OLEH
NIM : 60500118045
KELOMPOK : I (SATU)
JURUSAN KIMIA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pohon dengan 800 kegunaan atau yang biasa disebut sebagai lontar, sangat
mudah ditemukan di Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Tumbuhan jenis ini sangat mudah tumbuh di daerah kering. Semua bagian dari
tumbuhan lontar dapat dimanfaatkan, maka tak heran jika dinamai pohon dengan 800
pembuatan gendang dan bedug. Daun dari lontar itu sendiri dapat dimanfaatkan
untuk membuat benda-benda anyaman, membuat alat musik seperti sasando dari
Nusa Tenggara Timur dan juga sebagai bahan untuk menulis. Bahkan tandan bunga
jantan tanaman lontar ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit batuk
darah dan obat pegal-pegal. Dan buah dari tanaman lontar ini dapat langsung
dengan menggunakan metode FTIR (Fourier Transform Infra Red). FTIR ini salah
satu alat instrumen yang prosedurnya sederhana dengan teknik analisis yang cepat,
tepat dan ramah (Chadijah, dkk., 2019: 4). Pada Q.S Al-Baqarah/2: 22 dijelaskan
bahwa bumi sebagai hamparan bagimu, maka sepatutnya kita bersyukur kepada
Allah SWT atas segala kenikmatan yang telah diberikan, salah satunya tumbuhan
mengetahui prinsip kerja FTIR dan apa saja gugus fungsi yang terdapat pada serbuk
B. Runusan Masalah
2. Gugus fungsi apa saja yang terdapat pada sampel serbuk lontar dan kitosan ?
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat pada sampel serbuk lontar dan
kitosan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Serbuk Lontar
merupakan salah satu jenis tumbuhan dari keluarga palma yang tesabar di Asia
Tenggara dan Asia Selatan. Lontar memiliki nama lain dari berbagai daerah seperti di
tala’ (Sulawesi Selatan), lontara (Toraja), manggitu (Sumba), dan tua (Timor). Dalam
bahasa inggris lontar disebut sebagai palmyra palm, toddy palm (USA), wine palm,
african fan palm, deleb palm, ron palm, black rhun palm, dan ronier palm (French)
yaitu:
Regnum : Plantae
Divisio : Angiospermae
Classis : Monokotiledonae
Ordo : Palmae
Famili : Palmaceae
Genus : Borassus
pangkal kurang lebih 60 cm, tinggi pohon mencapai 15-30 meter untuk pohon yang
telah memproduksi nira. Daunnya berbentuk bulat seperti kipas yang tebal, keras,
dengan pinggiran tampak bersisik berukuran sekitar 2,5-3 cm. Lontar memiliki bunga
jantan dan bunga betina yang berbentuk tandang, namun ada pula uang hanya
memiliki satu kelamin dan mahkota yang berkulai berbentuk bulat cukup besar
berukuran sekitar 25-30 cm. Buah lontar berserabut warna putih mengandung air dan
Semua bagian dari tumbuhan lontar dapat dimanfaatkan, maka tak heran jika
dinamai pohon dengan 800 kegunaan, dimulai dari batang, daun, bunga, dan buah.
pembuatan gendang dan bedug. Daun dari lontar itu sendiri dapat dimanfaatkan
untuk membuat benda-benda anyaman, membuat alat musik seperti sasando dari
Nusa Tenggara Timur dan juga sebagai bahan untuk menulis. Bahkan tandan bunga
jantan tanaman lontar ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit batuk
darah dan obat pegal-pegal. Dan buah dari tanaman lontar ini dapat langsung
dimanfaatkan. Kulit buah lontar biasanya hanya digunakan sebagai pakan ternak.
Pemanfaatan kulit buah lontar masih sangat minim, padahal jika ditinjau dari
B. Kitosan
asam. Kitosan memiliki karakteristik kation dan bermuatan positif, namun dalam
larutan alkali kitosan akan mengendap. Kitosan diperoleh dari kitin yang mempunyai
struktur kimia yang sama dengan kitin, terdiri dari rantai molekul yang panjang dan
dimana pada kitin terdapat gugus asetil (-CH3-CO) dan pada kitosan terdapat gugus
amina (-NH). Kitosan diperoleh dari kitin yang melalui proses deasetilasi yaitu
dengan mereaksikan menngunakan alkali dengan konsentrasi dan suhu yang tinggi
pada waktu yang relatif lama. Berikut adalah perbandingan struktur antara kitin dan
kitosin:
perbedaan keduanya. Gugus hidroksil dan amino pada kitosin membuatnya menjadi
sangat efektif mengadsorpsi kation ion logam berat maupun kation dari zat –zat
C. Metode FTIR
Transform Infra Red (FTIR) yang memiliki prosedur sederhana, dengan teknik
analisis cepat dan tepat, dan ramah lingkungan. Alat ini berpotensi untuk
tidak lain adalah analisis yang cepat karena tanpa melalui proses pemisahan terlebih
dahulu sehingga dapat langsung dilakukan pada sampel (Chadijah, dkk., 2019: 4).
Metode Fourier Transform Infra Red (FTIR) merupakan metode yang bebas
reagen, bebas penggunaan radioaktif dan juga dapat mengukur kadar hormin secara
kualitatif dan kuantitaif. Adapun prinsip kerja FTIR ini adalah mengidentifikasi
gugus fungsi suatu senyawa dari absorbansi inframerah pada senyawa tersebut.
METODE PERCOBAAN
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Fourier Transform Infra Red
(FTIR), alat pengepress, kunci inggris, mortar dan lumpang, dan spatula.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Kalium Bromida (KBr),
C. Prosedur Kerja
stabilizer, PC, dan alat FTIR. Kemudian mengambil sampel serbuk lontar
secukupnya ± 0,01 gram ke dalam mortar dan lumpang. Menambahkan pelet KBr
pada sampel dengan perbandingan 1:8. Kemudian gerus dan homogenkan. Setelah itu
menyiapkan alat pengepress. Masukkan sampel yang telah digerus ke dalam alat
pengepress hingga alasnya tertutupi oleh sampel, rata, dan setipis mungkin.
Kemudian masukkan beban pengepress dan kunci menggunakan kunci inggris sekuat
pengukuran background spektrum udara pada comparatment sampel FTIR yang akan
diabaikan dengan cara klik “Collect Background” pada toolbar. Kemudian masukkan
sampel dan klik “Collect Sample” pada toolbar FTIR untuk dianalisis. Setelah
muncul hasil spektrum gelombang dari analisis FTIR pada PC, kemudian akan
muncul notifikasi untuk memberikan label pada sampel yang diukur kemudian klik
“Ok”. Untuk mencari titik puncak sampel maka bisa dilakukan dengan klik “Find
peaks” setelah itu klik bawah spektrum untuk menarik garis peak hingga puncak
teratas dan menaikkan sensitivitas. Simpan hasil pengukuran sampel yang telah
dilakukan dengan “File Save As”. Pengukuran sampel selesai dilakukan. Untuk
membuka lagi hasil spektrum gelompang yang sudah disimpan, klik open “My
Documents” kemudian “Omnic Spectra” dan pilih file yang mau diopen lalu klik
“open”.
Pada percobaan ini tidak dilakukan perlakukan pada sampel karena langsung
dianalisis oleh alat FTIR. Memasukkan sampel serbuk kitosan ke dalam celah optik
hingga celah optik tersebut tertutup oleh sampel. Kemudian putar pengunci hingga
terdengar suara “klik”. Selanjutnya sampel di analisis dengan alat FTIR. Setelah
muncul hasil spektrum gelombang dari analisis FTIR pada PC, kemudian akan
muncul notifikasi untuk memberikan label pada sampel yang diukur kemudian klik
“Ok”. Untuk mencari titik puncak sampel maka bisa dilakukan dengan klik “Find
peaks” setelah itu klik bawah spektrum untuk menarik garis peak hingga puncak
teratas dan menaikkan sensitivitas. Simpan hasil pengukuran sampel yang telah
dilakukan dengan “File Save As”. Pengukuran sampel selesai dilakukan. Untuk
membuka lagi hasil spektrum gelompang yang sudah disimpan, klik open “My
Documents” kemudian “Omnic Spectra” dan pilih file yang mau diopen lalu klik
“open”.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Spektrum Daerah Serapan FTIR Sampel Lontar
1 3823,57 O-H
2 3806,82 O-H
3 3726,09 O-H
4 3692,79 O-H
5 3449,51 C-H
6 2928,78 C-H
7 1736,04 C=O
8 1720,37 C=O
9 1638,26 C=C
10 1661,70 C=C
11 1544,99 C=C
12 1510,21 C=C
Tabel 4.2 Spektrum Daerah Serapan FTIR Sampel Kitosan
1 3430,98 N-H
2 3257,24 O-H
3 3103,12 O-H
4 2960,43 C-H
5 2929,17 C-H
6 2877,78 C-H
7 2152,68 O-H
8 1654,65 C=C
9 1618,92 C=C
10 1554,95 C=C
B. Pembahasan
kualitatif yaitu untuk mengetahui ikatan kimia (gugus fungsi) yang dapat ditentukan
dari spektra vibrasi yang dihasilkan suatu senyawa pada panjang gelombang tertentu.
selain itu juga digunakan untuk analisa kuantitatif yaitu melakukan perhitungan
adanya interaksi antara energi dengan materi. Vibrasi dapat terjadi karena energi
yang berasal dari sinar infra red yang ditembakkan tidak cukup kuat untuk
menyebakan terjadinya atomisasi atau eksitasi elektron pada molekul senyawa yang
ditembak dimana besarnya vibrasi tiap atom berbeda tergantung pada atom dan
karakteristik dari gugus fungsi yang pada sampel serbuk lontar dianalisis dengan
spektroskopi FTIR, yang dimana analisis dilakukan menggunakan pelet dan juga
ditambahkan KBr dimana perbandingannya 1:8, hal tersebut dilakukan agar dapat
membentuk pellet yang baik memerlukan KBr yang lebih banyak, KBr yang
berfungsi untuk mengikat sehingga sampel akan membentuk pelet, selain itu agar
tidak menghasilkan serapan pada infrared sehingga yang diamati secara langsung
adalah serapan dari sampel yang masuk pada alat, fungsi penambahan sampel yang
sedikit pada saat proses pembuatan pelet agar dapat dihasilkan spektrum yang
dapat dibaca jelas dan tidak bertumpuk, pelet bening berfungsi untuk dapat
menerima interaksi dengan infrared, sampel yang telah dihomogenkan dengan KBr
divakumkan berfungsi bertujuan agar pada saat dianalisis tidak terdapat udara pada
pelet sehinnga tidak mempengaruhi hasil dari analisis yang selanjutnya akan
dianalisis dengan FTIR, analisis kedua sampel langsung dianalisis dengan FTIR
tanpa dilakukan perlakuan dan pembuatan pelet sampel serbuk lontar langsung
sederhana sehingga untuk menganalisis lebih cepat. Selain itu kelebihan dari metode
ini yaitu hanya menggunakan sedikit sampel. Pada percobaan ini tidak dilakukan
perlakukan pada sampel karena langsung dianalisis oleh alat FTIR. Memasukkan
sampel serbuk kitosan ke dalam celah optik hingga celah optik tersebut tertutup oleh
sampel di analisis dengan alat FTIR. Setelah muncul hasil spektrum gelombang dari
analisis FTIR pada PC, kemudian akan muncul notifikasi untuk memberikan label
diperoleh gugus fungsi –OH. Hal ini sesuai dengan teori menurut Ardiana (2012: 69)
yang mengatakan bahwa pada kulit buah lontar jika ditinjau dari komposisinya
terdapat kandungan selulosa sebesar 5,268% , dimana gugus fungsi yang terdapat
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Cara kerja dari alat Fourier Transform Infra Red (FTIR) menggunakan dua
metode yaitu metode pelet KBr dengan sampel serbuk lontar dan metode
2. Gugus fungsi yang terdapat pada sampel serbuk lontar menggunakan FTIR
adalah O-H, N-H, C-H, C=O, dan C=C sedangkan gugus fungsi yang terdapat
pada sampel kitosan menggunakan FTIR adalah O-H, C-H, dan C=C.
DAFTAR PUSTAKA
A. Skema Kerja
Serbuk lontar
B. Hasil Spektrum
1. Analisis menggunakan pelet KBr