IDENTITAS
Nama : Agussalim
NIM : 859143904
TTL : Raba, 17-08-1989
Jawaban :
Tugas Tutorial 1
Soal no.1
Sebutkan dan jelaskan 4 teori belajar kognitif pada pembelajaran IPA di SD?
Soal no.2
Buatlah contoh penerapan dari salah satu teori belajar kognitif dalam pembelajaran IPA di SD!
Soal no.3
Sebutkan dan jelaskan 3 pendekatan dalam pembelajaran IPA di SD!
Soal no.4
a. Sebutkan 3 metode belajar pada pembelajaran IPA di SD beserta manfaatnya!?
b. Sebutkan metode yang paling sesuai di terapkan di sekolah tempat bapak/ibu mengabdi. dan jelaskan
alasan pemilihan metode tersebut.
Jawaban :
1. 4 teori belajar kognitif pada pembelajaran IPA di SD :
a. Teori Piaget
Dari teori Piaget ini, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
pembelajaran di kelas antara lain bahwa Piaget beranggapan anak bukan
merupakan suatu botol kosong yang siap untuk diisi, melainkan anak
secara aktif akan membangun pengetahuan dunianya. Satu hal lagi, teori
Piaget mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak
mengikuti pola perkembangan yang sama tanpa mempertimbangkan
kebudayaan dan kemampuan anak secara umum. Hanya umur anak di
mana konservasi muncul sering berbeda. Poin yang penting ini
menjelaskan kita mengapa pembelajaran IPA di SD banyak menggunakan
percobaan-percobaan nyata dan berhasil pada anak yang lemah dan anak
yang secara kebudayaan terhalangi. Pembelajaran berlandaskan teori
Piaget harus mempertimbangkan keadaan tiap siswa (dikatakan sebagai
terpusat pada siswa) dan siswa diberikan banyak kesempatan untuk
mendapatkanpengalaman dari penggunaan inderanya.
b. Teori Bruner
Bruner mengemukakan model belajar yang disebut model belajar
penemuan. Seiring dengan hal tersebut, dalam penerapannya di kelas
Bruner juga mengemukakan model pembelajaran di kelas yang disebut
sebagai model pembelajaran penemuan (discovery teaching). Sesuai
dengan teori belajar penemuan, tujuan pembelajaran penemuan ini bukan
hanya untuk memperoleh pengetahuan saja melainkan untuk memberikan
motivasi kepada siswa, melatih kemampuan berpikir intelektual, dan
merangsang keingintahuan siswa. Bruner mengemukakan bahwa proses
pembelajaran di kelas bukan untuk menghasilkan perpustakaan hidup
untuk suatu subjek keilmuan, tetapi untuk melatih siswa berpikir secara
kritis untuk dirinya, mempertimbangkan hal-hal yang ada di sekelilingnya,
dan berpartisipasi aktif di dalam proses mendapatkan pengetahuan. Di sini
jelas bahwa proses pembelajaran yang dianjurkan oleh Bruner merupakan
proses pembelajaran di mana siswa secara aktif mencari sendiri
pengetahuan yang diinginkan.
c. Teori Belajar Gagne
Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan
seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan
tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu
terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru. Seorang dapat
mengetahui belajar telah berlangsung pada diri seseorang apabila dia
mengamati adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, dan
perubahan tersebut bertahan lama. Sebagai contoh siswa kelas IV SD
yang bernama Harun sebelum proses belajar berlangsung tidak mengerti
proses fotosintesis pada daun, sedangkan setelah belajar dia dapat
menjelaskan proses fotosintesis pada daun, perubahan zat-zat yang
terjadi selama proses fotosintesis berlangsung, dan sebagainya
d. Teori Belajar Ausubel
Ausubel dalam bukunya Educational Psychology: A Cognitive View,
menyatakan bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar
ialah apa yang telah diketahui siswa. Pernyataan Ausubel inilah yang
menjadi inti teori belajarnya, yaitu belajar bermakna.Belajar secara verbal
diajarkan melalui pengajaran langsung seperti ceramah dan sudah
berlangsung selama bertahun-tahun. Penelitian tentang cara mengajar
yang efektif yang baru saja dilakukan mengindikasikan bahwa jika
informasi yang diinginkan dapat masuk ke dalam memori atau ingatan,
maka model pengajaran secara langsung adalah cara yang terbaik.
Belajar secara verbal atau langsung adalah lebih efektif untuk diberikan di
kelas-kelas bawah yaitu kelas I sampai dengan kelas III, sedangkan untuk
kelas atas yaitu mulai kelas IV sampai dengan kelas VI, maka pengajaran
secara verbal keefektifannya akan semakin berkurang.
Kesimpulan
Uraikan kesimpulan dari percobaan 1, 2 dan 3 ! (skor 0-30)
1)…………………………
2)…………………………
3)…………………………
Kegiatan Belajar 2
Penerapan Pendekatan dalam Pembelajaran IPA
2.1. Pendekatan Lingkungan
Pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran mempunyai keuntungan praktis dan
ekonomis. Keuntungan praktis karena mudah diperoleh, sedangkan keuntungan ekonomis karena
murah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa. Dengan memanfaatkan lingkungan sekaligus juga
memanfaatkan kepedulian siswa untuk mencintai lingkungan belajarnya. Hal ini akan lebih
terasa bermakna, bermanfaat dan langsung dapat dirasakan oleh siswa.
Ada beberapa cara teknik atau cara mengajar dengan pendekatan lingkungan alam
sekitar, yaitu: Survey, Camping / berkemah, Field Trip / karya wisata. Pendekatan lingkungan
adalah pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dan nyata,S. Misalnya; Praktik Lapangan,
Mengundang nara sumber, Proyek Pelayanan, dan Pengabdian kepada masyarakat.
Kelebihan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :
a. Lebih menarik dan tidak membosankan
b. Hakikat belajar akan lebih bermakna
c. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih
akurat
d. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif
e. Sumber belajar menjadi lebih kaya
f. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya.
Kekurangan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :
a. Volume dan kekuatan suara harus lebih besar, agar dapat ditangkap oleh audiens.
b. Guru/dosen harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memusatkan perhatian audiens.
c. Model pembelajaran harus dibuat menarik, variatif
d. Sangat tergantung cuaca
e. konsentrasi audiens kurang
Menekankan cara belajar yang baik yang mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Menekankan sains dalam keterpaduan dan antara bidang studi.
b. Keunggulan pendekatan STM jika ditinjau dari segi pembelajaran
Menekankan keberhasilan siswa
Menyadarkan guru bahwa kadang-kadang dirinya tidak selalu berfungsi sebagai sumber
informasi.
c. Keunggulan pendekatan STM ditinjau dari segi evaluasi
Ada hubungan antara tujuan, proses dan hasil belajar
Perbedaan antara kecakapan, kematangan serta latar belakang siswa juga diperhatikan.
Guru juga termasuk yang dievaluasi usahanya yang terus menerus dalam membantu
siswa.
Ada bebrapa tahapan yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), yaitu:
Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi dan eksplorasi) yang mengemukakan isu atau masalah
aktual yang ada di masyarakat dan dapat diamati oleh siswa.
Dalam pembentukan konsep yang siswa membangun atau mengkonstruksikan
pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.
Tahap aplikasi konsep atau menyelesaikan masalah yang menganalisis masalah atau isu
yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan konsep yang telah dipahami
sebelumnya.
Tahap pemantapan konsep, di mana guru memberi pemantapan konsep agar tidak terjadi
kesalahan konsep pada siswa.
Tahap evaluasi penggunaan tes untuk mengetahui penguasaan konsep siswa terhadap
materi yang dikaji (www.dunia guru com.)
Aisyah (2007), mengemukakan empat hambatan pembelajaran dengan pendekatan STM, yaitu waktu,
biaya, kompetensi guru, dan komunikasi dengan stakeholder (orang tua, masyarakat, dan birokrat).
hambatan lain dalam penerapan pendekatan ini adalah siswa belum terbiasa untuk berpikir kritis dan
belajar mengambil pengalaman di lapangan, sehingga dibutuhkan kesabaran dan ketekunan guru untuk
mengarahkan dan membimbing siswa dalam pembelajaran
Selain itu, John Dewey juga mengemukakan tentang strategi pemecahan masalah dan
gambaran pemecahan masalah, yaitu:
1. merumuskan masalah dengan jelas
2. menelaah permasalahan
3. merumuskan permasalahan secara jelas
4. memnghipun, mengelompokan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
5. pembuktian hipotesis
6. menentukan pilihan pemecahan/keputusan
Langkah-langkah pemecahan masalah secara kelompok yang di kemukakan oleh David
Johnson dan Frank Johnson adalah sebagai berikut :
1. definisi Masalah
2. Diagnosis Masalah
3. Merumuskan Alternatif Strategi
4. Penentuan dan Penerapan susatu Strategi
5. Evaluasi Keberhasilan Strategi
Ciri-ciri pendekatan pemecahan masalah yaitu :
diawali dengan masalah yang rutin dengan memilih masalah yang berkaitan dengan situasi nyata
dalam kehidupan
mempunyai penyelesaian yang berbeda
mengembangkan sifat ilmiah seperti jujur, teliti, terbuka, propesional dan kerja keras
mengaplikasikan pemahaman pengetahuan dalam kehidupan
4. .
5. .
6. .
7. .