Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ilvia Nurhuri

Jurusan/Kelas/Semester : IH/A/2
Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam
Tugas 3

Pengertian Epistimologi
Secara etimologi, epistimologi berasal dari kata Yunani episteme, yang berati pengetahuan, dan logos yang
berate teori. Dengan demikian, epistimologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari
asal mula atau sumber, stuktur, metode, dan sahnya (validitas) pengetahuan.
Menurut Musa Asy’arie (1992), epistimologi adalah cabang filsafat yang membicarakan hakikat ilmu, dan
ilmu sebagai proses adalah usaha yang sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang
terdapat pada suatu objek kajian ilmu.
Webster Third New International Dictionary mengartikan epistimologi sebagai “The Study of method and
ground of knowledge, especially with reference to its limits and validity”
Paul Edwards, dalam Encylopedia of Philosophy menjelaskan bahwa epistimologi adalah “the theory of
knowledge.” Pada tempat yang sama, ia menerangkan bahwa epistimologi merupakan “the brach of
philosophy which concerned with the nature and scope of knowledge, its presuppositions and basic, and
the general reliability of claims to knowledge.”
Pengertian Islam
Islam (Arab; al-islam : “berserah diri kepada Tuhan”) adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu
Allah SWT. dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, Islam menjadi agama
terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti “penyerahan”, atau penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: Allah). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berate
seorang yang tunduk kepada Tuhan, atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat
bagi perempuan.
Islam mengajarkan bahwa Allah SWT. menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan
rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir
yang diutus ke dunia oleh Allah SWT. 1
Epistimologi Islam
Epistemologi Islam ialah bagaimana Islam menelorkan ilmu pengetahuan atau teori kebenaran, menyangkut
metode, kemungkinan-kemungkinan, asal mula, sifat alami, batas-batas, asumsi dan landasan serta
bagaimana prosedurnya seperti tingkat validitas dan realibilitas. Epistemologi Islam dalam konteks
pendidikan adalah bagaimana Islam membahas isu memanusiakan manusia menjadi manusia menurut
pandangan Islam sehingga menelurkan ilmu pendidikan Islam.

1
Dr. H Koko Abdul Kodir, M.A, Metodologi Studi Islam, ( Bandung, Penerbit: Pustaka Setia Bandung, Tahun
2014), hlm 28-29.
Islamization of knowledge yang dikembangkan oleh sebagian pemikir muslim, ada yang memulai sejak
epistemologinya, ada pula yang hanya membicarakan aksiologinya saja. Khusus natural science sukar
dikembangkan epistemologi tersendiri yang berbeda dengan apa yang telah ditemukan oleh ahli natural
science selama ini, sebab hal-hal yang terkait kealaman hukumnya tetap tidak berubah (la tabdila li
sunnatillah). Untuk hal ini Tuhan tidak banyak memberikan petunjuk karena alam selalu berjalan sesuai
dengan aturan atau takdir Tuhan. Sementara yang terkait dengan manusia di luar fisika, biologi dan kimia
manusia, maka tidak ada hukum yang tetap, karena manusia melalui akal pikiran dan perasaannya selalu
berubah dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya. Manusia memiliki
hak pilih, oleh sebab itu Tuhan menurunkan qauliah-Nya (Al-quran maupun Sunnah) yang berisi petunjuk
berbagai aspek kehidupan kemanusiaan baik isu-isu ibadah, isu-isu muamalah seperti isu ekonomi, sosial,
budaya, politik dan sebagainya termasuk isu pendidikan. Petunjuk qauliah Tuhan umumnya bersifat
deduktif, normatif, motivatif, inovatif, reflektif, isyarah, hudan, bayan dan furqan.2
(Kamrani Buseri, Epistemologi Islam Dan Reformasi Wawasan Pendidikan, tahun 2015 hal 77-78)
Epistemologi adalah salah satu cabang filsafat yang membahas tentang hakikat pengetahuan manusia.
Persoalan pokok yang berkembang dalam epistemologi adalah meliputi sumber-sumber pengetahuan,
watak dari pengetahuan manusia, apakah pengetahuan itu benar (valid) ataukah tidak. Bagaimana
pengetahuan manusia itu didapat, dengan cara apa dan apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Sehingga epistemologi sampai pada problem hubungan metodologi dengan obyek dari ilmu pengetahuan.
Dalam lingkungan studi Islam, istilah epistemologi sering dipertukarkan dengan istilah pemikiran.
Pemikiran berasal dari kata pikir yang berarti akal budi, ingatan, angan-angan, sehingga pemikiran berarti
proses, cara, perbuatan memikir. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, pikiran berarti suatu entitas
yang memperlihatkan fungsi-fungsi seperti mencerap, mengamati, mengingat memungkinkanmanusia
merefleksikan dunia obyektifke dalam tataran konsep, putusan dan teori lewat proses abstraksi, analisis,
sintesis, pemecahan dan hipotesis.Menurut Michel Foucault, sebagaimana dikutip Johan Meuleman
dalam kata pengantar penebitan karya Arkoun, pemikiran berarti pemahaman dan pandangan seseorang
terhadap suatu objek (kenyataan). Pemahaman tersebut meliputi apa yang dianggap penting dan tidak
penting, hubungan apa yang diadakan antara berbagai unsur kenyataan dalam penggolongan dan
analisis,dan lain sejenisnya.
Dengan demikian pemikiran juga termasuk studi yang menekuni hal-hal yang fundamental dalam
pengetahuan yaitu paradigma kefilsafatan yang menyangkut asumsi dasar yang disusun sebagai
landasan dan kerangka dari suatu bangunan keilmuan. Asumsi dasar tersebut termasuk hal-hal yang
diorientasikan untuk memecahkan berbagai persoalan menyangkut hubungan subyek dan obyek, tolok
ukur validasi keilmuan dan prinsip-prinsip dasar lainnya.3

2
Kamrani Buseri, Epistemologi Islam Dan Reformasi Wawasan Pendidikan, Jurnal Ilmiah Peuradeun, Vol 3 No 1,
tahun 2015 hlm 77-78.
3
Anwar Mujahidin, Epistemologi Islam:Kedudukan Wahyu Sebagai Sumber Ilmu, Jurnal Studi Keislaman, Vol 17
No 1, tahun 2013 hlm 42.

Anda mungkin juga menyukai