Anda di halaman 1dari 8

Saya hadir dalam kuliah via zoom mata kuliah kewirausahaan syariah

MAKALAH MUAMALAH
HAK DAN KEWAJIBAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh :
Zulfa Arsyillah
(18410493)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik baiknya.
Makalah ini berisi memahami tentang perbedaan hak dan kewajiban dalam hukum
muamalah dan isam lebih mengutamakan kewajiban daripada hak. Meski telah disusun
secara maksimal, akan tetapi penulis sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa
makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi pembelajaran dan ilmu agar
pengetahuan lebih meluas. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca
dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Yogyakarta, 26 Maret 2020

Zulfa Arsyillah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................
1.3 TUJUAN..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas muamalah. Tugas ini
disusun dengan mempelajari tentang perbedaan hak dan kewajiban dalam hukum
muamalah materi ini akan menjadi pembelajaran kepada kita.
Dengan demikian akan terjadi suatu kehidupan yang teratur dan menjadi ajang
silaturrahmi yang erat. Agar hak masing-masing tidak sia-sia dan guna menjaga
kemaslahatan umat, maka agar semuanya dapat berjalan dengan lancar dan teratur,
agama Islam memberikan peraturan yang sebaik-baiknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu muamalah?
2. Apa perbedaan hak dan kewajiban dalam hukum muamalah?
3. Mengapa islam lebih mengutamakan kewajiban daripada hak?
C. Tujuan
1. Sebagai menambah wawasan ilmu pengetahuan
2. Mengerti perbedaan hak dan kewajiban dalam hukum muamalah
3. Memahami pentingnya kewajiban dibandingkan hak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Muamalah
Muamalah secara bahasa berarti saling melakukan atau saling menukar. Artinya
perbuatan muamalah adalah perbuatan yang melibatkan lebih dari satu orang yang
berakibat timbulnya hak dan kewajiban. Secara umum ulama fikih mengartikan
muamalah sebagai hukum “syariah atau perundang-undangan” yang berkaitan dengan
keduniaan, lebih sempit lagi adalah transaksi bisnis. Contoh hukum islam yang termasuk
muamalah seperti jual beli, sewa menyewa, perserikatan di bidang pertanian dan
perdagangan, serta usaha perbankkan dan asuransi yang islami.

B. Perbedaan Hak dan Kewajiabn dalam Hukum Muamalah


Hak dan kewajiban adalah sesuatu yang  tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
manusia. Ketika mereka berhubungan dengan orang lain, maka akan tumbul hak dan
kewajiban yang mengikat keduanya. Dalam hal jual beli misalnya, ketika kesepakatan
telah tercapai, maka akan muncul hak dan kewajiban. Yakni, hak pembeli untuk
menerima barang, dan kewajiban penjual untuk menyerahkan barang. Atau, kewajiban
pembeli untuk menyerahkan harga barang (uang), dan hak penjual untuk menerima
uang. Dalam konteks ini, akan dibahas segala sesuatu yang terkait dengan hak.

Kata hak berasal dari bahasa Arab „haqq‟ yang memiliki beberapa makna. Di
antaranya, hak bermakna „ketetapan‟ atau „kewajiban‟ hal ini bisa dipahami dari firman
Allah dalam surat Yasin ayat 7. Begitu juga dalam firman Allah QS. Al-Anfal ayat 8. atau
juga dalam QS. Yunus ayat 35. 
Secara istilah, hak memiliki beberapa pengertian dari para ahli fiqh. Menurut ulama
kontemporer Ali Khofif, hak adalah sebuah kemaslahatan yang boleh untuk dimiliki
secara syar‟i. Menurut Mustafa Ahmad Zarqa, hak adalah sebuah keistimewaan yang
dengannya syara‟ menetapkan sebuah kewenangan (otoritas) atau sebuah beban
(taklif).

Persoalan tentang hak dalam perspektif hukum Islam berbeda dengan perspektif
hukum modern. Islam memandang hak sebagai aturan-aturan yang ditetapkan oleh
syara‟ dan mengandung nilai moral dalam rangka memelihara kemaslahatan kehidupan
manusia di dunia dan akhirat. Sedangkan menurut hukum modern, hak merupakan
kekuasaan yang melekat pada setiap manusia. ang dapat digunakan sebebas-bebasnya
tanpa memperhatikan hak dan kepentingan pihak lain. Dalam Islam, pada hakikatnya
segala hak yang melekat pada manusia bersumber dari hak-hak Allah. Untuk itu, setiap
manusia harus menggunakan haknya sesuai dengan ketetapan syara‟ yaitu untuk
mewujudkan kemaslatahan pribadi dan kemaslahatan publik (umum).

Islam memberikan jaminan perlindungan hak untuk setiap individu. Apabila terjadi
pelanggaran hak maka pemilik atau penerima hak dapat menuntut ganti rugi dan
pemerintah juga dapat memaksa pihak tertentu untuk memenuhi hak orang lain jika
terjadi suatu perselisihan dalam pemenuhan hak. Perlindungan hak dalam Islam
merupakan implementasi dari prinsip keadilan. Oleh karena itu, diperlukannya suatu
kekuasaan untuk menjamin terlindunginya hak agar pelanggaran terhadap hak orang
lain tidak berkembang.
Hak dan kewajiban merupakan ketentuan yang pasti dan melekat sebagai satu
ciptaan, satu realita yang sudah ada dan pasti ada. Untuk mencapai dan menjaga
kesempurnaan ciptaan Allah, Allah telah menunjukkan kepada manusia selaku individu
cara untuk memelihara hak dan kewajiban. Menjaga keseimbangan Hak dengan
kewajiban merupakan, kewajiban bagi mahkluk.

C. Keutamaan Kewajiban Dari Pada Hak

Nabi saw bersabda: "Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang
daripada makanan yang dihasilkan dari usaha tangannya sendiri." (HR. Bukhari).

Kewajiban manusia untuk bekerja.

Jugadalam hadist: "Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya." (HR.
Ibnu Majah).

Kewajiban kepada majikan untuk memberi upah pada buruhnya ( sisi kewajiban ,
bukan dari sisi hak buruh )

firman Allah: "Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain
diantara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu bawa urusan harta itu
kepada hakim agar kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu
dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya." (QS. 2: 188).

Ayat ini sangat jelas bahwa Islam hanya mengajarkan kepada amanusia sebagai
individu untyuk melaksanakan kewajiban.

Dalam perniagaan. Sabda nabi saw: "Jual beli itu dengan pilihan selama antara
penjual dan pembeli belum berpisah. Jika keduanya jujur dalam jual-beli, maka
mereka diberkahi. Tetapi jika berdusta dan menipu berkah jual-beli mereka
dihapus." (HR. Al-Khamsah)

Hadis ini juga sangat jelas merupakan azaz kewajiban bagi masing-masing yang
terlibat.

Hadits ini merupakan satu perintah atau kewajibanManusia sebagai makhluq


Individu dalam hubungannya dengan dirinya sebagai makhluq sosial dalam Hablu
ninan naas, azas kewajiban tetap melekat disana , sama sekali bukan azaz hak.
Bahwa Hak Azazi Manusia dalam Islam adalah merupakan kewajiban manusia untuk
memeliharanya bukan untuk menuntut Haknya.
BAB III

PENUTUP

Dapat disimpulkan Muamalah adalah bagian dari hukum islam yang berkaitan
dengan hak dan harta yang muncul dari transaksi antara seseorang denga orang lain,
atau antara seseorang dengan badan hukum atau antara badan hukum yang satu
dengan badan hukum yang lainnya. Hak dan kewajiban adalah sesuatu yang  tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan manusia. Ketika mereka berhubungan dengan orang lain,
maka akan tumbul hak dan kewajiban yang mengikat keduanya. Dalam hal jual beli
misalnya, ketika kesepakatan telah tercapai, maka akan muncul hak dan kewajiban.
Yakni, hak pembeli untuk menerima barang, dan kewajiban penjual untuk menyerahkan
barang. Atau, kewajiban pembeli untuk menyerahkan harga barang (uang), dan hak
penjual untuk menerima uang. Dalam konteks ini, akan dibahas segala sesuatu yang
terkait dengan hak.

Anda mungkin juga menyukai