Disusun Oleh:
NPM 2306200125
FAKULTAS HUKUM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Tak lupa, penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama penyusunan makalah ini.
Sholawat dan salam tak lupa saya hadaiahkan kepada ruh junjungan alam yakni
nabi besar Muhammad saw yang mana beliau telah membalikkan zaman dari zaman
jahiliyah menuju zaman Islamiyah singkat kata akhroja nasa minnazulumati illa nur
Dan yang saya hormati dosen pengampu hukum wakaf zakat yakni bapak Khairil
Azmi Nasution,S.H.I.,M.A. dan yang saya sayangi teman teman saya semuanya
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi sumbangan positif
bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berikut perumusan masalah yang akan diuji dalam makalah ini diantaranya
PEMBAHASAN
Pemahaman tentang benda dalam hukum Islam tidak hanya berkaitan dengan
aspek materi, tetapi juga spiritual. Zakat sebagai instrumen pengelolaan
kekayaansosial diarahkan untuk mencapai keadilan dan kesetaraan di antara umat
Islam.Dengan demikian, melalui pemahaman yang holistik terhadap benda dalam
hukum Islam, diharapkan tercipta masyarakat yang tidak hanya makmur materi,
tetapi juga terjaga moralitas dan keadilannya
2.MENGETAHUI BAGAIMANA HAKIKAT KEPEMILIKAN BENDA
PERSPEKTIF ISLAM
Pertama, Islam menegaskan bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik
Allah. Manusia dianggap sebagai khalifah (pemimpin) yang bertanggung jawab atas
pengelolaan amanah tersebut. Oleh karena itu, hakikat kepemilikan benda dalam
Islam bukan sekadar hak legal, melainkan amanah yang harus dikelola dengan penuh
kesadaran akan tanggung jawab moral.
Ketiga, hakikat kepemilikan benda dalam Islam juga mencakup konsep adil dan
transparan dalam transaksi ekonomi. Hukum Islam memberikan pedoman terperinci
tentang jual beli, pinjaman, dan investasi yang mengandalkan nilai-nilai kejujuran
dan integritas. Ini menegaskan bahwa pemilik benda tidak hanya bertanggung jawab
kepada Allah, tetapi juga kepada sesama manusia.
.
3.APA YANG DIMAKSUD MACAM MACAM BENDA
Dalam konteks umum, benda dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
memiliki massa dan dapat dideteksi oleh indera manusia atau alat. Dari sudutpandang
ini, macam-macam benda sangatlah luas dan melibatkan berbagai jenis entitas yang
dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.Pertama, benda dapat dibagimenjadi dua
kategori utama: benda hidup dan benda mati. Benda hidup melibatkan organisme
yang memiliki kehidupan, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.
Di sisi lain, benda mati mencakup segala sesuatu yang tidak memiliki kehidupan,
seperti batu, logam, air, dan benda-benda nonhidup lainnya.
Dari sudut pandang fungsional, benda dapat dibagi menjadi kategori yang lebih
spesifik, seperti benda konsumsi, benda tahan lama, dan benda tahan lama konsumsi.
Benda konsumsi adalah barang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
cenderung memiliki umur pakai singkat, seperti makanan dan produk kebersihan.
Benda tahan lama adalah barang-barang yang dirancang untuk digunakan dalam
jangka waktu yang lebih lama, seperti perabotan atau kendaraan. Benda tahan lama
konsumsi adalah gabungan dari keduanya, seperti pakaian atau sepatu.
Selain itu, dalam konteks hukum, kepemilikan benda dapat dibagi menjadi benda
bergerak dan benda tidak bergerak. Benda bergerak mencakup barang-barang yang
dapat dipindahkan, seperti mobil atau peralatan elektronik. Benda tidak bergerak
mencakup properti tanah dan bangunan yang umumnya tidak dapat dipindahkan.
Hubungan manusia dengan benda atau hak miliknya merupakan aspek yang
kompleks dan mencakup berbagai dimensi psikologis, sosial, dan ekonomi. Sejak
zaman prasejarah, manusia telah mengembangkan hubungan yang erat dengan
benda-benda di sekitarnya sebagai bagian integral dari kehidupan mereka. Hak milik
menciptakan identitas individu, mempengaruhi kesejahteraan psikologis, dan
memberikan dasar bagi organisasi sosial yang lebih luas.
Penting untuk memahami bahwa hubungan manusia dengan benda miliknya tidak
hanya bersifat fungsional, tetapi juga mengandung elemen emosional. Benda atau
hak milik sering kali menjadi ekstensi dari diri seseorang, mencerminkan nilai-nilai,
preferensi, dan bahkan status sosial. Misalnya, mobil mewah atau perhiasan mahal
tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi atau aksesori, tetapi juga sebagai
simbol prestise dan keberhasilan.Aspek psikologis dari hubungan ini dapat dilihat
melalui fenomena seperti sindrom kolektor atau perasaan kehilangan yang mendalam
ketika suatu benda berharga hilang atau rusak.
Hak milik juga dapat menjadi sumber konflik dan ketegangan, terutama ketika
sumber daya terbatas dan persaingan muncul.Dari segi ekonomi, hak milik adalah
dasar dari sistem kapitalisme yang umumnya dianut oleh banyak masyarakat.
Kepemilikan individu atas properti atau aset menciptakan insentif untuk
produktivitas dan investasi. Namun, kesenjangan ekonomi dan ketidaksetaraan juga
sering kali muncul sebagai akibat dari perbedaan dalam kepemilikan harta.
.
KESIMPULAN
Dari hasil makalah saya ini dapat disimpulkan bahwa dalam perspektif hukum
Islam, benda dipandang sebagai amanah yang harus dikelola dengan bijak sesuai
dengan nilai-nilai agama.
Konsep kepemilikan tidak hanya mencakup aspek legal atau ekonomi, tetapi
juga tanggung jawab moral dan hubungan manusia dengan pencipta.
Hukum Islam mengatur hak, kewajiban, dan moralitas terkait dengan benda,
dengan tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan berkeadilan. Selain itu,
hakikat kepemilikan dalam Islam menekankan adanya tanggung jawab moral
terhadap Allah dan sesama manusia dalam pengelolaan harta.