Anda di halaman 1dari 47

EGRESS

SUSDOKBANGAN A-18

Lettu Kes dr. Ana F. Fitri Lettu Kes dr. Dimas Wiantadiguna
Lettu Kes dr. Ridho Ramadhansah Letda Kes dr. Sahid Adi Kusumo N.
Kecelakaan pesawat merupakan kejadian fatal yang seringkali
MERENGGUT NYAWA SELURUH jiwa di dalam pesawat.

Umat manusia memikirkan penyelamatan paling aman yang dapat


dilakukan pada pesawat terbang yang akan mengalami kecelakaan.

1973, Jean-Pierre Blanchard, menyelamatkan diri


menggunakan parasut dari balon udara yang meledak.

Menurut European Transport Safety Council (ETSC), 90%


kecelakaan pesawat komersil memungkinkan penumpangnya
selamat bila memiliki kemampuan lolos darurat dari pesawat.
121.291 Demonstrasi Prosedur Evakuasi Darurat
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NO : PM 28 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KESELAMATAN
PENERBANGAN.

Prosedur evakuasi darurat dilakukan pada semua tipe pesawat dengan kapasitas
tempat duduk > 44 penumpang termasuk awak pesawat dalam< 90 detik.

Pengenalan meliputi :
 Jenis dan model Pesawat
 Lokasi, jenis, mekanisme pembukaan pintu darurat yang tersedia untuk evakuasi
 Demonstrasi oleh pramugari
 Prosedur tambahan (pelampung, rakit penolong luncur, pendaratan di atas air)
1. Pintu Keluar
Darurat
 Peraturan untuk pintu keluar darurat tercantum dalam Code of Federal Regulation (CFR).
 Rentang pintu keluar darurat dari yang terbesar, yaitu:
 Tipe A (pintu keluar darurat dengan dimensi setidaknya lebar 42 inci dan tinggi 72 inci).
 Untuk yang terkecil, yaitu Tipe IV (pintu keluar darurat dengan dimensi lebar setidaknya 19 inci dan
tinggi 26 inci).
2. Luncuran Lolos Darurat

 Luncuran lolos darurat telah dipasang pada pesawat terbang komersial sejak
awal tahun 1950-an.
 Tipe awal luncuran lolos darurat harus dipompa secara manual dari pintu
darurat.
 Penumpang atau awak pesawat terbang harus turun menggunakan tali atau
luncuran lolos darurat dan menahan dasar luncuran agar dapat digunakan.
 Mulai tahun 1960-an, pesawat terbang yang baru diproduksi mulai dilengkapi
dengan luncuran lolos darurat yang mengembang secara otomatis saat pintu
darurat dibuka.
 Tipe luncuran lolos darurat terbaru ini dapat digunakan jauh lebih cepat dari
luncuran lolos darurat sebelumnya.
3. Lampu lantai penunjuk pintu
keluar darurat
 Dalam lolos darurat dari pesawat terbang, hilangnya referensi visual
yang diakibatkan dari asap atau kegelapan dapat mempengaruhi
orientasi arah penumpang dan awak pesawat terbang.
 Hal ini dapat menyebabkan penumpang dan awak pesawat terbang
tidak dapat keluar dari pesawat terbang saat terjadi kecelakaan
pesawat terbang.
 Ketidakmampuan penumpang dan awak pesawat terbang dalam
menemukan pintu keluar darurat dapat berakibat fatal.
Tahapan dalam Prosedur Lolos Darurat
Awak penerbangan mengeluarkan penumpang melalui pintu keluar darurat kabin
penumpang.

Bila awak penerbangan sudah membuka kabin penumpang, tidak boleh membuka
pintu keluar darurat pada sayap pesawat terbang.  Menghindari kerusuhan karena
pintu kabin penumpang terbuka

Awak pesawat terbang akan memeriksa seluruh kabin penumpang sebelum


meninggalkan pesawat terbang

Sistem lolos darurat dari pesawat terbang harus dilatihkan kepada awak penerbangan, baik dengan cara
latihan langsung atau hanya sekedar menonton video  awak penerbangan memiliki pengalaman praktis
dalam sistem lolos darurat
JENIS AIRCRAFT EGRESS
EGRESS TIDAK TERENCANA LOLOS DARURAT TANPA AWAK PESAWAT
Kegagalan komunikasi dengan ATC atau saran Pada pesawat dengan kapasitas < 19 kursi,
tidak dapat dilaksanakan, sehingga pilot penumpang harus dapat mengoperasikan pintu
mengambil keputusan terbaiknya. darurat sebelum take off.

1 2 3 4

EGRESS TERENCANA LOLOS DARURAT DI AIR


Pilot berkomunikasi dengan ATC tentang Pada pesawat penumpang yang memiliki luncuran lolos
sifat kedaruatan dan menerima saran ATC darurat dapat dijadikan rakit darurat.
sebagai opsi terbaik pendaratan darurat yang Pesawat lainnya butuh tata cara khusus
spesifikasinya menyerupai landasan terbang.
Klasifikasi Evakuasi Darurat
Menurut Jenis Pesawat
Pesawat Penumpang Sedang-Berat

Pesawat Penumpang Ringan

Pesawat Kargo

Jet Militer

Helikopter
Pesawat Penumpang
Sedang--Berat
How All Passenger Survived, The Miracle on The Hudson
Klasifikasi Evakuasi Darurat
Menurut Jenis Pesawat
Pesawat Penumpang Sedang-Berat

Pesawat Penumpang Ringan

Pesawat Kargo

Jet Militer

Helikopter
Klasifikasi Evakuasi Darurat
Menurut Jenis Pesawat
Pesawat Penumpang Sedang-Berat

Pesawat Penumpang Ringan

Pesawat Kargo

Jet Militer

Helikopter
Klasifikasi Evakuasi Darurat
Menurut Jenis Pesawat
Pesawat Penumpang Sedang-Berat

Pesawat Penumpang Ringan

Pesawat Kargo

Jet Militer

Helikopter
KOMPONEN DASAR

Penting untuk memahami


bagaimana ejeksi kursi Semuanya harus
berfungsi bekerja dengan baik dalam
sepersekian detik dan dalam
waktu tertentu urutan untuk
HARUS TERBIASA DENGAN menyelamatkan nyawa pilot
DASAR
KOMPONEN DALAM SISTEM
EJEKSI APA PUN!!
Terletak di bagian bawah
Tempat kursipilot
lontar
danyang
Tempatsandaran kepala
untuk menyandar pilot
berisi peralatan
memfiksasi saat bertahan
melakukan hidup
eject

Anatomi dasar kursi


lontar terdiri dari

- Bucket
- Sandaran punggung
- Sandaran kepala
pendorong awal untuk mengeluarkan massa
Perangkat
Perangkat pendorong
pelindung di kursi
untuk menghindari
kursi dari kokpit,
Kontainer parasut
cedera saat mengeluarkan kursi

Perangkat Kunci Lain

 Catapult
 Rocket
 Restraints
 Parachute
Kanopi
Drogue parachute
memperlambat kursi lontar setelah keluar
dari pesawat

Egress system
Environmental sensor
Face Curtain
Recovery sequencer
Rocket Catapult
Underseat Rocket
PERSAMAAN DASAR

Gaya dan G - Hukum kedua Newton menyatakan bahwa gaya pada benda
didefinisikan sebagai hasil kali massa dan percepatan

F=M.A

Dalam istilah G, percepatan biasanya diukur, atau gravitasi, gaya yang setara.
Rocket assisted seat memiliki 5-10 G, sementara catapult seat berada dalam
rentang 10-20 G
GAYA G DAN KECEPATAN
 Untuk menentukan kecepatan lontar kursi, sesuai dengan hukum Newton harus mengetahui
gaya yang diberikan dan massa kursi dan penumpang itu sendiri
 Terdapat faktor lain yang dapat kita gunakan untuk menentukan gaya itu tersendiri yaitu
percepatan terhadap waktu dan kecepatan awal, sehingga dapat diperoleh persamaan

Kecepatan akhir = percepatan * Waktu + Kecepatan awal


[V(f) = AT +V(i)]

 Di sebagian besar kursi lontar saat ini, pelepasan terjadi dalam dua langkah di mana
catapult melepaskan kursi dari pesawat kemudian penopang roket memberikan pemisahan
pada catapult
 Untuk sistem kursi ini, persamaan Newton akan terjadi dua kali
 Pertama dengan Velocity (awal) nol untuk catapult
 Kedua dengan kecepatan awal adalah kecepatan kursi meninggalkan catapult
KECEPATAN KURSI, KECEPATAN DAN
UKURAN PESAWAT
 Kecepatan kursi harus cukup tinggi untuk memberikan jarak pemisah yang wajar antara
penumpang dan pesawat atau pesawat terbang
 Pada saat yang sama, waktu pengoperasian harus cukup singkat untuk mengeluarkan
orang tersebut dari bahaya dan memungkinkan semua tindakan terjadi
 Seiring bertambahnya kecepatan dan waktu turun, gaya G bisa menjadi berlebihan
 Akibatnya jarak dan waktu harus seimbang untuk menyediakan sistem yang akan
beroperasi dengan cepat, memberikan pemisahan yang memadai, dan tidak memaksakan
beban G yang tidak semestinya pada penumpang kursi
 Dari hal di atas dapat muncul persamaan

Jarak = ½*Percepatan*(Waktu) 2 + Kecepatan Awal * Waktu

D = ½ A(T) 2 + V(i)T
UKURAN DAN BERAT PILOT
 Massa  kursi, peralatan, dan pilot atau massa penumpang
 Massa kursi  kursi itu sendiri, kembang api yang keluar bersamanya,
perlengkapan bertahan hidup, dan parasut
 Bobot bervariasi
 Jok Martin Baker H-7 yang dipasang pada phantom F-4 :
 Jok = 88 kg
 Kit survival = 18 kg
 Parasut = 9 kg
 Jok McDonnell Douglas ACES II  68 kg dengan faktor-faktor lain yang pada
dasarnya tetap konstan
 Beberapa kursi pesawat bobotnya bahkan lebih ringan  Perlengkapan bertahan
hidup dihapus karena pesawat hanya digunakan untuk uji terbang atau di darat di
mana penyelamatan segera tersedia
Klasifikasi Evakuasi Darurat
Menurut Jenis Pesawat
Pesawat Penumpang Sedang-Berat

Pesawat Penumpang Ringan

Pesawat Kargo

Jet Militer

Helikopter
Helicopter Underwater Escape
Training
 Awal mula kebutuhan latihan “escape” dari helicopter di lepas pantai
bermula sejak kejadian di “North Sea” pada pertengahan tahun
1970an.
 Sejak saat itu penemuan dan improvisasi tentang cara “escaping”
helicopter terus berkembang sampai dengan saat ini.
 Tujuan latihan ini untuk Penumpang dan Kru heli mengetahui dan
memiliki keterampilan untuk “escape” dari Helikopter saat terjadi
Insiden di air.
SEJARAH LATIHAN HUET
SEJARAH LATIHAN HUET
NEW HUET THE HUET HANDLING SYSTEM
• Tempat duduk berhadapan dengan senderan kepala • Sesuai dengan “Personal Lifting Standard”
• 4 titik sabuk pengaman dengan sistem pelepasan • Terdiri dari “winch/kerekan, troli, blok levelling,
darurat travel beam dan sistem control.
• Kursi peredam, kantong kartu pengaman, tangki • Terdapat dualitas lengkap diseluruh sistem termasuk
bahan bakar tambahan, panel kabin dengan jendela mesin, gearboxes, rem, perkablean dan drum.
dorong untuk keluar yang tersembunyi pintu keluar • “Winch/kerekan” dilengkapi dengan pneumatic yang
darurat mekanis dengan dan tanpa jendela dorong mengoperasikan sistem retraksi yang memungkinkan
keluar, pelebelan yang sesuai untuk keluar HUET diangkat dari air jika terjadi kegagalan daya.
• Sponson rakit yang dapat dilepas pasang
Daftar Pustaka
 Australian Government Civil Aviation Safety Authority. 2018. Civil Aviation Advisory Publication CAAP
253-02 v2.0. Australian.
 Koeing, Robert L. 1996. Motivation and Egress Route Affect Simulated Emergency Aircraft Evacuation.
Louisiana.
 McLean, Garnet A, dkk. 2001. Access-to-Egress : A Meta-Analysis of the Factors that Control Emergency
Evacuation Through the Transport Airplane Type-III Overwing Exit. Oklahoma City.
 Menteri Perhubungan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 28 Tahun
2013 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 121 (Civil Aviation Safety Regulation Part
121) tentang Persyaratan-Persyaratan Sertifikasi dan Operasi Bagi Perusahaan Angkutan Udara yang
Melakukan Penerbangan Dalam Negeri, Internasional dan Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal
( Certification and Operating Requirements : Domestic, Flags, and Supplemental Air Carriers). Jakarta.
 National Transportation Safety Boar. 2000. Emergency Evacuation of Commercial Airplanes. Safety Study
NTSB/SS-00/01. Washington, DC.
 Royal Aeronautical Society. 2016. Emergency Evacuation of Commercial Passenger Aeroplanes. London.
 Small, Graham and Greg Harvey. 2014. The Evolution of Helicopter Undewater Escape Training. 2014
 Vink, Peter, dkk. 2014. Aircraft Seat in-and Egress Differences between Elderly and Young Adults. Germany.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai