Anda di halaman 1dari 152

KETENTUAN PENGOPERASIAN PESAWAT

UDARA TANPA AWAK

DIREKTORAT KELAIKUDARAAN DAN


PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


Hirarki Peraturan Pesawat udara Tanpa
Awak di Indonesian
DGCA UAS MANAGEMENT

DGCA

DIRECTORATE
OF AIRWOTHINESS DIRECTORATE OF AIRNAV INDONESIA
AND AIR NAVIGATION
AIRCRAFT (LEADING GROUP)
OPERATIONS

AIRSPACE
OPERATIONS AUTHORIZATION
RECOMMENDATION
AIRSPACE
AIRWORTHINESS ENFORCEMENT
MANAGEMENT

PERSONNEL
QUALIFICATION

REGISTRATIONS
Ruang Lingkup Regulasi
• Tidak Termasuk Unmanned Aircraft System Militer
• Balon Udara Tanpa Awak (CASR Part 101)
• Model / Hobby / Hobby dan Rekreasi (CASR Part 107; 107.2)
• Remotely Piloted Aircraft System (diatur dalam CASR Part 21)
Klasifikasi Pesawat Udara Tanpa Awak

UAS

RPAS sUAS

Note : Autonomous
Ref from ICAO Doc 10019
UAS = Unmanned Aircraft System
RPAS = Remotely Piloted Aircraft System
sUAS = Small Unmanned Aircraft System
Autonomous = An unmanned aircraft that does not allow pilot intervention in the management of the flight.
UAS Category
UAS Operasi Aturan Output

≤ 55 Small Hobi & Rekreasi Pasal 107.2 (CASR 107) Community based
Lbs
≤ 55 Selain hobi & rekreasi CASR Part 107 Operator Certificate,
Lbs Registration Certificate
≤ 55 Sesuai 21.25(b) CASR 21.25 (b) Restricted Category
Lbs
> 55 RPAS R&D, crew training, market Part 21.193 (CASR 21); Experimental
Lbs surveys 91.319 (CASR 91) certificate C of A
> 55 Production flight testing, Part 21.199 (CASR 21); Special flight permit
Lbs new production aircraft CASR 91 C of A
Hobi dan Rekreasi
Hobi dan Rekreasi
Non Hobi dan Rekreasi
Ketentuan Pengoperasian dalam CASR 107
• Memiliki UAS Operator / Remote Pilot;
• Pesawat Udara Tanpa Awak Harus di daftarkan;
• Kelaikudaraan, Perawatan dan Inspeksi UAS;
• Dalam Konsisi Sehat Fisik dan Mental serta Bebas Alkohol dan
Drugs;
• Bertanggung Jawab Sebagai Operator UAS;
• Visual Line Of Sight (VLOS);
• Tidak Diterbangkan dari Kendaraan atau Peswat yang Bergerak;
• Beroperasi pada saat matahari terbit sampai tenggelam;
Ketentuan Pengoperasian dalam CASR 107 (cont)
• Seseorang Dilarang Mengoperasikan Pesawat Udara Tanpa Awak
Secara Bersamaan;
• Dilarang Mengoperasikan dekat Pesawat Berawak;
• Dilarang Mengoperasikan di Kawasan Padat Penduduk;
• Patuh Terhadap PM 180 Tahun 2015 dan PM 47 Tahun 2016;
• Batas Kecepatan Maksimal ≤ 87 kt;
• Minimal Jarak Pandang ≥ 3 nm (4,8 km);
• Maksimal Ketinggian ≤400 ft AGL;
Persyaratan UAS Operator Sesuai CASR 107
• Warga Negara Indonesia;
• Minimum Usia 17 Tahun;
• Mampu Berbahsa Inggris dan Mengetahui Batasan Mengenai
Mengoperasikan Pesawat Udara Tanpa Awak Secara Aman;
• Lulus Test Pengetahuan Dasar Penerbangan (11 Materi);
• Sehat Secara Fisik dan Mental Mengoperasikan Pesawat Udara
Tanpa Awak Secara Aman;
• Recurrent Test Kemampuan Dasar Setiap 2 Tahun.
Syarat Pendaftaran UAS CASR 107
• Belum Didaftarkan di Negara Lain;
• Dimiliki Oleh Warga Negara Indonesia;
• Didaftarkan Oleh Warga Negara Indonesia;
• Memiliki Bukti Kepimilikan (Faktur Pembelian);
• Seluruh Asuransi Yang Diperlukan Telah Terpenuhi;
• Seluruh Bea Masuk Indonesia Sudah Dilunasi;
• Menunjukkan Tanda Indentifikasi dan Registrasi (109.94).
Kelaikudaraan UAS CASR 107
• Memastikan Kondisi UAS Dapat Beroperasi Dengan Aman,
Kondisi Tersebut Ditentukan pada Saat Pelaksanaan Preflight
Check (107.49);
• Operator Harus Menghentikan Penerbangan Apabila Mengetahui
Potensi Hazard Terhadap Pesawat Lain, Orang, dan Harta Benda.
Preflight, Inspeksi Serta Aksi Untuk UAS CASR 107.49
• Evaluasi Kondisi Lingkungan serta Mempertimbangkan Resiko
Terhadap Orang dan Harta Benda baik di Darat dan di Udara
Evalusi Harus Meliputi :
* Konsidi Cuaca Setempat;
* Kondisi Ruang Udara dan Apakah ada Larangan;
* Lokasi Orang dan Harta Benda di Sekitar;
* Bahaya Lain di Lokasi Sekitar;
Preflight, Inspeksi Serta Aksi Untuk UAS CASR 107.49
(Cont..)
• Memastikan Seluruh Orang Yang Terlibat Dalam Pengoperasian
Telah Menerima Briefing Terkait Kondisi Operasi, Prosedur
Emergency, Prosedur Contingency, Tanggung Jawab dan Potensi
Bahaya;
• Memastikan Seluruh Link antara Ground Station sUAS Bekerja
Dengan Baik;
• Memastikan Kecukupan Daya Selama Mengoperasikan UAS serta
cadangan selama 5 Menit Setelah Beroperasi;
• Setiap Orang yang Terlibat Harus Melaksanakan Tugas yang telah
Ditunjuk.
Ketentuan Khusus

Operator/ Registration
Rekomendasi IZIN DGCA
Pilot UAS UAS
(AIRNAV) (DNP)
(DKPPU) (DKPPU)
Ketentuan Khusus

UAS
Permohonan Evaluasi
Registration
(≥14 hari) Akhir (DNP)
(DKPPU)

Operator
Dokumen IZIN DGCA
Certificate
pendukung (DNP)
(DKPPU)

Evaluasi Awal Rekomendasi Koordinasi


(DNP) (AIRNAV) terkait
Ketentuan Khusus
Dokumen pendukung antara lain:
- Nama dan kontak operator
- Spek teknis airborne system
- Spek teknis ground system
- Maksud dan tujuan
- Rencana penerbangan
- Prosedur pengoperasian
- Prosedur emergency (comm failed Operator-ATC, Ground System – Airborne System)
- Kompetensi dan pengalaman pilot
- Rekomendasi
- Surat ijin (security clearance)
- Asuransi sampai pihak ketiga
Ketentuan Khusus
Rencana penerbangan
• Identifikasi pesawat
• Jenis pengoperasian
• Peralatan yang dibawa
• Tempat/titik lepas landas
• Rute penerbangan
• Cruising speed
• Cruising level
• Tempat/titik pendaratan
• Tempat/titik alternative pendaratan
• Estimated operation time
• Ketahanan baterai/bahan bakar
• Jangkauan jelajah pengoperasian
• Area maneuver pengoperasian
Ketentuan Tambahan
• UAS dengan kamera, dilarang beroperasi < 500 m batas
prohibited area / restricted area.
• Melampirkan surat ijin pihak berwenang, jika digunakan untuk
pemotretan, pemfilman, pemetaan.
• UAS dengan peralatan pertanian, hanya untuk area pertanian/
perkebunan dengan radius ≥ 400 m dari pemukiman.
• UAS untuk patroli batas wilayah negara, patrol wilayah laut
negara, pengamatan cuaca, pengamatan aktivitas hewan dan
tumbuhan di taman nasional, survei, pemotretan, pemfilman,
pemetaan bersifat rutin dan terjadwal di area tertentu, harus
selalu menyampaikan rencana setiap penerbangan.
Sanksi
Sanksi pemaksaan keluar dari kawasan/ruang udara, menjatuhkan
UAS pada area aman, jika:
• Tidak memiliki izin
• Beroperasi tidak sesuai izin
• Kondisi darurat, prioritas penggunaan ruang udara bersamaan
dengan izin pengoperasian UAS.
Pertimbangan dari tindakan diatas karena:
• Keselamatan pengguna kawasan/ruang udara
• Perlindungan pihak ketiga
Sanksi
Pihak berwenang adalah Dirjen Perhubungan Udara:
• KKOP
• Controlled airspace
• Uncontrolled airspace > 400 ft AGL

Pihak berwenang adalah TNI:


• Prohibited area
• Restricted area
Sanksi
Sanksi admistratif berupa:
• Peringatan
• Pembekuan izin
• Pencabutan izin
• Denda administratif
KKOP
Definisi KKOP:
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan adalah
wilayah daratan dan/atau perairan serta ruang udara di sekitar
bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan
dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan.
KKOP
KKOP terdiri dari:
• Kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas
• Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan
• Kawasan dibawah permukaan transisi
• Kawasan dibawah permukaan horizontal-dalam
• Kawasan dibawah permukaan kerucut dan
• Kawasan dibawah permukaan horizontal-luar
KKOP
PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA TANPA AWAK
DI RUANG UDARA INDONESIA

Bandung, 2020
PERATURAN NASIONAL TERKAIT PENGOPERASIAN DRONE DI RUANG UDARA INDONESIA
2

2015 2015 2016

Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri


PM 90 Year 2015 PM 180 Year 2015 PM 47 Year 2016

Update peraturan penggunaan Amandement PM 180 tahun 2015


‒ Mengatur penggunaan UAS di
UAS di Ruang udara Indonesia: by included :
Ruang udara Indonesia
‒ Deskripsi ruang udara untuk ‒ Asuransi pihak ketiga apabila
‒ Pembatasan pengoperasian
UAS terjadi kegagalan UAS
UAS di controlled &
‒ Pengaturan pengoperasian di ‒ Ketentuan penegakan hukum
uncontrolled airspace,
lokasi kecelakaan/bencana
prohibited area & restricted
alam.
area, dan ketinggian
‒ Kesesuaian CASR lain yang
terbangnya
harus dipenuhi untuk operasi
‒ Persyaratan pengoperasian
UAS (CASR 107, CASR 21,
UAS di ruang udara Indonesia
CASR 91, dll)
‒ Replaced by the Next
Ministerial Regulation (PM
180 Year 2015)
AREA NO FLY ZONE
3

UAS dilarang terbang pada area :


 Prohibited Area, as published in AIP Indonesia Volume I General & En route
 Restricted Area, as published in AIP Indonesia Volume I General & En route
 Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)
 Controlled Airspace, as published in AIP Indonesia Volume I General & En
route
– Take-off dan Landing, Circling Area
 Uncontrolled Airspace
– at or above 500 ft (150 m) AGL

KECUALI MENDAPAT IJIN DARI DIRJEN HUBUD

Dengan melengkapi surat rekomendasi dan approval / clearance oleh pengatur ruang udara
yang berwenang.
Contoh:
 Security Clearance
 Surat rekomendasi dari Airnav Indonesia untuk pengoperasian di controlled and
uncontrolled airspace
4

1. PERMISSION REQUIRED untuk pengoperasian UAS di:


A. Obstacle Limitation Surface;
B. Controlled Airspace;
C. Uncontrolled Airspace, at or above 500ft AGL (150m)

2. NO PERMISSION REQUIRED untuk area :


Uncontrolled Airspace, dibawah 500ft AGL (150m)
FLOWCHART PENGAJUAN IJIN UAS DI INDONESIA
5

Institusi yang terkait :


 Kementerian
Pertahanan →
Security Clearance
 Direktorat
Kelaikudaraan dan
pengoperasian
Pesawat udara
(DKPPU) → UAS
registration, pilot
license
 Direktorat Navigasi
by Directorate of
Penerbangan → Ijin Airworthiness and
Pengoperasian UAS di Aircraft Operation

ruang udara Indonesia


 Airnav Indonesia →
surat rekomendasi,
publikasi NOTAM
PENGOPERASIAN UAS DI RUANG UDARA INDONESIA
6

BORNEO
SUMATRA

CELEBES

PAPUA

JAVA BALI TIMOR

2016
2017
2018

UAS Operation based on Altitude: UAS Operation based on Area:


 83% operation below 500 ft  62% operate in uncontrolled airspace
 17% operation above 500 ft  38% operate in controlled airspace or other
airspace

Source : Airnav Indonesia


Updating Regulation
LATAR BELAKANG AMENDMENT PM TENTANG UAS
8

Kebutuhan untuk menyiapkan mekanisme


pengoperasian UAS mengacu kepada ICAO
recommendations (task force, ICAO legal
committee, Air Navigation Conference)

Kebutuhan dalam menyediakan


ketentuan untuk penegakan hukum
pelanggaran.

Perkembangan teknologi:
Taxi udara dan Cargo

Kebutuhan dalam menyediakan


ketentuan pengawasan keselamatan
untuk operasi UAS di Indonesia
USULAN KETENTUAN BARU DALAM PERUBAHAN DRAFT
9

SEBELUMNYA :  Obyek pengawasan


Terbang dibawah  Security Clearance  Pelaksanaan
 safety assessment  Jenis penegakan
500 ft AGL pengawasan hukum
document
PROPOSED  Dioperasikan diatas
AMENDMENT : NON-Populated Area
 Prosedur koordinasi
Maksimal dan komunikasi
400 ft AGL (operator - ATS Unit)
 VLOS & BVLOS
operation
 Drone untuk cargo

KETENTUAN
TAMBAHAN YANG KETENTUAN KETENTUAN
BERHUBUNGAN TAMBAHAN TAMBAHAN
DENGAN YANG YANG
PERSYARATAN & BERHUBUNGAN BERHUBUNGAN
Maximum
OPERASI DENGAN DENGAN
Altitude di
KEGIATAN PENEGAKAN
UNCONTROLLED
PENGAWASAN HUKUM
AIRSPACE

AMENDMENT
PM 180 TH 2015 &
PM 47 TH 2016
AKTIVITAS PENGAWASAN UNTUK PENGOPERASIAN UAS DI RUANG UDARAINDONESIA
10

KEGIATAN PENGAWASAN dilakukan


untuk memeriksa kesesuaian item-item
berikut:

 Kesesuaian operasi dengan izin dari Direktorat Jenderal


Perhubungan Udara
 Kesesuaian operasi dengan publikasi NOTAM
 Kesesuaian operasi dengan Operator certificate
 Kesesuaian operasi dengan Remote pilot lisence
 Kesesuaian operasi dengan Security Clearance
Contoh NOTAM untuk UAS
11
SAMPEL PELAKSANAAN OPERASI DRONE TANPA IZIN
12

Contoh pelanggaran
(UAS operation di Jakarta airspace)
Sumber : sosial media
REKOMENDASI
UNTUK MENGATUR UAS
14

01 MEMBUAT PETA AREA PENGOPERASIAN UAS


PENGGUNAAN TRANSPONDER
SEBAGAI PANDUAN UNTUK NON-SEGREGATED UAS OPERATION

PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM


02 MELAKUKAN KEGIATAN PENGAWASAN
ANTI-DRONE OPERATION

03 PENERAPAN PENEGAKAN HUKUM


15

“The sky is a vast place, but there


is NO-room for error”

Thank you
REGULASI PENERBANGAN DRONE
CONTROLLED AIRSPACE,
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP),
PROHIBITED & RESTRICTED AREA

KOLONEL NAV INDRASTANTO


BANDUNG, 3 FEBRUARI 2020
PELANGGARAN RUANG UDARA
BANDARA SOEKARNO HATTA
PELANGGARAN RUANG UDARA FATAL
BANDARA SOEKARNO HATTA

MAPPING 500 FT
PELANGGARAN RUANG UDARA
BANDARA/LANUD HALIM PERDANA KUSUMA

LONG FINAL RUNWAY HALIM


TEPAT DIATAS MAKO MARINIR
FINAL RUNWAY
PETA SERANGAN DRONE TERHADAP KILANG ARAMCO
Kriminalitas terkait Narkoba

Sumber : Pos Kota, 10 September 2016

Lapas Tanjunggusta berjarak 5 NM dari Polonia


TERORIS INDONESIA SUDAH AHLI MERAKIT DRONE
PENGGUNAAN RUANG UDARA DIATUR
GUNA MENJAMIN SAFETY & SECURITY
Tantangan Pembinaan Terkait Drone

 Perkembangan Teknologi
 Kriminalitas / Terorisme / Konflik Sosial / Separatisme
 Pertahanan / Keamanan
 Penanggulangan Bencana Alam / Emergency
 Potensi Sumber Daya Kawasan Perbatasan, dll
Langkah Tindakan TNI AU

 MENCEGAH & MENANGKAL POTENSI ANCAMAN DRONE ( KRIMINAL, TERORIS, LIAR )

 MEMBINA MASYARAKAT TERKAIT PENGGUNAAN DRONE YANG LEGAL DAN AMAN

 MENINGKATKAN MANFAAT PENGGUNAAN DRONE UNTUK PEMBANGUNAN

 MENDUKUNG PENGGUNAAN DRONE UNTUK MENGATASI BENCANA ALAM / EMERGENCY

 MENDUKUNG PENGGUNAAN DRONE MENGATASI KRIMINALITAS / TERORISME

 MENGGUNAKAN DRONE SEBAGAI ALSUS BINPOTDIRGA UNTUK TUJUAN MERAIH

PRESTASI, REKREASI & EDUKASI MELALUI FEDERASI AERO SPORT INDONESIA (FASI)
Organisasi FASI
Indonesian Airsport Federation
 Ketua Umum : KASAU
 Ketua Harian : Asisten Potensi kedirgantaraan
 Sekjen : Kepala Dinas Potensi Kedirgantaraan
 Cabang Ordirga :
 Aeromodelling/Drones (UAV) - Pesawat Bermotor
 Microlight/Ultra Light Aircraft - Parachuting/ Sky Diving
 Experimental Aircraft - Glider (Terbang Layang)
 Hang Gliding (Gantolle) - Balooning (Hot Air/Airship)
 Para Gliding (Paralayang)
TNI AU MEMILIKI 60 PANGKALAN UDARA DAN SATUAN RADAR DISELURUH INDONESIA
YG BERTUGAS SELAKU FASI DAERAH UNTUK MEMBINA ORDIRGA DAERAH
MACAM CABANG OLAHRAGA DIRGANTARA
FEDERASI AIR SPORT INDONESIA

1. TERJUN PAYUNG
2. AEROMODELLING
3. DRONE (UAS)
4. TERBANG LAYANG
5. MICROLIGHT
6. PARAMOTOR
7. PESAWAT BERMOTOR
8. SWAYASA (EXPERIMENTAL)
9. PARALAYANG
10.GANTOLLE
11.HOT AIR BALOON
FASI = National Airsport Control FAI Di Indonesia
DRONE ADALAH CABANG ORDIRGA fai
Indonesia adalah Active Member FAI
TNI AU/FASI OBJECTIVES

• Keselamatan Penerbangan & Olahraga Dirgantara


• Keamanan Penerbangan & Olahraga Dirgantara
• Pembinaan Rasa Cinta Dirgantara (Airmindedness)
• Prestasi Ordirga (Single & Multi events)
• Membina Pengembangan Teknologi Dirgantara
• Membina Pengembangan Industri Dirgantara (UMKM)
• Membina Pengembangan Wisata Dirgantara
TNI AU/FASI CERTIFICATIONS

• Manned/Unmanned Airsport Pilot Certification


• Manned/Unmanned Airsport Aircraft Registration
• Manned/Unmanned Airsport Airworthiness Certification
• Airsport Training Center Certification
• Airsport Flying Facilities Certification
• Airsport Industries Certification
• Airsport Event Organizers Certification
• Airsport Support Personnel Certification
• Airsport & Air Tourism Safety Certification
Referensi
Why Use a UAS?
 UAS operations are particularly effective for
missions that are dangerous or dull
 Humans are not put at risk
 Continuous operations are possible
 Operations with UAS often cost less than using
manned aircraft
What is the DGCA Authority?
Apa saja wewenang Ditjenhubud ?

• The DGCA has the authority to manage airspace & civil aircraft
operations (Ditjenhubud berwenang mengatur ruang udara dan pesawat sipil)
• An aircraft is any device used, or intended to be used, for flight
(Pesawat adalah peralatan yang digunakan untuk terbang)
• UAS are aircraft and must comply with DGCA regulations
(Drone adalah pesawat yang harus patuh pada aturan Ditjenhubud)
• DGCA : Directorate General Civil Aviation
• DGCA – Ditjenhubud - Dirjen Perhubungan Udara
Regulasi
28

Services Safety
Business plan, aero- Airworthiness, Rules
drone of the air, Licensed,
Safety Management

Security
Pengawasan
Operasional dan
Tindakan
Pemaksaan
PERMENHUB PENGENDALIAN UAS DI RUANG UDARA NASIONAL 29

2015 2015 2016

Permenhub PERMENHUB
PERMENHUB
PM 90 Tahun 2015 PM 47 TAHUN 2016
PM 180 TAHUN 2015
Amandemen Permenhub No
‒ mengatur ketentuan ‒ Mengatur ketentuan terkait PM 180 Tahun 2015
terkait pengoperasian pengoperasian sistem ‒ Penambahan ketentuan
sistem pesawat udara pesawat udara tanpa awak terkait persyaratan
di ruang udara yang asuransi bagi pihak ketiga
tanpa awak di ruang
dilayani Indonesia ‒ Penyempurnaan ketentuan
udara yang dilayani di ‒ Batasan pengoperasian
Indonesia mengenai pengenaan
(area, ketinggian dan sanksi administrative
‒ Dicabut melalui tujuan pengoperasian) Perlu:
penerbitan PM 180 ‒ Perijinan pengoperasian ketentuan mengenai
Tahun 2015 sistem pesawat udara pengawasan pengoperasian
tanpa awak Keterlibatan potensi POLRI,
(pengoperasian & TNI, Pemda, masyarakat
mekanisme)
Regulasi Permenhub 180 /2015
30

PESAWAT UDARA TANPA AWAK, TIDAK BOLEH DIOPERASIKAN


PADA KAWASAN ATAU RUANG UDARA DI BAWAH INI:
• PROHIBITED AREA
• RESTRICTED AREA
• KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP)
• CONTROLLED AIRSPACE ( CTZ & CTA )
– TAKE-OFF DAN LANDING, APPROACH, CIRCLING AREA, JALUR PENERBANGAN
• UNCONTROLLED AIRSPACE
– PADA KETINGGIAN LEBIH DARI 500 FT (150 M)

KECUALI - MENDAPAT PERSETUJUAN ATC/ BASEOPS LANUD


SETELAH URUS IJIN KOMERSIAL – DITJENHUBUD / KEMENHAN
ATAU
SETELAH URUS IJIN REKREASI/ HOBBY (ANGGOTA FASI) – LANUD TNI AU/ FASI
Regulasi 31

1. PERLU Persetujuan bagi pengoperasian pesawat udara tanpa awak (drone) pada ruang udara yang dilayani sbb.
A. Ruang udara disekitar bandar udara (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan);
B. Controlled Airspace;
C. Uncontrolled Airspace, di atas ketinggian 500ft AGL (150m)

2. TIDAK PERLU Persetujuan bagi pengoperasian pesawat udara tanpa awak (drone) pada ruang udara yang dilayani sbb.
A. Uncontrolled Airspace, di bawah ketinggian 500ft AGL (150m)
Part 107 Airspace Requirements

• Operations in Class G without ATC authorization


• Operations in Class B, C, D & Class E surface areas require
ATC authorization
• Phased approach to airspace authorizations
Regulasi Terkait Pengoperasian UAS

 UU No.1/2009 ttg Penerbangan


 PP No.4/2018 Pengamanan Wilayah Udara Nasional
 Permenhan No.26/2013 Pengamanan Survey & Pemetaan Wilayah Nasional

 PM 163/2015 PKPS/CASR Part 107 Small Unmanned Aircraft System.


 PM 180/2015 Pengendalian Pengoperasian Pesawat Tanpa Awak di Ruang
Udara Yang Dilayani Indonesia
 PM 47/2016 Revisi PM 180/2015
UU No. 1 Tahun 2009
Potensi Pelanggaran oleh UAS
PSL PIDANA SANKSI
401 PESAWAT MEMASUKI KAWASAN UDARA 8 TAHUN PENJARA
TERLARANG (PROHIBITED AREA) DENDA RP.500 JUTA
402 PESAWAT MEMASUKI KAWASAN UDARA 3 TAHUN PENJARA
TERBATAS (RESTRICTED AREA) DENDA RP.500 JUTA
404 MENGOPERASIKAN PESAWAT TANPA 5 TAHUN PENJARA
TANDA PENDAFTARAN DENDA RP.1 MILYAR
413 MENGOPERASIKAN PESAWAT TANPA 1 TAHUN PENJARA
LISENSI/ SERTIFIKAT KOMPETENSI DENDA RP.200 JUTA
421 MEMBUAT HALANGAN ATAU MELAKUKAN 3 TAHUN PENJARA
KEGIATAN DALAM KKOP DENDA RP.1MILYAR
DALAM HAL MENIMBULKAN KERUGIAN 2 TAHUN PENJARA
HARTA BENDA DENDA RP.500 JUTA
DALAM HAL MENIMBULKAN KEMATIAN 15 TAHUN PENJARA
DENDA RP.1MILYAR
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2018 Pengamanan
Wilayah Udara Republik Indonesia (RI).

Dalam rangka penyelenggaraan kedaulatan negara atas Wilayah Udara Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), Pemerintah melaksanakan wewenang dan tanggung jawab
pengaturan ruang udara untuk kepentingan penerbangan, perekonomian nasional,
pertahanan dan keamanan negara, sosial budaya, serta lingkungan udara.

“Ruang udara sebagaimana dimaksud dapat digunakan untuk kepentingan penerbangan


sipil dan pertahanan yang pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama dalam kerja
sama sipil militer antara kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang perhubungan dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pertahanan”

Kerjasama sipil militer sebagaimana dimaksud, menurut PP ini, bertujuan untuk menjamin
Keselamatan Penerbangan dengan memberikan prioritas Pesawat TNI dalam
melaksanakan penegakan kedaulatan, penegakan hukum, operasi dan latihan militer.
Kawasan Udara

Pemerintah menetapkan:
a. kawasan udara terlarang (prohibited area); dan
b. kawasan udara terbatas (restricted area).
Selain itu, Pemerintah dapat menetapkan zona identifikasi pertahanan udara (air defence
identification zone /ADIZ).

KAWASAN UDARA TERLARANG (PROHIBITED AREA),


merupakan kawasan udara di atas daratan dan/atau perairan dengan pembatasan permanen dan
menyeluruh bagi Pesawat Udara.
“Kawasan udara terlarang (prohibited area)” sebagaimana dimaksud meliputi:
a. ruang udara di atas Istana Presiden;
b. ruang udara di atas instalasi nuklir; dan
c. ruang udara di atas objek vital nasional yang bersifat strategis tertentu sebagaimana ditetapkan
oleh Presiden berdasarkan usulan Menteri (Pertahanan, red) setelah mendapatkan pertimbangan
dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perhubungan
KAWASAN UDARA TERBATAS (RESTRICTED AREA), merupakan ruang udara
tertentu di atas daratan dan/atau perairan dengan pembatasan bersifat tidak tetap dan hanya
dapat digunakan untuk operasi penerbangan oleh Pesawat Udara Negara (pesawat yang
digunakan oleh TNI, Polri, kepabeanan, dan instansi pemerintah lainnya).
Kawasan terbatas meliputi:
a. Markas Besar TNI;
b. Pangkalan Udara TNI;
c. kawasan latihan militer;
d. kawasan operasi militer;
e. kawasan latihan penerbangan militer;
f. kawasan latihan penembakan militer;
g. kawasan peluncuran roket dan satelit; dan
h. ruang udara yang digunakan untuk penerbangan dan/atau kegiatan yang dilakukan oleh
orang setingkat kepala negara dan/atau kepala pemerintahan.

Zona Identifikasi Pertahanan Udara (Air Defence Identification Zone/ ADIZ), merupakan ruang
udara tertentu di atas daratan dan/atau perairan yang ditetapkan bagi keperluan identifikasi
Pesawat Udara untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara, yang berada pada: a.
ruang udara di Wilayah Udara; dan b. ruang udara di Wilayah Udara yurisdiksi.
PELANGGARAN WILAYAH KEDAULATAN
Penggunaan Pesawat Udara Sipil Indonesia untuk kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal
atau bukan niaga dari dan ke, melalui atau di dalam Wilayah Udara, menurut PP ini, dilakukan
setelah memiliki Persetujuan Terbang (flight approval).

Untuk wilayah tertentu, penggunaan Pesawat Udara Sipil Indonesia untuk kegiatan bukan niaga
berupa survei udara, pemetaan dan foto udara, own use charter, dan joy flight dilakukan setelah
memiliki Izin Keamanan (security clearance) kecuali untuk kegiatan pelatihan (training).

Wilayah tertentu sebagaimana dimaksud, menurut PP ini, meliputi:


a. Bandar Udara yang digunakan secara bersama;
b. Pangkalan Udara yang digunakan secara bersama;
c. Bandar Udara atau Pangkalan Udara di wilayah perbatasan, dan wilayah yang berpotensi
ancaman.

PESAWAT UDARA DILARANG TERBANG MELALUI KAWASAN UDARA TERLARANG


(PROHIBITED AREA).
Tujuan PM 163 Tahun 2015
CASR Part 107 Small UAS

• UAS/Drone adalah pesawat terbang


• Operator UAS adalah Remote Pilot/Penerbang
• Mengatur sertifikasi awak pesawat, registrasi dan
kelaikan pesawat
• Mengatur Aeronautical Knowledge wajib sebagai bahan
ujian sertifikasi
Federasi Aero Sport
Dispotdirga Indonesia
TNI AU

Remote Pilot Course 2019


Dispotdirga 43
SEPTEMBER, 2019
Tujuan PM 180 / 2015
& PM 47 / 2016

 Peningkatan keselamatan penerbangan terkait pengoperasian


pesawat udara tanpa awak di ruang udara yang di layani di
Indonesia.
 Mencegah gangguan (Hazard) akibat penggunaan UAS pada
keselamatan penerbangan
Aeronautical Knowledge Exam Topics

 Applicable regulations relating to small UAS rating


privileges, limitations, &flight operation
 Airspace classification & operating requirements, &
flight restrictions affecting sUAS operation
 Aviation weather sources and effects of weather on
small unmanned aircraft performance
 Small unmanned aircraft loading and performance
 Emergency procedures
 Crew resource management
 Radio communication procedures
 Determining the performance of small unmanned
aircraft
 Physiological effects of drugs and alcohol
 Aeronautical decision-making and judgment
 Airport operations
 Maintenance and preflight inspection procedures
CERTIFICATION SCHEDULE
REMOTE PILOT LICENCE
MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA
DINAS POTENSI DIRGANTARA
Wisma Aldiron Lantai 4 Jln. Gatot Subroto Kav 72 Pancoran Jakarta Selatan 12780
Telp. 021-79181398, Faks. 021-7992310

Remote Pilot License Course


Certificate of Completion
This is to certify that

Agung Sharky
Has satisfactorily completed Remote Pilot Flying And Safety Course for Sport, Recreational, Hobby
and Educational purpose with Small Unmanned Aircraft Systems (sUAS) Rating
as described in the CASR Part 107 Section 107.2.
Telah mengikuti Pelatihan Dasar Keselamatan Penerbang Sistem Pesawat Tanpa Awak Kecil (Small UAS) untuk kegiatan
Olahraga, Rekreasi, Hobi dan Pendidikan sesuai CASR Part 107 section 107.2 dengan hasil baik.

Jakarta, Desember 2018


Kepala Dinas Potensi Dirgantara
Selaku Sekretaris Jenderal FASI

Hari Budianto
Nomor: 03.18001/RPS/2018 Marsekal Pertama TNI
Flying Operational Safety Area
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)
Federasi Aero Sport
Dispotdirga Indonesia
TNI AU

MENARA SAIDAH
30 LANTAI – 94 M

3.81 km

Remote Pilot Course 2019


Dispotdirga 59
SEPTEMBER, 2019
KKOP
AIRNAV INDONESIA

NOTAM
NOMOR NOTAM A2876
LOKASI WIIF
PERIHAL AVOID AREA
RINGKASAN ISI NOTAM AVOID AREA OVER ISTANA MERDEKA
TEXT NOTAM

A2876/19 NOTAMR A1765/19 [ Airspace reservation ]


Q)WIIF/QRAXX/IV/NBO/W/000/100/0610S10649E003
A)WIIF B)1907300820 C)1910302359EST
E)ALL TFC ARE REQ TO AVOID OVER ISTANA MERDEKA AREA RADIUS 3NM
CENTRED ON 061005.80S1064926.29E
F)GND G)10000FT AGL
PROHIBITED AREA ISTANA MERDEKA
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP) JAKARTA
AERODROME CONTROLLED AREA (CTZ) SOETA & HALIM PK
VISUAL FLIGHT RULE (VFR) ROUTE JAKARTA AREA
Mengapa Kegiatan Survei, Pemfilman Dan Pemetaan Harus Mengurus Ijin ?

1. Permenhub 180/2015 dan PM 47/2016 bahwa Penerbangan survei pemetaan di seluruh Kawasan
Udara dan Ruang udara yang dilayani harus mendapat ijin terbang dengan rekomendasi dari
institusi terkait seperti bidang safety penerbangan (lokasi,Airnav,DKUPU) dan bidang security
(Kemhan,TNI AU) karena masuk enis komersial yg memerlukan flight approval dan security clearance

2. Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 2018 tentang pengamanan Wilayah Udara RI menyebutkan

a. Penggunaan Pesawat Udara Sipil Indonesia untuk kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal
atau bukan niaga dari dan ke, melalui atau di dalam Wilayah Udara, dilakukan setelah memiliki
Persetujuan Terbang (flight approval) lengkap.

b. Untuk wilayah tertentu, penggunaan Pesawat Udara Sipil Indonesia untuk kegiatan bukan niaga
berupa survei udara, pemetaan dan foto udara dilakukan setelah memiliki Izin Keamanan
(security clearance), tentunya setelah mengurus Flight Approval sebelumnya.

3. Permenhan no 26/2013 tentang Pengamanan Survey & Pemetaan Wilayah Nasional jelas menyebutkan
kegiatan survey pemetaan diseluruh wilayah udara nasional harus memiliki security clearance tanpa
memandang ketinggian terbang, termasuk di uncontrollable area (area G) dibawah 500 ft/150 m AGL.
BUDIARTO
Ketentuan Khusus Perijinan Komersial
UAS
Permohonan Evaluasi Akhir
Registration
(≥14 hari) (DNP)
(DKPPU)

Operator
Dokumen IZIN DGCA
Certificate
pendukung (DNP)
(DKPPU)

Evaluasi Awal Rekomendasi Koordinasi


(DNP) (AIRNAV) terkait
Regulasi
82
Regulasi
83

DATA DUKUNG PENGAJUAN IJIN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA TANPA AWAK


 RENCANA PENERBANGAN;
DATA PERUSAHAAN ATAU DATA  LOKASI ( KOORDINAT GEOGRAPHIC (DD MM SS,SS )
PRIBADI (JIKA BERSIFAT PERORANGAN) ATAU UNIVERSAL TRANSVER MERCATOR (UTM));
MAKSUD DAN TUJUAN  ESTIMASI JADWAL AKUISI DATA ;
PENGOPERASIAN UAV/ DRONE  ESTIMASI JAM KERJA;
 CRUISING SPEED;
SPESIFIKASI UAV ;
 FLIGHT ALTITUDE;
 CATEGORY  BANDARA TERDEKAT YANG TERDAMPAK;
 CONFIGURATION  PERSONEL DI LAPANGAN;
 OPERATION  PROSEDUR KOORDINASI;
 GROUND CONTROL STATION  PROSEDUR KESELAMATAN DAN KEAMANAN;
 ASURANSI;
 PROSEDUR PENGOPERASIAN
 PROSEDUR EMERGENCY
 JADWAL PENGOPERASIAN
PESAWAT UDARA TANPA AWAK, TIDAK BOLEH DIOPERASIKAN DI 84

KAWASAN ATAU RUANG UDARA :


• PROHIBITED AREA
• RESTRICTED AREA
• KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP)
• CONTROLLED AIRSPACE ( CTZ & CTA )
– TAKE-OFF/LANDING, APPROACH, CIRCLING AREA, JALUR TERBANG
• UNCONTROLLED AIRSPACE
– PADA KETINGGIAN LEBIH DARI 500 FT (150 M)

KECUALI - MENDAPAT CLEARANCE ATC / BASEOPS LANUD


- IJIN KOMERSIAL – DITJENHUBUD / KEMENHAN
- IJIN REKREASI/HOBBY (ANGGOTA FASI) – LANUD TNI AU/FASI
- SURVEY PEMETAAN HARUS PUNYA “SECURITY CLEARANCE”
TERIMAKASIH
“ PELATIHAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI PUTA
UNTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP “

PSLH ITB, 3 FEBRUARI 2020


Profile of AirNav Indonesia
Operational:
Establishment:  2 Flight Information Regions Corporate Value:
o Established in 16th January 2013 as a  284 Air Traffic Service Centers: I-SAFE: Integrity, Solidity, Accountability,
Single Air Navigation Service Provider  2 ACC Units (Area Control Center) Focus on Safety, and Excellent Services
in Indonesia
 37 APP/TMA Units (Approach / Terminal)
 14 FSS (Flight Service Station) Vision:
• To become the best Air Navigation
 66 TWR (Aerodrome Control Tower)
Service Provider in the World
 209 AFIS (Aerodrome Flight Information Service)
Mission:
• Provides Air Navigation Services with
priority on flight safety, efficiency and
Core Bussiness: green environtment to meet the
o Air Traffic Services customer expectation.
o Aeronautical Telecommunication
o Aeronautical Information
o Search & Rescue Information
o Aviation Meteorology Information
Indonesian air space = 4.110.752 Km2
FIR Coverage = 5.193.252 Km2
Traffic Movement = 1.828.934 / year
Air Navigation Services

ACC

APP

Communication Navigation Surveillance

TOWER
ATC System

C Equipment Maintenance Service

- Fill Flight Plan (FPL)


ATC ATC FSO/
- Get Pre Flight Bulletin (PIB) AIS Tower FDO Radar COMM Technician
- Other information

 AIR NAVIGATION SERVICES TO ENSURE THE FLIGHT SAFETY, AIR TRAFFIC FLOW AND FLIGHT EFFICIENCY.
 PROVIDING AIR NAVIGATION SERVICES THROUGH AIR TRAFFIC MANAGEMENT (ATM), AIR TRAFFIC FLOW MANAGEMENT (ATFM) AND
AIRSPACE MANAGEMENT (ASM)
 AIR NAVIGATION SERVICES USING CERTIFIED AND STANDARDIZED HUMAN RESOURCES, FACILITIES AND PROCEDURES
AIRSPACE MANAGEMENT

60.000 FT

FIS 24.500 feet

10.000 feet

4000 feet

( airspace users : manned & unmanned ) VFR & IFR REQUIREMENTS


DRONE OPERATIONS 2016 -2019

BORNEO
SUMATRA

CELEBES

PAPUA

JAVA BALI TIMOR

86% operated below 500’


74% operated in controlled airspace
Peningkatan jumlah pengoperasian Drone 2016 - 2019
120 112

100 91

80
satuan

60

40 32

20 14

0
Peningkatan jumlah rekomendasi UAS

2016 2017 2018 2019


Drone projects

CROSS BLOOD &


SAR ISLAND
DELIVERY
VACCINE
DELIVERY

air taxi
RACING
PENGENDALIAN PENGOPERASIAN DRONE
PM180/2015 & PM47/2016

• Registrasi &
Ops • Evaluasi (ALL )
Sertifikasi (DKPPU) • Sanksi (DGCA )
• DROTAM (AIRNAV &
• Safety Assessment DNP) • Data R & D (ALL)
(AIRNAV) • ATS Monitoring
• Approval (DNP ) (AIRNAV)
• Law enforcement (DJU

Pra-ops & MILITER)


Post-ops
ALUR PERIJINAN PENGOPERASIAN DRONE
PM180/2015 & PM47/2016
- PLOTTING & SA
21 day before fly - ANALYSIS
- COORDINATION

AIR NAVIGATION
- FLIGHT PLAN
SERVICE PROVIDER
- CERTIFICATE
UAS OPERATOR - ASSURANCE
RECOMMENDATION
DIREKTUR KESELAMATAN, KEAMANAN & STANDARDISASI PERUM LPPNPI
sekretarissafetypusat@gmail.com
sekdo.airnavindonesia@gmail.com
14 day before fly

APPROVAL
DGCA
- verification
DROTAM
7 day before fly
Jenis Rekomendasi Pengoperasian
sebagai hasil Safety Assessmet Pengoperasian Drone
Rekomendasi Airspace Keterangan
Mengikuti instruksi penuh ATS Unit Controlled & Uncontrolled airspace Controlled (beroperasi di KKOP, IAP, circuit,
training area, etc)
Uncontrolled (beroperasi di VFR Routes,
unscheduled flight)
Ketinggian lebih dari 400 feet (120 meter)
Ketinggian tidak lebih dari 400 feet dan controlled & uncontrolled airspace Controlled (beroperasi di training area dalam
jadwal mengikuti instruksi ATS Unit CTR, etc)
Uncontrolled (beroperasi di VFR Routes, yang
berdekatan dengan airport, unscheduled
flight)
Ketinggian tidak lebih dari 400 feet dan Uncontrolled airspace Uncontrolled airspace (VFR routes tetapi tidak
jadwal sesuai permohonan dekat airport)

Ketinggian lebih dari 400 feet dan jadwal Controlled dan uncontrolled airspace Controlled (KKOP, IAP, circuit, training area,
mengikuti instruksi ATS Unit etc)
Uncontrolled ( VFR routes dan Unscheduled
flight)
Ketinggian lebih dari 400 feet dan jadwal Uncontrolled airspace Tidak ada VFR Routes dan unscheduled flight
sesuai permohonan
Safety Assesment Pengoperasian Drone
(segregated operations)
Area pengoperasian (radius dan ketinggian) KKOP, IAP, MTA, TA, WIR/WAR, VFR ROUTE, HELIPORTS, KONSERVASI
Jadwal pengoperasian Daylight (sunrise – sunset), NOTAM
Sarana komunikasi & koordinasi G/G Pilot drone – ATS Unit + backup faskom
Prosedur kegagalan komunikasi Pilot – drone link failed, pilot – ATS Unit comm failed
PIC ATS Unit setempat Nama, alamat surat, Telp/HP/fax, email
Drone OPERATIONS CONCEPT
CONTROLLED AIRSPACE

NON SEGREGATED
/ INTRUDER

CONTROLLED KKOP CONTROLLED UNCONTROLLED


/ UNCONTROLLED

UTM

UTM UTM
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai