BAB 1
PENDAHULUAN
pest, semakin lama semakin maju. Untuk itu sebagai orang yang akan
dunia kerja yang nyata. Dari sekian banyak yang harus dipelajari antara
lain adalah pengecoran dan tempa, dimana semua itu merupakan suatu
yang baik, berkualitas dan bermanfaat. Salah satu contoh dari benda
yang meliputi kedua proses itu adalah pembuatan benda seni yang
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
1.2 Tujuan
cetakan.
pengecoran logam.
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
BAB II
LANDASAN TEORI
cetakan sehingga dihasilkan suatu produk coran. Dalam proses ini, ada
beberapa hal yang harus dilakukan untuk membuat produk coran adalah
media lain nuntuk membuat sebuah cetakan. Namun dalam hal ini tidak
semua pasir bias digunakan untuk membuat cetakan, hanya pasir yang
selain itu pasir juga harus permabilitas atau bisa dialiri oleh gas, pasir
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
saluran akan sangat menentukan kualitas produk cor. Setiap tahap yang
2.1.1 Pola
Pola atau pattern adalah model yang memiliki ukuran dan bentuk
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
pemesinannya. Oleh sebab itu ada beberapa faktor diatas yang harus
partisi dari bagian pola bagian atas (cope) dan dengan pola bagian
bawah (drag). Untuk itu bagian pola atas dan bawah harus memiliki
b. Penyusutan Pola
Pada setiap pola yang akan harus diketahui material apa yang akan
c. Kemiringan Pola
pola tersebut jika ukuran dari suatu pola tinggi maka kemiringannya
Bahan-bahan yang dipakai untuk pola yaitu kayu, resin, atau logam.
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
1) Pola Kayu
b) Mudah didapat
d) Harganya murah.
2) Pola Logam
b) Mudah didapat.
maupunukurannya.
3) Resin sintetis
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
cukup rumit karena alat ukur yang digunakan memiliki panjang yang
2.1.2 Inti
Inti adalah suatu bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga
dasarnya inti dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu inti pasir basah
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
dan inti pasir kering. Inti pasir basah merupakan bagian dari pola dan
terbuat dari bahan yang sama dengan cetakan. Inti pasir kering dibuat
bisa kita lihat pada gambar berikut ini tentang bentuk saluran secara
singkat.
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
gate, riser dan produk cor. bentuk saluran masuk ada beberapa
terkikisnya cetakan.
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
gate. Umumnya untuk besi cor dan baja, rasio ini menurun, menurut
berikut:
2.1.5 Cetakan
rogga tersebut.
lain yang akan di mixing dengan pasir agar sifat-sifat yang diinginkan
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
b. Coal dust, adalah suatu bahan tambahan pada pasir cetak yang
membentuk film gas CO2 agar antara pasir dan logam cair
tambahan lainya.
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
Pengendalian dimensi lebih baik tetapi biaya mahal dan waktu produksi
logam cair seminimum mungkin, akan sangat disukai, oleh karena itu
bahan baku, maka jenis bahan bakar yang dipilih menjadi penting.
mencapai suhu yang seragam dengan bahan bakar dan tenaga kerja
akan mengemisikan gas buang pada suhu 1200 oC atau lebih yang
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
bakar, dan tungku listrik yang menggunakan listrik. Tungku yang paling
Penempaan
pusher
Pot
Kontinue
Pusher
Balok Berjalan
Perapian Berjalan
Kontinue
furnance
Cara Perpindahan Radiasi (tempat perapian terbuka)
Konveksi (pemanasan melalui media)
Panas
Cara Pemanfaatan Rekuferatif
Regeneratif
Kembali Limbah Panas
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
jumlah yang tinggi, memerlukan jumlah tenaga kerja yang banyak, dan
murah.
dapat digunakan dalam tungku jenis ini, tetapi krusibel jenis besi cor
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
melalui saluran yang ada pada dinding tungku atau pada bagian atas
bibir tungku. Keuntungan dari jenis tungku ini adalah dapat melebur
dengan mudah dan cepat, tetapi memerlukan biaya instalasi yang relatif
cukup tinggi.
yang meliputi ingot Aluminium dan silikon, serta unsur paduan lain yang
secara langsung ditambahkan pada logam cair seperti; Mg, Zn, dan
logam lain yang memiliki titik cair yang rendah lainnya. Namun adanya
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
sumber panas dari bahan bakar minyak (cair) atau arang/kokas (padat)
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
reveratory furnaces yang memakai sumber panas dari gas atau bahan
yaitu, Sealed crusible furnace. Dengan kerangka yang terbuat dari baja
yang dilas, bagian atas ditutup lembaran baja yang dilapisi dengan bata
tahan api, bagian lining terbuat dari bata tahan api setebal 3-4 in. Tungku
biasanya terbuat dari tanah liat atau grafit yang diletakan didalam ruang
pembakaran.
Crusible yang terbuat dari besi cor atau baja digunakan dengan
yang terbuat dari besi cor atau baja mempunyai kelemahan, yaitu unsur
Tabel 2.2. Titik cair dan temperatur penuangan dari paduan aluminium
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
C) C)
Al – 4.5Cu 521 644 700 – 780
Al – 4Cu - 3Si 521 627 700 – 780
Al – 4.5Cu – 5Si 521 613 700 – 780
Al – 12Si 574 582 670 – 750
Al – 9.5Si – 0.5Mg 557 596 670 – 740
Al – 3.5Cu – 8.5Si 538 593 700 – 780
Al – 7Si – 0.3Mg 557 613 700 – 780
Al – 4Cu – 1.5Mg – 2Ni 532 635 700 – 760
Al – 3.8Mg 599 641 700 – 760
Al – 10Mg 499 604 700 – 760
Al – 12Si – 0.8Cu – 1.7Mg 538 566 670 – 740
– 2.5Ni
Al – 9 – Si – 3.5Cu – 520 582 670 – 740
0.8Mg – 0.8Ni
Secara umum telah diketahui bahwa atom dalam bentuk gas akan
bersatu atau masuk kedalam logam cair. Ketika dua atom bersatu
membentuk suatu molekul, molekul gas tersebut akan keluar, tapi bisa
air, uap panas, atau hasil dari reaksi kimia sebagai berikut :
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
Ketika temperatur naik volume hidrogen yang larut kedalam logam cair
kelarutan gas Hidrogen pada logam paduan Alumunium seri 319 yang
perubahan kelarutan dalam kondisi padat, hal mana suatu paduan akan
menahan kelarutan gas Hidrogen lebih kecil dari pada Alumunium murni
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
Kelarutan gas Hidrogen pada coran logam paduan Aluminium antara 0,6-
1,0 ml/100 gram Aluminium. Hal ini tergantung dari persentase unsur
kualitas dari hasil coran tersebut serta menurunkan efektifitas dari proses
dengan mempelajari hal hal apa saja yang memungkinkan suatu produk
b. Rongga Udara
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
rongga yang besar disebut blow hole atau gas hole.Porositas (pinhole)
c. Dros
dalam logam cair atau berasal dari kotoran pada muatan dan hasil
yang disebatkan oleh gas Hidrogen dan menyebatkan coran itu tidak
terpakai. Hal ini akan dibahas hubungan konsentrasi gas Hidogen dan
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
(Sumber : suprspto-5315077624.blogspot.com)
2. Lubang-lubang
3. Retakan
4. Permukaan kasar
5. Salah alir
6. Kesalahan pengukuran
8. Deformasi
BAB III
METODE PERCOBAAN
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
Banjarbaru.
1. Cetakan kayu
2. Tungku
3. Cawan tuang
4. Blower
5. Thermometer Gun
6. Ladel
7. Palu
10. timbangan
1. Aluminium
3. Minyak tanah
6. Sterofoam
7. Pola kayu
8. Air
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
9. Baby Powder
5. Membersihkan slag/terak.
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
BAB I
PENDAHULUAN
dengan tenaga dan keahlian dari manusia di meja kerja. Teknik Kerja
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam
kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
BAB II
DASAR TEORI
Ragum biasanya terpasang pada meja kerja dan terbuat dari besi
tuang atau besi tempa. Ada beberapa jenis ragum yang digunakan
2.1.2. Kikir/File
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
a. Jenis kikir
Berdasarkan Bentuk
1. Kikir rata (plat), tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah
2. Kikir blok lebar, kikir seluruhnya sama, lebar kikir bagian ujungnya
lebih kecil.
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
menyudut 54° terhadap garis sumbu. Saat ini kikir tipe ini hampir
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
b. Pemeliharaan Kikir
c. Pengikiran
Pengikiran Menyilang
benar- benar dan hati-hati, karena jika tidak berhati – hati maka akan
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
supaya permukaan kikir selalu menempel pada benda kerja. Hal ini
maka kontak permukaannya akan lebih besar dan juga bila digerakan
Pengikiran Tarik
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
benda kerja secara tepat dengan kedua tangan, di tarik ke muka dan
saja.
Pengikiran Lengkung
yang kecil.
Penempelan
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
deretan gigi-gigi dengan sikat baja khusus (file card), tetapi akan lebih
2.1.3. Gergaji
1. Material daun ergaji terbuat dari baja karbon atau dari HSS ( high
speed steel).
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
2.1.4. Palu
a. Palu Keras
keraskan
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
seperti:
benda kerja.
b. Palu Lunak
Palu lunak dibuat dari bahan kayu, plastic, karet, tembaga dan
pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
sebagai berikut :
Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja.
kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros
dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur
Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai.
Mesin bor lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor
lantai ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan batang
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada
Adapun bagian – bagian dari mesin bor yang perlu kita ketahui
yaitu :
1. Cekam Bor
Ukuran cekam bor ditunjukkan oleh diameter terbesar dari mata bor
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekan, ia akan saling
mengunci.
2.1.6 Tap
dimanakan tap dalam hal ini disebut saja tap tangan untuk
terbuat dari baja karbon atau baja suat tepat (HSS) yang dikeraskan.
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate
untuk penyelesaian.
jenis ulir yang dihasilkan apakah itu Ulir Metrik ataupun Ulir Withworth.
Berikut arti huruf dan angka yang tertera pada Tap ( hal ini juga berlaku
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
pada Snei). Contoh penulisan spesifikasi tap dan snei adalah sebagai
berikut:
ukuran.
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
2.2.3. Penggores
lubang yang akan dibor. Untuk menandai garis yang akan dipotong dapat
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
lancipnya 60.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Teknik Banjarbaru.
1. Mesin Bor
2. Ragum
3. Kikir
4. Jangka sorong
5. Penitik
6. Palu
7. Gergaji besi
8. Timbangan digital
8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
10. Setelah itu, bor benda kerja diposisi senter menggunakan mata bor
11. Setelah proses finishing selesai ukur dan timbang ulang benda
kerja.