2. TUJUAN
Untuk memperoleh informasi adanya:
a. Efek toksik zat yang tidak terdeteksi pada uji toksisitas akut dermal.
b. Efek toksik setelah pemaparan sediaan uji melalui kulit secara berulang
dalam jangka waktu tertentu.
c. Dosis yang tidak menimbulkan efek toksik (NOAEL).
d. Mempelajari adanya efek kumulatif dan efek reversibilitas setelah
pemaparan sediaan uji melalui kulit secara berulang dalam jangka waktu
tertentu.
4. PROSEDUR
4.a. Hewan Uji dan Jumlah
4.a.1. Toksisitas Subkronis Dermal 28 Hari
Hewan yang digunakan adalah tikus putih, kelinci albino, marmut albino.
Syarat hewan uji adalah sehat, berat badan untuk tikus putih 200-300 g,
kelinci albino 2,0-3,0 kg, dan marmut albino 350-450 g. Masing-masing
kelompok dosis menggunakan hewan minimal 10 yang terdiri dari 5 ekor
jantan dan 5 ekor betina untuk setiap kelompok dosis dan hewan betina
yang digunakan harus belum pernah beranak dan tidak sedang bunting.
Bila diperlukan kelompok ad interim, jumlah hewan ditambahkan sesuai
dengan jumlah yang akan dikorbankan. Selain itu pada kelompok dosis
tinggi dibuat kelompok tambahan/satelit minimal 10 ekor hewan yang
terdiri dari 5 jantan dan 5 betina. Pengamatan reversibilitas, persistensi,
atau efek toksik tertunda pada kelompok satelit dilakukan selama 14 hari
setelah pemberian sediaan uji.
4.h. Pengamatan
Pengamatan terjadinya gejala-gejala toksik dan gejala klinis yang berupa
perubahan kulit, bulu, mata, membran mukosa, sekresi, ekskresi, perubahan
cara jalan, tingkah laku yang aneh (misalnya berjalan mundur), kejang,
memutilasi dirinya sendiri dilakukan setiap hari. Gejala toksik tersebut dicatat
saat mulai terjadi gejala, tingkat keparahan dan waktu sembuhnya. Hewan
yang hampir mati sebaiknya dipindahkan kemudian dikorbankan, dan waktu
kematian dicatat, bila memungkinkan diotopsi. Selanjutnya dilakukan
pengamatan secara makropatologi pada setiap organ maupun jaringan, serta
-88-
dilakukan pemeriksaan hematologi, biokimia klinis, dan histopatologi. Pada
akhir pengujian, semua hewan uji yang hidup baik pada kelompok kontrol
maupun kelompok perlakuan harus dikorbankan dan selanjutnya dilakukan
pengamatan secara makropatologi pada setiap organ maupun jaringan, serta
dilakukan pemeriksaan hematologi, biokimia klinis, dan histopatologi.
5. DAFTAR PUSTAKA