DISUSUN OLEH
MUJIYONO (NIM : 20400040)
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN HASIL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Mengetahui,
Pembimbing Pemberi Asuhan
D S:
Tn.R mengatakan ia sudah
membuang
sampah dengan benar karena
menurut
anjuran sampah dibuang
yang jauh dari
lingkungan rumah induk.
Tn.R mengatakan Kekeliruan mengikuti Defisit pengetahuan
3. membuang sampah anjuran (pembuangan sampah) Mujiyono
dikebun belakang rumah
yang kadang
kala ia bakar atau timbun.
Do :
Tampak kebun di belakang rumah kotor
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah diberikan asuhan keparawatan keluarga pada Tn.R dengan masalah Resiko timbulnya
penyakit pada keluarga Tn.R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengena
lmasalah kesehatan keperawatan perilaku kesehatan cenderung beresiko, Defisiensi
pengetahuan di keluarga Tn.R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenali
masalah dan merawat anggota keluarga dengan vertigo, defisit pengetahuan dan
pemeliharaan kesehatan tidak efektif keluarga Tn.R menunjukan perilaku hidup
bersih dan sehat lebih meningkat dengan adanya keinginan dalam pengolahan
sampah dikeluarga dengan cara pemilihan sampah rumah tangga terlebih dahulu
antara anorganik dan organik, mengerti tentang penyakit vertigo dan perawatannya. Keluarga
adalah pintu utama dalam menjaga kesehatan anggota keluarga. Setelah dilakukan pengkajian
mendapatkan masalah kesehatan pada keluargaTn.R. Keluarga sebagai unit atau satu
kesatuan dalam pelayanan kesehatan, dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga dimana sehat merupakan tujuan utama dengan cara meningkatkan status kesehatan
keluarga agar keluargadapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan keluarga.Dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga perawat melibatkan peran serta aktif
seluruh anggota keluarga mulai dari merumuskan masalahdan kebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya (Andarmoyo,2012).Langkah-langkah dalam perawatan
kesehatan keluarga diantaranya :
1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga.
3. Menganalisis data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan
perawatan keluarga.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah kesehatan
keluarga.
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan atau menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga.
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan urutan prioritas.
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan
meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat teratasi dan
merumuskankembali rencana asuhan keperawatan yang baru.
Intervensi yang diberikan kepada keluarga Tn.R melalui media pendidikan kesehatan berhasil
membawa dampak yang baik dalam keluarga Tn.R. Upaya untuk mencegah resiko terjadinya
penyakit dan melindungi diri dari penyakit khususnya penyakit infeksi adalah dengan
menerapkan PHBS, penerapan PHBS dimulai dari lingkungan keluarga,tempat tinggal dan
tempat tempat umum. (Depkes, 2017). Centers For Disease Control And Prevention (CDC,
2016). Sejalan dengan pendepat Astuti (2020) pelaksanaan penyuluhan diawali dengan
pembukaan meliputi penyampaian salam, perkenalan diri, menjelaskan topik penyuluhan,
menjelaskan tujuan, kontrak waktu,dilanjutkan penyampaian materi evaluasi dan terminasi
kemudian melakukan evaluasi sebagai berikut :
1. Evaluasi struktur : terdiri dari persiapan media yang digunakan dalam penyuluhan
dalam bentuk leaflet.
2. Evaluasi proses : proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancer dan keluarga
mampu memahami materi penyuluhan yang diberikan, keluarga memperhatikan
materi yang disampaikan. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi
antara perawat dengan keluarga.
3. Evaluasi hasil : terdiri dari evaluasi jangka panjang dan jangka pendek. Evaluasi
jangka pendek terdiri dari keluarga mengerti 85% dari materi yang telah disampaikan
dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan dan evaluasi jangka
panjang terdiri dari meningkatkan pengetahiuan keluarga tentang penyakit
vertigo,pencegahan dan cara perawatannya serta penerapan perilaku hidup sehat
didalam keluarga.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga pada Tn. R dengan anggota keluarga yang
punyapenyakitvertigoyaituistrinya berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan
mendapatkan masalah keperawatan perilaku kesehatan cenderung beresiko, defisit
pengetahuan dan pemeliharaan kesehatan tidak efektif setelah diberikan intervensi
melalui media pendidikan kesehatan berupa peyuluhan keluargaTn.R mengalami
perubahan dalam perilaku hidup bersih dan sehat. Perubahan perilaku hidup bersih
dan sehat yang ditunjukan oleh keluarga Tn.R adalah dengan ditunjukannya adanya
perilaku pemilahan sampah, melakukan aktifitas yang dapat mengurangi dan
mencegah kambuhnya sakit vertigo yang dialami oleh istri Tn. R.
2. Saran dan rekomendasi
Keluarga adalah unit paling utama dalam kesehatan anggota keluarganya.
Keluarga harus berperan aktif dalam memelihara kesehatan di anggota
kelaurganya. Oleh sebab itu, keluarga responsive terhadap permasalahan
kesehatan dalam anggota rumah tangganya, seperti pemeliharaan kondisi
rumah, pemeriksaan berkala kesehatan dan memeriksakan anggota keluarganyayang
skait kelayanan kesehatan keluarga. Sebagai keluarga ini kepala keluarga memiliki
peran utama dalam kesehatan di keluarganya. Kepala keluarga diharapkan dapat
responsive terhadap permasalahan dalam anggota keluarganya baik tanda dan gejala
suatu penyakit ataupun kepada anggota keluarganya yang telah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Dion,Y& Betan,Y.2018.AsuhanKeperawatanKeluargaKonsepDanPraktik.
Yogyakarta:NuhaMedika
Friedman,MarilynMdkk.2017.BukuAjar:KeperawatanKeluargaRiset,Teori
&Praktik.Jakarta: EGC
Mubarrak,dkk.2017.IlmuKeperawatanKomunitas2;KonsepDanAplikasi.Jakarta:
SalembaMedika
Nursalam, 2013, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik. Edisi 2,
Salemba Medika : Jakarta
Setiadi.2018.KonsepdanKeperawatanKeluarga.Yogyakarta:GrahaIlmu.
Yogyakarta:NuhaMedika
Sudiharto.2012.AsuhanKeperawatanKeluargadenganPendekatanKeperawatan
Transtruktual.Jakarta: EGC
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah,perkawinan atau adopsi,dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain(Mubarak dkk,2017).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah,mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil
yang layak,bertakwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya
(BKKBN, 2018)
2. Ciri-Ciri Keluarga
Setiadi(2018) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu:
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tatanama (NomenClatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d.Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tingggal bersama,rumah atau rumahtangga
3. TipeKeluarga
Mubarak(2017) membagi tipe keluarga menjadi:
a. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi2 yaitu:
1) Keluarga Inti (NuclearFamily) adalah keluarga yang hanya
terdiri ayah ,ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya
atau adopsi atau keduanya.
2)Keluarga Besar(Extended Family) adalah keluarga inti
ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek- nenek ,paman-bibi)
b. Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya
rasa individualism maka pengelompokkan tipe keluarga selain
diatas adalah:
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah,ibu dan anak)tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi – sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan,satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah
dengan anak- anaknya,baik itu bawaan dari perkawinan
lama maupun hasil dari perkawinan baru,satu/keduanya
dapat bekerja diluar rumah.
3) NiddleAge/AgingCouple
Suami sebagai pencari uang,istri dirumah/kedua-duanya
bekerja di rumah,anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
yang keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau
diluar rumah.
6) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanyaorang karier dan
tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu.Keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk kawin.
9) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam
satu rumah.
10)Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam
suatu panti- panti.
11)Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyediaan fasilitas.
12)Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan
keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap
individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
13)Unmaried Parentand Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki,
anaknya diadopsi.
14)Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
15)Gayand Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis
kelamin sama.
4. StrukturKeluarga
Struktur keluarga terdiri dari pola dan proses komunikasi,
strukrur peran,struktur kekuatan dan struktur nilai dan
norma(Mubarak dkk,2017) menggambarkan sebagaiberikut:
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi
apabila:jujur,terbuka, melibatkan emosi,konflik selesai dan ada
hirarki kekuatan.
b. Struktur peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan sesuai posisi social yang diberikan. Jadi pada
struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
c. Struktur kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol atau mempengaruhi atau merubah perilaku orang
lain: legitimate power (hak), referent power (ditiru),expert
power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power
(paksa) dan affective power.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah system ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma
adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosil
tertentu berarti disini adalah lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
5. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi (Friedman,2016):
a. TahapI: Keluarga Pasangan Baru (beginningfamily)
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga
baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai
kehubungan intim yang baru.Tahap ini juga disebut sebagai
tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah
membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain,
berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan dan
perencanaan keluarga.
b. TahapII: Keluarga Kelahiran Anak Pertama (child bearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi
berusia30 bulan.Transisikemasamenjadiorang
tuaadalahsalahsatukuncidalam siklus kehidupan keluarga .Tugas
perkembangan keluarga disini adalah setelah hadirnya anak
pertama, keluarga memiliki beberapa tugas perkembangan
penting.Suami,istri,dan anak harus memepelajari peran
barunya,sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan
fungsi dan tanggung jawab.
c. TahapIII: Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with
preschool) Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai
ketika anak pertama berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak
berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai
lima orang, dengan posisi pasangan suami- ayah, istri-ibu,
putra- saudara laki-laki, dan putrid – saudara perempuan.Tugas
perkembangan keluarga saat ini berkembang baik secara jumlah
maupun kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan anak
kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia disekitar mereka, dan
kebutuhan orangtua akan privasi diri, membuat rumah dan jarak
yang adekuat menjadi masalah utama .Peralatan dan fasilitas
juga harus aman untuk anak-anak.
d. Tahap IV: Keluarga dengan Anak Sekolah (families with school
children) Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki
sekolah dalam waktu penuh , biasanya pada usia 5 tahun, dan
diakhiri ketika ia mencapai pubertas,sekitar13tahun. Keluarga
biasanya mencapai jumlah anggota keluarga yang maksimal dan
hubungan akhir tahap ini juga maksimal. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat mensosialisasikan
anak-anak,dapat meningkatkan prestasi sekolah dan
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.
e. TahapV: Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelimadari siklus
atau perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini
berlangsung selama enam atau tujuh tahun,walaupun dapat lebih
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih
lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19
atau 20 tahun. Tujuan utama pada keluarga pada tahapan
akremaja adalah melonggarkan ikatan keluarga untuk
meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih
besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa
mudah. Tugas perkembangan keluarga yang pertama pada
tahap ini adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung
jawab seiring dengan kematangan remaja dan semakin
meningkatnya otonomi. Tugas perkembangan keluarga yang
kedua adalah bagi orang tua untuk memfokuskan kembali
hubungan pernikahan mereka. Sedangkan tugas perkembangan
keluarga yang ketiga adalah untuk anggota keluarga, terutama
orang tua dan anak remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka
satu sama lain.
f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda
(launching centerfamilies)
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan
perginya anak pertama dari rumah orangtua dan berakhir
dengan“kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah
meninggalkan rumah.Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup
lama,bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika
anak yang belum menikah tetap tinggal dirumah setelah mereka
menyelesaikan SMU atau kuliahnya.Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah keluarga membantu anak tertua
untuk terjun kedunia luar, orang tua juga terlibat dengan anak
terkecilnya,yaitu membantu mereka menjadi mandiri.
g. TahapVII : OrangTuaParuhBaya(middle age families)
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang
tua,dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir dengan pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini dimulai ketika orang tua berusia sekitar 45 tahun
sampai 55 tahun dan berakhir dengan persiunannya pasangan,
biasanya 16 sampai 18tahun kemudian. Tugas keperawatan
keluarga pada tahap ini adalah wanita memprogramkan kembali
energy mereka dan bersiap-siap untuk hidup dalam kesepian dan
sebagai pendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk
lebih mandiri serta menciptakan lingkungan yang sehat.
h. TahapVIII: Keluarga Lansia dan Pensiunan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada
saat pensiunan salah satu atau kedua pasangan,berlanjut sampai
kehilangan salah satu pasangan,dan berakhir dengan kematian
pasangan yang lain. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap terakhir ini adalah mempertahankan penataan
kehidupan yang memuaskan dan kembali kerumah setelah
individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi problematik.
6. Fungsikeluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman,2016),yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan
maupun untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendiri,sehingga
fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling
penting.Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah
fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga
dan kepedulian terhadap kebutuhan sosio emosional semua
anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang
diberikan dalam keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak–
anak tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran social
orang dewasa seperti peran yang dipikul suami-ayahdan istri-
ibu.Status sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari
fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak berarti
mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat
ini tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa
Amerika.
c. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan
masyarakat yaitu menyediakan angagota baru untuk
masyarakat.
d. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang
menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal,perawatan
terhadap kesehatan dan perlindungan terhadap bahaya.
Pelayanan dan praktik kesehatan adalah fungsi keluarga yang
paling relafan bagi perawat keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber
daya yang cukup financial ,ruang dan materi serta alokasinya
yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan.
7. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut
Friedman
(2016) dalam Dion & Betan (2018) adalah sebagai berikut:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian keluarga dan orang tua. Sejauhmana keluarga
mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan
yang meliputi pengertian , tanda dan gejala, faktor penyebab
yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
a. Pengkajian
Data umum
Menurut Friedman (2017), data umum yang perlu dikaji adalah:
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat,
jenis kelamin,umur,pekerjaan dan pendidikan.
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala
atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis / tipe
keluarga
3) Status social ekonomi Keluarga
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan
baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
3) Fungsi
keperawatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan:menjelaskan nilai
yang dianut keluarga,pencegahan, promosi kesehatan
yang dilakukan dan tujuan kesehatan keluarga.
b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit
yang dirasa: keluarga mengkaji status
kesehatan,masalah kesehatan yang membuat kelurga
rentan terkena sakit dan jumlah control kesehatan.
c) Praktik diet keluarga: keluarga mengetahui sumber
makanan yang dikonsumsi, cara menyiapkan
makanan,banyak makanan yang dikonsumsi perhari dan
kebiasaan mengkonsumsi makanan kudapan.
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri:tindakan
yang dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan,
pencegahan
penyakit,perawatan keluarga dirumah dan keyakinan
keluarga dalam perawatan dirumah.
e)Tindakan pencegahan secara medis: status imunisasi anak,
kebersihan gigi setelah makan,dan pola keluarga dalam
mengkonsumsi makanan
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah: berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan
dengan jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam
memenuhi sandang,pangan,papan,menabung, kemampuan
peningkatan status kesehatan.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota
keluarga,metode yang digunakan sama dengan pemeriksaan
fisik klinik head to toe.
(Friedman,2017)
b. Diagnosa keperawatan
keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan
diagnosis ke system keluarga dan subsitemnya serta merupakan
hasil pengkajian keperawatan. Diagnosis keperawatan
keluarga termasuk masalah kesehatan actual dan potensial
dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan
mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan
pendidikan dan pengalaman (Friedman,2017).Tipologi dari
diagnosa keperawatan adalah:
1) Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi
defisit/gangguan kesehatan).
2) Diagnosa keperwatan keluarga resiko(ancaman) dirumuskan
apabila sudah ada data yang menunjang namun belum
terjadi gangguan.
3) Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera
(potensial)merupakan suatu kedaan dimana keluarga dalam
kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Table2.3 Skala Prioritas Masalah Keluarga
Keterangan:
Total Skor didapatkan dengan :Skor (total nilai
kriteria)xBobot=Nilai
Angka tertinggi dalam skor
Cara melakukan Skoring adalah:
1) Tentukan skor untuk setiap criteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua criteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor
diagnosa keperawatan keluarga.
c. Fokus Intervensi Keperawatan Keluarga
Menurut Nursalam (2013) dalam bukunya Proses dan
Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik,perencanaan
meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang
diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan.Tahap ini dimulai
setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan
rencana dokumentasi.Kualitasrencana keperawatan dapat
menjamin sukses dan keberhasilan rencana keperawatan, yaitu :
1) Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas
dan didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang
masalah.
2) Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yang diharapkan.
3) Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
4) Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam:
Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga.
Menentukan prioritas masalah.
Memilih tindakan yang tepat.
Pelaksanaan tindakan.
Penilaian hasil tindakan.
5) Dibuat secara tertulis.
Penggunaan metode solving atau pemecahan masalah yang
terdiri dari beberapa bagian :
Menentukan masalah
Sasaran dan tujuan
Rencana tindakan
Rencana untuk mengevaluasi perawatan.
d. Implementasi
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk
tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber
yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi
setiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara
perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di
rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat
lingkungan yang menjadi sehat dengan cara menemukan
sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan
melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungklin.
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
dengan cara mengendalikan fasilitas kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan
fasilitas tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tindakan
keperawatan keluarga antara lain :
1) Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga
dalam sesi-sesi konseling, suportif, dan pendidikan
kesehatan.
2) Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau terciptanya suatu kondisi bagi perorangan,
kelompok atau masyarakat untuk menerapkan cara-cara
hidup sehat.
3) Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan
dukungan bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan.
4) Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu
kesepakatan antara keluarga dan perawat dalam kesepakan
dalam asuhan keperawatan.
5) Managment kasus yaitu strategi dan proses pengambilan
keputusan melalui langkah pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan (rujukan, koordinasi dan advokasi)
6) Kolaburasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang
lain dan merencanakan perawatan yang berpusat pada
keluarga.
7) Konsultasi, merupakan kegiatan untuk memberikan
pendidikan kesehatan
e. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil
dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor “kealfaan” yang terjadi selama tahap pengkajian,
analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Proses dan
Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, dinyatakan
evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan
yang sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur
perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat
bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi
kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan :
1) Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas
dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan
keperawatan. Evaluasi proses harus segera dilaksanakan
setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk
membantu menilai efektifitas interfrensi tersebut.
2) Evaluasi hasil, fokus efaluasi hasil adalah prubahan prilaku
atau status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan,
bersifat objektif, feksibel, dan efesiensi (Nursalam, 2013)