Pertemuan 5
Materi : Analisis Korelasi (Bagian 2)
Ry1.2 =
Keterangan:
Dimana :
ry1 =
ry2 =
r1.2 =
Dosen : Karlina Ghazalah Rahman, SE., M.Ak.
keeratan hubungan antara 2 variabel, jika variabel lainnya konstanta, pada hubungan yang
melibatkan lebih dari dua variabel. Koefisien korelasi parsial untuk tiga variabel dirumuskan
oleh:
ry1.2 =
ry2.1 =
r2.1Y =
antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat
tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin
mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai
mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan
hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik
maka Y turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Dosen : Karlina Ghazalah Rahman, SE., M.Ak.
sebagai berikut:
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60 - 0,799 = kuat
Contoh kasus :
Kita mengambil contoh pada kasus korelasi sederhana di atas dengan menambahkan satu
variabel kontrol. Seorang mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan
alat ukur skala. Andi ingin meneliti tentang hubungan antara kecerdasan dengan prestasi belajar
jika terdapat faktor tingkat stress pada siswa yang diduga mempengaruhi akan dikendalikan.
Dengan ini Andi membuat 2 variabel yaitu kecerdasan dan prestasi belajar dan 1 variabel kontrol
yaitu tingkat stress. Tiap-tiap variabel dibuat beberapa butir pertanyaan dengan menggunakan
skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat
Setuju. Setelah membagikan skala kepada 12 responden didapatlah skor total item-item yaitu
sebagai berikut :
Subje
Kecerdasan Prestasi Belajar Tingkat Stress
k
1 33 58 25
2 32 52 28
3 21 48 32
4 34 49 27
5 34 52 27
6 35 57 25
Dosen : Karlina Ghazalah Rahman, SE., M.Ak.
7 32 55 30
8 21 50 31
9 21 48 34
10 35 54 28
11 36 56 24
12 21 47 29
Dari hasil analisis korelasi parsial (ry.x1x2) didapat korelasi antara kecerdasan dengan
prestasi belajar dimana tingkat stress dikendalikan (dibuat tetap) adalah 0,4356. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang atau tidak terlalu kuat antara kecerdasan
dengan prestasi belajar jika tingkat stress tetap. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena
nilai r positif, artinya semakin tinggi kecerdasan maka semakin meningkatkan prestasi belajar.
Uji signifikansi koefisien korelasi parsial digunakan untuk menguji apakah hubungan yang
terjadi berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Langkah pengujiannya berikut ini.
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5%. (uji dilakukan 2 sisi
karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan, jika 1 sisi digunakan
untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih besar). Tingkat signifikansi dalam hal ini
berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesa
Dosen : Karlina Ghazalah Rahman, SE., M.Ak.
yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang
3. Kriteria Pengujian
Berdasar probabilitas:
5. Kesimpulan
Oleh karena nilai P value (0,181 > 0,05) maka Ho diterima, artinya bahwa tidak ada
hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika tingkat stress
dibuat tetap. Hal ini dapat berarti terdapat hubungan yang tidak signifikan, artinya hubungan
tersebut tidak dapat berlaku untuk populasi yaitu seluruh siswa SMU Negeri XXX, tetapi
hanya berlaku untuk sampel. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
tidak berhubungan terhadap prestasi belajar pada siswa SMU Negeri XXX.
Suatu korelasi yang telah terjadi antara dua variabel tidak selamanya berupa adanya penambahan
nilai variabel Y jika variabel X bertambah, korelasi seperti ini yang dartikan sebagai korelasi positif.
Terkadang ditemukan ada suatu hubungan yang apabila salah satu nilai variabelnya
bertambah variabel lainnya justru berkurang, hubungan seperti inilah dapat diartikan sebagai
korelasi negatif. Tidak hanya korelasi positif dan negatif, namun juga terkadang masih
ditemukan kasus dimana hubungan antara variabel sangat lemah bahkan tidak ditemukan
korelasi.
Dosen : Karlina Ghazalah Rahman, SE., M.Ak.
1. Korelasi Positif
Korelasi Positif dapat diartikan yaitu suatu hubungan antara variabel X dan Y yang dapat
ditunjukan dengan hubungan sebab akibat dimana apabila terjadi penambahan nilai pada
Dalam pernilaian, jika dilakukan penambahan pupuk (X), maka produksi padi pun
Tentu saja semakain tinggi badan (X) seorang anak maka, berat badannya pun akan
Semakin luas lahan yang ditanami coklat (X) maka produksi coklatnya pun akan
meningkat pula.
2. Korelasi Negatif
Jika pada korelasi positif tadi adalah untuk peningkatan nilai X dan akan diikuti penambahan
nilai Y, korelasi negatif ini dapat berlaku sebaliknya. Jika nilai variabel X meningkat maka
nilai variabel Y justru mengalami penurunan.
Dosen : Karlina Ghazalah Rahman, SE., M.Ak.
Apabila harga barang (X) sedang meningkat maka kemungkinan permintaan terhadap
barang tersebut juga akan mengalami penurunan.
4. Korelasi Sempurna
Korelasi sempurna biasanya akan dapat terjadi apabila kenaikan atau penurunan variabel X
selalu sebanding dengan kenaikan atau penurunan variabel Y. Jika digambarkan dengan jelas
diagram titik atau diagram pencar, titik – titik berderet akan membentuk satu garis lurus,
dengan hampir tidak ada pencaran.
Besar hubungan antara variable bebas dan variable tidak bebas tersebut biasanya dapat
diukur dengan koefisien korelasinya.
Simbolnya adalah :
ρ = yaitu koefisien korelasi populasi dan r = koefisien korelasi sampel.
Nilai koefisien korelasi berada dalam selang -1 s.d +1, dimana jika :
Koefisien korelasi bernilai 0 (nol), berarti tidak ada hubungan apapun antara kedua
variabel tersebut.
Koefisien korelasi bernilai negatif, berarti hubungan antara keduanya variabel tersebut
negatif atau saling berbanding terbalik.
Koefisien korelasi bernilai positif, berarti hubungan antara kedua variabel tersebut positif
atau juga dapat saling berbanding lurus.
1. Jika Ingin diketahui seberapa kuat hubungan antara besarnya pendapatan seseorang dengan
pengeluaran (konsumsi) per bulan. Data dari 6 orang yang diwawancarai yaitu diperoleh dari
data.
Penyelesaian :
Untuk menghitung koefisien korelasi tersebut maka disusun tabel bantu sebagai berikut :
N X Y X2 Y2 XY
Jawab :
Boleh menggunakan rumus korelasi apapun , namun contoh ini menggunakan rumus korelasi
pearson
Σ ϰγ 1010000 1010000
rϰγ = 2 2
= = =1015,46
√( Σϰ )(Σ γ ) √ ( 3430000 ) (310000) √ 1.063.300 .000 .000
Jika koefisien korelasi sampel bernilai positif atau +1, maka hubungan antara kedua variabel
tersebut positif atau juga dapat saling berbanding lurus.