Anda di halaman 1dari 34

Operasional Drone

Di Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan

TEKNIK DIRGANTARA B 2020


Regulasi

UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

Peraturan Pemerintah RI No. 4 Tahun 2018 tentang Pengamanan Wilayah Udara RI

Permenhub No. 163 tahun 2015 tentang PKPS Bagian 107 tentang Sistem
Pesawat Udara Kecil Tanpa Awak (CASR Part 107).

Permenhub No. PM 180 tahun 2015 tentang Pengendalian Pengoperasian


Sistem Pesawat Udara Tanpa Awak di Ruang Udara yang dilayani Indonesia

Permenhub No. PM 47 tahun 2016 tentang Perubahan Atas Permenhub No. PM 18


Tahun 2015 tentang Pengendalian Pengoperasian Sistem Peswat Udara Tanpa
Awak di Ruang Udara yang Dilayani Indonesia

APEC-Bali 2010 2
Regulasi

Permenhub No. 83 Tahun 2017 tentang PKPS Bagian 139 tentang Bandar Udara
(CASR Part 139)

Permenhub No.PM 78 Tahun 2017 tentang Pengenaan Sanksi Administratif


Terhadap Pelanggaran Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Penerbangan

Peraturan Dirjen Hubud No.326 Tahun 2019 tentang Standar Teknis dan Operasional
PKPS Bagian 139 (Manual of Standard/MoS 139) Volume I - Bandar Udara
(Aerodrome).
Peraturan Dirjen Hubud KP No. 245 tahun 2017 tentang PKPS bagian 19-01
(Advisory Circular 19-01), Sistem Pelaporan Kejadian Wajib (Mandatory Occurrence
Report/MOR)
Peraturan Dirjen Hubud KP No. 243 tahun 2017 tentang PKPS bagian 19-02
(Advisory Circullar 19-02), Sistem Pelaporan Sukarela (Voluntary Reporting
System/VRS)

APEC-Bali 2010 3
KKOP
(UU No.1 Tahun 2009)

Pasal 208 ayat (1)


Untuk mendirikan, mengubah, atau melestarikan bangunan,
serta menanam atau memelihara pepohonan di dalam kawasan
keselamatan operasi penerbangan tidak boleh melebihi batas
ketinggian kawasan keselamatan operasi penerbangan.

Pasal 210
Setiap orang dilarang berada di daerah tertentu di Bandar udara,
membuat halangan (obstacle), dan/atau melakukan kegiatan lain
di kawasan keselamatan operasi penerbangan yang dapat
membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan,
kecuali memperoleh izin dari otoritas Bandar udara
KKOP
(Ref. UU No. 1 Tahun 2009)
Kawasan keselamatan operasi
penerbangan terdiri atas:
a. kawasan ancangan
pendaratan dan lepas landas;
b. kawasan kemungkinan
bahaya kecelakaan;
c. kawasan di bawah
permukaan transisi;
d. kawasan di bawah
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan permukaan horizontal-dalam;
(KKOP) adalah wilayah daratan dan/atau e. kawasan di bawah
perairan serta ruang udara di sekitar bandar permukaan kerucut; dan
udara yang digunakan untuk kegiatan operasi
f. kawasan di bawah
penerbangan dalam rangka menjamin
permukaan horizontal-luar
keselamatan penerbangan
KKOP

Pada KKOP tidak dibenarkan


adanya bangunan atau benda
tumbuh, baik yang tetap (fixed)
ataupun yang dapat berpindah
(mobile), yang lebih tinggi dari
batas ketinggian yang
diperkenankan sesuai dengan
Kode Referensi Landas Pacu
(Aerodrome reference Code/ARC)
dan Kalisifikasi Landas Pacu
(Runway Clasification).
Catatan:
Kecuali memperoleh izin dari
otoritas Bandar udara
Kawasan Udara
(Ref. PP No. 4 Tahun 2018)
1. Kawasan udara terlarang (prohibited area) merupakan kawasan udara di
atas daratan dan/atau perairan dengan pembatasan permanen dan
menyeluruh bagi Pesawat Udara.
→ Di atas Istana Presiden, Instalasi Nuklir dan obyek vital Nasional yang
bersifat strategis tertentu.
2. Kawasan udara terbatas (restricted. Area) merupakan ruang udara
tertentu di atas daratan dan/atau perairan dengan pembatasan bersifat
tidak tetap dan hanya dapat digunakan untuk operasi penerbangan oleh
pesawat Udara Negara.
→ Markas besa TNI, Pangkalan Udara TNI, Kawasan Latihan dan Ops.
Militer, kawsasan latihan penerbangan & penembakan militer,
kawasan peluncuran Roket & satelit dan ruang udara yang digunakan
untuk penerbangan dan/atau kegiatan yang dilakukan oleh orang
setingkat kepala negara dan/atau kepala pemerintahan.
Pesawat Udara Tanpa Awak
(PM 180 tahun 2015)

Pesawat udara tanpa


awak/Unmanned Aerial
vehicle/Drone adalah sebuah
mesin terbang yang :
1. Dikendalikan oleh
penerbang /pilot;
2. Berfungsi dengan kendali Sistem pesawat udara tanpa awak
jarak jauh; digunakan oleh :
3. Mampu mengendalikan 1. Individu;
dirinya sendiri 2. Komunitas/hobi;
(menggunakan hukum 3. Organisasi;
aerodinamika) 4. Instansi pemerintah dan swasta.
Pesawat Udara Tanpa Awak
(PM 180 tahun 2015)

Pesawat udara tanpa awak dilarang dioperasikan pada


kawasan sebagai berikut:
1. Kawasan udara terlarang (prohibited area).
→ Di atas Istana Presiden, Instalasi Nuklir dan obyek vital
Nasional yang bersifat strategis tertentu.
2. Kawasan udara terbatas (restricted area).
→ Markas besa TNI, Pangkalan Udara TNI, Kawasan
Latihan dan Ops. Militer, kawasan peluncuran Roket &
satelit.
3. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)
suatu bandar udara.
Pesawat Udara Tanpa Awak
(PM 180 tahun 2015)

Pesawat udara tanpa awak dilarang dioperasikan pada ruang


udara yang dilayani sebagai berikut:
1. Controlled airspace
→ ruang udara yang dipublikasikan di dalam Aeronautical
Information Publication (AIP) Indonesia Volume I General &
Enroute).

2. Uncontrolled airspace pada ketinggian lebih dari 500 ft (150 m)


Above Ground Level (AGL)
→ ruang udara di luar Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) dari suatu bandar udara dengan status
pelayanan Aerodrome Flight Information Service (AFIS).
Izin Operasional
Pesawat Udara Tanpa Awak
(PM 180 tahun 2015)

Dalam hal khusus untuk kepentingan patroli batas wilayah negara, patroli
wilayah laut negara, pengamatan cuaca, pengamatan aktivitas hewan dan
tumbuhan di taman nasional, survei, pemotretan, pemfilman dan
pemetaan, sebuah sistem pesawat udara tanpa awak boleh dioperasikan di
kawasan dan/atau ruang udara yang dilayani setelah mendapatkan izin
oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara setelah mendapatkan
rekomendasi dari institusi yang berwenang di kawasan atau ruang udara
tersebut.

Catatan:
1. Izin harus diperoleh operator sebelum pesawat udara tanpa awak
melakukan lepas landas;
2. Permohonan izin diajukan kepada Dirjen Hubud selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari kerja sebelum pelaksanaan pengoperasian sistem
pesawat udara tanpa awak
Izin Operasional
Pesawat Udara Tanpa Awak
(PM 180 tahun 2015)

Izin diberikan bagi Butir 3.1 :


sistem dan pilot → Drone kecil < 55 lbs digunakan untuk
pesawat udara tanpa selain hobi/rekreasi wajib memenuhi
ketentuan CASR Part 107.
awak yang telah
disertifikasi oleh Butir 3.3 :
Direktur Jenderal → Drone > 55 lbs untuk pengembangan
Perhubungan Udara dan penelitian, crew training dan
market survey wajib mendapatkan
sesuai PM 180/2015
Experimental Certificate sesuai
butir 3.1, butir 3.3, sub.bag.21.193 CASR Part 21 dan
butir 3.4, butir 3.5 dioperasikan sesuai sub.bag. 91.319
atau butir 3.6 CASR Part 91
Izin Operasional
Pesawat Udara Tanpa Awak
(PM 180 tahun 2015)

Butir 3.4 :
→ Drone > 55 lbs untuk kepentingan Production Flight Testing New
Aircraft wajib mendapatkan Special Flight Permit sesuai
sub.bag.21.199 CASR Part 21 dan dioperasikan sesuai CASR Part
91 serta CASR terkait lainnya. .

Butir 3.5 :
→ Drone > 55 lbs untuk keperluan sebagaimana tercantum dalam
sub.bag 21.25(b) CASR Part 21, wajib mendapatkan Sertifikat Tipe
Pesawat Udara dengan kategori Restricted Aircraft dan memenuhi
ketentuan CASR Part 21 serta CASR terkait lainnya.
Izin Operasional
Pesawat Udara Tanpa Awak
(PM 180 tahun 2015)

Butir 3.6 :
→ Drone < 55 lbs di luar ketentuan pengoperasian CASR Part 107
untuk keperluan sebagaimana tercantum dalam sub.bag 21.25(b)
CASR Part 21, wajib mendapatkan Sertifikat Tipe Pesawat Udara
dengan kategori Restricted Aircraft dan memenuhi ketentuan
CASR Part 21 serta CASR terkait lainnya
Dokumen Izin Operasional
Pesawat Udara Tanpa Awak
(PM 47 tahun 2016)
Permohonan izin harus menyampaikan h. kompetensi dan pengalaman pilot;
informasi dan dokumen pendukung i. surat rekomendasi dari institusi yang
sebagai berikut: berwenang di kawasan atau ruang
a. nama dan kontak operator; udara yang akan digunakan.
b. spesifikasi teknis airbome system; j. untuk kepentingan pemotretan,
c. spesifikasi teknis ground system; pemfilman atau pemetaan,
d. maksud dan tujuan pengoperasian; melampirkan surat izin dari institusi
yang berwenang di wilayah yang akan
e. rencana penerbangan;
dipotret, difilmkan atau dipetakan
f. prosedur pengoperasian; sesuai ketentuan peraturan atau
g. prosedur emergency, yang meliputi: perundangundangan yang berlaku.
→ kegagalan komunikasi antara k. dokumen asuransi kerugian yang
operator dengan pemandu lalu mungkin terjadi termasuk kerugian
lintas udara dan atau pemandu pihak ketiga yang disebabkan karena
komunikasi penerbangan; kegagalan sistem pesawat udara
→ kegagalan komunikasi antara tanpa awak
ground system dengan airbome
system;
Fungsi Kontrol
(Ref. UU No.1 Tahun 2009)

Pengaturan, Pengawasan dan


pengendalian dan pengendalian penggunaan
pengawasan penggunaan kawasan keselamatan
kawasan keselamatan operasi penerbangan pada
operasional penerbangan pangkalan udara yang
dan daerah lingkungan digunakan bersama
kerja bandar udara serta dilaksanakan oleh Otoritas
daerah lingkungan Bandar Udara setelah
kepentingan bandar mendapat persetujuan
udara dilaksanakan oleh dari instansi terkait.
Otoritas Bandar Udara
Fungsi Kontrol
(Ref. PM No.47 Tahun 2016)

Direktorat Jenderal Perhubungan Tentara Nasional Indonesia, pemberi


Udara, pemberi sanksi bagi sistem sanksi bagi sistem pesawat udara
pesawat udara tanpa awak yang tanpa awak yang dioperasikan pada:
dioperasikan pada: 1. Kawasan udara terlarang
1. Kawasan Keselamatan Operasi (prohibited area);
Penerbangan (KKOP); 2. Kawasan udara terbatas
2. Controlled airspace; dan (restricted area).
3. Uncontrolled airspace pada
ketinggian lebih dari 500 ft (150 m)
Above Ground Level (AGL).
Sanksi
(Ref. UU No.1 Tahun 2009)

Setiap orang membuat halangan


(obstacle), dan/atau melakukan kegiatan
lain di kawasan keselamatan operasi
penerbangan yang membahayakan
keselamatan dan keamanan
penerbangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 210 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
Pasal 421 ayat 2
Sanksi
(Ref. PM 78 tahun 2017)

• Setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-


undangan bidang Penerbangan akan dikenakan
sanksi administratif.
• Pelanggaran ditemukenali berdasarkan:
a. hasil pengawasan Inspektur Penerbangan;
b. temuan langsung oleh Inspektur Penerbangan
pada saat di lokasi;
c. hasil pemeriksaan yang bersumber dari informasi
atau laporan pengaduan dari masyarakat; atau
d. laporan dari operator atau personel penerbangan
yang mengetahui atau melakukan pelanggaran.
Fungsi Kontrol
(Ref. PM 78 tahun 2017)

Hasil pemeriksaan pelanggaran peraturan


perundang-undangan di bidang
penerbangan yang terindikasi adanya
tindak pidana bidang penerbangan,
diserahkan kepada Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS).
Catatan :
Contoh kasus di Wil. OBU IV-Bali bahwa ditemukan
adanya masyarakat yang mengoperasikan Drone
tanpa Izin di area Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai-
Bali pada bulan April 2019 (Laporan dari Pilot GIA).
Peran Bandar Udara
(Deteksi dan Mitigasi)
Pelaksanaan Deteksi dan Mitigasi terhadap hal-hal yang berpotensi
membahayakan keselamatan penerbangan di Bandar udara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku adalah :
1. Inspeksi Kesiapan Operasi Bandar Udara
(Aerodrome Serviceability Inspection/ASI) ;
2. Mandatory Occurrence Report/MOR
Catatan :
3. Bandar Udara di Indonesia belum memiliki Fasilitas sistem Anti Drone (cukup
mahal);
4. Belum ada regulasi terkait peryaratan dan standar teknis pemasangan fasilitas
sistem anti drone di Bandar Udara;
5. Saat ini ICAO baru mulai mengembangkan pengaturan keamanan terhadap
penggunaan pesawat udara tanpa awak di dalam Annex 17.
Peran Bandar Udara
(Aerodrome Serviceability Inspection)

Ref. Permenhub No. PM 83


Tahun 2017 (CASR Part 139) dan
Peraturan Dirjen Hubud No. KP
326 Tahun 2019 (MoS 139),
Penyelenggara Bandar Udara
bersertifikat wajib melaksanakan
Inspeksi Kesiapan Operasi Salah satu obyek pelaksanaan
Bandar Udara (Aerodrome Aerodrome Serviceability
Serviceability Inspection/ASI) Inspection adalah Obstacle
untuk memastikan bahwa Limitation Surface/OLS (area
Bandar Udara dalam kondisi siap Take Off, Approach dan Transisi)
dan memenuhi ketentuan untuk memastikan OLS bebas
keselamatan untuk kegiatan dari Ostacle.
operasional penerbangan.
Peran Bandar Udara
(Aerodrome Serviceability Inspection)

ASI harus dilaksanakan oleh Penyelenggara Bandar Udara


bersertifikat dengan kondisi sebagai berikut :
1. Sebelum, sesudah dan jika diperlukan saat jam operasi
Bandar Udara;
2. Setelah terjadi fenomena alam seperti badai, angin kencang,
gempa bumi dan cuaca buruk lainnya;
3. Ketika diminta oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara
dan petugas Air Traffic Control (ATC) di Bandar Udara;
4. Setelah terjadinya Incident dan Accident di Bandar Udara
Peran Bandar Udara
(Mandatory Occurrence Report/MOR)

Mandatory Occurrence Report:


Laporan Kejadian bersifat wajib yang disampaikan oleh
Operator Bandar Udara Bersertifikat kepada Ditjen
Hubud.

Tujuan :
Untuk meningkatkan keselamatan penerbangan dengan
memastikan bahwa informasi yang relevan tentang
keselamatan dilaporkan, dikumpulkan, disimpan,
dilindungi dan disebarluaskan.
Peran Bandar Udara
(Mandatory Occurrence Report/MOR)

Yang termasuk kedalam MOR adalah :


1. Runway Incursion (tanpa keterlibatan ATC);
2. Runway Excursion/overshoot (tanpa keterlibatan ATC);
3. Kegagalan atau significant malfunction airfield lighting;
4. Kerusakan pesawat / mesin akibat adanya FOD di runway
atau taxiway;
5. Incident yang berpotensi membahayakan aircraft ground
movement (wildlife, birdstrike, ground vehicles);
Peran Bandar Udara
(Mandatory Occurrence Report/MOR)

Tata Cara Pelaporan


Peran Bandar Udara
(Mandatory Occurrence Report/MOR)

Tata Cara Pelaporan


Peran Bandar Udara
(Mandatory Occurrence Report/MOR)

Analisis dan Tinjut


Peran Masyarakat
(Voluntary Reporting System/VRS)

Voluntary Reporting System (Laporan Sukarela) :


1. Occurrence yang tidak termasuk dalam MOR;
2. Informasi keselamatan yang dianggap sebagai suatu potential
hazard.

Pelaporan melalui:
http://ssp.hubud.dephub.go.id
MATERI TAMBAHAN
KAJIAN KELAYAKAN
PENGEMBANGAN DRONEPORT
DI LUAR RENCANA INDUK BANDAR UDARA
KAJIAN KELAYAKAN
PENGEMBANGAN DRONEPORT
DI LUAR RENCANA INDUK BANDAR UDARA
DASAR PERTIMBANGAN
PENGEMBANGAN DRONEPORT
DI LUAR RENCANA INDUK BANDAR UDARA
TERIMAKASIH

APEC-Bali 2010 34

Anda mungkin juga menyukai