PENGAUDITAN I
Oleh:
KELOMPOK 4
Membandingkan angka-angka pada tahun berjalan dengan angka-angka pada tahun lalu,
baik data keuangan maupun data kuantitatif nonkeuangan.
Mengidentifikasi fluktuasi-fluktuasi atau kecenderungan-kecenderungan yang tidak
biasa.
Mengevaluasi kemungkinan faktor-faktor penyebab terjadinya fluktuasi-fluktuasi.
Prosedur analitis merupakan prosedur yang paling murah. Perhatian harus diberikan
pada bagaimana prosedur analitis dapat membantu pencapaian risiko deteksi yang dapat diterima
sebelum memilih pengujian terinci. Pada saat hasil prosedur analitis sesuai dengan yang
diharapkan dan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, maka tidak perlu dilakukan
pengujian terinci.
Prosedur analitis menjadi bukti audit yang sangat penting karena dilakukan pada 3
(tiga) tahapan audit yaitu pada waktu perencanaan, pengujian substantif dan pada waktu
penyelesaian audit.
Menurut Arens dan Loebbecke, tujuan dari prosedur analitis dalam audit atas laporan
keuangan adalah:
Lebih lanjut Konrath menjelaskan bahwa jenis-jenis penerapan prosedur analitis antara
lain adalah:
a. Analisis Horizontal (trend analysis)
Analisis kecenderungan mensyaratkan auditor untuk memeriksa perubahan-
perubahan dalam data sepanjang waktu. Premis yang mendasari analisa ini adalah bahwa
kecenderungan di masa lalu mungkin diharapkan berlanjut di masa yang akan datang
kecuali terjadi perubahan- perubahan keadaan yang material. Aplikasi dari analisis
kecenderungan adalah dengan membandingkan unsur-unsur utama dalam laporan
keuangan yang diaudit dengan laporan keuangan tahun sebelumnya dan menyelidiki
perubahan yang signifikan
b. Analisis vertikal (Common-size analysis)
Laporan keuangan dengan ukuran yang biasa menyajikan semua unsur laporan
keuangan dalam bentuk persentase terhadap sebuah dasar yang biasa (common base).
Sebagai contoh dalam laporan keuangan semua aktiva dapat disajikan dalam persentase
terhadap total aktiva.
c. Analisis Rasio (Ratio Analysis)
Analisis rasio membandingkan hubungan-hubungan antara saldo akun. Meskipun
analisa ini lebih berguna ketika membandingkan auditan dengan organisasi lain, auditor
harus juga mengamati perubahan dalam rasio untuk suatu kurun waktu tertentu.
Dua tujuan utama prosedur analitis yang dilakukan pada tahap pelaksanaan audit
atas saldo akun adalah (1) mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan
keuangan dan (2) mengurangi pengujian terinci atas saldo. Ada perbedaan mendasar dalam
prosedur analitis yang dilakukan dalam tahap perencanaan dan prosedur analitis yang dilakukan
dalam tahap pengujian. Pada tahap perencanaan, auditor mungkin menghitung rasio dengan
menggunakan data interim. Sedangkan pada tahap pengujian saldo akhir, auditor akan
menghitung kembali rasio itu dengan menggunakan data setahun penuh. Standar auditing
menyatakan bahwa prosedur analitis dapat digunakan sebagai pengujian substantif. Karena
prosedur analitis relatif lebih murah bila dibandingkan dengan pengujian-pengujian lainnya,
banyak auditor melakukan prosedur analitis yang luas dalam setiap audit.
Prosedur analitis yang menggunakan saldo bulanan akan lebih efektif dalam
melacak salah saji daripada prosedur analitis yang menggunakan saldo tahunan, dan
perbandingan antara perusahaan yang sama jenis usahanya akan lebih efektif daripada
perbandingan dengan seluruh perusahaan (companywide). Ketika auditor berencana untuk
menggunakan prosedur analitis sebagai bagian dari pengujian substantif untuk mendapatkan
keyakinan, adalah hal yang penting bahwa data yang digunakan dalam perhitungan adalah data
yang cukup dan dapat diandalkan.