: Cara di mana
ruang udara di suatu negara atau wilayah
diatur, diorganisir, dan digunakan untuk
berbagai keperluan penerbangan dan kegiatan
terkait. Ini termasuk pengelolaan lalu lintas
udara, alokasi ruang untuk penerbangan
komersial, militer, dan penerbangan umum,
serta regulasi terkait dengan penggunaan dron
atau pesawat tanpa awak.
REFERENSI HUKUM
Uu no 1 thn 2009 Pasal 262 Pasal 264
(1) Kawasan udara berbahaya ditetapkan oleh penyelenggara
(1) Ruang udara yang dilayani sebagaimana pelayanan navigasi penerbangan pada ruang udara yang
dimaksud dalam dilayaninya.
Pasal 261 ayat (4) huruf a meliputi: (2) Pada kawasan udara berbahaya sebagaimana dimaksud
a. wilayah udara Republik Indonesia, selain pada ayat (1) dilakukan pembatasan kegiatan
penerbangan yang bersifat tidak tetap dan tidak
wilayah menyeluruh sesuai dengan kondisi alam.
udara yang pelayanan navigasi penerbangannya
didelegasikan kepada negara lain berdasarkan Pasal 265
perjanjian; (1) Klasifikasi ruang udara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 261 ayat (4) huruf b disusun dengan
b. ruang udara negara lain yang pelayanan mempertimbangkan:
navigasi a. kaidah penerbangan;
penerbangannya didelegasikan kepada Republik b. pemberian separasi;
c. pelayanan yang disediakan:
Indonesia; dan d. pembatasan kecepatan:
c. ruang udara yang pelayanan navigasi e. komunikasi radio; dan/atau
penerbangannya f. persetujuan personel pemandu lalu lintas penerbangan
didelegasikan oleh Organisasi Penerbangan (Air Traffic Control Clearance).
Kontrol Lalu Lintas Udara (ATC): ATC memainkan peran
penting dalam mengatur arus pesawat di wilayah udara
tertentu. Mereka memberikan instruksi kepada pilot,
memastikan pemisahan yang aman antara pesawat
Air Traffic
dan mengoordinasikan lepas landas, pendaratan, dan
operasi dalam perjalanan.. Control (ATC)
IZIN TERBANG (Flight Clearance)