Anda di halaman 1dari 6

Bab 8 Etika dalam Auditing

Kepercayaan Publik

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain di


mana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental
yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang
mengambil suatu keputusan, ja akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan
dari orang-orang yang lebih dapat ia percaya daripada yang kurang dipercayai seperti
dikatakan Moorman (1993).

Auditor merupakan profesi jasa yang menjual produknya didasarkan atas


kualitas pekerjaan yang dihasilkannya. Untuk itu kualitas hasil auditan tentunya
secara langsung akan memengaruhi kepercayaan dari para klien untuk memakai jasa
auditor.

Tanggung Jawab Auditor Kepada Publik

Tanggung jawab (responsibility) bersumber atau lahir atas menggunakan hak


atau/dan nvelaksanakan kewajibannya. Tanggung jawab juga dimaknai sebagai
kesadaran manusia akan tingkah laku penggunaan fasilitas dalam penerapon
kemanpuan tiap orang untuk Tanggung jawab juga berari berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban terhadap sesuatu yang menang dibebankan padanya
sebagai konsekuensi. Untuk sedikit membandingkan Wahyu Sasongko (2007)
mengatakan dalam hukum perlindungan konsumen, pelaku usaha harus dapat
dimintakan pertanggungjawaban, yaitu jika perbuatannya telah melanggar hak-hak
dan kepentingan konsumen, meninmbulkan kerugian, atau kesehatan konsumen
terganggu.

Tanggung Jawab Dasar Auditor

Pada dasarnya serangkalan pekerjaan audior dalam melakukan nemeriksaan


terhadap laporan keuangan, dan dokumen penyerta lainnya dalah untuk memeroleh
bukti yang menjadi dasar dalam memberikan opini atas laporan yang diaudit.
Perbedaan dari opini yang diberikan oleh auditor bergantung sepenuhnya pada
kualitas laporan keuangan vang diperiksa dan dibuat oleh manajemen. Beberapa opini
akuntan publik adalah:

1. Wajar Tanpa Pengecualian,

2. Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan,.

3. Wajar Dengan Pengecualian,

4. Tidak Wajar; dan

5. Tidak Memberikan Pendapat.

Tanggung jawab dapat berarti juga memberikan seladan serta Resungguhan


dengan melakukan perbaikan terus-menerus. Selain nliki tanggung jawab terhadap
publik, audicor juga memiliki enggung jawab dasar. Auditor adalah seseorang yang
memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan kegiatan
suatu perusahaan atau organisasi. The Auditing Practice Committee, yang merupakan
cikal bakal dari Auditing Practices Board, di 1980, memberikan ringkasan (summary)
tanggung jawab auditor. Tanggung jawab dasar seorang auditor sebagai berikut.

1. Perencanaan, Pengendalian, dan Pencatatan

2. Sistem Akuntansi

3. Bukti Audit

4. Pengendalian Intern

5. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan

Independensi Auditor

Independensi merupakan hal yang sangat utama dalam berdirinya suatu


profesi, bahkan dapat dikatakan sebagai salah satu pilarnya. Independensi berarti
memiliki sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain,
tidak tergantung pada orang lain.
Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri duditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan Fang objektif tidak memihak
dalam diri auditor dalam merumuskan li menyatakan pendapatnya. Syarat utama
untuk seorang auditor e fidak dapat ditawar lagi adalah kompetensi dan independensi.
Hal leriebut harus dimiliki oleh auditor dalam melakukan pekerjaannya.

Auditor harus memiliki pengendalian mutu dan menerapkanap sehingga


mampu menyebabkan auditor mewaspadai kemungkinan munculnya konfik
kepentingan di masa yang akan datang. Indepenccht akuntan publik mencakap empat
aspek.

1. Independensi Sikap Mental

2. Independensi Penampilan

3. Independensi Prakrisi (Practitioner hudependence)

4. Independensi Profesi (Profession Independence)

Peraturan dan Regulator Pasar Modal

Seperti yang telah dibahas dalam bagian sebelumnya bahwa auditor tidak
hanya dituntut untuk independen dalam sikap mental, namun juga dituntut
independen dalam penampilan. Independen dalam sikap mental dapat juga dikatakan
incependen dalam kenyataan. Sedangkan Independen dalam penampilan merupakan
interpretasi orang-orang terhadap independensi auditor itu sendiri. Dapat dikatakan,
apabila dalan suatu kegjatan audit lebilh banyak membela kepentingan klien maka
sebagian besar nilai penyauditan tersebut akan hilang.

Dalam kaitannya dengan independensi Bapepam-LK membatasi


kermungkinan auditor memberikan jasa non-audit pada klien auditnya, dan
pengguraan jasa KAP dalam waktu yang lama oleh klien, untuk itu Ehengharuskan
adanya rotasi pertner audit dalam rangka meningkatkan independensi.
Independensi Akuntan Publik

Hal penting dalam teori agensi adalah kewenangan yang diberikan kepada
agen untuk melakukan suatu tindakan dalam hal kepentingan pemilik. Teori agensi
menghasilkan cara yang penting untuk menjelaskan kepentingan yang berlawanan
antara manajer dengan pemilik yang merupakan suatu rintangan. Sedangkan dalam
teori stewaniship, manajer cenderung berusaha memberikan nantaar maksimal pada
organisasi dibanding mementingkan cujuannya sendiri. Teori stewardship memunyai
akar psikologi dan sosiologi yang didesain untuk menjelaskan situasi di mana
manajer sebagai steward dan bertindak sesuai kepentingan pemilik (Donaldson &
Davis, 1989, 1991). Teori stewardship didefinisikan sebagai situasi di mana manajer
tidak memunyai kepentingan pribadji tapi lebih mementingkan keinginan prinsipal.

Menurut pendapat Saragi (2010) sulitnya sikap independen yang diterapkan di


lingkungan kantor akuntan publik tersebut dikarenakan faktor hubungan usaha dan
keuangan dengan klien, faktor keuntungan dan kerugian terkait usaha dengan klien,
dan faktor keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai.

Selain itu, hal tersebut bisa saja terjadi juga dikarenakan adanya fenomena
perebutan klien antarakuntan publik yang telah mewarna: praktik jasa audit
profesional, yang akhirnya juga akan berpengaruh terhadap independensi, atau
variabel lain yaitu yang berhubungari dengan fre yang diterima akuntan publik dan
pihak terasosiasi.

Dalam mencermati arti pentingnya independensi, kalangaa akademis


menyoroti fenomena pentingnya independensi, dan sangat konsen dalam melakukan
kajian terhadap konsep tersebut. Beberapa kajian penelitian yang dilakukan tentang
independensi yang dilakukar oleh beberapa akademisi/peneliti dalam dan luar negeri
dan hasilnya dapat dilihat sebagai berikut.
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
1 Diana Mostafa Auditor independence, Masalah kurangnya
Mohamed, audit quality and the independensi auditor di
Magda Husein Habib, mandatory auditor karena banyak alasan.
(2013) relatiom in Egypt Alasan utamanya adalah
buruknya struktur
perusahaan yang dipegang
erat. Penelitian
menemukan bahwa
pergantian auditor secara
sukarela bertujuan untuk
meningkatkan kualitas,
dari hal ini kemudia
mencari auditor yang lebih
bereputasi dengan opini
audit yang lebih tepat.
Rotasi auditor disarankan
oleh praktisi untuk
mengatasi masalah
kurangnya independesi
dan yang wajib rotasi
disarankan perusahaannya
bukan wajib pada rotasi
mitra.
2 Kualitas laba untuuk
perusahaan yang didirikan
telah ditingkatkan pada
periode pasca pemulihan.,
namun sementara ini
bukan diperuntukan untuk
kasus perusahaan yang
sedang berkembang. Bukti
juga menunjukan bahwa
mekanisme tata kelola
perusahaan dari
independensi dewan dan
ketrampilan dalam idang
keuangan dewan yang
terkait dengan kualitas
penghasilan yang lebih
tinggi, sedangkan semakin
tinggi konsentrasi
kepemilikan perusahaan
pihak internal terkait
degan kualitas laba yang
lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 10
    Bab 10
    Dokumen5 halaman
    Bab 10
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • Bab 12
    Bab 12
    Dokumen5 halaman
    Bab 12
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • Bab 13.
    Bab 13.
    Dokumen5 halaman
    Bab 13.
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • Makalah Metode Pengumpulan Data - 1
    Makalah Metode Pengumpulan Data - 1
    Dokumen14 halaman
    Makalah Metode Pengumpulan Data - 1
    Muhamad Hatta
    100% (1)
  • Metodologi Penelitian Tugas 8
    Metodologi Penelitian Tugas 8
    Dokumen23 halaman
    Metodologi Penelitian Tugas 8
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • Metodologi Penelitian Tugas 9
    Metodologi Penelitian Tugas 9
    Dokumen19 halaman
    Metodologi Penelitian Tugas 9
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • Kel 11 Metodologi Penelitian Bab 2
    Kel 11 Metodologi Penelitian Bab 2
    Dokumen19 halaman
    Kel 11 Metodologi Penelitian Bab 2
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • Akd Bab 7
    Akd Bab 7
    Dokumen3 halaman
    Akd Bab 7
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen13 halaman
    Bab 4
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • Akd Bab 1
    Akd Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Akd Bab 1
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • Akd Bab 3
    Akd Bab 3
    Dokumen2 halaman
    Akd Bab 3
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen5 halaman
    Bab 5
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • AKP Bab 14
    AKP Bab 14
    Dokumen10 halaman
    AKP Bab 14
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • AKP Bab 13
    AKP Bab 13
    Dokumen17 halaman
    AKP Bab 13
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • AKP Bab 7
    AKP Bab 7
    Dokumen20 halaman
    AKP Bab 7
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • AKP Bab 3
    AKP Bab 3
    Dokumen11 halaman
    AKP Bab 3
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat
  • AKP Bab 4
    AKP Bab 4
    Dokumen12 halaman
    AKP Bab 4
    Muhamad Hatta
    Belum ada peringkat