Pada tanggal 9 Juli 2013 PT. Sriwijaya Air menginformasikan kepada Panitia
Keselamatan Transportasi Nasional dengan surat nomor: QSS / DS / IV / 2013 / R-
12 tanggal 01 April 2013 berisi informasi bahwa departemen QSS telah
mengeluarkan rekomendasinya kepada Dewan Direksi, Principal Operation
Inspector (POI), dan Principal Maintenance Inspector (PMI) tentang defisiensi
keamanan yang teridentifikasi.
1. “Line Check” harus menjadi prioritas dan pemeriksa yang ditetapkan harus duduk
di kursi pengamat, dan dia harus mengawasi dengan cermat interaksi CRM terkait
dengan SOP dan praktik umum lainnya dalam penerbangan
2. Pengarahan tentang pemeriksaan kemahiran harus terdiri dari penjelasan dan
latar belakang penjelasannya dari semua Rekomendasi QSS yang diterbitkan.
3. Pengarahan sebelum penerbangan adalah kewajiban dan di akhir pengarahan
setiap kru harus menyatakan siap secara fisik dan mental untuk terbang.
4. Penerbang aktif harus meningkatkan kewaspadaannya terutama saat terbang
pada kondisi seperti:
Transisi antara matahari terbenam ke matahari terbit dan sebaliknya;
Landasan pacu yang digunakan diubah;
Hold Item List (HIL) lebih dari satu item. Jika perlu dapat dikelompokkan
sebagai pengarahan tambahan.
5. Penerbang yang memiliki kebiasaan buruk dan diidentifikasi berada di bawah
batas minimum standar kinerja terbang tidak boleh dipasangkan dengan pilot yang
diidentifikasi memiliki kondisi yang sama.
6. Setiap pilot dan atau staf harus melaporkan tindakan tidak aman dan atau bahaya
yang ditemukan ke QSS.
Safety Recommendations
KNKT telah meneliti secara mendalam seluruh isi QSS / DS / IV / 2013 / R-12 yang
menjelaskan beberapa tindakan keselamatan yang diusulkan kepada Direksi PT.
Sriwijaya Air. Sehubungan dengan tindakan keselamatan dan beberapa temuan
penting selama penyelidikan, Komite Keselamatan Transportasi Nasional
mengeluarkan beberapa rekomendasi keselamatan yang ditujukan kepada: