Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nurul Atiqah

NIM : 60500118045
Kelas : A

CARA KERJA SENSOR DAN APLIKASINYA DI BIDANG MEDIS

1. LVDT ( Linear Variable Differential Transformers )


LVDT merupakan sensor posisi ( sensor elektromekanikal ) yang
inputannya berupa perpindahan secara mekanik.
Cara Kerja:
Sensor ini memiliki coil primer dan coil sekunder. Ketika koil primer
tereksitasi oleh arus, tegangan terinduksi ke dalam dua koil sekunder.
Penghubung antara dua koil ini berubah posisi karena adanya pergeseran inti
di dalamnya. Ketika inti berada simetris di antara dua koil sekunder ini, setiap
koil sekunder terinduksi oleh tegangan yang sama, dan output tegangannya
yang merupakan perbedaan tegangan antara dua koil sekunder bernilai nol.
Ketika inti bergeser dari titik kesetimbangan, tegangan yang terinduksi ke
dalam koil sekunder berubah. Ketika inti bergerak naik maka tegangan pada
koil sekunder lainnya menurun. Perbedaan tegangan output yang dihasilkan
linear dengan posisi inti.
Gambar bagian dari LVDT

Gambar hubungan antara inti dengan tegangan output yang dihasilkan

Aplikasi LVDT:
- Untuk pengukur tekanan darah ( blood pressure )
- Mengukur volume paru-paru berdasarkan pernafasan

2. Capacitive Displacement Tranducer


Cara kerja:
Capacitive Displacement Tranducer terdiri atas dua buah variable kapasitor
yang diatur sehingga kapasitor ini merasakan perubahan yang sama tapi pada
arah yang berlawanan. Kapsitor terbentuk dari dua buah plat logam yang
disusun. Pengukuran menggunakan prinsip perbedaan kapasitansi antara dua
plat.

Keterangan
C : kapasitansi, F, μF, pF
A : daerah efektif
d : Jarak
ε : koefisien

A
C
d
Differential capacitor dapat juga digunakan sebagai pressure tranducer untuk
mengukur tekanan.
Aplikasi:
- Pengukur panjang tulang dengan tekanan
- Mengukur volume paru-paru berdasarkan pernafasan
3. Thermocouple
Thermocouple tersusun atas dua kawat logam yang berbeda yang menyatu
pada satu ujung. Ketika salah satu ujung kawat terhubung untuk mengukur
suatu instrument, thermocouple menjadi sensitive dan menjadi alat pengukur
yang memiliki keakuratan yang tinggi. Faktor utama yang harus
dipertimbangkan ketika memilih sepasang material adalah perbedaan
termoelektrik antara kedua material. Perbedaaan yang signifikan antara kedua
material akan memberikan hasil yang baik. Thermocouple biasanya digunakan
untuk mengukur suhu dengan range yang besar. Keuntungan menggunakan
thermocouple adalah:
- Kecepatan responnya tinggi
- Bentuknya kecil
- Dapat stabil lebih lama
- Mudah dibuat
Di samping keuntungan dari thermocouple juga terdapat kerugiannya antara
lain adalah tegangan keluaran dari output ini kecil, sensitivitasnya rendah,
memerlukan suhu referensi untuk dibandingkan dengan suhu terukurnya.
Cara kerja:
Termokopel akan menimbulkan arus listrik yang mengalir pada rangkaian
yang terpasang ketika terjadi perbedaan suhu. Besar arus yang dihasilkan
tergantung dari perbedaan suhu antara suhu yang terukur dengan suhu
referensi pada ujung pertemuan kawat. Pemanasan pada simpangan terukur
(measuring junction) menghasilkan tegangan yang lebih besar daripada
tegangan pada reference junction. Perbedaan tegangan ini sebanding dengan
perbedaan suhu dan dapat treukur pada voltmeter.

Apabila dua metal/logam yang berbeda digabungkan pada salah satu ujung
kemudian dipanaskan, pada kedua ujung yang lain akan timbul tegangan (Efek
Seebek, tahun 1821). Pada kalang/rangkaian thermocouple terdapat hot
junction dan cold junction. Hot junction merupakan suatu pertemuan dua
logam, dimana pada titik ini terjadi pemanasan. Hot junction disebut juga
dengan measuring junction. Cold junction disebut juga reference junction
karena pada titik ini tidak terjadi perubahan suhu karena pemanasan, suhu
pada titik ini merupakan suhu lingkungan yang dijadikan sebagai acuan /
referensi. Tegangan yang terjadi, tergantung dari jenis material A dan B, dan
beda temperatur antara hot junction dan cold junction (reference temperature).

Aplikasi:
- Untuk memantau suhu pada peralatan yang bertemperatur tinggi
- Untuk mengukur suhu manusia akan tetapi sensitivitasnya rendah (kurang
akurat)

4. Thermoresistor
Daya hambat dari sebagian besar logam pantas untuk dipertimbangkan derajat
ketergantungannya terhadap suhu. Dengan ini akan lebih mudah untuk
membentuk suatu temperature tranducer. Sebuah resistor yang didesain untuk
suatu tujuan disebut juga resistance thermometer.

Variasi resistansi pada sebagian besar logaml dapat dianggap linear terhadap
rentang suhu. Karena sensitivitas dari thermoresistor rendah, maka sebaiknya
menggunakan rangkaian jembatan wheatstone.

Aplikasi:
- Untuk mengukur suhu manusia ( resistance thermometer)

5. Thermistor
Sama halnya dengan RTD, thermistor menggunakan resistansi untuk
mengukur suhu. Resistansi bertambah besar seiring dengan meningkatnya
temperature. Thermistor merupakan semikonduktor yang terbuat dari keramik
yang berupa resistor termal dengan koefisien suhu negative yang tinggi
(NTD). Thermistor memiliki koefisien hambatan negatif. Nilai hambatan pada
thermistor tinggi yaitu antara 1 kΩ - 100kΩ Resistansi dari termistor turun
saat suhu naik dan resistansi naik ketika suhu turun. Thermistor digunakan
untuk mengukur suhu antara -50 sampai 300˚C. Resistivitas dari thermistor
semikonduktor yang digunakan untuk aplikasi biomedical antara 0,1 sampai
100Ωm. Ukuran sensor ini kecil yaitu diameternya kurang dari 0,5mm.
Sensitivitas terhadap perubahan suhunya tinggi antara -3 sampai -5%/˚C.
Akan tetapi thermistor tidak sensitiv terhadap vibrasi. Koefisien suhu
merupakan parameter yang penting pada spesifikasi semua thermistor. Nilai
koefisien suhu naik seiring dengan temperature. Koefisien termistor bernilai
antara 2800 sampai 5000K. Biasanya bernilai sekitar 4000K. Karakteristik
tegangan vs arus pada termistor linear sampai pada suatu titik dimana terdapat
kesalahan pada pemanasan mandiri. Hukum ohm berlaku pada prinsip
termistor. Saat arus yang tinggi tercapai karena aliran arus listrik terjadi
dimana terjadi pembangkitan panas pada thermistor naik, suhu pada thermistor
diatas suhu lingkungan.

Macam-macam tipe thermistor

Aplikasi:
- Resistance thermometer
- Digital thermostat

6. Photoemissive Tube
Terdiri dari bohlam yang berisi gas dengan dua elektroda. Katoda melapisi
material khusus yang melepaskan elektron ketika beriluminasi. Elektroda
lainnya, anoda, selalu terdiri atas tangkai yang tipis atau loop yang terbuat dari
kawat. Tegangan tinggi diperlukan dan di berikan di antara dua elektroda.
Tegangan tinggi yang harus diberikan sebesar 10-200 Volt. Aliran elektron
membentuk arus yang sebanding dengan intensitas cahaya yang datang.
Ketika arus yang terjadi tinggi, gas mixture menjadi satu dengan
photoemissive detector. Baik vacuum dan gas filled photoemissive
photodetector memiliki respon yang cepat untuk berubah menjadi intensitas
cahaya. Waktu respon yang dibutuhkan untuk pembentukan, sekitar 10-9 detik.
Aplikasi:
- Untuk analisis di bidang medis seperti analisis terhadap darah.

7. Photomultiplier Tubes
Photomultiplier tubes merupakan bagian dari
phototubes. Sensor ini sensitiv terhadap cahaya pada
daerah ultraviolet, cahaya tampak, dan near-infrared
yang memiliki rentang pada spektrum
elektromagnetik. Detektor ini meningkatkan produksi
sinyal dengan memanfaatkan tumbukan cahaya
sebanyak 100 juta kali.
Photomultiplier merupakan multianoda photoemissive
tube yang memiliki sensitivitas tinggi dimana elektron
utamanya teremisi dari permukaaan photoemissive
yang disebabkan oleh tabrakan beruntun dynode,
sehingga dapat membangkitkan lebih banyak elektron
lagi. Karena sensitivitasnya yang tinggi dan respon
yang sangat singkat, photomultiplier merupakan
detektor yang cocok untuk menangkat kilatan cahaya
yang intensitasnya rendah.
Aplikasi:
- Medical diagnostics, seperti tes darah, medical imaging,
- Untuk mendeteksi adanya radiasi pada bahan radioaktif.
- Motion picture film scanning (telecine), and high-end image scanners yang
dikenal dengan drum scanners.
- quantum information dan quantum cryptography.
- scintillators untuk mendeteksi nuklir dan radiasi partikel dalam
eksperimen fisik.

8. Photovoltaic
Photovoltaic cell membangkitkan tegangan yang dapat mengendalikan
arus pada galvanometer atau pada rangkaianyang memiliki impedansi rendah.
Salah satu Photovoltaic cell yang terkenal, terdiri atas susunan lapisan tipis
solenium pada besi atau baja. Diatas solenium terdapat film tipis transparan
metal. Film dan solenium terinsulasi satu sama lain, dan daerah insulasinya
membentuk lapisan penghalang (barrier layer). Ketika lapisan barrier
teriluminasi, kuantum cahaya terabsorbsi, elektron dilepaskan dan perbedaan
potensial timbul melewati barrier. Metal transparant menjadi negatif dan
solenium menjadi positif.

Aplikasi:
- Medical imaging
9. Phototransistor
Phototransistor tediri atas photodiode. Phototransistor pada dasarnya tidak
lebih dari sebuah transistor bipolar yang terbungkus oleh sebuah wadah
transparant sehingga cahaya dapat mencapai base-colector junction. Elektron
yang dihasilkan oleh foton pada base- colector junction diinjeksikan ke basis,
dan arus dari photodiode dikuatkan oleh gain arus transistor β (h fe). Saat
phototransistor memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap cahaya,
phototransistor tidak dapat mendeteksi cahaya dengan level rendah lebih baik
jika dibandingkan dengan photodiode. Phototrnasistor memiliki waktu respon
yang lebih lambat.

Gambar (a). Prinsip operasi pada phototransistor. (b) Rangkaian yang


memakai prinsip operasi pada phototransistor.

Aplikasi:
- Computed tomography (yang dipasangkan dengan scintillators), sebuah
alat untuk menganalisis sebuah sampel (immunoassay).
- Blood gas monitors
- Untuk menangkap sinar-x pada rontgen dan CT scan.

10. Photoconducting cell


Photoresistor merupakan sebuah resisitor yang resistansinya berkurang ketika
tumbukan intensitas cahaya meningkat. Photoresistor disebut juga dengan
photoconducting. Photoconductive atau photoresistive cell terdiri atas film
tipis yang terbuat dari material seperti selenium,germanium, silicon atau metal
halide. Ketika cahaya jatuh pada material memiliki frekuensi yang cukup
tinggi, maka fotot akan terserap oleh semikonduktor dan memberikan elektron
energi yang cukup untuk dilepaskan ke pita konduksi dan jika tegangan
diberikan ke film, arus akan mengalir. Hasilnya, elektron yang bebas
mengkonduksi listrik, dengan demikian resistansi menjadi rendah.
Aplikasi:
- Untuk mendeteksi far infrared ( misalkan pada infrared spectrocopy)

11. Strain Gauge


Strain gauge merupakan alat yang mengukur perubahan panjang dari suatu
objek. Perubahan panjang menyebabkan perubagan resistansi pada gauge.

Salah satu aplikasi strain gauge di bidang medis


Aplikasi:
- Untuk mengukur tekanan darah
- Untuk mengukur perubahan diameter lengan yang nantinya bisa untuk
mengukur volume darah

12. Piezoelectric
Bahan piezoelectric membangkitkan potensial listrik ketika tertarik secara
mekanik dan sebaliknya potensial listrik dapat menyebabkan deformosi fisik
pada material. Total beban yang terinduksi sebanding dengan perpindahan x.
q=k.x dengan k adalah konstanta
piezoeleztric

Aplikasi:
- Untuk mengukur physiological displacement
- Merekam detak jantung
- Photocardiograf
- Mendeteksi suara Korotkoff pada pengukuran tekanan darah
- Mengukur kecepatan gerakan manusia dan menampilkan estimasi energi
yang dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai