Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA TN.R DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANGAN

DISUSUN OLEH
MUJIYONO (NIM : 20400040)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI

STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA

2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN HASIL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Judul : ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA PADA KELUARGA TN. R
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PAJANGAN

2. Bidang Pengabdian : Asuhan Keperawatan Keluarga


3. Lokasi Kegiatan : Kembangputihan,Guwosari,Pajangan
4. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 (satu) Minggu

Yogyakarta, Oktober 2020

Mengetahui,
Pembimbing Pemberi Asuhan

Eltanina U. Dewi, S.Kep., Ns., M.Kep Mujiyono


NIK. 42.060590.02 NIM. 20400040
RINGKASAN

Asuhan keprawatan keluarga pada keluarga Tn.R di Desa kembangputihan


guwosari pajangan didapatkan hasil dimana keluarga Tn.R berada pada tipe
keluarga lanjut usia yang terdiri dari Tn.R dan istri yang keduanya sudah lanjut
usia tanpa anak yang tinggal satu rumah dengan mereka. Metode pengkajian yang
dilakukan adalah dengan wawancara. Tn.R mengatakan kelaurganya
menggunakan air PDAM untuk konsumsi harian serta membuang sampah di
belakang rumah atau di kebun belakang. Tn.R mengatakan ia tahu jika membuang
sampah dibelakang/kebuh tidak baik namun keadaan dan jarak rumah yang jauh
dari tempat pembuangan sampah mebuat keluarga Tn.R membuang sampah
dibelakang. Keluarga mengatakan Tn.R mengatakan ia dan kelaurga jarang
mengkonsumsi buah, makan buah di waktu tertentu Tn.R mengatakan ia
membuang sampah dengan cara dibakar ataupun di kubur di kebun belakang dan
tidak melakukan pemilahan sampah.
Berdasarkan pengkajian keluarga yang telah dilakukan mendapatkan
masalah keperawatan Defisiensi pengetahuan di keluarga Tn.R berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenali masalah dan merawat anggota
keluarga dengan vertigo dan Resiko timbulnya penyakit pada keluarga Tn.R
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada keluarga Tn.R adalah Membina
hubungan saling percaya dengan cara berkenalan dengan klien dan menjelaskan
tujuan kunjungan, Mendiskusikan dan menjelaskan tentang vertigo, Menjelaskan
kepada keluarga khususnya Ny.Y tentang pencegahan dan penanganan vertigo,
Mengajarkan kepada keluarga khususnya Ny.Y senam vertigo, Memberikan
kesempatan keluarga menanyakan penjelasan yang telah diberikan setiap kali
diskusi, Memberikan penjelasan ulang bila ada penjelasan yang belum dimengerti,
Melakukan evaluasi secara singkat terhadap topik yang didiskusikan dengan
keluarga, Memberikan pujian terhadap kemampuan keluarga yang mengikuti
diskusi, Membantu keluarga memutuskan tindakan yang sesuai untuk manajemen
vertigopada Ny.Y, Mengajarkan keluarga untuk mengambil keputusan disetiap
diskusi misalnya keputusan tentang cara melakukan manajemen vertigo di rumah,
memberikan penjelasan tentang cara pengolahan sampah dan air bersih. Tujuan
dilakukan Tindakan keperawatan ini adalah agar Tn.R dan keluarga dapat
meningkatkan tingkat kesehatan dikelaurganya dan dapat mengatasi resiko-resiko
masalah kesehatan yang terjadi di keluarga serta sebagai pencegahan masalah
kesehatan selanjutnya. Selain sebagai peningkatan kesehatan, diharapkan Tn.R
dan keluarga dapat mengerti dan mengerapkan kesehatan yang lebih baik lagi,
seperti paham dan melaksanakan pengolahan sampah yang tepat, Keluarga
memahami tentang vertigo Keluarga dapat menyebutkan pencegahan dan
beberapa penanganan vertigo Keluarga belum terlalu tepat dalam memeragakan
senam vertigo.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis situasi


Keluarga Tn.R merupakan tipe keluarga lanjut usia yang terdiri dari Tn.R
dan istrinya. Tahap perkembangan keluarga Tn.R adalah dengan tahap
perkembangan keluarga dengan usia lansia. Hasil pengkajian pada keluarga
Tn.R didapatkan masalah keperawatan Defisiensi pengetahuan di keluarga Tn.R
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenali masalah dan
merawat anggota keluarga dengan vertigo dan Resiko timbulnya penyakit pada
keluarga Tn.R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan. Masalah keperawatan yang diangkat berdasarkan hasil
pengkajian yang dilakukan terhadap keluarga Tn.R dimana keluarga Tn.R masih
membuang sampah di kebun belakang rumah, Keluarga mengatakan hanya
sebatas mengetahui bahwa Ny.Y mengalami vertigo Keluarga mengatakan
belum mengetahui dengan tepat tentang vertigo Keluarga mengatakan belum
terlalu mengetahui bagaimana cara untuk mengelola vertigo pada Ny.Y dan
vertigo Ny.Y masih sering kambuh, Keluarga Ny.Y nampak bingung saat
ditanya mengenai vertigo serta cara perawatannya pada keluarga yang
mengalami vertigo. Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang upaya
pencegahan vertigo. Tampak tidak ada upaya serius yang dilakukan keluarga
dalam mencegah terjadinya vertigo. Keluarga Tn.R mengatakan tidak ada
pilihan lain dalam pembuangan sampah, kerana lokasi tempat pembuangan
sampah antara rumah dan area cukup jauh. Keluarga Tn.R melakukan aktivtas
harian seperti bertani dan berkebun. Kondisi pandemi Covid-19 membuat
perekonomian keluarga Tn.R mengalami penurunan pemasukan padahal
kebutuhan hidup sehari-hari terus berjalan.

Pola koping yang diterapkan dalam kerluarga Tn.R selama masa


pandemi Covid-19 baik dengan menunjukan perilaku adaptif dalam menghadpi
stresor yang di alami. Tn.R juga mengatakan ia beryukur anak pertamanya yang
dapat membantu perekonomian keluarga dikondisi pendemi Covid-19 saat ini.
Keluarga Tn.R sudah mengerti dan paham bagaimana melakukan cuci tangan 6
langkah setelah diajarkan oleh petugas puskesmas dan telah menerapkan di
keseharian keluarga. Menejemen kesehatan yang diterapkan oleh keluarga Tn.R
dalam menangani masalah kesehatan di keluarganya seperti jika ada salah satu
anggota keluarga yang mengalami tanda dan gejala suatu penyakit segera di
periksakan di layanan kesehatan terdekat.
Tn. R mengatakan seluruh angota keluarganya sudah memiliki kartu jaminan
kesehatan. Hasil luaran yang diharapkan pada masalah keperawatan perilaku
kesehatan cenderung bereresiko adalah luaran utama : Perilaku kesehatan pada
masalah perilaku kesehatan cenderung beresiko yakni penerimaan terhadap
perubahan status kesehatan meningkat dengan menunjukan perilaku menerima
dan mengaplikasikan informasi kesehatan yang telah diterima.
Salah satu dalam mengaplikasikan informasi yang diterima oleh kerluarga.dan
kemampuan melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan meningkat
dengan menunjukan perilaku pencegahan penyakit tertentu dengan intervensi
yang diberikan intervensi utama : promosi perilaku upaya kesehatan identifikasi
perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan, berikan lingkungan yang
mendukung kesehatan, anjurkan menggunakan air bersih, anjurkan makan sayur
dan buah da anjurkan melakukan aktivitas fiisk setiap hari. Luaran uatam defisit
pengetahuan yakni luaran utama : tingkat pengetahuan seperti perilaku sesuai
anjuran meningkat dengan menunjukan perilaku yang sesuai dan tidak keliru
dalam menerapkan, kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
meningkat dengan menunjukan keluarga dapat mengetahui masalah perilaku
kesehatan yang kurang tepat.dan persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
dengan menunjukan keluarga benar dan tepat dapat menerima informasi kesehatan
dengan intervensi utama intervensi utama :Edukasi kesehatan dengan identifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi, Identifikasi fakro-faktor yang
dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat,
sediakan materi dan media pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan, berikan kesempatan untuk bertanya, jelaskan factor resiko
yang dapat mempengarhi kesehatan, ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat dan
ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat.
1.2 Permasalahan Khalayak Mitra
No Data Fokus Etiologi Problem Paraf
1 DS: Defisiensi pengetahuan Ketidakmampuan Mujiyono
di keluarga Tn.R keluarga mengenali
- Keluarga mengatakan hanya sebatas
masalah dan merawat
mengetahui bahwa Ny.Y mengalami vertigo
anggota keluarga dengan
- Keluarga mengatakan belum mengetahui
vertigo
dengan tepat tentang vertigo
- Keluarga mengatakan belum terlalu
mengetahui bagaimana cara untuk
mengelola vertigo pada Ny.Y dan vertigo
Ny.Y masih sering kambuh
Do:
- Keluarga Ny.Y nampak bingung saat
ditanya mengenai vertigo serta cara
perawatannya pada keluarga yang
mengalami vertigo.
2 DS: Resiko timbulnya Ketidakmampuan Mujiyono
- Keluarga mengatakan tidak mengetahui penyakit pada keluarga keluarga mengenal
tentang upaya pencegahan vertigo Tn.R masalah kesehatan
Do:
- Tampak tidak ada upaya serius yang
dilakukan keluarga dalam mencegah
terjadinya vertigo

D S:
Tn.R mengatakan ia sudah
membuang
sampah dengan benar karena
menurut
anjuran sampah dibuang
yang jauh dari
lingkungan rumah induk.
Tn.R mengatakan Kekeliruan mengikuti Defisit pengetahuan
3. membuang sampah anjuran (pembuangan sampah) Mujiyono
dikebun belakang rumah
yang kadang
kala ia bakar atau timbun.
Do :
Tampak kebun di belakang rumah kotor

1.3 Diagnosa Keperawatan


No Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Paraf
1 Defisiensi pengetahuan di keluarga Tn.R 7 oktober 2020 Mujiyono
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenali masalah dan merawat anggota
keluarga dengan vertigo
2 Resiko timbulnya penyakit pada keluarga Tn.R 7 oktober 2020 Mujiyono
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
3. Defisit pengetahuan (pembuangan sampah) 7 oktober 2020 Mujiyono
berhubungan dengan kekeliruan
mengikuti anjuran
BAB II
TARGET DAN LUARAN

2.1 Intervensi keperawatan


Diagnosa
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Defisiensi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan a. Diskusikan dan jelaskan tentang
pengetahuan di setiap 1 x 30 menit, keluarga dapat mengetahui tentang vertigo vertigo
Dengan kriteria hasil :
keluarga Tn.R Respon verbal :
b. Jelaskan kepada keluarga
berhubungan a. Keluarga dapat mengetahui tentang vertigo khususnya Ny.Y tentang
dengan b. Keluarga dapat mengetahui dan menyebutkan cara pencegahan dan penanganan
ketidakmampuan apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah dan vertigo
keluarga mengenali menangani vertigo c. Ajarkan kepada keluarga
masalah dan c. Keluarga dapat mengetahui tentang senam vertigo khususnya Ny.Y senam vertigo
merawat anggota d. Berikan kesempatan keluarga
keluarga dengan Respon sikap : menanyakan penjelasan yang telah
vertigo a. Keluarga dapat memutuskan manajemen pada diberikan setiap kali diskusi
vertigo yang akan dilakukan pada vertigo yang sering e. Berikan penjelasan ulang bila ada
dialami Ny.Y penjelasan yang belum dimengerti.
b. Keluarga dapat memutuskan rencana pencegahan dan f. Evaluasi secara singkat terhadap
penanganan yang akan dilakukan dalam menangangi topik yang didiskusikan dengan
vertigo yang sering dialami Ny.Y keluarga.
g. Berikan pujian terhadap
Respon psikomotor : kemampuan keluarga yang terlibat
a. Keluarga dapat menyediakan sarana yang dbutuhkan dalam diskusi. Bantu keluarga
untuk perawatan Ny.Y di rumah. memutuskan tindakan yang sesuai
b. Keluarga dapat melakukan senam vertigo untuk manajemen vertigo
h. Ajarkan keluarga untuk mengambil
keputusan disetiap diskusi misalnya
keputusan tentang cara melakukan
pencegahan dan penanganan pada
vertigo
i. Berikan re-inforcement positif atas
keputusan yang dipilih oleh
keluarga. Kaji kemampuan
keluarga menyediakan sarana yang
dbutuhkan untuk perawatan Ny.Y
di rumah.
j. Kaji kesulitan yang dihadapi
keluarga untuk memberikan
penanganan pada Ny.Y
k. Motivasi keluarga untuk dapat
memberikan penanganan segera
jika vertigo kambuh
l. Lakukan kunjungan secara
mendadak (tanpa) kesepakatan
dahulu untuk mengetahui sikap dan
perilaku keluarga dalam menangani
masalah kesehatan vertigo Ny.Y
setelah diberikan pendidikan
kesehatan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali
kunjungan setiap 1 x 30 menit, resiko timbulnya
2. penyakit pada keluarga Tn.R tidak terjadi.
Dengan kriteria hasil : a. Kaji pengetahuan keluarga tentang
Respon verbal : vertigo
a. Keluarga dapat mengetahui akibat jika tidak b. Berikan keluarga pengetahuan
Resiko timbulnya melakukan tindakan pencegahan terhadap vertigo tentang cara pencegahan vertigo
penyakit pada b. Keluarga mengetahui tindakan yang tepat untuk c. Jelaskan pada keluarga tentang
keluarga Tn.R mencegah risiko timbulnya penyakit. akibat yang mungkin terjadi jika
berhubungan tidak dilakukan pencegahan pada
dengan Respon sikap : vertigo
ketidakmampuan a. Keluarga dapat menyebutkan kembali akibat jika d. Berikan kesempatan keluarga
keluarga mengenal tidak melakukan tindakan pencegahan terhadap menanyakan penjelasan yang telah
masalah kesehatan vertigo diberikan setiap kali diskusi.
b. Keluarga dapat menyebutkan kembali tindakan yang e. Berikan penjelasan ulang bila ada
tepat untuk mencegah risiko timbulnya penyakit. penjelasan yang belum dimengerti.
f. Evaluasi secara singkat terhadap
Respon psikomotor : topik yang didiskusikan dengan
Keluarga dapat menyediakan sarana yang dbutuhkan keluarga.
untuk pencegahan vertigo di rumah g. Berikan pujian terhadap
kemampuan keluarga yang diskusi.
h. Bantu keluarga memutuskan
tindakan yang sesuai dalam
pencegahan vertigo
i. Ajarkan keluarga untuk setiap
diskusi perlu diambil keputusan,
misalnya keputusan mengenai hal
yang harus dilakukan untuk
mencegah akibat yang mungkin
terjadi jika tidak dilakukan
pencegahan pada vertigo
j. Berikan re-inforcement positif atas
keputusan yang dipilih oleh
keluarga.
k. Kaji kemampuan keluarga untuk
penyediaan sarana.
l. Kaji kesulitan yang dihadapi
keluarga dalam penyediaan sarana
untuk mencegah vertigo
m. Lakukan kunjungan secara
mendadak (tanpa) kesepakatan
dahulu untuk mengetahui sikap
dan perilaku keluarga dalam
melakukan tindakan pencegah
pada vertigo setelah diberikan
pendidikan kesehatan

Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan


pengetahuan komunitas selama 3 kali kunjungan masalah Intervensi utama :
( pembuangan deficit pengetahuan teratasi dengan kriteria: Edukasi kesehatan
sampah) Luaran utama : Tingkat pengetahuan Oberservasi :
berhubungan 1. Identifikasi kesiapan dan
dengan 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat dengan kemampuan menerima
kekeliruan menunjukan perilaku yang sesuai dan tidak informasi
mengikuti keliru dalam menerapkan 2. Identifikasi fakro-faktor yang
anjuran 2. Kemampuan menjelaskan pengetahuan dapat meningkatkan dan
tentang suatu topik meningkat dengan menurunkan motivasi perilaku
menunjukan keluarga dapat hidup bersih dan sehat
mengetahui
masalah perilaku kesehatan
yang kurang
tepat.
3. Persepsi yang keliru
terhadap masalah
menurun dengan
menunjukan keluarga
benar dan tepat dapat
menerima informasi
kesehatan.

2.2 Daftar kunjungan keluarga


No Tanggal Tujuan Kegiatan
Melakukan pengkajian kepada
1 7 Oktober 2020 Pengkajian keperawatan keluarga
keluarga Tn.R
2 9 Oktober 2020 Intervensi keperawatan keluarga pertama Melakukan intervensi kepada keluarga Tn.R
Melakukan evaluasi intervensi kepada keluarga
3 10 Oktober 2020 Intervensi keperawatan keluarga kedua
Tn.R
Melakukan evaluasi intervensi kepada keluarga
4 11Oktober 2020 Intervensi keperawatan keluarga ketiga
Tn.R
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.R dengan


menggunakan wawancara langsung di mulai dari pengkajian pertama pada tanggal 07
oktober 2020 untuk melakukan pengkajian terhadap Tn. R. Pengkajian yang dilakukan
pada data primer. Pengkajian meliputi rumah dan sanitasi lingkungan, perilaku hidup
bersih sehat dirumah tangga, gangguan kesehatan dirumah tangga, keluarga
sehat,kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga,
fungsi keluarga, tahap perkembangan keluarga, tipe keluarga,stress jangka Panjang dan
pendek dan fungsi keluarga Tn.R. Setelah melakukan pengkajian didepatkan masalah
terkait dengan pemasalahan kesehatanyang dialami, setelah mendapatkan data, kemudian
data tersebut langsung melakukan analisa data sebagai penetapan diagnosa keperawatan
yang muncul kemudian di olah pada tgl 07 Oktober 2020 untuk menyusun luaran dan
intervensi keperawatan yang
akan diberikan kepada keluarga Tn.R serta implementasi apa yang akan digunakan untuk
mengatasi permasalahan pada keluarga Tn.R.
Implementasi keperawatan dilakukan melalui media pendidikan kesehatan
yang telah disusun kemudian diberikan kepada keluarga Tn.R melalui tatap muka
langsung dimana media pendidikan kesehatan yang diberikan berupa leaflet dan poster
tentang pengolahan sampah, konsumsi air bersih serta manfaat makan buah dan
pentingnya aktivitas harian dalam kehidupan. Serat edukasi tentang penyakit vertigo dan
cara perawatannya. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan mengkaji ulang apakah
keluarga Tn.R telah melakukan dan menerapkan apa yang telah diberikan melalui media
pendidikan kesehatan yang telah diberikan seperti evaluasi bagaimana pengolahan
sampah,konsumsi air bersih, manfaat konsumsi buah serta manfaat aktivitas harian dan
perawatan pasien vertigo.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah diberikan asuhan keparawatan keluarga pada Tn.R dengan masalah Resiko timbulnya
penyakit pada keluarga Tn.R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengena
lmasalah kesehatan keperawatan perilaku kesehatan cenderung beresiko, Defisiensi
pengetahuan di keluarga Tn.R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenali
masalah dan merawat anggota keluarga dengan vertigo, defisit pengetahuan dan
pemeliharaan kesehatan tidak efektif keluarga Tn.R menunjukan perilaku hidup
bersih dan sehat lebih meningkat dengan adanya keinginan dalam pengolahan
sampah dikeluarga dengan cara pemilihan sampah rumah tangga terlebih dahulu
antara anorganik dan organik, mengerti tentang penyakit vertigo dan perawatannya. Keluarga
adalah pintu utama dalam menjaga kesehatan anggota keluarga. Setelah dilakukan pengkajian
mendapatkan masalah kesehatan pada keluargaTn.R. Keluarga sebagai unit atau satu
kesatuan dalam pelayanan kesehatan, dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga dimana sehat merupakan tujuan utama dengan cara meningkatkan status kesehatan
keluarga agar keluargadapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan keluarga.Dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga perawat melibatkan peran serta aktif
seluruh anggota keluarga mulai dari merumuskan masalahdan kebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya (Andarmoyo,2012).Langkah-langkah dalam perawatan
kesehatan keluarga diantaranya :
1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga.
3. Menganalisis data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan
perawatan keluarga.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah kesehatan
keluarga.
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan atau menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga.
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan urutan prioritas.
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan
meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat teratasi dan
merumuskankembali rencana asuhan keperawatan yang baru.

Intervensi yang diberikan kepada keluarga Tn.R melalui media pendidikan kesehatan berhasil
membawa dampak yang baik dalam keluarga Tn.R. Upaya untuk mencegah resiko terjadinya
penyakit dan melindungi diri dari penyakit khususnya penyakit infeksi adalah dengan
menerapkan PHBS, penerapan PHBS dimulai dari lingkungan keluarga,tempat tinggal dan
tempat tempat umum. (Depkes, 2017). Centers For Disease Control And Prevention (CDC,
2016). Sejalan dengan pendepat Astuti (2020) pelaksanaan penyuluhan diawali dengan
pembukaan meliputi penyampaian salam, perkenalan diri, menjelaskan topik penyuluhan,
menjelaskan tujuan, kontrak waktu,dilanjutkan penyampaian materi evaluasi dan terminasi
kemudian melakukan evaluasi sebagai berikut :
1. Evaluasi struktur : terdiri dari persiapan media yang digunakan dalam penyuluhan
dalam bentuk leaflet.
2. Evaluasi proses : proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancer dan keluarga
mampu memahami materi penyuluhan yang diberikan, keluarga memperhatikan
materi yang disampaikan. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi
antara perawat dengan keluarga.
3. Evaluasi hasil : terdiri dari evaluasi jangka panjang dan jangka pendek. Evaluasi
jangka pendek terdiri dari keluarga mengerti 85% dari materi yang telah disampaikan
dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan dan evaluasi jangka
panjang terdiri dari meningkatkan pengetahiuan keluarga tentang penyakit
vertigo,pencegahan dan cara perawatannya serta penerapan perilaku hidup sehat
didalam keluarga.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga pada Tn. R dengan anggota keluarga yang
punyapenyakitvertigoyaituistrinya berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan
mendapatkan masalah keperawatan perilaku kesehatan cenderung beresiko, defisit
pengetahuan dan pemeliharaan kesehatan tidak efektif setelah diberikan intervensi
melalui media pendidikan kesehatan berupa peyuluhan keluargaTn.R mengalami
perubahan dalam perilaku hidup bersih dan sehat. Perubahan perilaku hidup bersih
dan sehat yang ditunjukan oleh keluarga Tn.R adalah dengan ditunjukannya adanya
perilaku pemilahan sampah, melakukan aktifitas yang dapat mengurangi dan
mencegah kambuhnya sakit vertigo yang dialami oleh istri Tn. R.
2. Saran dan rekomendasi
Keluarga adalah unit paling utama dalam kesehatan anggota keluarganya.
Keluarga harus berperan aktif dalam memelihara kesehatan di anggota
kelaurganya. Oleh sebab itu, keluarga responsive terhadap permasalahan
kesehatan dalam anggota rumah tangganya, seperti pemeliharaan kondisi
rumah, pemeriksaan berkala kesehatan dan memeriksakan anggota keluarganyayang
skait kelayanan kesehatan keluarga. Sebagai keluarga ini kepala keluarga memiliki
peran utama dalam kesehatan di keluarganya. Kepala keluarga diharapkan dapat
responsive terhadap permasalahan dalam anggota keluarganya baik tanda dan gejala
suatu penyakit ataupun kepada anggota keluarganya yang telah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2018. Jurnal Keluarga. From: https://www.bkkbn.go.id/po-


content/uploads/Jurnal_Keluarga_Edisi_Keempat_2018.pdf

Dion,Y& Betan,Y.2018.AsuhanKeperawatanKeluargaKonsepDanPraktik.
Yogyakarta:NuhaMedika

Friedman,MarilynMdkk.2017.BukuAjar:KeperawatanKeluargaRiset,Teori
&Praktik.Jakarta: EGC

Mubarrak,dkk.2017.IlmuKeperawatanKomunitas2;KonsepDanAplikasi.Jakarta:
SalembaMedika

Nursalam, 2013, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik. Edisi 2,
Salemba Medika : Jakarta

Setiadi.2018.KonsepdanKeperawatanKeluarga.Yogyakarta:GrahaIlmu.
Yogyakarta:NuhaMedika

Sudiharto.2012.AsuhanKeperawatanKeluargadenganPendekatanKeperawatan
Transtruktual.Jakarta: EGC

Sumarliyah, Eni. 2016. Effect of Gymnastics Vertigo (Canalit Reposition Treatment) to


Balance of Body in Patients Vertigo. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surabaya

Yuliyanto, Rustam, M.Furqon H dan Muchsin Doewes. 2016. Perkembangan Terapi


Massage Terhadap Penyembuhan Penyakit Vertigo. Jurnal Unnes. JPEHS 3 (2)
Lampiran 1.Laporan Pendahuluan

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah,perkawinan atau adopsi,dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain(Mubarak dkk,2017).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah,mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil
yang layak,bertakwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya
(BKKBN, 2018)
2. Ciri-Ciri Keluarga
Setiadi(2018) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu:
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tatanama (NomenClatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d.Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tingggal bersama,rumah atau rumahtangga
3. TipeKeluarga
Mubarak(2017) membagi tipe keluarga menjadi:
a. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi2 yaitu:
1) Keluarga Inti (NuclearFamily) adalah keluarga yang hanya
terdiri ayah ,ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya
atau adopsi atau keduanya.
2)Keluarga Besar(Extended Family) adalah keluarga inti
ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek- nenek ,paman-bibi)
b. Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya
rasa individualism maka pengelompokkan tipe keluarga selain
diatas adalah:
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah,ibu dan anak)tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi – sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan,satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah
dengan anak- anaknya,baik itu bawaan dari perkawinan
lama maupun hasil dari perkawinan baru,satu/keduanya
dapat bekerja diluar rumah.
3) NiddleAge/AgingCouple
Suami sebagai pencari uang,istri dirumah/kedua-duanya
bekerja di rumah,anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
yang keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau
diluar rumah.
6) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanyaorang karier dan
tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu.Keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk kawin.
9) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam
satu rumah.
10)Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam
suatu panti- panti.
11)Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyediaan fasilitas.
12)Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan
keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap
individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
13)Unmaried Parentand Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki,
anaknya diadopsi.
14)Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
15)Gayand Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis
kelamin sama.
4. StrukturKeluarga
Struktur keluarga terdiri dari pola dan proses komunikasi,
strukrur peran,struktur kekuatan dan struktur nilai dan
norma(Mubarak dkk,2017) menggambarkan sebagaiberikut:
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi
apabila:jujur,terbuka, melibatkan emosi,konflik selesai dan ada
hirarki kekuatan.

b. Struktur peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan sesuai posisi social yang diberikan. Jadi pada
struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
c. Struktur kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol atau mempengaruhi atau merubah perilaku orang
lain: legitimate power (hak), referent power (ditiru),expert
power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power
(paksa) dan affective power.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah system ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma
adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosil
tertentu berarti disini adalah lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
5. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi (Friedman,2016):
a. TahapI: Keluarga Pasangan Baru (beginningfamily)
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga
baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai
kehubungan intim yang baru.Tahap ini juga disebut sebagai
tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah
membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain,
berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan dan
perencanaan keluarga.
b. TahapII: Keluarga Kelahiran Anak Pertama (child bearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi
berusia30 bulan.Transisikemasamenjadiorang
tuaadalahsalahsatukuncidalam siklus kehidupan keluarga .Tugas
perkembangan keluarga disini adalah setelah hadirnya anak
pertama, keluarga memiliki beberapa tugas perkembangan
penting.Suami,istri,dan anak harus memepelajari peran
barunya,sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan
fungsi dan tanggung jawab.
c. TahapIII: Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with
preschool) Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai
ketika anak pertama berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak
berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai
lima orang, dengan posisi pasangan suami- ayah, istri-ibu,
putra- saudara laki-laki, dan putrid – saudara perempuan.Tugas
perkembangan keluarga saat ini berkembang baik secara jumlah
maupun kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan anak
kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia disekitar mereka, dan
kebutuhan orangtua akan privasi diri, membuat rumah dan jarak
yang adekuat menjadi masalah utama .Peralatan dan fasilitas
juga harus aman untuk anak-anak.
d. Tahap IV: Keluarga dengan Anak Sekolah (families with school
children) Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki
sekolah dalam waktu penuh , biasanya pada usia 5 tahun, dan
diakhiri ketika ia mencapai pubertas,sekitar13tahun. Keluarga
biasanya mencapai jumlah anggota keluarga yang maksimal dan
hubungan akhir tahap ini juga maksimal. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat mensosialisasikan
anak-anak,dapat meningkatkan prestasi sekolah dan
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.
e. TahapV: Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelimadari siklus
atau perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini
berlangsung selama enam atau tujuh tahun,walaupun dapat lebih
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih
lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19
atau 20 tahun. Tujuan utama pada keluarga pada tahapan
akremaja adalah melonggarkan ikatan keluarga untuk
meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih
besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa
mudah. Tugas perkembangan keluarga yang pertama pada
tahap ini adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung
jawab seiring dengan kematangan remaja dan semakin
meningkatnya otonomi. Tugas perkembangan keluarga yang
kedua adalah bagi orang tua untuk memfokuskan kembali
hubungan pernikahan mereka. Sedangkan tugas perkembangan
keluarga yang ketiga adalah untuk anggota keluarga, terutama
orang tua dan anak remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka
satu sama lain.
f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda
(launching centerfamilies)
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan
perginya anak pertama dari rumah orangtua dan berakhir
dengan“kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah
meninggalkan rumah.Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup
lama,bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika
anak yang belum menikah tetap tinggal dirumah setelah mereka
menyelesaikan SMU atau kuliahnya.Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah keluarga membantu anak tertua
untuk terjun kedunia luar, orang tua juga terlibat dengan anak
terkecilnya,yaitu membantu mereka menjadi mandiri.
g. TahapVII : OrangTuaParuhBaya(middle age families)
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang
tua,dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir dengan pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini dimulai ketika orang tua berusia sekitar 45 tahun
sampai 55 tahun dan berakhir dengan persiunannya pasangan,
biasanya 16 sampai 18tahun kemudian. Tugas keperawatan
keluarga pada tahap ini adalah wanita memprogramkan kembali
energy mereka dan bersiap-siap untuk hidup dalam kesepian dan
sebagai pendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk
lebih mandiri serta menciptakan lingkungan yang sehat.
h. TahapVIII: Keluarga Lansia dan Pensiunan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada
saat pensiunan salah satu atau kedua pasangan,berlanjut sampai
kehilangan salah satu pasangan,dan berakhir dengan kematian
pasangan yang lain. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap terakhir ini adalah mempertahankan penataan
kehidupan yang memuaskan dan kembali kerumah setelah
individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi problematik.
6. Fungsikeluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman,2016),yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan
maupun untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendiri,sehingga
fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling
penting.Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah
fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga
dan kepedulian terhadap kebutuhan sosio emosional semua
anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang
diberikan dalam keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak–
anak tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran social
orang dewasa seperti peran yang dipikul suami-ayahdan istri-
ibu.Status sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari
fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak berarti
mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat
ini tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa
Amerika.
c. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan
masyarakat yaitu menyediakan angagota baru untuk
masyarakat.
d. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang
menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal,perawatan
terhadap kesehatan dan perlindungan terhadap bahaya.
Pelayanan dan praktik kesehatan adalah fungsi keluarga yang
paling relafan bagi perawat keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber
daya yang cukup financial ,ruang dan materi serta alokasinya
yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan.
7. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut
Friedman
(2016) dalam Dion & Betan (2018) adalah sebagai berikut:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian keluarga dan orang tua. Sejauhmana keluarga
mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan
yang meliputi pengertian , tanda dan gejala, faktor penyebab
yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap
masalah.

b. Membuat keputusan tindakan yang tepat


Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat
mengenai masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus
dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat
menfasilitasi keluarga dalam Membuat keputusan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang
sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosis dan perawatannya).
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan.
3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk
perawatan.
4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
yang bertanggung jawab,sumber keuangan dan
financial,fasilitas fisik, psikososial).
5) Sikap keluarga terhadap
yang sakit.
d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai
berikut:
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh
keluarga.
2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan
lingkungan.
3) Pentingnya hiegine
sanitasi.
4) Upaya pencegahan
penyakit.
5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine
sanitasi.
6) Kekompakan antar anggota
kelompok.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
dimasyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga kefasilitas kesehatan, keluarga
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1) Keberadaan fasilitas
keluarga.
2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas
kesehatan.
3) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas
kesehatan.
4) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh
keluarga.

8. Peran Perawat Keluarga


Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012)
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan
pada keluarga,terutama untuk memandirikan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
b. Sebagai coordinator pelaksan pelayanan kesehatan
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan
keperawatan yang komprehensif. Pelayanan keperawatan yang
bersinambungan diberikan untuk menghindari kesenjangan
antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan.
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui
kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang
memiliki masalah kesehatan.Dengan demikian, anggota
keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point”bagi perawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga secara
komprehensif.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervise ataupun pembinaan terhadap
keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur,baik terhadap
keluarga berisiko
Tinggi maupun yang tidak.Kunjungan rumah tersebut dapat
direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak, sehingga
perawat mengetahui apakah keluarga menerapkan asuhan yang
diberikan oleh perawat.
e. Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi
hak-hak keluarga klien.Perawat diharapkan mampu mengetahui
harapan serta memodifikasi system pada perawatan yang
diberikan untuk memenuhi hak dan kebutuhan
keluarga.Pemahaman yang baik oleh keluarga terhadap hak dan
kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas perawat
untuk memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,keluarga dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat
membantu jalan keluar dalam mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai
masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh angota keluarga.
Masalah kesehatan yang muncul didalam keluarga biasanya
terjadi menurut siklus atau budayayang dipraktikkan keluarga.
9. Prinsip perawatan kesehatan keluarga
Setiadi (2018) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang
perlu diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
keluarga yaitu:
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan
kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga
sehat sebagai tujuan utama.
c.Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam
mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga , perawat
melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan
masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
e.Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif
dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga,
keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal
mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah
keluarga secara keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan
kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan
Keperawatan kesehatan dasar atau perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk
resiko tinggi.
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang
kesehatan antara lain adalah:
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur
dengan masalah:
a) Tingkat social ekonomi yang rendah.
b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi
masalah kesehatan sendiri.
c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau
keluarga dengan penyakit keturunan.
2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu:
a) Umur Ibu( 16tahun/ lebih dari
35tahun).
b) Menderita kekurangan
gizi(anemia).
c) Menderita hipertensi.
d) Primipara dan Multipara.
e) Riwayat persalinan atau komplikasi
3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena:
a) Lahir premature
(BBLR). b) Berat
badan sukar naik.
c) Lahir dengan cacat bawaan.
d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e) I b u menderita penyakit menular yang dapat
mengancam bayi dan anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota
keluarga
a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba
untuk digugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapatan antara anggota keluarga
dan sering timbul cek cok dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang sering sakit
d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari
meninggalkan rumah.

10. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Vertigo


a. Definisi Vertigo
Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti
berputar, dan igo yang berarti kondisi. Vertigo atau yang disebut
juga pusing, pening (giddiness), dan pusing ringan adalah adanya
sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan
sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan
otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan
tubuh (Quinodoz dalam Yuliyanto. Furqon dan Doewes. 2016)
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau
berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak
atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan (Sumarliyah, 2016)
b. Etiologi

a. Pengkajian
Data umum
Menurut Friedman (2017), data umum yang perlu dikaji adalah:
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat,
jenis kelamin,umur,pekerjaan dan pendidikan.
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala
atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis / tipe
keluarga
3) Status social ekonomi Keluarga
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan
baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua
dari keluarga ini.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluaruarga
yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap
pencegahan penyakit termasuk status imunisasi, sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga dan
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga
sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari
pihak suami dan istri.
Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah,
jumlah ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septictank
dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan,tanda cat
yang sudah mengelupas,serta dilengkapi dengan denah
rumah(Friedman,2017).
Fungsi keluarga
1)
Fungsi
afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan
saling mendukung, hubungan baik dengan orang lain,
menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap perasaan.
2) Fungsi
sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga,sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
penghargaan, hukuman,serta member dan menerima cinta.

3) Fungsi
keperawatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan:menjelaskan nilai
yang dianut keluarga,pencegahan, promosi kesehatan
yang dilakukan dan tujuan kesehatan keluarga.
b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit
yang dirasa: keluarga mengkaji status
kesehatan,masalah kesehatan yang membuat kelurga
rentan terkena sakit dan jumlah control kesehatan.
c) Praktik diet keluarga: keluarga mengetahui sumber
makanan yang dikonsumsi, cara menyiapkan
makanan,banyak makanan yang dikonsumsi perhari dan
kebiasaan mengkonsumsi makanan kudapan.
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri:tindakan
yang dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan,
pencegahan
penyakit,perawatan keluarga dirumah dan keyakinan
keluarga dalam perawatan dirumah.
e)Tindakan pencegahan secara medis: status imunisasi anak,
kebersihan gigi setelah makan,dan pola keluarga dalam
mengkonsumsi makanan
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah: berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan
dengan jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam
memenuhi sandang,pangan,papan,menabung, kemampuan
peningkatan status kesehatan.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota
keluarga,metode yang digunakan sama dengan pemeriksaan
fisik klinik head to toe.
(Friedman,2017)
b. Diagnosa keperawatan
keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan
diagnosis ke system keluarga dan subsitemnya serta merupakan
hasil pengkajian keperawatan. Diagnosis keperawatan
keluarga termasuk masalah kesehatan actual dan potensial
dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan
mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan
pendidikan dan pengalaman (Friedman,2017).Tipologi dari
diagnosa keperawatan adalah:
1) Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi
defisit/gangguan kesehatan).
2) Diagnosa keperwatan keluarga resiko(ancaman) dirumuskan
apabila sudah ada data yang menunjang namun belum
terjadi gangguan.
3) Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera
(potensial)merupakan suatu kedaan dimana keluarga dalam
kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Table2.3 Skala Prioritas Masalah Keluarga

Kriteria Skor Bobot


1) Sifat masalah:
a) Aktual(tidak/kurangsehat) 3 1
b) Ancaman kesehatan 2
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
a) Mudah 2 2
b) Sebagian 1
3) Potensi masalah untuk dicegah:
a) Tinggi 3 1
b) Cukup 2
4) Menonjolnya
c) Rendah masalah:
a. Masalah dirasakan dan perlu
segera ditangani 2 1
b. Masalah dirasakan tapi tidak perlu
segeraditangani
Total Skore

Keterangan:
Total Skor didapatkan dengan :Skor (total nilai
kriteria)xBobot=Nilai
Angka tertinggi dalam skor
Cara melakukan Skoring adalah:
1) Tentukan skor untuk setiap criteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua criteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor
diagnosa keperawatan keluarga.
c. Fokus Intervensi Keperawatan Keluarga
Menurut Nursalam (2013) dalam bukunya Proses dan
Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik,perencanaan
meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang
diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan.Tahap ini dimulai
setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan
rencana dokumentasi.Kualitasrencana keperawatan dapat
menjamin sukses dan keberhasilan rencana keperawatan, yaitu :
1) Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas
dan didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang
masalah.
2) Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yang diharapkan.
3) Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
4) Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam:
 Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga.
 Menentukan prioritas masalah.
 Memilih tindakan yang tepat.
 Pelaksanaan tindakan.
 Penilaian hasil tindakan.
5) Dibuat secara tertulis.
Penggunaan metode solving atau pemecahan masalah yang
terdiri dari beberapa bagian :
 Menentukan masalah
 Sasaran dan tujuan
 Rencana tindakan
 Rencana untuk mengevaluasi perawatan.
d. Implementasi
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk
tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber
yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi
setiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara
perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di
rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat
lingkungan yang menjadi sehat dengan cara menemukan
sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan
melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungklin.
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
dengan cara mengendalikan fasilitas kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan
fasilitas tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tindakan
keperawatan keluarga antara lain :
1) Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga
dalam sesi-sesi konseling, suportif, dan pendidikan
kesehatan.
2) Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau terciptanya suatu kondisi bagi perorangan,
kelompok atau masyarakat untuk menerapkan cara-cara
hidup sehat.
3) Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan
dukungan bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan.
4) Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu
kesepakatan antara keluarga dan perawat dalam kesepakan
dalam asuhan keperawatan.
5) Managment kasus yaitu strategi dan proses pengambilan
keputusan melalui langkah pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan (rujukan, koordinasi dan advokasi)
6) Kolaburasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang
lain dan merencanakan perawatan yang berpusat pada
keluarga.
7) Konsultasi, merupakan kegiatan untuk memberikan
pendidikan kesehatan
e. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil
dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor “kealfaan” yang terjadi selama tahap pengkajian,
analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Proses dan
Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, dinyatakan
evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan
yang sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur
perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat
bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi
kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan :
1) Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas
dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan
keperawatan. Evaluasi proses harus segera dilaksanakan
setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk
membantu menilai efektifitas interfrensi tersebut.
2) Evaluasi hasil, fokus efaluasi hasil adalah prubahan prilaku
atau status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan,
bersifat objektif, feksibel, dan efesiensi (Nursalam, 2013)

Anda mungkin juga menyukai