Anda di halaman 1dari 43

Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengecoran merupakan proses manufaktur dengan merubah

bentuk logam dengan cara mencairkannya terlebih dahulu, kemudian

setelah berubah menjadi logam cair, logam tersebut dituangkan dan

ditekan ke dalam cetakan yang telah dibuat sebelumnya, lalu dibiarkan

membeku, kemudian dikeluarkan dari cetakan.

Di era modern ini perkembangan teknologi berkembang sangat

pest, semakin lama semakin maju. Untuk itu sebagai orang yang akan

nekerja di teknik mesin khususnya harus dapat mengembangkan

kemampuan dalam bidang teknik. Sehingga kita haruslah banyak belajar

tentang dasar-dasar teknik sebelum untuk selanjutnya kita terjun dalam

dunia kerja yang nyata. Dari sekian banyak yang harus dipelajari antara

lain adalah pengecoran dan tempa, dimana semua itu merupakan suatu

proses pembentukan yang telah mendukung pembuatan suatu benda

yang baik, berkualitas dan bermanfaat. Salah satu contoh dari benda

yang meliputi kedua proses itu adalah pembuatan benda seni yang

memerlukan perencanaan bentuk dan ukuran.

Metode dalam pengecoran logam berkembang menjadi berbagai

macam jenis seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan ilmu

pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan manusia.Metode pengecoran

ditinjau dari jenis cetakannya dapat digolongkan menjadi metode

pengecoran logam cetakan tetap dan tidak tetap.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

1.2 Tujuan

Adanya tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mampu membuat pola dan cetakan pasir.

2. Mampu membuat sistem saluran.

3. Mengetahui beberapa proses atau teknik dalam pembuatan

cetakan.

4. Mengetahui besaran-besaran atau parameter proses yang terlibat

dan berpengaruh terhadap cetakan yang dibuat.

5. Merencanakan dan membuat barang jadi melalui teknik

pengecoran logam.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengecoran Logam

Pengecoran adalah proses penuangan logam cair ke dalam

cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang

direncanakan.Kemudian dibiarkan mendingin dan membeku didalam

cetakan sehingga dihasilkan suatu produk coran. Dalam proses ini, ada

beberapa hal yang harus dilakukan untuk membuat produk coran adalah

pencairan logam, pembuatan cetakan dan inti, penuangan logam cair,

pembongkaran, pembersihan coran dan pengerjaan akhir.

Pasir adalah media untuk membuat cetakan, sebenarnya banyak

media lain nuntuk membuat sebuah cetakan. Namun dalam hal ini tidak

semua pasir bias digunakan untuk membuat cetakan, hanya pasir yang

mempunyai kriteria kriteria tertentu saja yang dapat digunakan untuk

membuat cetakan. Beberapa kriteria pasir yang baik yaitu mempunyai

sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dengan

kekuatan yang cocok sehigga tidak mudah rusak jika di pindahkan,

selain itu pasir juga harus permabilitas atau bisa dialiri oleh gas, pasir

juga darus tahan terhadap temperature logam cair selama proses

penuangan, dan yang terakhir adalah kemampuan hancur yang baik,

maksudnya yaitu saat pembongkaran cetakan lebih mudah pasir

tersebut hancur agar mempermudah proses selanjutnya.

Proses pengecoran dengan cetakan pasir dilakukan dengan

menggunakan gaya gravitasi secara natural agar logam cair dapat

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

mengisi rongga cetakan dengan baik, oleh karena itudesain system

saluran akan sangat menentukan kualitas produk cor. Setiap tahap yang

dilakukan harus menyesuaikan dengan diagram alir proses pengecoran

yangmerupakan urutan dari tahapan proses pengecoran untuk

menghasilkan produk cor yang baikdengan produktivitas yang tinggi.

Berikut adalah contoh gambar diagram alir.

Gambar 2.1 Sekema diagram alir pengecoran


(Sumber:http://www.slideshare.net)

2.1.1 Pola

Pola atau pattern adalah model yang memiliki ukuran dan bentuk

yang sama dengan bentuk aslinya kecuali pada bidang-bidang tertentu

yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti bidang pisah, bentuk

rongga, dan proses pemesinannya. Faktor-faktor tersebut selanjutnya

akan diantisipasi dengan perhitungan penyusutan logam dan toleransi

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

pemesinannya. Oleh sebab itu ada beberapa faktor diatas yang harus

diperhatikan pada saat perencanaan pola yaitu:

a. Bidang Pisah (Parting line)

Fungsi dari bidang pisah ini adalah memisahkan atau membuat

partisi dari bagian pola bagian atas (cope) dan dengan pola bagian

bawah (drag). Untuk itu bagian pola atas dan bawah harus memiliki

acuan agar tidak mengalami kesalahan dimensi.

b. Penyusutan Pola

Pada setiap pola yang akan harus diketahui material apa yang akan

digunakan untuk pembuatan produk. Ukuran pola harus

ditambahkan dengan ukuran penyusutannya, setiap logam memiliki

penyusutan berbeda, antara lain besi cor memiliki nilai penyusutan

(shringkage) sebesar 1%, aluminium 1.5 % dan baja 2%.

c. Kemiringan Pola

Setiap pola yang akan dibuat harus memiliki kemiringan tertentu

yaitu dengan tujuan agar pada waktu pencabutan model dari

cetakannya, pola tersebut tidak mengalami kerusakan dan

memudahkan pada saat proses pencabutan pola dari cetakannya.

Kemiringan setiap pola tergantung pada tinggi rendahnya ukuran

pola tersebut jika ukuran dari suatu pola tinggi maka kemiringannya

kecil, dan sebaliknya.

d. Bahan dan Jenis Pola

Bahan-bahan yang dipakai untuk pola yaitu kayu, resin, atau logam.

Dalam proses pengecoran tertentu atau khusus digunakan pola

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

plaster atau lilin. Adapun keunggulan dan kekurangan dari masing

masing pola di atas yaitu sebagai berikut :

1) Pola Kayu

Kelebihan bahan pola dari kayu yaitu:

a) Digunakan untuk pola yang bentuk dan ukurannya rumit.

b) Mudah didapat

c) Mudah dikerjakan (proses pengerjaannya mudah)

d) Harganya murah.

Kekurangan bahan pola dari kayu yaitu:

a) Tidak bisa mengerjakan produksi massal.

b) Sering terjadi penyusutan.

2) Pola Logam

Kelebihan bahan pola dari logam yaitu:

a) Bisa digunakan untuk produksi massal

b) Mudah didapat.

Kekurangan dari bahan pola logam yaitu:

c) Tingkat kesulitan perjakan

d) Tidak bisa mengerjakan pola yang rumit bentuk

maupunukurannya.

3) Resin sintetis

Kelebihan bahan pola dari resin sintetis yaitu:

a) Dapat digunakan untuk bentuk dan ukuran yang rumit.

b) Biasanya untuk produksi missal

Kekurangan bahan pola dari resin sintetis yaitu:

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

a) Harganya relatif mahal

b) Material sulit didapat

e. Peralatan Pembuatan Pola

Proses manufaktur pola kayu memerlukan alat-alat kerja kayu

(carpenter) yang cukup modern, seperti gergaji mesin, alat penghalus

permukaan, bor kayu, dan alat-alat pahat. Proses pembuatanya sendiri

cukup rumit karena alat ukur yang digunakan memiliki panjang yang

berbeda dengan ukuran normal akibat adanya nilai penyusutan logam.

Pola yang terbuat dari logam diproses dengan menggunakan

mesin-mesin yang cukup canggih seperti dengan menggunakan mesin

CNC (Computerize Numerical Control), Wire cut, dan mesin

konvensional seperti bangku bubut, freis, bor, dan gerinda.

Gambar 2.2 Mesin CNC pembuat pola coran


(Sumber :https://sites.google.com)

2.1.2 Inti

Inti adalah suatu bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga

cetakan untuk mencegah pengisian logam pada bagian yang seharusnya

berbentuk lubang atau berbentuk rongga dalam suatu coran. Pada

dasarnya inti dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu inti pasir basah

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

dan inti pasir kering. Inti pasir basah merupakan bagian dari pola dan

terbuat dari bahan yang sama dengan cetakan. Inti pasir kering dibuat

secara terpisah dan dipasang setelah pola dikeluarkan, sebelum cetakan

dirakit.Dalam kasus iniinti dibuat dari pasir kuarsa yang di campur

dengan airkaca (water glass/ natrium silikat), dari campuran pasir

tersebut dimasukan kedalam kotak inti kemudian direaksikan dengan gas

CO2 sehingga menjadi padat dan keras.Inti diseting pada cetakan,

kemudian cetakan di assembling dan diklem.

2.1.3 Sistim Saluran(Gatting System)

Saluran tuang merupakan suatu bagian untuk mengalirnya logam

cair mengisi rongga cetakan.Bagian-bagiannya meliputi cawan tuang,

saluran turun, saluran pengalir, dan saluran masuk.Untuk lebih memahai

bisa kita lihat pada gambar berikut ini tentang bentuk saluran secara

singkat.

Gambar 2.3 Gambar saluran pada pengecoran


(Sumber : http://indinesia-mekanikal.blogspot.com)

Sistem saluran yang ideal harus memenuhi kriteria seperti;

mengurangi cacat, menghindari penyusutan dan dapat mengurangi biaya

produksi. Sistim saluran terdiri atas :

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

a. Saluran Turun/Tuang (Sprue)

Sprue atau saluran tuang adalah suatu saluran vertikal tempat

penuangan atau pouring logam cair yang berada pada daerah

diatas parting line yang akan meneruskan logam cair kedalam

gate, riser dan produk cor. bentuk saluran masuk ada beberapa

tipe diantaranya adalah sprueseperti terompet dan pouring

basin(bush) yang berbentuk seperti kotak makanan.

b. Saluran Pengalir (Runners)

saluran pengalir adalah saluran yang membawa logam cair dari

saluran turun ke bagian bagianyang cocok pada cetakan. Pengalir

biasanya mempunyai irisan seperti trapesium atau setengah

lingkaran sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukaan

pisah, lagi pula pengalir mempunyai luas permukaan yang terkecil

untuk satu luas irisan tertentu, sehingga lebih efektif untuk

pendinginan yang lambat.

c. Saluran Masuk (Gate)

Saluran masuk adalah saluran yang mengisikan logam cair dari

pengalir kedalam rongga cetakan..Bentuk irisan saluran masuk

biasanya berupa bujur sangkar, segitiga, atau setengah lingkaran,

yang membesar daerah rongga cetakan untuk mencegah

terkikisnya cetakan.

d. Saluran Penambah (Riser)

Riser didisain dekat ke bagian yang tebal dan berfungsi sebagai

umpan logam cair selama pembekuan.Riser mempunyai ukuran

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

dan konstruksi agar dapat membeku paling akhir.Riser juga

menyalurkan gas atau udara dari rongga cetakan sehingga cacat

tuangan dapat terhindari.

2.1.4 Gating Ratio

Didefinisikan sebagai perbandingan antara luas penampang

melintang sprue : total luas penampang runner : total luas penampang

gate. Umumnya untuk besi cor dan baja, rasio ini menurun, menurut

banyak peneliti, gating ratio yang direkomendasikan adalah sebagai

berikut:

1. Quick pouring =1:2:4

2. Ordinary pouring = 1 :0,9 : 0,8

3. Slow pouring = 1 : 0,7 : 0,5

Perbedaan rasio untuk top gating dan bottom gating yaitu:

1. Top gating = 1 :0,9 : 0,8

2. Bottom gating = 1 :1,1 : 1,2

2.1.5 Cetakan

Cetakan adalah suatu alat pada proses pengecoran yang terbuat

dari suatu material tahan temperatur tinggi (refractory) dan memiliki

suatu rongga dengan bentuk geometri tertentu untuk di cor dan

menghasilkan suatu produk cor yang sesuai dengan bentuk geometri

rogga tersebut.

Untuk membuat suatu cetakan pasir maka akan dibutuhkan bahan

lain yang akan di mixing dengan pasir agar sifat-sifat yang diinginkan

seperti mampu bentuk, mampu tekan, mampu retak, refractoriness,

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

permeabilitas dan sifat yangdiinginkan lainnya dapat dicapai. Beberapa

bahan lain yang ditambahkan kedalam pasir cetak antara lain:

a. Bentonit, adalah suatu bahan pengikat atau binder yang

dicampurkan kedalam pasir cetak dengan tujuan meningkatkan

mampu bentuk dari pasir cetak.

b. Coal dust, adalah suatu bahan tambahan pada pasir cetak yang

bertujuan agar pasir lebih terbuka ketika logam cair dituangkan

hingga permeabilitas pasir tetap baik dan juga berfungsi untuk

membentuk film gas CO2 agar antara pasir dan logam cair

terpisah dan melindungi butir pasir supaya tidak terjadi overheat

dan fusi terhadap permukaan logam.

c. Air dan Gula tetes, adalah bahan tambahan untuk membantu

meningkatkan mampu tekan dan kekuatan dari pasir cetak.

d. Bahan tambahan lain untuk pasir cetak seperti: Dextrine, diethyl

glicol, soda ash, tepung maizena, tepung tapioka dan bahan

tambahan lainya.

Cetakan pasir basah adalah campuran antara pasir, bahan

pengikat bentonit (sejenis tanah liat), air dan bahan penolong.Cetakan

setelah selesai langsung diisi logam cair.Keuntungan : pembuatan cepat,

murah dan dapat dipakai berulangkali.

Cetakan pasir kering adalah campuran antara pasir, tanah liat,

gula tetes, melase dan air. Setelah cetakan selesai kemudian

dikeringkan dalam dapur pengering suhu (200-350) oC. Keuntungan :

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Pengendalian dimensi lebih baik tetapi biaya mahal dan waktu produksi

lama (waktu pengeringan).

2.2 Tungku Peleburan Dan Perhitungan Muatan

2.2.1 Klasifikasi Tungku

Penggunaan jenis tungku dengan gangguan pada permukaan

logam cair seminimum mungkin, akan sangat disukai, oleh karena itu

jenis tungku dengan terjadinya kontak langsung hasil pembakaran dan

logam cairnya harus dihindari. Disamping itu, jenis tungku yang

dilengkapi dengan sistim kontrol temperature juga penting, karena

dengan semakin tingginya temperatur logam cair, maka kelarutan gas

dan reaksi oksidasi akan semakin besar yang akan berpengaruh

terhadap terbentuknya cacat-cacat coran.

bahan baku, maka jenis bahan bakar yang dipilih menjadi penting.

Idealnya tungku harus memanaskan bahan sebanyak mungkin sampai

mencapai suhu yang seragam dengan bahan bakar dan tenaga kerja

sesedikit mungkin.Tungku beroperasi dengan efisiensi yang relatif

rendah (dibawah 70%) dibandingkan dengan peralatan pembakaran

lainnya seperti boiler (dengan efisiensi lebih dari 90 %).Hal ini

disebabkan oleh suhu operasi yang tinggi didalam tungku. Sebagai

contoh, sebuah tungku yang memanaskan bahan sampai suhu 1200 oC

akan mengemisikan gas buang pada suhu 1200 oC atau lebih yang

mengakibatkan kehilangan panas yang cukup signifikan.

Tungku secara luas dibagi menjadi dua jenis berdasarkan metoda

pembangkitan panasnya: tungku pembakaran yang menggunakan bahan

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

bakar, dan tungku listrik yang menggunakan listrik. Tungku yang paling

umum digunakan yaitu seperti pada table berikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Tungku

Metoda Klasifikasi Jenis Dan Contoh


Jenis bahan bakar Dibakar Dengan Minyak
Dibakar Dengan Gas
yang digunakan Dibakar Dengan Batubara
Cara Pengisian Bahan Berselang (intermittent) atau batch
Berkala

Penempaan

Pengerolan Ulang/ re-rolling batch/

pusher

Pot
Kontinue

Pusher

Balok Berjalan

Perapian Berjalan

Tuingku Bogie dengan Sirkulasi Ulang

Kontinue

Tungku Perapian Berputar/ rotari heart

furnance
Cara Perpindahan Radiasi (tempat perapian terbuka)
Konveksi (pemanasan melalui media)
Panas
Cara Pemanfaatan Rekuferatif
Regeneratif
Kembali Limbah Panas

2.2.2 Tungku Krusibel

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Tungku krusible merupakan salah satu jenis tungku dengan sistim

pemanasan tidak langsung (indirect fuel fired furnace). Fungsi utamanya

adalah untuk melebur logam tembaga, Aluminium dan

sejenisnya.Peleburan muatan dilakukan dengan menggunakan krusibel

yang dipanaskan bagian luarnya secara konduksi melalui dinding

krusibel dengan sumber panas dari pembakaran minyak, gas, kokas,

arang atau pemanasan dari filamen listrik. Berdasarkan cara pencairan

logamnya, tungku krusibel diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu:

1. Tungku jenis lift-out

Krusibel yang dipergunakan harus selalu menggunakan jenis

refraktori dengan kapasitas maksimum 50 kg.Kerugian dari jenis tungku

ini adalah keterbatasan dalam menghasilkan produktivitas dalam

jumlah yang tinggi, memerlukan jumlah tenaga kerja yang banyak, dan

buruknya kondisi kerja, tetapi keperluan biaya perlengkapannya paling

murah.

2. Tungku jenis stationary

Tungku jenis stationary adalah jenis tungku dengan krusibel yang

ditempatkan secara permanen, kapasitas peleburannya berkisar antara

150–450 kg aluminium dan jenis krusibel refraktori maupun besi cor

dapat digunakan dalam tungku jenis ini, tetapi krusibel jenis besi cor

perlu selalu dilapis ulang dengan bahan refraktori secara

periodik.Keuntungan dari jenis tungku ini adalah terletak pada

kecocokkannya untuk beralih dari peleburan satu jenis paduan ke jenis

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

paduan lainnya dan tungku jenisstationari ini sangat baik untuk

pemurnian aluminium serta biaya instalasi yang diperlukan relatif tinggi.

3. Tungku jenis tilting

Tungku krusibel jenis tilting, digunakan untuk peleburan dalam

jumlah yang besar berkisar sampai 450 kg aluminium, dan penuangan

logam cairnya dengan cara dimiringkan, logam cair akan mengalir

melalui saluran yang ada pada dinding tungku atau pada bagian atas

bibir tungku. Keuntungan dari jenis tungku ini adalah dapat melebur

dengan jumlah muatan yang besar, logam cair dapat dituangkan

dengan mudah dan cepat, tetapi memerlukan biaya instalasi yang relatif

cukup tinggi.

Gambar 2.4.Beberapa jenis tungku krusibel; a. lift-out crucibel,


b.Stationary pot, dan c.tilting-pot.
(Sumber :http://iantscienties.blogspot.com)

2.2.3 Perhitungan Muatan

Perhitungan muatan (material balance) pada proses peleburan

aluminium, umumnya mengandung 30-70 material (bahan baku) utama

yang meliputi ingot Aluminium dan silikon, serta unsur paduan lain yang

secara langsung ditambahkan pada logam cair seperti; Mg, Zn, dan

logam lain yang memiliki titik cair yang rendah lainnya. Namun adanya

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

unsur logam paduan juga akan mempengaruhi proses peleburan dan

pencairan logam aluminium.

Dalam perhitungan muatan ini perlu diperhitungkan juga adanya

kehilangan unsur karena proses peleburan (melting loss) yang nilainya

sangat tergantung pada tipe tungku yang digunakan dalam proses

peleburan, teknik peleburan, kondisi muatan, dan lain-lain.

2.3 Peleburan& Pemaduan Logam

2.3.1 Prinsip Pencairan Muatan pada Tungku Krusibel

Prinsip kerja pencairan muatan pada tungku jenis krusibel dengan

sumber panas dari bahan bakar minyak (cair) atau arang/kokas (padat)

adalah dengan cara bahan bakar dimasukkan kedalam ruang reaksi

(burner) sehingga akan menimbulkan panas dialirkan secara radiasi ke

dinding krusibel. Selanjutnya energi panas ini dipindahkan secara

konduksi ke dalam muatan melalui dinding krusibel.

Gambar 2.5 Tungku peleburan logam


(Sumber : www.batatahanapi.net)

2.3.2 Peleburan Aluminium dan Paduannya

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Aluminium murni dan paduan aluminium dapat dicairkan dengan

berbagai cara. Tungku coreless,channel induction, crusible, open-heart

reveratory furnaces yang memakai sumber panas dari gas atau bahan

bakar minyak, dan tungku electric resistance serta electric radiation

adalah jenis-jenis tungku yang biasa digunakan.

Salah satu jenis tungku peleburan logam yang banyak digunakan

yaitu, Sealed crusible furnace. Dengan kerangka yang terbuat dari baja

yang dilas, bagian atas ditutup lembaran baja yang dilapisi dengan bata

tahan api, bagian lining terbuat dari bata tahan api setebal 3-4 in. Tungku

crucible biasanya digunakan untuk peleburan logam non ferrous, seperti

aluminium,seng, tembaga dan timah. Pada tungku peleburan ini, crusible

biasanya terbuat dari tanah liat atau grafit yang diletakan didalam ruang

pembakaran.

Crusible yang terbuat dari besi cor atau baja digunakan dengan

tujuan untuk menyediakan panas yang cukup bagi logam sehingga

temperatur logam cair konstan.Crusible jenis ini mempunyai

konduktivitas panas dan kekuatan mekanik yang baik. Tetapi crusible

yang terbuat dari besi cor atau baja mempunyai kelemahan, yaitu unsur

Fe dapat larut ke dalam logam aluminium cair..Peleburan aluminium

paduan memiliki tingkat temperature baik peleburannya sendiri maupun

tempratur penuangan yang berbeda beda tergantung dari seperti apa

paduannya, berikut adalah tablel Titik cair

Tabel 2.2. Titik cair dan temperatur penuangan dari paduan aluminium

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

TEMP. TEMP. TEMP.

PANDUAN DAN MULAI AKHIR PENUANGAN

KOMPOSISI CAIR (° CAIR (° CAIR (°C)

C) C)
Al – 4.5Cu 521 644 700 – 780
Al – 4Cu - 3Si 521 627 700 – 780
Al – 4.5Cu – 5Si 521 613 700 – 780
Al – 12Si 574 582 670 – 750
Al – 9.5Si – 0.5Mg 557 596 670 – 740
Al – 3.5Cu – 8.5Si 538 593 700 – 780
Al – 7Si – 0.3Mg 557 613 700 – 780
Al – 4Cu – 1.5Mg – 2Ni 532 635 700 – 760
Al – 3.8Mg 599 641 700 – 760
Al – 10Mg 499 604 700 – 760
Al – 12Si – 0.8Cu – 1.7Mg 538 566 670 – 740

– 2.5Ni
Al – 9 – Si – 3.5Cu – 520 582 670 – 740

0.8Mg – 0.8Ni

2.3.3 Kelarutan Gas pada Cairan Aluminium dan Paduan

Secara umum telah diketahui bahwa atom dalam bentuk gas akan

bersatu atau masuk kedalam logam cair. Ketika dua atom bersatu

membentuk suatu molekul, molekul gas tersebut akan keluar, tapi bisa

juga gas tersebut terperangkap didalam logam cair membentuk

gelembung. Didalam peleburan aluminium, hanya sedikit hidrogen yang

diserap dari atmosfer. Sumber utama hidrogen didalam Al adalah uap

air, uap panas, atau hasil dari reaksi kimia sebagai berikut :

3H2O + 2Al = 6H + Al2O3

(uap air) (aluminium) (Hidrogen) (aluminium oksida)

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Temperatur logam cair juga menentukan jumlah hidrogen yang diserap.

Ketika temperatur naik volume hidrogen yang larut kedalam logam cair

akan semakin besar.Gambar di bawah ini memperlihatkan betapa

cepatnya kandungan hidrogen naik ketika temperatur aluminium cair

naik. Paduan yang mengandung hidrogen ± 0,01cm 3/100 gram relatif

bebas dari porositas.

Gambar 2.6.Pengaruh temperatur terhadap daya larut hidrogen dalam


aluminium.
(Sumber Modul Praktikum Kerja Bangku)

Ketika temperatur logam cair turun, gas hidrogen akan terdesak

keluar dengan cepat dan ini menyebabkan terjadinya pinhole atau

porositas. Dalam Gambar 2.6 tersebut ditunjukkan kelarutan ditunjukkan

kelarutan gas Hidrogen pada logam paduan Alumunium seri 319 yang

ditunjukkan dalam kurva, dimana diasumsikan bahwa tidak terjadi

perubahan kelarutan dalam kondisi padat, hal mana suatu paduan akan

menahan kelarutan gas Hidrogen lebih kecil dari pada Alumunium murni

tetapi perlu diingat dengan penambahan unsur paduan berarti akan

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

menurunkan titik beku logamnya. Sehingga garis tegak pada Gambar

tersebut akan bergeser ke kiri.

Kelarutan gas Hidrogen pada coran logam paduan Aluminium antara 0,6-

1,0 ml/100 gram Aluminium. Hal ini tergantung dari persentase unsur

paduan dan temperatur. Sebagai contoh pada ingot Aluminium umumnya

mengandung kelarutan gas Hidrogen antara 0,2 ml/100 gram Aluminium.

2.4 Cacat Pengecoran

Pada proses pengecoran logam terjadinya cacat pada hasil coran

sangat dihindari. Karena dengan terjadinya cacat maka akan mrrugikan

kualitas dari hasil coran tersebut serta menurunkan efektifitas dari proses

produksi. Cacat pada pengecoran tentunya akan bisa kita minimalisir

dengan mempelajari hal hal apa saja yang memungkinkan suatu produk

coran mengalami kecacatan.

2.4.1 Faktor factor yang mempengaruhi cacat pada coran

a. Mekanisme Gas Pada Waktu Pembekuan

Ketika logam cair dituangkan ke dalam cetakan maka akan

mengalami pendinginan dengan cepat. Logam cair kemudian tidak

dapat menahan lebih lama gas-gas yang larut dikarenakan batas

kelarutan yang berkurang berdasarkan turunnya temperatur dan

akibatnya kemudian akan terbentuk gelembung-gelembung gas. Ketika

logam cair mulai membeku, gelembung gas terbentuk pada daerah

yang berdekatan dengan kulit yang padat karena temperaturnya turun.

b. Rongga Udara

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Rongga udara merupakan cacat yang paling banyak terjadi dalam

berbagai bentuk. Rongga udara dapat muncul sebagai lubang pada

permukaan atau di dalam coran. Rongga-rongga gas yang kecil disebut

pinhole yang akhirnya dikenal sebagai gas porosity sedangkan rongga-

rongga yang besar disebut blow hole atau gas hole.Porositas (pinhole)

adalah lubang didalam permukaan yang biasanya berbentuk bola dan

halus.Cacat ini timbul apabila gas-gas terutama hydrogen terbawa

dalam logam cair terkurung dalam logam yang disebabkan tekanan

logam selama pembekuan.

c. Dros

Logam cair dari paduan aluminium mudah teroksidasi. Oksida

dalam logam cair atau berasal dari kotoran pada muatan dan hasil

reaksi oksidasi pada saat peleburan terkumpul sebagai dros pada

permukaan atau bagian dalam coran.

d. Gas dan porositas

Porositas pada logam coran merupakan salah satu cacat coran,

yang disebatkan oleh gas Hidrogen dan menyebatkan coran itu tidak

terpakai. Hal ini akan dibahas hubungan konsentrasi gas Hidogen dan

pengaruhnya terhadap sifat coran.

Gambar 2.7 Macam macam porositas pada logam coran


Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

(Sumber : suprspto-5315077624.blogspot.com)

Secara makroskopik terbentuknya coran selalu ada penyusutan,

hal ini disebabkan karena pengisisaan yang kurang. Lubang pori-pori

(rongga) yang besar mencakup banyak struktur dendrit yang terbentuk,

Penyusutan lubang pori-pori yang lebih besar pada coran, biasanya

berbentuk penyusutan pipa, porositas dapat pula terjadi pada daerah

permukaan coran (Pinhole porositity).

2.4.2 Macam macam cacat coran

komisi pengecoran internasional telah membuat penggolongan

cacat cacat coran dan dibagi menjadi 9 macam, yaitu :

1. Ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas

2. Lubang-lubang

3. Retakan

4. Permukaan kasar

5. Salah alir

6. Kesalahan pengukuran

7. Inklusi dan struktur tak seragam

8. Deformasi

9. Cacat cacat tak Nampak.

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pengecoran dilakukan pada hari Senin, tanggal 12 April

2021.Berlangsung dari pukul 09.00 sampai Selesai WITA di Workshop

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Prodi Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik

Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:

1. Cetakan kayu

2. Tungku

3. Cawan tuang

4. Blower

5. Thermometer Gun

6. Ladel

7. Palu

8. Sarung tangan anti panas

9. Wire cutting foam (electric)

10. timbangan

11. jangka sorong

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :

1. Aluminium

2. Arang (bahan bakar)

3. Minyak tanah

4. Pasir Cetak Basah (hitam)

5. Pasir Cetak Kering (coklat)

6. Sterofoam

7. Pola kayu

8. Air

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

9. Baby Powder

3.3 Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaannya adalah sebagai berikut :

3.3.1 Pengecoran Pasir basah

1. Menyiapkan Pola Kayu

2. Memeriksa kesiapan tungku dan peralatannya.

3. Menyalakan tungku peleburan.

4. Material charging (masukkan muatan dalam krusibel).

5. Membersihkan slag/terak.

6. Liquid metal treatment.

7. Mengecek temperatur pouring/penuangan.

8. Menuang logam cair pada cetakan.

9. Mengambilan hasil pengecoran.

10. Mengukur hasil pengecoran dengan pola awal.

3.3.2 Pengecoran evaporative

1. Membuatan pola (sterofoam)

2. Meriksa kesiapan tungku dan peralatannya

3. Menyalakan tungku peleburan

4. Material charging (masukkan muatan dalam krusibel)

5. Liquid metal treatment

6. Mengecek temperatur pouring/penuangan

7. Menuangan logam cair pada cetakan

8. Mengambil hasil pengecoran

9. Mengukur hasil pengecoran dengan pola awal

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kerja bangku (benchwork) ialah aktivitas kerja yang dilakukan

dengan tenaga dan keahlian dari manusia di meja kerja. Teknik Kerja

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam

mengerjakan kerja bangku di dalam dunia teknik permesinan sebagai

dasar untuk materi teknik permesinan pada tingkat selanjutnya. Kegiatan

kerja bangku lebih dititikberatkan pada pembuatan benda kerja dari

material logam dengan perkakas tangan, dan dilakukan di bangku kerja.

Kerja bangku tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil

kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih

menitikberatkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin,

ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke

pengerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi, yang mana ketika

menggunakan mesin dituntut harus memiliki bekal dari kerja bangku.

Pekerjaan kerja bangku meliputi mengikir, mengebor, mengetap,

menggergaji, penandaan, memahat. Perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi sekarang ini mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Mahasiswa dituntut selalu mengembangkan segala potensi yang ada

pada dirinya guna membentuk keterampilan yang berkualitas,

professional dan berwawasan luas. Persyaratan kualitas benda kerja

terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan

pelaksanaannya di tempat kerja.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum kerja bangku adalah

1. Untuk mengetahui peralatan kerja bangku dan fungsinya.

2. Untuk melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja

yang baik dan benar.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

3. Mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu

sesuai sesuai dengan gambar kerja yang ditentukan

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Alat-alat Kerja Bangku

Adapun alat – alat yang digunakan dalam peraktek kerja bangku,

yaitu adalah sebagai berikut :

2.1.1. Ragum / Vice

Ragum adalah alat yang digunakan dalam kerja bangku yang

berfungsi untuk menjepit benda kerja pada pekerjaan yang meliputi:

mengikir, menggergaji, memahat dll.

Gambar 2.1. Ragum/Vice


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

Ragum biasanya terpasang pada meja kerja dan terbuat dari besi

tuang atau besi tempa. Ada beberapa jenis ragum yang digunakan

dalam kerja bangku. Pada praktikum ini hanya diperkenalkan 2 jenis

ragum yaitu Ragum penjepit depan dan Ragum penjepit belakang.

2.1.2. Kikir/File

Kikir banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan akhir seperti

menghilangkan bagian - bagian tajam dari sisa-sisa pengerjaan mesin

atau pada proses perakitan.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.2. Kikir


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

a. Jenis kikir

 Berdasarkan Bentuk

Gambar 2.3. Bentuk Kikir


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

1. Kikir rata (plat), tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah

ujungnya menirus kikir. Fungsinya untuk meratakan dan membuat

bidang sejajar dan tegak lurus.

2. Kikir blok lebar, kikir seluruhnya sama, lebar kikir bagian ujungnya

berkurang. Fungsinya membuat rata, sejajar dan menyiku antara

bidang satu dengan bidang lainnya.

3. Kikir segi empat (square) fungsinya membuat rata dan menyiku

antara bidang satu dengan bidang lainnya.

4. Kikir segitiga (triangle) bentuknya segitiga, segitiga kikir pada

bagian ujungnya mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan

menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih besar.

5. Kikir pisau (knife) bentuknya mirip pisau, fungsinya untuk

meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau

lebih kecil.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

6. Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk menghaluskan,

meratakan dan membuat bidang cekung.

7. Kikir silang (crossing) fungsinya untuk menghaluskan bidang

cekung dan membuat bidang cekung.

8. Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin

mengecil. Fungsinya untuk menghaluskan dan menambah

diameter bidang bulat.

 Berdasarkan Jumlah Gigi

1. Kikir Gigi Tunggal

Gambar 2.6.4 menunjukan kedudukan gigi kikir tunggal yang

menyudut 54° terhadap garis sumbu. Saat ini kikir tipe ini hampir

tidak di gunakan lagi

Gambar 2.4. Kikir Gigi Tunggal


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

2. Kikir Gigi Ganda

Pada kikir ganda, pahatan bagian dalam dibuat lebih dalam

dibandingkan pahatan pada bagian yang membentuk sudut 70°

terhadap garis sumbu. Dengan demikian tidak akan terjadi alur -

alur bekas pengikiran pada benda pekerjaan.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.5. Kikir Gigi Ganda


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

b. Pemeliharaan Kikir

Karena sangat keras,daun kikir menjadi rapuh dan giginya mudah

rusak kalau penyimpanannya tidak hati-hati, pemakaian kasar atau

berada dengan kikir yang lain, sewaktu penggunaannya jangan

sembarang lempar saja ke atas meja tetapi sebaiknya disimpan secara

berpenampang, jangan biarkan bergesekan dengan mulut catok, baja

yang di keraskan atau di gunakan untuk baja perkakas yang di

keraskan. Jangan menggunakan kikir tanpa pegangan sebab bisa

melukai tangan, ukuran pengangan harus sesuai dengan ukuran kikir

dan kokoh sewaktu pemasangan bisa jalan memanaskan dulu

tangkainya sampai merah suram dan lalu masukan pada pegangan

kayu sehingga membentuk Iubang yang pas.

c. Pengikiran

Pengikiran adalah salah satu proses finishing dari kerja bangku,

adapaun teknik – teknik pengikiran adalah sebagai berikut :

 Pengikiran Menyilang

Kikir merupakan perkakas dasar yang memerlukan latihan yang

benar- benar dan hati-hati, karena jika tidak berhati – hati maka akan

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

merusak benda kerja. Sewaktu pengikiran posisi adalah penting

(seperti akan menggergaji) yang harus di pelajari dari permulaan,

tempatkanlah benda kerja rendah ke dalam mulut catok untuk

menghindari terjadinya getaran, di tempatkan kira-kira setinggi siku.

Gambar 2.6. Cara Memegang Kikir


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

Cara memegang kikir di perlihatkan dalam gambar 2.6., pemula

harus berlatih mengikir dengan gerakan panjang dan kokoh, jaga

supaya permukaan kikir selalu menempel pada benda kerja. Hal ini

memerlukan keterampilan pergelangan tangan yang mengimbangi

pergerakan kikir, bila kikir di serongkan sedikit melintasi benda kerja,

maka kontak permukaannya akan lebih besar dan juga bila digerakan

sedikit menyimpang sepanjang permukaan, akan membantu

menghasilkan pinggiran yang rata.

Pengikiran hendaknya di mulai dengan kikir kasar untuk

menghilangkan kotoran logam dengan cepat, dan pengikiran halus bisa

di capai dengan mudah.

 Pengikiran Tarik

Pengikiran tarik adalah proses penyelesaian yang di laksanakan

setelah pengikiran silang dan berguna untuk menghasilkan suatu

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

permukaan yang halus. Sebuah kikir halus di pegang menyilang pada

benda kerja secara tepat dengan kedua tangan, di tarik ke muka dan

belakang sepanjang permukaan sampai garis-garis kasarnya hilang.

Jadi cara ini untuk menghilangkan cacat-cacat kecil atau menghaluskan

saja.

 Pengikiran Lengkung

untuk membulatkan sudut-sudut luar, yaitu pertama kita

memotong logam dengan gergaji sebanyak mungkin, lalu permukaan-

permukaan yang rata dikikir sampai menyentuh garis Iengkungan,

demikian juga sudut-sudut runcingnya dikikir sampai mendekati bentuk

Iengkungan yang sebenarnya. Dan terkahir di selesaikan.

Kikir-kikir bulat dan setengah bulat bisa membentuk lengkung

dalam yang kecil, tetapi kalau menggunakan kikir rata gerakan-gerakan

ke sampingnya akan membuat cacat, dengan kikir setengah bulat akan

memhasilkan Iengkungan yang baik. Beberapa lengungan bisa

diperhalus dengan pengikiran (dram-fi/ing) dengan sebuah kikir tangan

yang kecil.

 Penempelan

Kadang-kadang partikel-partikel logam menempel pada kikir dan

menyumbat gigi-giginya. Hal ini terjadi untuk semua logam dalam

beberapa hal, tetapi terutama terjadi pada logam-logam yang lunak.

Sebuah kapur kecil yang di gosokan sekitar kikir akan membantu

menghindari terjadinya penempelan ini, dan bila mereka nampak juga,

kikir harus cepat-cepat di bersihkan untuk mencek benda kerjanya.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Logam sewaktu-waktu bisa di bersihkan dengan di sikat sepanjang

deretan gigi-gigi dengan sikat baja khusus (file card), tetapi akan lebih

baik apabila menggunakan strip tembaga atau kuningan yang runcing

di goreskan di antara gigi-gigi kikir.

2.1.3. Gergaji

Gergaji digunakan digunakan untuk memotong dan mengurangi

ketebalan benda kerja sebelum dilakukan pengikiran.

a. Bagian dari bentuk gergaji

1. Bingkai, terbuat dari pipa bajakuat dan kaku agar mudah

mengarahkan daun gergaji.

2. Tangkai, terbuat dari logam lunak dan harus nyaman dipegang.

3. Pasak, bagian untuk memegang daun gergaji.

4. Nut kupu-kupu, pengatur kekencangan daun gergaji.

Gambar 2.7. Bagian-bagian Gergaji


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

b. Daun gergaji adalah alat potong

1. Material daun ergaji terbuat dari baja karbon atau dari HSS ( high

speed steel).

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

2. Daun gergaji ini dikeraskan pada bagian mata potongnya saja

atau secara keseluruhan tergantung dati kebutuhan.

3. Daun gergaji untuk memotong material yang keras mempunyai

sudut buang 0°, sedangkan untuk memotong material yang lunak

sudut buangnya 5° - 20°. Bagian dalam daun gergaji dilengkapi

dengan radius untuk melingkamya chips (sisa potongan ).

Gambar 2.8. Daun Gergaji


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

2.1.4. Palu

Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaann

memahat, mengeling, membengkok, dan sebagainya. Menurut macam

jenis palu, umumnya digunakan sebagai berikut:

Gambar 2.9. Palu


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

a. Palu Keras

Palu keras dibuat dari bahan baja yang kedua ujungnya di

keraskan

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

seperti:

1. Palu konde digunakan untuk mencekungkan atau mengelingkan

benda kerja.

2. Palu Pen searah digunakan untuk meratakan dan merapatkan

bagian sisi sudut yang letaknya searah.

3. Palu Pen Melintang digunakan untuk meratakan dan merapatkan

bagian sisi/sudut yang letaknya melintang

b. Palu Lunak

Palu lunak dibuat dari bahan kayu, plastic, karet, tembaga dan

kuningan. Bahan-bahan tersebut hanya dipasang pada ujung

pangkalnya saja. Alat ini digunakan untuk mengetok/memukul benda

kerja yang kedudukannya kurang tepat. Pada gambar berikut dapat

dilihat macam-macam palu lunak.

2.1.5. Mesin Bor

Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat

pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin

tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan pengeboran adalah

operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja

dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan memiliki

fungsi untuk membuat lubang, membuat lubang bertingkat,

membesarkan lubang, chamfer.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.10. Mesin Bor


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

a. Jenis-Jenis Mesin Bor

Jenis – jenis mesin bor yang sering dijumpai diworkshop atau

yang umum digunakan pada saat melakukan pengeboran adalah

sebagai berikut :

1. Mesin Bor Meja

Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja.

Mesin ini digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan

diameter kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip

kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros

mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang

sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun

dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur

tekanan pemakanan saat pengeboran.

2. Mesin Bor Lantai

Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai.

Mesin bor lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor

lantai ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan batang

pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk pengeboran

benda-benda kerja yang besar dan berat.

3. Mesin Bor Radial

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-

benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada

lantai, sedangkan meja mesin telah terpasang secara permanen pada

landasan atau alas mesin.

4. Mesin Bor Koordinat

Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan

mesin bor sebelumnya. Perbedaannya terdapat pada sistem

pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor koordinat digunakan untuk

membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat dan diameter

lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang

tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut

digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang

dan arah melintang dengan bantuan sistem optik. Ketelitian dan

ketepatan ukuran dengan sisitem optik dapat diatur sampai mencapai

toleransi 0,001 mm.

b. Bagian-Bagian Mesin Bor

Adapun bagian – bagian dari mesin bor yang perlu kita ketahui

agar lebih mengenal dan dapat menggunakan seperti mana fungsinya

yaitu :

1. Cekam Bor

Cekam bor digunakan untuk memegang mata bor bertangkai

silindris.Biasanya cekam ini mempunyai 2 atau 3 rahang penjepit.

Ukuran cekam bor ditunjukkan oleh diameter terbesar dari mata bor

yang dapat dijepit.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

2. Sarung Pengurung/Sarung Tirus

Mata bor yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung

pengurung yang berlobang tirus. Oleh karena tangkai dan sarung

berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekan, ia akan saling

mengunci.

2.1.6 Tap

1. Tap (Membuat Ulir Dalam)

Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan

dimanakan tap dalam hal ini disebut saja tap tangan untuk

membedakan penggunaannya dengan yang dipakai mesin. Bahannya

terbuat dari baja karbon atau baja suat tepat (HSS) yang dikeraskan.

Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate

tap) mata potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal,

kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk

pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan

untuk penyelesaian.

Gambar 2.11. Tap dan Pemegang Tap


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan

jenis ulir yang dihasilkan apakah itu Ulir Metrik ataupun Ulir Withworth.

Berikut arti huruf dan angka yang tertera pada Tap ( hal ini juga berlaku

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

pada Snei). Contoh penulisan spesifikasi tap dan snei adalah sebagai

berikut:

a. Tap M10 x 1,5.

M = Jenis ulir metrik

10 = Diameter nominal ulir dalam mm

1,5 = Kisar ulir

b. Tap W 1/4 x 20, W 3/8 x 16

W = Jenis ulir Witworth

¼ = Diameter nominal ulir dalam inchi

20 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi

2.2. Peralatan Pendukung dan Alat Ukur pada Kerja Bangku

Berikut ini beberapa macam alat pendukung benda kerja yang

umum digunakan dalam kerja bangku :

2.2.1. Mistar baja

Mistar baja (Gambar 12) mempunyai panjang 30 cm sampai

dengan 100 cm dalam skala satuan mm dan inchi, digunakan untuk

mengukur panjang dan alat bantu menggores serta sebagai acuan

ukuran.

Gambar 2.12. Mistar Baja


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

2.2.2. Busur derajat (Bevel protector)

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Busur derajat pada umumnya terbuat dari bahan stainlessteel

dengan tujuan agar supaya tahan terhadap karat.

Gambar 2.13. Busur Derajat


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

2.2.3. Penggores

Penggores (scriber) adalah alat untuk menggores benda kerja

(logam) sebagai persiapan untuk dikerjakan atau sebagai gantinya pensil

apabila hendak menggambar di atas kertas. Ada 3 jenis penggores yang

sering digunakan yaitu penggores teknik, penggores saku dan

penggores mekanik, semuanya digunakan sebagai penggores benda

kerja seperti ditunjukkan pemakaiannya pada

Gambar 2.14. Penggores


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

2.2.4. Penitik pusat

Penitik pusat (Center-punch) terbuat dari baja perkakas yang

bagian badanya dikartel agar tidak licin sewaktu dipegang, ujungnya

lancip dengan sudut 90 . Penitik digunakan untuk menandai titik pusat

lubang yang akan dibor. Untuk menandai garis yang akan dipotong dapat

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

digunakan penitik garis (prick-punch), penitik ini mempunyai sudut

lancipnya 60.

Gambar 2.15. Penitik


Sumber: (modul praktikum kerja bangku)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kerja bangku dilakukan pada hari Kamis, tanggal 12

Maret 2021, berlangsung dari pukul 10.00 sampai 16.00 WITA di

Workshop Prodi Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat Fakultas

Teknik Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah:

1. Mesin Bor

2. Ragum

3. Kikir

4. Jangka sorong

5. Penitik

6. Palu

7. Gergaji besi

8. Timbangan digital

9. Mata bor ø10mm dan ø20mm


Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

10. Benda yang sudah dilakukan proses pengecoran.

3.3 Prosedur Praktikum Kerja Bangku

1. Gunakan alat keselamatan kerja (safety).

2. Penentuan komponen yang akan dibentuk.

3. Siapkan mesin yang akan digunakan, ikuti selalu seluruh instruksi.

4. Ukur dan benda kerja sesuai dengan kebutuhan komponen.

5. Letakkan benda kerja di ragum kemudian kikir hingga membentuk

pola yang diinginkan.

6. Lakukan proses finishing menggunakan kikir yang lebih halus

hingga membentuk benda kerja.

7. Lakukan penitikan pada benda kerja dengan menggunakan penitik.

8. Letakkan benda kerja diragum mesin bor kemudian dijepit.

9. Beri cahaya pada benda kerja yang akan di bor.

10. Setelah itu, bor benda kerja diposisi senter menggunakan mata bor

ukuran yang sesuai.

11. Setelah proses finishing selesai ukur dan timbang ulang benda

kerja.

12. Catat hasil yang diperoleh.

13. Rapikan kembali alat-alat dan bahan yang telah digunakan.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Adha

Anda mungkin juga menyukai