa dini, prevervasi fungsi spinal cord dan pemeliharaan aligment dan stabilitas
merupakan kunci keberhasilan manajemen. Penanganan rehabilitas spinal cord dan kemajuan
perkembangan multidisipliner tim trauma dan perkembangan metode modern dari fusi
servikal dan stabilitas merupakan hal penting harus dikenal masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai tenaga kesehatan harus mampu menguasai dan memmahami
pengetahuan tentang asuhan yang dibutuhksn dan tindakan-tindakan yang dilakukan pada
pasien dengan cedera servikalis. Sehingga pada tatanan praktiknya, tenaga kesehatan mampu
mengaplikasikan teori dengan baik dan terampil.
Cidera tulang belakang adalah cidera mengenai cervicalis,vertebralis dan lumbalis akibat
trauma, jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga dan sebagainya
(sjamsuhidayat, 2014).
Fraktur servikal adalah suatu keadaan cidera pada tulang belakang servikaldan spinalis
yang disebabkan oleh dislokasi, subluksasi, atau fraktur vertebra servikalis dan ditandai
dengan kompresi pada medulla spinalis servical.
Fraktur servikal adalah lepasnya salah satu struktur dari tulang servikal. Subluksasi
servikal merupakan kondisi sebagian dari tulang servikal lepas. Fraktur servikal adalah suatu
keadaan cedera pada tulang belakang servikal dan medulla spinalis yang disebabkan oleh
dislokasi, subluksasi, atau fraktur vertebra servikalis dan ditandai dengan kompresi pada
medula spinalis daerh servikal. Dislokasi servikal terputusnya hubungan dari badan tulang
vertebra servikalis (Muttaqin, 2012).

a. Rumusan masalah

Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan ini maka di penulis akan melakukan
kajian lebih lanjut dengan melakukan Asuhan Keperawatan dengan diagnose fraktur
servikal dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut “ Asuhan Keperawatan pada
Tn.S dengan Diagnose Medis Fraktur Servikal di Ruang Bougenville RSUD RAA
Soewondo Pati “.
II. Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Tn.S dengan
diagnose fraktur servikal di Ruang Bougenville RSUD RAA Soewondo pati
B. Tujuan Khusus
1. Manpu mendokumentasikan pengkajian pada pasien Tn.S dengan diagnose medis
fraktur servikal di Ruang Bougenville RSUD RAA Soewondo pati.
2. Mampu mendokumentasikan diagnosa keperawatan pada pasien Tn. S dengan
diagnosa medis fraktur servikal di Ruang Bougenville RSUD RAA Soewondo
pati.
3. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan pada pasien Tn. S
dengan diagnose medis fraktur servikal di Ruang Bougenville RSUD RAA
Soewondo pati.
4. Mampu mendokumentasikan pelakasanakan asuhan keperawatan pada pasien Tn.
S diagnose keperawatan fraktur servikal di Ruang Bougenville RSUD RAA
Soewondo pati.
5. Mampu mendokumentasikan evaluasi pada pasien Tn. S dengan diagnose medis
fraktur servikal di Ruang Bougenville RSUD RAA Soewondo pati.

C. Pengumpulan data
a. Observasi/partisipasif
Teknik pengumpulan data ini dilakukan melalui percakapan dengan cara
melakukan Tanya jawab dengan Tn. S dan istri Tn. S pada hari Senin tanggal 25
november 2019- Rabu 27 November 2019.

b. Observasi
Teknik pengumpulan data ini dilakukan melalui percakapan baik dengan pasien
Tn. S, keluarga pasien maupun tim kesehatan lain padasaat pengkajian pada hari
Senin tanggal 25 november 2019- 27 November 2019.

c. Interview
Teknik pengumpulan data ini dilakukan Meliputi pemeriksaan fisik kepada pasien
Tn. S dilakukan pada saat pengkajian hari senin tanggal 25 November 2019-27
November 2019. Serta data laboratorium yang dapat menunjang, menegakan diagnose
dan penanganan selanjutnya.
d. Studi literatur/dokumentasi
Merupakan teknik dengan cara menelaah buku-buku perpustakaan yang
berhubungan dengan fraktur servikal, serta dikaitkan dengan sumber ilmiah lainnya
sebagai landasan teori tentang fraktur servikal.

D. Sistematika penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi ini,
secara keseluruhan di bagi menjadi 3 bagian:

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Pengumpulan Data
D. Sistematika Penulisan
E. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi
B. Etiologic
C. Patofisiologi
D. Pathway
E. Manifestasi Klinis
F. Penatalaksanaan
G. Pengkajian keperawatan
H. Diagnose keperawatan
I. Intervensi keperawatan

BAB III HASIL STUDI KASUS

A. Pengkajian
B. Analisa data
C. Diagnose keperawatan
D. Perencanaan (Intervensi, Tujuan, Kriteria Hasil, Rasional)
E. Implementasi
F. Evaluasi
E. Manfaat penulisan
a. Manfaat bagi penulis
Untuk memperluas wawasan keilmuan dan menjadi sarana pengembangan diri penulis
karya ilmiah dan merupakan pengalaman berharga bagi penulis.
b. Manfaat bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai pengetahuan dan perkembagan ilmu
keperawatan, terutama pada pasien dengan penyakit fraktur servikal

c. Manfaat bagi rumah sakit


Agar dapat digunakan sebagai masukan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien dengan penyakit fraktur servikal, serta dapat meningkatkan mutu/kualitas
pelayanan kesehatan pada pasien.
d. Manfaat bagi penulis selanjutnya
Karya tulis ilmiah ini digunakan sebagai refrensi untuk penulisan karya tulis
selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai