PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
OLEH:
KELOMPOK 7
AULIA : 220101010864
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, dan berkah-Nya, dan dengan pertolongan-Nya, sehingga
tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Shalawat dan
salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita Rasulullah Saw, para
Sahabat dan seluruh pengikut Beliau hingga akhir zaman.
Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam Pendidikan Islam” dengan lancar
tanpa suatu halangan. Penyusunan makalah ini disusun secara sistematis dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan
makalah ini. Sebab itu kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu
Bapak Prof. Dr. H. Mahyudin Barni, M.Ag yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk membuat makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Terlepas dari semua itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang membangun dari para pembaca. Sehingga kami dapat mengintropeksi diri
serta memperbaiki kesalahan yang kami lakukan dalam penyusunan makalah ini.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman. Aamiin…
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Kesimpulan.............................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Demokrasi sangat diperlukan bukan hanya dalam suatu pmerintahan, tetapi
dalam lingkungan yang lebih sempit pun juga diperlukan. Umpamanya dalam lingkup
kecil seperti dalam rumah tangga, Orang tua sebaiknya menetapkan kebijakan dengan
sistem musyawarah bersama anggota keluarga. Begitu pula pada suatu Negara. Pasti
memiliki konsep hukum dimana ada pemimpin yang mengatur suatu urusan negara
disertai dengan musyawarah. Dalam Pendidikan Islam, sistem Demokrasi telah diakui
jauh sebelum apa yang telah diungkapkan oleh tokoh-tokoh barat. Ternyata para Fukaha
telah mengungkapkan teori persetujuan sosial yang bersifat analisis, yakni sekitar tujuh
abad yang lalu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ahli fiqh bahwa siapa saja yang telah
disepakati dan prasetyanya oleh kaum muslimin, maka kepemimpinan itu sah dan wajib
membelanya.
B. Rumusan Masalah
Pada penyusunannya ada beberapa masalah yang dirumuskan dalam makalah ini,
antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Demokrasi dan Islam?
2. Bagaimana hubungan antara Demokrasi dengan Pendidikan Islam?
3. Apa saja Prinsip-prinsip Demokrasi Pendidikan dalam Islam?
4. Bagaimana pelaksanaan Demokrasi Pendidikan dalam Islam?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini ialah, untuk
mengetahui:
1. Menjelaskan pengertian Demokrasi dan Islam
2. Menjelaskan hubungan antara Demokrasi dengan Pendidikan Islam
3. Menjabarkan beberapa Prinsip Demokrasi Pendidikan dalam Islam
4. Menjelaskan pelaksanaan Demokrasi Pendidikan dalam Islam
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, Islam telah memberikan
prinsip-prinsip dasar dan tata nilai dalam mengelola organisasi atau pemerintahan. Al-
Qur’an dan sunnah dalam hal ini telah memberikan beberapa prinsip pokok dan tata nilai
yang berkaitan dengan kepemimpinan, kehidupan bermasyarakat, berorganisasi,
bernegara, termasuk di dalamnya ada sistem pemerintahan yang merupakan kontrak
sosial. Berikut akan diuraikan beberapa prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam yaitu;
Musyawarah asal kata شورyang pada mulanya bermakna mengeluarkan madu dari
sarang lebah, makna ini kemudian berkembang dan mencakup segala sesuatu yang
2
Darmawati. (2013). "Demokrasi Dalam Islam". (Suatu Tinjauan Fikih Siyasah). Samata. Hlm 28.
3
Romlah Siti. (2018). "Demokrasi Pendidikan Islam". Bangil: Jurnal studi Islam. Hlm 87.
dapat diambil atau dikeluarkan dari yang lain termasuk pendapat. Musyawarah dapat
juga berarti mengatakan atau mengajukan sesuatu. Oleh karena makna musyawarah
menurut arti dasarnya hanya dugunakan untuk hal-hal yang baik, bukan pada hal-hal
yang buruk
2. Prinsip Keadilan
Keadilan adalah kata jadian dari “adil” yang berasal dari bahasa Arab ل عد. Adil
berarti “sama”. Persamaan tersebut sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat
imaterial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “adil” memiliki beberapa arti:
pertama, tidak berat sebelah atau tidak memihak, kedua, berpihak kepada kebenaran,
ketiga sepatutnya tidak sewenang-wenang.
3. Prinsip al-Musâwa
Al-musawa, artinya tidak ada pihak yang merasa lebih tinggi dari yang lain
sehingga dapat memaksakan kehendaknya. Penguasa atau pemerintah tidak dapat
memaksakan kehendaknya terhadap rakyat, berlaku otoriter atau eksploitatif. Kesejajaran
ini penting dalam suatu pemerintahan demi menghindari dari hegemoni penguasa kepada
rakyat
4. Prinsip Al-Amanah
Kata amanah bentuk masdar dari kata kerja amina- ya’manu-amnan, wa amânatan
yang berarti aman, tenteram, tenang, dan hilangnay rasa takut. Dalam Kamus Bahasa
Indonesia amanah berarti yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang, keamanan atau
ketenteraman, dan dapat dipercaya atau setia. Dari definisi tersebut, maka dapat dipahami
bahwa amanah merupakan sikap terpenuhinya kepercayaan yang telah diberikan
seseorang kepeda orang lain. Oleh karena itu kepercayaan atau amanah harus dijaga
dengan baik. Amanah dalam konteks kenegaraan, pemimpin atau pemerintah yang
diberikan kepercayaan oleh rakyat harus mampu melaksanakan kepercayaan tersebut
dengan penuh rasa tanggung jawab.
5. Prinsip Al-Mausuliyyah
6. Prinsip Persaudaraan
Prinsip keenam, yaitu prinsip persaudaraan. Di dalam bahasa Arab biasa dikenal
dengan ukhuwah. Kata persaudaraan terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti
memperhatikan. Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan
adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. Mungkin saja perhatian itu pada
mulanya lahir karena adanya persamaan di antara pihak-pihak yang bersaudara, lalu
makna tersebut kemudian berkembang dan pada akhirnya ukhuwah diartikan sebagai
setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain baik persamaan keturunan, dari segi
ibu bapak atau keduanya maupun dari segi sesusuan.
7. Prinsip Kebebasan
Kebebasan artinya setiap orang, setiap warga masyarakat diberi hak dan kebebasan
untuk mengekspresikan pendapatnya. Sepanjang hal itu dilakukan dengan cara yang bijak.
Dan sesuai dengan petunjuk al-Qur’an, dalam ragka amar ma’ruf nahi munkar. Secara
historis, para filosof dan pemikir telah menggunakan istilah kebebasan sebagai konsep
moral dan sosial baik pada persoalan-persoalan yang muncul dalam hubungan antara
manusia dengan manusia, khususnya pada kehidupan social tertentu. Namun bukan berarti
kebebasan secara mutlak tanpa aturan-aturan yang mengikat.
Kata mashlahah akar katanya berasal dari kata shalih yang berarti “baik” untuk
mendapatkan kebaikan. Antonim dari kata rusak dan jelek. Dalam al-Qur’an kata shalaha
dalam berbagai bentuknya disebutkan 180 kali. Kata shalih atau saleh menunjuk
perbuatan-perbuatan yang terpuji, benar dan baik, juga menunjuk kepada orang-orang.
4
Hasan Asari. (2016). "Falsafah Pendidikan Islami". (Menguak Nilai-Nilai Pendidikan dalam Tradisi
Islam). Medan: Perdana Publishing. Hlm 42.
5
Akrim. (2020). "Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam". Yogyakarta: Bildung. Hlm 121-123.
Bahkan sebagai aplikasi dari prinsip demokrasi, pendidikan diselenggarakan
secara gratis, tidak terikat pada batas waktu tertentu, ijazah, atau nilai angka-angka dalam
ujian ataupun peraturan-peraturan khusus dalam penerimaan siswa. Sebaliknya bila
seseorang bekeinginan kuat untuk belajar, cinta kepada ilmu maupun melakukan
penelitian, pintu untuk belajar terbuka luas baginya. Disamping itu yang lebih menarik
dalam praktek demokrasi pendidikan
Islam pada masa dahulu, kata Athiyah adalah partisispasi aktif masyarakat untuk
mendirikan masjid-asjid, institute-institut dan lembaga-lembaga ilmu pengetahuan sebagai
sarana belajar. Kaum hartawan secara berlomba-lomba mengeluarkan dananya untuk
pembiayaan pendidikan, sehingga memungkinkan siswa yang kurang mampu meneruskan
pelajaran serta melanjutkan pendidikannya ketingkat yang lebih tinggi. Sebagai hasil dari
keterlibatan aktif masyarakat yang dlandasi rasa persamaan dan kebersamaan dalam
pembiayaan pendidikan ternyata telah melahirkan kaum intelektual dan ulama-ulama
besar, yang umumnya memang berasal dari anak-anak kurang mampu, seperti al-Ghazali,
Imam Syafi ’i, dan lain-lain.6
Untuk mempercepat dan memperkuat proses demokrasi pendidikan ada tiga hal
yang harus dilakukan yaitu: upaya pendidikan yang memungkinkan timbulnya kesadaran
kritis mengenal arti demokrasi beserta masalah-masalah social poitik zamannya ditengah
masyarakat. Yang kedua partisipasi aktif rakyat dalam proses pemerintahan, karena jiwa
demokrasi adalah aksi-partisipatif, ketiga yaitu pendidikan Islam menyadarkan manusia
bahwa jati dirinya adalah makhluk yang berbeda dengan hewan. Firman Allah yang
artinya: “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia sebaik-baiknya penciptaan” (QS.
At-Tahrim: 4).
Keyakinan bahwa Islam merupakan ajaran agama yang telah meletakkan prinsip-
prinsip demokrasi ternyata juga diakui oleh kaum orientalis. Maude Royden misalnya
dengan penuh kagum mengemukakan bahwa Islam adalah agama yang pertama
memproklamasikan demokrasi nyata yang penuh diketahui manusia. Secara esensial,
demokrasi pendidikan merupakan suatu gambaran ideal yang akan terus diperjuangkan
dan disempurnakan.7
6
Usri. (2019). "Pendidikan Islam dan Demokrasi". Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman dan Kemasyarakatan. Vol
1. No 2. Hlm 6.
7
Muhammad Roihan Daulay. (2017). "Demokrasi Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam".
Padang: Jurnal Kajian Ilmu Keislaman. Hlm 106-107.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Darmawati. (2013). Demokrasi Dalam Islam. (Suatu Tinjauan Fikih Siyasah). Samata: All
Righis Reserved.
Romlah, Siti. (2018). Demokrasi Pendidikan Islam. Bangil: Jurnal studi Islam.
Usri. (2019). Pendidikan Islam dan Demokrasi. Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman dan
Kemasyarakatan. Vol 1.