SUSDOKBANG A-18
• Lettu Kes dr. Muhammad Zikri • Letda Kes dr. Bimo Tejomukti
• Lettu Kes dr. Toni Alie Ngena Pinem Purwanto
• Letda Kes dr. Kiagus M. Reza • Letda Kes dr. Sahid Adi Kusumo
Negoro
• Letda Kes dr. Wahyu Pamungkas
• Letda Kes dr. Rifqi Shafiyuddin Nazar
• Letda Kes dr. Adhitya Pratama
• Letda Kes dr. Rizky Nurwan Diyanto
• Letda Kes dr. Wiwi Hermy Putri
PENDAHULUAN
• Tujuan primer dari studi ini untuk membuat algoritma yang simple dan
mudah dalam menilai pasien PPOK sebelum penerbangan.
• Tujuan sekunder dari studi ini untuk menilai apabila HAST dapat
dilakukan uji dengan indikator SpO2 sebagai ganti PaO2.
METODE
• Jenis Penelitian : Prospektif Cross-Sectional
• Tempat : Rumah Sakit Rehabilitasi Paru di Norwegia
• Penelitian ini diakui oleh : The Regional Committee for
Medical Research Ethics dan tercatat di ClinicalTrials.gov
(NCT00896584).
PEMBUATAN ALGORITMA
• Berdasarkan pengukuran fungsi paru, gas darah, pulse oximetry dan uji
berjalan selama 6 menit (6MWT)
• Penggunaan oksigen saat penerbangan yang dianjurkan, PaO2
HAST<6.6 kPa
• Untuk menguji algoritma ini maka dilakukan
• terhadap semua sampel dan
• sampel dibagi menjadi tiga kategori yaitu SpO2 >95%, 92-95% and <92%.
• Algoritma divalidasi secara prospektif pada sampel independen pasien
dengan PPOK
SUBJEK PENELITIAN
• Populasi Penelitian : 139 pasien PPOK yang dirujuk dari dokter
spesialis paru di Norwegia Selatan untuk melaksanakan pemeriksaan
sebelum penerbangan, dengan kriteria rujukan sbb:
• PPOK derajat sedang-sangat berat berdasarkan kriteria GOLD
• Riwayat intoleransi saat perjalanan udara/penerbangan
• Atau SpO2 sea level ≤ 95%.
SUBJEK PENELITIAN
• Kriteria Inklusi : • Dari 139 pasien (39 ekslusi,
• PPOK derajat sedang-sangat total sampel sebanyak 100
berat pasien)
• Dapat melaksanakan uji
berjalan selama 6 menit
(6MWT) • Validasi Algoritma
• Kriteria Eksklusi: dilaksanakan pada 50 pasien
• Unstable angina tambahan dengan PPOK
• Hipertensi tidak terkontrol
• Aritmia tidak terkontrol
• Terapi oksigen jangka panjang
PENGUKURAN PADA SEA LEVEL DAN
HAST
• Pemeriksaan fungsi paru. Pemeriksaan SpO2 dengan pulse oximetry
dan pengambilan sampel darah arteri secara rutin dari kateter arteri
radialis dan segera di periksa.
• Dispnoe yang berkaitan dengan exercise diukur dengan menggunakan
skala modified Medical Research Council Dyspnoea Scale (mMRC)
• 6MWT, SpO2 dan dispnoe dicatat setiap menit. Pada saat 6MWT tidak
ada pasien yang menggunakan oksigen tambahan.
PENGUKURAN PADA SEA LEVEL DAN
HAST
• HAST digunakan untuk mensimulasikan tekanan kabin yang sesuai
dengan ketinggian 2438 m diatas sea level (8000 ft)
• Subjek bernafas dengan 15,1% oksigen (15.1% O2, 84.9% N2 dengan
menggunakan masker oksigen dan sampel darah arteri diambil setelah 15
menit paparan hipoksia ini.
• SpO2 harus stabil selama 5 menit sebelum pengambilan sampel darah
arteri, jika tidak maka pemeriksaan diperpanjang hingga 20 menit.
• EKG, SpO2 dan dispnoe terus dipantau.
• Pasien direkomendasikan untuk menggunakan oksigen tambahan jika
PaO2 HAST <6.6 kPa.
STATISTIK
• Untuk menghitung jumlah sampe maka diasumsikan tingkat sensitifitas dan
spesifisitas akan mencapai 80% pada penelitian yang direncanakan. Sehingga
dibutuhkan 100 pasien.
• Karakteristik pasien disajikan sebagai data mean dan standar deviasi
• Hubungan antara PaO2 HAST dan karakteristik pasien diukur dengan
Pearson’s correlation coefficient and one-way repeated measuresanalysis of
variance.
• Dilakukan analisis ROC pada SpO2, SpO2 selama 6MWT dan jarak berjalan
pada PaO2 HAST <6.6 kPa sebagai variable diskriminan
• Analisis Statistik dengan menggunakan software PASW software (V.18.0;
Chicago, Illinois, USA).
• Perbedaan dianggap signifikan jika nilai p<0,05.
HASIL
HASIL
HASIL
ROC analyses were used as the basis for developing the preflight evaluation algorithm.
SpO2 SL and SpO2 6MWT showedgood diagnostic properties (area under curve 0.78 and
0.79, respectively) for detection of in-flight PaO2 <6.6 kPa
HASIL
HASIL