GRUP E
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
OPERASI TEKNIK KIMIA I
GRUP : E
1. MOUDINA OKTAFAMIA (19031010137)
2. ARAH GUNTUR SETIO MUMPUNI (19031010142)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “Pengukuran Butiran Padat”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi
Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun berdasarkan
pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta
petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2021 di
Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa bantuan
baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Ketut Sumada, MS, selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia
2. Bapak Ir. Bambang Wahyudi, MS. selaku Dosen Pembimbing Praktikum
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka
dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan saran, Seluruh asisten dosen
yang turut membantu dalam pelaksa kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penyusun
berharap agar laporan praktikum yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
DAFTAR ISI
INTISARI................................................................................................................... vii
III.1 Bahan.............................................................................................................. 20
III.4 Prosedur.......................................................................................................... 22
LAMPIRAN ............................................................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
INTISARI
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
2. Untuk mengetahui diameter dan jumlah partikel produk yang dihasilkan.
3. Untuk mengetahui fraksi massa bahan dan produk yang dihasilkan berdasarkan
ukuran mesh.
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi
screening.
2. Agar praktikan dapat mengetahui prinsip kerja screening
3. Agar praktikan dapat mengaplikasikan konsep screening dalam bidang industri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Cone Crusher
Cone crusher cocok untuk feed keras dan pertengahan keras seperti batu, besi,
tembaga, kapur, kuarsa, granit, gritstone, dll. Cone crusher memiliki keunggulan yaitu
produktivitas tinggi, kualitas tinggi, waktu berhenti mesin sedikit, mudah
pemeliharaannya, dan biaya rendah. Cone Crusher terdiri dari bingkai, perangkat
transmisi, berongga rempang batang, mangkuk berbentuk peluru, penghancuran
kerucut, mata air dan tekanan hidrolik untuk menyesuaikan stasiun pemberhentian
tersebut. Cone Crusher (kerucut penghancur) umumnya digunakan sebagai
penghancur sekunder dalam penghancuran sirkuit.
Gambar 6 Cyclone
2. Filtrasi
Proses pemisahan partikel zat padat dari fluida dengan jalan melewatkan
fluida tersebut melalui suatu medium penyaring di mana zat padat itu tertahan.
Filter medium (medium penyaring) merupakan bahan padat berpori yang berfungsi
menahan partikel-partikel padatan berukuran lebih besar dan meloloskan partikel
padat berukuran lebih kecil dari diameter porinya bersama-sama dengan cairan.
Gambar 7 Filter
3. Ayakan
Prinsip alat ayakan adalah pada ukuran bahan yang dimasukkan ke dalam
ayakan tersebut.
Gambar 8 Ayakan
(Riawati, 2020).
II.2.3 Screening
Pengayakan (screening) adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan
ukuran partikel. Screening digunakan dalam skala industri, sedangkan sizing
digunakan dalam skala laboratorium. Maka dari itu ukuran partikel produk hasil
peremukan dan penggerusan di perusahaan/industri dan di laboratorium memiliki
perbedaan, yaitu ukuran partikel produk di industri memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan di laboratorium, karena proses pengayakan (screening) menggunakan
ayakan memiliki ukuran lubang bukaan dengan satuan centimeter ataupun milimeter,
sedangkan sizing menggunakan saringan memiliki ukuran lubang bukaan dengan
satuan milimeter atau bahkan mesh (jumlah banyaknya lubang bukaan per 1 inch)
(Septiansyah, 2018).
4. Oscillating Screen
Ditandai oleh kecepatan yang relatif rendah (300 atau 400 osilasi per menit)
dalam bidang yang pada dasarnya sejajar dengan ayakan. Penyaringan adalah ayakan
yang digerakkan lintasan berosilasi dengan mekanisme yang melekat pada penopang
ayakan, biasanya bilah vertikal memanjang dari atas kotak layar digunakan untuk
penyaringan batch.
6. Revolving screen
Yaitu ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada kecepatan rendah
(10-20rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari material-material yang relatif
kasar, tetapi memiliki pemindahan yang besar dengan vibrating screen.
(Handra, 2016).
II.2.5 Mesh
Mesh merupakan jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi persegi.
Apabila dinyatakan dalam mm, maka angka yang diperoleh adalah besaran material
yang diayak. Berikut merupakan konversi mesh dalam inchi, micron, dan milimeter.
daripada ukuran lubang ayakan dan undersize merupakan partikel hasil pengayakan
yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan. Dikatakan undersize jika
umpan lolos kedalam jaring screen. Sedangkan oversize merupakan umpan yang tidak
lolos kedalam jaring screen dan akan menuju kedalam crusher (Irma, 2018).
II.2.9 Aplikasi
Pengayakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapat ukuran
partikel yang digunakan. Metode ini memiliki dua teknik yang dapat diaplikasikan
dalam pembuatan sediaan farmasi, yaitu teknik pengayakan manual dan teknik
pengayakan mekanik.( Tim Dosen, 2021)
Keterangan :
m = Massa partikel (mg)
𝜌 = Massa jenis partikel (mg/mm3)
Vp = Volume partikel (mm3)
N = Banyak partikel dalam sampel
Dari persamaan 1 dan 2 didapatkan perhitungan luas permukaan total partikel
yaitu :
6m
𝐴 = Nsp = ɸs ρ Dp .............................................(3)
Keterangan :
A = Luas permukaan total (mm3)
Sp = Luas permukaan suatu partikel (mm2)
Dp = Diameter partikel (mm)
𝜌 = Densitas partikel (mg/mm3)
m = Massa partikel (mg)
ɸs = Sterifitas (partikel/mm3)
Jika densitas partikel dan sterifitas diketahui luas permukaan partikel didalam
setiap fraksi dapat dihitung dari persamaan 3. Jika densitas partikel dan sperisitas
adalah konstan, maka Aw didapatkan :
6𝑥 6x 6x
Aw = ɸ𝑠 𝜌 𝐷𝑝 + ɸ𝑠 𝜌 𝐷𝑝 + ⋯ + ɸ𝑠 𝜌 𝐷𝑝 ..............................(4)
𝑛
6 X1
Aw = ɸ𝑠 𝜌 𝐷𝑝 ∑ ..............................................(5)
𝑖=1 Dp
Keterangan :
X1 = Fraksi massa partikel
n = Jumlah partikel
Dp = Diameter rata-rata partikel (mm)
Ukuran partikel rata-rata untuk campuran partikel yang pling lazim dipakai
ialah diameter pukul rata volume permukaan. Yang dibutuhkan dengan luas
permukaan spesifik. Diameter itu didefinisikan oleh :
6
𝐷𝑠 = ɸs ρ Aw .........................................................(6)
Keterangan :
Ds = Diameter pukul rata volume permukaan (mm)
ɸs = Sperisitas partikel
Aw = Luas permukaan spesifik (mm2/gram)
Keterangan :
M = Massa total (gram)
Ni = Jumlah partikel
Di = Diameter total (mm)
Xi = Fraksi massa
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
𝜋
c = 6 untuk partikel berbentuk bola
Keterangan :
Dp = Diameter permukaan (mm)
Xi = Fraksi massa
Di = Diameter totap partikel (mm)
3. Mean Volume Diameter (Dv)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volume total campuran.
(volume partikel dengan Dv) x (jumlah total partikel) = (volum partikel total)
(volume partikel total) = (vol D1 x N1) x (vol D2 x N2) +... .........(17)
= Ʃ (c. Di3. Ni)...............................................(18)
c Dv3 ƩNi = Ʃ (c. Di3. Ni)...............................................(19)
Ʃ𝑋𝑖
Dv = √ 𝑋𝑖 .......................................................(20)
Ʃ
𝑐. 𝐷𝑖^3
Keterangan :
Di = Diameter total partikel (mm)
Ni = Jumlah partikel
𝜋
c = 6 untuk partikel berbentuk bola
beberapa kali partikel menyerang permukaan layar dan probabilitas perjalanan selama
kontak berlangsung pada bagian kontak dikurangi oleh partikel lainnya. Peningkatan
nilai efisiensi yang dicapai dengan mengorbankan suatu kapasitas yang berkurang
adalah hasil dari lebih banyak kontak perpartikel
(McCabe, 2005)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Pasir Hitam
III.2 Alat
1. Ayakan
2. Neraca analitik
3. Loyang
Loyang Ayakan
Neraca Analitik
III.4 Prosedur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Massa
Berat
total Massa partikel
Awal Mesh Fraksi (x) D (cm) D³ (cm³) Ni x/D x/D³ x/cD³
partikel (gr)
(gr)
(N) (gr)
30 365 0,5703125 0,059 0,000205379 0,000150465 2425817,133 9,666313559 2776,878357 5306,474979169
40 93 0,1453125 0,04191 7,36127E-05 5,39302E-05 1724452,339 3,467251253 1974,012926 3772,239491074
640
60 (oversize) 98 0,153125 0,024892 1,54234E-05 1,12995E-05 8672971,681 6,151574803 9928,113302 18972,125552347
60 (undersize) 84 0,13125 0,024892 1,54234E-05 1,12995E-05 7433975,727 5,272778403 8509,811401 16261,821902012
Total 640 1 0,150694 0,000309838 0,000226994 20257216,88 24,55791802 23188,81599 44312,661924601
Massa
Berat
total Massa partikel
Awal Mesh Fraksi (x) D (cm) D³ (cm³) Ni x/D x/D³ x/cD³
partikel (gr)
(gr)
(N) (gr)
30 395 0,533783784 0,059 0,000205379 0,000150465 2625199,363 9,047182776 2599,018321 4966,593390352
40 65 0,087837838 0,04191 7,36127E-05 5,39302E-05 1205262,387 2,095868238 1193,242338 2280,226138167
740 60 (oversize) 72 0,097297297 0,024892 1,54234E-05 1,12995E-05 6371979,194 3,908777812 6308,431618 12055,095772920
60
208 0,281081081 0,024892 1,54234E-05 1,12995E-05 18407939,89 11,29202479 18224,35801 34825,832232879
(undersize)
Total 740 1 0,681694 0,000309838 0,000226994 28610380,84 26,34385362 28325,05028 54127,747534318
IV.3 Grafik
(Tidak ada)
IV.4 Pembahasan
Proses pengayakan (screening) merupakan proses pemisahan berbagai macam
partikel padatan menurut ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Pada percobaan
pengukuran butiran padatan yang bertujuan untuk menentukan nilai TAAD, Dp dan
Dv. Percobaan ini juga dilakukan untuk mengetahui fraksi massa bahan percobaan dan
produk yang dihasilkan. Adapun tujuan lainnya yaitu untuk memisahkan butiran
padatan yang oversize dan undersize. Dimana bahan yang digunakan dalam percobaan
pengukuran butiran padatan menggunakan pasir hitam.
Dalam percobaan pengukuran butiran padat ini, hasil akhir yang didapatkan
yaitu hasil ayakan yang sudah menjadi butiran padat dan memiliki ukuran yang
seragam. Berdasarkan data hasil percobaan diperoleh fraksi pada berat awal 440 gr
yang dilakukan menggunakan screen dengan ukuran 30 mesh, 40 mesh dan 60 mesh
secara berturut–turut sebesar 0,4205; 0,1023; 0,16591 dan fraksi pada 60 mesh
undersize sebesar 0,3114. Dengan diperoleh nilai True Arithmetic Average Diameter
(TAAD) sebesar 7,29792 x 10-9, dan nilai Diameter partikel (Dp) 0,028912456 cm,
serta nilai Diameter volume (Dv) sebesar 9,69519 x 10-6 cm. Pada pasir dengan berat
awal 540 gr diperoleh fraksi yang dilakukan menggunakan screen dengan ukuran 30
mesh, 40 mesh, 60 mesh secara berturut-turut sebesar 0,46852; 0,12778; 0,144444
dan fraksi pada 60 mesh undersize sebesar 0,25926. Dengan nilai True Arithmetic
Average Diameter (TAAD) sebesar 6,77160 x 10-9, dan nilai Diameter partikel (Dp)
0,030019536 cm, serta nilai Diameter Volume (Dv) sebesar 1,10405 x 10-5 cm. Pada
pasir dengan berat awal 640 gr diperoleh fraksi yang dilakukan menggunakan screen
dengan ukuran 30 mesh, 40 mesh, 60 mesh secara berturut-turut sebesar 0,5703125;
0,1453125; 0,153125 dan fraksi pada 60 mesh undersize sebesar 0,13125. Dengan
nilai True Arithmetic Average Diameter (TAAD) sebesar 7,43903 x 10-9, dan nilai
Diameter partikel (Dp) 0,032542918 cm, serta nilai Diameter Volume (Dv) sebesar
1,43747 x 10-5 cm. Pada pasir dengan berat awal 740 gr diperoleh fraksi yang
dilakukan menggunakan screen dengan ukuran 30 mesh, 40 mesh, 60 mesh secara
berturut-turut sebesar 0,533784; 0,087838; 0,097297 dan fraksi pada 60 mesh
undersize sebesar 0,281081. Dengan nilai True Arithmetic Average Diameter (TAAD)
sebesar 2,38268 x 10-8 dan nilai Diameter partikel (Dp) 0,030496803 cm, serta nilai
Diameter Volume (Dv) sebesar 1,17681 x 10-5 cm.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pada total jumlah partikel sebesar 440 gr, diperoleh ukuran partikel sebesar
9,69519 x 10-6 gr; Pada Total jumlah partikel sebesar 540 gr, diperoleh ukuran
partikel sebesar 1,10405 x 10-5 gr; Pada Total jumlah partikel sebesar 640 gr,
diperoleh ukuran partikel sebesar 1,43747 x 10-5 gr; Pada Total umlah partikel
sebesar 740 gr, diperoleh ukuran partikel sebesar 1,17681 x 10-5 gr. Dapat
disimpulkan bahwa semakin besar ukuran mesh pada ayakan, maka ukuran
partikel pada pasir semakin seragam.
2. Diameter partikel pasir oversize pada ayakan 30 mesh; 40 mesh; dan 60 mesh
berturut-turut sebesar 0,059 cm; 0,04191 cm; dan 0,024892 cm, serta diameter
partikel pasir undersize pada ayakan 60 mesh sebesar 0,024892. Pada Total
jumlah partikel sebesar 440 gr, Jumlah partikel oversize ayakan 30 mesh
sebesar 185 gr; oversize ayakan 40 mesh sebesar 45 gr; oversize ayakan 60
mesh sebesar 73 gr serta undersize ayakan 60 mesh sebesar 137 gr. Pada Total
jumlah partikel sebesar 540 gr. Jumlah partikel oversize ayakan 30 mesh
sebesar 235 gr; oversize ayakan 40 mesh sebesar 69 gr; oversize ayakan 60
mesh sebesar 78 gr serta undersize ayakan 60 mesh sebesar 140 gr. Pada
Total jumlah partikel sebesar 640 gr, Jumlah partikel oversize ayakan 30 mesh
sebesar 365 gr; oversize ayakan 40 mesh sebesar 93 gr; oversize ayakan 60
mesh sebesar 98 gr serta undersize ayakan 60 mesh sebesar 84 gr. Pada Total
jumlah partikel sebesar 740 gr, Jumlah partikel oversize ayakan 30 mesh
sebesar 395 gr; oversize ayakan 40 mesh sebesar 65 gr; oversize ayakan 60
mesh sebesar 72 gr serta undersize ayakan 60 mesh sebesar 208 gr.
3. Pada Total jumlah partikel sebesar 440 gr, Jumlah nilai fraksi massa partikel
oversize ayakan 30 mesh sebesar 0,4205 gr; oversize ayakan 40 mesh sebesar
0,1023 gr; oversize ayakan 60 mesh sebesar 0,16591 gr serta undersize ayakan
60 mesh sebesar 0,3114 gr. Pada Total jumlah partikel sebesar 540 gr, Jumlah
nilai fraksi massa partikel oversize ayakan 30 mesh sebesar 0,46852 gr;
oversize ayakan 40 mesh sebesar 0,12778 gr; oversize ayakan 60 mesh sebesar
0,144444 gr serta undersize ayakan 60 mesh sebesar 0,25926 gr. Pada Total
jumlah partikel sebesar 640 gr, Jumlah nilai fraksi massa partikel oversize
ayakan 30 mesh sebesar 0,5703125; oversize ayakan 40 mesh sebesar ;
0,1453125 gr; oversize ayakan 60 mesh sebesar 0,153125 gr serta undersize
ayakan 60 mesh sebesar 0,13125 gr. Pada Total jumlah partikel sebesar 740 gr,
Jumlah nilai fraksi massa partikel oversize ayakan 30 mesh sebesar 0,533784
gr; oversize ayakan 40 mesh sebesar 0,087838 gr; oversize ayakan 60 mesh
sebesar 0,097297 gr serta undersize ayakan 60 mesh sebesar 0,281081 gr.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan memperhatikan intensitas getaran saat dilakukan
pengayakan bahan agar diperoleh data yang sesuai
2. Sebaiknya praktikan tidak terlalu lama ketika mengayak bahan agar tidak
mempengaruhi bahan undersize yang didapatkan
3. Sebaiknya praktikan ketika melakukan pengayakan, bahan diayak sedikit lebih
sedikit agar lebih mudah dan dihasilkan undersize dengan ukuran seragam
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Perhitungan
1. Fraksi Massa (X)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙
𝑋= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
185
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑧𝑒 30 𝑚𝑒𝑠ℎ = = 0,42045
440
45
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑧𝑒 40 𝑚𝑒𝑠ℎ = = 0,10227
440
73
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑧𝑒 60 𝑚𝑒𝑠ℎ = = 0,16591
440
137
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟𝑠𝑖𝑧𝑒 60 𝑚𝑒𝑠ℎ = = 0,31136
440
2. Massa Partikel
Pada partikel oversize 30 mesh dengan berat awal 440 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 = 𝜌 × 𝑐 × 𝐷3
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 = 1,4 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 × 0,5233 × 0,000205379 𝑐𝑚3
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 = 0,000150465 𝑔𝑟
𝑁𝑖 = 1229523.753
4. X/D
Pada partikel oversize 30 mesh dengan berat awal 440 gram
𝑋
𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑥 𝑚𝑒𝑠ℎ = 𝐷
𝑋 0,42045
= = 7.126348228
𝐷 0.059
5. X/D3
Pada partikel oversize 30 mesh dengan berat awal 440 gram
𝑋
𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑥 𝑚𝑒𝑠ℎ = 𝐷3
𝑋 0,42045
= = 2047,212935
𝐷3 0.0593
6. X/C.D3
Pada partikel oversize 30 mesh dengan berat awal 440 gram
𝑋
𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑥 𝑚𝑒𝑠ℎ = 𝑐.𝐷 3
𝑋 0,42045
= = 3912,121031
𝑐.𝐷 3 0,5233 𝑥 0.0593
28.74039662
𝐷𝑝 = √65701.01253 = 0.028912456
3 1
𝐷𝑣 = √0.5223 𝑥 65701.01253 = 9.69519 𝑥 10−6