Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH ANTROPOLOGI

TENTANG DEMAM BERDARAH

Disusun Oleh
NAMA : PUTRI NABILAH
NIM : PO.71.20.1.19.073

Dosen Pengampu
Ridwan, S.Pd, SKM, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEPERWATAN PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
A. Latar Belakang
Demam berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi virus Demam berdarah yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti memiliki ciri khas Demam
tinggi secara tiba-tiba dan cenderung berdarah Menyebabkan syok dan kematian.
Penyakit ini adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di
dunia, Khususnya di Indonesia, sering menimbulkan insiden eksternal yang
eksplosif dengan angka kematian yang tinggi (Departemen Kesehatan, 2004).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kejadian DBD menyebar ke
seluruh dunia Diperkirakan dunia telah meningkat secara dramatis dalam 20 tahun
terakhir Jumlah orang yang berisiko terkena penyakit ini sekitar 250-300 juta Dan
20 juta per tahun (2010). Indonesia merupakan daerah yang mempunyai potensi
terjadinya infeksi penyakit DBD (Depkes, 2004).
Menurut Indrawati (2010), kasus demam berdarah di Indonesia terus berlanjut
meningkat dan meluas penyebarannya dalam kisaran 5-6 tahun. Pada 2010, ada
sekitar 150.000 kasus dan 1.317 orang tewas. Sementara hal yang sama di Jawa
Tengah terjadi 16.858 kasus dengan kematian Sampai 230 orang.
Pada September 2011, Di Sukoharjo mengalami 125 kasus DBD dan 5
kematian. Salah satu kecamatan yang terkena DBD adalah Kartasura, kasus DBD
di Kabupaten Kartasura Ada sebanyak 40 kasus di desa Pucangan sendiri ada 12
kasus dan tidak ada yang meninggal. kasus Penderita DBD disebabkan oleh gaya
hidup yang kurang bersih dan tidak efektifnya pemberantasan sarang nyamuk
(Pusat Kesehatan Umum Kartasura, 2011).

2
B. Definisi
Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan infeksi virus Demam berdarah yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti terjadi pada anak-anak dan
remaja atau dewasa, gejala utamanya adalah demam, nyeri otot dan sendi, dan
biasanya memburuk setelah dua hari pertama, (Arif Mansjour dkk., Kapita Selekta
Medicine, 2001).

C. Etilogi
Penyebab penyakit DBD adalah “virus demam berdarah”, yang termasuk virus
Arthropoda Grup B (Arboviruses) yang sekarang disebut Flaviviruses,
Flaviviridae, dan terdapat 4 serotipe yaitu: DEN I, DEN II, DEN III dan DEN IV.
Infeksi dengan satu serotipe akan menyebabkan antibodi seumur hidup melawan
serotipe tersebut, tetapi tidak dapat melawan serotipe lain (Demam Berdarah
Dengue, FK UI, halaman 80).

D. Patofisiologis
Nyamuk Aedes Aegypti membawa virus demam berdarah melalui gigitan.
Setelah terkontaminasi virus, manusia akan tertular pertama kali dan akan
mengalami gejala DBD. DBD terjadi ketika orang yang pertama kali terinfeksi
berulang kali terinfeksi virus dengue lainnya. Virus akan berkembang biak di
kelenjar getah bening lokal dengan metode bronkial atau hematopoietik dan
menyebar ke jaringan lain, terutama sistem retikuloendotelial dan kulit. Tubuh
manusia akan membentuk kompleks antibodi virus dalam sirkulasi darah,
sehingga mengaktifkan sistem komplemen, yang mengarah pada pelepasan toksin
alergi C3a dan Csa, sehingga meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh
darah serta agregasi trombosit, sehingga melepaskan ADP dan trombosit
melepaskan aktivitas vaskular, sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan
melepaskan trombosit. Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke tubuh
penderita adalah viremia, yang menyebabkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual, nyeri badan, ruam dan eritema kulit (petechie) dan hal-hal yang
mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar, getah bening, pembesaran hati.

3
(hepatomegali) dan limpa membesar. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler
menyebabkan kurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, dan konsentrasi
trombus (peningkatan hematokrit 20%) menunjukkan bahwa terjadi kebocoran
plasma (osmosis). sehingga hematokrin menjadi lebih penting untuk menjadi
ukuran patokan pemberian cairan intravena.

E. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi dari dengue antara 3-15 hari namun rata-rata 5-7 hari.
Tanda dini infeksi dengue, adalah:
1. Demam tinggi
2. Facial flushing
3. Tidak ada tanda-tanda ISPA
4. Tidak tampak fokal infeksi
5. Uji tourniket positif
6. Trombositopenia
7. Hematokrit meningkat
Indikator fase syok:
1. Hari sakit ke 4-5
2. Suhu turun
3. Nadi cepat tanpa demam
4. Tekanan darah turun/hipotensi
5. Leukopenia (< 5000/mm3)

WHO memberikan pedoman untuk membantu menegakkan diagnosis demam


berdarah secara dini disamping menentukan derajat beratnya penyakit
Klinis :
1. Demam mendadak tinggi
2. Perdarahan (termasuk uji rumpelleede +) seperti: petechie, epistaksis,
hematemesis dan melena
3. Hepatomegali
4. Syok: nadi kecil dan cepat dengan tekanan darah turun atau hipotensi
disertai gelisah dan akral dingin

4
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue:
1. Derajat I (Ringan) : terdapat demam mendadak selama 2-7 hari
disertai gejala klinis lain dengan manifestasi
perdarahan ringan: uji Touniket +
2. Derajat II : ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi
perdarahan lain.
3. Derajat III : ditemukan tanda-tanda dini renjatan
4. Derajat IV : termasuk DSS dengan nadi dan tekanan darah
yang tidak terukur.

F. Perawatan
Pengobatan untuk penderita DBD pada umumnya dengan cara:
1. Mengganti cairan dengan minum yang banyak penambah cairan tubuh
melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi
dan homokonsentrasi yang berlebihan.
2. Memberikan obat-obatan
Bila suhu > 40°C berikan antiseptik, sebaiknya memberikan parasetamol
daripada aspirin dan bila terjadi syok berikan antibiotik.
Perawatan pertama penderita DBD oleh keluarga
1. Tirah baring selama demam.
2. Antiseptic (parasetamol) 3 kali 1 tablet untuk dewasa 10-15 mg/kg untuk
anak anak asetosal, salsilat, ibupmfen jangan digunakan karena dapat
menyebabkan gastritis atau pendarahan.
3. Kompres hangat.
4. Minum banyak (1-2 liter/hari) semua cairan diperbolehkan.
5. Bila terjadi kejang:
a) Jaga lidah agar tidak tergigit.
b) Kosongkan mulut.
c) Longgarkan pakaian.
d) Tidak memberikan apapun lewat mulut selama kejang jika 2 hari panas
tidak turun atau timbul gejala lanjut seperti pendarahan dikulit (seperti

5
bekas gigitan nyamuk), muntah-muntah, gelisah, mimisan, dinjurkan
segera dibawa berobat.

G. Penatalaksanaan
Pada dasarnya penatalaksanaan DBD bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan
cairan plasma akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan perdarahan. Untuk
dapat menangani klien DBD dengan baik, dibutuhkan dokter dan perawat yang
terampil, fasilitas laboratorium yang memadai, dan bank darah yang siap bila
diperlukan, (Demam Berdarah Dengue, FK, UI, halaman 104).
Menurut WHO:
DBD derajat I
 Minm banyak (1,5-2 liter perhari)
 Kompres hangat
 Jika klien muntah-muntah infus RL / Asering.
DBD derajat II
 Minum banyak (1,5-2 liter perhari)
 Infus RL / Asering
 DBD derajat III
 Infus RL /Asering 20 ml atau 20 cc/kg/BB/jam
DBD derajat IV
 Infus RL / Asering tetapi diguyur atau dicor terlebih dahulu sampai nadi
teraba dan tekanan darah sudah mulai terukur
 Bila ada panas atau demam berikan kompres hangat dan paracetamol
 Bila ada perdarahan, tes Hb, jika Hb < 10 berikan PRC(Pack Red
Cell/Eritrosit) sampai Hb lebih dari 10.
 Bila terdapat infeksi sekunder atau renjatan yang berulang-ulang berikan
antibiotic
 Bila terjadi kesadaran menurun dengan kejang-kejang berikan
dexamethasone

6
DAFTAR PUSTAKA

Christanti Effendy, 1995. Perawatan Pasien DHF. Penerbit buku Kedokteran


EGC, Jakarta

Doenges Marylinn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3, penerbit
buku Kedokteran EGC, Jakarta.

H.M. Sjaeffollah Noer, dkk., 1996. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi ketiga,
balai penerbit FKUI, Jakarta.

Sri Reseki H. Hadinegoro, dkk., 1999. Demam Berdarah Dengue Naskah


Lengkap. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Wilkinson, Judith. M. 2011. Buku saku diagnosa keperawatan: diagnosis


NANDA, Intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.

7
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya PUTRI NABILAH menyatakan bahwa saya benar-benar


membuat tugas remedial Mata Kuliah Antropologi dengan usaha saya sendiri
tanpa copy paste. Apabila ditemukan saya copy paste hasil orang lain atau pada
sumber yang tidak jelas, saya siap mendapatkan sanksi yang diberikan.

Palembang, 28 Januari 2021


Mengetahui,

PUTRI NABILAH

Anda mungkin juga menyukai