MEDIKOLEGAL
KEDOKTERAN DI
INDONESIA
ARIF WAHYONO
INST. KEDOKTERAN FORENSIK RUMKIT BHAYANGKARA
Tk 1 R. SAID SUKANTO
2021
Contents
2 Prosedur Mediko-legal
3 Kedokteran Forensik
– Dasar : KEPERCAYAAN
OUT PUT
OUT PUT 1. Ket. Ahli
Pasien sembuh 2. V.E.R
& sehat 3. SKM
LEGALITAS & MORAL
DOKTER
– LEGAL DUTY :
– Pasal 133 KUHAP: penyidik berhak meminta pemeriksaan
– Pasal 216 KUHP: menolak permintaan penyidik dapat dihukum
– UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 Pasal 189 ayat (2) butir f : bantuan
ahli dalam penyidikan tindak pidana bidang kesehatan
– MORAL DUTY :
– Pasal 7 Etik Kedokteran: hanya memberikan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan
PASAL 133 KUHAP (1)
(aspek medikolegal)
– Kedokteran forensik :
– Forensik patologi MATI
– Forensik klinik HIDUP
– Forensik psikiatri TSK, Criminal profiling
– Forensik molekuler D.N.A profiling, Paternitas
– Forensik antropologi Identifikasi
– Forensik serologi
– Forensik entomologi
– Forensik sidik jari
– Legal medicine sengketa medis / malpraktek
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
1. ILMIAH
berdasaran kaidah ilmu
2. OBYEKTIF
mengemukakan fakta
3. IMPARSIAL
tidak memihak
PERLUNYA PEMERIKSAAN
KEDOKTERAN FORENSIK
– Penentuan ada atau tidaknya kelainan
– Penentuan penyebab kelainan
– Penentuan ada atau tidaknya hubungan antara
penyeban dengan kelainan
– Berat kelainan berdasarkan undang-undang yang
berlaku
PADA KORBAN HIDUP
– Pemeriksaan luar
– Pemeriksaan dalam : otopsi
– 3 Macam otopsi :
– Otopsi anatomis mhs kedokteran, bag.anatomi
– Otopsi klinis atas permintaan keluarga, di kamar mayat
– Otopsi forensik atas permintaan penyidik, di kamar mayat
PIHAK YG MENYAMPAIKAN
TENTANG PERLU TIDAKNYA OTOPSI
PASAL 134 KUHAP
(1)Dalam hal sangat diperlukan di mana untuk keperluan pembuktian
bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib
memberi-tahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.
(2)Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan
sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya
pembedahan tsb.
(3)Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari
keluarga atau pihak yang perlu diberitahu tidak ditemukan, penyidik
segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.
Surat Permintaan Visum
• Kepala surat ( Kop surat ), tanggal
• Nomor surat , peruntukan surat dan tujuan
dari permohonan pembuatan SPV
• Kronologis terjadinya TP
ITAAN
B ER
PEM
II. PEMERIKSAAN LABORATORIUM :---------------------------------------------------------------------
1. Pemeriksaan NAPZA : .............
2. Pemeriksaan Laboratorium : .....................
ULAN
III. KESIMPULAN : OPINI / PENDAPAT DOKTER PEMERIKSA. -------------------------------------
Pada pemeriksaan anak perempuan berusia .................... SIMP
KE
IV. PENUTUP.
PERHATIAN !!
dalam pembuatan VeR
Pasal 2 PP No 10/1966
“Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang
tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang
sederajat atau lebih tinggi dari pada PP ini menentukan lain.
PASAL 3 PP No 10 /1966
– Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1
ialah :
SUMPAH DOKTER :
– Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter
VER DAN RAHASIA
KEDOKTERAN (2)
– Pembuatan VER adalah wajib hukumnya didasarkan atas
Undang-Undang (Pasal 133 KUHAP, kedudukannya lebih
tinggi dari PP No 10/1966)