Anda di halaman 1dari 25

Dr. Woro Pramesti, Sp.

KJ
 Pemeriksaan psikiatrik terdiri dari 3 bagian :
1. Riwayat psikiatrik
2. Pemeriksaan status mental (dan
pemeriksaan diagnostik lainnya)
3. Diagnosis dan terapi
Riwayat Psikiatrik terdiri atas :
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Penyakit Sekarang
c. Riwayat Psikiatrik Lampau
d. Riwayat Medis Lampau
e. Telaah Sistem Badani
f. Riwayat Keluarga
g. Riwayat Perkembangan Psikologis dan Sosial
 Dalam mendapatkan riwayat psikiatrik yang
akurat, diperlukan data tambahan dari pihak
lain seperti anggota keluarga, teman, polisi,
rekan kerja, petugas kesehatan, serta
mencari informasi dari rekam medik yang
ada sehingga dapat yakin bahwa diagnosis
yang dibuat benar-benar tepat dan
pengobatan yang diberikan sesuai.
a. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan pasien
datang memeriksakan dirinya atau mencari
pengobatan, yang dicatat sesuai dengan
kata-kata pasien sendiri. Dengan demikian
dapat diketahui pula tingkat kemampuan
pasien untuk mengobservasi dan
mengevaluasi dirinya.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
- Awitan (onset) dan lama penyakit,
perjalanan gejala-gejala itu konstan, hilang-
timbul, atau makin memburuk;
- Faktor yang mencetuskan dan yang
meringankan gejala, peristiwa yang baru
terjadi seperti keluarga yang sakit atau
meninggal, masalah perkawinan, keluarga,
keuangan, hukum, pekerjaan dan masalah
sosial yang mungkin berhubungan dengan
timbulnya gejala;
- Pertolongan apa yang sudah diupayakan,
alasan penghentian pengobatan.
- Ditanyakan pula tentang penggunaan alkohol
atau zat lainnya, seberapa banyak, frekuensi
dan kapan penggunaan terakhir.
- Selama pemeriksaan juga dilakukan observasi
tentang keadaan dan perilaku pasien.
c. Riwayat Psikiatrik Lampau
Bagian ini menggambarkan semua episode
gejala yang pernah dialami dahulu sebelum
ini, diobati ataupun tidak.Dimulai dari
pertama kali gejala atau episode tersebut
muncul sampai dengan yang terakhir.
d. Riwayat Medik Lampau
Tujuan pemeriksaan ini adalah menyaring
penyakit medis dan menemukan penyebab
medis dari penyakit psikiatrik.
e. Tinjauan Sistem Badani
Ditanyakan apakah pasien mengalami :
- masalah nyeri kepala atau kejang;
- masalah penglihatan atau pendengaran;
- masalah pembauan, pengecapan atau
tenggorokan;
- masalah kelenjar gondok, paru-paru;
- masalah jantung, lambung dan pencernaan;
- masalah kencing, sendi dan pergerakan.
 Dibagian ini biasanya keluhan somatik yang tidak
dapat dijelaskan akan ditemukan. Juga keluhan-
keluhan somatik yang berhubungan dengan
gangguan jiwa seperti depresi dan anxietas.
f. Riwayat Keluarga
Untuk mengetahui siapa saja keluarga pasien
yang menderita gangguan jiwa, penyalahgunaan
zat, hubungan interpersonal dengan pasien
(dekat, asing, bermusuhan, pelaku atau korban
penganiayaan fisik atau seksual). Untuk
memperoleh gambaran secara umum,
gunakanlah genogram atau pohon keluarga.
g. Riwayat Perkembangan dan Sosial
- Riwayat kehamilan dan persalinan
- Riwayat Perkembangan dan Pendidikan
- Riwayat Pekerjaan dan Perkawinan
- Riwayat Sosial dan Forensik
A. Penampilan dan Perilaku
- Bagaimana penampilan pasien secara fisik
dan psikis, apakah tampak sesuai dengan
umur yang tercatat, apakah rapi, kotor,
berbau, baju tidak sepadan, warna rambut.
- Raut dan ekspresi wajah, kontak mata
dengan pemeriksa, ciri-ciri tertentu.
- Penampilan psikis, misalnya tidak tenang,
lambat bereaksi, pandangan kosong, sangat
gembira, dll.
- Perilaku dan aktivitas motorik
- Sikap pasien terhadap pemeriksa.

B. Alam Perasaan (Mood) dan Afek


- Alam perasaan atau mood adalah emosi yang
mendalam dan bertahan lama, bersifat
subyektif dan didasarkan atas laporan pasien,
misalnya “Bagaimana perasaan anda
belakangan ini?” atau “ Apakah anda merasa
sedih, gembira, cemas atau marah akhir-
akhir ini ?”.
- Afek adalah ekspresi perasaan yang dapat
diobservasi. Perhatikan perilaku nonverbal
seperti gerakan wajah, intonasi suara, dan
gerakan tubuh. Penting untuk dievaluasi
disini apakah ada keserasian atau
ketidakserasian antara afek dan pembicaraan
topik yang sedang didiskusikan dalam konteks
pemikiran pasien.
C. Proses Pikir
- Pembicaraan : kualitas dan kuantitas
pembicaraan klien dapat menginformasikan
proses pikirnya. Kualitas berarti relevansi,
kepatutan dengan topik pembicaraan,
koherensi, kejelasan, dan volume suara.
Sedangkan kuantitas menggambarkan
banyaknya dan cepatnya pembicaraan, serta
suasana.
D. Bentuk Pikiran
Bentuk pikiran adalah cara bagaimana buah pikiran
terhubungkan. Pikiran yang normal adalah
bertujuan dan terangkai berurutan dengan
hubungan yang logis.
Penilaian bentuk pikiran didapat dari penilaian
pembicaraan dan dikelompokkan dalam 2
golongan y.i. :
1. Gangguan asosiasi : sirkumstansial, tangensial,
asosiasi longgar, salad kata-kata atau
inkoherensi, neologisme dan asosiasi bunyi.
2. Gangguan kecepatan : mutisme, kemiskinan
pembicaraan, blocking, perseverasi,
verbigerasi, logorea, pikiran yang mendesak,
dan pikiran melayang (flight of ideas).
E. Isi Pikiran
- Waham (delusi) : “Apakah anda mempunyai
pikiran tertentu yang dianggap aneh oleh orang
lain ?”, “Apakah anda mempunyai kemampuan
atau kekuatan khusus ?”,“Apakah televisi atau
radio menyampaikan pesan khusus kepada
anda?”
- Obsesi dan kompulsi : “Apakah anda takut
kotoran ?”, “Apakah anda sering mencuci tangan
atau menghitung benda berulang kali ?”,
“Apakah anda melakukan hal tertentu untuk
mengurangi timbulnya pikiran tertentu?”
- Fobia : “Apakah anda mempunyai ketakutan
tertentu, termasuk takut binatang, jarum,
ketinggian, ular, bicara di depan umum, atau
orang banyak?”
- Pikiran bunuh diri : “Apakah anda mempunyai
pikiran untuk untuk melukai atau bunuh diri?”,
“Apakah anda punya pikiran lebih baik mati
saja?” Bila jawabannya positif, tanyakan tentang
rencana yang spesifik, catatan bunuh diri,
riwayat keluarga, dan pengendalian impuls.
Tanyakan pandangannya tentang bunuh diri,
kemudian tentukan apakah pasien mau
melakukan perjanjian keamanan (berjanji untuk
tidak mencederai atau bunuh diri).
- Ide membunuh orang lain : “Apakah anda
mempunyai pikiran untuk melukai orang
lain?”, “Apakah anda menginginkan kematian
seseorang?”. Tanyakan apakah ia punya
rencana tertentu untuk melaksanakan pikiran
atau keinginannya itu dan bagaimana ia
mengendalikan jika pikiran itu muncul.
F. Persepsi
- Halusinasi : “Apakah anda mendengar suara
orang pada saat tidak ada orang disekitar
anda?”, “Apakah yang anda dengar itu suara
yang nyata yang datang dari luar kepala anda,
atau pikiran anda didalam kepala?”, “Apakah
anda seperti mendengar pikiran anda di suarakan
di luar kepala anda?”, “Apakah anda dapat
melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh
orang lain?”
- Depersonalisasi : “Apakah anda merasa diri anda
berubah seperti bukan diri anda sendiri lagi?”
- Derealisasi : “Apakah anda merasa lingkungan
disekitar anda berubah entah sebab apa?”
G. Kemampuan Kognitif
- Kesadaran : apakah pasien dalam keadaan sadar
penuh, apatis, somnolen, sopor, atau koma
- Orientasi : orientasi terhadap waktu, tempat dan
orang
- Perhatian dan konsentrasi.
- Konsentrasi adalah kemampuan untuk mengarahkan
dan mempertahankan perhatian. Jika hal ini
terganggu, maka pertanyaan yang diajukan harus
diulangi berkali-kali dan pasien teralihkan
perhatiannya oleh stimulus yang tidak penting.
Konsentrasi dapat di tes dengan serial 7 atau 3.
Pasien diminta menghitung 100 dikurangi 7, kemudian
hasilnya dikurangi lagi dengan 7, demikian berturut-
turut sampai 5 kali. Jika mengalami kesulitan,
digunakan pengurangan 3.
- Memori
a. Memori segera : Menyuruh pasien
mengulangi tiga benda yang tidak saling
berhubungan yang anda sebutkan.
b. Memori jangka pendek : Tiga benda
tersebut disuruh mengingat dan setelah 5
menit ditanyakan kembali. Sementara
menunggu 5 menit pasien ditanyakan
tentang pengetahuan umumnya.
c. Memori jangka panjang : Tanyakan hal-hal
yang terjadi setelah beberapa tahun yll.
- Pengetahuan Umum dan Intelegensi.
Ditanyakan hal-hal umum yang biasanya
diketahui orang dengan tingkat pendidikan
seperti pasien dan kemampuan aritmatika.
- Fungsi eksekutif dalam aspek kemampuan
pemahaman (comprehension), analisis,
pemecahan masalah (problem solving),
pertimbangan (reasoning), pengambilan
keputusan (judgment), antisipasi
(anticipation), perencanaan (planning),
pemahaman abstrak dan kemampuan
visuospatial.
H. Pertimbangan dan Tilikan (insight)
Tilikan atau insight menunjukkan
kemampuan seseorang untuk memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi situasi
yang dihadapinya. Atau lebih khusus
kemampuan untuk mengerti bahwa ia sakit
dan mempunyai konsep yang realistik
tentang penyebab serta kemungkinan
pengobatan penyakit tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai