Anda di halaman 1dari 23

ZAT WARNA DAUN

LAPORAN

OLEH :

DUVAN AGAVE SIANIPAR


160301119
AGROEKOTEKNOLOGI IIIA

LABORATORIUM BOTANI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016
ZAT WARNA DAUN

LAPORAN

OLEH :

DUVAN AGAVE SIANIPAR


160301119
AGROEKOTEKNOLOGI 3A

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal


di Laboratorium Botani Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

LABORATORIUM BOTANI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016
Judul : Zat Warna Daun
Nama : Duvan Agave Sianipar
NIM : 160301119
Program Studi : Agroekoteknologi
Grup : AET 3A

Ditugaskan Oleh
Dosen Penanggung Jawab Praktikum

(Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP)


NIP.196310191989032002

Diketahui Oleh Diperiksa Oleh


Asisten Koordinator Asisten Korektor

(Lailasari Hutabarat, SP ) (Ranggi Sumanjaya Purba)


NIM: 120301248
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan

baik dan tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah Zat Warna Daun yang merupakan

salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium

Botani, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Lisa Mawarni, MP ;

Ir.Meiriani, MP ; Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP ; Ir. Hot Setiado, M.S, Ph. D ;

Ir.Emmy Harso Kardhinata, M.Sc selaku dosen mata kuliah Botani serta pada

abang dan kakak asisten Laboratorium Botani yang telah membantu dalam

penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan

penulisan laporan yang lebih baik di masa mendatang. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
..........................................................................................................................

DAFTAR ISI
..........................................................................................................................

ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
..........................................................................................................................
1
Tujuan Percobaan
..........................................................................................................................
2
Kegunaan Penulisan
..........................................................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Percobaan
..............................................................................................................
8
Bahan dan Alat
..............................................................................................................
8
Prosedur Percobaan
..............................................................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
..........................................................................................................................
10
Pembahasan
..........................................................................................................................

12

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan .................................................................................................16
Saran ...........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Khlorofil merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang

paling penting dalam proses fotosintesis. Sekarang ini, khlorofil dapat dibedakan

dalam 9 tipe : khlorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri khlorofil a dan b, khlorofil

chlorobium 650 dan 660. khlorofil a biasanya untuk sinar hijau biru. Sementara

khlorofil b untuk sinar kuning dan hijau. Khlorofil lain (c, d, e) ditemukan hanya

pada alga dan dikombinasikan dengan khlorofil a. bakteri khlorofil a dan b dan

khlorofil chlorobiumditemukan pada bakteri fotosintesis (Yuniwati, et al., 2012).

Warna hijau ditimbulkan oleh klorofil yang terdapat di dalam kloroplas.

Dalam kloroplas juga dijumpai karotenoid yaitu pigmen kuning sampai merah,

tetapi ditutupi oleh klorofil. Karotenoid akan tampak jika hanya terdapat sedikit

atau tidak ada klorofil sama sekali (Fahn, 1992).

Umumnya zat warna alam terbentuk dari kombinasi tiga unsur, yaitu

karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi ada beberapa zat warna yang mengandung

unsur lain seperti nitrogen pada indigotin dan magnesium pada klorofil. Jaringan

tumbuhan seperti bunga, batang, kulit, kayu, biji, buah, akar dan kayu mempunyai

warna warna karakteristik yang disebut pigmen dalam botani

(Lemmens dan Soetjipto, 1992).

Adapun jenis jenis senyawa zat wana alam yang terkandung dalam

tumbuhan adalah klorofil (hijau) pada daun; karoten (kuning oranye) pada umbi

dan daun; likopene (merah) pada bunga dan buah; flavon (kuning) pada bunga,

akar dan kayu; antosianin (kuning kemerahan, merah lembayung) pada buah dan
2

bunga; betalain (kuning merah) menyerupai antosianin atau flavonoid pada beet

merah; xanton (kuning) pada buah mangga (Tranggono, 1990).

Anthosianin dan anthoxanthin tergolong pigmen yang disebut flavonoid

yang pada umumnya larut dalam air. Anthosianin tersusun oleh sebuah aglikon

yang berupa anthosianidin yang teresterifikasi dengan molekul gula yang bisa satu

atau lebih. Gula yang sering ditemukan adalah glukosa, ramnosa, galaktosa, xilosa

dan arabinosa. Anthosianin yang mengandung satu molekul gula disebut

monosida, dua gula disebut diosida dan tiga gula disebut triosida

(Hapsari dan Wahyu, 2010).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat / mengenal zat

warna yang terdapat dalam daun.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

melengkapi komponen penilaian di Laboratorium Botani, Program Studi

Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan

sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Khlorofil (chlorophil) adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat

dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan

cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat

dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk

reaksi-reaksi cahaya dalam proses fotosintesis (Padmitasari dan Novitasari, 2010).

Klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua

tumbuhan autotrof. Klorofil B terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan

tumbuhan darat. Klorofil C terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta

diatome Bacillariophyta. Klorofil D terdapat pada ganggang merah Rhodophyta.

Akibat adanya klorofil, tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan

bantuan cahaya matahari (Nashirudin, 2011).

Klorofil adalah pigmen hijau yang ada dalam kloroplastida. Pada

umumnya klorofil terdapat pada kloroplas sel-sel mesofil daun, yaitu pada selsel

parenkim palisade dan atau parenkim bunga karang. Dalam kloroplas, klorofil

terdapat pada membrane thylakoid grana. Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat

dua jenis klorofil yaitu klorofil a dan klorofil b. Pada keadaan normal, proporsi

klorofil-a jauh lebih banyak daripada klorofil-b. Selain klorofil, pada membran

tilakoid juga terdapat pigmen-pigmen lain, baik yang berupa turunan-turunan

klorofil-a maupun pigmen lainnya (Amalia et al., 2014).

Beberapa tanaman telah memiliki zat warna alami yang biasa dikenal

dengan istilah pigmen. Warna berhubungan dengan rasa, bau, tekstur, nilai gizi,

dan keutuhan. Pigmen yang terdapat pada tumbuhan dapat berupa karotenoid,

klorofil, dan anthosianin. Karoten memberi warna kuning dan jingga, pada
4

sayuran hijau berwarna tua, warna kuning atau jingga, pigmen karotenoid tidak

dapat dilihat karena pigmen tersebut diliputi hijau daun pada tanaman tersebut.

Kerusakan sayuran hijau biasanya teramati saat terjadinya warna hijau berkurang

dan warna kuning muncul, di mana proses ini dikenal sebagai degreening

(Harahap, 2015).

Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di

dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan

sitesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam

sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida

masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut

stomata (Pratama, 2009).

Kromatografi rnerupakan salah satu teknik analisis yang terpexting untuk

pemisahan campuran senyawa-senyawa kimia. Pada dasarnya teknik kromatografi

terdiri atas dua fase yaitu fase diam (berupa cairan atau padat) dan fase gerak

(berupa cairan dan gas). Pemisahan komponen campuran dapat tetjadi karena

adaaya perbedaan, kecepatan migrasi. Sedangkan perbedaan kecepatan migrasi ini

timbul karena adanya perbedaan perbandingan distribusi (penyerapan) dari

komponen campuran diantara dua fase tersebut (Mukaromah dan Maharani,

2008).

Kandungan 7% - 12% zat warna asam coklat yang ada dalam teh

didapatkan dari adanya polifenol. Polifenol merupakan kumpulan kumpulan

fenol yang terdiri dari flavonoid ( tanin, katekin, antoxantins, antoxianin ),

theaflavin, thearubigen.Flavonoid adalah bagian dari pigmen biologi yang tidak

memilki nitrogen seperti pada tanaman tanaman lainnya. Flavonoid terdiri dari
5

antoxantins yang memberikan warna kuning, biasa juga daun bunganya dan

antoxianin memberikan warna merah, dan memeberikan warna keunguan jika

daunnya digunakan setelah berguguran. Flavonoid yang terkandung dalam teh

adalah tanin, glikosidaflavonol, bisflavanol (Ramadhan et al., 2009).

Bagian dari tanaman mangga yang dapat dipakai sebagai zat pewarna

alami adalah bagian daunnya karena didalamnya mengandung pigmen

mangiferine yang hidroksil dengan senyawa organik tak jenuh hidrokarbon

aromatik, sehingga pigmen ini mudah sekali melepaskan zat tersebut karena

mangiferine merupakan jenis daripada xanton yang dapat digunakan sebagai

bahan pewarna (Wilujeng et al., 2010).

Untuk terjadinya fotosintesis, energi dalam bentuk elektron yang

tereksitasi pada berbagai pigmen harus disalurkan ke pigmen pengumpul energi

yang disebut sebagai pusat reaksi. Ada terdapat dua macam pusat reaksi pada

membran tilakoid, keduanya merupakan molekul klorofil a yang berasosiasi

dengan protein tertentu dan komponen-komponen membran lainnya

(Lakitan, 2007).

Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdiri dari dua jenis

klorofil hijau, yakni klorofil a dan klorofil b. Juga terdapat pigmen kuning sampai

jingga yang digolongkan sebagai karotenoid. Ada dua macam karotenoid, yaitu

karotenoid hidrokarbon murni dan xantofil yang mengandung oksigen.

Karotenoid tertentu juga ditemukan pada sellimut kloroplas yang memberinya

warna kekuningan, sedangkan klorofil tidak dijumpai pada selimut tersebut

(Hidayat, 1995).
6

Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen karotenoid,

antosianin, dan fikobilin. Karotenoid mampu menyerap cahaya biru kehijauan dan

biru keunguan. Karotenoid memantulkan cahaya merah, jingga, dan kuning.

Karotenoid ini banyak ditemukan pada bunga, buah dan sayuran. Antosianin dan

fikobilin merupakan pigmen merah dan biru. Antosianin banyak ditemukan pada

bunga. Fikobilin banyak ditemukan pada kelompok ganggang merah dan

Cyanobacteria (Aryulina et al., 2007).

Karotenoid dapat berupa karotin (C40H56) berwarna jingga dan xantofil

(C40H56O2) berwarna kuning. Adanya kloroplas pada tumbuhan menyebabkan

tumbuhan dapat berasimilasi karena di dalam kloroplas terdapat klorofil yang

dapat menangkap sinar matahari untuk memasak makanan (Bey, dkk., 2006).

Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b.

perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada

protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya

atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta samping

hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol (Santoso, 2004).

Kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil

dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Pada

umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak

berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan

berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas muda

juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada

cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung beberapa ratus kloroplas.

Sebagian besar kloroplas mudah dilihat dengan mikroskop cahaya, tapi struktur
7

rincinya hanya bias dilihat dengan mikroskop electron (Salisbury dan Ross, 1995).

Sel penutup memiliki klorofil di dalam selnya sehingga dengan bantuan

cahaya matahari akan sangat berpengaruh buruk pada klorofil. Larutan klorofil

yang dihadapkan pada sinar kuat akan tampak berkurang hijaunya. Daun - daun

yang terkena langsung umumnya akan tampak kekuning - kuningan, salah satu

cara untuk dapat menentukan kadar klorofil adalah dengan metoda

spektofotometri (Dwidjoseputro, 1995).

Faktor utama pembentuk klorofil adalah nitrogen (N). Unsur N merupakan

unsur hara makro. Unsur hara ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah banyak.

Unsur N diperlukan oleh tanaman, salah satunya sebagai penyusun klorofil.

Tanaman yang kekurangan tidak dapat menggunakan N 2secara langsung. Gas N2

tersebut harus difiksasi oleh bakteri menjadi amonia (NH3) (Lakitan, 1993).

6
8

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 11 Desember 2016

pukul 09.15 WIB sampai dengan selesai. Percobaan ini dilaksanakan di

Laboratorium Botani, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada ketinggian tempat 25m diatas

permukaan laut.

Bahan dan Alat

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah

daun pepaya (Carica papaya L.), daun singkong (Manihot ultilisima Pohl.), daun

bayam (Amaranthus spinosus L.), daun sirih (Piper betle L.), daun ubi jalar

(Ipomoea batatas L.), daun alisadikin merah (Alternanthera amonea Voss.) dan

daun alisadikin hijau (Amaranthus hibrydus L.), kertas saring untuk menyaring

cairan yang telah dihaluskan kasar, dan kertas kromatografi untuk melihat

pemisahan zat warna.

Adapun alat- alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mortal

sebagai tempat untuk menumbuk daun, alu sebagai alat untuk menumbuk daun,

corong kaca untuk mengalirkan hasil ekstrak, beaker glass untuk menampung

hasil saringan.

Prosedur Percobaan

1. Dimasukkan daun kedalam mortal dan ditumbuk halus dengan

menggunakan alu. 9
2. Dilarutkan dengan menggunakan aseton.
3. Dibuat kertas saring berbentuk corong dan diletakkan diatas corong kaca.
4. Diperas dan disaring daun yang sudah dilarutkan hingga diperoleh larutan

ekstrak.
5. Dicelupkan kertas kromatografi ke larutan ekstrak yang telah disaring.
6. Dibiarkan hingga membentuk spektrum warna dan dicatat hasilnya.

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
No JENIS TANAMAN PIGMEN WARNA BERAT RUMUS MOLEKUL

MOLEKUL
1 Daun Pepaya Klorofil a Hijau Tua 908 CHONMg
Klorofil b Hijau Muda 890 CHONMg
(Carica papaya L.) Carotein Orange 536 CH
2 Daun Ubi Kayu Klorofil b Hijau Muda 890 CHONMg
Klorofil a Hijau Tua 908 CHONMg
(Manihot Utilissima

L.)
3 Daun Alisadikin Klorofil a Hijau Tua 908 CHONMg
Klorofil b Hijau Muda 890 CHONMg
Hijau (Amaranthus

hibrydus L.)
4 Daun Alisadikin Antosianin Unggu 207 CHO
Phycoerihrine Merah 270 CHON
Merah Phycoerihrine Merah 270 CHON

(Alternanthera

amonea Voss.) 11
5 Daun Sirih Carotein Orange 536 CH
Xantophyl Kuning 568 CHO
(Piper Betle)
Keterangan : BA C (12), BA H (1), BA O (16), BA N (14), BA Mg (24)

Data Perhitungan
- CHONMg = 12.5+1.72+16.6+14.4+24
= 660+72+96+56+24
= 908
- CHONMg = 12.55+1.20+16.5+14.4+24
= 660+70+80+56+24
= 890
- CH = 12.40+1.56
= 480+56
= 536
- CHO = 12.15+1.11+16
=180+11+6
= 207
- CHON = 12.8+1.22+16.6+14.4
= 96+22+96+56
= 270
- CHO = 12.40+1.56+16.2
= 480+56+32
= 568
12

Pembahasan

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman.

Fungsi klorofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk

digunakan dalam proses fotosintesis. Hal ini sesuai dengan literatur

Padmitasari dan Dewi (2010) yang menyatakan bahwa khlorofil (chlorophil)

adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapatdalam tumbuhan, menyerap

cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang

menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas

dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya

dalam proses fotosintesis.

Warna daun berasal dari pigmen warna hijau yang terdapat di dalam

kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sintesis

molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel

mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Hal ini sesuai dengan

literatur Amalia dkk. (2014) yang menyatakan bahwa klorofil adalah pigmen hijau
yang ada dalam kloroplastida. Pada umumnya klorofilterdapat pada kloroplas sel-

sel mesofil daun, yaitu pada sel-sel parenkim palisade dan atau parenkim bunga

karang. Dalam kloroplas, klorofil terdapat pada membrane thylakoid grana. Pada

tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua jenis klorofil yaitu klorofil a dan klorofil b.

Pada umumnya, klorofil pada tumbuhan ada 2 macam, yaitu klorofil a dan

klorofil b. Hal ini sesuai dengan literatur Santoso (2004) yang menyatakan bahwa

klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. Perbedaan

kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada protein.
13
Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya atom

magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta samping

hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol.

Selain klorofil a dan klorofil b, kita kenal juga klorofil c yang terdapat

pada diatom dan ganggang pirang, dan klorofil d yang terdapat pada ganggang

merah. Hal ini sesuai dengan literatur Nashirudin (2011) yang menyatakan bahwa

klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua

tumbuhan autotrof. Klorofil B terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan

tumbuhan darat. Klorofil C terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta

diatome Bacillariophyta. Klorofil D terdapat pada ganggang merah Rhodophyta.

Di dalam kloroplas selain terdapat klorofil juga terdapat pigmen

karotenoid, antosianin, dan fikobilin. Hal ini sesuai dengan literatur

Aryulina, dkk. (2007) yang menyatakan bahwa selain klorofil, di dalam kloroplas

juga terdapat pigmen karotenoid, antosianin, dan fikobilin. Karotenoid mampu

menyerap cahaya biru kehijauan dan biru keunguan. Karotenoid memantulkan

cahaya merah, jingga, dan kuning. Karotenoid ini banyak ditemukan pada bunga,
buah dan sayuran. Antosianin dan fikobilin merupakan pigmen merah dan biru.

Antosianin banyak ditemukan pada bunga. Fikobilin banyak ditemukan pada

kelompok ganggang merah dan Cyanobacteria.

Karotenoid ada yang berupa karoten yang berwarna jingga dan ada juga

xantofil yang berwarna kuning. Hal ini sesuai dengan literatur Bey, dkk. (2006)

yang menyatakan bahwa karotenoid dapat berupa karotin (C40H56)

berwarna jingga dan xantofil (C40H56O2) berwarna kuning. Adanya kloroplas pada

tumbuhan menyebabkan tumbuhan dapat berasimilasi karena di dalam kloroplas


14
terdapat klorofil yang dapat menangkap sinar matahari untuk memasak makanan.

Unsur pembentuk klorofil yang paling utama yaitu nitrogen. Hal ini sesuai

dengan literatur Lakitan (1993) yang menyatakan bahwa faktor utama pembentuk

klorofil adalah nitrogen (N). Unsur N merupakan unsur hara makro. Unsur hara

ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Unsur N diperlukan oleh

tanaman, salah satunya sebagai penyusun klorofil. Tanaman yang kekurangan

tidak dapat menggunakan N2secara langsung. Gas N2 tersebut harus difiksasi oleh

bakteri menjadi amonia (NH3).

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa daun bayam merah memiliki

pigmen phycoeritrine (merah) dan fucozanthrine (coklat). Rumus molekul untuk

pigmen phycoeritrine yaitu C8H22O6H4 dan untuk pigmen fucozanthrine yaitu

H40H54OH. Berat molekul untuk pigmen phycoeritrine yaitu 208 dan untuk

pigmen fucozanthrine yaitu 111.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa daun bayam hijau memiliki

pigmen chlorophyll A (hijau tua), chlorophyll B (hijau muda), dan xantophyl

(kuning). Rumus molekul untuk pigmen chlorophyll A yaitu C55H72O5N4Mg,


untuk pigmen chlorophyll B yaitu C55H70O5N4Mg, dan untuk pigmen xantophyl

yaitu C40H56O2. Berat molekul untuk pigmen chlorophyll A yaitu 892, untuk

pigmen chlorophyll B yaitu 890, dan untuk pigmen xantophyl yaitu 568.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa daun pepaya memiliki pigmen

chlorophyll B (hijau muda) dan xantophyl (kuning). Rumus molekul untuk

pigmen chlorophyll B yaitu C50H70O5N4Mg dan untuk pigmen xantophyl yaitu

C40H56O2. Berat molekul untuk pigmen chlorophyll B yaitu 890 dan untuk

pigmen xantophyl yaitu 568. 15

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa prinsip kerja kertas kromatografi

memiliki 2 sifat yaitu polaritas yang sama dan polaritas yang berbeda. Hal ini

sesuai dengan literatur Elisa (2016) yang menyatakan bahwa prinsip kertas

kromatografi like disolve like: senyawa atau komponen yang polaritasnya sama

atau hampir sama akan selalu bersama-sama, tetapi yang polaritasnya berbeda

akan selalu berjauhan, ada jarak, atau saling menolak. Percobaan Craig

mengembangkan pemisahan komponen-komponen dalam pelarut melalui suatu

tangki (kolom).

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa prinsip kerja larutan aseton

adalah bersifat asam yang dapat menghasilkan ion, yaitu ion enolat. Hal ini sesuai

dengan literatur Noverry (2016) yang menyatakan bahwa Aseton mempunyai

atom hidrogen bersifat asam, oleh karena itu dapat terionisasi menghasilkan ion

enolat. Ion enolat dapat berada dalam dua bentuk yaitu bentuk keto dan bentuk

enol atau disebut dapat terjadi tautomerisasi. Tautomer adalah isomer-isomer pada
senyawa karbonil yang hanya dibedakan oleh kedudukan ikatan rangkap dan yang

disebabkan perpindahan letak atom hidrogen ke atom oksigen.

16

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman.


Fungsi klorofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari
untuk digunakan dalam proses fotosintesis.

2. Warna daun berasal dari pigmen warna hijau yang terdapat di


dalamkloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang
menggerakkan sintesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas
ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di
bagian dalam daun.

3. Pada umumnya, klorofil pada tumbuhan ada 2 macam, yaitu klorofil a dan
klorofil b.

4. Prinsip kertas kromatografi like disolve like: senyawa atau komponen


yang polaritasnya sama atau hampir sama akan selalu bersama-sama,
tetapi yang polaritasnya berbeda akan selalu berjauhan, ada jarak, atau
saling menolak.

5. Aseton mempunyai atom hidrogen bersifat asam, oleh karena itu dapat
terionisasi menghasilkan ion enolat. Ion enolat dapat berada dalam dua
bentuk yaitu bentuk keto dan bentuk enol atau disebut dapat terjadi
tautomerisasi.
Saran

1. Adapun sebaiknya praktikan dapat mengerjakan laporan ini dengan baik


dan benar serta tepat waktu.

2. Adapun praktikan harus mengerti dengan prosedur kerja pada praktikum.

3. Adapun praktikan harus lebih teliti selama praktikum di laboratorium


berlangsung dan diharapkan praktikan tidak menggangu praktikan lainnya
selama praktikum berlangsung.

17

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, A.H.P., Dinar, V.D., Imroatun, H., Maria, F., Sri, W.U.L. 2014. Pigmen
Pigmen dalam Kloroplas. Jurusan Biologi. Universitas Negeri Malang.

Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., Widi, EW., 2007. Biologi 3. Esis. Jakarta.

Bey, Yusnida, Syafii, dan Wan. 2006. Anatomi Tumbuhan. Cendikia Insani.
Pekanbaru.

Dwidjoseputro, D. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Jakarta : Gramedia.

Elisa. Bab 2. Kromatografi. Universitas Gadjah Mada. http://elisa.ugm.ac.id/user


/archive/download/28090. Diakses pada 29 Desember 2016.

Fahn. 1992. Anatomi Tumbuhan. Edisi Ketiga. UGM-Press. Yogyakarta.

Hapsari, L. dan Wahyu M. 2010. Pembuatan Konsentrasi Zat Warna untuk Bahan
Makanan dari Daun Pandan dan Biji Kesumba Beserta Penerapannya.
Jurusan Teknik Kimia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Harahap, R. K. 2015. Pengaruh Zat Warna Tanaman Terhadap Pertumbuhan Stek


Ubi Kayu(Manihot utilisima Pohl.) Program Studi Dasar Agronomi.
Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hidayat. 1995. Dasar - Dasar Fisiologi dan Metabolisme Tumbuhan. PT.Grafindo


Persada. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.

Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo


Persada.Jakarta.

Lemmens dan Soetjipto. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan


Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.

Mukaromah A..H. dan Maharani E.T. 2008. Identifikasi Zat Warna Rhodamine B
Pada Lipstik Berwarna Merah. Program Studi DIII Analisis Kesehatan
Universitas Muhammadiyah. Semarang.

Noverry. Bab 2. Kajian Pustaka. Aseton. Universitas Negeri Yogyakarta. http://


eprints.uny.ac.id/9352/4/BAB%202%20-%2005307141016.pdf. Diakses
pada 29 Desember 2016.
Nashirudin, M. Y. 2011. Uji Stabilitas Zat Warna dari Daun Pandan
Menggunakan Spektrofotometer. Program Studi Diploma III. Program 18
Studi Teknik Kimia. Universitas Diponegoro. Semarang.

Padmitasari, A.K.A. dan D. Novitasari. 2010. Pembuatan Serbuk Zat Warna


Alami Tekstil dari Daun Jati dengan Metode Spray Dryer. Program Studi
D3 Teknik Kimia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Pratama, T. A. 2009. Pigmen Fotosintetik. Jurusan Biologi. Universitas Andalas.


Padang.

Ramadhan, S., Teti, H., Witri, A. S., dan Yolanda I. 2009. Pembuatan Zat Warna
Alam Menggunakan Daun Teh. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Bandung.

Salisbury, J.W. dan Ross. 1995. FisiologiTumbuhan Jilid II. ITB. Bandung.

Santoso. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Muhammadiyah. Bengkulu.

Tranggono. 1990. Metabolisme Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.

Wilujeng, R.A., Kusnawati, dan Endang P. 2010. Ekstraksi dan Karakterisasi Zat
Warna Alami dari Daun Mangga serta Uji Potensinya sebagai Pewarna
Tekstil. Universitas Negeri Malang. Malang.

Yuniwati, M., Ari W. K., dan Fajar Y. 2012. Optimasi Kondisi Proses Ekstraksi
Zat Pewarna dalam Daun Suji dengan Pelarut Etanol. Jurusan Teknik
Kimia. Institut Sains dan Teknologi AKPRIND. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai