Pada umumnya, suatu perusahaan ataupun lembaga pendidikan pasti menganut salah
satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan
sebagai dasar dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Seiring dengan perjalanan waktu, konsep-konsep ini mengalami perkembangan
atau evolusi pemikiran. Walaupun begitu, tidak berarti konsep yang terakhir adalah yang
lebih baik. Pemilihan dan penerapan konsep pemasaran tertentu dipengaruhi beberapa
factor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen, lingkungan internal, dan lingkungan
eksternal perusahaan.
Menurut Fendy Tjiptono (2004), dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Jasa, konsep
produksi itu dibagi menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut:
1. Konsep Produksi
Pemasaran yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses produksi/
operasi (internal).
2. Konsep Produk
3. Konsep Penjualan
Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal),
dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu,
dibujuk) agar penjual dapat meningkat.
4. Konsep Pemasaran
Berbeda dengan tiga konsep terdahulu yang berorientasi pada lingkungan internal,
konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal), dengan
anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang
mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan.
Pemasaran yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia
membeli produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta
berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan social konsumen.
Pemasaran jasa adalah suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada
konsumen, dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau
diraba sebelum dikonsumsi.
Oleh kerena itu sangat penting bagi kita menjadi terampil berkomunikasi, dan
mengetahui prinsip-prinsip komunikasi baik di dalam pendidikan maupun
masyarakat.