BAB I
PENDAHULUAN
kegagalan pembentukan salah satu dari empat rantai asam amino yang
tidak dapat membentuk sel darah merah yang normal, sehingga sel darah merah
mudah rusak atau berumur pendek kurang dari 120 hari dan terjadilah anemia
(bella, 2017).
eritropoeisis di sumsum tulang dan bagian ekstramedular antara lain hati dan
transfusi darah setiap bulan untuk mempertahankan Hb sekitar 9-10 g/dL dan
Penyebaran penyakit ini mulai dari Mediterania, Timur Tengah, Anak Benua
(sub-continent) India dan Burma, serta di daerah sepanjang garis antara Cina
Berdasarkan data yang diambil pada tahun 2009 oleh World Health
Organization (WHO), didapatkan 250 juta penduduk dunia (4,5%) adalah carrier
Indonesia, jumlah penderita Talasemia hingga tahun 2009 naik sebesar 8,3% dari
jumlah penderita yang tercatat pada tahun 2006. Hal ini menitik beratkan
masalah kesehatan pada dunia kesehatan dewasa ini pada kasus Talasemia β
(Iskandar, 2010).
Thalasemia mayor adalah jenis thalasemia yang dimana kadar HbF antara
75-98% dan HbA2 2%. Umur 3-4 bulan penderita tidak dapat memproduksi
darah merah hancur dan umur sel darah merah hanya beberapa hari saja,
sehingga terlukis dalam klinik sebagai anemia hemolitik yang merupakan ciri
khas penderita Thalasemia (Nagastyah, 2014). Akibat anemia yang berat dan
3
lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi darah yang berulang ulang dan
proses hemolisis menyebabkan kadar zat besi dalam darah sangat tinggi,
genetik Thalasemia menunjukkan gejala klinis yang paling berat, keadaan ini
harus menjalani transfusi darah seumur hidup. Transfusi darah yang diperlukan
besi pada organ hati dan ginjal, sehingga mengganggu fungsi kedua organ
akan semakin beresiko terhadap kelainan fungsi organ tersebut (Yunanda, 2008).
RSMH Palembang oleh Indra Kusuma Jaya pada tahun 2017. Dari 33 orang
dan lebih dari 10 tahun berjumlah 19 orang (57,6%). Penurunan berat badan
pada pasien talasemia didapatkan sebanyak 28 orang (84,85%) dan yang normal
sebanyak 5 orang (15,15%). Jika dilihat dari status nutrisi, maka didapatkan
obesitas berjumlah 3 orang (9,0%), berat berlebih 2 orang (6,0%), gizi baik
4
sebanyak 19 orang (57,6%), gizi sedang sebanyak 8 orang (24,4%), gizi kurang
sebanyak 1 orang (3,0%) dan tidak ditemukan anak yang mengalami gizi buruk
pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada penderita thalasemia β mayor di
dengan kecepatan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada penderita
serum dengan kecepatan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada
2019.
5
serum dengan kecepatan pertumbuhan tinggi badan berat badan pada penderita
sebelum tranfusi dan feritin serum dengan kecepatan pertumbuhan tinggi badan
dan berat badan pada penderita thalasemia β mayor di Rumah Sakit Abdul