Anda di halaman 1dari 26

SILABUS PRAKTIK PERADILAN

H. KOMARI, SH., MHum.


IDENTITAS MATA KULIAH
MATA KULIAH PRAKTIK  Nama Mata Kuliah : PRAKTIK PERADILAN
 Rumpun Mata Kuliah : Kemahiran Hukum
PERADILAN PERKARA PERDATA  Sifat Pengambilan : Wajib
 Metode : Kelas & Praktikum Laboratorium
FAKULTAS HUKUM  Bobot SKS : 3 (Tiga) SKS
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA  Program Studi : S1 (Strata Satu) Ilmu Hukum
 Prasyarat : Lulus Hukum Acara Pidana dan
YOGYAKARTA Perdata

28 SEPTEMBER - 18 DESEMBER 2020

DESKRIPSI PRAKTIK PERADILAN STANDAR KOMPETENSI

Kuliah ini memberi bekal mahasiswa secara teoritis Mahasiswa memahami tentang struktur, tugas-tugas
dan praktik. Secara teoritis, mata kuliah ini hakim ketua dan tugas-tugas hakim serta tugastugas
membahas tentang Struktur/Skema Organisasi panitera, sekretaris Panitera Pengganti dan Jurusita
Pengadilan Negeri, Tugas-tugas Ketua/Wakil Ketua di Pengadilan Negeri serta mengerti proses
Pengadilan Negeri, Tugas-tugas hakim/Majelis hakim, persidangan perkara perdata dan pidana
Tugas-tugas Panitera, Sekretaris Panitera Pengganti
dan Jurusita, Beracara perkara perdata di Pengadilan
Negeri, Pra Peradilan, Beracara perkara pidana di METODE PEMBELAJARAN
Pengadilan Negeri, dan eksekusi perkara perdata.
a. CERAMAH
Secara praktik, dalam mata kuliah ini mahasiswa b. DISKUSI
berlatih peradilan semu pidana dan perdata, serta c. PRAKTIKUM
menyaksikan langsung persidangan perkara pidana
dan perdata di Pengadilan Negeri.

REFERENSI
KONTRAK BELAJAR & PENILAIAN Referensi Utama :
1. Bidara O. Hukum Acara Perdata, Jakarta PT Pradnya Paramita, 1987
1. Kedisiplinan waktu (syarat hadir kuliah) 2. Harahap, M Yahya, Ruang Lingkup Pelaksanaan Eksekusi Bidang
Perdata, Cet. 3, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1994
2. Presensi kehadiran (syarat mengikuti ujian) 3. Subekti R Prof. DR. Hukum Acara Perdata Cet. 3, Bandung, Bina Cipta,
1989
3. UTS (bobot nilai 30%) 4. Sudikno Mertokusumo Prof. DR. Hukum Perdata Indonesia Edisi Revisi
4. UAS (bobot nilai 30%) 5. Supomo Prof. DR. Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri Cet. 9,
Jakarta, Pradnya Paramita, 1986
5. Praktikum (BOBOT NILAI 40%) 6. Sutantyo, Retno Wulan; Iskandar, Oerip Kartawinata, Hukum Acara
Tugas buku kuning jika tidak dikumpulkan Perdata dalam teori dan Praktek. Cet. 4, Mandar Maju 1989
7. Syahrani, Ridwan, SH Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilam
sesuai dengan yang diperintahkan maka aka Umum. Cet. 1, Jakarta, Sinar Grafika
kena pinalti 10 poin Referensi Anjuran :
8. HIR (Herzine Inlands Reglemen)
9. RBG (Reglemen Buityngeweston)
10. RV (Reglemen Recht Vordering)
11. Undang undang Kekuasaan Kehakiman
12. Undang undang Peradilan Umum
13. Undang undang Mahkamah Agung

1
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Pasal 24 Undang Undang Dasar 1945

Menyatakan, kekuasaan kehakiman


dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
PERADILAN ?
dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.

MAHKAMAH AGUNG DAN BADAN PERADILAN UMUM


PERADILAN DI BAWAHNYA  Peradilan Umum adalah Salah Satu Pelaku
Kekuasaan Kehakiman Bagi Rakyat Pencari
 Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka Keadilan Pada Umumnya (Pasal 2 UU 2/1986 Jo
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan UU 8/2004 Jo UU 49/2009)
hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat (1) UUD 1945
 Kekuasaan Kehakiman di Lingkungan Peradilan
Umum dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri &
 Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di Pengadilan Tinggi dan berpuncak pada
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara
peradilan agama, lingkungan Peradilan Militer, Tertinggi (Pasal 3 UU 2/1986 Jo UU 8/2004 Jo.
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negera, dan oleh UU 49/2009)
sebuah Mahkamah Konstitusi (Pasal 24 ayat (2) UUD  Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang
1945) memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara pidana dan perkara perdata di tingkat
pertama (Pasal 50 UU 2/1986 Jo. UU 8/2004 Jo.
UU 49/2009)

LANJUTAN… SUSUNAN PENGADILAN


 Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili  Susunan Pengadilan Negeri terdiri dari
perkara pidana dan perkara perdata di tinggkat banding
dan mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa
Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera,
kewenangan mengadili antar Pengadilan Negeri di Sekretaris, dan Jurusita (Pasal 10 ayat (1)
daerah hukumnya (Pasal 4 ayat (1) UU 2/1986 Jo. UU UU 2/1986 Jo. UU 4/2004 Jo. UU 49/2009)
8/2004 Jo. UU 49/2009)  Pimpinan Pengadilan Negeri terdiri dari
 Pengadilan Negeri berkedudukan di Kotamadya atau di
Ibukota Kabupaten, dan daerah hukumnya meliputi
seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua
wilayah Kotamadya atau Kabupaten (Pasal 4 ayat (1) (Pasal 11 ayat (1) UU 2/1986 Jo. UU 4/2004
UU 2/1986 Jo. UU 8/2004 Jo. UU 49/2009) Jo. UU 49/2009)
 Pengadilan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi
dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pasal
4 ayat (2) UU 2/1986 Jo. UU 8/2004 Jo. UU 49/2009)

2
PENGERTIAN HUKUM ACARA PERDATA ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERDATA
 Peraturan Hukum yang menentukan bagaimana caranya 1. Audi et Alteram Partem (mendengar kedua belah pihak). Artinya kedua
belah pihak haruslah diperlakukan sama oleh hakim pemeriksa perkara,
menjamin pelaksanaan hukum perdata materiil dan lebih tidak memihak, dan harus mendengar keterangan dari kedua belah
konkrit dapat juga dikatakan hukum acara perdata pihak secara bersama-sama.
mengatur bagaimana caaranya mengajukan tuntutan hak, 2. Actor Sequitor Forum Rei, artinya gugatan diajukan ke pengadilan
negeri di tempat tinggal Tergugat. Dalam rangka melindungi
memeriksa serta memutusnya dan pelaksanaan dari kepentingan Tergugat.
putusannya, Tuntutan hak adalah tindakan yang bertujuan 3. Forum Rei Sitae, Gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri tempat obyek
memperoleh perlindungan hukum yang diberikan benda tetap yang menjadi obyek sengketa berada (Pasal 118 ayat (3)
HIR
pengadilan untuk 4. Nemo Judex Sine Actore / Judex Ne Procedat Ex Officio. Artinya Hakim
 menvcegah “eigenrichting” (main hakim sendiri). Prof. menunggu datangnya perkara, tidak ada persidangan karena jabatan.
Kalau tidak ada perkara tidak ada persidangan.
Sudikno Mertokusumo. 5. Openbaarheid Van Rechtspraak, pada asasnya sidang pemeriksaan
perkara perdata harus terbuka untuk umum (pasal 19 ayat(1) UU No. 48
 Himpunan peraturan yang mengatur bagaimana orang Tahun 2009)
6. Ne Bis In Idem, Perkara yang sama, dengan pihak-pihak yang sama,
harus bertindak di muka pengadilan dan bagaimana mengenai hal yang sama, tidak boleh diputus dua kali oleh pengadilan
pengadilan harus bertindak, satu sama lain, untuk yang sama atau sama tingkatannya.
melaksanakan berjalannya peraturan-peraturan hukum
perdata. Prof. Wirjono Prodjodikoro.

LANJUTAN….. DASAR KEWENANGAN


7. Verhandlungs Maxime/Lydelijkheid Van De Rechter, Ruang lingkup
pokok sengketa ditentukan oleh pihak bersengketa, hakim tidak boleh

8.
memutus dari yang dituntut atau kurang dari yang dituntut.
Res Yudicata Pro Veritate Habetur, Putusan pengadilan harus selalu
Peradilan umum berwenang
dianggap benar, sampai dibatalkan oleh pengadilan yang lebih tinggi
tingkatannya. memeriksa, mengadili, dan memutus
9. Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan (Pasal 4 ayat (2) UU No. 48 Tahun
2009. perkara pidana dan perdata sesuai
10. Berperkara tidak harus diwakilkan, berperkara di pengadilan tidak harus
diwakili oleh ahli hukum/advokat, para pihak boleh beracara sendiri/maju dengan ketentuan peraturan
sendiri, sekalipun buta hukum ataupun buta huruf.
11. Berperkara dengan biaya, Berperkara di muka pengadilan harus
membayar biaya perkara.
perundang-undangan (Pasal 25 ayat
12. Putusan harus disertai alasan-alasan. Semua putusan pengadilan harus
memuat alasan-alasan hukum (ratio legis) putusan yang dijadikan dasar
(2) UU 48/2009 tentang Kekuasaan
untuk mengadili, sebagai pertanggunganjawab hakim atas apa yang
telah diputus baik kepada masyarakat, para pihak, pengadilan yang
Kehakiman)
lebih tinggi dan ilmu hukum

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG RI CATATAN PERKARA PERDATA-KHUSUS


NOMOR : 44/KMA/SK/III/2014
TANGGAL 20 MARET 2014 1. Nomor : 123/Pdt.Sus.Pailit/2010/PN Niaga Smg.
TENTANG Nomor : 123/Pdt.Sus.PKPU/2010/PN Niaga Smg
Dan lain lain yaitu Actio Pauliana, Renvoi,
PEMBERLAKUANTEMPELATE PUTUSAN Homologasi dan Gugatan lainnya
DAN STANDAR PENOMORAN PERKARA 2. Nomor : 24/Pdt,Sus-HKI/2010/PN Niaga Sby
PERADILAN UMUM 3. Nomor : 15/Pdt.Sus-Arbt/2010/PN Niaga Smg
CATATAN PERKARA PERDATA-UMUM 4. Nomor : 28/Pdt.Sus-KPPU/PN Btm
5. Nomor : 12/Pdt.Sus-BPSK/2010/PN Plg
1. Permohonan. Nomor : 1/Pdt.P/2019/PNYYK 6. Nomor : 1/Pdt.Sus-PHI/2010/PN Bdg
2. Gugatan. Nomor : 1/Pdt.G/2019/PNYYK 7. Nomor : 123/Pdt.Sus-Parpol/2010/PN Cbn
3. Perlawanan. Nomor : 1/Pdt.Plw/2019/PNYYK 8. Nomor : 12/Pdt.Sus-KIP/2010/PN Yyk
4. Bantahan. Nomor : 1/Pdt.Bth/2019/PNYYK

3
PERKARA VOLUNTAIR
PERKARA PERDATA (PERKARA PERMOHONAN)
Pengertian perkara perdata adalah “meliputi
baik perkara yang mengandung sengketa Perkara Tanpa Sengketa
(Contentius) maupun yang tidak
mengandung sengketa (Voluntair)”
Profesor Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. Misal : pengangkatan anak angkat wali,
perubahan nama dan lain-lain

URUTAN SIDANG PERMOHONAN


 Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk PERKARA CONTENTIOSA
umum
 Pemohon diperintahkan memasuki ruang sidang
 Pemohon ditanya datang sendiri/diwakili
kuasanya (diperiksa surat ijin praktik dari
PERKARA GUGATAN
organisasi advokat)
 Pembacaan permohonan Perkara yang mengandung sengketa antara
 Pemohon ditanya apakah permohonannya akan pihak yang satu dengan pihak lainnya (antara
ada yang dirubah, diperbaiki atau bahkan akan
dicabut
paling tidak seorang penggugat dengan paling
 Pemeriksaan kompetensi, alat bukti, alat bukti tidak seorang tergugat)
surat dan saksi serta Kesimpulan
 Putusan

 Sengketa hukum dapat diselesaikan dengan berbagi cara , yaitu


PENYELESAIAN SENGKETA HUKUM :
1. Yudicial Settlement of Dispute
 Untuk dapat memenuhi Kebutuhan atau 2. Extra Yudicial Settlement of Dispute
kepentingannya secara wajar, manusia membutuhkan 3. Quasi Yudicial / Pseudo Yudicial
interaksi dengan pihak lain) person/badan hukum).
Karena kebutuhan atau kepentingan manusia itu Kedua dan ketiga cara tersebut mempunyai kewenangan
demikian banyak, maka sangat terbuka kemungkinan menyelesaikan sengketa hukum, walaupun bukan termasuk
kekuasaan kehakiman
terjadi benturan antara orang satu dengan yang lainnya.
Benturan kepentingan ini menimbulkan sengketa Ad.1. Yudicial Settlement of Dispute adalah penyelesaian
(dispute). sengketa dengan penegakan hukum formil melalui pengadilan
 Tidak semua sengketa diatur oleh hukum dan dengan karakteristik
mempunyai akibat hukum. a. Penyelesaian melalui proses peradilan
 Sengketa Hukum adalah sengketa yang diatur oleh b. Sifat penyelesaian Adversial (bertentangan atau
berlawanan)
hukum sehingga mempunyai akibat hukum. Di samping c. Bersifat formal/formalistik (semua diatur)
sengketa hukum dikenal pula sengketa sosial, ekonomi, d. Melibatkan hakim/proses pengadilan
politik.(tidak diatur oleh hukum) e. Win-Lose Solution

4
Lanjutan … PERBUATAN MELAWAN HUKUM
PASAL 1365 KUH PERDATA
Ad.2. Extra Yudicial Settlement of Dispute adalah penyelesaian
sengketa di luar pengadilan (Alternative Dipute Resolution-ADR) Tiap perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian
dengan karakteristik :
a. Penyelesaian di luar pengadilan
kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
b. Sifat penyelesaian kompromi/musyawarah menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.
c. Bersifat informal / tidak rinci / resmi Unsur-unsur PMH tersebut adalah
d. Tidak melibatkan Hakim Pengadilan 1. Adanya Perbuatan Melawan Hukum. Tidak hanya
e. Win-Win Solution bertentangan dengan Undang-Undang tetapi juga jika
berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang memenuhi
Bentuk-bentuk ADR yang paling vanyak digunakan : Negosiation, salah satu unsur berikut :
Mediation, Concililation, Arbitration.
a. Bertentangan dengan hak orang lain
Ad.3. Quasi Yudicial / Pseudo Yudicial adalah penyelesaian b. Bertentangan dengan kewajiban hukumannya
sengketa hukum oleh lembaga non yudisial yang mempunyai sendiri
kewenangan yudisial, misalnya KPPU, BPSK, KPAI, PPATK, c. Bertentangan dengan kesusilaan
Ombudsman RI d. Bertentangan dengan keharusan (kehati-hatian,
kepantasan, kepatutan) yang harus diindahkan
dalam pergaulan masyarakat mengenai orang lain
atau benda.

Lanjutan… Lanjutan…
2. Adanya Unsur Kesalahan. Unsur kesalahan artinya kerugian moril atau idiil-immateriil (yang sulit diukur),
adanya perbuatan dan akibat-akibat yang dapat yakni ketakutan, terkejut, sakit dan kehilangan
dipertanggungjawabkan kepada si pelaku. Syarat kesenangan hidup, cemas.
kesalahan ini dapat diukur secara :
a. Obyektif yaitu dengan dibuktikan bahwa dalam 4. Adanya hubungan sebab akibat. Unsur sebab akibat
keadaan seperti itu manusia yang normal dapat untuk meneliti hubungan kausal antara perbuatan
menduga kemungkinan timbulnya akibat dan melawan hukum dan kerugian yang ditimbulkan
kemungkinan ini akan mencegah manusia yang baik sehingga si pelaku dapat dipertanggungjawabkan.
untuk berbuat atau tidak berbuat. a. Condition sine qua non. Dimana menurut teori ini
b. Subyektif yaitu dengan dibuktikan bahwa apakah si orang yang melakukan perbuatan melawan hukum
pembuat berdasarkan keahlian yang ia miliki dapat selalu bertanggung jawab jika perbuatannya
menduga akan akibat dari perbuatannya. Condition sine qua non menimbulkan kerugian
3. Adanya kerugian. Yaitu kerugian yang timbul karena (yang dianggap sebagai sebab dari pada suatu
PMH. Tiap PMH tidak hanya dapat mengakibatkan perubahan adalah semua syarat-syarat yang harus
kerugian uang saja, tetapi juga dapat mengakibatkan ada untuk untuk timbulnya akibat)

Lanjutan… WANPRESTASI
Artinya adalah tidak terpenuhinya prestasi oleh Debitur
b. Adequate veroorzaking, dimana menurut teori ini si
karena kesalahannya baik karena kesengajaan atau
pembuat hanya bertanggung jawab untuk kerugian
kelalaian.
yang selayaknya dapat diharapkan sebagai akibat
dari pada perbuatan melawan hukum. Adapun wujud dari Wanprestasi adalah :
1. Tidak memenuhi kewajiban sama sekali
Terdapat hubungan causal jika kerugian menurut aturan 2. Melaksanakan/memenuhi tetapi terlambat
pengalaman secara layak merupakan akibat yang dapat 3. Melaksanakan kewajiban tetapi tidak seperti yang
diharapkan akan timbul dari perbuatan melawan hukum. diperjanjikan
4. Berbuat sesuatu yang tidak diperjanjikan
Adapun unsur-unsur wanprestasi adalah :
1. Timbul dari persetujuan dan atau harus ada perjanjian
terlebih dahulu (Pasal 1320 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata selanjutnya disebut KUH Perdata).

5
Lanjutan… Lanjutan…
Untuk seseorang dikatakan wanprestasi sebelumnya
Hal ini dapat dikesampingkan, jika dalam klausul
harus ada perjanjian, tanpa adanya perjanjian tidak
perjanjian, debitur dapat langsung dianggap lalai tanpa
mungkin seseorang dapat dikatakan wanprestasi,
somasi.
wanprestasi terhadap apa kalau perjanjian tidak ada.
2. Harus adanya pelanggaran. Pelanggaran yang
4. Ada kerugian yang diderita salah satu pihak. Biasanya
dilakukan oleh salah satu pihak terhadap kesepakatan
yang dirugikan adalah orang yang seharusnya
dalam perjanjian tersebut. Misalnya dalam perjanjian
menerima suatu prestasi tertentu tetapi pada
penyerahan barang, jika ternyata pihak yang diwajibkan
prakteknya ia tidak kunjung menerima suatu prestasi
menyerahkan barang tidak juga menyerahkan barang
tersebut. Tuntutan kerugian ini dihitung sejak saat
yang seharusnya ia serahkan sesuai dengan perjanjian
terjadinya kelalaian (Pasal 1237 KUH Perdata), serta
atau kesepakatan antara keduanya.
jenis dan jumlah ganti rugi telah diatur secara rinci
3. Terlebih dulu ada peringatan atau somasi. Terhadap
dalam Pasal 1246 KUH Perdata.
pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu pihak,
dilakukan peringatan atau somasi terlebih dahulu.

SUBSTANSI GUGATAN Lanjutan…


Pasal 8 ayat (3) Rv menentukan surat gugatan harus Error In Persona terjadi apabila dalam gugatan ada
memenuhi beberapa hal sebagai berikut beberapa hal sebagai berikut
1. Identitas Para Pihak. Identitas para pihak adalah ciri a. Disquailificatie In Peson : Penggugat bukan persona
atau karakteristik yang dimiliki penggugat dan tergugat, standi in judicio, belum dewasa, bukan orang yang
meliputi tempat tinggal, umur, status perkawinan, dan mempunyai hak dan kepentingan, di bawah
lain-lain yang dirasa perlu. pengampuan (curatete), tidak mendapat kuasa baik
Dalam hal ini identitas para pihak harus jelas dan dengan lisan maupun dengan surat kuasa khusus,
lengkap, sehingga berkualitas sebagai perseorangan surat kuasa khususnya tidak sah.
pribadi. Bila para pihak berkualitas sebagai badan b. Gemis Aanhoedanigheid : orang ditarik sebagai
hukum, maka dalam praktek cukup disebut nama badan Tergugat tidak tepat misalnya seorang pengurus
hukumnya, tempat kedudukan, dan alamat kantornya yayasan digugat secara pribadi (Putusan
(putusan MA RI No. 440 K/Pdt/1986 tanggal 29 Agustus Mahkamah Agung No. 601 K/Sip/1975. 20 April
1986). Suatu hal yang dipergantikan adalah 1977
kelengkapan para pihak yang berperkara yang harus c. Plurium Litis Consortium : Orang yang ditarik
digugat tetapi tidak digugat, maka gugatan tersebut sebagai Tergugat tidak lengkap misalnya pihak
akan dinyatakan tidak dapat diterima (MA No. 151 ketiga yang saat gugatan diajukan menguasai harta
K/Sip/1975 tanggal 13 Mei 1975).

Lanjutan… Lanjutan…
yang diperkarakan justru tidak digugat, tetapi hanya 3. Petitum atau Tuntutan. Petitum adalah tuntutan,
meletakkan subyek tergugatnya terhadap orang yang permintaan atau harapan para pihak (penggugat)
dahulu menguasai harta tersebut sebelum dikuasai terhadap pihak lawannya (tergugat) yang dirumuskan
pihak ketiga (putusan Mahkamah Agung No. 602 secara jelas dan tegas yang nantinya diputuskan dalam
K/Sip/1975 tanggal 25 Mei 1977). Terhadap gugatan amar putusan hakim.
yang telah terdapat cacat berupa error in persona ini. Pasal 94 menentukan bahwa bila Pasal 8 RV tidak
Maka dapat mengakibatkan gugatan tidak dapat diikuti, maka akibatnya gugatan batal, bukan tidak dapat
diterima / NO diterima. Sedangkan gugatan yang tidak jelas, atau
2. Posita atau Fundamentum Petendi. Artinya bahwa tidak sempurna dapat mengakibatkan gugatan tersebut
dasar tuntutan yang terdiri dari dua bagian yang tidak dapat diterima. Gugatan yang obscuur libels
menjelaskan peristiwa, kejadian-kejadian, atau duduk adalah gugatan yang kabur, tidak jelas, karena berisi
perkara, dan bagian yang menjelaskan tentang pernyataan-pernyataan yang bertentangan satu sama
hukumnya, meliputi tentang adanya hak atau hubungan lain. Gugatan seperti ini dapat berakibat tidak
hukum yang menjadi dasar yuridis suatu gugatan. diterimanya gugatan oleh hakim.
Dengan demikian, posita memberikan gambaran
tentang kejadian materiil sebagai dasar tuntutan.

6
Lanjutan… SYARAT FORMAL GUGATAN
Suatu gugatan dikatakan obscuur libel yaitu jika :
Dalam praktek peradilan syarat formal gugatan yang lazim
1. Posita/Fundamentum Potendi tidak menjelaskan dasar
sebagai berikut :
Hukum (rechtground) dan kejadian yang mendasari
1. Tempat dan waktu surat gugatan yang dibuat oleh
gugatan
penggugat atau kuasa hukumnya
2. Tidak jelas obyek yang disengketakan yaitu misalnya :
2. Alamat kepada Ketua Pengadilan mana gugatan
a. Tidak menyebutkan letak dan lokasinya
tersebut diajukan
b. Tidak jelas batas, ukuran dan luas obyek sengketa
3. Titel gugatan
c. Tidak ditemukan adanya obyek sengketa
a. Dibuat secara singkat, jelas dan sinkron.
3. Penggabungan gugatan yang campur aduk
b. Menggunakan bahasa hukum
4. Terdapat pertentangan antara posita dan petitum
c. Menggambarkan isi gugatan
5. Petitum tidak terinci tetapi hanya berupa kompositur
4. Harus menyebut identitas para pihak lengkap dan jelas
atau ex aequo et bono
5. Posita/Fumdamentum Potendi
a. Pada prinsipnya petitum primer harus terinci
6. Petitum/tuntutan penggugat
b. Bila petitum primer sudah terinci boleh dibarengi
7. Surat gugatan harus menyebut nama
dengan petitum subsidair
Penggugat/kuasanya dan tanda tangan di atas meterai

KEWENANGAN PENGADILAN KEKUASAAN KEHAKIMAN


Dalam Hukum Acara Perdata dikenal 2 macam kewenangan
1. Wewenang mutlak atau Absolut Competentie Kewenangan Pengadilan adalah pelaksana Kekuasaan
Wewenang mutlak adalah wewenang badan pengadilan Kehakiman sebagai mana diatur dalam UU 14/1970 dan UU
dalam memeriksa jenis perkara tertentu yang secara 14/1985 tentang Mahkamah Agung. UU 14/1970 merupakan
mutlak tidak dapa diperiksa oleh badan peradilan lain, induk dan kerangka umum yang meletakkan dasar serta
baik di lingkungan peradilan yang sama (Pengadilan asas-asas peradilan serta pedoman bagi lingkungan
Negeri, Pengadilan Tinggi) maupun dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan
peradilan lain (Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha peradilan tata usaha negara, sedang masing-masing
Negara, Peradilan Militer) peradilan masih diatur dalam undang-undang tersendiri.
2. Wewenang relatif atau Relative Competentie Kebebasan Kekuasaan Kehakiman, yang
Wewenang relatif diartikan sebagai kekuasaan penyelenggaraannya disertakan kepada badan-badan
Pengadilan yang satu jenis dan satu tingkatan, dalam peradilan, merupakan salah satu ciri khas negara hukum,
perbedaannya dengan kekuasaan Pengadilan yang pada hakekatnya kebebasan ini merupakan sifat
sama jenis dan sama tingkatan lainnya, misalnya pembawaan dari pada setiap peradilan, namum kebebasan
Pengadilan Negeri Magelang dengan Pengadilan itupun tidak mutlak sifatnya , karena tugas dari pada hakim
Negeri Purworejo.

TEKNIS PEMERIKSAAN PENGADILAN


Lanjutan… Surat Gugatan dan permohonan yang diterima oleh
adalah untuk menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pengadilan Negeri, telah diberi nomor dan didata dalam
Pancasila dengan jalan menafsirkan hukum dan mencari Buku Register dalam waktu 3 hari harus diserahkan kepada
dasar hukum serta asas-asas yang jadi landasannya, Ketua Pengadilan Negeri untuk ditetapkan Hakim/Majelis
melalui perkara-perkara yang dihadapkan kepadanya, Hakim yang akan memeriksa dan memutus perkara
sehingga keputusannya mencerminkan perasaan keadilan tersebut. Kemudian Hakim/Majelis Hakim mempelajari
bangsa dan rakyat Indonesia. berkas dalam waktu 1 minggu harus menentukan waktu
sidangnya, selanjutnya memerintahkan pemanggilan para
PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN pihak di tempat tinggalnya masing-masing yang berperkara
Setelah penggugat memasukkan gugatan dalam daftar pada yang tenggang waktunya paling sedikit 3 hari kerja kecuali
Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan melunasi biaya dalam hal yang mendesak (Pasal 122 HIR/Pasal 146 RBg.
perkara, ia tinggal menunggu pemberitahuan hari sidang.
Gugatan itu tidak akan didaftar apabila biaya perkara belum Apabila Juru Sita tidak bertemu dengan orang tersebut,
dibayar (Pasal 121 ayat (4) HIR, 145 ayat (4) RBg. panggilan disampaikan kepada Kepala Desa yang
Terkecuali perkara yang diajukan secara Prodeo, yang bersangkutan dan Relas ditandatangani dan dibubuhi cap
harus melalui Pemeriksaan dan Putusan Sela Desa serta berkewajiban segera menyampaikan panggilan
tersebut kepada pihak yang dipanggil itu.

7
PERDAMAIAN Lanjutan…
Perdamaian. Pasal 130 ayat (1) HIR/Pasal 154 ayat (1) Rbg,
hakim diwajibkan untuk mengusahakan perdamaian diantara berkekuatan hukum tetap dan apabila tidak dilaksanakan,
para pihak yang bersengketa. Dengan demikian, hakim eksekusi dapat dimintakan kepada Ketua Pengadilan Negeri
mempunyai peranan aktif mengusahakan penyelesaian yang bersangkutan. Terdahap putusan perdamaian tidak
perkara para pihak dengan perdamaian dalam perkara dapat diajukan upaya hukum banding. Jika usaha
perdata tidak hanya dalam sidang pertama kali digelar, perdamaian tidak berhasil, hal mana harus dicatat dalam
tetapi hakim tetap dapat mendamaikan pihak-pihak yang berita acara persidangan, maka pemeriksaan perkara
berperkara selama proses pemeriksaan perkara di dilanjutkan dengan membacakan surat gugatan dalam
persidangan-persidangan. bahasa yang dimengerti oleh para pihak, jika perlu dengan
menggunakan penerjemah (Pasal 13 HIR).
Jika usaha perdamaian berhasil, maka dibuatkan akta
perdamaian yang harus dibacakan terlebih dahulu oleh
Hakim dihadapan para pihak, sebelum hakim menjatuhkan
putusan yang menghukum kedua belah pihak untuk menaati
isi perdamaian tersebut. Akta perdamaian mempunyai
kekuatan yang sama dengan putusan Hakim yang

Lanjutan…
MEDIASI
2. Biaya pemanggilan para pihak untuk menghadiri proses
Mediasi di Pengadilan. Peraturan Mahkamah Agung mediasi lebih dahulu dibebankan kepada pihak
(PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediiasi di penggugat melalui uang panjar biaya perkara. Jika para
Pengadilan ini ditetapkan pada tanggal 31 Juli 2008. Melalui pihak berhasil mencapai kesepakatan, biaya
Mediasi di Pengadilan diharapkan tidak hanya mengurangi pemanggilan para pihak ditanggung bersama-sama
penumpukan perkara, tetapi yang terpenting tersedianya alat atau sesuai kesepakatan para pihak. Jika mediasi gagal
bagi masyarakat untuk menyelesaiakan sengketa tanpa menghasilkan kesepakatan, biaya pemanggilan para
harus berperkara di pengadilan (litigasi) yang umumnya pihak dalam proses mediasi dibebankan kepada pihak
berlangsung lama dan mahal. yang oleh hakim dihukum membayar biaya perkara.

Beberapa ketentuan di dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008, 3. Kecuali perkara yang diselesaikan melalui prosedur
diantaranya : pengadilan niaga, pengadilan hubungan industrial,
1. Tidak menempuh prosedur mediasi berdasarkan keberatan atas Badan Penyelesaian Sengketa
Peraturan ini merupakan pelanggaran terhadap Konsumen, dan keberatan atas putusan Komisi
ketentuan Pasal 130 HIR dan atau Pasal 154 Rbg yang Pengawas Persaingan Usaha, semua sengketa perdata
mengakibatkan putusan batal demi hukum. yang diajukan ke Pengadilan Tingkat pertama wajib
lebih dahulu diupayakan penyelesaian melalui
perdamaian dengan bantuan mediator.

Lanjutan… GUGATAN
4. Mediator dapat dipilih seorang atau lebih dari hakim A. GUGATAN
advokat atau akademisi hukum, profesi bukan hukum Tuntutan hak merupakan tindakan yang bertujuan
yang dianggap menguasai atau berpengalaman dalam memperoleh perlindungan hukum yang diberikan
pokok perkara. pengadilan untuk mencegah “eigenrichting”. Syarat
sebuah tuntutan hak (dalam Pasal 118 ayat (1) HIR
5. Proses mediasi pada asanya tertutup kecuali para pihak atau 142 ayat (1) RBg) disebut sebagai tuntutan perdata
menghendaki lain. (burgerlijke vordering) atau tuntutan hak yang
mengandung sengketa yang lazimnya disebut gugatan
adalah harus mempunyai kepentingan hukum.

Tuntutan hak dapat ada dua macam yaitu pertama,


tuntutan hak yang mengandung sengketa yang disebut
Gugatan di mana sekurang-kurangnya ada dua pihak.
Kedua, tuntutan hak yang tidak mengandung sengketa
yang disebut Permohonan di mana hanya terdapat satu
pihak saja.

8
FORMAT UMUM SURAT GUGATAN UPAYA MENJAMIN HAK YANG DITUNTUT
DALAM GUGATAN
Secara umum format surat gugatan meliputi :
1. Menurut tanggal gugatan dibuat Untuk kepentingan Penggugat agar terjamin haknya
2. Alamat kepada Ketua Pengadilan mana gugatan tersebut sekiranya gugatan dikabulkan Undang-undang menyediakan
diajukan upaya yang disebut dengan penyitaan, dapat dimihonkan
3. Titel gugatan bersama-sama dengan gugatan ataupun secara tersendiri
a. Dibuat secara singkat, jelas dan sinkron dengan isi dengan surat prmohonan untuk melakukan sita jaminan
gugatan terhadap barang-barang milik Tergugat.
b. Menggunakan bahasa hukum Sita jaminan dibagi dalam dua garis besar yaitu :
c. Menggambarkan isi gugatan 1. Sita jaminan terhadap barang milik Tergugat. Sita jaminan
4. Identitas para pihak ini paling sering dan banyak digunakan dalam praktek
a. Penggugat oleh Penggugat untuk menjamin gugatan agar yang
b. Tergugat dituntut dalam petitum dapat dilaksanakan, sehingga tidak
5. Posita/Fundamentum Potendi hanya menang di atas kertas saja. Dalam praktek disebut
6. Petitum/Tuntutan Penggugat sita Conservatoir (Conservatoir Beslag/CB).
7. Nama Penggugat/kuasanya serta tanda tangannya CB selain barang (bergerak/tidak bergerak) milik
Tergugat, juga milik Tergugat yang dikuasai pihak lain
atau pihak ketiga. Jika gugatan Penggugat dikabulkan ….

Lanjutan… PERKECUALIAN - ACTOR SEQUITUR


beralih menjadi sita Eksekutoiral dengan pernyataan sah FORUM REI
dan berharga, artinya barang milik Tergugat tersebut
dapat dilakukan penyerahan, pelelangan dimuka umum Berdasar Pasal 118 HIR/142 RBg terdapat perkecualian :
yang hasilnya untuk memenuhi tuntutan Penggugat. Jika 1. Gugatan diajukan di Pengadilan Negeri tempat
gugatan ditolak maka sita jaminan/CB tersebut dicabut kediaman Penggugat, apabila tempat tinggal/berdiam
dan diangkat kembali serta barang milik Tergugat Tergugat tidak diketahui.
dipulihkan seperti sedia kala tanpa beban apapun. 2. Apabila Tergugat lebih dari 2 orang atau lebih maka
2. Sita jaminan atas barang milik Penggugat. diajukan di tempat tinggal salah seorang Tergugat,
a. Sita Revindicatoir. Maksudnya adalah sita jaminan dengan pertimbangan yang menguntungkan Penggugat
barang milik Penggugat yang dikuasai Tergugat atau yaitu yang paling mudah menghadirkan saksi.
pihak lain dengan harapan agar tidak diperalihkan 3. Apabila Tergugat terdiri dari debitur pokok dan penjamin
pada orang lain selama gugatan dalam pemeriksaan yang wilayahnya berlainan maka gugatan diajukan di
pengadilan. Apabila gugatan dikabulkan maka sita Pengadilan Negeri tempat tinggal Penjamin (Guarantor).
Revindicatoir dinyatakan sah dan berharga serta 4. Apabila ada Turut Tergugat gugatan diajukan di tempat
dikembalikan kepada Penggugat tinggal Tergugat.
b. Sita Marital. Maksudnya adalah agar barang hasil dari 5. Apabila tempat tinggal/kediaman tidak diketahui maka
perkawinan antara suami isteri tidak dialihkan kepada gugatan diajukan di tempat tinggal salah satu
pihak lain selama proses persidangan berjalan. Penggugat, apabila Penggugat lebih dari satu.

Lanjutan…
6. Apabila gugatan berupa obyek sengketa barang tetap, JAWABAN GUGATAN OLEH TERGUGAT
maka diajukan di PN di tempat barang tetap berada.
7. Apabila barang tetap jumlahnya lebih dari satu dan  Jawaban Gugatan pada pokoknya merupakan bantahan
terletak di beberapa wilayah PN maka Penggugat dapat atau sangkalan terhadap hal-hal yang dituduhkan kepada
menentukan pilihannya di salah satu PN yang Tergugat. Jawaban Gugatan pada intinya berisi
menguntungkan Penggugat. penolakan semua dalil yang dikemukakan dala Gugatan
8. Domisili pilihan. Hal ini apabila telah ditentukan pilihan yang diajukan oleh Penggugat.
PN dalam suatu akta. Tetapi azas ini tidak mutlak,  Tujuan pengajuan Jawaban Gugatan adalah untuk
melainkan Penggugat berhak mengajukan di PN tempat memberikan kepastian kepada Hakim bahwa Gugatan
tinggal Tergugat. penggugat adalah tidak benar, sehingga harus ditolak.
 Prinsip Hukum yang sangat penting dalam membuat
KUMULASI GUGATAN Jawaban adalah bahwa segala sesuatu yang dianggap
Dalam sengketa perkara perdata dalam Praktek Peradilan tidak benar, harus dibantah, sebab apabila suatu dalil /
sering terjadi sekurang-kurangnya terdiri dari Penggugat tuduhan tidak disangkal / tidak dibantah, maka dalil /
lebih dari seorang melawan seorang Tergugat saja, atau tuduhan itu dianggap benar.
seorang Pengguat melawan beberapa Tergugat atau kedua  Dalam menyusun jawaban, pertama-tama harus dikaji
pihak masing-masing terdiri lebih dari seorang yang disebut dulu kemungkinan mengajukan Eksepsi, selanjutnya
Kumulasi Subyektif (penggabungan subyek) adapun jawaban yang menyangkut materi / substansi pokok
Kumulasi Obyektif : mensyaratkan adanya hubungan erat perkaranya, kemudian, kita cermati kemungkinan
obyek yang satu dengan lainnya mengajukan Gugatan balik (Reconventie)

9
Lanjutan… Lanjutan…
1. EKSEPSI (Exceptie)
2. PRINSIPAL / POKOK PERKARA (Verweer ten
 Jawaban/tangkisan yang tidak menyangkut pokok
Principale)
perkara/materi gugatan : Kewenangan Pengadilan
 Jawaban yang menyangkut pokok / materi perkara
atau Kompetensi Absolut dan Kompetensi Relatif
 Isi jawaban ini dapat berupa : pengakuan, bantahan
 Ada beberapa macam eksepsi, yaitu
dan Referte
Eksepsi materiil terdiri dari :
 Tolak atau bantah semua dalil / tuduhan yang tidak
 Dillatoir→ gugatan harus ditunda
benar, kemudian kemukakan fakta yang sebenarnya.
 Peremptoir→ gugatan terlambat/daluwarsa
 Setiap dalil bantahan, usahakan dapat didukung
 Exeptio plurium litis consortium → gugatan
dengan bukti-bukti
subyeknya tidak lengkap
 Jika ada permohonan Sita Jaminan atau permohonan
Eksepsi Prosesual bertujuan menghentikan perkara :
Provisi, persoalkan dasar dan relevansi pengajuan
 Obscuur libel → gugatan tidak jelas/samar-samar :
permohonan tersebut.
identitas, peristiwa hukum, tuntutan
3. REKONPENSI (Reconventie)
 Declinatoir→ mempersoalkan kompetensi
 Gugat balik/Gugat Balas, yaitu gugatan yang diajukan
 Disqualificatoir→ penggugat tidak berkualitas
oleh Tergugat kepada penggugat, karena terdapat
 Apabila Eksepsi diterima, maka Gugatan akan
hukum lain, di samping gugatan pokok.
dinyatakan : tidak dapat diterima (NO = Niet
 Kalau Tergugat mengajukan Gugat Balik, maka
Onvankeleijke verklaard), terhadap kompetensi
kedudukannya menjadi Penggugat dalam
diputus dengan Putusan Sela.
Rekonpensi/Tergugat dalam Konpensi

REPLIK PEMBUKTIAN
Replik adalah jawaban atas jawaban Tergugat dalam Secara normatif pembuktian diatur dalam Pasal 1865
perkara perdata, meskipun tidak diatur dalam HIR / RBg KUHPerdata atau Pasal 163 HIR yang menyatakan bahwa :
namun diatur dalam Pasal 142 RR (Staatblad 1847-52 Jo. “Barang siapa mengatakan / mendalilkan bahwa ia
1849-63). mempunyai satu hak atau mengemukakan atas suatu
Replik biasanya berisi dalil-dalil atau hal-hal tambahan untuk perbuatan untuk meneguhkan haknya itu, atau untuk
menguatan dalil-dalil gugatan Penggugat, dengan mengikuti membantah hak orang lain, haruslah membuktikan adanya
poin-poin jawaban Tergugat dan dapat mengajukan hal baru hak itu atau adanya perbuatan itu”.
untuk menguatkan dalil gugatannya, meskipun dalam hal ini
tidak menjadi keharusan hukum, tetapi Replik ini merupakan Pembuktian merupakan tahap penting karena dikabulkan
penguat untuk memertahankan dalil gugatan dengan atau ditolaknya gugatan bergantung terbukti atau tidaknya
menambahkan argumentasi yang baru. gugatan di pengadilan sehingga Hakim mendengarkan /
memperhatikan secara cermat bukti-bukti dari kedua pihak
DUPLIK secara seimbang (asas audi at alteram partem) untuk
Duplik adalah jawaban Tergugat terhadap Replik mencari fakta peristiwa hukum mengenai kebenaran formil
Penggugat, frasa Duplik berasal dari dua kata du artinya suatu perkara.
dua dan pliek artinya jawaban, yang substansinya mengenai
Perihal peristiwa yang tidak perlu dibuktikan / diketahui
dalil untuk menguatkan jawaban Tergugat dengan
Hakim disebabkan karena :
mengemukakan dalil-dalil baru tentang bantahannya atau
1. Kebenaran peristiwa hukum tidak perlu dibuktikan
sekedar menguatkan dalil jawaban serta argumentasi baru
diantaranya :

Lanjutan …
a. Dalam hal putusan dijatuhkan dengan Verstek karena Lanjutan …
Tergugat tidak datang di muka persidangan,
meskipun Tergugat telah dipanggil secara patut. mengenal zamannya tanpa penelitian. Misalnya
b. Tergugat mengakui gugatan Penggugat yang berarti seseorang tidak akan mungkin berjalan kaki secara
peristiwanya dianggap terbukti, karena pengakuan wajar dari Jakarta sampai Surabaya ditempuh hanya
merupakan alat bukti yang kuat sehingga tidak perlu 1 (satu) hari saja.
pembuktian lebih lanjut. b. Peristiwa yang terjadi di persidangan dimuka Hakim
c. Sumpah decisuir yaitu sumpah yang bersifat yang memeriksa perkara kejadian prosesuil ini
menentukan, maka peristiwa yang menjadi sengketa dianggap diketahui oleh Hakim.
yang dimintakan sumpah dianggap terbukti dan tidak
perlu pembuktian lebih lanjut. 3. Pengetahuan tentang pengalaman yaitu kesimpulan
d. Telah menjadi pendapat umum bahwa bantahan berdasarkan pengetahuan umum, hal ini tidak termasuk
kurang cukup atau diajukan referte, maka tidak perlu hukum karena tidak bersifat normatif tetapi merupakan
pembuktian dan Hakim tidak boleh membebani para semata-mata.
pihak dengan pembuktian.
2. Hakim secara ex off sio dianggap mengenal peristiwanya
sehingga tidak perlu pembuktian lebih lanjut, karena :
a. Peristiwa notoir : kejadian / keadaan yang dianggap
harus diketahui oleh orang yang berpedidikan dan …

10
;;;;;;

MACAM-MACAM ALAT BUKTI Lanjutan …


Alat bukti dalam hukum acara perdata diatur dalam Pasal c. Surat biasa, yaitu surat yang tidak dibuat khusus
1866 KUHPerdata atau Pasal 164 HIR : untuk menjadi alat bukti, hal ini jika di Pengadilan
1. Bukti tulis hanya sebagai kebetulan saja yang dalam terjadinya
Akta autentik (Pasal 1868 KUH Pdt atau165 HIR atau 285 sengketa menjadi penting yang kekuatannya terletak
RBg, memuat keterangan Pejabat Umum, seperti Notaris, pada aslinya (Pasal 301 RBg dan Pasal 1888 KUH
Hakim dan lain-lain yang menerangkan apa yang Pdt) dan harus dinazegelen di Kator Pos untuk
dilakukan dan dilihat di hadapannya. memenuhi pemeteraian.
a. Akta di bawah tangan, adalah akta yang sengaja
dibuat untuk pembuktian oleh para pihak yang 2. Bukti Saksi
berkepentingan tanpa bantuan dari Pejabat Umum, Saksi adalah orang yang memberi keterangan mengenai
seperti akta sewa-menyewa, jual beli dan lain-lain. apa yang dia ketahui, lihat, dengar alami sendiri yang
b. Surat biasa, yaitu surat yang tidak dibuat khusus dengan kesaksian itu suatu perkara menjadi jelas.
untuk menjadi alat bukti, hal ini jika di Pengadilan
hanya sebagai kebetulan saja yang dalam a. Saksi Kebetulan. Maksudnya secara kebetulan
terjadinyaAkta di bawah tangan, adalah akta yang melihat, mengalami atau mendengar sendiri peristiwa
sengaja dibuat untuk pembuktian oleh para pihak yang menjadi perkara, misalnya para tetangga dan
yang berkepentingan tanpa bantuan dari Pejabat orang yang secara kebetulan melihat, mendengar
Umum, seperti akta sewa-menyewa, jual beli dan lain- peristiwa itu.
lain.

Lanjutan … Lanjutan …
b. Saksi Sengaja. Maksudnya saksi yang pada waktu 3. Persangkaan.
perbuatan hukum itu dilakukan sengaja diminta untuk Dalam Pasal 173 HIR / 310 RBg / 1915 – 1922 BW,
menyaksikan, misalnya Kepala Desa, Notaris dll. memperingatkan Hakim agar menarik kesimpulan harus
Sebagaimana diatur dalam Pasal 139 HIR / 165 RBg, hati-hati dan waspada dan tidak boleh mendasarkan
perlu diperhatikan juga Pasal 169 HIR / 306 RBg putusannya pada satu persangkaan saja. Persangkaan
keterangan seorang saksi saja tanpa alat bukti lain ada 2 yaitu persangkaan Undang-Undang dan Hakim.
tidak dapat dipercaya dalam hukum, dikenal dengan Sebagai contoh Persangkaan Hakim adalah yang sudah
asas Unus Testis Nulus Testis : satu saksi bukanlah menjadi yurisprudensi tetap dalam perkara perceraian
saksi, sehingga minimal 2 orang saksi atau didukung beralasan perzinahan bahwa kalau dapat dibuktikan
alat bukti lain. seorang laki-laki dan perempuan yang bukan suami isteri
bersama-sama menginap dalam satu kamar dan hanya
Kesaksian yang didengar dari pihak lain atau bukan satu tempat tidur, maka dipersangkakan mereka telah
dilihat, didengar atau dialami sendiri disebut melakukan perzinahan. Juga jawaban yang mengelak
Testimonium De Auditu yang ini tidak diperkenankan dengan tidak tegas dan bersifat plin-plan dapat
sebagai alat bukti. Selain itu saksi harus bersumpah menimbulkan persangkaan bahwa dalil pihak lawan benar
atau berjanji menurut agamanya dan akan atau salah satu pihak tidak mau menunjukkan pembukuan
menerangkan dengan benar tidak lain dari pada yang perusahaan dapat menimbulkan persangkaan bahwa
sebenarnya, jika tidak bersumpah maka hanya pembukuan tidak beres dan tidak ada pertanggung
digunakan sebagai petunjuk saja. jawaban.

Lanjutan … Lanjutan …
Pengakuan merupakan keterangan baik tertulis maupun
Contoh persangkaan Undang-Undang antara lain :
lisan, yang membenarkan peristiwa, hak atau hubungan
- Terhadap benda bergerak, barang siapa menguasainya
hukum yang dikemukakan pihak lawan. Menurut Pasal
dianggap sebagai pemiliknya (Pasal 1977 ayat (1) BW
174 HIR / 311 RBg / 1925 BW merupakan bukti yang
- Tiap tembok yang dipakai sebagai tembok batas dua
sempurna terhadap siapa yang melakukannya baik sendiri
pekarangan, dianggap sebagai milik bersama pemilik
maupun perantaraan orang lain yang mendapat kuasa
pekarangan yang berbatasan kecuali ditunjukan
khusus untuk itu, adanya pengakuan Tergugat maka
sebaliknya (Pasal 633 BW).
perselisihan dianggap selesai sekalipun pengakuannya
- Tiap anak yang lahir dalam perkawinan, suami dari
tidak benar, namun Hakim tidak perlu meneliti
perempuan yang melahirkan adalah ayahnya (Pasal
kebenarannya (Putusan MA No. 858 K/Sip/1971 dan No.
250 BW)
496 K/Sip/1971)
- Adanya tiga surat tanda pembayaran (persewaan,
nafkah, bunga pinjaman, dan segala yang dibayar tiap 5. Sumpah
tahun / waktu tertentu) 3 (tiga) angsuran berturut-turut Diatur dalam Pasal 155 s/d 158 dan 177 HIR / 182 s/d
maka terbitlah persangkaan angsuran sebelumnya telah 185 dan 314 RBg / 1929 s/d 1945 BW.
dibayar lunas, kecuali dibuktikan sebaliknya (Pasal Sumpah pada umumnya adalah suatu pernyataan yang
1394 BW) khidmat diucapkan pada waktu memberi keterangan yang
4. Pengakuan tidak benar akan dihukum-Nya. Jadi hakekatnya sumpah
Diatur dalam Pasal 174 – 176 HIR / 311-313 RBg / 1923 – merupakan tindakan yang bersifat relegius yang
1928 BW) digunakan dalam peradilan.

11
Lanjutan …
.Dalam Hukum Acara Perdata ada 3 macam sumpah : PUTUSAN
a. Sumpah Pemutus (decissoir). Maksudnya sumpah Putusan (vonnis) adalah bentuk penyelesaian perkara dalam
yang dibebankan atas permintaan salah satu pihak peradilan Contentieus, sedangkan penyelesaian perkara
kepada pihak lawan untuk menggantungkan dalam peradilan Voluntair disebut dengan Penetapan.
pemutusan perkara, hal ini dapat dilakukan bila dalam Putusan adalah perbuatan hakim sebagai penguasa atau
perkara tersebut sama sekali tidak ada alat bukti pejabat negara yang dilakukan untuk memutuskan atau
lainnya (Pasal 1930 ayat (2) BW). Yang berinisiatif mengakhiri sengketa, sedangkan penetapan dibuat
membebani sumpah ini dan dialah yang menyusun berkaitan dengan adanya suatu permohonan, yang tidak
sumpahnya serta dianggap melepaskan haknya. berdasarkan pemeriksaan para pihak, misalnya dalam
b. Sumpah Penambah. Maksudnya sumpah yang pengangkatan wali, anak angkat dan lain-lain.
diperintahkan oleh Hakim karena jabatannya kepada
salah satu pihak untuk menambah pembuktian ISI PUTUSAN
peristiwa yang belum lengkap. Putusan MA 180 1. Kepala putusan
K/Sip/1954 tanggal 1-2-1956, 316 K/Sip/1974 tanggal Setiap putusan pengadilan harus mempunyai kepala
25-3-1976. putusan pada bagian atas putusan yang berbunyi “Demi
c. Sumpah Penaksiran (aestimatoir). Hal ini keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
diperintahkan Hakim kepada Penggugat untuk Pencantuman Kepala ini dimaksudkan oleh pembuat
menentukan jumlah ganti rugi kecuali dengan taksiran undang-undang supaya hakim menginsyafi, bahwa
yang sempurna dan masih bisa bukti dari lawan. karena sumpah jabatannya dia tidak hanya bertanggung
jawab kepada hukum, diri sendiri dan rakyat, tetapi juga ..

Lanjutan … Lanjutan …
bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu pertimbangan tentang duduk perkaranya (feitelijke
(Penjelasan Umum angka 6 UU No. 14/1970. Kepala gronden) dan pertimbangan tentang hukumnya
putusan ini mempunyai kekuatan eksekutorial pada (rechtsgronden).
putusan. Apabila dalam kepala putusan tersebut tidak ada Pertimbangan tentang duduk perkaranya sebenarnya
kata-kata tersebut maka putusan pengadilan tersebut bukanlah pertimbangan dalam arti yang sebenarnya, oleh
tidak dapat dilaksanakan atau batal demi hukum. karena pertimbangan tentang duduk perkaranya hanyalah
2. Identitas para pihak yang berperkara menyebutkan apa yang terjadi di depan pengadilan.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa dalam setiap
perkara perdata selalu ada dua pihak yang berhadapan Sering kali gugatan penggugat dan jawaban tergugat
yaitu penggugat dan tergugat, bahkan bisa ada pihak dikutip secara lengkap. Pertimbangan atau alasan-alasan
yang disebut dengan turut tergugat. Dalam putusan dalam arti yang sebenarnya adalah pertimbangan tentang
pengadilan identitas pihak-pihak yang berperkara ini hukumnya, pertimbangan tentang hukum inilah yang
harus dimuat secara jelas yaitu nama, alamat, pekerjaan menentukan nilai dari suatu putusan pengadilan, yang
dan sebagiannya serta nama kuasanya kalau yang penting diketahui oleh pihak-pihak yang berperkara dan
bersangkutan menguasakan kepada orang lain. hakim yang meninjau putusan tersebut dalam
3. Pertimbangan (alasan-alasan) pemeriksaan tingkat banding dan tingkat kasasi.
Pertimbangan atau alasan-alasan dalam putusan Karenanya para hakim harus memperhatikan betul-betul
pengadilan terhadap perkara perdata terdiri atas 2 bagian pertimbangan hukum ini secara cermat.
bagian,.

Lanjutan …
Lanjutan …
Pasal 184 HIR /195 RBg dan Pasal 23 UU No. 14/1970
menentukan, bahwa setiap putusan pengadilan dalam Konpensi maupun dalam rekonpensi. Kalau
perkara perdata harus memuat ringkasan gugatan dan
jawaban dengan jelas, alasan dan dasar dari putusan, tidak maka putusan tersebut harus dibatalkan
Pasal-pasal serta hukum tidak tertulis, pokok perkara, (MA No. 104 K/Sip/1968). Namun hakim
biaya perkara, serta hadir tidaknya pihak-pihak yang dilarang menjatuhkan putusan terhadap
berperkara pada waktu putusan pengadilan diucapkan. sesuatu yang tidak dituntut atau mengabulkan
Namun dalam praktik peradilan dalam putusan perkara
perdata tidak jarang terjadi, seluruh gugatan dan jawaban lebih dari pada yang dituntut (Pasal 178
tersebut dimuat dalam putusan. HIR/189 RBg, MA No. 339 K/Sip/1969 tanggal
4. Amar Putusan 21-2-1970 dan No. 46 K/Sip/1969 tanggal 19-
Sebagaimana telah diterangkan bahwa dalam gugatan 6-1971). Mengabulkan lebih dari pada petitum
penggugat ada petitum yakni apa yang dituntut atau
diminta supaya diputuskan oleh hakim. Amar (diktum) hanya dapat dibenarkan asal saja tidak
putusan pengadilan merupakan jawaban terhadap petitum menyimpang dari posita (MA No. 425
didalam gugatan penggugat tersebut. K/Sip/1975 tanggal 15-7-1975 dan No. 1245
Dalam hukum acara perdata ditentukan bahwa hakim K/Sip/1974 tanggal 9-11-1976).
wajib mengadili semua bagian dari tuntutan, baik dalam ...

12
SIFAT PUTUSAN KEKUATAN PUTUSAN
1. Constitutif (pengaturan) 1. Kekuatan mengikat.
Putusan konstitutif adalah yang menciptakan, Artinya bahwa suatu putusan pengadilan dimaksudkan
meniadakan mengenai sesuatu, seolah-olah membuat untuk menyelesaikan suatu perkara atau sengketa dan
suatu kaidah/ketentuan baru, misalnya putusan yang untuk menetapkan hak atau hukumnya. Kalau pihak
menetapkan tentang batas-batas tanah, pengangkatan yang bersengketa menyerahkan sengketanya kepada
wali dll. pengadilan atau hakim untuk diperiksa atau diadii maka
hal ini mengandung arti bahwa pihak-pihak yang
2. Declaratoir (pernyataan) bersengketa akan tunduk dan patuh pada putusan yang
Putusan declaratoir adalah putusan yang memberi dijatuhkan. Putusan yang telah dijatuhkan oleh hakim
menerangkan, menyatakan mengenai sesuatu, haruslah dihormati oleh para pihak. Salah satu pihak
misalnya bahwa seseorang adalah dilahirkan pada tidak boleh bertindak bertentangan dengan putusan
tanggal tertentu. yang telah dijatuhkan tersebut.
3. Condemnatoir (menghukum)
Putusan condemnatoir adalah putusan yang isinya 2. Kekuatan pembuktian.
menghukum kepada pihak untuk memenuhi prestasi, Putusan hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis
misalnya menghukum Tergugat untuk membayar merupakan akta otentik yang bertujuan untuk digunakan
hutangnya sebesar Rp. 5 Juta kepada Penggugat. sebagai alat bukti bagi para pihak, yang mungkin akan
dipergunakan untuk mengajukan banding, kasasi atau.

Lanjutan … Lanjutan …
2. Putusan akhir.
Pelaksanaanya. Dengan putusan tersebut telah a. Niet Onvankelijk Verklaart/tidak dapat diterima,
diperoleh suatu kepastian tentang sesuatu. karena : gugatan tidak berdasarkan hukum, tidak
patut, bertentangan dengan kesusilaan/ketertiban
3. Kekuatan eksektorial atau kekuatan untuk dilaksankan. umum, salah, kabur, tidak memenuhi persyaratan,
Putusan hakim mempunyai kekuatan eksekutorial yaitu obyek gugatan tidak jelas dan subyek gugatan tidak
kekuatan untuk dilaksanakan apa yang ditetapkan lengkap
dalam putusan itu secara paksa oleh alat-alat negara. b. Tidak berwenang mengadili : baik kompetensi absolut
maupun relatif
JENIS PUTUSAN c. Gugatan dikabulkan : gugatan terbukti kebenarannya
1. Putusan Sela maka dikabulkan seluruhnya atau sebagian
a. Provisional : mendahului putusan akhir tentang pokok d. Gugatan ditolak : gugatan tidak terbukti kebenarannya
perkara karena adanya alasan mendesak untuk itu maka gugatan ditolak sebagian atau seluruhnya.
b. Preparatoir : mempersiapkan putusan akhir, dengan
menolak / mengabulkan pengunduran sidang karena UPAYA HUKUM
alasan yang tidak tepat / tidak dapat diterima. 1. Biasa
c. Insidentil : diambil secara insidentil misalnya karena a. Verzet / Perlawanan : karena Tergugat tidak pernah
kematian kuasa dari salah satu pihak. hadir dipersidangan meskipun dipanggil secara patut.

Lanjutan … PELAKSANAAN PUTUSAN / EKSEKUSI


Syarat Hakim menjatuhkan Putusan Verzet :
- Tergugat/para Tergugat keemuanya tidak datang Eksekusi adalah pelaksanan secara resmi putusan
pada hari sidang yang telah ditentukan. pengadilan yang berkekutan hukum tetap dilaksanakan oleh
- Tergugat/para Tergugat tidak mengirimkan Panitera dibantu 2 orang saksi di bawah pimpinan Ketua
wakilnya/kuasanya yang sah untuk menghadap. Pengadilan Negeri. Dengan adanya kekuatan eksekutorial,
- Tergugat/para Tergugat telah dipanggil dengan putusan hakim maka dapat dilaksanakan secara paksa
patut, tetapi tidak pernah hadir. dengan melibatkan aparat negara, bila salah satu pihak tidak
- Petitum gugatan Penggugat tidak melawan hak. berkenan dieksekusi secara sukarela. Dari bentuk putusan
- Petitum gugatan Penggugat beralasan. hakim yang bersifat declaratoir, constitutif dan condenatoir,
b. Banding : Pengadilan Tinggi memeriksa ulang perkara yang terakhir ini saja yang dapat dieksekusi.
tersebut. Hakim pada a. dan b. di atas disebut Judex
Factie (memeriksa fakta-fakta atau bukti). Jenis pelaksanaan putusan, yaitu :
c. Kasasi : Pemeriksaan kembali atas Putusan tingkat 1. Pihak yang dikalahkan dihukum membayar sejumlah
akhir/banding karena alasan bertentangan, melanggar uang, diatur dalam Pasal 196 HIR/208 RBg.
atau lalai dalam hukum oleh Mahkamah Agung. 2. Putusan yang menghukum orang untuk melakukan
2. Luar Biasa perbuatan, diatur dalam Pasal 225 HIR/259 RBg. tetapi
a. Peninjauan Kembali : karena putusan ada dapat minta untuk memperoleh kemenangannya dinilai
kebohongan, Novum, kekilafan hakim dan lain-lain. dengan uang.
b. Perlawanan Pihak Ketiga (Derden Verzet) 3. Eksekusi Riil : pelaksanaan putusan hakim yang berupa
pengosongan benda tetap diatur Pasal 1033 Rv.

13
FORMAT SURAT DALAM PRAKTEK PERADILAN PERDATA

CONTOH FORMAT SURAT KUASA KHUSUS

SURAT KUASA KHUSUS


Yang bertanda di bawah ini :
Nama : ………………………………………………………………………………
Pekerjaan : ………………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………………………
Dengan ini memberi kuasa kepada :
Nama : ………………………………………………………………………………
Pekerjaan : ………………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………………………

KHUSUS
Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa :
1. Menyusun dan mengajukan gugatan kepada nama ……………………………………..
pekerjaan …………….. alamat ………….. di Pengadilan Negeri ……. (Kalau
berkedudukan sebagai Kuasa PENGGUGAT).
2. Mewakili sebagai Tergugat dalam perkara nomor …../Pdt.G/2006/PN …….. melawan :
nama …….. pekerjaan ……… alamat ……..dalam sengketa ……… di Pengadilan Negeri
………. (Kalau berkedudukan sebagi Kuasa TERGUGAT)

3. Mengajukan upaya hukum Banding / Kasasi / Peninjauan kembali, atas Putusan


Pengadilan Negeri / Pengadilan Tinggi / Mahkamah Agung Nomor …………. (untuk
mengajukan upaya hukum)

Selanjutnya Penerima Kuasa berhak untuk menghadap dan menghadiri semua persidangan,
menghadap pejabat, instansi, hakim-hakim, menerima, membalas dan menandatangani surat-
surat/akta-akta, melihat dan mempelajari berkas perkara, meminta dan mengangkat Sita Jaminan
(Conservatoir Beslag), mengajukan dan menolak saksi-saksi, melakukan mediasi, meminta dan
memberikan segala keterangan yang diperlukan, meminta dihentikan atau dilaksanakan Putusan
Hakim (eksekusi), mengambil segala tindakan yang dianggap penting guna pembelaan perkara.

Surat Kuasa ini diberikan dengan Hak Melimpahkan (Substitusi) kepada orang lain.

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

meterai
_____________ _____________

14
CONTOH FORMAT SURAT KUASA LIMPAHAN

Surakarta, …….................

Yang bertanda di bawah ini :


Nama : ………………………………………………………………………………
Pekerjaan : ………………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………………………
Dengan hal ini bertindak dan atas nama :
Nama : ………………………………………………………………………………
Pekerjaan : ………………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………………………

Dengan ini melimpahkan kuaasa tersebut kepada :


Nama : ………………………………………………………………………………
Pekerjaan : ………………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………………………

Untuk itu penerima kuasa substitusi berhak atas kekuasaan yang diperoleh penerima kuasa

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

meterai
_____________ _____________

15
CONTOH FORMAT SURAT GUGATAN CERAI

Surakarta, …..….......................
Hal : Gugatan Cerai
KEPADA :
Ketua Pengadilan Negeri ..........
Jl. Keadilan Nomor
Di ………………………………....

Dengan hormat,
Yang bertanda di bawah ini, ……….., advokat, berkantor di ……, berdasarkan Surat Kuasa
tertanggal, …… bertindak untuk dan atas nama, Klien kami :
Nama ……………….., Umur ………… Tahun, Pekerjaan : …………………., Alamat ……………
Selanjutnya mohon disebut sebagai PENGGUGAT ………………………………………………………

Dengan ini hendak mengajukan gugatan kepada :


Nama ……………….., Umur ………… Tahun, Pekerjaan : …………………., Alamat ……………
Selanjutnya mohon disebut sebagai TERGUGAT ………………………………………………………...

Adapun mengenai duduk perkaranya adalah sebagai berikut :


1. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
2. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
3. Bahwa …………………………………………………………………………………………………

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Penggugat mohon kepada pengadilan Negeri ……….
Untuk memeriksa dan memutus perkara ini sebagai berikut :

PRIMER :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan menurut hukum, perkawinan antara Penggugat denga Tergugat putus karena
cerai dengan segala akibat hukumnya (mutlak)
3. Menyatakan bahwa Penggugat sebagai wali dari anak bernama ………
4. Menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah dan biaya pendidikan anak sebesar
………………………………………………….
5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

SUBSIDER :
Memutus perkara ini dengan seadil-adilnya.

Homat saya
Penggugat

16
CONTOH FORMAT SURAT GUGATAN WANPRESTASI

Surakarta, …..….......................
Hal : Gugatan Wanprestasi
KEPADA :
Ketua Pengadilan Negeri ..........
Jl. Pahlawan No. ………………
Di ………………………………....

Dengan hormat,
Yang bertanda di bawah ini, ……….., advokat, berkantor di ……, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal, …… bertindak untuk dan atas nama, Klien kami :
Nama ……………….., Umur ………… Tahun, Pekerjaan : …………………., Alamat ……………
Selanjutnya mohon disebut sebagai PENGGUGAT……………………………………………………….

Dengan ini hendak mengajukan gugatan kepada :


Nama ……………….., Umur ………… Tahun, Pekerjaan : …………………., Alamat ……………
Selanjutnya mohon disebut sebagai TERGUGAT…………………………………………………………

Adapun mengenai duduk perkaranya adalah sebagai berikut :


1. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
2. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
3. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
4. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
5. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Penggugat mohon kepada pengadilan Negeri ……….
Berkenan untuk memeriksa dan memutus perkara ini sebagai berikut :
PRIMER :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan yang telah dilaksanakan.
3. Menyatakan menurut hukum, bahwa Tergugat telah wanprestasi (cidera janji).
4. Menghukum Tergugat untuk ……………………………………………………….
5. Menghukum Tergugat untuk ……………………………………………………….
6. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan lebih dahulu sekalipun ada upaya hukum
Verzet, Banding atau Kasasi (Uitvoebaar bij Voorraad)
7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.
SUBSIDER :
Memutus perkara ini dengan seadil-adilnya.

Homat saya
Penggugat

17
CONTOH FORMAT SURAT GUGATAN PMH

Surakarta, …..….......................
Hal : Gugatan Perbutan
Melawan Hukum KEPADA :
Ketua Pengadilan Negeri ..........
Jl. ………..………………………
Di ………………………………....

Dengan hormat,
Yang bertanda di bawah ini :
Nama ……………….., Umur ………… Tahun, Pekerjaan : …………………., Alamat ……………
Selanjutnya mohon disebut sebagai PENGGUGAT; ……………………………………………………..

Dengan ini hendak mengajukan gugatan kepada :


Nama ……………….., Umur ………… Tahun, Pekerjaan : …………………., Alamat ……………
Selanjutnya mohon disebut sebagai TERGUGAT; ………………………………………………………..

Adapun mengenai duduk perkaranya adalah sebagai berikut :


1. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
2. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
3. Bahwa …………………………………………………………………………………………………

4. Bahwa …………………………………………………………………………………………………

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Penggugat mohon kepada pengadilan Negeri ……….
Berkenan untuk memeriksa dan memutus perkara ini sebagai berikut :

PRIMER :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan yang telah dilaksanakan.
3. Menyatakan menurut hukum, bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan
hukum (onrechtsmatigedaad)
4. Menghukum Para Tergugat untuk ……………………………………………………….
5. Menghukum Para Tergugat untuk ……………………………………………………….
6. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan lebih dahulu sekalipun ada upaya hukum
Verzet, Banding atau Kasasi (Uitvoebaar bij Voorraad)
7. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

SUBSIDER :
Memutus perkara ini dengan seadil-adilnya.

Homat saya
Kuasa Hukum
Para Penggugat

18
CONTOH FORMAT SURAT GUGATAN WARISAN

Surakarta, ………..….......................
Hal : Gugatan Warisan
KEPADA :
Ketua Pengadilan Negeri …............
Jl. ………..……………………………
Di …………………………….……....

Dengan hormat,
Yang bertanda di bawah ini, ……….., advokat, berkantor di ……, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal, …… bertindak untuk dan atas nama, Klien kami :
1. nama ……………….., pekerjaan : …………………., bertempat tinggal di ……………………..………
Sebagai PENGGUGAT - 1; …………………………………………………………………………………………..
2. nama ……………….., pekerjaan : …………………., bertempat tinggal di ……………………..………
Sebagai PENGGUGAT - 2; …………………………………………………………………………………………..
Dalam hal ini telah memilih tempatkediaman hukum (Domicilie) di Kantor Kuasanya tersebut di atas, hendak
menandatangani dan mengajukan Surat Gugatan ini, selanjutnya mohon disebut PARA PENGGUGAT.

Dengan ini hendak mengajukan gugatan kepada :


1. nama ………………..,pekerjaan …………………., alamat …………… Sebagai TERGUGAT - 1;
2. nama ………………..,pekerjaan …………………., alamat …………… Sebagai TERGUGAT - 1;
Selanjutnya mohon disebut PARA TERGUGAT

Adapun mengenai duduk perkaranya adalah sebagai berikut :


1. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
2. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
3. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
4. Bahwa …………………………………………………………………………………………………
5. Bahwa …………………………………………………………………………………………………

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Penggugat mohon kepada pengadilan Negeri ………. Berkenan
untuk memeriksa dan memutus perkara ini sebagai berikut :

PRIMER :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan yang telah dilaksanakan.
3. Menyatakan menurut hukum, bahwa Penggugat adalah ahli waris dari almarhum ………..
4. Menyatakan menurut hukum tanah sengketa adalah barang warisan yang belum dibagi.
5. Menghukum Para Tergugat untuk membagi barang warisan, dengan bagian masing-nasing
Penggugat separo bagian ….dst
6. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan lebih dahulu sekalipun ada upaya hukum Verzet,
Banding atau Kasasi (Uitvoebaar bij Voorraad)
7. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

SUBSIDER :
Memutus perkara ini dengan seadil-adilnya.

Homat saya
Penggugat

19
CONTOH FORMAT SURAT JAWABAN GUGATAN

Surakarta, ………..….......................
Hal : Jawaban Gugatan
Kepada yang Terhormat : Majelis
Hakim Pemeriksaan Perkara Nomor :
………./Pdt.G/2006/PN …………..
Di …………………………….……....

Dengan hormat,
Yang bertanda di bawah ini, ……….., advokat, berkantor di ……, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal, …… bertindak untuk dan atas nama, Klien kami : nama ……………….., , bertempat tinggal di
……………………..… dalam hal ini telah memilih tempat kediaman hukum (Domicilie) di Kantor Kuasanya
tersebut di atas Gugatan Penggugat dalam Perkara Nomor : ……/Pdt.G/2006/PN ………Sebagai berikut :
DALAM KONPENSI
DALAM EKSEPSI
1. Bahwa gugatan Penggugat telah secara keliru diajukan ke Pengadilan Negeri Semarang, seharusnya
Gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri Surakarta, sebab saat gugatan ini diajukan Tergugat
bertempat tinggal di Jl. ….. Surakarta, sehingga menurut ketentuan Pasal 118 HIR, Gugatan harus
diajukan ke Pengadilan Negeri dimana tempat Tergugat bertempat tinggal.
2. Bahwa oleh karena itu, maka Pengadilan Negeri Semarang tidak berwenang untuk memeriksa dan
mengadili perkara ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka mohon Pengadilan Negeri Semarang untuk menjatuhkan putusan sbb :
1. Menerima Eksepsi Tergugat
2. Menyatakan Gugatan tidak dapat diterima (Niet Onvankeleijke verklaard)
3. Menyatakan Pengadilan Negeri Semarang tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini.
DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa dalil-dalil yang dikemukakan di dalam Eksepsi dianggap tercantum di dalam jawaban mengenai
Pokok perkara ini.
2. Bahwa tidak benar kalau didalilkan ……………………………………………………………………………..
3. Bahwa memang benar …………………………………………………………………………………………...
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka mohon Pengadilan Negeri Semarang untuk memutuskan sbb :
1. Menolak gugatan Penggugat untuk sekuruhnya.
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara.
DALAM REKONPENSI
1. Bahwa dalil-dalil dalam Konpensi dianggap dipergunakan lagi dalam Rekonpensi
2. Bahwa sampai saat ini Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam Konpensi masih
memiliki utang kepada Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat dalam Konpensi sejumlah
Rp 1,2 Milyar
3. Bahwa …………………………………………………………………………………………………..
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka mohon Pengadilan Negeri Semarang untuk memutuskan :
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Rekonpensi
2. Menghukum Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi untuk …………………………………
Demikian pokok-pokok jawaban yang kami sampaikan

Homat kami
Kuasa Hukum Tergugat Konpensi/Penggugat Konpensi

20
CONTOH FORMAT DAFTAR ALAT BUKTI

Surakarta, ………..….......................
Hal : Pengajuan Bukti-Bukti
Kepada yang Terhormat : Majelis
Hakim Pemeriksaan Perkara
Nomor : ………./Pdt.G/2005/PN
Ska.
Di Surakarta.

Dengan hormat,
Yang bertanda di bawah ini, ……….., advokat, berkantor di ……, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal, …… bertindak untuk dan atas nama, Klien kami : nama ……………….., ,
bertempat tinggal di ……………………..… dalam hal ini telah memilih tempat kediaman hukum
(Domicilie) di Kantor Kuasanya tersebut di atas.

Untuk menguatkan dan membuktikan dalil-dalil sebagaimana telah disampaikan di dalam


Surat Cugatan maupun Replik, dengan ini Penggugat hendak mengajukan bukti-bukti sebagai
berikut :

1. Bukti Tertulis berupa :


a. Foto Copy ……………………………………………………………………………………..
b. Foto Copy ……………………………………………………………………………………..
Dst

2. Bukti Saksi :
a. Bapak …………………………………………………...……………………………………….
b. Ibu ………………………………………………………………………………………………..

Demikian bkti-bukti yang dapat kami ajukan


Terima kasih

Homat saya
Kuasa Hukum Penggugat

21
CONTOH FORMAT MEMORI / RISALAH BANDING

Surakarta, ………..….......................
Hal : Memori Banding
Kepada :
Yth. Ketua
Pengadilan Tinggi Jawa Tengah
Melalui
Yth. Panitera Pengadilan Negeri
Surakarta
Di Surakarta

Dengan hormat,
Yang bertanda di bawah ini, ……….., advokat, berkantor di ……, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal, …… bertindak untuk dan atas nama, Klien kami : nama ……….., , bertempat
tinggal di ……………… dalam hal ini telah memilih tempat kediaman hukum (Domicilie) di Kantor
Kuasanya tersebut di atas, hendak menandatangani dan mengajukan Memori Banding ini,
selanjutnya disebut Pemohon Banding; melawan ………., pekerjaan ………, beralamat di ………,
selanjutnya disebut Termohon Banding;
Dengan ini Pemohon Banding hendak mengajukan memori banding sebagai keberatan atas:
Putusan Pengadilan Negeri Surakarta, No……/Pdt.G/2005/PN.Ska tertanggal ……yang
amarnya berbunyi :

 Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;


 Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan yang telah dilaksanakan.
 Menghukum Tergugat untuk membayar hutang kepada Penggugat sebesar Rp.
100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) sekaligus dan seketika
 dst
Adapun alasan-alasan permohonan Banding tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bahwa ………………………………………………………………………………………….
2. Bahwa ………………………………………………………………………………………….
3. Bahwa ………………………………………………………………………………………….
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Pemohon Banding memohon kepada
Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Tengah, berkenan memeriksa dan menjatuhkan putusan sebagai
berikut :
1. Menerima permohonan Banding
2. Membatalkan Putusan Pengadilan negeri Surakarta No :…../Pdt.G/2005/PN.Ska,
tertanggal ………..

Homat kami
Kuasa Hukum Pemohon Banding
__________________________

22
CONTOH FORMAT SURAT MEMORI / RISALAH KASASI

Surakarta, ………..….......................
Hal : Memori Kasasi
Kepada :
Yth. Ketua Mahmakah Agung
Republik Indonesia
Melalui
Yth. Panitera Pengadilan Negeri
Surakarta
Di Surakarta

Dengan hormat,
Yang bertanda di bawah ini, ……….., advokat, berkantor di ……, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal, …… bertindak untuk dan atas nama ……….., , bertempat tinggal di
……………… dalam hal ini telah memilih tempat kediaman hukum (Domicilie) di Kantor Kuasanya
tersebut di atas, hendak menandatangani dan mengajukan Memori Kasasi ini, selanjutnya disebut
Pemohon Kasasi; melawan ………., pekerjaan ………, beralamat di ………, selanjutnya disebut
Termohon Kasasi;
Dengan ini Pemohon Kasasi hendak mengajukan Memori Kasasi sebagai keberatan atas :
1. Putusan Pengadilan Negeri Surakarta, No……/Pdt.G/2007/PN.Ska tertanggal ……yang
amarnya berbunyi :

 Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;


2. Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Tengah No……/Pdt.G/2007/PT. Smg. tertanggal
………..yang amarnya berbunyi :
 Menguatkan Putusan PN Surakarta No…/Pdt.G/2007/PN.Ska tertanggal …………….
Adapun alasan-alasan permohonan Kasasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bahwa ………………………………………………………………………………………….
2. Bahwa ………………………………………………………………………………………….
(Alasan pemohon Kasasi harus karena Judex Factie salah menerapkan hukum, atau
tidak melaksanakan peradilan menurut UU)
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka Pemohon Kasasi memohon
kepada Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, berkenan membatalkan Putusan Pengadilan
Negeri Surakarta No…/Pdt.G/2007/PN.Ska tertanggal …………, Juncto Putusan Pengadilan Tinggi
Jawa Tengah No……/Pdt.G/2007/PT. Smg. tertanggal ………., dan kemudian mengadli sendiri
perkara ini dan memberikan putusan sebagai berikut :
1. Menerima Permohonan Kasasi pemohon
2. Menolak gugatan Penggugat, dahulu Terbanding, sekarang Termohon Kasasi.

Homat saya,
Kuasa Hukum Pemohon Kasasi
__________________________

23
PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI ( PK )

Surakarta, ………..….......................
Hal : Permohonan Peninjauan Kembali
Kepada :
Yth. Ketua Mahmakah Agung Republik
Indonesia
Melalui
Yth. Ketua Pengadilan Negeri………
Di ………………………….
Dengan hormat,
Yang bertanda di bawah ini, ……….., advokat, berkantor di ……, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal, …… bertindak untuk dan atas nama ……., , bertempat tinggal di … dalam hal ini telah memilih
tempat kediaman hukum (Domicilie) di Kantor Kuasanya tersebut di atas, hendak menandatangani dan
mengajukan Permohonan Peninjauan Kembali (PK) ini, selanjutnya disebut PEMOHON PK ; melawan
………., pekerjaan ………, beralamat di …, selanjutnya disebut TERMOHON PK;
Dengan ini Pemohon Peninjauan kembali mengajukan keberatan atas :
1. Putusan Pengadilan Negeri ………, No ……. Tertanggal ……, yang amar berbunyi :
a. ………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………
2. Putusan Pengadilan Tinggi …………. No ……….. tertanggal ………… yang amarnya berbunyi :
a. ………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………

3. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor ….. tertanggal ………. Yang amarnya
berbunyi :
a. ………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………
Adapun alasan-alasan permohonan Peninjauan kembali tersebut adalah sebagai berikut :
1. Putusan didasarkan pada kebohongan/tipu muslihat/bukti-bukti yang kemudia dinyatakan palsu
oleh hakim pidana.
2. Ditemukan Novum
3. Terdapat Ultra Petita
4. Ada bagian tuntutan yang belum diputus tanpa pertimbangan
5. Melanggar asas Ne bis in idem
6. Terdapat kekeliruan/kekhilafan yang nyata
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka Pemohon PK memohon kepada Mahkamah Agung
Republik Indonesia, berkenan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri …… No. …… tertanggal …………,
Juncto Putusan Pengadilan Tinggi …… No……tertanggal ………., dan kemudian mengadli sendiri perkara ini
dan menjatuhkan putusan sebagai berikut :
1. Menerima Permohonan Peninjauan kembali pemohon
2. ………………………………………………………………………………………………….
3. ………………………………………………………………………………………………….

Homat saya,
Kuasa Hukum Pemohon PK
Catatan penting :
1. Ini adalah Format minimal yang diajukan oleh KUASA HUKUM (boleh tidak dengan Kuasa)
2. Alasan PK harus sesuai UU No. 14 Th. 1985 Jo. UU No. 5 Th. 2004 Jo. UU No. 3 Tahun 2006 tentang MAHKAMAH
AGUNG boleh pilih satu atau beberapa dari (6) alasan tersebut.

24
VERZET TERHADAP PUTUSAN VERSTEK

Surakarta, ………..….......................
Hal : Perlawanan (Verzet)
Terhadap Putusan verstek Kepada yang Terhormat
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
Nomor : …./Pdt.G/2005/PN.Ska.
di Surakarta

Dengan hormat,
Yang bertanda di bawah ini, ……….., advokat, berkantor di ……, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal, …… bertindak untuk dan atas nama Klien kami : nama ……., , bertempat tinggal di … dalam hal
ini telah memilih tempat kediaman hukum (Domicilie) di Kantor Kuasanya tersebut di atas, hendak
menandatangani dan mengajukan Surat Perlawanan ini, selanjutnya disebut PELAWAN.

Dengan ini hendak mengajukan perlawanan terhadap : nama …… alamat ……… selanjutnya disebut
sebagai : TERLAWAN.
Adapun duduk perkaranya adalah sebagai berikutt :
1. Bahwa dengan Surat Pemberitahuan Putusan No. ……/2005/C/Ska. Tertanggal ……. Dari Jurusita
PN Surakarta, telah diberitahukan tentang Putusan PN Surakarta No …../Pdt.G/2005/PN.Ska
tertanggal ….., dalam perkara antara Pelawan sebagai Tergugat melawan Terlawan sebagai
Penggugat;
2. Bahwa amar Putusan tersebut antara lain berbunyi :
 Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara patut tidak hadir;

 Mengabulkan gugatan secara Verstek


 Menghukum Tergugat membayar ganti rugi sebesar Rp. 125 Juta
 Menghukum Tergugat membayar biaya perkara sebesar Rp. 350.000,-
3. Bahwa Pelawan masih dalam tegang waktu yang ditentukan Pasal 129 (1) dan (2) HIR, hendak
mengajukan perlawanan terhadap Putusan Verstek tersebut di atas
4. Adapun alasan-alasan adalah sebagai berikut :
 Bahwa ………………………………………………………………………………………………….
 Bahwa ………………………………………………………………………………………………….
Maka berdasarkan segala apa yang terurai di atas, pelawan semula Tergugat, mohon dengan hormat
berkenan PN Surakarta berkenan memeriksa dan memutuskan :
PRIMER :
1. Menyatakan bahwa pelawan adalah pelawan yang benar
2. Membatalkan Putusan PN Surakarta No …../Pdt.G/2005/PN.Ska , tertanggal …… yang dijatuhkan
secara Verstek
3. Mengadili kembali dengan menolak atau setidaknya menyatakan gugatan Terlawan semula
Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onvankeijke Verklaard)
4. Menghukum Terlawan semula penggugat untuk membayar biaya dalam perkara ini
Apabila PN Surakaarta berpendapat lain, maka :
SUBSIDER :
Dalam peradilan yang baik, mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono)

Homat kami,
Kuasa Hukum Penggugat

25
ALUR PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

Pembacaan Jawaban
Replik Duplik
MEDIASI Gugatan Gugatan Pembuktian
Penggugat Tergugat
Penggugat Tergugat

 Eksepsi  Surat
 Pengertian
Perkara Perdata  Pokok Perkara  Saksi
 Kompetensi  Rekonvensi  Pengakuan
Gugatan  Subyek Gugatan  Persangkaan Kesimpulan
 Sumpah
Ke PN  Kuasa
 Sita jaminan  Saksi Ahli
 Provisi  Pemeriksaan
 Seta Merta Setempat
 Isi dan
 Cara Pengajuan sistematika Surat
Gugatan Gugat : Posita
dan Petitum PUTUSAN
 Penetapan
Majelis Hakim HAKIM
 Panggilan Sidang  Para Pihak
 Mediasi PELAKSANAAN PUTUSAN / menerima
 Verstek EKSEKUSI Putusan/In
 Gugur krachts van
 Sita jaminan gewijsde
 Sita Eksekusi
 Pelelangan

Peninjauan
Kasasi ke Banding Upaya
Kembali (PK)
ke MA MA ke PT Hukum

26

Anda mungkin juga menyukai