I
(begitu pula para pelakunya). Perumpamaan orang yang
berilmu di tengah-tengah umat manusia seperti seseorang di
antara sekumpulan manusia yang berada di tengah kegelapan.
Ia memegang sebuah lampu atau obor di tangannya untuk
menerangi jalan bagi mereka. Sehingga mereka selamat dari
marabahaya, mampu terhindar dari onak dan duri, serta dapat berjalan
di atas jalan yang “aman” lagi “lurus”.
Tujuan dari ilmu adalah untuk diamalkan. Ilmu dicari dan didapat,
kemudian diamalkan dalam rangka merealisasikan penghambaan diri
serta taqorrub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu,
hendaknya ilmu didahulukan sebelum segala bentuk amalan dilakukan.
Sehingga amal ibadah, ketaatan, maupun pendekatan diri kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala dilakukan di atas hujah, ilmu yang
bermanfaat, dan pondasi yang benar, serta amalan baik yang diridhai-
Nya.
Pengertian Iman
Pengertian Ilmu
Pengertian Amal
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan
atau tindakan, sedangkan "saleh" berarti yang baik atau yang patut atau
juga membangun bukan merusak. Menurut istilah. "amal Saleh" ialah
perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia
dan dapat balasan pahala yang berlipat di akhirat.
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak
adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya
dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat egoisma
pribadi (kelompok, bangsa), sombong dan semena-mena yang berakhir
menjadi berakibat rusaknya tatanan hidup sosial kemasyarakatan dan
meruntuhkan peradaban yang telah susah payah dibangun manusia.
Hubungan Iman dan Amal Shaleh
Iman dan Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Mereka bersatu padu. Satu sisi ada dan satu sisi lainnya
tidak ada, begitu sebaliknya, maka dia tidak berharga sama sekali. Iman
tanpa Amal Sholeh juga dapat diibaratkan pohon tanpa buah.
Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu
adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal yang lurus
dan berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek
kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal
ibadah atau amal perbuatan lainnya, sebagai mana sebuah hadits
Rasul saw yang artinya:
Iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh yang telah
berjalin berkelindan - tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
lainnya.
Sumber pokok ilmu pengetahuan menurut Islam adalah wahyu dan akal
yang keduanya tidak boleh dipertentangkan karena manusia diberi
kebebasan dengan mengembangkan akalnya dengan catatan dalam
pengembangan tersebut tetap, terikat dengan wahyu dan tidak akan
bertentangan dengan syariat Islam. Sehingga ilmu pengetahuan dibagi
menjadi 2 bagian besar yaitu ilmu yang bersifat abadi yang tingkat
kebenarannya bersifat mutlak dan ilmu yang bersifat perolehan yang
tingkat kebenarannya bersifat nisbi.
Menuntut ilmu adalah hal yang wajib yang dilakukan manusia untuk
memperluas wawasan sehingga derajat kita pun bisa terangkat. Ilmu
juga membantu memecahkan kebutuhan dan persoalan hidupnya.
Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaimana sabda Nabi
Muhammad saw yang artinya: Menuntut ilmu diwajibkan diatas orang
Islam laki-laki maupun perempuan”.
Ilmu ini bersifat netral, artinya bahwa teknologi dapat digunakan untuk
pemanfaatan sebesar-besarnya atau bisa juga digunakan untuk
kehancuran dalam semua segi kehidupan umat manusia. Al-Ghazali
mengatakan bahwa barang siapa berilmu, mau mempraktekkan dan
membimbing manusia dengan ilmunya bagaikan matahari. Selain
menerangi dirinya juga menerangi orang lain dan bagaikan minyak
kasturi yang harum yang menyebarkan keharumannya kepada orang
lain yang berpapasan dengannya.
Maksud dari firman Allah tersebut adalah orang beriman yang berilmu
meneliti dan mengkaji tentang kerusakan tersebut disebabkan
penduduknya kufur dan tidak dapat mensyukuri nikmat yang diberikan
dan pemberitauan dan peringatan oleh Allah kepada manusia, untuk
itulah bersyukur kepada Allah hukumnya wajib dikerjakan. Untuk
mengurangi dan menghindari dari kerusakan yang merajalela dimuka
bumi dan di laut itu, hendaklah manusia berpegang kepada ajaran Allah
dan kembali kepada tuntutan agama yang benar yaitu ajaran islam yang
sempurna fungsi dan kemanfaatannya bagi kehidupan dan kelestarian
alam ini sehingga selamat dan sejahtera baik di dunia maupun
akhiratnya.