Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DISIPLIN APARATUR SIPIL

NEGARA DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH


KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Harmin
Kunyuk09@yahoo.com
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
Discipline Apparatus Civil State In Agency Staffing District Parigi Moutong have not been
implemented optimally. The purpose of this research is knowing how the Implementation Policy
Discipline Apparatus Civil State at the Agency Staffing District Parigi Moutong. Types of research
used qualitative and selection informants techniques is purposively with 5 selected informants.
Data collected through interviews, observation and documentation. Data analysis techniques
through the stages of data reduction, data display, draw conclusions and verification. The theory
used is the model of implementation of the policy of George C. Edwards III with 4 aspects of
communication, resources, disposition and bureaucratic structures. The results showed that the
Implementation Policy Discipline Apparatus Civil State In Agency Staffing District Parigi Moutong
not been implemented optimally due to the aspect of communication, of resources, disposition and
bureaucratic structure has not gone well because of less optimal time coaching, education is still
minimal, information is slow and indecision of leadership led to less support policy the
implementation of the Policy Discipline Apparatus Civil State In Agency Staffing District Parigi
Moutong.
Keywords : Implementation Policy, Apparatus Civil State Discipline.

Disiplin di atur dalam Peraturan selama satu tahun bagi Aparatur Sipil Negara
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
Disiplin. Secara tegas disebutkan jenis selama 16 (enam belas) sampai dengan 20
Hukuman Disiplin bagi Aparatur Sipil Negara (dua puluh) hari kerja; b) Penundaan kenaikan
yang tidak mentaati kewajiban dan / atau pangkat selama satu tahun bagi Aparatur Sipil
melanggar larangan ketentuan disiplin Negara yang tidak masuk kerja tanpa alasan
Aparatur Sipil Negara yaitu terdiri atas : yang sah selama 21 (dua puluh satu) sampai
Hukuman disiplin ringan, terdiri atas; a) dengan 25 (dua puluh lima) hari kerja dan; c)
Teguran lisan yaitu teguran lisan bagi penurunan pangkat setingkat lebih rendah
Aparatur Sipil Negara yang tidak masuk kerja selama satu tahun bagi Aparatur Sipil Negara
tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) hari yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
kerja; b) Teguran Tertulis bagi Aparatur Sipil selama 26 (dua puluh enam) sampai dengan
Negara yang tidak masuk kerja tanpa alasan 30 (tiga puluh) hari kerja.
yang sah selama 6 (enam) sampai dengan 10 Hukuman Disiplin Berat, yaitu; a)
(sepuluh) hari kerja dan; c) pernyataan tidak Penurunan pangkat setingkat lebih rendah
puas dari pimpinan secara tertulis bagi selama 3 (tiga) tahun bagi Aparatur Sipil
Aparatur Sipil Negara yang tidak masuk kerja Negara yang tidak masuk kerja tanpa alasan
tanpa alasan yang sah selama 11 (sebelas) yang sah selama 31 (tiga puluh satu) sampai
sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja. dengan 35 (tiga puluh lima) hari kerja; b)
Hukuman Disiplin Sedang, terdiri Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
atas; a) Penundaan kenaikan gaji berkala setingkat lebih rendah bagi Aparatur Sipil

97
98 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 1Januari 2018 hlm 97-104 ISSN: 2302-2019

Negara yang menduduki jabatan struktural menimbulkan kurang efektifnya aparatur yang
atau fungsional tertentu yang tidak masuk bersangkutan sehingga dapat menghambat
kerja tanpa alasan yang sah selama 36 (tiga kelancaran pemerintahan dan pembangunan
puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) nasional dan tidak jarang pula menimbulkan
hari kerja; c) Pembebasan dari jabatan bagi kekecewaan pada masyarakat.
Aparatur Sipil Negara yang menduduki Salah satunya adalah Aparatur Badan
jabatan struktural atau fungsional tertentu Kepegawaian Daerah Kabupaten Parigi
yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah Moutong, yang juga menjadi obyek dalam
selama 41 (empat pulu satu) sampai dengan penelitian ini. Berdasarkan data Tahun 2014
45 (empat puluh lima) hari kerja dan; d) s/d 2015 dari Badan Kepegawaian Daerah
Pemberhentian dengan hormat tidak atas dan pengamatan peneliti adalah implementasi
permintaan sendiri atau pemberhentian tidak kebijakan disiplin Aparatur Sipil Negara di
dengan hormat sebagai Aparatur Sipil Negara Badan Kepegawaian Daerah Kab. Parigi
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah Moutong masih belum optimal karena ada
selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau beberapa aparatur di Badan Kepegawaian
lebih. Daerah tersebut yang melakukan pelanggaran
Pada dasarnya jiwa kedisiplinan disiplin terutama dalam jam kerja seperti
tersebut mutlak harus dimiliki, ditanamkan datang terlambat tidak mengikuti apel pagi
dan dipupuk oleh setiap Aparatur Sipil rata-rata 8 orang / tahun, tidak mengikuti apel
Negara sebagai aparatur birokrasi dalam sore rata-rata 4 orang / tahun, tidak mengikuti
pelaksanaan berbagai rutinitas keseharian, upacara rata-rata 3 orang / tahun, tidak hadir
hal ini mengingat eratnya hubungan antara tanpa keterangan rata-rata 3 orang / tahun,
disiplin dalam kerja dengan motivasi kerja bahkan ada beberapa aparatur yang
yang berimbas pada produktivitas dan meninggalkan kantor pada jam kerja, serta
pelayanan prima pada masyarakat yang juga penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu.
merupakan tujuan dari reformasi birokrasi. Hal-hal tersebut terjadi karena kurangnya
Aparatur Sipil Negara (ASN) sosialisasi tentang disiplin, kurangya
diharapkan selalu siap sedia dalam komitmen pimpinan untuk menerapkan
melaksanakan tugas dan fungsinya secara disiplin, pendidikan yang masih rendah, dan
profesional dan bertanggungjawab dalam belum diterapkannya Standar Operasional
menyelenggarakan tugas pemerintahan dan Prosedur (SOP).
pembangunan, serta bersih dari korupsi, Pelaksanaan disipin kerja dengan
kolusi, dan nepotisme (KKN). Oleh karena itu menaati ketentuan jam kerja yang telah
aparatur pemerintah memiliki peranan dan ditentukan oleh pihak Badan Kepegawaian
kedudukan yang sangat penting sebagai Daerah Kabupaten Parigi Moutong dimaksud
penggerak dalam menjalankan roda agar para aparatur melaksanakan program
pemerintahan. kerja yang ditetapkan. Pelaksanaan disiplin
Aparatur Sipil Negara sebagai aparat kerja yang tepat akan dapat meningkatkan
pemerintah dan abdi masyarakat juga harus prestasi kerja aparatur.
bisa menjunjung tinggi martabat dan citra Untuk mengkaji implementasi
Kepegawaian demi kepentingan masyarakat kebijakan disiplin ASN menggunakan teori
dan negara. Akan tetapi dalam suatu instansi dari Edwards III (1980 : 1) dengan empat
pemerintah para aparaturnya sering aspek, yaitu : (1) Komunikasi, berkenaan
melakukan pelanggaran disiplin seperti dengan bagaimana kebijakan
datang terlambat, bermalas-malasan dalam dikomunikasikan pada organisasi dan/atau
bekerja, pulang sebelum waktunya, dan publik dan sikap serta tanggapan dari para
penyimpangan-penyimpangan lainnya yang pihak yang terlibat; (2) Sumber daya,
Harmin, Implementasi Kebijakan Disiplin Aparatur Sipil Negara Di Badan Kepegawaian Daerah .............................99

berkenaan dengan ketersediaan sumber daya untuk mengetahui bagaimana implementasi


pendukung, khususnya sumber daya manusia. kebijakan tersebut.
Hal ini berkenaan dengan kecakapan Waktu pelaksanakan setelah terbitnya
pelaksana kebijakan publik untuk carry out surat izin penelitian dari Program Pasca
kebijakan secara efektif; (3) Disposisi, Sarjana Universitas Tadulako, yaitu
berkenaan dengan kesediaan dari para dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, mulai dari
implementor untuk carry out kebijakan publik 30 Agustus s/d 30 Nopember 2016.
tersebut. Kecakapan saja tidak mencukupi, Menurut Ridwan (2007 : 54) Informan
tanpa kesediaan dan komitmen untuk adalah orang-orang yang dianggap
melaksanakan kebijakan; (4) Struktur mengetahui objek penelitian atau unit analisis
birokrasi, berkenaan dengan kesesuaian sebagai target penelitian. Selanjutnya Faisal
organisasi birokrasi yang menjadi yang mengutip pendapat Spradley dalam
penyelenggara implementasi kebijakan Satori (2011 : 55) menyatakan bahwa :
publik. “Sampel sebagai sumber data atau sebagai
Berdasarkan uraian tersebut diatas, informan sebaiknya yang memenuhi kriteria
maka penegakan disiplin Aparatur Sipil sebagai berikut : (1) Mereka yang menguasai
Negara (ASN) sepatutnya mendapat perhatian atau memahami sesuatu melalui proses
yang lebih serius, salah satunya dengan enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan
melakukan suatu penelitian, dan peneliti pun sekedar diketahui tetapi juga dihayat;. (2)
memilih judul :“Implementasi Kebijakan Mereka yang tergolong masih sedang
Disiplin Aparatur Sipil Negara di Badan berkecimpung atau terlibat pada kegiatan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Parigi yang tengah diteliti; (3) Mereka yang
Moutong”. mempunyai waktu yang memadai untuk
dimintai informas; (4) Mereka yang tidak
METODE cenderung menyampaikan informasi hasil
kemasannya sendiri; (5) Mereka yang pada
Penelitian tentang Implementasi mulanya cukup asing dengan peneliti
Kebijakan Disiplin Aparatur Sipil Negara di sehingga lebih menggairahkan untuk
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Parigi dijadikan semacam guru atau narasumber”.
Moutong menggunakan metode penelitian Sedangkan Nazir (2008 : 172)
kualitatif . menjelaskan bahwa informasi adalah
Berdasarkan pengertian di atas maka kumpulan dari individu kejadian atas segala
dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sesuatu dengan kualitas serta ciri tertentu
penelitian kualitatif adalah penelitian yang yang telah ditetapkan.
menghasilkan temuan secara deskriptif atau Tehnik pemilihan informan dilakukan
secara langsung yang dapat dilihat dari secara purposive, yaitu memilih orang-orang
ucapan, tulisan maupun dari tingkah laku yang dianggap mengetahui dan mampu
seseorang yang diamati. memberikan informasi yang relevan dengan
Lokasi penelitian ini bertempat di fokus permasalahan yang akan diteliti. Hal ini
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Parigi sesuai dengan pendapat Sugiyono (2012 : 85),
Moutong. Adapun pertimbangan dalam yang menyatakan bahwa sampling purposive
memilih lokasi penelitian ini karena di adalah teknik penentuan sampel dengan
dalam pelaksanaan kebijakan tersebut hingga pertimbangan tertentu.
saat ini di Badan Kepegawaian Daerah Sehubungan dengan hal itu, maka
Kabupaten Parigi Moutong belum terlaksana peneliti menetapkan dengan sengaja
sebagaimana mestinya, sehingga penulis (purposive sampling) orang-orang yang
tertarik melakukan penelitian lebih lanjut dianggap mengetahui permasalahan
100 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 1Januari 2018 hlm 97-104 ISSN: 2302-2019

penelitian, mengutamakan Aparatur Sipil penegakan disiplin, keteladanan pimpinan


Negara di Badan Kepegawaian Daerah dalam penerapan disiplin, dan terwujudnya
Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 5 orang kesadaran dan kemauan target group (para
terdiri dari Kepala Badan Kepegawaian ASN) untuk menerapkan disiplin agar
Daerah; Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan implementasi kebijakan disiplin ASN
Umum; Kepala Sub Bidang Disiplin; Kepala mencapai hasil yang optimal; (4) Struktur
Sub Bidang Kepemimpinan Tehnis & birokrasi, dalam penelitian ini hal yang perlu
Fungsional; dan Staf Badan Kepegawaian digali dari aspek struktur birokrasi adalah
Daerah. bagaimana pembagian kewenangan dan
Fokus penelitian adalah pemusatan koordinasi penegakan disiplin dilakukan agar
konsentrasi pada tujuan dari penelitian yang tercapainya disiplin ASN yang tinggi.
dilakukan. Fokus penelitian harus dinyatakan Dalam penelitian ini Jenis data yang
secara eksplisit untuk memudahkan peneliti dibutuhkan ada 2 jenis, yaitu data primer dan
sebelum melakukan observasi. Fokus data sekunder. Jenis data yang dihimpun dan
penelitian ini adalah implementasi kebijakan diperlukan dalam penelitian ini meliputi (1)
disiplin Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Data primer berupa hasil wawancara dengan
Parigi Moutong. informan, dokumentasi dan observasi
Dalam penelitian ini mengunakan teori berpartisipasi; (2) Data sekunder antara lain
yang dikemukakan oleh George C. Edwards berupa: Dokumen, Peraturan perundang-
III (Nugroho, 2008: 475 ). Dimana undangan, data kepegawaian.
implementasi dapat dimulai dari kondisi Untuk mengumpulkan data dalam
abstrak dan sebuah pertanyaan tentang apakah penelitian ini, tehnik pengumpulan data yang
syarat agar implementasi kebijakan dapat digunakan adalah : (a) wawancara,
berhasil, yaitu: (1) Komunikasi, aspek percakapan dengan maksud tertentu.
komunikasi yang perlu dijelaskan dalam percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
penelitian ini adalah bagaimana teknik pewawancara (interviewer) yang mengajukan
komunikasi efektif yang dilakukan oleh pertanyaan dan terwawancara (interviewee)
komunikator untuk menyampaikan pesan yang memberikan jawaban atas pertanyaan
kebijakan yang akan diimplementasikan, agar itu. Artinya peneliti melakukan tatap muka
komunikan memahami, menyadari dan dengan informan untuk melakukan tanya
selanjutnya memberikan respon positif atau jawab yang bertujuan untuk mengetahui
melakukan respon untuk menerapkan pesan keadaan yang sebenarnya terjadi ditempat
kebijakan yang disampaikan dengan sebaik- penelitian; (b) Observasi, metode
baiknya; (2) Sumber daya, Sumber daya pengumpulan data yang digunakan untuk
tersebut antara lain meliputi sumberdaya menghimpun data penelitian melalui
manusia, sumberdaya anggaran, sumberdaya pengamatan (observation) dan pengindraan.
sarana dan prasarana, serta sumberdaya Artinya peneliti melakukan pengamatan
kewenangan yang digunakan untuk secara langsung untuk melihat fenomena-
implementasi kebijakan agar terjadi fenomena yang terjadi ditempat penelitian
peningkatan disiplin ASN yang lebih baik.; sehingga penulis mendapat gambaran dalam
(3) Disposisi, aspek disposisi yang perlu melakukan penelitian; (c) Dokumentasi,
digali dalam penelitian ini adalah bagaimana mengumpulkan dokumen dan data-data yang
sikap perilaku dari pelaksana kebijakan diperlukan dalam permasalahan penelitian
(implementor) antara lain berupa komitmen lalu ditelaah secara intens sehingga dapat
pimpinan puncak untuk menerapkan disiplin mendukung dan menambah kepercayaan dan
ASN secara konsisten, pemberian sanksi dan pembuktian suatu kejadian.
penghargaan secara konsisten dalam
Harmin, Implementasi Kebijakan Disiplin Aparatur Sipil Negara Di Badan Kepegawaian Daerah ............................101

Analisis data dalam penelitian ini Setelah itu, dalam pemilihan calon
Menurut Nasution (1996 : 142) analisis data Bupati dan Wakil Bupati Parigi Moutong
adalah proses menyusun, mengkategorikan yang dilaksanakan di DPRD, Drs. H. Longki
data, mencari pola atau tema, dengan maksud Djanggola, M.Si terpilih sebagai Bupati dan
untuk memahami maknanya. Penelitian Ir. Asmir Ntosa, MS sebagai Wakil Bupati.
kualitatif menggunakan analisis data secara Sejak dimulainya kepemimpinan pasangan
induktif, dari lapangan tertentu yang bersifat ini, sejak saat itu pula dibentuk Satuan Kerja
khusus untuk ditarik suatu proposisi atau Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan
teori yang dapat digeneralisasikan secara luas. Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong.
Pada prinsipnya analisis data kualitatif Adapun urut-urutan nama pejabat
dilakukan bersamaan dengan proses yang menjadi Kepala Badan Kepegawaian
pengumpulan data. Daerah Kabupaten Parigi Moutong dari tahun
2003 s/d sekarang, sebagai berikut (1) Moch.
HASIL DAN PEMBAHASAN Natsir Tandju, SE., M.Si, Kepala Bagian
Organisasi periode 2003 s/d 2008; (2) H. Abd.
Hasil Karim Samudin, SH, Kepala Badan
Kepegawaian Daerah periode 2009 s/d 2011;
Kabupaten Parigi Moutong terbentuk (3) Achmad Yani, SiP, Kepala Badan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Kepegawaian Daerah periode 2011 s/d 2012;
Tahun 2002. Perjuangan pembentukkan (4) Drs. H. Aman Salufo, Kepala Badan
Kabupaten Parigi Moutong sudah dimulai Kepegawaian 2012 s/d 2014; (5) Adrudin
sejak tanggal 8 Juni 1963 yakni adanya Nur, S.Pd., M.Si, Kepala Badan Kepegawaian
pembentukkan Panitia Pembentukkan periode 2014 s/d 2016; dan (6) Mawardin,
Kabupaten. Setelah diketahui arah perjuangan S.S., M.Si, Kepala Badan Kepegawaian
yang pasti dan jelas, maka tanggal 23 Daerah periode 2016 s/d sekarang;
Desember tahun 1965 terbentuklah Yayasan Badan Kepegawaian Daerah Kab. Parigi
Pembangunan Wilayah Pantai Timur dengan Moutong adalah unsur penunjang Pemerintah
Akte Notaris Nomor 33 tahun 1965. Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala
Sejak saat itulah diketahui arah, tujuan dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui
dan hakekat pembentukkan Kabupaten secara Sekretaris Daerah. Visi dari Badan
yuridis formal. Perjuangan selama hampir 39 Kepegawaian Daerah Kabupaten Parigi
tahun itu akhirnya membuahkan hasil penting Moutong “Terwujudnya Aparatur Yang
pada tanggal 2 Juli 2002 Kabupaten Parigi Profesional dan Manajemen Kepegawaian
Moutong resmi menjadi daerah otonom baru Yang Baik”. Dalam rangka mewujudkan Visi
di Provinsi Sulawesi Tengah. Parigi Moutong tersebut, Badan Kepegawaian Daerah
yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kabupaten Parigi Moutong melaksanakan
Donggala ini diresmikan di gedung PMD beberapa Misi, antara lain : (1) Peningkatan
Pasar Minggu Jakarta Selatan oleh Menteri sumberdaya aparatur; (2) Mewujudkan
Dalam Negeri Hari Sabarno atas nama pelayanan prima dan penegakan disiplin
Presiden Republik Indonesia. ASN; (3) Meningkatkan manajemen
Delapan hari kemudian tepatnya pada kepegawaian yang baik dan sistematis; dan
tanggal 10 Juli 2002, Drs. H. Longki (4) Peningkatan kualitas perencanaan dan
Djanggola, M.Si dilantik sebagai pejabat akuntabilitas keuangan serta penyediaan
Bupati Parigi Moutong oleh Gubernur sarana dan prasarana;
Sulawesi Tengah Prof. H. Aminuddin Susunan organisasi Badan Kepegawaian
Ponulele, MS di Parigi, Ibukota Kabupaten Daerah Kabupaten Parigi Moutong terdiri :
Parigi Moutong. Kepala Badan Kepegawaian Daerah;
102 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 1Januari 2018 hlm 97-104 ISSN: 2302-2019

Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Nilai yang paling tinggi terdapat di golongan
membawahi 3 Sub Bagian; Bidang Data dan IV, nilai yang terendah pada golongan II.
Formasi, membawahi 2 Sub Bidang; Bidang Akan tetapi rata-rata Aparatur Sipil Negara di
Pengembangan dan Disiplin membawahi 2 Badan Kepegawaian Daerah bernilai baik.
Sub Bidang; Bidang Kepangkatan dan
Pensiun membawahi 2 Sub Bidang dan Pembahasan
Bidang Pendidikan dan Pelatihan membawahi
2 Sub Bidang. Kedisiplinan adalah salah satu faktor
Keadaan pegawai Badan Kepegawaian yang penting dalam suatu organisasi.
Daerah Kabupaten Parigi Moutong menurut Dikatakan sebagai faktor yang penting karena
jumlah data kepegawaian untuk kategori disiplin akan mempengaruhi kinerja pegawai
Aparatur Sipil Negara (ASN) berjumlah 43 dalam organisasi. Semakin tinggi disiplin
orang terdiri dari 23 orang laki-laki dan 20 pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang
orang perempuan. dapat dicapai. Disiplin adalah merupakan
Dari 43 orang Aparatur Sipil Negara cerminan besarnya tanggung jawab seseorang
yang berpendidikan S2 (9,30 %), yang dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan
berpendidikan S1 (46,51 %), yang kepadanya yang mendorong gairah dan
berpendidikan D3 (6,98 %), dan yang SMU semangat kerja seseorang. Pada umumnya
(37,21 %) masih memerlukan pembinaan disiplin yang baik apabila pegawai datang ke
melalui pendidikan dan latihan, serta melalui kantor dengan teratur dan tepat waktu.,
pendidikan jalur kedinasan. dengan berpakaian serba baik pada tempat
Badan Kepegawaian Daerah Kab. Parigi bekerjanya. Mereka menggunakan bahan-
Moutong memiliki 43 orang pegawai, namun bahan dan perlengkapan dengan hati-hati.
yang memegang eselon hanya 16 orang dan Mereka menghasilkan jumlah dan kualitas
sisanya adalah staf 27 orang. pekerjaan yang memuaskan dan mengikuti
Tingkat kedisplinan Aparatur Sipil cara kerja yang ditentukan oleh organisasi
Negara Badan Kepegawaian Daerah Kab. dan menyelesaikan dengan sangat baik
Parigi Moutong dari tahun ke tahun (Hasibuan, 2000 : 190 ).
mengalami penurunan. Rekapan tertinggi Pentingnya peranan disiplin juga
pada tahun 2014 tidak ikut apel pagi rata-rata dikemukakan oleh Musanef (1994 : 116) yang
per bulan berjumlah 9 orang, tidak ikut apel berpendapat bahwa: ”Disiplin juga tidak kalah
sore rata-rata perbulan berjumlah 3 orang, pentingnya dengan prinsip-prinsip lainnya
Tidak mengikuti upacara gabungan setiap artinya disiplin setiap pegawai selalu
tanggal 17 bulan berjalan rata-rata per bulan 3 mempengaruhi hasil prestasi kerja. Oleh
orang, tidak hadir tanpa keterangan rata-rata sebab itu dalam setiap organisasi perlu
per bulan 2 orang. Rekapan terendah pada ditegaskan disiplin pegawai-pegawainya.
tahun 2016 tidak ikut apel pagi rata-rata per Melalui disiplin yang tinggi produktivitas
bulan berjumlah 4 orang, tidak ikut apel sore kerja pegawai pada pokoknya dapat
rata-rata perbulan berjumlah 2 orang, Tidak ditingkatkan. Oleh sebab itu perlu ditanamkan
mengikuti upacara gabungan setiap tanggal 17 kepada setiap pegawai disiplin yang sebaik-
bulan berjalan rata-rata per bulan 2 orang, baiknya”.
tidak hadir tanpa keterangan rata-rata per Dalam Implementasi Kebijakan
bulan 2 orang. Disiplin Aparatur Sipil Negara di Badan
Sedangkan rekapan kinerja Aparatur Kepegawaian Daerah Kab. Parigi Moutong,
Sipil Negara di Badan Kepegawaian Daerah hendaknya memperhatikan faktor-faktor
Kab. Parigi Moutong dapat dilihat dari penentu sebuah kebijakan, untuk dapat dilihat
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Tahun 2015. berjalannya implementasi kebijakan dengan
Harmin, Implementasi Kebijakan Disiplin Aparatur Sipil Negara Di Badan Kepegawaian Daerah ............................103

baik maka perlu dilihat faktor-faktor seperti pendidikan tinggi, dan memiliki pengalaman,
yang disampaikan oleh Edward III (1980 : 36) kecakapan, ketrampilan dan keahlian yang
yaitu : Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi memadai.
dan Struktur Birokrasi. Dari 5 informan yang diwawancarai, 1
orang informan kunci yaitu unsur pimpinan
a. Komunikasi dalam Implementasi menyatakan bahwa dari segi sumber daya,
Kebijakan Disiplin ASN Implementasi Kebijakan Disiplin Aparatur
Komunikasi merupakan keterampilan Sipil Negara belum berjalan secara optimal,
yang sangat penting dalam implementasi dengan beberapa faktor yang
kebijakan, dimana dapat kita lihat komunikasi mempengaruhinya antara lain sumber daya
dapat terjadi pada setiap pelaksanaan pelaksana secara kualitas belum memadai
kebijakan. Komunikasi dalam implmentasi sehingga perlu adanya kesempatan aparatur
kebijakan Aparatur Sipil Negara di Badan dalam menigkatkan pengetahuannya melaluli
Kepegawaian Daerah Kab. Parigi Moutong diklat dan dukungan perangkat kerja.
diperlukan untuk memberikan pemahaman
Aparatur Sipil Negara dalam rangka mencapai c. Disposisi dalam Implementasi Kebijakan
tujuan, sehingga pelaksana kebijakan dalam Disiplin ASN
hal ini pimpinan dan bawahannya selaku Disposisi atau sikap adalah watak atau
penerima kebijakan tersebut merasa karakteristik yang dimiliki oleh pelaksana
termotivasi untuk melaksanakan tugas dan kebijakan, disposisi itu seperti komitmen,
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila
Melalui sebuah penciptaan komunikasi pelaksana kebijakan mempunyai
yang efektif maka dapat ditemukan berbagai karakteristik atau watak yang baik, maka dia
macam kendala-kendala yang menjadi akan melaksanakan kebijakan dengan baik
penghambat, untuk kemudian berusaha sesuai dengan sasaran tujuan dan keinginan
menemukan alternatif-alternatif pemecahan pembuat kebijakan. Besar kemungkinan
terhadap kendala-kendala tersebut. dengan sikap respek yang baik oleh pelaksana
Dari 5 informan yang diwawancarai, 3 kebijakan maka tujuan dari kebijakan tentang
orang menyatakan bahwa dari segi disiplin Aparatur Sipil Negara dapat tercapai
komunikasi, Implementasi Kebijakan Disiplin secara optimal dan memuaskan.
Aparatur Sipil Negara di Badan Kepegawaian Dari 5 informan yang diwawancarai, 3
Daerah Kab. Parigi Moutong belum berjalan orang menyatakan bahwa dari segi disposisi,
secara optimal karena masih ada Aparatur Implementasi Kebijakan Disiplin Aparatur
yang kurang disiplin. Sipil Negara di Badan Kepegawaian Daerah
belum berjalan secara optimal, dengan
b. Sumber Daya dalam Implementasi beberapa faktor yang mempengaruhinya
Kebijakan Disiplin ASN antara lain kuragnya pemahaman aparatur
Widodo (2004 : 51) menyatakan terhadap pendistribusian surat sehingga
bahwa dalam menyelenggarakan lambatnya pelaksanaan informasi dari atasan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan ke bawahan.
masyarakat, maka memerlukan kemampuan
dan kecakapan tinggi (profesionalisme) d. Struktur Birokras dalam Implementasi
dengan beberapa persyaratan. Karena itu Kebijakan Disiplin ASN
administrasi negara dapat dikategorikan Karakteristik, norma-norma, dan pola-
sebagai profesi, dimana tidak semua orang pola hubungan yang terjadi berulang-ulang
bisa melaksanakan administrasi negara, dalam badan-badan eksekutif yang
kecuali orang-orang yang berlatar belakang mempunyai hubungan baik potensial maupun
104 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 1Januari 2018 hlm 97-104 ISSN: 2302-2019

nyata dengan apa yang mereka miliki dalam M.Si selaku Ketua dan Dr. Abdul Rivai, M.Si
menjalankan kebijakan, berdasarkan hirarki. selaku anggota yang telah banyak
Dari 5 informan yang diwawancarai, 2 memberikan arahan, bimbingan dan motivasi
orang menyatakan bahwa dari segi struktur selama penulisan hingga selesainya
birokrasi, Implementasi Kebijakan Disiplin penyusunan artikel.
Aparatur Sipil Negara belum berjalan secara
optimal karena ketidaktegasan pimpinan. DAFTAR RUJUKAN

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Nugroho, Riant.2008.Public Policy. Jakarta :


PT. Elex Media Komputindo.
Kesimpulan Satori, D. dan Komariah. 2011. Metodologi
Berdasarkan hasil penelitian dan Penelitian Kualitatif. Bandung:
pembahasan mengenai implementasi Alfabeta, Cetakan ke-3.
kebijakan disiplin Aparatur Sipil Negara di Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Badan Kepegawaian Daerah Kab. Parigi Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Moutong, maka peneliti berhasil menarik Bandung: Alfabeta.
suatu kesimpulan bahwa aspek komunikasi,
sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi
belum berjalan dengan baik karena kurang
optimalnya waktu pembinaan, pendidikan
yang masih minim, informasi lambat dan
ketidaktegasan pimpinan sehingga kurang
mendukung implementasi kebijakan disiplin
Aparatur Sipil Negara di Badan Kepegawaian
Daerah Kab. Parigi Moutong.

Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan untuk
mengoptimalkan implementasi kebijakan
disiplin Aparatur Sipil Negara di Badan
Kepegawaian Daerah Kab. Parigi Moutong,
disarankan perlu adanya komunikasi yang
terus menerus berjenjang dari atasan ke
bawahan dalam hal pembinaan, adanya
kesempatan peningkatan pengetahuan melalui
pendidikan, diklat struktural maupun diklat
fungsional, adanya informasi yang cepat,
jelas serta akurat dan pimpinan harus tegas
dalam melaksanakan kebijakan disiplin sesuai
dengan aturan yang berlaku.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih yang terdalam dan


tulus serta dengan rasa hormat yang tinggi
penulis haturkan khusus untuk keluarga,
kemudian kepada Dr. Nasir Mangngasing,

Anda mungkin juga menyukai