Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 9-9-2019 5 1 dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

Hari/Tanggal : Selasa, 27 Oktober 2020


Materi : Pembuatan Biogas
Nama : Muhammad Firdaus Susanto
NPM : 200110180248
Kelompok : 10
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Yuli Astuti Hidayati, MP.

1. Judul Praktikum
Instalasi Digester dan Pembuatan Biogas
2. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mengerti dan mengetahui proses instalasi digester biogas dan pembuatan
biogas
3. Kajian Pustaka
Biogas merupakan gas campuran metana (CH4), karbondioksida (CO2) dan gas lainnya
yang didapat dari hasil penguraian bahan organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia,
dan tumbuhan) oleh bakteri metanogen. Untuk menghasilkan biogas, bahan organik yang
dibutuhkan, ditampung dalam biodigester. Proses penguraian bahan organik terjadi secara
anaerob (tanpa oksigen). Biogas terbentuk pada hari ke-4 sampai 5 sesudah biodigester terisi
penuh dan mencapai puncak pada hari ke-20 sampai 25. Biogas yang dihasilkan sebagian
besar terdiri dari 50-70% metana (CH4), 30-40% karbondioksida (CO2) dan gas lainnya
dalam jumlah kecil (Fitria B, 2009 dalam Harsono, 2013).
Biogas dapat dijadikan sebagai bahan bakar karena mengandung gas metana (CH4)
dengan persentase yang cukup tinggi dan titik nyala sebesar 645˚C-750˚C. Menurut (Haryati,
2006 dalam Harsono, 2013), proses pencernaan anaerobik merupakan dasar dari reaktor
biogas yaitu proses pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri metanogenik dan bakteri
asidogenik pada kondisi tanpa udara. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah yang
mengandung bahan organik, seperti kotoran binatang, feses manusia, dan sampah organik
rumah tangga. Teknologi biogas pada dasarnya memanfaatkan proses pencernaan yang
dilakukan oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas methan (CH4). Gas metan
hasil pencernaan bakteri tersebut dapat mencapai 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor
biogas sedangkan sisanya didominasi karbondioksida (CO2).
Dalam Lazuardi (2008) Secara umum menurut (Sweeten, 1979 dalam Harsono, 2013)
Yang disitasi oleh (Fentenot, 1983 dalam Harsono, 2013), menerangkan bahwa proses
fermentasi limbah ternak di dalam tangki pencerna dapat berlangsung selama 60-90 ari,
tetapi menurut ( a idu, 98 dalam Harsono, 0 , anya berlangsung 60 ari sa a dengan
terbentuknya gas bio pada ari ke-5 dengan su u pencerna 8 C, sedangkan menurut (Hadi,
1981 dalam Harsono, 2013) gas bio sekitar 10-24 hari. Produksi biogas sudah terbentuk
sekitar 10 hari. Setelah 10 hari fermentasi sudah terbentuk lebih kurang 0,1-0,2 m3/kg dari
berat bahan kering. Peningkatan penambahan waktu fermentasi dari 10 hingga 30 hari 8
meningkatkan produksi biogas sebesar 50%.
Biogas yang dihasilkan oleh biodigester sebagian besar terdiri dari 50-70% metana
(CH4), 30-40% karbondioksida (CO2), dan gas lainnya dalam jumlah kecil (Hadi, 1981
dalam Harsono, 2013). Produksi biogas sudah terbentuk sekitar 10 hari. Setelah 10 hari
fermentasi sudah terbentuk lebih kurang 0,1-0,2 m3/kg dari berat bahan kering. Biogas yang
dihasilkan oleh biodigester sebagian besar terdiri dari 50-70% metana (CH4), 30-40%
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 9-9-2019 5 2 dari 5

karbondioksida (CO2), dan gas lainnya dalam jumlah kecil (Hadi, 1981 dalam Harsono,
2013). Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas, yaitu:
1. Kelompok bakteri fermentative: Steptococci, Bacteriodes, dan Beberapa jenis
Enterobactericeae 2. Kelompok bakteri asetogenik: Desulfovibrio 3. Kelompok bakteri
metana: Mathanobacterium, Mathanobacillus,Methanosacaria, dan Methanococcus.

4. Hasil Pengamatan

PROSES INSTALASI DIGESTER BIOGAS

4.1 Proses pelubangan tutup tong 4.2. Pemasangan kran kompresor dan fitting drat

4.3. Kran kompresor dihubungkan dengan selang 4.4. Selang dihubungkan dengan ban karet

PEMBUATAN BIOGAS

4.5 Meremahkan substrat yang menggumpal 4.6. Masukan substrat ke tong tanpa dipadatkan
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 9-9-2019 5 3 dari 5

4.7 Tutup tong & kunci dengan ring clamp 4.8 Substrat di inkubasi selama satu bulan

PENGUJIAN HASIL SETELAH 1 BULAN

4.9 Uji bau 4.10 Uji nyala


5. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melaksanakan praktikum secara daring dengan
menonton beberapa video yang diberikan oleh asisten laboratorium, dari hasil mengamati
video didapatkan bahwa proses pembuatan biogas kali ini ada dua langkah yang dilakukan.
Pertama adalah penginstalasian digester atau tempat penampungan juga tempat dimana
proses biogas dibuat. Kedua, pembuatan biogas itu sendiri. Biogas dapat dihasilkan dari
fermentasi sampah organik seperti sampah pasar, daun daunan, dan kotoran hewan yang
berasal dari sapi, babi, kambing, kuda, atau yang lainnya, bahkan kotoran manusia sekalipun.
Gas yang dihasilkan memiliki komposisi yang berbeda tergantung dari jenis hewan yang
menghasilkannya (Firdaus, 2009). Pada praktikum ini digunakan substrat dekomposisi awal
hasil ekstraksi dari pembuatan pupuk organic cair sebelumnya yang memiliki kadar air
sebayak 75%. Hal ini sesuai dengan Harahap, dkk (1978) bahwa Bahan gas bio dapat
diperoleh dari limbah pertanian yang basah, kotoran hewan (manure), kotoran manusia dan
campurannya. Kotoran hewan seperti kerbau, sapi, babi dan ayam telah diteliti untuk
diproses dalam alat penghasil gas bio. Pada pembuatan biogas ini mendekomposisi bahan
organik dalam kondisi anaerob agar menghasilkan gas metan (CH4).
Hal pertama yang dilakukan yaitu dengan mempersiapkan instalasi biogas seperti
digester atau penampung gas. Digester atau penampung gas ini berfungsi untuk menampung
gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri dari substrat di dalamnya.
Kemudian digester dirangkai. Digester ini dilengkapi dengan kran kompresor yang telah
dihubungkan sedemikian rupa sehingga tidak ada kebocoran gas pada bagian penutupnya.
Lalu kran kompresor dihubungkan dengan ban penampung gas menggunakan selang dari
tutup digester ke lubang angin pada ban dimana selang tersebut memiliki diameter yang sama
dengan lubang kran dan lubang angin pada ban.
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 9-9-2019 5 4 dari 5

Pada proses pembuatan biogas, yang pertama harus dilakukan adalah mempersiapkan
substrat terlebih dahulu. Dipastikan kadar air pada substrat adalah sebesar 75% dan
diremahkan agar tidak ada substrat yang menggumpal. Kemudian substrat dimasukkan ke
dalam instalasi. Pada proses pemasukkan substrat, tong digester diisi dengan substrat
sebanyak ¾ volume tong tanpa dipadatkan. Hal ini dimaksudkan agar gas metana yang
dihasilkan dari substrat dapat terproduksi sempurna. Tong digester kemudian ditutup dan
diberi klem sebagai penguat penutup kemudian substrat diinkubasi didalam digester selama
1 bulan.
Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55°C, dimana pada suhu tersebut
mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal. Hasil perombakan
bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan, bio gas paling baik diproduksi pada suhu
antara 32 dan 37oC. Menurut Taiganides, (1980) menyatakan derajat keasaman (pH) optimal
untuk proses fermentasi berkisar antar 7 sampai 8. Proses tersebut akan terhambat apabila
pH berada pada 6,5 dan berhenti sama sekali pada pH 5,5. Sedangkan Harahap dkk (1978)
bahwa bakteri anaerobik bekerja aktif pada pH antara 6,8 sampai 8.
Hasil dari pembuatan biogas ini bisa dimanfaat kan sebagai bahan bakar untuk kompor
gas dikarenakan ban yang digunakan mengembang dan api menyala serta aroma gas tidak
berbau. Hai ini sesuai dengan pendapat Maramba (1978) bahwa produksi gas bio sebanyak
1275 sampai 4318 liter dapat digunakan untuk memasak, penerangan, menyeterika dan
mejalankan lemari es untuk keluarga yang berjumlah lima orang per hari

6. Kesimpulan
Proses pembuatan biogas ini ada dua langkah yang dilakukan. Pertama adalah
penginstalasian digester atau tempat penampungan juga tempat dimana proses biogas dibuat.
Kedua, pembuatan biogas itu sendiri. Biogas dihasilkan setelah melewati masa inkubasi
selama 30 hari. Ban tempat penampung gas yang mengembang menandakan ban tersebut
terisi oleh gas metana dari substrat di dalam tong digester. Biogas yang baik ditandai dengan
gas yang tidak berbau dan dapat terbakar sempurna.
7. Daftar Pustaka

Firdaus, I.U. 2009. Energi Alternatif Biogas. www.migasindonesia.com. Diakses pada


tanggal 01 November 2020.
Fitria, B., 2009. Gas Bio. Proyek Laboraturium Protein Sel Tunggal Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “Lembaga Minyak Dan Gas Bumi
(LEMIGA ” Cepu.
Hadi, N. 1981. Gas Bio sebagai Bahan Bakar. Proyek Laboraturium Protein Sel Tunggal
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi “Lembaga
Minyak Dan Gas Bumi (LEMIGA ” Cepu.
Harahap, F, dkk. 1978. Teknologi Gas Bio. Pusat teknologi Pembangunan. Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Harsono, 2013. Aplikasi Biogas Sistem Jaringan Dari Kotoran Sapi Di Desa Bumijaya Kec,
Anak Tuha Lampung Tengah Sebagai Energi Alternatif Yang Efektif. Jurusan
Teknik Mesin,Universitas Lampung. Skripsi.
Haryati, T., 2006. Biogas: Limbah peternakan yang menjadi sumber energi alternatif. Jurnal
Wartazoa, 16(3), pp.160-169.
Lazuardi, I., 008. „’Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung’’, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatra Utara. Skripsi.
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 9-9-2019 5 5 dari 5

Maramba F D. 1978. Biogas and Waste Recycling. Maya Farms Division Liberty Flour
Mills, Inc. Metro Manila, Philippines.
Sahidu, S., 1983. Kotoran ternak sebagai sumber energi. Dewaruci Press.
Taiganides, R. E. 1977. Animal Waste. Applied Science Publisher Ltd: London

Anda mungkin juga menyukai