KNKT Investigator Tujuan Kegiatan Peserta dapat mengetahui apa yang harus dilakukan pada saat terjadi kecelakaan dan tata cara untuk melakukan investigasi Course Presenters - KNKT
Capt. Nurcahyo Utomo Dip.TSI Henry Poerborianto S.ST., MT., M.Sc
• Ketua Sub Komite Investigasi • Level II Investigator - KNKT Kecelakaan Penerbangan - • STPI Curug - 2006 (ATC) KNKT • PLP Curug - 1990 (Pilot) • ITB - 2013 (Transport Planning) • Investigation Training - ATSB • RUG Netherland – 2014 Canberra 2007 - 2008 (Environment and Infrastructure • Penerbang PT. Merpati Planning) Nusantara Airlines 1990 - 2014 Timing is Important! Karena kita mempunyai waktu yang terbatas, diharapkan para peserta agar tepat waktu
“TIME WAITS FOR NO-ONE”
Ketentuan Diskusi • Jamming dapat mengganggu efektivitas dari diskusi • SELALU MUTE microphone selama presentasi • Sesi tanya jawab akan dilakukan di akhir pemaparan Apa yang harus dilakukan ketika terjadi kecelakaan penerbangan? Ketentuan Standar & Regulasi • ICAO Annex 13 • Undang-undang No 1 tahun 2009 • Peraturan Menteri Perhubungan No PM 74 tahun 2017 – Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 830 Definisi Kecelakaan (ICAO Annex 13 & PKPS Bagian 830) Accident (kecelakaan) Peristiwa yang terkait pengoperasian pesawat udara, pada kasus pesawat udara berawak, terjadi pada waktu seseorang memasuki pesawat udara dengan tujuan untuk terbang sampai orang tersebut keluar dari pesawat udara, atau pada kasus pesawat udara tanpa awak terjadi pada waktu pesawat udara siap bergerak dengan tujuan untuk terbang sampai akhir penerbangan dan sistem propulsi utama dimatikan, dimana terjadi: a) seseorang meninggal atau mengalami luka serius yang disebabkan oleh: • berada di pesawat udara, atau • terjadi kontak langsung dengan bagian pesawat udara termasuk bagian yang terlepas dari pesawat udara, atau • paparan langsung dengan semburan jet kecuali luka yang bersifat alami, ditimbulkan oleh diri sendiri atau ditimbulkan oleh orang lain, atau luka yang dialami oleh penumpang yang berada di luar area yang diperuntukkan bagi penumpang dan awak pesawat udara; atau Definisi Kecelakaan (ICAO Annex 13 & PKPS Bagian 830) Accident (kecelakaan) b) pesawat udara mengalami kerusakan berat atau kegagalan struktur yang: • berakibat pada penurunan kekuatan struktur, kemampuan atau karakteristik terbang dari pesawat udara, dan • umumnya memerlukan perbaikan besar atau penggantian komponen terdampak, kecuali kegagalan atau kerusakan mesin, jika terbatas pada mesin tunggal, (termasuk cowlings atau aksesori), pada baling-baling, ujung sayap, antena, probe, vane, ban, rem, roda, fairings, panel, pintu roda pendaratan, windshield, aircraft skin (seperti penyok atau lubang), atau untuk kerusakan kecil pada baling-baling utama, baling-baling ekor, roda pendarat, dan akibat terpaan es atau burung (termasuk lubang di radome); atau c) pesawat udara dinyatakan hilang atau tidak dapat dijangkau sama sekali. Definisi Kecelakaan (ICAO Annex 13 & PKPS Bagian 830) • Incident (Kejadian) Peristiwa selain dari kecelakaan, terkait dengan pengoperasian pesawat udara yang memengaruhi atau dapat memengaruhi keselamatan operasi.
• Serious Incident (Kejadian Serius)
Suatu Kejadian yang melibatkan kondisi dimana terdapat kemungkinan besar terjadinya sebuah kecelakaan yang berkaitan dengan pengoperasian pesawat udara, pada kasus pesawat udara berawak, terjadi pada waktu seseorang memasuki pesawat udara dengan tujuan untuk terbang sampai orang tersebut keluar dari pesawat udara, atau pada kasus pesawat udara tanpa awak terjadi pada waktu pesawat udara siap bergerak dengan tujuan untuk terbang sampai akhir penerbangan dan sistem propulsi utama dimatikan.
Catatan: yang membedakan antara accident dan serious incident adalah
hasil akhirnya. Penentuan Serious Incident (ICAO Annex 13) • Incident dapat menjadi accident ketika safety defences hanya tersisa beberapa atau tidak ada sama sekali • Membutuhkan event risk-based analysis yang mempertimbangkan most credible scenario dan efektivitas safety defences yang tersisa antara incident dengan accident yang mungkin terjadi. Penentuan Serious Incident (ICAO Annex 13) • Most credible scenario – penilaian masuk akal dari potensi korban jiwa dan/atau kerusakan yang timbul akibat accident yang mungkin terjadi. • Safety defences – petugas operasional, pelatihan, prosedur, sistem peringatan (di dan/atau di luar pesawat udara), sistem pesawat dan redudansinya, desain struktur pesawat dan infrastruktur bandar udara. Penentuan Serious Incident (ICAO Annex 13) Event risk-based analysis: a) Mempertimbangkan apakah terdapat credible scenario dari incident untuk bisa meningkat menjadi accident; dan b) Penilaian dari safety defences yang tersisa: - Efektif, jika beberapa defences yang dibutuhkan tersedia; atau - Terbatas, jika hanya tersisa beberapa atau tidak ada sama sekali, atau ketika accident bisa terhindar karena keberuntungan. Penentuan Serious Incident (ICAO Annex 13) Tabel event risk-based b) Defences tersedia antara incident dan kemungkinan accident yang akan terjadi Efektif Terbatas a) Most credible scenario Accident Incident Serious Incident No accident Incident Penentuan Serious Incident (ICAO Annex 13) • Annex 13 juga menyediakan daftar contoh dari serious incidents, tetapi tetap harus dipergunakan sesuai dengan konteks. • Contoh tersebut mungkin tidak dapat diklasifikasikan menjadi serious incident jika terdapat defences yang efektif. Daftar Contoh Serious Incidents 1. Hampir terjadinya tabrakan yang memerlukan tindakan menghindar dari tabrakan atau situasi yang membahayakan atau ketika tindakan menghindar selayaknya dilakukan. 2. Tabrakan yang tidak termasuk klasifikasi sebagai kecelakaan. 3. Hampir terjadinya Controlled Flight Into Terrain (CFIT). CFIT adalah pesawat yang laik terbang dan dalam kendali pilot menabrak permukaan bumi, antara lain gunung, permukaan laut dan bangunan. 4. Pembatalan tinggal landas di landas pacu yang ditutup atau sedang digunakan, di taxiway (kecuali untuk operasi helikopter) atau landas pacu yang tidak ditentukan. 5. Tinggal landas dari landas pacu yang ditutup atau sedang digunakan, dari taxiway (kecuali untuk operasi helikopter) atau landas pacu yang tidak diperuntukkan untuk tinggal landas. Daftar Contoh Serious Incidents 6. Pendaratan atau percobaan pendaratan pada landas pacu yang ditutup atau yang sedang digunakan, di taxiway (kecuali untuk operasi helikopter), landas pacu yang tidak ditentukan, atau di lokasi lain yang tidak diperuntukan untuk pendaratan seperti jalan raya. 7. Pendaratan tanpa roda pendaratan yang tidak termasuk klasifikasi sebagai accident. 8. Dragging ujung sayap, engine pod atau bagian dari pesawat pada saat pendaratan, ketika tidak termasuk klasifikasi sebagai accident. 9. Kegagalan mencapai kemampuan yang diinginkan pada saat tinggal landas atau permulaan pendakian (initial climb). Daftar Contoh Serious Incidents 10. Adanya api dan/atau asap di dalam ruang kemudi (cockpit), ruang penumpang, ruang kargo atau mesin terbakar, meskipun api dapat dipadamkan dengan alat pemadam. 11. Suatu keadaan diperlukan penggunaan oksigen secara darurat oleh awak pesawat. 12. Kerusakan pada struktur pesawat udara atau disintegrasi mesin pesawat udara termasuk bagian dari turbine engine yang terlepas, yang tidak dikategorikan sebagai kecelakaan. 13. Beberapa malfungsi pada satu atau beberapa sistem pesawat yang secara serius mempengaruhi operasi pesawat. Daftar Contoh Serious Incidents 14. Ketidakmampuan penerbang yang dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas pada saat terbang dikarenakan cedera atau sakit: a) pada saat pengoperasian pesawat udara dengan penerbang tunggal, termasuk pengoperasian pesawat tanpa awak. b) pada saat pengoperasian pesawat udara dengan penerbang lebih dari satu, yang mempengaruhi keselamatan penerbangan karena peningkatan beban kerja secara signifikan terhadap pilot yang tersisa. 14. Situasi jumlah atau distribusi bahan bakar yang membutuhkan pernyataan keadaan darurat oleh penerbang, misalnya bahan bakar tidak mencukupi, kehabisan bahan bakar, bahan bakar tidak sampai ke mesin, atau ketidakmampuan menggunakan seluruh bahan bakar yang tersedia di pesawat udara. 15. Adanya pesawat udara, orang dan/atau kendaraan yang tidak diizinkan memasuki landas pacu (runway incursion) dengan klasifikasi severity A. Klasifikasi Severity ICAO Doc 9870 Daftar Contoh Serious Incidents 17. Kejadian saat tinggal landas atau mendarat seperti mendarat sebelum landas pacu (under-shoot), terlewat (overrunning) atau keluar ke sisi landas pacu. 18. Kegagalan sistem pesawat udara (termasuk kehilangan tenaga atau gaya dorong), fenomena cuaca, pengoperasian di luar batasan (flight envelope) yang disahkan atau kejadian lain, yang menyebabkan atau dapat menyebabkan kesulitan dalam mengendalikan pesawat udara. 19. Kegagalan lebih dari satu sistem pada sebuah sistem redundansi yang diperlukan untuk panduan dan navigasi penerbangan. 20. Ketidaksengajaan atau karena pertimbangan keadaan darurat dengan sengaja melepaskan beban tergantung atau beban lainnya yang dibawa di luar pesawat udara. Pemberitahuan Terjadinya Peristiwa (ICAO Annex 13)
Chapter 4.1 – Negara Tempat Kejadian harus
meneruskan pemberitahuan terjadinya accident atau serious incident dengan cara yang paling sesuai dan paling cepat yang tersedia kepada: a) Negara Pendaftaran; b) Negara Operator; c) Negara Perancang; d) Negara Pembuat; and e) ICAO, ketika pesawat udara > 2.250 kg. Pemberitahuan Terjadinya Peristiwa (PKPS Bagian 830 Subbagian 830.6) a. Operator* Indonesia atau operator asing wajib segera melaporkan kepada KNKT atas kecelakaan atau kejadian serius pesawat udara yang terjadi di wilayah Indonesia, dengan cara yang paling sesuai dan paling cepat yang tersedia. b. Operator yang terlibat dalam kecelakaan atau kejadian serius harus menyerahkan laporan peristiwa tertulis kepada KNKT dalam waktu 24 jam setelah terjadinya kecelakaan atau kejadian serius. *Operator adalah orang, organisasi atau perusahaan yang berperan atau mendukung operasi pesawat udara Komite Nasional Keselamatan Transportasi Gedung Perhubungan Lantai 3 Jl. Medan Merdeka Timur No. 5, Jakarta 10110 Indonesia Telp : (62-21) 3517606 Telp Sel. : (62) 81212655155 Faks : (62-21) 3517606 Pos-El. : knkt@dephub.go.id aviation.knkt@dephub.go.id Apakah perusahaan sudah mempunyai prosedur untuk melaporkan terjadinya kecelakaan dan kejadian serius ke KNKT? Jika belum, perlu untuk dibuat untuk menjamin ketentuan PKPS Bagian 830 subbagian 830.6 dapat dijalankan Penentuan Klasifikasi Peristiwa (PKPS Bagian 830 Subbagian 830.9)
a. KNKT wajib mengkaji laporan peristiwa untuk
menentukan klasifikasi kecelakaan, kejadian atau kejadian serius. b. Apabila hasil kajian atas laporan peristiwa tersebut masuk dalam klasifikasi kejadian maka wajib dilaporkan Direktur Jenderal. Perlindungan Data Investigasi (ICAO Annex 13 Chapter 3.3) Negara Tempat Kejadian: • harus melindungi barang bukti dan menguasai pesawat udara (custody) beserta isinya selama periode yang diperlukan untuk tujuan investigasi • Perlindungan barang bukti harus mencakup preservasi dengan menggunakan media fotografi atau media lainnya pada bukti yang dapat dipindahkan, dihapuskan, hilang atau dihancurkan. Menyelamatkan barang-barang yang dikuasai (custody) harus mencakup perlindungan terhadap kerusakan tambahan, akses oleh orang-orang yang tidak berwenang, pencurian dan menghindari agar tidak menjadi lebih buruk. Perlindungan Data Investigasi (UU No 1 tahun 2009) Pasal 360 1) Setiap orang dilarang merusak atau menghilangkan bukti-bukti, mengubah letak pesawat udara, dan mengambil bagian pesawat udara atau barang lainnya yang tersisa akibat dari kecelakaan atau kejadian serius pesawat udara. 2) Untuk kepentingan keselamatan operasional penerbangan, pesawat udara yang mengalami kecelakaan atau kejadian serius sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipindahkan atas persetujuan pejabat yang berwenang. Perlindungan Data Investigasi (UU No 1 tahun 2009) Pasal 363 1) Pejabat yang berwenang di lokasi kecelakaan pesawat udara wajib melakukan tindakan pengamanan terhadap pesawat udara yang mengalami kecelakaan di luar daerah lingkungan kerja bandar udara untuk: (a) Melindungi personil pesawat udara dan penumpangnya; dan (b) Mencegah terjadinya tindakan yang dapat mengubah letak pesawat udara, merusak dan/atau mengambil barang-barang dari pesawat udara yang mengalami kecelakaan. 2) Tindakan pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlangsung sampai dengan berakhirnya pelaksanaan investigasi di lokasi kecelakaan oleh komite nasional. Perlindungan Data Investigasi (UU No 1 tahun 2009) Pasal 440 Setiap orang yang merusak atau menghilangkan bukti-bukti, mengubah letak pesawat udara, mengambil bagian pesawat udara atau barang lainnya yang tersisa akibat dari kecelakaan atau kejadian serius pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 360 ayat (1) dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Perlindungan Data Investigasi (PKPS Bagian 830 Subbagian 830.4)
b. Otoritas Bandar Udara, Operator Pesawat Udara
dan/atau Operator Bandar Udara di tempat terjadinya kecelakaan atau kejadian serius pesawat udara atau Aparat Keamanan jika terjadi kecelakaan atau kejadian serius di luar wilayah Bandar Udara, harus: 1) Melindungi personel pesawat udara dan penumpang; 2) Melindungi barang bukti untuk mencegah tindakan yang dapat mengubah posisi atau kerusakan pesawat udara, isinya, dan bukti lainnya. Perlindungan Data Investigasi (PKPS Bagian 830 Subbagian 830.4)
c. Perlindungan barang bukti harus mencakup
preservasi dengan menggunakan media fotografi atau media lainnya pada bukti yang dapat dipindahkan, dihapuskan, hilang atau dihancurkan. Menyelamatkan barang-barang yang dikuasai (custody) harus mencakup perlindungan terhadap kerusakan tambahan, akses oleh orang-orang yang tidak berwenang, pencurian dan menghindari agar tidak menjadi lebih buruk. Perlindungan Data Investigasi (PKPS Bagian 830 Subbagian 830.4)
d. Sebelum KNKT atau pihak yang diberikan kewenangan
oleh KNKT mengambil alih penguasaan atas puing-puing pesawat udara atau kargo, barang-barang tersebut tidak boleh diubah atau dipindahkan kecuali: 1) untuk membebaskan orang, hewan, surat dan barang berharga; 2) untuk mencegah kerusakan akibat kebakaran atau sebab lainnya; atau 3) untuk menghilangkan bahaya atau hambatan terhadap navigasi udara, transportasi lainnya atau masyarakat. Perlindungan Data Investigasi (PKPS Bagian 830 Subbagian 830.4)
e. Jika pesawat udara beserta bagian-bagiannya
atau barang-barang lainnya yang tertinggal sebagai akibat dari kecelakaan atau kejadian serius akan dipindahkan, maka harus dibuat sketsa, catatan deskriptif dan foto dari puing- puing, dan tanda-tanda tabrakan yang signifikan apabila memungkinkan dalam posisi dan kondisi asli. Apakah perusahaan sudah mempunyai prosedur untuk membuat sketsa, catatan deskriptif dan foto dari puing-puing, dan tanda-tanda tabrakan yang signifikan apabila memungkinkan dalam posisi dan kondisi asli, sebelum dipindah?
Jika belum, perlu untuk dibuat
untuk menjamin ketentuan PKPS Bagian 830 subbagian 830.4 dapat dijalankan Akses Investigasi (ICAO Annex 13 Chapter 5.5)
• Negara yang melakukan investigasi harus menunjuk
investigator-in-charge (IIC) dan memulai investigasi dengan segera • IIC harus mempunyai akses menuju sisa puing beserta materi relevan lainnya dan kendali tidak terbatas terhadap sisa puing beserta materi tersebut untuk memastikan bahwa pemeriksaan terperinci dapat dilakukan tanpa penundaan Akses Investigasi (UU No 1 tahun 2009) Pasal 362 1) Orang perseorangan wajib memberikan keterangan atau bantuan jasa keahlian untuk kelancaran investigasi yang dibutuhkan oleh komite nasional. 2) Otoritas bandara, unit penyelenggara bandar udara, badan usaha bandar udara, penyelenggara navigasi penerbangan, dan/atau badan usaha angkutan udara wajib membantu kelancaran investigasi kecelakaan pesawat udara. Akses Investigasi (PKPS Bagian 830 Subbagian 830.17)
Investigator dalam melakukan investigasi, berwenang untuk:
a. memasuki sarana dan prasarana transportasi atau memasuki lokasi dimana puing dari kecelakaan atau kejadian serius terletak dalam melaksanakan kegiatan investigasi. b. mewawancarai saksi, orang yang terkait atau yang dianggap memiliki informasi mengenai kecelakaan atau kejadian serius. c. menguasai, mempergunakan, memindahkan, memeriksa atau menguji setiap puing, dokumen, komponen, bagian atau peralatan yang terkait dengan kecelakaan atau kejadian serius selama waktu yang diperlukan untuk keperluan investigasi. THANK YOU Transportation Building 3rd Jl. Medan Merdeka Timur No. 5, Jakarta - 10110 INDONESIA Phone: (021) 384 7601, 3517606 ; Fax: (021) 351 7606 Mobile phone (24hr): +62 812 12655155 Website : http://knkt.dephub.go.id/knkt/ E-mail : knkt@dephub.go.id