PEMBAHASAN
dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan arena untuk uji coba
2) Melakukan sosialisasi.
afektif.
yang jelas, sudah tidak terlalu gelisah, agresif dan inkoheren dan
4. Komponen Kelompok
a. Struktur kelompok.
bersama.
b. Besar kelompok.
c. Lamanya sesi.
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40 menit bagi fungsi
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase –
a. Pre kelompok
b. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
1. Orientasi.
2. Konflik
3. Kebersamaan
c. Fase kerja
d. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
maladaptif.
Tujuan :
5) Mengemukakan perasaanya
Karakteristik :
nilai-nilai
e. Penyaluran energy
Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara
kontruktif dimana memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran
energi seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif
dengan tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun
lingkungan
Tujuan :
1. Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif.
2. Mengekspresikan perasaan
3. Meningkatkan hubungan interpersonal
7. Peran Perawat Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
Peran perawat jiwa professional dalam pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok adalah :
a) Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok
Sebelum melaksanakan terapi aktivitas kelompok, perawat harus
terlebih dahulu, membuat proposal.Proposal tersebut akan dijadikan
panduan dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok, komponen yang
dapat disusun meliputi : deskripsi, karakteristik klien, masalah
keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat,
waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas terapis.
b) Tugas sebagai leader dan coleader
Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola
komunikasi yang terjadi dalam kelompok, membantu anggota
kelompok untuk menyadari dinamisnya kelompok, menjadi motivator,
membantu kelompok menetapkan tujuan dan membuat peraturan serta
mengarahkan dan memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
c) Tugas sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok
sebagai anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada
anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya kegiatan.
d) Tugas sebagai observer
Tugas seorang observer meliputi : mencatat serta mengamati
respon penderita, mengamati jalannya proses terapi aktivitas dan
menangani peserta/anggota kelompok yang drop out.
e) Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi
Masalah yang mungkin timbul adalah kemungkinan timbulnya sub
kelompok, kurangnya keterbukaan, resistensi baik individu atau
kelompok dan adanya anggota kelompok yang drop out.
Cara mengatasi masalah tersebut tergantung pada jenis kelompok
terapis, kontrak dan kerangka teori yang mendasari terapi aktivitas
tersebut.
f) Program antisipasi masalah
Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi keadaan yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi)
yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok.
9. Terapis
Terapis adalah orang yang dipercaya untuk memberikan terapi kepada klien
yang mengalami gangguan jiwa. Adapun terapis antara lain :
a. Dokter
b. Psikiater
c. Psikolog
d. Perawat
e. Fisioterapis
f. Speech teraphis
g. Occupational teraphis
h. Sosial worker
Persyaratan dan kualitas terapis
Menurut Globy, Kenneth Mark seperti yang dikutif Depkes RI menyatakan
bahwa persyaratan dan kualifikasi untuk terapi aktivitas kelompok adalah :
a) Pengetahuan pokok tentang pikiran-pikiran dan tingkah laku normal dan
patologi dalam budaya setempat
b) Memiliki konsep teoritis yang padat dan logis yang cukup sesuai untuk
dipergunakan dalam memahami pikiran-pikiran dan tingkah laku yang
normal maupun patologis
c) Memiliki teknis yang bersifat terapeutik yang menyatu dengan konsep-
konsep yang dimiliki melalui pengalaman klinis dengan pasien
d) Memiliki kecakapan untuk menggunakan dan mengontrol institusi untuk
membaca yang tersirat dan menggunakannya secara empatis untuk
memahami apa yang dimaksud dan dirasakan pasien dibelakang kata-
katanya
e) Memiliki kesadaran atas harapan-harapan sendiri, kecemasan dan
mekanisme pertahanan yang dimiliki dan pengaruhnya terhadap teknik
terapeutiknya
f) Harus mampu menerima pasien sebagai manusia utuh dengan segala
kekurangan dan kelebihannya
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI AKTIVITAS
KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI
2. TUJUAN
a. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol
halusinasi dalam kelompok secara bertahap.
b. Tujuan khusus
1) Klien dapat mengenal halusinasi.
2) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain.
4) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal.
5) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum
obat.
Sesi I. Klien mengenal halusinasi, jelaskan cara–cara kontrol halusinasi, dan
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai
I Tahap Pra Interaksi 10%
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu
klien dengan perubahan sensori persepsi :
halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
V Dokumentasi 10%
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien
saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Misalnya, klien mampu menyebutkan isi halusinasi
(menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi
(jika sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram)
anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul
dan menyampaikan kepada perawat.
Total 100%
V Dokumentasi 10%
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki
klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh. Klien
mengikuti TAK stimulasi persepsi halusinasi
sesi 1. Klien belum mampu secara lancer
bercakap- cakap dengan orang lain. Anjurkan
klien bercakap- cakap dengan perawat dank lien
lain di ruang rawat.
.
Total 100%
II Orientasi 10%
1. Salam terapeutik
a. Salam dari terapis kepada klien
b. Klien dan terapis pakai papan nama
2. evaluasi/validasi
a. terapis menanyakan keadaan klien saat
ini .
b. terapis menanyakan cara mengontrol
halusinasi yang sudah dipelajari
c. terapis menanyakan pengalaman klien
menerapkan cara menghardik
halusinasi
3. kontrak
a. terapis menjelaskan tujuan
kegiatan,yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan.
b. menjelaskan aturan main berikut.
- Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok,harus
meminta ijin kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai
IV Terminasi
1. evaluasi
a. terapis menanyakan perasaan klien
setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan memperagakannya.
b. terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
2. tindak lanjut
terapis meganjurkan klien melaksanakan
2 cara mengontrol halusinasi yaitu 10%
menghardik dan melakukan kegiatan.
3. Kontrak yang akan datang
a. terapis membuat kesepakatan
dengan klien untuk TAK
berikutnya ,yaitu belajar cara
mengontrol halusinasi dengan
bercakap cakap.
b. terapis membuat waktu dan
kesepakatan
V Dokumentasi 10%
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien
saat TAK pada catatan proses keperawatan pada tiap
klien
Total 100%
II Orientasi 10%
1. salam teraupetik
a. salam dari terapis kepada klien
b. terapis dan klien memakai papan nama
2. evaluasi/validasi
a. menanyakan perasaan klien saat ini
b. terapis menanyakan pengalaman klien
mengontrol halusinasi setelah menggunakan
tiga cara yang telah di pelajari
(menghardik,menyibukkan diri dengan
kegiatan,dan bercakap cakap)
3. kontrak
a. terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan patuh minum obat
b. menjelaskan aturan main tersebut
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus meminta izin kepada
petugas
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai
III Tahap kerja 60%
1. Terapis menjelaskan untungnya patuh
minum obat,yaitu mencegah kambuh
karena obat memberi perasaan
tenang,dan memperlambat kambuh.
2. Terapis menjelaskan kerugian tidak
patuh minum obat,yaitu penyebab
kambuh.
3. Terapis meminta tiap klien
menyampaikan obat yang di makan dan
waktu memakanya. Buat daftar di
whiteboard.
4. Menjelaskan lima benar minum
obat,yaitu benar obat, benar waktu
minum obat,benar orang yang minum
obat,benar cara minum obat,benar
dosis obat.
5. Minta klien menyebutkan lima benar
cara minum obat secara bergiliran.
6. Berikan pujian pada klien yang benar.
7. Mendiskusikan perasaan klien sebelum
minum obat (catat di whiteboard).
8. Mendiskusikan perasaan klien setelah
teratur minum obat (catat di
whiteboard).
9. Menjelaskan keuntungan patuh minum
obat,yaitu salah satu cara mencegah
halusinasi/kambuh.
10. Menjelaskan akibat/kerugian tidak
patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi/ kambuh.
11. Minta klien menyebutkan kembali
keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat
12. Memberi pujian tiap kali klien benar.
IV Terminasi
1. evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK
b. Terapis menanyakan jumlah cara
mengontrol halusinasi yang sudah d
pelajari
c. Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
2. tindak lanjut
mengajurkan klien menggunakan empat
10%
cara mengontrol halusinasi,yaitu
menghardik,melakukan kegiatan
harian,bercakap cakap dan patuh minum
obat
3. kontrak yang akan datang
a. Terapis mengakhiri sesi TAK
stimulasi pesepsi untuk mengontrol
halusinasi
b. Buat kesepakatan baru untuk TAK
yang lain sesuai dengan indikasi klien
V Dokumentasi 10%
Dokumentasikan kemampuan yang memiliki klien
pada catatan proses keperawatan tiap klien
Total 100%